SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
BAB V
KODE ETIK
FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA
(FOPPSI)
1. Anggota FOPPSI harus selalu berpegang teguh kepada Tuhan, Agama
dan Kepercayaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
anggota.
2. Anggota FOPPSI Selalu menjunjung tinggi landasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Anggota FOPPSI memegang teguh prinsip FOPPSI tanpa kecuali.
4. Anggota FOPPSI harus mematuhi Hukum-hukum, peraturan dan
undang- undang yang berlaku dan tidak boleh melibatkan diri dalam
kegiatan/bisnis/pekerjaan yang mengandung unsur-unsur yang dilarang
oleh negara dan hukum serta melanggar norma kesusilaan dan norma
keagamaan atau pelanggaran hukum yang dapat mempengaruhi reputasi
FOPPSI
5. Anggota FOPPSI Selalu menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan
kebijaksanaan guna tercapainya visi dan misi serta program kerja FOPPSI
6. Anggota FOPPSI wajib melaksanakan tanggung jawab dengan penuh
keseriusan
7. Anggota FOPPSI wajib menyajikan informasi secara benar dan tidak
berlebihan sesuai dengan fakta dan realita.
8. Anggota FOPPSI dilarang keras menyalahgunakan jabatan organisasi atau
mengatasnamakan organisasi untuk kepentingan pribadi sehingga
menimbulkan kerugian pada organisasi
9. Anggota FOPPSI tidak dibenarkan menjelek-jelekkan sesama anggota
atau organisasi lain atau mahasiswa dengan alasan apapun.
10. Anggota FOPPSI wajib mentaati peraturan umum (tata tertib) dan kode
etik FOPPSI
11. Anggota FOPPSI tanpa kecuali memiliki dan atau mengetahui peraturan
umum (tata tertib) FOPPSI
BAB VI
SANKSI
1. Sanksi dan Hukuman dibuat secara bersama dengan melalui musyawarah
dan ditetapkan oleh ketua.
2. Ketua dan Pengurus Harian FOPPSI atas pertimbangan bersama berhak
sepenuhnya untuk memberikan sanksi maupun melakukan peninjauan
kembali atas sanksi yang dikeluarkan, apabila dianggap perlu, terhadap
semua pengurus FOPPSI tanpa terkecuali apabila terbukti melakukan
pelanggaran tata tertib dan kode etik, dengan mempertimbangkan saran
dan masukan rekomendasi.
3. Dengan pertimbangan atas berat dan ringannya sifat pelanggaran
terhadap tata tertib dankode etik, maka terhadap pelanggar dapat
dikenakan sanksi berupa :
 Himbauan.
 Peringatan.
 Peringatan keras.
 Penghentian sementara keanggotaan FOPPSI
 Pencabutan status anggota FOPPSI
4. Dalam hal sanksi pencabutan keanggotaan dilakukan oleh ketua apabila
anggota organisasi ... melakukan kesalahan sebagai berikut :
 Melanggar kode etik dan peraturan FOPPSI yang menimbulkan
kerugian baik materiil maupun moril bagi organisasi ...
 Mencemarkan nama baik sesama anggota atau organisasi lain atau
Operator Pendataan dengan alasan apapun.
 Menyalahgunakan jabatan organisasi atau mengatasnamakan
organisasi untuk kepentingan pribadi sehingga menimbulkan
kerugian pada organisasi.
 Perbuatan–perbuatan bentuk lain yang dapat merugikan organisasi
dalam artian yang luas.
5. Dalam kasus dimana terjadi pencabutan keanggotaan, maka ketua berhak
mengangkat anggota baru untuk menempati kekosongan organisasi.
BAB VIII
Penutup
1. Peraturan dan kode etik ini merupakan rujukan bersama dan dibuat oleh
komisi IV bidang Advokasi, Hukum dan Perundang-undangan, serta
dapat ditinjau dan dirubah setiap saat sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan kondisi.
2. Peraturan dan ketetapan lain yang dibuat secara terpisah merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari peraturan umum dan kode etik.
3. Segala hal yang belum tercakup dalam peraturan dan kode etik ini akan
diatur dan ditetapkan kemudian.

More Related Content

Similar to Tata Tertib Kode Etik Bab 5 6

Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Yokhebed Fransisca
 
Rancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tanggaRancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tangga
Toto Wirjosoemarto
 
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxAD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
GafurKroos
 
Pengertian yayasan ja 011
Pengertian yayasan ja 011Pengertian yayasan ja 011
Pengertian yayasan ja 011
jeumpa-aceh
 
Ad art fokus
Ad art fokusAd art fokus
Ad art fokus
Khy SeVen
 
prinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbuka
prinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbukaprinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbuka
prinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbuka
Nadia Bohari
 

Similar to Tata Tertib Kode Etik Bab 5 6 (20)

Presentation sejarah ideologi dan kop indonesia (2)
Presentation sejarah ideologi dan kop indonesia (2)Presentation sejarah ideologi dan kop indonesia (2)
Presentation sejarah ideologi dan kop indonesia (2)
 
sejarah ideologi dan kop indonesia
sejarah ideologi dan kop indonesiasejarah ideologi dan kop indonesia
sejarah ideologi dan kop indonesia
 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
 
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Anggaran dasar dan anggaran rumah tanggaAnggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
 
Rancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tanggaRancangan anggaran rumah tangga
Rancangan anggaran rumah tangga
 
Kode etik ppat
Kode etik ppatKode etik ppat
Kode etik ppat
 
TIM MANAGEMEN KOPERASI
TIM MANAGEMEN KOPERASITIM MANAGEMEN KOPERASI
TIM MANAGEMEN KOPERASI
 
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxAD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
 
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
 
Presentasi yayasan kelompok 4
Presentasi yayasan kelompok 4Presentasi yayasan kelompok 4
Presentasi yayasan kelompok 4
 
Pengertian yayasan ja 011
Pengertian yayasan ja 011Pengertian yayasan ja 011
Pengertian yayasan ja 011
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN ...
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN ...TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN ...
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN ...
 
Ad art fokus
Ad art fokusAd art fokus
Ad art fokus
 
AD ART PDUI
AD ART PDUIAD ART PDUI
AD ART PDUI
 
prinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbuka
prinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbukaprinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbuka
prinsip 1 -keanggotaan secara sukarela dan terbuka
 
TM_2 KOPERASI NEW.pptx
TM_2 KOPERASI NEW.pptxTM_2 KOPERASI NEW.pptx
TM_2 KOPERASI NEW.pptx
 
Bu hastin
Bu hastinBu hastin
Bu hastin
 
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and confl...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and confl...Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and confl...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics and confl...
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 

Tata Tertib Kode Etik Bab 5 6

  • 1. BAB V KODE ETIK FORUM OPERATOR PENDATAAN PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA (FOPPSI) 1. Anggota FOPPSI harus selalu berpegang teguh kepada Tuhan, Agama dan Kepercayaan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing anggota. 2. Anggota FOPPSI Selalu menjunjung tinggi landasan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 3. Anggota FOPPSI memegang teguh prinsip FOPPSI tanpa kecuali. 4. Anggota FOPPSI harus mematuhi Hukum-hukum, peraturan dan undang- undang yang berlaku dan tidak boleh melibatkan diri dalam kegiatan/bisnis/pekerjaan yang mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh negara dan hukum serta melanggar norma kesusilaan dan norma keagamaan atau pelanggaran hukum yang dapat mempengaruhi reputasi FOPPSI 5. Anggota FOPPSI Selalu menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan kebijaksanaan guna tercapainya visi dan misi serta program kerja FOPPSI 6. Anggota FOPPSI wajib melaksanakan tanggung jawab dengan penuh keseriusan 7. Anggota FOPPSI wajib menyajikan informasi secara benar dan tidak berlebihan sesuai dengan fakta dan realita. 8. Anggota FOPPSI dilarang keras menyalahgunakan jabatan organisasi atau mengatasnamakan organisasi untuk kepentingan pribadi sehingga menimbulkan kerugian pada organisasi 9. Anggota FOPPSI tidak dibenarkan menjelek-jelekkan sesama anggota atau organisasi lain atau mahasiswa dengan alasan apapun. 10. Anggota FOPPSI wajib mentaati peraturan umum (tata tertib) dan kode etik FOPPSI 11. Anggota FOPPSI tanpa kecuali memiliki dan atau mengetahui peraturan umum (tata tertib) FOPPSI
  • 2. BAB VI SANKSI 1. Sanksi dan Hukuman dibuat secara bersama dengan melalui musyawarah dan ditetapkan oleh ketua. 2. Ketua dan Pengurus Harian FOPPSI atas pertimbangan bersama berhak sepenuhnya untuk memberikan sanksi maupun melakukan peninjauan kembali atas sanksi yang dikeluarkan, apabila dianggap perlu, terhadap semua pengurus FOPPSI tanpa terkecuali apabila terbukti melakukan pelanggaran tata tertib dan kode etik, dengan mempertimbangkan saran dan masukan rekomendasi. 3. Dengan pertimbangan atas berat dan ringannya sifat pelanggaran terhadap tata tertib dankode etik, maka terhadap pelanggar dapat dikenakan sanksi berupa :  Himbauan.  Peringatan.  Peringatan keras.  Penghentian sementara keanggotaan FOPPSI  Pencabutan status anggota FOPPSI 4. Dalam hal sanksi pencabutan keanggotaan dilakukan oleh ketua apabila anggota organisasi ... melakukan kesalahan sebagai berikut :  Melanggar kode etik dan peraturan FOPPSI yang menimbulkan kerugian baik materiil maupun moril bagi organisasi ...  Mencemarkan nama baik sesama anggota atau organisasi lain atau Operator Pendataan dengan alasan apapun.  Menyalahgunakan jabatan organisasi atau mengatasnamakan organisasi untuk kepentingan pribadi sehingga menimbulkan kerugian pada organisasi.  Perbuatan–perbuatan bentuk lain yang dapat merugikan organisasi dalam artian yang luas. 5. Dalam kasus dimana terjadi pencabutan keanggotaan, maka ketua berhak mengangkat anggota baru untuk menempati kekosongan organisasi.
  • 3. BAB VIII Penutup 1. Peraturan dan kode etik ini merupakan rujukan bersama dan dibuat oleh komisi IV bidang Advokasi, Hukum dan Perundang-undangan, serta dapat ditinjau dan dirubah setiap saat sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kondisi. 2. Peraturan dan ketetapan lain yang dibuat secara terpisah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peraturan umum dan kode etik. 3. Segala hal yang belum tercakup dalam peraturan dan kode etik ini akan diatur dan ditetapkan kemudian.