SOP ini memberikan panduan untuk pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Mowila. Posbindu PTM bertujuan untuk melakukan monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM seperti merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterol, gangguan indera dan fungsional secara terpadu dan berkala serta menindak
1. UPTD
PUSKESMAS
MOWILA
SOP PELAKSANAAN POSBINDU
PTM
Binsar,SKM.M.Kes.
NIP. 19810216200604 1 009
SOP
No Dokumen
440/ /SOP/ /I/2020
No Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman : 1
1. Pengertian Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam
kegiatan monitoring dan deteksi dini factor risiko PTM ( merokok,pola
makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress,
hipertensi,hiperglikemia,hiperkolesterol,gangguan indera dan
fungsional) secara terpadu, rutin dan periodic, serta
menindaklanjutinya secara dini factor risiko yang ditemukan melalui
konseling kesehatan dan merujuk ke FKTP.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM)
3. Kebijakan
4. Referensi Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
5. Langkah-langkah a. Persiapan Penyelenggaraan Deteksi Dini
1. Waktu pelaksanaan posbindu dapat diinformasikan terlebih
dahulu kepada kader kesehatan melalui telepon, undangan
pengumuman dan lain-lain.
2. Menginformasikan agar peserta yang datang ke Posbindu dalam
kondisi sehat ( tidak ada riwayat demam, riwayat bepergian ke
daerah lain/riwayat kontak dengan orang positif selama 14 hari
terakhir)
3. Jika memungkinkan disarankan agar memanfaatkan teknologi
informasi (HP, SMS, Whatsapp, email dan lain-lain).
4. Pengumuman disertai instruksi mengenakan masker dan
mematuhi protocol kesehatan.
5. Lokasi skirining Posbindu diatur sedemikian rupa mengikuti
protocol kesehatan dengan pemberian tanda tempat
berdiri/duduk bagi orang didalam Posbindu paling sedikit 1-2
meter per orang
6. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun.
b. Saat Penyelenggaraan Deteksi Dini
1. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) yang terdiri
dari sarung tangan, masker dan face shield.
2. Pelaksanaan deteksi dini sesuai standar dengan penerapan
protocol kesehatan meliputi jarak duduk, alur klien,
penggunaan masker dan cuci tangan.
3. Sebelum pengukuran , klien diminta untuk mencuci tangan
sesuai standar.
4. Setelah proses pelaksanaan skrining dan edukasi, peserta
diminta untuk segera meninggalkan lokasi agar tidak terjadi
kerumunan massa.
c. Setelah Penyelenggaraan Deteksi Dini
1. Petugas melakukan pembersihan lokasi serta alat-alat yang
digunakan sesuai ketentuan.
2. 2. Melepas APD dan mencuci tangan sesuai standar.
3. Membersihkan diri dan mandi setelah tiba dirumah.
6. Unit terkait Tim Posbindu
Kader kesehatan