1. PROPOSAL PENELITIAN GEOGRAFI
“PENGARUH PEMANASAN GLOBAL TERHADAP CUACA DAN IKLIM DENGAN
INDIKASI DARI AWAN DI ATAS PEMUKIMAN WARGA DI DESA PADASUKA
KECAMATAN CIOMAS KABUPATEN BOGOR”
Disusun oleh:
Nama : Bertianus Jelahu
Nim : 2001100039
Kelas : I A
Prodi : Pendidikan Geografi
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
2. KATA PENGANTAR
Salam Sejahtra,puji syukur kepada Tuhan yang Maha ESA yang melimpahkan rahmat,
pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.Proposal
ini disusun guna memenuhi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar nilai di salah satu
matakuliah Pendidikan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa
Cendana. Dengan banyaknya pihak yang memberikan bantuan serta dukungannya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal ini. Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh
dari sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Segala kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhirnya penulis berharap,
semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta dapat memberikan
pengembangan ilmu pengetahuan. Terimakasih.
Kupang, Desember 2020 Peneliti
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.7
BAB 3 PROSEDUR PENELITIAN........................................................................................16
BAB 4 ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN..........................................................18
BAB 5 PENUTUP ...................................................................................................................19
4. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh cuaca pada kehidupan sehari – hari hidup manusia sangatlah besar,
bahkan saking besarnya hidup kita seperti dikontrol oleh pergerakan cuaca serta iklim.
Kita pun mempunyai ketergantungan terhadap kondisi cuaca pada saat kita
beraktivitas. Bahkan kita mempunyai kontak perasaan dengan sesuatu bergantung
pada cuaca saat itu.
Kebanyakan cuaca dilihat dari objek indikasinya. Dan untuk penelitian kali ini,
objek nya adalah awan. Awan merupakan salah satu fenomena alam yang paling
menakjubkan. Awan itu sendiri merupakan kumpulan titik – titik air atau Kristal es
yang terdapat di udara, yang terjadi karena adanya kondensasi atau sublimasi dari uap
air yang terdapat dalam udara.
Manusia melaksanakan kegiatan sehari – hari berdasarkan cuaca, seperti
misalnya seorang pedagang berjualan berkeliling akan berjualan bila hanya cuacanya
cerah. Dari contoh tersebut kita bisa melihat bahwa cuaca sangat mempengaruhi
kehidupan manusia dari awal mereka lahir sampai meninggal pun akan sangat
tergantung pada cuaca.
Karena belakangan ini terdapat isu pemanasan global, maka cuaca sangatlah
susah untuk diprediksi. Dengan demikian kehidupan manusia menjadi sangat susah
untuk dijalankan. Karena itu, kami ingin membuat suatu penelitian mengenai
pengaruh pemanasan global terhadap cuaca dan iklim melalui indikasi awan.
Kondisi awan saat ini sangatlah memprihatinkan, karena awan – awan tersebut
sudah mulai mengandung gas – gas yang tidak mendukung kehidupan manusia kearah
yang lebih baik. Bahkan itu akan menghancurkan hidup manusia. Seperti misalnya,
5. hujan asam, itu akan membuat pencemaran lebih lanjut. Hujan asam terjadi karena
polusi udara yang berlebihan. Efeknya juga berbahaya bagi kehidupan manusia,
karena hujan tersebut membawa bahan kimia yang terhitung sebagai bahaya. Maka
dari itu penelitian ini akan membawa sebuah pengetahuan baru akan bagaimana
caranya mengetahui cuaca yang akan datang untuk menunjang kehidupan yang lebih
baik. Awan akan sangat berpengaruh bagi kehidupan kita, walaupun tidak kita sadari.
B. Identifikasi Masalah
Di masa sekarang ini, ada beberapa Negara yang mengalami perubahan iklim.
Hal itu disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global saat ini disebabkan oleh
lapisan ozon yang semakin tipis setiap hari nya. Hal itu juga disebabkan oleh polusi
udara yang berlebihan, serta pembalakan hutan yang tidak menggunakan sistem
tebang pilih. Akibat dari penguapan bahan kimia yang ada di sungai – sungai yang
tercemar. Mengakibatkan awan yang berpolutan tinggi dan mengakibatkan turunnya
hujan asam ke muka bumi. Ini diidentifikasikan sebagai penyebab pemanasan global
yang mempengaruhi kehidupan manusia di muka bumi.
C. Batasan Masalah
Untuk penelitian ini, batasan penelitian akan hanya di lakukan dalam hal
lokasi adalah Desa Padasuka Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Untuk batasan
ketinggian adalah 2000 meter diatas permukaan laut.
6. D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, kami merumuskan masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kita bisa mengetahui cuaca yang akan terjadi hanya dengan melihat
awan?
2. Adakah pengaruh awan dengan pemanasan global yang sedang terjadi?
3. Apa hubungan awan dengan cuaca dan iklim?
4. Pemanasan global disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon, jadi bagaimana kita
mencegah penipisan lapisan ozon?
E. Tujuan Penelitian
Kami mengadakan penelitian itu dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
cara kita untuk memprediksi cuaca yang akan datang dengan indikasi awan untuk
menunjuang kehidupan yang lebih baik karena awan sangat berpengaruh bagi cuaca
dan kehidupan kita walaupun kita tidak sadari.
F. Kegunaan Penelitan
Penelitian ini bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena, cuaca
ada pengaruhnya dengan pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga dengan
penelitian awan ini, masyarakat bisa memprediksi cuaca dengan baik dan pekerjaan
bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita.
7. BAB 2
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DeProposal Teori
Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es di dalam udara yang terjadi karena
adanya kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Terbentuknya awan
dikarenakan kelembapan udara yang mengalami pendinginan hingga membeku atau
mencapai titik embun. Proses pendinginan terjadi karena kelembapan udara terdorong ke atas
sampai ke atmosfer.
Seiring dengan kenaikan ketinggian, tekanan udara pun berkurang. Kondisi ini
menyebabkan udara yang mengandung uap air menyebar dan mengalami pendinginan. Pada
saat mencapai titik embun, udara menyatu dengan uap air. Seluruh uap air yang terkondensasi
dalam udara tersebut membeku dan membentuk embun melalui pertikel-pertikel udara yang
sangat kecil.
Melalui proses yang disebut inti kondensasi, kemudian terbentuk butiran-butiran awan.
Awan terbentuk dan berukuran sesuai dengan kekuatan alam yang mendorong kelembapan
udara tersebut ke atas, serta sesuai dengan struktur temperature atmosfer.
Awan dikelompokkan menjadi beberapa jenis, bergantung pada bentuk dan
ketinggiannya.
Menurut Bentuknya
1. Cumulus, yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bunar) dan
dasarnya horizontal.
2. Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit
secara merata.
3. Sirus, yaitu awan berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung.
Menurut Ketinggiannya
1. Awan Tinggi (6000 – 9000 m)
a. Sirus, yaitu sejenis awan lembut dan mengandung Kristal-kristal es yang
berbentuk seperti bulu burung.
8. b. Sirostratus, yaitu awan putih merata yang menyerupai kerudung tipis atau tabir
c. Sirocumulus, yaitu awan yang muncul dalam bentuk bintik-bintik kcil atau riak
kecil, seperti sisik ikan yang terkadang menyerupai ekor kuda betina.
2. Awan Sedang (2.000m – 6.000m)
a. Altocumulus, yaitu awan yang membentuk serangkaian perahu rakit di langit. Oleh karena
itu, langit kadang disebut langit makarel (mackerel sky)
b. Altostratus, yaitu awan yang berlapis-lapis tebal yang dapat membuat matahari menjadi
tampak berair
3. Awan Rendah (<2.000m)
a. Stratocumulus, yaitu awan yang tebal, luas, dan bergumpal-gumpal. Biasanya berbentuk
kubah dan lebih kecil. Jika bergerak sendirian bernama cumulus, namun jika bersama-sama
disebut stratocumulus.
b. Stratus, yaitu awan yang merata rendah dan berlapis-lapis. Stratus bersifat amorphous atau
tidak berbentuk dan keabu-abuan. Lapisan awan ini sering menyelimuti puncak gunung.
Namun, kadang turun ke tanah atau ke pantai. Selain itu, stratus juga dapat membawa hujan
rintik-rintik atau kadang salju, terutama di atas puncak gunung.
c. Nimbostratus, yaitu lapisan awan yang luas. Biasanya, muncul dalam keadaan gelap dan
tak berbentuk, serta sebagian telah merupakan hujan
4. Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500m – 1.500m
a. Cumulus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal dengan dasar rata. Awan cumulus seperti
balutan bulu domba lembut.
b. Cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan
hujan, serta sering terjadi angin ribut. Awan cumulonimbus adalah segerombolan awan putih
9. yang bergelembung dan membentuk menara yang dapat berdiameter sekitar 10km dengan
puncak menyerupai kembang kol.
IKLIM
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam jangka watu yang kama (sekitar 30-100 tahun)dan
cakupan wilayah yang luas. Ilmu yang memperlajari tentang iklim adalah klimatologi.
Kondisi iklim yang berariasi di muka bumi disebabkan rotasi dan revolusi bumi, serta adanya
perbedaan garis lintang dari setiap region di dunia. Terdapat beberapa jenis iklim, yyaitu
sebagai berikut:
Iklim Matahari
Iklim ini didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh
permukaan bumi. Oleh karena itu, pembagian iklimnya didasarkan atas perbedaan lintang
astronomis, yaitu sebagai berikut:
1. Daerah Iklim tropis : 0° - 23,5° LU/LS
2. Daerah Iklim Subtropis : 23,5° – 40° LU/LS
3. Daerah Iklim Sedang : 40° – 66,5° LU/LS
4. Daerah Iklim Dingin : 66,5° – 90° LU/LS
Iklim Koppen
Dasar: Kelembapan udara dan temperatur
1. Iklim A : Iklim hujan tropis dengan temperature bulan terdingin minimum 18°C dan
rata-rata kelembapan udara tinggi.
10. 2. Iklim B : Iklim kering/gurun, di daerah gurun/kering atau stepa, kondisi penguapannya
besar sehingga tidak ada kelebihan air anah dan tidak ada sungai yang mengalir secara
permanen
3. Iklim C : Iklim lintang sedang atau iklim hujan lintang sedang dengan temperature
bulan terdingin 18°C sampai -3°C. Iklim C ditandai dengan adanya 4 musim yaitu musim
semi, panas, gugur, salju.
4. Iklim D : Iklim sedang yang dipengaruhi dengan usim salju yang tajam sehingga
disebut iklim mikrotermal. Adapun pada iklim mesotermal, musim dinginnya sejuk, bulan
terpanas lebih dari 10°C dan suhu rata-rata bulan terdingin -3°C
5. Iklim E : Iklim kutub dengan cirri khasnya tidak mempunyai musim hangat
A AF = iklim hutan hujan tropis
AW = iklim savanna tropis
AM = iklim pertengahan antara iklim hutan hujan tropis dan savanna
B BS = iklim stepa
BW = iklim gurun
C CF = iklim hujan sedang, panas tanpa musim kering
CW = iklim hujan sedang, panas dengan musim dingin kering
CS = iklim hutan sedang, panas dengan musim panas yang kering
D DF = iklim hutan salju tanpa musim kering
DW = iklim hutan salju dengan musim dingin yang kering
E Et = iklim tundra
Ef = iklim salju
Eh = iklim salju pegunungan tinggi
11. Iklim Schmidt Ferguson
Dasar: menghitung bulan kering dan bulan basah. Bulan kering adalah endapan hujan
kurang dari 60mm/bulan sedangkan Bulan Basah adalah endapan hujan lebih dari
100mm/bulan dan Bulan Lembab adalah endapan hujan antara 60mm/bulan dan
150mm/bulan. Penghitungan tipe ini membutuhkan data 10 tahun/lebih. Wilayah Indonesia
termasuk iklim ini karena sesuai dengan tipe iklim tropis. Iklim ini sangat berguna untuk
keperluan pertanian, kehutanan, holtikultura, dan untuk pengembangan tanah.
Klasifikasi iklim Schimdt Ferguson adalah sebagi berikut:
A 0 < Q < 14,3%
B 14,3% < Q < 33,3%
C 33,3% < Q < 60%
D 60% < Q < 100%
E 100% < Q < 167%
F 167% < Q < 300%
G 300% < Q < 700%
H 700% < Q
Iklim Oldeman
Dasar: indicator curah hujan. Bulan basah dan bulan kering berturut-turut
dikaitkan dengan pertanian untuk daerah tertentu disebut zona agroklimat. Bulan basah
adalah curah hujan yang lebih dari 200mm/bulan sedangkan Bulan lembab adalah curah
hujan diantara 100-200mm/bulan dan Bulan kering adalah curah huja yang kurang dari
100mm/bulan.
Tipe-tipe iklim Oldeman:
Iklim A > 9 bulan basah secara berturut-turut
12. Iklim B 7 – 9 bulan basah secara berturut-turut
Iklim C 5 – 6 bulan basah secara berturut-turut
Iklim D 3 – 4 bulan basah secara berturut-turut
Iklim E < 3 bulan basah secara berturut-turut
Iklim Junghuhn
Junghuhn melkasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertical sesuai
dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan berdasarkan ketinggian. Pembagiannya sebagai
berikut:
1. Daerah panas atau tropis
Letak : 0-700m dpl
Suhu : 22°C-26,3°C
Tanaman yang cocok : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat
2. Daerah sedang sejuk
Letak : 700-1.500m dpl
Suhu : 17,1°C-22°C
Tanaman yang cocok : padi,tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran
3. Daerah sejuk
Letak : 1.500-2.500m dpl
Suhu : 11,1°C-17,1°C
Tanaman yang cocok : kopi, teh, kina, dan sayur-sayuran
4. Daerah dingin
Letak : 2.500-3.300m dpl
13. Suhu : 6,2°C-11,1°C
Tanaman yang cocok : tidak ada
5. Daerah dingin bersalju
Letak : >3.300m dpl
Suhu : <6,2°C
Tanaman yang cocok : tidak ada
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Awan
dapat menentukan cuaca dilihat
dari banyak sedikitnya awan yang ada
di langit.
Cuaca
rata-rata cuaca yang terjadi di suatu
tempat bisa menciptakan suatu iklim
di tempat tersebut
Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca yang
terjadi dalam suatu tempat. Jika tempat
14. Pemanasan global memiliki banyak dampak bagi cuaca, iklim ,
terutama bagi kehidupan manusia sendiri. Beberapa dampak yang mungkin
akan timbul bila pemanasan global berlangsung di kehidupan kita, yaitu:
1. Perubahan Pola Iklim yang Drastis
Pemanasan global akan mengubah pola iklim di planet ini. Perubahan pola
curah hujan akan memicu kekeringan di berbagai daerah. Pemanasan atmosfer
akan meningkatkan suhu air laut, yang akan terus menjadi hangat selama
beberapa abad. Air hangat akan menyebabkan bencana alam yang sering
terjadi seperti badai. Secara keseluruhan, planet ini akan mengalami kondisi
cuaca buruk yang ditandai dengan banjir dan kekeringan, gelombang panas,
dan gelombang dingin.
2. Punahnya Flora dan Fauna
Kenaikan temperature juga akan membuat buruk keanekaragaman hayati.
Perubahan iklim akan mengakibatkan hilangnya habitat bagi banyak spesies
hewan seperti beruang kutub dan katak tropis. Setiap pola perubahan iklim
akan mempengaruhi pola migrasi dari berbagai jenis burung.
3. Dampak Pada Manusia
Pada manusia, pemanasan global akan mempengaruhi makanan dan pasokan
air serta kondisi kesehatan kita. Perubahan curah hujan akan mempengaruhi
kebutuhan dasar seperti pertanian, produksi listrik, dsb. Perubahan mendadak
dalam pola iklim akan memiliki efek berbahaya pada tubuh manusia yang
tidak akan mampu bertahan dalam kondisi yang berat, dan juga penyakit
menular yang meningkat . Banyak orang akan meninggal karena kekurangan
gizi karena produksi makanan akan menurun karena kekeringan dan banjir.
4. Perubahan Permukaan Laut
Karena temperature bumi meningkat, lapisan es di bumi akan mulai mencair.
Air dari gletser akan berakhir di lautan, yang akan mengakibatkan naiknya
permukaan air laut. Selama beberapa abad terakhir , permukaan air laut telah
meningkat setinggi 10 sampai 20 centimeter. Kenaikan itu akan menyebabkan
banyak daerah dataran rendah menjadi terendam air. Jika seluruh lapisan es di
antartika mencair, maka permukaan air laut diperkirakan akan naik smapai
10,5 meter .
15. Tidak hanya itu, pemanasan global juga memiliki dampak yaitu Green
House effect. Green House effect atau disebut juga sebagai efek rumah kaca.
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi
pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energy dalam permukaan bumi
oleh konsentrasi gas – gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataan nya,
pemanasan global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai
akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar
atmosfir. Ketika bumi meradiasikan kembali energy yang diterimanya ke luar
angkasa, sebagian dari energy matahari yang masuk ke bumi, terperangkap
dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas atmosfir spt uap air dan CO2
16. BAB 3
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
Dalam penelitian ini, kami menggunakan 2 jenis metode penelitian. Metode
tersebut adalah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif
digunakan dalam mengamati keadaan awan yang ada dilingkungan. Metode
kuantitatif digunakan dalam mengukur suhu dilingkungan. Metode ini juga
dipergunakan untuk melaksanakan penelitian supaya lebih efektif dengan menerapkan
sistem “geographical efficient and eco friendly methods” yang merupakan metode
yang sangat berguna dalam penelitian seperti ini.
B. Populasi dan Sample
Populasi yang digunakan dalam menentukan apakah pengaruh pemanasan
global terhadap cuaca dan iklim dengan indikasi dari awan adalah kelompok
masyarakat yang berada di kawasan Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor. Sedangkan sampel yang dipergunakan dalam penelitian kasus ini adalah
seorang warga yang bernama Asep , seorang warga dari Desa Padasuka. Asep kami
pilih karena dia mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang pemanasan global.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang kami gunakan pada penelitian kali ini adalah instrument yang
merupakan Standar Nasional Indonesia yang dijamin tidak akan merusak apapun
dalam penelitian kami karena telah diuji secara klinis dan metologis dalam
penggunaannya dan telah teruji dalam berbagai medan. Berikut adalah daftar
instrument penelitian kami :
a. 3 Pesawat Cessna
b. Termometer digital
17. c. Kamera recorder 84 bit
d. Thermometer
e. Alat vacuum
f. Tape recorder
g. 10 Laptop lapangan
h. Heli camera
i. Kamera temple 32 bit
j. Pengukur tingkat PH
k. Barometer digital
l. Hygrometer digital
m. Anemometer mangkuk
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang kami gunakan untuk mengumpulkan data dan melaporkan kejadian –
kejadian yang terjadi pada objek adalah teknik yang melibatkan tatap muka. Serta
dalam penelitian ini kami menggunakan 2 teknik yaitu:
a. Teknik pengumpulan data langsung pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan serta pencatatan gejala – gejala yang tampak pada objek penelitian yang
pelaksanaan nya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi
yang sedang terjadi. Pengamatan dapat dilakukan tanpa bantuan alat tetapi karena
keadaan yang tidak memungkinkan karena mendekati ke awan maka kami akan
menggunakan beberapa peralatan.
b. Teknik studi documenter/bibliographis Merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakuakan dengan katagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang
berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-
buku, Koran, majalah dan lain-lain.
Penggunaan teknik-teknik di atas sangat tergantung pada alat yang di
pergunakan, walaupun setiap teknik terdapat juga kriteria yang bersifat umum.
18. BAB 4
ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
Ketua Proyek Nikolas Dalle Bimo Natawiria
Ketua Lapangan Nikolas Dalle Bimo Natawiria
Penulis Jane Tjokro Hadi
Kepala Riset Sheila Chrysilia
B. Jadwal Penelitian
Sabtu, 29 November 2014 Jane Tjokro Hadi (Mengambil gambar)
Minggu, 30 November 2014 Sheila Chrysilia (Mewawancarai warga)
Senin, 1 November 2014 Jane Tjokro Hadi (Sampling awan)
Selasa, 2 Desember 2014 Jane Tjokro Hadi (Mengukur Ph & Wawancara Asep)
Rabu, 3 Desember 2014 Nikolas Dalle Bimo N. (Mengambil gambar)
Kamis, 4 Desember 2014 Nikolas Dalle Bimo N. (Measuring & sampling)
19. BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan ini kami menyimpulkan bahwa pada penelitian kali ini kami akan
menggunakan semua sumber daya yang ada , baik sumber daya alam (SDA)
maupun sumber daya manusia seperti populasi dan sampel dan kami tidak akan
menyia – nyiakan segala sumber yang ada seperti yang telah kami tuliskan pada
proposal diatas. Kami juga ingin bahwa penelitian kali ini membawa manfaat
yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia dengan diadakannya penelitian ini.
Dengan bantuan rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami berharap akan mencapai
hasil maksimal dalam penelitian kali ini. Maka dengan itu, kami mohon bantuan
bapak/ibu sekalian dalam mewujudkan keinginan kami dari Tim Penelitian
Geografi 1. Selayaknya bapak/ibu menyetujui penelitian ini, rasa terima kasih
kami akan kami wujudkan dalam hasil penelitian yang mumpuni serta bermanfaat
bagi masyarakat sekitar serta membuahkan hasil yang dapat merubah jalannya
dunia ini. Mengingat pentingnya penelitian ini kami harap bapak/ibu menyteujui
proposal kami ini dengan seksama.
Dengan proposal ini juga kami menyimpulkan bahwa proposal ini dibuat
untuk masa depan yang lebih baik untuk anak cucu kita semua. Hasil penelitian ini
akan dipublikasikan kepada para peneliti untuk meniti lebih lanjut untuk
penelitian selanjutnya untuk menanggulangi segala macam efek pemanasan global
atau efek rumah kaca yang mungkin akan menghancurkan masa depan kami
semua. Maka dari itu, kami mohon dengan sangat kepada bapak/ibu sekalian
untuk menyetujui segala yang kami butuhkan pada proposal ini. Jika proposal ini
masih ditolak tolong beritahukan kepada kami Tim Penelitian Geografi 1 apa yang
salah dalam penelitian ini. Setidaknya masih belum disetujui juga kami mohon
maaf atas segala yang kami nyatakan dalam proposal ini. Kami harap
kemakluman bapak/ibu sekalian. Terima Kasih
20. DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu
Adiwilaga, Anas. 1975. Ilmu Usaha Tani. Bandung : Penerbit Alumni Ahmadi, Ajib.
1999.
Peranan Industri Genteng dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Peningkatan Pendapatan
Penduduk di Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 1998.
http://www.scribd.com/doc/10211112/statistikdengan-SPSSV16 (13 Maret 2009)
Anonymus. 2008. Modul Online SMA Kelas XI Ekonomi.
http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php (17 Maret 2009) Arikunto, Suharsimi. 1992.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta Arsyad, S. 1984.
Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Penerbit IPB Bintarto. 1977. Buku Penuntun
Geografi Sosial. Yogyakarta : UP Spring _______. 1977. Suatu Pengantar Geografi
Desa. Yogyakarta : UP Spring _______. 1977. Pengantar Geografi Kota. Yogyakarta :
UP Spring BPS. 1994. Statistik Industri Besar, Sedang dan Lanjutan 1994 Indonesia
Bagian IIIe. Jakarta : Badan Pusat Statistik Dahlan. 2007. Forun Positif.
http://dahlanforum.WordPress.com (17 Maret 2009) Depdiknas. 2003. Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Geografi SMA dan MA.
http//www.smantas.net/geografi.pdf (16 Maret 2009) Endrawan, Totok. 2000. Studi
Komparasi Penggunaan Lahan Sawah Untuk Usaha Industri Batu Bata Dengan
Usahatani Di