Teori belajar bermakna menurut David Ausubel menekankan pentingnya mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Ausubel membedakan belajar menerima dan belajar menemukan, serta mengajukan empat prinsip pembelajaran bermakna yaitu pengaturan awal, belajar superordinat, diferensiasi progresif, dan penyesuaian integratif. Teori ini memiliki kelebihan seperti informasi yang dipelajari
4. Pembelajaran bermakna mengacu pada konsep bahwa pengetahuan yang
dipelajari sepenuhnya dipahami oleh individu, dan bahwa individu itu tahu
bagaimana fakta spesifik itu berkaitan dengan fakta-fakta lainnya yang telah
tersimpan sebelumnya.
Ausubel membedakan antara belajar menerima dengan belajar menemukan. Pada
belajar menerima, siswa hanya menerima sehingga tinggal menghafalnya. Pada
belajar menemukan, konsep sudah ditemukan oleh siswa, sehingga siswa tidak
menerima materi pelajaran begitu saja.
KONSEP TEORI BELAJAR BERMAKNA
6. Pencetus teori belajar bermakna adalah David P. Ausubel.
Nama lengkap Dr. Ausubel adalah David Paul Ausubel,
seorang tokoh ahli psikologi kognitif yang dilahirkan di New
York pada tahun 1918.
7. Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam
dua dimensi :
b
a
Dimensi pertama berhubungan dengan
cara informasi atau materi pelajaran
disajikan pada siswa, melalui penerimaan
atau penemuan.
Dimensi kedua menyangkut cara
bagaimana siswa dapat mengaitkan
informasi itu pada struktur kognitif yang
telah ada.
11. Fase Perencanaan
a. Menetapkan Tujuan
Pembelajaran
b. Mendiagnosis latar
belakang pengetahuan
siswa
c. Membuat struktur materi
d. Memformulasikan Advance
Organizer
Fase Pelaksanaan
Setelah fase perencanaan, guru
menyiapkan pelaksanaan dari
model Ausubel ini. Untuk
menjaga agar siswa tidak pasif
maka guru harus dapat
mempertahankan adanya
interaksi dengan siswa melalui
tanya jawab, memberi contoh
perbandingan dan sebaginya
berkaitan dengan ide yang
disampaikan saat itu.
Untuk menerapkan teori belajar Ausubel, Dadang Sulaiman dalam
Teknologi/Metodologi Pembelajaran, menyarankan agar menggunakan dua fase yaitu :
13. Informasi yang
dipelajari secara
bermakna lebih
lama dapat
diingat.
Informasi baru yang
telah dikaitkan
dengan konsep-
konsep relevan
sebelumnya dapat
meningkatkan konsep
yang telah dikuasai
sebelumnya
Kebaikan teori belajar bermakna menurut Ausubel dan Novak
(1977) terdapat tiga kebaikan belajar bermakna, yaitu:
Informasi yang telah
dilupakan setelah
pernah dikuasai
sebelumnya masih
meninggalkan bekas
14. CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik
Please keep this slide for attribution
06
Kelemahan Teori Belajar
Bermakna
15. Selain memiliki kelebihan, teori ini juga memiliki kekurangan. Ausubel
berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif
siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti Bruner dan
Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa, terutama
mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar, akan bermanfaat kalau
mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung.
Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka
kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka,
menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan,
peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.
16. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep yang relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan diartikan sebagai kombinasi dari informasi verbal, konsep, kaidah
dan prinsip, bila ditinjau bersama-sama. Oleh karena itu, belajar dengan prestasi
hafalan saja tidak dianggap sebagai belajar bermakna. Maka, menurut Ausubel
supaya proses belajar siswa menghasilkan sesuatu yang bermakna, tidak harus siswa
menemukan sendiri semuanya. Dalam aspek kognitif mempersoalkan bagaimana
seseorang memperoleh pemahaman, bagaimana pemahaman mengenai dirinya dan
lingkungannya dan bagaimana ia berhubungan dengan lingkungan secara sadar.
Proses pembelajaran akan lebih mudah di pelajari dan di pahami siswa jika para
guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya. sedemikian, sehingga para
siswa dapat mengaitkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah
di milikinya.
Simpulan