SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Kasus Pelanggaran Hak Cipta
OLEH, KELOMPOK 4 :
 NANANG FEBERIANTO
 DUTA LAZARUS
 VIONA S.P ROMBOT
 SYAHRIF RAHMADDIYANTO
 RADIKA
Kasus pelanggaran Hak cipta film
Benyamin Biang kerok.
1.H.Syamsul Fuad
2.PT. Falcon Picture
3.Max Picture
Siapa saja pelaku yang terlibat pada
masalah tersebut?
Falcon Pictures adalah perusahaan film di Indonesia yang
didirikan pada 1 Februari 2010 oleh HB Naveen dan
Frederica, Falcon Pictures Juga Memiliki anak
perusahaan Max Pictures. Falcon Pictures berusaha untuk
menghasilkan karya baik dan berkualitas guna untuk
menghibur dan mengedukasi penonton atas karya yang
mereka hasilkan.
Penjelasan tentang Falcon Pictures
Max Pictures adalah sebuah rumah produksi film yang
didirikan pada 1 Januari 2011 oleh Ody Mulya
Hidayat mendirikan Maxima Pictures. Max Pictures juga
ditangani oleh Falcon Pictures. Sampai saat ini, Max
Pictures telah memproduksi sedikitnya 20 film layar lebar.
Penjelasan tentang Max Pictures
H. Syamsul Fuad
Bang Fuad, panggilan akrab sineas senior, terjun ke film
sejak tahun 1960an, setelah sebelumnya berkarya sebagai
wartawan. Dia dekat dengan sejumlah tokoh perfilman
antaranya almarhum H Usmar Ismail, Bapak Perfilman
Nasional .
Dia adalah penulis asli cerita dan judul film “Benyamin
Biang Kerok” di tahun 1972.
H. Syamsul Fuad
 5 Maret 2018 , Hak Cipta Benyamin Biang Kerok
Digugat.
 22 Maret 2018, Sidang Perdana Kasus Dugaan
Pelanggaran Hak Cipta Benyamin Biang Kerok.
 23 Maret 2018, Max Pictures Menggugat Balik.
 5 April 2018, Sidang Lanjutan Ditunda karena Masalah
Surat Kuasa.
 17 April 2018, Syamsul Fuad Dituduh Pengaruhi
Jumlah Penonton Benyamin Biang Kerok
 19 April 2018, Jawaban dari Tergugat.
 20 April 2018, Falcon Pictures Angkat Bicara
Kronologi Kasusnya Seperti apa???
Syamsul Fuad melalui tim kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat terhadap Falcon Pictures dan Max Pictures. Tak hanya itu, bos Falcon
Pictures, HB Naveen, dan produser film tersebut Ody Mulya Hidayat juga ikut menjadi
pihak tergugat. Dalam gugatannya, Syamsul menuding empat tergugat itu telah
melakukan pelanggaran hak cipta atas cerita Benyamin Biang Kerok dan Biang Kerok
Beruntung yang ia tulis pada 1972.
Penulis berusia 81 tahun ini juga menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp 1 miliar untuk
harga penjualan hak cipta film Benyamin Biang Kerok yang tayang 1 Maret 2018 lalu.
Selain itu, Syamsul meminta royalti penjualan tiket film tersebut senilai Rp 1.000 per
tiket.
Tak berhenti di situ, ia pun menggugat para tergugat untuk membayar ganti rugi
immateril sebesar Rp 10 miliar yang mencakup kerugigan akan hak moralnya sebagai
pencipta atau pemegang hak cipta cerita Benyamin Biang Kerok. Terakhir, Syamsul
meminta para tergugat melakukan permohonan maaf kepadanya dan klarifikasi melalui
media massa terhadap masyarakat atas pelanggaran hak cipta tersebut.
5 Maret 2018 ,
Hak Cipta Benyamin Biang Kerok Digugat.
Sidang gugatan hak cipta yang diajukan penulis Syamsul Fuad
terhadap rumah produksi dan produser film Benyamin Biang
Kerok ke PN Jakarta Pusat digelar perdana pada 22 Maret.
Namun, sidang ditunda hingga dua pekan ke depan tepatnya
pada 5 April 2018, lantaran para tergugat tak hadir.
Sidang Gugatan Hak Cipta Film Benyamin Biang Kerok
Ditunda Dua Pekan Ketika itu, Kepala Humas Pengadilan
Negeri, Niaga, Tipikor, HAM Jakarta Pusat Jamaludin Samosir
mengatakan bahwa tak ada informasi yang jelas dari pihak
tergugat mengenai alasan mangkirnya.
22 Maret 2018
Sidang Perdana Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Cipta Benyamin
Biang Kerok.
Diam-diam, sehari setelah sidang pertama dari gugatan Syamsul, pihak Max
Pictures lewat kuasa hukumnya RM Bagiono melayangkan gugatan balik ke
PN Jakarta Pusat.
Dari laman resmi PN Jakarta Pusat, perkara bernomor 175/Pdt.G/2018/PN
Jkt.Pst itu diketahui didaftarkan pada 23 Maret 2018.
Salah satu rumah produksi yang membuat film Benyamin Biang Kerok versi
baru itu menggugat balik Syamsul dan menuntut ganti rugi senilai Rp 50
miliar, dengan rincian kerugian materiil sebesar Rp 35 miliar dan immaterial
Rp 15 miliar.
Dalam materi gugatannya tercantum bahwa Max Pictures mengaku sudah
memiliki izin dari Yayasan Benyamin Suaeb tertanggal 29 September 2016
untuk memproduksi film Benyamin Biang Kerok dengan cerita baru. Karena
itu, pihak Max Pictures merasa memiliki hak yang sah secara hukum atas film
tersebut.
23 Maret 2018,
Max Pictures Menggugat Balik.
Sidang kedua kasus dugaan pelanggaran hak cipta
film Benyamin Biang Kerok yang digelar di Pengadilan Negeri
(PN) Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018), ditunda lagi.
Kuasa hukum pihak tergugat, Atep Koswara, menjelaskan
bahwa pihaknya meminta waktu kepada majelis hakim untuk
membenahi dokumen surat kuasa mereka.
Sidang yang ditunda hingga dua kali itu membuat Syamsul Fuad
merasa diremehkan oleh rumah produksi dan produser yang
membuat versi baru dari film tersebut. Ia menilai gugatannya
disepelekan.
5 April 2018,
Sidang Lanjutan Ditunda karena Masalah
Surat Kuasa.
Syamsul Fuad mengatakan bahwa ia dituduh sebagai penyebab
film Benyamin Biang Kerok (2018) tidak mencapai target enam juta
penonton.
Kompas.com juga menerima copy berkas gugatan yang dilayangkan
penggugat Max Pictures kepada Syamsul sebagai tergugat. Pada poin
10 berkas gugatan itu tertulis: Bahwa dikarenakan perbuatan yang
dilakukan oleh Tergugat tersebut.
Penggugat mengalami kerugian dengan asumsi dan perhitungan
sebagai berikut; Penggugat seharusnya mendapat penonton 6 (enam)
juta penonton, tetapi kenyataannya hanya 600.000 (enam ratus ribu)
penonton sehingga kerugian materiil yang timbul sebesar kurang lebih
Rp 35.000.000.000 dan kerugian immaterial sebesar
Rp 15.000.000.000
17 April 2018,
Syamsul Fuad Dituduh Pengaruhi Jumlah
Penonton Benyamin Biang Kerok
Tim kuasa hukum rumah produksi film Benyamin Biang Kerok (2018), Falcon
Pictures dan Max Pictures, menyampaikan dua bukti sebagai tanggapan atas
gugatan Syamsul Fuad.
Atep Koswara, kuasa hukum dua rumah produksi itu, menyerahkan dokumen
bukti tersebut kepada majelis hakim di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat, Kamis (19/4/2018) siang.
Ditemui terpisah, kuasa hukum Syamsul, Bakhtiar Yusuf, mengungkap
tanggapan dari tim kuasa hukum para tergugat itu berupa bukti surat
perjanjian pengalihan atau jual beli hak cipta film tersebut.
Disebutkan ada perjanjian pengalihan hak cipta atau jual beli hak cipta film
Benyamin Biang Kerok pada 2010 dengan PT Layar Cipta Karya Mas Film.
Mengenai jawaban tergugat atas gugatan kliennya, Bakhtiar akan
menyampaikan tanggapan sebagai penggugat di sidang berikutnya yang
digelar pada Kamis (26/4/2018) mendatang.
19 April 2018,
Jawaban dari Tergugat.
Falcon Pictures, rumah produksi yang membuat film Benyamin Biang Kerok versi baru, akhirnya
buka suara tentang kisruh hak cipta film tersebut.
Melalui konsultan hukumnya, Lydia Wongso, Falcon Pictures mengaku sudah membeli hak cipta
Benyamin Biang Kerok. Bahkan, telah mendaftarkannya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (HaKI).
Namun, Falcon Pictures belum mau membuka secara rinci pada siapa mereka membeli hak cipta
film Benyamin Biang Kerok. Pada intinya, lanjut Lydia, pihaknya bersama Max Pictures telah
melakukan pembelian itu sejak 21 Oktober 2010 lalu.
Falcon Pictures menyebut Syamsul Fuad, salah alamat menggugat mereka soal hak cipta. Dalam
konferensi pers di Kantor Falcon Pictures, Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018)
sore, Lydia mengatakan, Syamsul bukanlah pemegang hak cipta cerita Benyamin Biang Kerok
yang diproduksi ulang ke versi masa kini oleh sutradara Hanung Bramantyo.
Menurut Lydia, ketika Syamsul menulis naskah untuk film Benyamin yang diproduksi pada 1972
itu, maka hak cipta cerita tersebut otomatis dipegang oleh produser atau rumah produksi film
itu, atau siapa pun pihak yang mempekerjakan Syamsul Fuad sebagai penulis naskah ketika itu.
Karena merasa perlu meluruskan hal tersebut, Lydia mengatakan bahwa Falcon Pictures akan
menggugat balik Syamsul Fuad.
Namun, ia menjelaskan Falcon Pictures tak akan menuntut ganti rugi materiil dengan nilai besar
maupun menuding Syamsul telah mencemarkan nama baik. Lydia menambahkan niat Falcon
Pictures menggugat balik Syamsul hanya untuk meluruskan persoalan dan memberi pelajaran,
tanpa menuntut ganti rugi materiil.
20 April 2018,
Falcon Pictures Angkat Bicara
Falcon Pictures siap berdamai dengan Syamsul Fuad untuk
menyelesaikan masalah hak cipta film Benyamin Biang Kerok
versi baru.
Namun, konsultan hukum Falcon Pictures, Lydia Wongso,
mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi apabila Syamsul juga
punya niat yang sama untuk menempuh jalan damai.
Lydia menambahkan kliennya menghormati Syamsul Fuad
sebagai sineas senior dan penulis cerita asli Benyamin Biang
Kerok.
Karena itu, apabila dari pihak Syamsul berniat damai, mereka
akan menyambut baik.
20 April 2018,
Falcon Pictures Siap Berdamai dengan Syamsul Fuad
Syamsul Fuad sangat kecewa gugatannya terkait hak cipta
film Benyamin Biang Kerok ditolak Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hakim beranggapan, gugatan
Syamsul tidak tepat karena tidak melibatkan PT Layar Cipta
selaku pemilik hak sebelum dijual ke Falcon Pictures.
Syamsul Fuad mengatakan, sepengetahuannya, Layar Cipta
tidak memberikan izin untuk memproduksi kepada Falcon
Pictures. Perjanjian antara Layar Cipta dan Falcon hanya
mengatur ihwal izin edar.
Sejauh ini belum terjadi mediasi di pengadilan antara Syamsul dan
pihak Falcon.
29 Agustus 2018
Penyelesaian akhir khasus
Sekian dan terima kasih

More Related Content

Featured

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Featured (20)

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 

Kasus Pelanggaran Hak cipta Benyamin Biang Kerok

  • 1. Kasus Pelanggaran Hak Cipta OLEH, KELOMPOK 4 :  NANANG FEBERIANTO  DUTA LAZARUS  VIONA S.P ROMBOT  SYAHRIF RAHMADDIYANTO  RADIKA
  • 2. Kasus pelanggaran Hak cipta film Benyamin Biang kerok.
  • 3. 1.H.Syamsul Fuad 2.PT. Falcon Picture 3.Max Picture Siapa saja pelaku yang terlibat pada masalah tersebut?
  • 4.
  • 5. Falcon Pictures adalah perusahaan film di Indonesia yang didirikan pada 1 Februari 2010 oleh HB Naveen dan Frederica, Falcon Pictures Juga Memiliki anak perusahaan Max Pictures. Falcon Pictures berusaha untuk menghasilkan karya baik dan berkualitas guna untuk menghibur dan mengedukasi penonton atas karya yang mereka hasilkan. Penjelasan tentang Falcon Pictures
  • 6.
  • 7. Max Pictures adalah sebuah rumah produksi film yang didirikan pada 1 Januari 2011 oleh Ody Mulya Hidayat mendirikan Maxima Pictures. Max Pictures juga ditangani oleh Falcon Pictures. Sampai saat ini, Max Pictures telah memproduksi sedikitnya 20 film layar lebar. Penjelasan tentang Max Pictures
  • 9. Bang Fuad, panggilan akrab sineas senior, terjun ke film sejak tahun 1960an, setelah sebelumnya berkarya sebagai wartawan. Dia dekat dengan sejumlah tokoh perfilman antaranya almarhum H Usmar Ismail, Bapak Perfilman Nasional . Dia adalah penulis asli cerita dan judul film “Benyamin Biang Kerok” di tahun 1972. H. Syamsul Fuad
  • 10.  5 Maret 2018 , Hak Cipta Benyamin Biang Kerok Digugat.  22 Maret 2018, Sidang Perdana Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Cipta Benyamin Biang Kerok.  23 Maret 2018, Max Pictures Menggugat Balik.  5 April 2018, Sidang Lanjutan Ditunda karena Masalah Surat Kuasa.  17 April 2018, Syamsul Fuad Dituduh Pengaruhi Jumlah Penonton Benyamin Biang Kerok  19 April 2018, Jawaban dari Tergugat.  20 April 2018, Falcon Pictures Angkat Bicara Kronologi Kasusnya Seperti apa???
  • 11. Syamsul Fuad melalui tim kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap Falcon Pictures dan Max Pictures. Tak hanya itu, bos Falcon Pictures, HB Naveen, dan produser film tersebut Ody Mulya Hidayat juga ikut menjadi pihak tergugat. Dalam gugatannya, Syamsul menuding empat tergugat itu telah melakukan pelanggaran hak cipta atas cerita Benyamin Biang Kerok dan Biang Kerok Beruntung yang ia tulis pada 1972. Penulis berusia 81 tahun ini juga menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp 1 miliar untuk harga penjualan hak cipta film Benyamin Biang Kerok yang tayang 1 Maret 2018 lalu. Selain itu, Syamsul meminta royalti penjualan tiket film tersebut senilai Rp 1.000 per tiket. Tak berhenti di situ, ia pun menggugat para tergugat untuk membayar ganti rugi immateril sebesar Rp 10 miliar yang mencakup kerugigan akan hak moralnya sebagai pencipta atau pemegang hak cipta cerita Benyamin Biang Kerok. Terakhir, Syamsul meminta para tergugat melakukan permohonan maaf kepadanya dan klarifikasi melalui media massa terhadap masyarakat atas pelanggaran hak cipta tersebut. 5 Maret 2018 , Hak Cipta Benyamin Biang Kerok Digugat.
  • 12. Sidang gugatan hak cipta yang diajukan penulis Syamsul Fuad terhadap rumah produksi dan produser film Benyamin Biang Kerok ke PN Jakarta Pusat digelar perdana pada 22 Maret. Namun, sidang ditunda hingga dua pekan ke depan tepatnya pada 5 April 2018, lantaran para tergugat tak hadir. Sidang Gugatan Hak Cipta Film Benyamin Biang Kerok Ditunda Dua Pekan Ketika itu, Kepala Humas Pengadilan Negeri, Niaga, Tipikor, HAM Jakarta Pusat Jamaludin Samosir mengatakan bahwa tak ada informasi yang jelas dari pihak tergugat mengenai alasan mangkirnya. 22 Maret 2018 Sidang Perdana Kasus Dugaan Pelanggaran Hak Cipta Benyamin Biang Kerok.
  • 13. Diam-diam, sehari setelah sidang pertama dari gugatan Syamsul, pihak Max Pictures lewat kuasa hukumnya RM Bagiono melayangkan gugatan balik ke PN Jakarta Pusat. Dari laman resmi PN Jakarta Pusat, perkara bernomor 175/Pdt.G/2018/PN Jkt.Pst itu diketahui didaftarkan pada 23 Maret 2018. Salah satu rumah produksi yang membuat film Benyamin Biang Kerok versi baru itu menggugat balik Syamsul dan menuntut ganti rugi senilai Rp 50 miliar, dengan rincian kerugian materiil sebesar Rp 35 miliar dan immaterial Rp 15 miliar. Dalam materi gugatannya tercantum bahwa Max Pictures mengaku sudah memiliki izin dari Yayasan Benyamin Suaeb tertanggal 29 September 2016 untuk memproduksi film Benyamin Biang Kerok dengan cerita baru. Karena itu, pihak Max Pictures merasa memiliki hak yang sah secara hukum atas film tersebut. 23 Maret 2018, Max Pictures Menggugat Balik.
  • 14. Sidang kedua kasus dugaan pelanggaran hak cipta film Benyamin Biang Kerok yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018), ditunda lagi. Kuasa hukum pihak tergugat, Atep Koswara, menjelaskan bahwa pihaknya meminta waktu kepada majelis hakim untuk membenahi dokumen surat kuasa mereka. Sidang yang ditunda hingga dua kali itu membuat Syamsul Fuad merasa diremehkan oleh rumah produksi dan produser yang membuat versi baru dari film tersebut. Ia menilai gugatannya disepelekan. 5 April 2018, Sidang Lanjutan Ditunda karena Masalah Surat Kuasa.
  • 15. Syamsul Fuad mengatakan bahwa ia dituduh sebagai penyebab film Benyamin Biang Kerok (2018) tidak mencapai target enam juta penonton. Kompas.com juga menerima copy berkas gugatan yang dilayangkan penggugat Max Pictures kepada Syamsul sebagai tergugat. Pada poin 10 berkas gugatan itu tertulis: Bahwa dikarenakan perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat tersebut. Penggugat mengalami kerugian dengan asumsi dan perhitungan sebagai berikut; Penggugat seharusnya mendapat penonton 6 (enam) juta penonton, tetapi kenyataannya hanya 600.000 (enam ratus ribu) penonton sehingga kerugian materiil yang timbul sebesar kurang lebih Rp 35.000.000.000 dan kerugian immaterial sebesar Rp 15.000.000.000 17 April 2018, Syamsul Fuad Dituduh Pengaruhi Jumlah Penonton Benyamin Biang Kerok
  • 16. Tim kuasa hukum rumah produksi film Benyamin Biang Kerok (2018), Falcon Pictures dan Max Pictures, menyampaikan dua bukti sebagai tanggapan atas gugatan Syamsul Fuad. Atep Koswara, kuasa hukum dua rumah produksi itu, menyerahkan dokumen bukti tersebut kepada majelis hakim di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018) siang. Ditemui terpisah, kuasa hukum Syamsul, Bakhtiar Yusuf, mengungkap tanggapan dari tim kuasa hukum para tergugat itu berupa bukti surat perjanjian pengalihan atau jual beli hak cipta film tersebut. Disebutkan ada perjanjian pengalihan hak cipta atau jual beli hak cipta film Benyamin Biang Kerok pada 2010 dengan PT Layar Cipta Karya Mas Film. Mengenai jawaban tergugat atas gugatan kliennya, Bakhtiar akan menyampaikan tanggapan sebagai penggugat di sidang berikutnya yang digelar pada Kamis (26/4/2018) mendatang. 19 April 2018, Jawaban dari Tergugat.
  • 17. Falcon Pictures, rumah produksi yang membuat film Benyamin Biang Kerok versi baru, akhirnya buka suara tentang kisruh hak cipta film tersebut. Melalui konsultan hukumnya, Lydia Wongso, Falcon Pictures mengaku sudah membeli hak cipta Benyamin Biang Kerok. Bahkan, telah mendaftarkannya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Namun, Falcon Pictures belum mau membuka secara rinci pada siapa mereka membeli hak cipta film Benyamin Biang Kerok. Pada intinya, lanjut Lydia, pihaknya bersama Max Pictures telah melakukan pembelian itu sejak 21 Oktober 2010 lalu. Falcon Pictures menyebut Syamsul Fuad, salah alamat menggugat mereka soal hak cipta. Dalam konferensi pers di Kantor Falcon Pictures, Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018) sore, Lydia mengatakan, Syamsul bukanlah pemegang hak cipta cerita Benyamin Biang Kerok yang diproduksi ulang ke versi masa kini oleh sutradara Hanung Bramantyo. Menurut Lydia, ketika Syamsul menulis naskah untuk film Benyamin yang diproduksi pada 1972 itu, maka hak cipta cerita tersebut otomatis dipegang oleh produser atau rumah produksi film itu, atau siapa pun pihak yang mempekerjakan Syamsul Fuad sebagai penulis naskah ketika itu. Karena merasa perlu meluruskan hal tersebut, Lydia mengatakan bahwa Falcon Pictures akan menggugat balik Syamsul Fuad. Namun, ia menjelaskan Falcon Pictures tak akan menuntut ganti rugi materiil dengan nilai besar maupun menuding Syamsul telah mencemarkan nama baik. Lydia menambahkan niat Falcon Pictures menggugat balik Syamsul hanya untuk meluruskan persoalan dan memberi pelajaran, tanpa menuntut ganti rugi materiil. 20 April 2018, Falcon Pictures Angkat Bicara
  • 18. Falcon Pictures siap berdamai dengan Syamsul Fuad untuk menyelesaikan masalah hak cipta film Benyamin Biang Kerok versi baru. Namun, konsultan hukum Falcon Pictures, Lydia Wongso, mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi apabila Syamsul juga punya niat yang sama untuk menempuh jalan damai. Lydia menambahkan kliennya menghormati Syamsul Fuad sebagai sineas senior dan penulis cerita asli Benyamin Biang Kerok. Karena itu, apabila dari pihak Syamsul berniat damai, mereka akan menyambut baik. 20 April 2018, Falcon Pictures Siap Berdamai dengan Syamsul Fuad
  • 19. Syamsul Fuad sangat kecewa gugatannya terkait hak cipta film Benyamin Biang Kerok ditolak Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hakim beranggapan, gugatan Syamsul tidak tepat karena tidak melibatkan PT Layar Cipta selaku pemilik hak sebelum dijual ke Falcon Pictures. Syamsul Fuad mengatakan, sepengetahuannya, Layar Cipta tidak memberikan izin untuk memproduksi kepada Falcon Pictures. Perjanjian antara Layar Cipta dan Falcon hanya mengatur ihwal izin edar. Sejauh ini belum terjadi mediasi di pengadilan antara Syamsul dan pihak Falcon. 29 Agustus 2018 Penyelesaian akhir khasus