SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Organisasi Berkas Sekuensial
Disusun Oleh :
Fathul Mungin 15.11.9339
Izharuddin Malik 15.11.9346
Firdha Puteri Dinda 15.11.9351
David Rigan 15.11.9382
Akhmad Khalid N 15.11.9387
Apa si Berkas Sekuensial ??
Berkas sekuensial adalah berkas dengan organisasi urut. Data yang disimpan
diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data. Data yang ditambahkan selalu
menepati urutan berikutnya.
Cara Membaca Data Sekuensial
Proses pencarian akan berpindah dari satu rekaman data ke rekaman
berikutnya secara langsung sampai rekaman yang dicari ditemukan.
Nama Nomor Mahasiswa Fakultas Jurusan
Fathul Mungin 15.11.9339 Teknik Informatika
Izharuddin Malik 15.11.9346 Teknik Informatika
Firdha Puteri Dinda 15.11.9351 Teknik Informatika
David Rigan 15.11.9382 Teknik Informatika
Akhmad Khalid N 15.11.9387 Teknik Informatika
Untuk membaca rekaman dengan nama mahasiswa “Akhmad Khalid N”
diperlukan probe sejumlah 5 kali beruntun.
1
2
3
4
5
Permasalahan yang akan muncul apabila rekaman
berada pada urutan belakang, hal tersebut akan
menambah waktu pembacaan. Demikian pula jika
nama yang di cari memang tidak berada dalam
rekaman, aplikasi harus membaca semua rekaman
dan berakhir dengan pesan bahwa rekaman tidak
ditemukan.
Pengurutan Secara Linear
Agar kinerja pembacaan rekaman lebih baik dapat melakukan pengurutan
secara linear berdasarkan pada nilai yang ingin di cari.
Nama Nomor Mahasiswa Fakultas Jurusan
Akhmad Khalid N 15.11.9387 Teknik Informatika
David Rigan 15.11.9382 Teknik Informatika
Fathul Mungin 15.11.9339 Teknik Informatika
Firdha Puteri Dinda 15.11.9351 Teknik Informatika
Izharuddin Malik 15.11.9346 Teknik Informatika
Dengan menggunakan pembacaan linear, hanya di butuhkan probe sebanyak
1 saja :)
1
Tapi… Pencarian Linear saja tidak cukup
cepat.. Lalu Bagaimana ??? Apa ada yang
lebih cepat lagi ???
Pencarian Binary
Pencarian binary membandingkan kata kunci yang dicari dengan
rekaman pada posisi tengah dari berkas. Bila sama, berarti rekaman
yang diinginkan sudah ditemukan, atau kalau tidak sama berarti
separuh dari rekaman-rekaman dalam berkas akan di eliminasi dari
perbandingan yang selanjutnya.
Contoh :
Berikut ini akan dicari rekaman dengan kunci 49. Bilangan yang dicetak tebal dan diberi garis bawah
menunjukkan rekaman yang sedang dibandingkan dan tanda kurung membatasi bagian berkas yang
tersisa yang masih harus diperbandingkan. Tanda “ [ “ untuk AWAL dan tanda “ ] “ untuk AKHIR.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Iterasi 1 [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Iterasi 2 21, 25, 28, 33, 38, [39, 48, 49, 69]
Iterasi 3 21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, [49, 69]
Perhitungan :
iterasi 1 :TENGAH1 = [(1+9)/2] = 5 → Kcari:Ktengah1 → 49 > 38
→ AWAL = TENGAH1 + 1 = 6
iterasi 2 : TENGAH2 = [(6+9)/2] = 7 → Kcari:Ktengah2 → 49 > 48
→ AWAL = TENGAH2 + 1 = 8
iterasi 3 : TENGAH3 = [(8+9)/2] = 8 → Kcari:Ktengah2 → 49=49
→ Ketemu, Probe = 3
Pencarian Interpolasi
Pencarian interpolasi menentukan posisi yang akan diperbandingkan berikut
berdasar posisi yang di estimasi dari sisa rekaman yang belum diperiksa.
Pencarian interpolasi diperlukan syarat tambahan, yaitu bahwa kunci rekaman
merupakan data numeris. Hal tersebut perlukan karena pada pencarian interpolasi
posisi rekaman yang akan di perbandingkan dihitung dengan melibatkan prosess
aritmatik terhadap kunci awal, kunci akhir dan kunci yang dicari.
Contoh Soal Metode Pencarian Interpolasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Iterasi 1 : [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Iterasi 2 : 21, 25, 28, 33, 38, 39, [48, 49, 69]
Perhitungan :
Iterasi 1: BERIKUT1:= [1 + (49-21(69-21(9-1)] = 5,6666 =~ 6
Kcari : Kberikut1 = 49 > 39
Awal = BERIKUT1+ 1 = 6 + 1 = 7
Iterasi 2: BERIKUT2:= [7 + (49-48)(69-48)(9-7)] = 7,0952 =~ 8
Kcari : Kberikut2 = 49 : 49
Ketemu, probe = 2
Contoh 1.
Untuk rekaman dengan susunan sebagai berikut: berapa probe untuk menemukan rekaman
dengan kunci 49 bila digunakan pencari interpolasi.
Contoh Soal Metode Pencarian Interpolasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Iterasi 1: [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Iterasi 2: 21, 25, [28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Iterasi 3: 21, 25,] [28, 33, 38, 39, 48, 49, 69
Kerjakan Contoh 1, tetapi untuk mencari rekaman dengan kunci = 27
Perhitungan:
Iterasi 1: BERIKUT1:=[ 1 + (27-21)(69-21)(9-1)] = 2
Kcari : Kberikut1 = 27 > 25
AWAL = BERIKUT1+ 1 = 2 + 1 = 3
Iterasi 2: BERIKUT2:=[ 3 + (27-28)(69-28)(9-3)] = 3
Kcari : Kberikut2 = 27 < 28
AKHIR = BERIKUT2- 1 = 3 - 1 = 2(Keterangan : HASIL evaluasi menunjukkan bahwa AWAL > AKHIR
rekaman tidak ditemukan.)
Latihan Soal
(1) Berapa banyak probe (pemeriksaan) yang di butuhkan untuk mendapatkan “juli” pada urutan nyata
bulan-bulan dalam sistem penanggalan? (2) Berapa probe (pemeriksaan) jika digunakan pencarian biner
?
Jawab :
(1) “Juli” dalam kalender berada pada urutan bulan ke-7 jadi untuk mendapatkan “juli” dibutuhkan
7 probe. Bulan dalam kalender jika diurutkan secara alphabet menghasilkan Agustus, April,
Desember, Februari, Januari, Juli, Juni, Maret, Mei, November, Oktober, September sehingga
dibutuhkan 9 probe untuk mendapatkan “mei”.
(2) Menggunakan pencarian biner :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Agustus April Desember Februari Januari Juli Juni Maret Mei November Oktober September
Perhitungan :
● Tengah1 = (1+12) / 2 = 6 → Kcari : Ktengah1 = Juli = Juli
Berarti hanya dibutuhkan probe = 1 untuk mencari juli dengan menggunakan pencarian biner.
Ringkasan
Berkas sekuensial paling cocok untuk diakses secara sekuensial, yaitu rekaman-
rekamannya diproses dengan urutan sesuai keberadaan masing-masing rekaman
dalam fisik rekaman. Namun untuk meningkatkan peformanya, berkas-berkas
dapat diurutkan, kemudian diakses dengan salah satu alogaritma pengaksesan,
mulai dari pencarian biner atau interpolasi. Perlu di catatan bahwa pengaksesan
secara interpolasi hanya dapat diaplikasikan pada rekaman dengan data identitas
yang bersifat numeric.
Organisasi Berkas Sekuensial

More Related Content

What's hot

Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiPertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiwillyhayon
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05KuliahKita
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Fatma Qolbi
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01KuliahKita
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphZaldy Eka Putra
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03KuliahKita
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataBanta Cut
 
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma DijkstraShortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma DijkstraOnggo Wiryawan
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03KuliahKita
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorialSiti Khotijah
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01KuliahKita
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06KuliahKita
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksimuhamadaulia3
 

What's hot (20)

Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi
 
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiPertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
 
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
Matematika diskrit (dual graf, lintasan dan sirkuit euler, lintasan dan sirku...
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi Graph
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
Matematika Diskrit - 11 kompleksitas algoritma - 03
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma DijkstraShortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
Shortest Path Problem: Algoritma Dijkstra
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Bab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar booleanBab 4 aljabar boolean
Bab 4 aljabar boolean
 
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06Matematika Diskrit - 09 graf - 06
Matematika Diskrit - 09 graf - 06
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 

Similar to Organisasi Berkas Sekuensial

Similar to Organisasi Berkas Sekuensial (8)

File sistem05
File sistem05File sistem05
File sistem05
 
File sistem04a
File sistem04aFile sistem04a
File sistem04a
 
Asd sesi searching part1
Asd sesi searching part1Asd sesi searching part1
Asd sesi searching part1
 
Algoritma Pencarian.pptx
Algoritma Pencarian.pptxAlgoritma Pencarian.pptx
Algoritma Pencarian.pptx
 
ALGORITMAedit4JUK.ppt
ALGORITMAedit4JUK.pptALGORITMAedit4JUK.ppt
ALGORITMAedit4JUK.ppt
 
kiki andriani , 5 metode sorting
kiki andriani , 5 metode sortingkiki andriani , 5 metode sorting
kiki andriani , 5 metode sorting
 
ALPRO SEARCHING K.4.pdf
ALPRO SEARCHING K.4.pdfALPRO SEARCHING K.4.pdf
ALPRO SEARCHING K.4.pdf
 
Pertemuan 11 Tehnik Searching
Pertemuan 11 Tehnik SearchingPertemuan 11 Tehnik Searching
Pertemuan 11 Tehnik Searching
 

More from David Rigan

media penyimpanan eksternal
media penyimpanan eksternalmedia penyimpanan eksternal
media penyimpanan eksternalDavid Rigan
 
Sistem operasi untuk perangkat mobile
Sistem operasi untuk perangkat mobileSistem operasi untuk perangkat mobile
Sistem operasi untuk perangkat mobileDavid Rigan
 
Particle swarm optimization on pacman game problem solving
Particle swarm optimization on pacman game problem solvingParticle swarm optimization on pacman game problem solving
Particle swarm optimization on pacman game problem solvingDavid Rigan
 
Permodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet Allocation
Permodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet AllocationPermodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet Allocation
Permodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet AllocationDavid Rigan
 
Perbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputer
Perbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputerPerbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputer
Perbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputerDavid Rigan
 
Pengembangan perangkat lunak model spiral
Pengembangan perangkat lunak model spiralPengembangan perangkat lunak model spiral
Pengembangan perangkat lunak model spiralDavid Rigan
 

More from David Rigan (8)

media penyimpanan eksternal
media penyimpanan eksternalmedia penyimpanan eksternal
media penyimpanan eksternal
 
Green Computing
Green ComputingGreen Computing
Green Computing
 
Sistem operasi untuk perangkat mobile
Sistem operasi untuk perangkat mobileSistem operasi untuk perangkat mobile
Sistem operasi untuk perangkat mobile
 
Particle swarm optimization on pacman game problem solving
Particle swarm optimization on pacman game problem solvingParticle swarm optimization on pacman game problem solving
Particle swarm optimization on pacman game problem solving
 
Permodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet Allocation
Permodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet AllocationPermodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet Allocation
Permodelan Topik Menggunakan Latent Dirichlet Allocation
 
Perbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputer
Perbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputerPerbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputer
Perbedaan arsitektur komputer dan organisasi komputer
 
Pengembangan perangkat lunak model spiral
Pengembangan perangkat lunak model spiralPengembangan perangkat lunak model spiral
Pengembangan perangkat lunak model spiral
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 

Organisasi Berkas Sekuensial

  • 1. Organisasi Berkas Sekuensial Disusun Oleh : Fathul Mungin 15.11.9339 Izharuddin Malik 15.11.9346 Firdha Puteri Dinda 15.11.9351 David Rigan 15.11.9382 Akhmad Khalid N 15.11.9387
  • 2. Apa si Berkas Sekuensial ?? Berkas sekuensial adalah berkas dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data. Data yang ditambahkan selalu menepati urutan berikutnya.
  • 3. Cara Membaca Data Sekuensial Proses pencarian akan berpindah dari satu rekaman data ke rekaman berikutnya secara langsung sampai rekaman yang dicari ditemukan. Nama Nomor Mahasiswa Fakultas Jurusan Fathul Mungin 15.11.9339 Teknik Informatika Izharuddin Malik 15.11.9346 Teknik Informatika Firdha Puteri Dinda 15.11.9351 Teknik Informatika David Rigan 15.11.9382 Teknik Informatika Akhmad Khalid N 15.11.9387 Teknik Informatika Untuk membaca rekaman dengan nama mahasiswa “Akhmad Khalid N” diperlukan probe sejumlah 5 kali beruntun. 1 2 3 4 5
  • 4. Permasalahan yang akan muncul apabila rekaman berada pada urutan belakang, hal tersebut akan menambah waktu pembacaan. Demikian pula jika nama yang di cari memang tidak berada dalam rekaman, aplikasi harus membaca semua rekaman dan berakhir dengan pesan bahwa rekaman tidak ditemukan.
  • 5. Pengurutan Secara Linear Agar kinerja pembacaan rekaman lebih baik dapat melakukan pengurutan secara linear berdasarkan pada nilai yang ingin di cari. Nama Nomor Mahasiswa Fakultas Jurusan Akhmad Khalid N 15.11.9387 Teknik Informatika David Rigan 15.11.9382 Teknik Informatika Fathul Mungin 15.11.9339 Teknik Informatika Firdha Puteri Dinda 15.11.9351 Teknik Informatika Izharuddin Malik 15.11.9346 Teknik Informatika Dengan menggunakan pembacaan linear, hanya di butuhkan probe sebanyak 1 saja :) 1
  • 6. Tapi… Pencarian Linear saja tidak cukup cepat.. Lalu Bagaimana ??? Apa ada yang lebih cepat lagi ???
  • 7. Pencarian Binary Pencarian binary membandingkan kata kunci yang dicari dengan rekaman pada posisi tengah dari berkas. Bila sama, berarti rekaman yang diinginkan sudah ditemukan, atau kalau tidak sama berarti separuh dari rekaman-rekaman dalam berkas akan di eliminasi dari perbandingan yang selanjutnya.
  • 8. Contoh : Berikut ini akan dicari rekaman dengan kunci 49. Bilangan yang dicetak tebal dan diberi garis bawah menunjukkan rekaman yang sedang dibandingkan dan tanda kurung membatasi bagian berkas yang tersisa yang masih harus diperbandingkan. Tanda “ [ “ untuk AWAL dan tanda “ ] “ untuk AKHIR. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Iterasi 1 [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69] Iterasi 2 21, 25, 28, 33, 38, [39, 48, 49, 69] Iterasi 3 21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, [49, 69] Perhitungan : iterasi 1 :TENGAH1 = [(1+9)/2] = 5 → Kcari:Ktengah1 → 49 > 38 → AWAL = TENGAH1 + 1 = 6 iterasi 2 : TENGAH2 = [(6+9)/2] = 7 → Kcari:Ktengah2 → 49 > 48 → AWAL = TENGAH2 + 1 = 8 iterasi 3 : TENGAH3 = [(8+9)/2] = 8 → Kcari:Ktengah2 → 49=49 → Ketemu, Probe = 3
  • 9. Pencarian Interpolasi Pencarian interpolasi menentukan posisi yang akan diperbandingkan berikut berdasar posisi yang di estimasi dari sisa rekaman yang belum diperiksa. Pencarian interpolasi diperlukan syarat tambahan, yaitu bahwa kunci rekaman merupakan data numeris. Hal tersebut perlukan karena pada pencarian interpolasi posisi rekaman yang akan di perbandingkan dihitung dengan melibatkan prosess aritmatik terhadap kunci awal, kunci akhir dan kunci yang dicari.
  • 10. Contoh Soal Metode Pencarian Interpolasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Iterasi 1 : [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69] Iterasi 2 : 21, 25, 28, 33, 38, 39, [48, 49, 69] Perhitungan : Iterasi 1: BERIKUT1:= [1 + (49-21(69-21(9-1)] = 5,6666 =~ 6 Kcari : Kberikut1 = 49 > 39 Awal = BERIKUT1+ 1 = 6 + 1 = 7 Iterasi 2: BERIKUT2:= [7 + (49-48)(69-48)(9-7)] = 7,0952 =~ 8 Kcari : Kberikut2 = 49 : 49 Ketemu, probe = 2 Contoh 1. Untuk rekaman dengan susunan sebagai berikut: berapa probe untuk menemukan rekaman dengan kunci 49 bila digunakan pencari interpolasi.
  • 11. Contoh Soal Metode Pencarian Interpolasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Iterasi 1: [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69] Iterasi 2: 21, 25, [28, 33, 38, 39, 48, 49, 69] Iterasi 3: 21, 25,] [28, 33, 38, 39, 48, 49, 69 Kerjakan Contoh 1, tetapi untuk mencari rekaman dengan kunci = 27 Perhitungan: Iterasi 1: BERIKUT1:=[ 1 + (27-21)(69-21)(9-1)] = 2 Kcari : Kberikut1 = 27 > 25 AWAL = BERIKUT1+ 1 = 2 + 1 = 3 Iterasi 2: BERIKUT2:=[ 3 + (27-28)(69-28)(9-3)] = 3 Kcari : Kberikut2 = 27 < 28 AKHIR = BERIKUT2- 1 = 3 - 1 = 2(Keterangan : HASIL evaluasi menunjukkan bahwa AWAL > AKHIR rekaman tidak ditemukan.)
  • 12. Latihan Soal (1) Berapa banyak probe (pemeriksaan) yang di butuhkan untuk mendapatkan “juli” pada urutan nyata bulan-bulan dalam sistem penanggalan? (2) Berapa probe (pemeriksaan) jika digunakan pencarian biner ? Jawab : (1) “Juli” dalam kalender berada pada urutan bulan ke-7 jadi untuk mendapatkan “juli” dibutuhkan 7 probe. Bulan dalam kalender jika diurutkan secara alphabet menghasilkan Agustus, April, Desember, Februari, Januari, Juli, Juni, Maret, Mei, November, Oktober, September sehingga dibutuhkan 9 probe untuk mendapatkan “mei”. (2) Menggunakan pencarian biner : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Agustus April Desember Februari Januari Juli Juni Maret Mei November Oktober September Perhitungan : ● Tengah1 = (1+12) / 2 = 6 → Kcari : Ktengah1 = Juli = Juli Berarti hanya dibutuhkan probe = 1 untuk mencari juli dengan menggunakan pencarian biner.
  • 13. Ringkasan Berkas sekuensial paling cocok untuk diakses secara sekuensial, yaitu rekaman- rekamannya diproses dengan urutan sesuai keberadaan masing-masing rekaman dalam fisik rekaman. Namun untuk meningkatkan peformanya, berkas-berkas dapat diurutkan, kemudian diakses dengan salah satu alogaritma pengaksesan, mulai dari pencarian biner atau interpolasi. Perlu di catatan bahwa pengaksesan secara interpolasi hanya dapat diaplikasikan pada rekaman dengan data identitas yang bersifat numeric.

Editor's Notes

  1. Pembukaan
  2. Berkas sekuensial adalah berkas dengan organisasi urut. Data yang disimpan diurutkan berdasarkan urutan pemasukan data (urutan berdasarkan nomor record), data yang ditambahkan selalu menepati urutan berikutnya. Dalam berkas sekuensial, rekaman ke i+1 akan diletakkan tepat sesudah rekaman ke-i,
  3. KHALID Sesuai namanya, berkas sekuensial sangat cocok untuk akses yang sekuensial, artinya proses pencarian akan berpindah dari satu rekaman ke rekaman berikutnya secara langsung sampai rekaman yang dicari ditemukan. Contoh bagaimana menemukan nama mahasiswa sesuai dengan data pencarian.
  4. KHALID
  5. KHALID Agar kinerja pembacaan rekaman lebih baik dapat melakukan pengurutan secara linear berdasarkan pada nilai kunci rekaman, bisa secara alfabet ataupun numeric. Sebagai contoh, berikut ini hasil pengurutan berdasarkan nama mahasiswa : Dengan membandingkan nilai Kunci1 < Kunci2 < Kunci3 < ….. Kunci i < ….. Kunci n
  6. KHALID
  7. Untuk sebuah berkas dengan rekaman yang sudah diurutkan, jumlah probe yang diperlukan untuk membaca sebuah rekaman dapat diusahakan untuk diperkecil dengan menggunakan teknik pencarian biner. Jika Kuncicari < Kuncitengah, maka bagian berkas mulai dari Kuncitengah sampai akhir berkas dieliminasi. Sebaliknya jika Kuncicari > Kuncitengah, maka bagian berkas mulai dari depan sampai dengan Kuncitengah dieliminasi. Dengan mengulang proses perbandingan terhadap rekaman tengah, maka lokasi rekaman yang diinginkan akan ditemukan atau diketahui bahwa rekaman yang diinginkan tersebut tidak berada dalam berkas.
  8. Berbeda dengan pencarian biner yang dalam menentukan posisi rekaman yang akan diperbandingkan berikutnya berdasar rekaman yang tepat berada ditengah sisa berkas yang belum diperiksa, pencarian interpolasi menentukan posisi yang akan diperbandingkan berikut berdasar posisi yang di estimasi dari sisa rekaman yang belum diperiksa. Pencarian interpolasi menentukan posisi yang akan diperbandingkan berikut berdasar posisi yang di estimasi dari sisa rekaman yang belum diperiksa. Pencarian interpolasi diperlukan syarat tambahan, yaitu bahwa kunci rekaman merupakan data numeris. Hal tersebut perlukan karena pada pencarian interpolasi posisi rekaman yang akan di perbandingkan dihitung dengan melibatkan prosess aritmatik terhadap kunci awal, kunci akhir dan kunci yang dicari.