SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
AYO CEGAH STUNTING MELALUI
MP-ASI YANG TEPAT
LATAR BELAKANG
4
KONTEKS DAN
PENYEBAB STUNTING
-Kebijakan Politik,
Ekonomi
- Ketahanan Pangan
- Pendidikan
- Pendapatan Keluarga
- Kurangnya ketersediaan pangan keluarga
- Buruknya perilaku higienitas pribadi & lingkungan
- Kurangnya perilaku pengasuhan & konsumsi
-Kurangnya pengetahuan praktis ttg kebersihan, kesehatan
& gizi
- Budaya dan norma yang kurang mendukung
- Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan
- Lingkungan yang kurang baik
Kurangnya
asupan gizi
Buruknya
status infeksi
STUNTING
MASALAH INTERGENERASI
Stunting adalah masalah gizi intergenerasi:
kualitas kehidupan sekarang ditentukan oleh kualitas kehidupan sebelumnya.
Calon ibu stunting berpotensi melahirkan
bayi stunting, termasuk calon ibu
KEK yang tidak mengubah pola makannya
saat hamil.
Begitu juga faktor sosial budaya yg
diturunkan antar generasi:
kemiskinan, kurangnya akses kpd
kebutuhan dasar, ketidak mampuan
menyediakan pangan bergizi bagi keluarga,
serta kondisi lingkungan yg
tidak mendukung, membuat masalah ini
sulit diintervensi & terus berlanjut.
IDENTIFIKASI MASALAH
DALAM PERUBAHAN PERILAKU UNTUK
PENCEGAHAN STUNTING
POLA KONSUMSI
Permasalahan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang
sayur dan buah, kurang gizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan,
dan MPASI
PERILAKU
KONSUMSI
KURANG GIZI
MAKRO
Hidangan sehari-hari penduduk Indonesia terbesar dari konsumsi
serealia (257,7 gram/orang/hari), diikuti kelompok ikan (78,4
gram/orang/hari), kelompok sayur dan olahan (57,1
gram/orang/hari), kacang dan olahan (56,7 gram/orang/hari), daging
dan olahan (42,8 gram/orang/hari) dan kelompok umbi (27,1
gram/orang/hari). Kelompok bahan makanan lainnya dikonsumsi
lebih sedikit, termasuk susu bubuk dan susu cair.
Pola makan adalah kebiasaan makan seseorang atau sekelompok
orang untuk memilih makanan yang dikonsumsinya yang
dipengaruhi oleh instrinsik - fisiologis, psikologis, dan ekstrinsik –
lingkungan alam (kebiasaan makan pada umumna, pangan lokal),
budaya, agama, dan dan lingkungan sosial.
APAKAH MPASI ITU ?
• MAKANAN PENDAMPING ASI, ADALAH MAKANAN YANG DIBERIKAN
KEPADA BAYI / ANAK DISAMPING ASI, UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN GIZINYA,
DIBERIKAN PADA USIA 6 – 24 BULAN
MENGAPA MPASI PERLU
DIPERHATIKAN
• UNTUK PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN BAYI / ANAK DIBUTUHKAN ZAT GIZI YANG SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN TUBUHNYA
• SEMAKIN MENINGKAT USIA BAYI / ANAK, KEBUTUHAN AKAN ZAT GIZI JUGA BERTAMBAH, SEDANGKAN ASI
YANG DIHASILKAN  MULAI BERKURANG
MENGAPA MPASI PERLU
DIPERHATIKAN
• MPASI MERUPAKAN MAKANAN PERALIHAN DARI ASI KE  MAKANAN KELUARGA. PENGENALAN &
PEMBERIAN MPASI HARUS DILAKUKAN SECARA BERTAHAP BAIK BENTUK (JENIS), JUMLAH & JADWALNYA.
DIMAKSUDKAN UNTUK MENYESUAIKAN KEMAMPUAN ALAT CERNA BAYI / ANAK DALAM MENERIMA MPASI
SYARAT MP-ASI
• JENIS MAKANAN  HARUS SESUAI DENGAN KEMAMPUAN PENCERNAAN
• JUMLAH MAKANAN  HARUS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PERTUMBUHAN
• JADWAL MAKAN  HARUS SESUAI DENGAN SESUAI DENGAN USIA ANAK
• HIGINE MAKANAN  HARUS BAIK UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT,
TERUTAMA DIAREA
MP-ASI
OBJECTIVE
Warga Desa
berperilaku
Stunting”
Lokus
“Sadar
Perilaku Sadar
Stunting menjadi
norma keluarga
Warga
Lokus
Desa
bebas
Intergenerasi
Stunting
“ BERKONTRIBUSI DALAM
PENURUNAN STUNTING
PADA ANAK ”
Yang perlu diperhatikan
REKOMENDASI
Menetapkan Strategi Komunikasi
pelaksanaan perubahan pola konsumsi
untuk pencegahan stunting melalui
MPASI yang tepat.Untuk konvergensi
dan kesinambungan kegiatan perlu
peranan tenaga Kesehatan serta
masyarakat di Kecamatan Siontapina
2
Bekerja sama dengan
lintas sector dalam
menjalankan kegiatan yang
Menurunkan angka stunting
di kecamatan Siontapina
Melengkapi
Posyandu dengan
alat ukur
panjang/tinggi badan,
dan melaksanakan
pelatihan
kader
penggunaannya
untuk
Posyandu
Perlunya penilaian atau evaluasi secara
terus menerus sehingga dengan MP ASI
yang tepat dapat menurunkan angka stunting
di Wilayah kerja Puskesmas Siontapina
REKOMENDASI
REKOMENDASI
Menyusun program
intervensi
perubahan perilaku
yang
memperhatikan
kesamaan lokus,
fokus dan jadwal
Intervensi perubahan perilaku
untuk pencegahan stunting
harus memperhatikan
penguatan lingkungan
(enabling factor) meliputi upaya
peningkatan pendapatan,
pemahaman dan penyadaran
individu, keluarga dan
masyarakat yang
mempengaruhi pola asuh, pola
konsumsi dan kesehatan
lingkungan
SALAM SEHAT
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to ppt hanum fix.pptx

penyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizi
penyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizipenyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizi
penyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizi
PKMPENGASINAN1
 
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
AlfandoWibowo2
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
Health
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
MiraMarianaUlfah1
 
Materi Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptxMateri Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptx
FriskaEkatni
 

Similar to ppt hanum fix.pptx (20)

MP ASI balita dan bumil.pptx
MP ASI balita dan bumil.pptxMP ASI balita dan bumil.pptx
MP ASI balita dan bumil.pptx
 
TAPE BESEK BERAKZI.pptx
TAPE BESEK BERAKZI.pptxTAPE BESEK BERAKZI.pptx
TAPE BESEK BERAKZI.pptx
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
E
EE
E
 
INOVASI KELANTING HALU.pptx
INOVASI KELANTING HALU.pptxINOVASI KELANTING HALU.pptx
INOVASI KELANTING HALU.pptx
 
penyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizi
penyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizipenyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizi
penyuluhan gizi anak usia bayi dan baduta untul pemenuhan kebutuhan gizi
 
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-12221 paparan stunting-dir.gizi-1222
1 paparan stunting-dir.gizi-1222
 
Kadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbangKadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbang
 
20240128 Buku Saku PMT Penyuluhan Balita 6-59 Bulan.pdf
20240128 Buku Saku PMT Penyuluhan Balita 6-59 Bulan.pdf20240128 Buku Saku PMT Penyuluhan Balita 6-59 Bulan.pdf
20240128 Buku Saku PMT Penyuluhan Balita 6-59 Bulan.pdf
 
PERAN KADER SURVEILANS GIZI.ppt
PERAN KADER SURVEILANS GIZI.pptPERAN KADER SURVEILANS GIZI.ppt
PERAN KADER SURVEILANS GIZI.ppt
 
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptxPENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
PENCEGAHAN STUNTING PADA BAYI DAN BALITA.pptx
 
MATERI PENYULUHAN.pptx
MATERI PENYULUHAN.pptxMATERI PENYULUHAN.pptx
MATERI PENYULUHAN.pptx
 
PB 1_Bimtek KPM.pptx
PB 1_Bimtek KPM.pptxPB 1_Bimtek KPM.pptx
PB 1_Bimtek KPM.pptx
 
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) UNTUK MENCEGAH STUNTING
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) UNTUK MENCEGAH STUNTINGpemberian makan bayi dan anak (PMBA) UNTUK MENCEGAH STUNTING
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) UNTUK MENCEGAH STUNTING
 
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
 
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdfkadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
 
Upaya perbaikan gizi dan keluarga
Upaya perbaikan gizi dan keluargaUpaya perbaikan gizi dan keluarga
Upaya perbaikan gizi dan keluarga
 
Materi Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptxMateri Edukasi Barsel.pptx
Materi Edukasi Barsel.pptx
 

ppt hanum fix.pptx

  • 1.
  • 2. AYO CEGAH STUNTING MELALUI MP-ASI YANG TEPAT
  • 4. 4
  • 5. KONTEKS DAN PENYEBAB STUNTING -Kebijakan Politik, Ekonomi - Ketahanan Pangan - Pendidikan - Pendapatan Keluarga - Kurangnya ketersediaan pangan keluarga - Buruknya perilaku higienitas pribadi & lingkungan - Kurangnya perilaku pengasuhan & konsumsi -Kurangnya pengetahuan praktis ttg kebersihan, kesehatan & gizi - Budaya dan norma yang kurang mendukung - Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan - Lingkungan yang kurang baik Kurangnya asupan gizi Buruknya status infeksi STUNTING
  • 6. MASALAH INTERGENERASI Stunting adalah masalah gizi intergenerasi: kualitas kehidupan sekarang ditentukan oleh kualitas kehidupan sebelumnya. Calon ibu stunting berpotensi melahirkan bayi stunting, termasuk calon ibu KEK yang tidak mengubah pola makannya saat hamil. Begitu juga faktor sosial budaya yg diturunkan antar generasi: kemiskinan, kurangnya akses kpd kebutuhan dasar, ketidak mampuan menyediakan pangan bergizi bagi keluarga, serta kondisi lingkungan yg tidak mendukung, membuat masalah ini sulit diintervensi & terus berlanjut.
  • 7. IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PERUBAHAN PERILAKU UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
  • 8. POLA KONSUMSI Permasalahan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi perilaku konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur dan buah, kurang gizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI PERILAKU KONSUMSI KURANG GIZI MAKRO Hidangan sehari-hari penduduk Indonesia terbesar dari konsumsi serealia (257,7 gram/orang/hari), diikuti kelompok ikan (78,4 gram/orang/hari), kelompok sayur dan olahan (57,1 gram/orang/hari), kacang dan olahan (56,7 gram/orang/hari), daging dan olahan (42,8 gram/orang/hari) dan kelompok umbi (27,1 gram/orang/hari). Kelompok bahan makanan lainnya dikonsumsi lebih sedikit, termasuk susu bubuk dan susu cair. Pola makan adalah kebiasaan makan seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan yang dikonsumsinya yang dipengaruhi oleh instrinsik - fisiologis, psikologis, dan ekstrinsik – lingkungan alam (kebiasaan makan pada umumna, pangan lokal), budaya, agama, dan dan lingkungan sosial.
  • 9. APAKAH MPASI ITU ? • MAKANAN PENDAMPING ASI, ADALAH MAKANAN YANG DIBERIKAN KEPADA BAYI / ANAK DISAMPING ASI, UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN GIZINYA, DIBERIKAN PADA USIA 6 – 24 BULAN
  • 10. MENGAPA MPASI PERLU DIPERHATIKAN • UNTUK PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN BAYI / ANAK DIBUTUHKAN ZAT GIZI YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN TUBUHNYA • SEMAKIN MENINGKAT USIA BAYI / ANAK, KEBUTUHAN AKAN ZAT GIZI JUGA BERTAMBAH, SEDANGKAN ASI YANG DIHASILKAN  MULAI BERKURANG
  • 11. MENGAPA MPASI PERLU DIPERHATIKAN • MPASI MERUPAKAN MAKANAN PERALIHAN DARI ASI KE  MAKANAN KELUARGA. PENGENALAN & PEMBERIAN MPASI HARUS DILAKUKAN SECARA BERTAHAP BAIK BENTUK (JENIS), JUMLAH & JADWALNYA. DIMAKSUDKAN UNTUK MENYESUAIKAN KEMAMPUAN ALAT CERNA BAYI / ANAK DALAM MENERIMA MPASI
  • 12. SYARAT MP-ASI • JENIS MAKANAN  HARUS SESUAI DENGAN KEMAMPUAN PENCERNAAN • JUMLAH MAKANAN  HARUS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PERTUMBUHAN • JADWAL MAKAN  HARUS SESUAI DENGAN SESUAI DENGAN USIA ANAK • HIGINE MAKANAN  HARUS BAIK UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT, TERUTAMA DIAREA
  • 14. OBJECTIVE Warga Desa berperilaku Stunting” Lokus “Sadar Perilaku Sadar Stunting menjadi norma keluarga Warga Lokus Desa bebas Intergenerasi Stunting “ BERKONTRIBUSI DALAM PENURUNAN STUNTING PADA ANAK ” Yang perlu diperhatikan
  • 15. REKOMENDASI Menetapkan Strategi Komunikasi pelaksanaan perubahan pola konsumsi untuk pencegahan stunting melalui MPASI yang tepat.Untuk konvergensi dan kesinambungan kegiatan perlu peranan tenaga Kesehatan serta masyarakat di Kecamatan Siontapina 2 Bekerja sama dengan lintas sector dalam menjalankan kegiatan yang Menurunkan angka stunting di kecamatan Siontapina
  • 16. Melengkapi Posyandu dengan alat ukur panjang/tinggi badan, dan melaksanakan pelatihan kader penggunaannya untuk Posyandu Perlunya penilaian atau evaluasi secara terus menerus sehingga dengan MP ASI yang tepat dapat menurunkan angka stunting di Wilayah kerja Puskesmas Siontapina REKOMENDASI
  • 17. REKOMENDASI Menyusun program intervensi perubahan perilaku yang memperhatikan kesamaan lokus, fokus dan jadwal Intervensi perubahan perilaku untuk pencegahan stunting harus memperhatikan penguatan lingkungan (enabling factor) meliputi upaya peningkatan pendapatan, pemahaman dan penyadaran individu, keluarga dan masyarakat yang mempengaruhi pola asuh, pola konsumsi dan kesehatan lingkungan