SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar yang ada didunia.
Indonesia memiliki jumlah umat muslim sebesar 80% dari jumlah penduduknya.
Menurut bps.go.id pada tahun 2012 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia
adalah 237.641.326 jiwa pada tahun 2010, itu artinya jumlah penduduk umat muslim di
Indonesia sebanyak kurang lebih 190 juta jiwa . Dengan jumlah umat yang begitu
banyak tentu masyarakat muslim Indonesia membutuhkan banyak tempat ibadah atau
masjid pula. Menurut data tahun 2002, kemenag.go.id menyatakan bahwa jumlah
masjid di Indonesia tidak kurang dari 700 ribu buah. Jumlah masjid yang sedemikian
banyak akan berdampak pula pada air yang dikeluarkan dan dipakai oleh umat muslim
Indonesia. Sebagian besar air sisa wudhu ini dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali.
Hal ini merupakan suatu pemborosan air.
Pemborosan air wudhu ini sangat mungkin terasa biasa ketika hanya satu kran
air yang membuang air bersih tersebut. Namun ketika diseluruh indonesia melakukan
pemborosan air wudhu tanpa diolah kembali ini, maka akan terkumpul berjuta liter air
yang terbuang sia-sia. Apalagi bila masjid yang berukuran besar dan memiliki jumlah
kran yang banyak, contohnya Masjid Istiqlal. Hal ini ironis dengan keterbatasan air
bersih yang dimiliki Indonesia. Pembuangan air wudhu yang sia-sia ini juga mengurangi
akses masyarakat dalam mendapatkan air bersih di Indonesia. Saat ini kekurangan air
bersih telah terjadi di berbagai kota di Indonesia. Menurut Sindonews.com menyatakan
bahwa di Kota Banjarmasin, Banjar, Kapuas, Palangkaraya, Pontianak dan Balikpapan
masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan dan akses air bersih. Sementara di Nusa
Tenggara Timur, tercatat Kabupaten Kupang, Ende, Sikka, Flores Timur, Belu, dan
Sumba Timur mengalami krisis air bersih.
Untuk membantu gerakan hemat air yang dicanangkan pemerintah, kita
seharusnya juga turut membantu dalam melaksanakannya dengan memanfaatkan air
bersih dengan sebaik mungkin. Salah satunya adalah dengan mengolah air wudhu
dengan baik agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi air wudhu yang syar‟i kembali.
Selama ini yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengolah air wudhu adalah dengan
menggunakannya langsung sebagai air untuk menyiram tanaman. Namun sebenarnya air
bekas wudhu ini masih bisa diolah lagi untuk ditingkatkan fungsinya menjadi air bersih
untuk berwudhu kembali. Untuk itu dalam upaya penghematan air bersih di indonesia
dan meminimalir air bekas wudhu yang terbuang, kami memberikan inovasi alat
pengolahan air bekas wudhu untuk diolah kembali menjadi air wudhu yang syar‟i.
I.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan melalui karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya air bersih dan
pentingnya menghemat air bersih.
2. Belum adanya inovasi alat yang dapat mengolah kembali air bekas wudhu
menjadi air wudhu yang bersih dan syar‟i.
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya air bersih
dan pentingnya menghemat air bersih.
2. Merancang inovasi alat yang dapat mengolah kembali air bekas wudhu
menjadi air wudhu yang bersih dan syar‟i.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Memberikan konsep desain alat pengolah air wudhu yang dapat diaplikasikan
pada kehidupan masyarakat.
2. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Wudhu
Kata wudhu' (‫ء‬ ‫)اﺿ‬ dalam bahasa Arab berasal dari kata al-wadha'ah ( ‫ء‬ ‫)اﺎﺿ‬
yang bermakna al-hasan (‫ﺤﺴﻦا‬ ), yaitu kebaikan. Dan juga sekaligus bermakna an-
andzafah (‫ﻨﻈﺎﻓﺔا‬ ), yaitu kebersihan. (Sarwat, Ahmad, Lc, 2010) secara syar'i
(terminologi) adalah "Menggunakan air yang tohur (suci dan mensucikan) pada anggota
tubuh yang empat (yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan cara yang
khusus menurut syari'at" (As-Soronji, Abu Abdil Muhsdin, 2007) Air bekas wudu
apabila sedikit, maka tidak boleh digunakan, dan termasuk sebagai air musta'mal,
sebagaimana hadits: Abdullah bin Umar ra. Mengatakan, “Rasulullah SAW telah
bersabda: “Jika air itu telah mencapai dua qullah, tidak mengandung kotoran. Dalam
lafadz lain: ”tidak najis”. (HR Abu Dawud, Tirmidhi, Nasa‟i, Ibnu Majah)
II.2 Air Musta’mal
Air Musta‟mal adalah air yang telah terpisah dari anggota-anggota yang
berwudhu dan mandi. Hukumnya suci lagi menyucikan sebagai halnya air mutlak tanpa
berbeda sedikitpun. Hal itu ialah mengingat asalnya yang suci, sedang tiada dijumpai
suatu alasan pun yang mengeluarkannya dari kesucian itu (Sabiq, Sayyid, 1993).
II.3 Syarat air musta’mal digunakan untuk berwudhu
Bilamana suatu benda suci bercampur dengan air namun karena kadarnya hanya
sedikit sehingga air itupun tidak berubah karenanya, maka bersuci dengan air tersebut
diperbolehkan (Raghib, Ali, 1991). Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Apabila air itu berukuran dua qullah, maka air
itu tidak kotor (najis).” Dan dalam salah satu riwayat dengan lafazh: “tidak dapat
ternajiskan.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud; Tirmidzi; Nasai dan Ibnu Majah. Dan
telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Al Hakim dan Ibnu Hibban). (Hakim, Abdul,
2010)
II.4 Syarat Air Bersih
Persayaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. adalah
persyaratan kualitatif, yang meliputi syarat fisik, kimia, biologis dan radiologist.
Syarat kualitatif adalah persyaratan yang menggambarkan kualitas dari air baku
(air bersih). Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia , biologis dan radiologis.
1. Kejernihan dan karakteristik alirannya.
2. Rasa Dalam air yang bersih (fisik) tidak terdapat seperti rasa asin, manis, pahit
dan asam. Begitu pula terhadap bau.
3. Turbiditas, merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa jauh
cahaya mampu menembus air
4. Temperatur
5. pH air permukaan air biasanya berkisar antara 6,5–9,0 pada kisaran tersebut air
bersih masih layak untuk diminum (dimasak).
6. Salinitas (zat padat total), didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah
semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti
dengan klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi.
7. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air segar/tawar berkisar dari 14,6mg/liter pada
suhu 0oC hingga 7,1mg/ liter pada suhu 35
o
C pada tekanan satu atmosfer.
8. BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen (mg/l) yang diperlukan oleh bakteri
untuk mendekomposisikan bahan organik (hingga stabil) pada kondisi aerobik.
9. Suspended Solid (SS) adalah padatan yang terkandung dalam air dan bukan
merupakan larutan
10. Nitrogen
11. Senyawa Toksik
12. Zat Organik
13. CO2 Agresif
14. Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh air karena adanya ion-ion
(kation) logam valensi
15. Kalsium
16. Besi
17. Tembaga (Cu)
18. Seng (Zn)
19. Chlorida (Cl)
20. Flourida (F)
21. Nitrit
22. Konduktivitas atau daya hantar (panas)
23. Pesistivitas
15. PTT atau TDS ( Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik )
(Narita, Kadek, dkk, 2011)
II.5 Zeolit
Zeolit didefenisikan sebagai senyawa aluminosilkat yang mempunyai struktur
kerangka tiga dimensi dengan ronga di dalamnya. Struktur kerangka zeolit tersusun atas
unit- unit etrahedral (AlO4)
-5
dan (SiO4)
-4
yang saling berikatan melalui atom oksigen
membentuk pori-pori zeolit. Ion silkon bervalensi 4, sedangkan aluminium bervalensi 3.
Hal ini yang menyebabkan struktur zeolit kelebihan muatan negatif yang
diseimbangkan oleh kation- kation logam alkali atau alkali tanah seperti Na
+
, K
+
, Ca
+
atau Sr
+
maupun kation-kation lainya. Kation-kation tersebut terletak diluar tetrahedral,
dapat bergerak bebas dalamronga-ronga zeolit dan bertindak sebagai counter ion yang
dapat dipertukarkan dengan kation-kation lainya, sifat-sifat inilah yang mendasari zeolit
sebagai penukar kation. Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia zeolit tersebut zeolit
dapat dimanfatkan sebagai penukar ion, penyaring molekuler, adsorben dan katalis
Zeolit umumnya memilki struktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral
alumina dan silika dengan ronga-ronga di dalam yang berisi on-ion logam, biasanya
alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris,
rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini
diketahui bermacam- macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit
bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder
polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeol.
Gambar 2.1 Struktur Umum Kerangka Zeolit
Aplikasi adsorben umum dan berfokus pada membersihkan molekul polar atau
senyawa terpolarisasi untuk proses pemurnian dan pemisahan masal didasarkan pada
proses penyaringan molekuler. Zeolit berfungsi sebagai penyaring alami. Air tanah yang
dilewatkan kolom gelas berisi zeolit, kadar Fe dapat diturunkan sampai 5%, sedangkan
kadar Mn dapat diturunkan sampai 10% (Santoso, Adi,2011)
II.6 Sifat-Sifat Ozon
Dalam beberapa dekade terakhir sterilan ozon sangat dominan untuk perlakuan
air karena sifat-sifat unggulan yang dimiliki ozon. Sifat unggul ozon diantaranya adalah
potensial oksidasi 2.07 eV, mobilitas yang tinggi, ramah lingkungan, reaktif dengan
senyawa organik. Dengan keunggulannya tersebut ozon dimanfaatkan untuk membunuh
beragam jenis virus, bakteri dalam media udara maupun air dan selanjutnya
dimanfaatkan untuk sterilisasi piranti kedokteran, penyimpanan buah, penurunan BOD
dan COD limbah cair dari industri (sebagai contoh ozon mampu mendegradasi senyawa
organik toksik sampai 30 %), mengurangi warna dan bau limbah dan dalam beberapa
tahun terakhir ozon juga digunakan untuk terapi. (Usada, Widdi, 2007)
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan
Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library
research. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan
analisis sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan
dan diterapkan lebih lanjut.
3.2 Objek Penulisan
Objek tulisan ini adalah limbah air wudhu yang didaur ulang menjadi air
wudhu kembali yang memenuhi parameter air bersih dan syar‟i. Dengan adanya
inovasi ini diharapkan dapat mendukung upaya penghematan air di Indonesia.
3.3 Teknik Pengambilan Data
Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkaitan dengan air
wudhu, air musta‟mal, air bersih dan literatur yang berkaitan dengan pengolahan
air. Informasi ini diperoleh dari berbagai literatur baik saran dari dosen, buku,
jurnal ilmiah, maupun internet yang relevan dengan objek yang dikaji.
3.4 Prosedur Penulisan
Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi
untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan maslah yang dikaji.
Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, maka dalam tulisan ini penyajian
dibagi atas dua pokok bahasan, yaitu :
1. Proses daur ulang limbah air wudhu
2. Penyesuaian air output yang dihasilkan terhadap parameter air bersih dan
layak untuk berwudhu berdasarkan Islam.
3.5 Kerangka Berpikir
Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalam proses penulisannya. Kerangka
atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan. Adapun kerangka
berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan pada gambar 3.1 di bawah ini :
LATAR BELAKANG
 Indonesia merupakan berpenduduk muslim terbesar di dunia.
 Banyaknya masyarakat muslim di Indonesia, secara tidak langsung
berbanding lurus dengan jumlah masjid di Indonesia.
 Jumlah air bersih di Indonesia yang semakin memprihatinkan.
 Air yang digunakan untuk wudhu sebagian besar hanya dibuang
begitu saja.
 Perlunya inovasi alat dapat meminimalisir air wudhu yang terbuang.
PERUMUSAN MASALAH
1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penghematan air bersih.
2. Tidak adanya inovasi alat yang dapat mendaur ulang limbah air
wudhu.
STUDI LITERATUR
1. Tinjauan tentang wudhu.
2. Tinjauan tentang air musta‟mal.
3. Tinjauan tentang syarat air bersih.
4. Tinjauan tentang proses pengolahan air menjadi air bersih.
PEMBAHASAN
1. Proses pendaur ulangan limbah air wudhu.
2. Pengaruh penggunaan filter, zeolit, ozon.
3. Penyesuaian air hasil daur ulang dengan parameter air bersih dan air
wudhu secara Islam.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Terciptanya suatu konsep desain alat pengolah air wudhu yang dapat
diaplikasikan pada kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penulisan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Konsep desain inovasi alat
Gambar 4.1 Rancangan alat resyar‟i water cycle
1. Sistem filtrasi membran 8. Tembok tempat wudhu
2. Sistem filtrasi zeolit 9. Selang penyedot air
3. Tandon air atas 10. Kerangka tandon
4. Tempat penyemprotan ozon 11. Pompa air
5. Tabung ozon 12. Selang untuk mengembalikan
6. Kran air air
7. Tandon bawah
4.2 Konsep pembuatan alat
Terdapat 3 tahap dalam proses pembuatan alat :
4.4.1 Pembuatan sistem filtrasi
Sistem filtrasi yang diterapkan merupakan kombinasi dari makromembran
dan mikromembran. Sistem filtrasi ini bertujuan agar partikel kotor dari tempat
penampungan air wudhu dapat tersaring, sehingga air yang telah melewati filter ini
akan menjadi bersih dari kotoran secara fisik.
4.4.2 Pembuatan sistem penyaringan zeolit
Sistem penyaringan zeolit ini dilakukan untuk membersihkan air bekas
wudhu dari kotoran kotoran biologis. Sistem ini berupa tabung yang diberikan
lapisan zeolit didalamnya. Sehingga ketika air masuk maka zeolit akan membunuh
kuman dan bakteri dalam air.
4.4.3 Pembuatan sistem penyemprotan O3 atau ozon
Penyemprotan gas ozon ini dilakukan untuk membantu kinerja dari zeolit
dalam membunuh kuman biologis. Sistem yang dibuat adalah dengan tabung pvc
yang diberikan selang yang langsung bersumber dari tabung ozon generator.
Tabung ini diletakkan dalam tandon bawah, hal ini dimaksudkan agar tidak boros
dalam penggunaan ozon.
4.3. Gambaran teknologi yang dipakai
Kran Air Penyaring Pasir Zeolit
Kran air Tandon Pompa Ozonisation
Gambar 4.2 Gambaran Teknologi yang Digunakan
4.4. Sistem Pembuatan dan Kerja Alat
Pada alat Resyar’i Water Cycle disusun oleh komponen atau alat yang dirangkai
menjadi satu yaitu:
1. Air mengalir dari kran dan terkumpul di depan membran makro. Daun dan
kotoran kotoran besar akan tersaring oleh membran makro dan tidak di izin kan
memasuki sistem.
2. Air yang menuju sistem membran filter selanjutnya akan melewati membran
mikro sehingga garam, gula, dll akan tersaring sehingga air akan terbebas dari
senyawa-senyawa kimia.
3. Air selanjutnya melewati sistem penyaringan zeolit. Zeolit disini berfungsi 
sebagai penyaring Ca
2+
dan Mg
2+
agar tidak memasuki tahap selanjutnya.
Kandungan Ca
2+
dan Mg
2+
akan menurunkan kualitas dari air itu sendiri. Hal
ini biasa dikatakan orang awam sebagai air sadah.
4. Setelah air melewati sistem penyaringan zeolit maka air yang sudah bersih dari
senyawa kimia dan kotoran makro berada dalam ozonization box, didalam sini
air yang masih memungkinkan adanya mikroba atau kuman akan disterilkan
menggunakan ozon disini. Ozon akan otomatis aktif ketika air mencapai volume
tertentu.
5. Setelah air benar-benar bersih terkena ozon dan memenuhi volume tertentu
maka pompa air akan dinyalakan dan menyedot air bersih menuju ke tandon atas
untuk ditampung dengan volume lebih dari 200 L sehingga akan dapat dikatakan
syar‟i ( lebih dari 2 qullah)
6. Air kemudian dialirkan kembali ke kran air untuk digunakan sebagai air wudhu
kembali.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya konsep pengolahan limbah air wudhu sehingga dapat digunakan
kembali menjadi air wudhu yang sah secara islami maka dalam karya tulis ini dapat
membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penghematan air bersih.
Selain itu dengan karya tulis ini diharapkan dapat menjadi referensi gambaran
rancangan alat pendaur ulangan limbah air wudhu menjadi air wudhu kembali yang sah
secara islam.
5.2 Saran
Dengan dibuatnya konsep pendaurulangan air wudhu ini diharapkan dapat
diterapkan untuk mendaur ulang limbah air wudhu di Indonesia, selain itu diharapkan
akan adanya pengembangan alat ini sehingga didapatkan hasil pendaurulangan air
wudhu yang lebih maksimal dan efektif sehingga dapat meningkatkan upaya
penghematan air di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
As-Soronji, Ibnu Abidin.2007.KEMUDAHAN DI DALAM SIFAT WUDHU’ NABI.
Madinah:Universitas Islam Madinah.
Chrisbiyanto, Anton.2014.Indonesia butuh air bersih. http://nasional.sindonews.com/
read/862939/18/indonesia-butuh-air-bersih.diakses pada 18 Oktober 2014 pukul
22.04
Hakim, Abdul. 2010. KITAB THAHARAH BAB AIR. http://almanhaj.or.id/content/
2901/slash/0/kitab-thaharah-bab-air-5-11/. diakses pada tanggal 18 Oktober 2014
pukul 21.03
Narita, Kadek, dkk. 2011. PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK
PENENTUAN DOSIS TAWAS PADA PROSES KOAGULASI SISTEM
PENGOLAHAN AIR BERSIH.Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Raghib, Ali. 1991. Ahkamus Shalat.Mesir:Darun Nahdlah Al Islamiyyah
Sabiq, Sayyid. 1993. Fikih Sunnah 1.Bandung:Al-Ma'arif
Santoso, Adi. 2011. Membran (Mikrofiltrasi dan Ultrafiltrasi. Universitas
Muhammadiyah Malang : Malang
Saputera, Agus. 2008. Mari Kita Berdayakan Masjid. http://riau1.kemenag.go.id/
index.php?a=artikel&id=521, diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 21.47
Usada, Widdi, dkk. 2007. STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK
PERLAKUAN AIR.Yogyakarta:BATAN.

More Related Content

What's hot

Sejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengahSejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengahMade Yudha Giri
 
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa PrasejarahTeknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa PrasejarahBetsy Edith Christie
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineralReza As
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSIVitalis Intan
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL FayzaWibisono
 
Ppt vitamin larut lemak
Ppt vitamin larut lemakPpt vitamin larut lemak
Ppt vitamin larut lemakZulfi Ani
 
Praktikum uji makanan
Praktikum uji makananPraktikum uji makanan
Praktikum uji makananLia Sulistia
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Haliza Arumdanya
 
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)Taufik Soehara
 
Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Firdika Arini
 

What's hot (20)

SEJARAH MANUSIA PURBA
SEJARAH MANUSIA PURBASEJARAH MANUSIA PURBA
SEJARAH MANUSIA PURBA
 
Presentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra AksaraPresentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra Aksara
 
Sejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengahSejarah hindu di jawa tengah
Sejarah hindu di jawa tengah
 
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa PrasejarahTeknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
Teknik Pembuatan Alat Batu pada Masa Prasejarah
 
Anatomi Fisiologi Muskuluskeletal
Anatomi Fisiologi MuskuluskeletalAnatomi Fisiologi Muskuluskeletal
Anatomi Fisiologi Muskuluskeletal
 
Bab 1 Sel
Bab 1 SelBab 1 Sel
Bab 1 Sel
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineral
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
 
Manusia purba di dunia
Manusia purba di duniaManusia purba di dunia
Manusia purba di dunia
 
Materi biologi x ppt bab 4 fix
Materi biologi x ppt bab 4 fixMateri biologi x ppt bab 4 fix
Materi biologi x ppt bab 4 fix
 
Peradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir KunoPeradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
 
Ppt vitamin larut lemak
Ppt vitamin larut lemakPpt vitamin larut lemak
Ppt vitamin larut lemak
 
Metode penulisan
Metode penulisanMetode penulisan
Metode penulisan
 
Praktikum uji makanan
Praktikum uji makananPraktikum uji makanan
Praktikum uji makanan
 
Praaksara
PraaksaraPraaksara
Praaksara
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
 
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (Mohenjo daro dan Harappa)
 
Polisakarida
PolisakaridaPolisakarida
Polisakarida
 
Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan Power Point Sistem Pencernaan
Power Point Sistem Pencernaan
 

Similar to Resyar'i water cycle (2014) (20)

Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5
 
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9 kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9  kelas 5Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9  kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9 kelas 5
 
Urgensi Air
Urgensi AirUrgensi Air
Urgensi Air
 
Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...
Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...
Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...
 
Air 2 qullah dalam tinjauan sains
Air 2 qullah  dalam tinjauan sainsAir 2 qullah  dalam tinjauan sains
Air 2 qullah dalam tinjauan sains
 
Air dalam Kehidupan
Air dalam KehidupanAir dalam Kehidupan
Air dalam Kehidupan
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatan
 
Tugas pi-niken-1
Tugas pi-niken-1Tugas pi-niken-1
Tugas pi-niken-1
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Makalah mey
Makalah meyMakalah mey
Makalah mey
 
Makalah mey
Makalah meyMakalah mey
Makalah mey
 
Air dalam perspektif islam
Air dalam perspektif islamAir dalam perspektif islam
Air dalam perspektif islam
 
Kata penganta2
Kata penganta2Kata penganta2
Kata penganta2
 
Kti bakteri
Kti bakteriKti bakteri
Kti bakteri
 
Khasiat air yang didoakan
Khasiat air yang didoakanKhasiat air yang didoakan
Khasiat air yang didoakan
 
Hasil observasi air
Hasil observasi air Hasil observasi air
Hasil observasi air
 
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut whoTugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Resyar'i water cycle (2014)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar yang ada didunia. Indonesia memiliki jumlah umat muslim sebesar 80% dari jumlah penduduknya. Menurut bps.go.id pada tahun 2012 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa pada tahun 2010, itu artinya jumlah penduduk umat muslim di Indonesia sebanyak kurang lebih 190 juta jiwa . Dengan jumlah umat yang begitu banyak tentu masyarakat muslim Indonesia membutuhkan banyak tempat ibadah atau masjid pula. Menurut data tahun 2002, kemenag.go.id menyatakan bahwa jumlah masjid di Indonesia tidak kurang dari 700 ribu buah. Jumlah masjid yang sedemikian banyak akan berdampak pula pada air yang dikeluarkan dan dipakai oleh umat muslim Indonesia. Sebagian besar air sisa wudhu ini dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali. Hal ini merupakan suatu pemborosan air. Pemborosan air wudhu ini sangat mungkin terasa biasa ketika hanya satu kran air yang membuang air bersih tersebut. Namun ketika diseluruh indonesia melakukan pemborosan air wudhu tanpa diolah kembali ini, maka akan terkumpul berjuta liter air yang terbuang sia-sia. Apalagi bila masjid yang berukuran besar dan memiliki jumlah kran yang banyak, contohnya Masjid Istiqlal. Hal ini ironis dengan keterbatasan air bersih yang dimiliki Indonesia. Pembuangan air wudhu yang sia-sia ini juga mengurangi akses masyarakat dalam mendapatkan air bersih di Indonesia. Saat ini kekurangan air bersih telah terjadi di berbagai kota di Indonesia. Menurut Sindonews.com menyatakan bahwa di Kota Banjarmasin, Banjar, Kapuas, Palangkaraya, Pontianak dan Balikpapan masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan dan akses air bersih. Sementara di Nusa Tenggara Timur, tercatat Kabupaten Kupang, Ende, Sikka, Flores Timur, Belu, dan Sumba Timur mengalami krisis air bersih. Untuk membantu gerakan hemat air yang dicanangkan pemerintah, kita seharusnya juga turut membantu dalam melaksanakannya dengan memanfaatkan air bersih dengan sebaik mungkin. Salah satunya adalah dengan mengolah air wudhu dengan baik agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi air wudhu yang syar‟i kembali. Selama ini yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengolah air wudhu adalah dengan menggunakannya langsung sebagai air untuk menyiram tanaman. Namun sebenarnya air
  • 2. bekas wudhu ini masih bisa diolah lagi untuk ditingkatkan fungsinya menjadi air bersih untuk berwudhu kembali. Untuk itu dalam upaya penghematan air bersih di indonesia dan meminimalir air bekas wudhu yang terbuang, kami memberikan inovasi alat pengolahan air bekas wudhu untuk diolah kembali menjadi air wudhu yang syar‟i. I.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan diselesaikan melalui karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya air bersih dan pentingnya menghemat air bersih. 2. Belum adanya inovasi alat yang dapat mengolah kembali air bekas wudhu menjadi air wudhu yang bersih dan syar‟i. I.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya air bersih dan pentingnya menghemat air bersih. 2. Merancang inovasi alat yang dapat mengolah kembali air bekas wudhu menjadi air wudhu yang bersih dan syar‟i. 1.5 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Memberikan konsep desain alat pengolah air wudhu yang dapat diaplikasikan pada kehidupan masyarakat. 2. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Wudhu Kata wudhu' (‫ء‬ ‫)اﺿ‬ dalam bahasa Arab berasal dari kata al-wadha'ah ( ‫ء‬ ‫)اﺎﺿ‬ yang bermakna al-hasan (‫ﺤﺴﻦا‬ ), yaitu kebaikan. Dan juga sekaligus bermakna an- andzafah (‫ﻨﻈﺎﻓﺔا‬ ), yaitu kebersihan. (Sarwat, Ahmad, Lc, 2010) secara syar'i (terminologi) adalah "Menggunakan air yang tohur (suci dan mensucikan) pada anggota tubuh yang empat (yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan cara yang khusus menurut syari'at" (As-Soronji, Abu Abdil Muhsdin, 2007) Air bekas wudu apabila sedikit, maka tidak boleh digunakan, dan termasuk sebagai air musta'mal, sebagaimana hadits: Abdullah bin Umar ra. Mengatakan, “Rasulullah SAW telah bersabda: “Jika air itu telah mencapai dua qullah, tidak mengandung kotoran. Dalam lafadz lain: ”tidak najis”. (HR Abu Dawud, Tirmidhi, Nasa‟i, Ibnu Majah) II.2 Air Musta’mal Air Musta‟mal adalah air yang telah terpisah dari anggota-anggota yang berwudhu dan mandi. Hukumnya suci lagi menyucikan sebagai halnya air mutlak tanpa berbeda sedikitpun. Hal itu ialah mengingat asalnya yang suci, sedang tiada dijumpai suatu alasan pun yang mengeluarkannya dari kesucian itu (Sabiq, Sayyid, 1993). II.3 Syarat air musta’mal digunakan untuk berwudhu Bilamana suatu benda suci bercampur dengan air namun karena kadarnya hanya sedikit sehingga air itupun tidak berubah karenanya, maka bersuci dengan air tersebut diperbolehkan (Raghib, Ali, 1991). Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Apabila air itu berukuran dua qullah, maka air itu tidak kotor (najis).” Dan dalam salah satu riwayat dengan lafazh: “tidak dapat ternajiskan.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud; Tirmidzi; Nasai dan Ibnu Majah. Dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Al Hakim dan Ibnu Hibban). (Hakim, Abdul, 2010)
  • 4. II.4 Syarat Air Bersih Persayaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. adalah persyaratan kualitatif, yang meliputi syarat fisik, kimia, biologis dan radiologist. Syarat kualitatif adalah persyaratan yang menggambarkan kualitas dari air baku (air bersih). Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia , biologis dan radiologis. 1. Kejernihan dan karakteristik alirannya. 2. Rasa Dalam air yang bersih (fisik) tidak terdapat seperti rasa asin, manis, pahit dan asam. Begitu pula terhadap bau. 3. Turbiditas, merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa jauh cahaya mampu menembus air 4. Temperatur 5. pH air permukaan air biasanya berkisar antara 6,5–9,0 pada kisaran tersebut air bersih masih layak untuk diminum (dimasak). 6. Salinitas (zat padat total), didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti dengan klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi. 7. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air segar/tawar berkisar dari 14,6mg/liter pada suhu 0oC hingga 7,1mg/ liter pada suhu 35 o C pada tekanan satu atmosfer. 8. BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen (mg/l) yang diperlukan oleh bakteri untuk mendekomposisikan bahan organik (hingga stabil) pada kondisi aerobik. 9. Suspended Solid (SS) adalah padatan yang terkandung dalam air dan bukan merupakan larutan 10. Nitrogen 11. Senyawa Toksik 12. Zat Organik 13. CO2 Agresif 14. Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh air karena adanya ion-ion (kation) logam valensi 15. Kalsium 16. Besi 17. Tembaga (Cu) 18. Seng (Zn)
  • 5. 19. Chlorida (Cl) 20. Flourida (F) 21. Nitrit 22. Konduktivitas atau daya hantar (panas) 23. Pesistivitas 15. PTT atau TDS ( Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik ) (Narita, Kadek, dkk, 2011) II.5 Zeolit Zeolit didefenisikan sebagai senyawa aluminosilkat yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi dengan ronga di dalamnya. Struktur kerangka zeolit tersusun atas unit- unit etrahedral (AlO4) -5 dan (SiO4) -4 yang saling berikatan melalui atom oksigen membentuk pori-pori zeolit. Ion silkon bervalensi 4, sedangkan aluminium bervalensi 3. Hal ini yang menyebabkan struktur zeolit kelebihan muatan negatif yang diseimbangkan oleh kation- kation logam alkali atau alkali tanah seperti Na + , K + , Ca + atau Sr + maupun kation-kation lainya. Kation-kation tersebut terletak diluar tetrahedral, dapat bergerak bebas dalamronga-ronga zeolit dan bertindak sebagai counter ion yang dapat dipertukarkan dengan kation-kation lainya, sifat-sifat inilah yang mendasari zeolit sebagai penukar kation. Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia zeolit tersebut zeolit dapat dimanfatkan sebagai penukar ion, penyaring molekuler, adsorben dan katalis Zeolit umumnya memilki struktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan ronga-ronga di dalam yang berisi on-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam- macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeol.
  • 6. Gambar 2.1 Struktur Umum Kerangka Zeolit Aplikasi adsorben umum dan berfokus pada membersihkan molekul polar atau senyawa terpolarisasi untuk proses pemurnian dan pemisahan masal didasarkan pada proses penyaringan molekuler. Zeolit berfungsi sebagai penyaring alami. Air tanah yang dilewatkan kolom gelas berisi zeolit, kadar Fe dapat diturunkan sampai 5%, sedangkan kadar Mn dapat diturunkan sampai 10% (Santoso, Adi,2011) II.6 Sifat-Sifat Ozon Dalam beberapa dekade terakhir sterilan ozon sangat dominan untuk perlakuan air karena sifat-sifat unggulan yang dimiliki ozon. Sifat unggul ozon diantaranya adalah potensial oksidasi 2.07 eV, mobilitas yang tinggi, ramah lingkungan, reaktif dengan senyawa organik. Dengan keunggulannya tersebut ozon dimanfaatkan untuk membunuh beragam jenis virus, bakteri dalam media udara maupun air dan selanjutnya dimanfaatkan untuk sterilisasi piranti kedokteran, penyimpanan buah, penurunan BOD dan COD limbah cair dari industri (sebagai contoh ozon mampu mendegradasi senyawa organik toksik sampai 30 %), mengurangi warna dan bau limbah dan dalam beberapa tahun terakhir ozon juga digunakan untuk terapi. (Usada, Widdi, 2007)
  • 7. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Jenis Penulisan Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library research. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan analisis sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut. 3.2 Objek Penulisan Objek tulisan ini adalah limbah air wudhu yang didaur ulang menjadi air wudhu kembali yang memenuhi parameter air bersih dan syar‟i. Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat mendukung upaya penghematan air di Indonesia. 3.3 Teknik Pengambilan Data Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkaitan dengan air wudhu, air musta‟mal, air bersih dan literatur yang berkaitan dengan pengolahan air. Informasi ini diperoleh dari berbagai literatur baik saran dari dosen, buku, jurnal ilmiah, maupun internet yang relevan dengan objek yang dikaji. 3.4 Prosedur Penulisan Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan maslah yang dikaji. Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, maka dalam tulisan ini penyajian dibagi atas dua pokok bahasan, yaitu : 1. Proses daur ulang limbah air wudhu 2. Penyesuaian air output yang dihasilkan terhadap parameter air bersih dan layak untuk berwudhu berdasarkan Islam. 3.5 Kerangka Berpikir Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalam proses penulisannya. Kerangka atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan. Adapun kerangka berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan pada gambar 3.1 di bawah ini :
  • 8. LATAR BELAKANG  Indonesia merupakan berpenduduk muslim terbesar di dunia.  Banyaknya masyarakat muslim di Indonesia, secara tidak langsung berbanding lurus dengan jumlah masjid di Indonesia.  Jumlah air bersih di Indonesia yang semakin memprihatinkan.  Air yang digunakan untuk wudhu sebagian besar hanya dibuang begitu saja.  Perlunya inovasi alat dapat meminimalisir air wudhu yang terbuang. PERUMUSAN MASALAH 1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penghematan air bersih. 2. Tidak adanya inovasi alat yang dapat mendaur ulang limbah air wudhu. STUDI LITERATUR 1. Tinjauan tentang wudhu. 2. Tinjauan tentang air musta‟mal. 3. Tinjauan tentang syarat air bersih. 4. Tinjauan tentang proses pengolahan air menjadi air bersih. PEMBAHASAN 1. Proses pendaur ulangan limbah air wudhu. 2. Pengaruh penggunaan filter, zeolit, ozon. 3. Penyesuaian air hasil daur ulang dengan parameter air bersih dan air wudhu secara Islam. LUARAN YANG DIHARAPKAN Terciptanya suatu konsep desain alat pengolah air wudhu yang dapat diaplikasikan pada kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penulisan
  • 9. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Konsep desain inovasi alat Gambar 4.1 Rancangan alat resyar‟i water cycle 1. Sistem filtrasi membran 8. Tembok tempat wudhu 2. Sistem filtrasi zeolit 9. Selang penyedot air 3. Tandon air atas 10. Kerangka tandon 4. Tempat penyemprotan ozon 11. Pompa air 5. Tabung ozon 12. Selang untuk mengembalikan 6. Kran air air 7. Tandon bawah
  • 10. 4.2 Konsep pembuatan alat Terdapat 3 tahap dalam proses pembuatan alat : 4.4.1 Pembuatan sistem filtrasi Sistem filtrasi yang diterapkan merupakan kombinasi dari makromembran dan mikromembran. Sistem filtrasi ini bertujuan agar partikel kotor dari tempat penampungan air wudhu dapat tersaring, sehingga air yang telah melewati filter ini akan menjadi bersih dari kotoran secara fisik. 4.4.2 Pembuatan sistem penyaringan zeolit Sistem penyaringan zeolit ini dilakukan untuk membersihkan air bekas wudhu dari kotoran kotoran biologis. Sistem ini berupa tabung yang diberikan lapisan zeolit didalamnya. Sehingga ketika air masuk maka zeolit akan membunuh kuman dan bakteri dalam air. 4.4.3 Pembuatan sistem penyemprotan O3 atau ozon Penyemprotan gas ozon ini dilakukan untuk membantu kinerja dari zeolit dalam membunuh kuman biologis. Sistem yang dibuat adalah dengan tabung pvc yang diberikan selang yang langsung bersumber dari tabung ozon generator. Tabung ini diletakkan dalam tandon bawah, hal ini dimaksudkan agar tidak boros dalam penggunaan ozon. 4.3. Gambaran teknologi yang dipakai Kran Air Penyaring Pasir Zeolit Kran air Tandon Pompa Ozonisation Gambar 4.2 Gambaran Teknologi yang Digunakan
  • 11. 4.4. Sistem Pembuatan dan Kerja Alat Pada alat Resyar’i Water Cycle disusun oleh komponen atau alat yang dirangkai menjadi satu yaitu: 1. Air mengalir dari kran dan terkumpul di depan membran makro. Daun dan kotoran kotoran besar akan tersaring oleh membran makro dan tidak di izin kan memasuki sistem. 2. Air yang menuju sistem membran filter selanjutnya akan melewati membran mikro sehingga garam, gula, dll akan tersaring sehingga air akan terbebas dari senyawa-senyawa kimia. 3. Air selanjutnya melewati sistem penyaringan zeolit. Zeolit disini berfungsi sebagai penyaring Ca 2+ dan Mg 2+ agar tidak memasuki tahap selanjutnya. Kandungan Ca 2+ dan Mg 2+ akan menurunkan kualitas dari air itu sendiri. Hal ini biasa dikatakan orang awam sebagai air sadah. 4. Setelah air melewati sistem penyaringan zeolit maka air yang sudah bersih dari senyawa kimia dan kotoran makro berada dalam ozonization box, didalam sini air yang masih memungkinkan adanya mikroba atau kuman akan disterilkan menggunakan ozon disini. Ozon akan otomatis aktif ketika air mencapai volume tertentu. 5. Setelah air benar-benar bersih terkena ozon dan memenuhi volume tertentu maka pompa air akan dinyalakan dan menyedot air bersih menuju ke tandon atas untuk ditampung dengan volume lebih dari 200 L sehingga akan dapat dikatakan syar‟i ( lebih dari 2 qullah) 6. Air kemudian dialirkan kembali ke kran air untuk digunakan sebagai air wudhu kembali.
  • 12. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan adanya konsep pengolahan limbah air wudhu sehingga dapat digunakan kembali menjadi air wudhu yang sah secara islami maka dalam karya tulis ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penghematan air bersih. Selain itu dengan karya tulis ini diharapkan dapat menjadi referensi gambaran rancangan alat pendaur ulangan limbah air wudhu menjadi air wudhu kembali yang sah secara islam. 5.2 Saran Dengan dibuatnya konsep pendaurulangan air wudhu ini diharapkan dapat diterapkan untuk mendaur ulang limbah air wudhu di Indonesia, selain itu diharapkan akan adanya pengembangan alat ini sehingga didapatkan hasil pendaurulangan air wudhu yang lebih maksimal dan efektif sehingga dapat meningkatkan upaya penghematan air di Indonesia.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA As-Soronji, Ibnu Abidin.2007.KEMUDAHAN DI DALAM SIFAT WUDHU’ NABI. Madinah:Universitas Islam Madinah. Chrisbiyanto, Anton.2014.Indonesia butuh air bersih. http://nasional.sindonews.com/ read/862939/18/indonesia-butuh-air-bersih.diakses pada 18 Oktober 2014 pukul 22.04 Hakim, Abdul. 2010. KITAB THAHARAH BAB AIR. http://almanhaj.or.id/content/ 2901/slash/0/kitab-thaharah-bab-air-5-11/. diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 21.03 Narita, Kadek, dkk. 2011. PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENENTUAN DOSIS TAWAS PADA PROSES KOAGULASI SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH.Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember Raghib, Ali. 1991. Ahkamus Shalat.Mesir:Darun Nahdlah Al Islamiyyah Sabiq, Sayyid. 1993. Fikih Sunnah 1.Bandung:Al-Ma'arif Santoso, Adi. 2011. Membran (Mikrofiltrasi dan Ultrafiltrasi. Universitas Muhammadiyah Malang : Malang Saputera, Agus. 2008. Mari Kita Berdayakan Masjid. http://riau1.kemenag.go.id/ index.php?a=artikel&id=521, diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 21.47 Usada, Widdi, dkk. 2007. STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK PERLAKUAN AIR.Yogyakarta:BATAN.