3. Apapun yang kita capai
(pekerjaan, pelayanan, kekayaan dan sebagainya)
menjadi tidak berarti ketika keluarga kita
berantakan.
4. Tapi sayangnya banyak anak
merasa tidak mengalami kehadiran orangtuanya,
sehingga mereka bertumbuh tanpa arah,
kebingungan dan ketakutan.
5. Bagaimana sebuah keluarga terbentuk
ditentukan oleh suami-istri. Bagaimana anak-
anaknya ditentukan bagaimana orangtuanya
mendidik mereka.
6. Hari ini, kita akan mempelajari bagaimana
seharusnya orangtua mendidik anak-anaknya
di jalan Tuhan.
7. Pertama, Orangtua harus
menghormati Tuhan.
"Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang
aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN,
Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu
pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu
engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN,
Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan
perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan
supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang
Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik
keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak,
seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek
moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya"
8. Orangtua yang menghormati Tuhan akan
mendidik anak-anaknya dengan positif dan
benar, sekaligus menjadi teladan nyata bagi
anak-anak.
9. Kedua, Orangtua harus memiliki
pengakuan iman yang jelas.
"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah
kita,
TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu"
Ulangan 6:4-5.
10. Orangtua yang imannya tidak jelas,
akan mendidik anak tanpa arah dan tujuan.
Sebaliknya, orangtua yang memiliki iman yang
jelas dan mantap, tentu akan mendidik anaknya
di jalan Tuhan, memberi arah hidup yang jelas
dan memiliki tujuan hidup yang pasti.
11. Ketiga, Orangtua harus proaktif
mengajar anak-anaknya
"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah
engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu,
apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga
engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah
engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan
pada pintu gerbangmu"
Ulangan 6:6-9.
13. Keempat, Orangtua harus tahu dan
melakukan apa yang diajarkannya
"Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah
peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan
kepadamu oleh TUHAN Allah kita? maka haruslah engkau
menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir,
tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan
yang kuat. TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat,
yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap
Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita; tetapi kita
dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya
masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah
dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita.
TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk
melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN,
Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia
membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini. Dan kita akan
14. Orangtua yang berhenti belajar, akan menjadi
orangtua
yang berhenti mengajar. Anak-anak menjadi ragu
dengan yang kita ajarkan kalau kita tidak
sungguh-sungguh
tahu yang kita ajarkan.
15. Lebih dari itu, anak-anak akan semakin stress
bila yang diajarkan oleh orangtua tidak
dilakukannya. Dengan kata lain, orangtua tidak
menjadi teladan
dalam apa yang diajarkan.
16. Orangtua hanya bisa menuntut, sementara dia
sendiri
bukan menjadi aktor utama dalam melakukan
apa yang diajarkan. Karena itu, sebagai orangtua,
harus tahu apa
yang diajarkan dan juga menjadi pelaku utama
dari ajaran yang disampaikan.
17. Penutup
Ketika kita membangun keluarga sebagaimana
Tuhan kehendaki, maka kita akan memperoleh
janji-janji berkat Tuhan yang luar biasa. Dan
Tuhan akan membuat keluarga kita menjadi
berkat bagi orang lain.