SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
www.hukumonline.com



       PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN-KABUPATEN
        DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA
      (Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 Tanggal 7 Nopember 1956)

                          PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a.     bahwa dengan berlakunya Undang-undang No. 14 tahun 1956 (Lembaran-Negara tahun
       1956 No. 30) tentang pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan
       Pemerintah Daerah Peralihan di Kabupaten-kabupaten otonom yang ada di dalam
       Propinsi Sumatera Utara sekarang ini telah diadakan persiapan-persiapan juga untuk
       membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Pemerintah Daerah Peralihan
       dimaksud untuk menggantikan dewan-dewan perwakilan rakyat daerah lama yang masih
       ada atau untuk menjalankan pemerintahan daerah Kabupaten dimana masih saja belum
       ada dewan-dewannya daerah, walaupun hak-hak kewenangan pemerintah-pemerintah
       daerah Kabupaten itu yang termasuk dalam lapangan urusan rumah-tangganya ternyata
       belum tegas diatur dalam peraturan-peraturan pembentukannya;
b.     bahwa berhubung dengan perkembangan ketatanegaraan dan untuk melancarkan jalannya
       pemerintahan Kabupaten-kabupaten otonom dimaksud, perlu segera kepada Kabupaten-
       kabupaten otonom dimaksud diberikan dasar-dasar hukum yang tegas dan yang
       semestinya dengan jalan membentuk Kabupaten-kabupaten otonom itu dengan Undang-
       undang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang No. 22 tahun 1948;
c.     bahwa berhubung dengan keadaan yang mendesak, pengaturan pembentukan Kabupaten-
       kabupaten tersebut perlu dilakukan dengan Undang-undang Darurat.

Mengingat :

a.     pasal-pasal 96, 131, dan 142 Undang-Undang Dasar Sementara;
b.     Undang-undang No. 22 tahun, 1948;

Mendengar :
      Dewan Menteri dalam rapatnya yang ke-33 pada tanggal 4 Oktober 1956;

                                    MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Undang-Undang Darurat Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam
lingkungan Daerah Propinsi Sumatera-Utara.

                                      BAB I
                                 PERATURAN UMUM
                                      Pasal 1

       Daerah-daerah seperti tersebut di bawah ini, nomor 1 sampai dengan nomor 17, masing-
masing dibentuk menjadi Kabupaten-Kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah-
tangganya sendiri, dengan nama dan batas-batas seperti berikut:

1.     Aceh Besar, dengan nama Kabupaten Aceh Besar, dengan batas-batas yang meliputi
       kewedanaan-kewedanaan Kotaraja, Seulimeum dan Sabang sebagai dimaksud dalam


www.hukumonline.com                                                                      1
www.hukumonline.com



      Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/ OE/49, kecuali
      wilayah yang termasuk Kota Besar Kotaraja,

2.    Pidie, dengan nama Kabupaten Pidie, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-
      kewedanaan Sigli, Kota Bakti dan Meureudu, sebagai dimaksud dalam Ketetapan
      Gubernur Sumatera- Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/OE/49;

3.    Aceh-Utara, dengan nama Kabupaten Aceh Utara, dengan batas-batas yang meliputi
      kewedanaan-kewedanaan Lho'Seumawe, Bireuen dan Lho 'Sukon, sebagai dimaksud
      dalam Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949/No. 5/ GSO/OE/49;

4.    Aceh Temur, dengan nama Kabupaten Aceh Timur, dengan batas-batas yang meliputi
      kewedanaan-kewedanaan Langsa, Idi dan Temieng, sebagai dimaksud dalam Ketetapan
      Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1 949 No. 5/GSO/OE/49;

5.    Aceh Tengah, dengan nama Kabupaten Aceh Tengah, dengan batas-batas yang meliputi
      kewedanaan-kewedanaan Takengon, Blang Kejeren dan Kota Cane, sebagai dimaksud
      dalam Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januai 1949 No. 51/GSO/OE/49;

6.    Aceh Barat, dengan nama Kabupaten Aceh Barat, dengan batas-batas yang meliputi
      kewedanaan-kewedanan Meulaboh, Calang dan Simeulue, sebagai dimaksud dalam
      Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/ OE/49:

7.    Aceh Selatan, dengan nama Kabupaten Aceh Selatan, dengan batas-batas yang meliputi
      kewedanaan-kewedanan Tapa'tuan, Bakongan dan Singkel, sebagai dimaksud dalam
      Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/ OE/49;

8.    Tapanuli Tengah, dengan nama Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan batas-batas yang
      meliputi wilayah afdeling Sibolga dulu (Staatsblad 1937 No. 563) ditambah dengan
      wilayah Negeri- negeri Aek Raisan dan Tuka Holbung, sebagai dimaksud dalam
      Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No.
      19/pn/dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera
      Utara tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSU/ jo. Keputusan Panitia Penyelenggara
      Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki
      dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak
      bernomor, kecuali wilayah yang termasuk Kota Besar Sibolga,

9.    Tapanuli Utara, dengan nama Kabupaten Tapanuli Utara, dengan batas-batas yang
      meliputi wilayah afdeling Tanah Batak dulu (Staatsblad 1937 No. 563), terkecuali
      wilayah Negeri-negeri Aek Raisan dan Tuka Holbung dimaksud dalam sub 8 di atas,
      sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal
      18 Januari 1950 No. 19/pn/ dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur
      Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Mei 1915 No. 20/I/PSU/jo keputusan Panitia
      Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D
      yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari
      1952 tidak bernomor:

10.   Tapanuli Selatan, dengan nama Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan batas-batas yang
      meliputi wilayah afdeling Padang Sidompuan dulu(Staatsblad 1937 No. 563),sebagai
      dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18
      Januari 1950 No. 19/pn/dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur
www.hukumonline.com                                                                     2
www.hukumonline.com



      Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSU jo. keputusan Panitia
      Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D
      yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari
      1952 tidak bernomor;

11.   Nias dengan nama Kabupaten Nias, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling
      Nias dulu (Staatsblad 1937 No. 563) sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur
      Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/ dpdta/50, sejak
      telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Mei
      1951 No. 20/I/PSU jo. keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi
      Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki dengan ketetapan
      Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor;

12.   Langkat, dengan nama Kabupaten L    angkat, dengan batas-batas yang meliputi wilayah
      afdeling Langkat dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan
      ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan
      Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi S umatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950
      No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31
      Januari 1952 tidak bernomor;

13.   Karo, dengan nama Kabupaten Karo, dengan batas-batas yang meliputi wilayah
      onderafdeling Karo dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan
      ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491) sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia
      Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D
      yang diperbaiki dengan ketentuan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 31 Januari
      1952 tidak bernomor;

14.   Deli-Serdang, dengan nama Kabupaten Deli-Serdang, dengan batas-batas yang meliputi
      wilayah afdeling Deli-Serdang dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali
      dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam
      keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19
      Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera
      Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah yang termasuk Kota
      Besar Medan;

15.   Simelungun, dengan nama Kabupaten Simelungun, dengan batas-batas yang meliputi
      wilayah onderafdeling Simelungun dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa
      kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam
      keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19
      Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera
      Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah Kota Besar Pematang
      Siantar;

16.   Asahan, dengan nama Kabupaten Asahan, dengan batas-batas yang meliputi wilayah
      afdeling Asahan dulu dikurangi dengan wilayah onderafeling Labuhan Batu dulu
      (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan
      Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara
      Pembentukan Propinsi Sumatera Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki
      dengan ketetapan Gubernur Sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor;



www.hukumonline.com                                                                        3
www.hukumonline.com



17.   Labuhan Batu, dengan nama Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas yang meliputi
      onderafdeling Labuhan Batu dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali
      dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam
      keputusan, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan
      Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera Utara tanggal 19 Agustus 1950
      No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 31
      Januari 1952 tidak bernomor.

                                          Pasal 2

(1)   Pemerintah Daerah:
      1.     Kabupaten Aceh Besar            berkedudukan di Kutaraja,
      2.     Kabupaten Pidie                 berkedudukan di Sigli
      3.     Kabupaten Aceh Utara            berkedudukan di Lho'Seumawe
      4.     Kabupaten Aceh Timur            berkedudukan di Langsa,
      5.     Kabupaten Aceh Tengah           berkedudukan di Takengon,
      6.     Kabupaten Aceh Barat            berkedudukan di Meulaboh,
      7.     Kabupaten Aceh Selatan          berkedudukan di Tapa'tuan,
      8.     Kabupaten Tapanuli Tengah       berkedudukan di Sibolga,
      9.     Kabupaten Tapanuli Utara        berkedudukan di Tarutung,
      10.    Kabupaten Tapanuli Selatan      berkedudukan di Padang Sidempuan,
      11.    Kabupaten Nias                  berkedudukan di Gunung Sitoli,
      12.    Kabupaten Langkat               berkedudukan di Binjai,
      13.    Kabupaten Karo                  berkedudukan di Kabanjahe,
      14.    Kabupaten Deli-Serdang          berkedudukan di Pematang-Medan,
      15.    Kabupaten Simelungan            berkedudukan di Pematang- Siantar,
      16.    Kabupaten Asahan                berkedudukan di Tanjung Balai,
      17.    Kabupaten Labuhan Batu          berkedudukan di Rantau Prapat.

(2)   Jika perkembangan keadaan di daerah menghendakinya, maka tempat kedudukan
      pemerintah daerah Kabupaten, atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
      yang bersangkutan, setelah mendengar pertimbangan Dewan Pemerintah Daerah Propinsi
      Sumatera Utara dengan keputusan Menteri Dalam Negeri dapat dipindahkan ke satu
      tempat lain dalam lingkungan daerah yang bersangkutan.

(3)   Dalam keadaan luar biasa tempat kedudukan pemerintah daerah seperti tersebut dalam
      ayat (1) di atas, untuk sementara waktu dapat dipindahkan ke lain tempat oleh Gubernur
      Kepala Daerah Sumatera-Utara.

                                          Pasal 3

(1)   Dewan Perwakilan Rakyat Daerah:
      1.    Kabupaten Aceh Besar                    terdiri dari 20 orang,
      2.    Kabupaten Pidie                         terdiri dari 20 orang,
      3.    Kabupaten Aceh Utara                    terdiri dari 20 orang,
      4.    Kabupaten Aceh Timur                    terdiri dari 20 orang,
      5.    Kabupaten Aceh Tengah                   terdiri dari 20 orang,
      6.    Kabupaten Aceh Barat                    terdiri dari 20 orang,
      7.    Kabupaten Aceh Selatan                  terdiri dari 20 orang,
      8.    Kabupaten Tapanuli Tengah               terdiri dari 20 orang,
      9.    Kabupaten Tapanuli Utara                terdiri dari 30 orang,
www.hukumonline.com                                                                       4
www.hukumonline.com



       10.     Kabupaten Tapanuli Selatan             terdiri dari 27 orang,
       11.     Kabupaten Nias                         terdiri dari 20 orang,
       12.     Kabupaten Langkat                      terdiri dari 20 orang,
       13.     Kabupaten Karo                         terdiri dari 20 orang,
       14.     Kabupaten Deli-Serdang                 terdiri dari 30 orang,
       15.     Kabupaten Simelungun                   terdiri dari 30 orang,
       16.     Kabupaten Asahan                       terdiri dari 20 orang,
       17.     Kabupaten Labuhan Batu                 terdiri dari 20 orang,

                                          Pasal 3a

       Menteri Keuangan, setelah mendengar panitia ahli untuk cukai tembakau yang dimaksud
dalam pasal 38 Ordonansi Cukai Tembakau (Staatsblad 1932 No. 517) dan semufakat dengan
Menteri Perekonomian, menetapkan:

a.     Jenis atau jenis-jenis hasil tembakau yang dimaksud dalam pasal 4a Ordonansi Cukai
       Tembakau (Staatsblad 1932 No. 517), yang harus dimasukkan dalam pembebasan
       sebagian.
b.     tarip cukai untuk hasil tembakau yang dimaksud pada sub a di atas dan masa tarip itu
       berlaku.

                                          Pasal 3b

        Menteri Keuangan dapat menetapkan peraturan mengenai pembungkusan dan penetapan
harga eceran dari hasil tembakau yang berdasarkan pasal 3a diberikan pembebasan sebagian dan
mengenai hal-hal lain yang berkenaan dengan pembebasan sebagian itu.

                                          Pasal 3c

        Tidak menaati atau tidak menyuruh mengindahkan peraturan- peraturan yang dimaksud
dalam pasal 3b dan dengan sengaja tidak meneliti kewajiban-kewajiban yang berdasarkan
peraturan-peraturan Ordonansi Cukai Tembakau (Staatsblad 1932 No. 517) dibebankan kepada
para pengusaha pabrik, dengan sendirinya mengakibatkan penghentian pembebasan sebagian dari
cukai atas hasil-hasil dari pengusaha pabrik yang bersangkutan.

                                         PASAL II

       Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada hari diundangkan.

       Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.




www.hukumonline.com                                                                       5
www.hukumonline.com



                           Ditetapkan di Jakarta
                      pada tanggal 7 Nopember 1956.
                       Presiden Republik Indonesia,

                              SOEKARNO.

                           Menteri Keuangan,

                           JUSUF WIBISONO

                          Menteri Perekonomian,

                           BURHANUDDIN


                          Diundangkan di Jakarta
                      pada tanggal 24 Nopember 1956
                            Menteri Kehakiman,

                             MOELJATNO


   LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1954
                  YANG TELAH DICETAK ULANG




www.hukumonline.com                                          6

More Related Content

What's hot

UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008adi-adp
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDAde Suerani
 
Permen no.59 th 2014
Permen no.59 th 2014Permen no.59 th 2014
Permen no.59 th 2014Anto Radde
 
Laporan ta september
Laporan ta septemberLaporan ta september
Laporan ta septemberAde Suerani
 
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020JabbarRamdhani
 
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANOTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 

What's hot (19)

Uu 11 2002
Uu 11 2002Uu 11 2002
Uu 11 2002
 
Uu 07 2003
Uu 07 2003Uu 07 2003
Uu 07 2003
 
Uu 13 2002
Uu 13 2002Uu 13 2002
Uu 13 2002
 
Uu 04 2001
Uu 04 2001Uu 04 2001
Uu 04 2001
 
Uu 04 2003
Uu 04 2003Uu 04 2003
Uu 04 2003
 
Uu 03 2003
Uu 03 2003Uu 03 2003
Uu 03 2003
 
Uu 13 2001
Uu 13 2001Uu 13 2001
Uu 13 2001
 
UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008
 
Uu 09 2003
Uu 09 2003Uu 09 2003
Uu 09 2003
 
Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
 
Uu 07 2000
Uu 07 2000Uu 07 2000
Uu 07 2000
 
Uu 06 2002
Uu 06 2002Uu 06 2002
Uu 06 2002
 
Uu 12 1969
Uu 12 1969Uu 12 1969
Uu 12 1969
 
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRDPenjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
Penjelasan Pengusul Atas Raperda Prakarsa DPRD
 
Permen no.59 th 2014
Permen no.59 th 2014Permen no.59 th 2014
Permen no.59 th 2014
 
Laporan ta september
Laporan ta septemberLaporan ta september
Laporan ta september
 
Uu 39 2003
Uu 39 2003Uu 39 2003
Uu 39 2003
 
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
Pandangan dan sikap DP MUI Pusat terhadap RUU Cipta Kerja, 3 Juli 2020
 
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANOTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Futbol Sala Grande
Futbol Sala GrandeFutbol Sala Grande
Futbol Sala Grande
 
uk food
uk fooduk food
uk food
 
Perpu 06 1963
Perpu 06 1963Perpu 06 1963
Perpu 06 1963
 
Pictura Chinezeasca
Pictura ChinezeascaPictura Chinezeasca
Pictura Chinezeasca
 
Landmarks Musica Schubert
Landmarks  Musica SchubertLandmarks  Musica Schubert
Landmarks Musica Schubert
 
Uu 11 1953
Uu 11 1953Uu 11 1953
Uu 11 1953
 
Dfdxfxdfxfx
DfdxfxdfxfxDfdxfxdfxfx
Dfdxfxdfxfx
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 

Similar to Uudrt 07 1956

Similar to Uudrt 07 1956 (20)

146273320
146273320146273320
146273320
 
Uu 03 2001
Uu 03 2001Uu 03 2001
Uu 03 2001
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
 
Desa madan
Desa madanDesa madan
Desa madan
 
Uu 11 2000
Uu 11 2000Uu 11 2000
Uu 11 2000
 
Uu 07 2002
Uu 07 2002Uu 07 2002
Uu 07 2002
 
Laporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 RaperdaLaporan Pansus 5 Raperda
Laporan Pansus 5 Raperda
 
Uu 02 2001
Uu 02 2001Uu 02 2001
Uu 02 2001
 
Uu 26 2004
Uu 26 2004Uu 26 2004
Uu 26 2004
 
Uu 08 2002
Uu 08 2002Uu 08 2002
Uu 08 2002
 
Uu 14 1951
Uu 14 1951Uu 14 1951
Uu 14 1951
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desa
 
Uu 29 2003
Uu 29 2003Uu 29 2003
Uu 29 2003
 
Uu 14 1958
Uu 14 1958Uu 14 1958
Uu 14 1958
 
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007
UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007
UNDANG UNDANG NO 35 TAHUN 2007
 
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
 
Makalah pemerintah desa
Makalah pemerintah desaMakalah pemerintah desa
Makalah pemerintah desa
 
Uu 32 2003
Uu 32 2003Uu 32 2003
Uu 32 2003
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 

Uudrt 07 1956

  • 1. www.hukumonline.com PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM KABUPATEN-KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA (Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 Tanggal 7 Nopember 1956) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang No. 14 tahun 1956 (Lembaran-Negara tahun 1956 No. 30) tentang pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Pemerintah Daerah Peralihan di Kabupaten-kabupaten otonom yang ada di dalam Propinsi Sumatera Utara sekarang ini telah diadakan persiapan-persiapan juga untuk membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Pemerintah Daerah Peralihan dimaksud untuk menggantikan dewan-dewan perwakilan rakyat daerah lama yang masih ada atau untuk menjalankan pemerintahan daerah Kabupaten dimana masih saja belum ada dewan-dewannya daerah, walaupun hak-hak kewenangan pemerintah-pemerintah daerah Kabupaten itu yang termasuk dalam lapangan urusan rumah-tangganya ternyata belum tegas diatur dalam peraturan-peraturan pembentukannya; b. bahwa berhubung dengan perkembangan ketatanegaraan dan untuk melancarkan jalannya pemerintahan Kabupaten-kabupaten otonom dimaksud, perlu segera kepada Kabupaten- kabupaten otonom dimaksud diberikan dasar-dasar hukum yang tegas dan yang semestinya dengan jalan membentuk Kabupaten-kabupaten otonom itu dengan Undang- undang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang No. 22 tahun 1948; c. bahwa berhubung dengan keadaan yang mendesak, pengaturan pembentukan Kabupaten- kabupaten tersebut perlu dilakukan dengan Undang-undang Darurat. Mengingat : a. pasal-pasal 96, 131, dan 142 Undang-Undang Dasar Sementara; b. Undang-undang No. 22 tahun, 1948; Mendengar : Dewan Menteri dalam rapatnya yang ke-33 pada tanggal 4 Oktober 1956; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Undang-Undang Darurat Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera-Utara. BAB I PERATURAN UMUM Pasal 1 Daerah-daerah seperti tersebut di bawah ini, nomor 1 sampai dengan nomor 17, masing- masing dibentuk menjadi Kabupaten-Kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah- tangganya sendiri, dengan nama dan batas-batas seperti berikut: 1. Aceh Besar, dengan nama Kabupaten Aceh Besar, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-kewedanaan Kotaraja, Seulimeum dan Sabang sebagai dimaksud dalam www.hukumonline.com 1
  • 2. www.hukumonline.com Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/ OE/49, kecuali wilayah yang termasuk Kota Besar Kotaraja, 2. Pidie, dengan nama Kabupaten Pidie, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan- kewedanaan Sigli, Kota Bakti dan Meureudu, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Sumatera- Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/OE/49; 3. Aceh-Utara, dengan nama Kabupaten Aceh Utara, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-kewedanaan Lho'Seumawe, Bireuen dan Lho 'Sukon, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949/No. 5/ GSO/OE/49; 4. Aceh Temur, dengan nama Kabupaten Aceh Timur, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-kewedanaan Langsa, Idi dan Temieng, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1 949 No. 5/GSO/OE/49; 5. Aceh Tengah, dengan nama Kabupaten Aceh Tengah, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-kewedanaan Takengon, Blang Kejeren dan Kota Cane, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januai 1949 No. 51/GSO/OE/49; 6. Aceh Barat, dengan nama Kabupaten Aceh Barat, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-kewedanan Meulaboh, Calang dan Simeulue, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/ OE/49: 7. Aceh Selatan, dengan nama Kabupaten Aceh Selatan, dengan batas-batas yang meliputi kewedanaan-kewedanan Tapa'tuan, Bakongan dan Singkel, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Sumatera-Utara tanggal 27 Januari 1949 No. 5/GSO/ OE/49; 8. Tapanuli Tengah, dengan nama Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Sibolga dulu (Staatsblad 1937 No. 563) ditambah dengan wilayah Negeri- negeri Aek Raisan dan Tuka Holbung, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSU/ jo. Keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah yang termasuk Kota Besar Sibolga, 9. Tapanuli Utara, dengan nama Kabupaten Tapanuli Utara, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Tanah Batak dulu (Staatsblad 1937 No. 563), terkecuali wilayah Negeri-negeri Aek Raisan dan Tuka Holbung dimaksud dalam sub 8 di atas, sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/ dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Mei 1915 No. 20/I/PSU/jo keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor: 10. Tapanuli Selatan, dengan nama Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Padang Sidompuan dulu(Staatsblad 1937 No. 563),sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur www.hukumonline.com 2
  • 3. www.hukumonline.com Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSU jo. keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor; 11. Nias dengan nama Kabupaten Nias, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Nias dulu (Staatsblad 1937 No. 563) sebagai dimaksud dalam Ketetapan Gubernur Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur tanggal 18 Januari 1950 No. 19/pn/ dpdta/50, sejak telah ditambah menurut ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Mei 1951 No. 20/I/PSU jo. keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 4/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor; 12. Langkat, dengan nama Kabupaten L angkat, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Langkat dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi S umatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera-Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor; 13. Karo, dengan nama Kabupaten Karo, dengan batas-batas yang meliputi wilayah onderafdeling Karo dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491) sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketentuan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor; 14. Deli-Serdang, dengan nama Kabupaten Deli-Serdang, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Deli-Serdang dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah yang termasuk Kota Besar Medan; 15. Simelungun, dengan nama Kabupaten Simelungun, dengan batas-batas yang meliputi wilayah onderafdeling Simelungun dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera-Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor, kecuali wilayah Kota Besar Pematang Siantar; 16. Asahan, dengan nama Kabupaten Asahan, dengan batas-batas yang meliputi wilayah afdeling Asahan dulu dikurangi dengan wilayah onderafeling Labuhan Batu dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor; www.hukumonline.com 3
  • 4. www.hukumonline.com 17. Labuhan Batu, dengan nama Kabupaten Labuhan Batu, dengan batas-batas yang meliputi onderafdeling Labuhan Batu dulu (Staatsblad 1900 No. 64 sejak telah beberapa kali dirubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan, terakhir dengan Bijblad No. 14491), sebagai dimaksud dalam keputusan Panitia Penyelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera Utara tanggal 19 Agustus 1950 No. 5/D yang diperbaiki dengan ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera Utara tanggal 31 Januari 1952 tidak bernomor. Pasal 2 (1) Pemerintah Daerah: 1. Kabupaten Aceh Besar berkedudukan di Kutaraja, 2. Kabupaten Pidie berkedudukan di Sigli 3. Kabupaten Aceh Utara berkedudukan di Lho'Seumawe 4. Kabupaten Aceh Timur berkedudukan di Langsa, 5. Kabupaten Aceh Tengah berkedudukan di Takengon, 6. Kabupaten Aceh Barat berkedudukan di Meulaboh, 7. Kabupaten Aceh Selatan berkedudukan di Tapa'tuan, 8. Kabupaten Tapanuli Tengah berkedudukan di Sibolga, 9. Kabupaten Tapanuli Utara berkedudukan di Tarutung, 10. Kabupaten Tapanuli Selatan berkedudukan di Padang Sidempuan, 11. Kabupaten Nias berkedudukan di Gunung Sitoli, 12. Kabupaten Langkat berkedudukan di Binjai, 13. Kabupaten Karo berkedudukan di Kabanjahe, 14. Kabupaten Deli-Serdang berkedudukan di Pematang-Medan, 15. Kabupaten Simelungan berkedudukan di Pematang- Siantar, 16. Kabupaten Asahan berkedudukan di Tanjung Balai, 17. Kabupaten Labuhan Batu berkedudukan di Rantau Prapat. (2) Jika perkembangan keadaan di daerah menghendakinya, maka tempat kedudukan pemerintah daerah Kabupaten, atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang bersangkutan, setelah mendengar pertimbangan Dewan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara dengan keputusan Menteri Dalam Negeri dapat dipindahkan ke satu tempat lain dalam lingkungan daerah yang bersangkutan. (3) Dalam keadaan luar biasa tempat kedudukan pemerintah daerah seperti tersebut dalam ayat (1) di atas, untuk sementara waktu dapat dipindahkan ke lain tempat oleh Gubernur Kepala Daerah Sumatera-Utara. Pasal 3 (1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah: 1. Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 20 orang, 2. Kabupaten Pidie terdiri dari 20 orang, 3. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 20 orang, 4. Kabupaten Aceh Timur terdiri dari 20 orang, 5. Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari 20 orang, 6. Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 20 orang, 7. Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 20 orang, 8. Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 orang, 9. Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 30 orang, www.hukumonline.com 4
  • 5. www.hukumonline.com 10. Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 27 orang, 11. Kabupaten Nias terdiri dari 20 orang, 12. Kabupaten Langkat terdiri dari 20 orang, 13. Kabupaten Karo terdiri dari 20 orang, 14. Kabupaten Deli-Serdang terdiri dari 30 orang, 15. Kabupaten Simelungun terdiri dari 30 orang, 16. Kabupaten Asahan terdiri dari 20 orang, 17. Kabupaten Labuhan Batu terdiri dari 20 orang, Pasal 3a Menteri Keuangan, setelah mendengar panitia ahli untuk cukai tembakau yang dimaksud dalam pasal 38 Ordonansi Cukai Tembakau (Staatsblad 1932 No. 517) dan semufakat dengan Menteri Perekonomian, menetapkan: a. Jenis atau jenis-jenis hasil tembakau yang dimaksud dalam pasal 4a Ordonansi Cukai Tembakau (Staatsblad 1932 No. 517), yang harus dimasukkan dalam pembebasan sebagian. b. tarip cukai untuk hasil tembakau yang dimaksud pada sub a di atas dan masa tarip itu berlaku. Pasal 3b Menteri Keuangan dapat menetapkan peraturan mengenai pembungkusan dan penetapan harga eceran dari hasil tembakau yang berdasarkan pasal 3a diberikan pembebasan sebagian dan mengenai hal-hal lain yang berkenaan dengan pembebasan sebagian itu. Pasal 3c Tidak menaati atau tidak menyuruh mengindahkan peraturan- peraturan yang dimaksud dalam pasal 3b dan dengan sengaja tidak meneliti kewajiban-kewajiban yang berdasarkan peraturan-peraturan Ordonansi Cukai Tembakau (Staatsblad 1932 No. 517) dibebankan kepada para pengusaha pabrik, dengan sendirinya mengakibatkan penghentian pembebasan sebagian dari cukai atas hasil-hasil dari pengusaha pabrik yang bersangkutan. PASAL II Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. www.hukumonline.com 5
  • 6. www.hukumonline.com Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Nopember 1956. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO. Menteri Keuangan, JUSUF WIBISONO Menteri Perekonomian, BURHANUDDIN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Nopember 1956 Menteri Kehakiman, MOELJATNO LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1954 YANG TELAH DICETAK ULANG www.hukumonline.com 6