Proposal ini meminta bantuan untuk Kelompok Ternak Pucak Manik di Desa Lokapaksa untuk mengatasi kendala peternakan mereka, terutama di musim kemarau. Kelompok ini berdiri pada 2007 untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan peternak. Mereka mengalami kesulitan akses pakan dan air untuk ternak sapi mereka saat kemarau dan ingin mengembangkan teknologi peternakan modern.
1. Proposal Permohonan Bantuan
12/15/2009 Posted by Kelompok Ternak Pucak Manik 4Comments
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN
KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK
Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti
Kecamatan Seririt Kabupaten BulelengTahun 2009
-------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------
----------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Desa Lokapaksa merupakan salah satu desa terluas di Kecamatan Seririt yakni dengan
Luas : 28, 84 KM2, dengan potensi jumlah penduduk mencapai 10.252 jiwa (data BPS
2006), dimana sebagian besar penduduk Desa Lokapaksa memiliki pekerjaan sebagai
petani, baik sebagai petani pengolah lahan sawah, pengolah lahan kering dan
sekaligus sebagai petani ternak.
Peternakan yang paling umum dikelola para petani di Desa Lokapaksa yakni ternak
sapi, ternak babi, dan ternak ayam. Untuk para peternak sapi, ternak sapi di peroleh
oleh para petani ternak ini baik dari sapi milik sendiri dan sebagian besar lagi petani
2. ternak memperoleh sapi dari sapi milik orang lain yang di kelola dengan sistem bagi
hasil antara petani dengan pemilik (System Kadas-Mengadas), dan sebagian petani
juga menghadapi kendala permodalan dalam rangka pengembangan populasi ternak.
Jika di tinjau dari topografi Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti, merupakan
daerah kering dimana pada musin penghujan petani ternak masih lebih gampang
dalam memelihara ternak sapi mereka, karena banyak rumput dan hijuan makanan
ternak (HMT) yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak mereka. Namun disaat
musim kering/musim kemarau masyarakat akan kesulitan mencari rumput dan hijauan
untuk pakan ternak. Disamping permasalahan pakan ternak disaat musim
kemarau/kering, petani ternak juga mengalami kesulitan dalam pemberian air minum
ternak-ternak mereka, para petani harus berjalan menuju sungai SABA yang berjarak
1,5 KM dari lingkungan peternak.
Ditinjau dari sistem pemeliharaan ternak sapi, para petani di Desa Lokapaksa sebagian
besar dikelola dengan sistem tradisional, yakni tanpa melalui sentuhan teknologi yang
ada dalam pengelolaan sapi moderen, baik dari segi pakan ternak, perlakuan
kesehatan ternak, kandang ternak yang layak.
Dari segi pakan ternak, petani ternak di desa lokapaksa sampai saat ini belum mampu
memanfaatkan pakan alternatif dengan sentunan teknologi moderen seperti
pemanfaatan Jerami dengan fermentasi sebagai bahan makanan ternak setra
pengelolaan Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang baik dalam meningkatkan
produktifitas petani ternak.
Sebagaian besar petani ternak di desa lokapaksa masih awam akan penyakit serta
pengelolaan kandang ternak yang baik serta pemanfaatan limbah produksi ternak
seperti sisa pakan dan pemanfaatan kotoran/limbah sebagai pupuk kandang dengan
nilai jual yang lebih tinggi.
Dari berbagai permasalahan yang di hadapi petani ternak sapi di desa lokapaksa ini
maka petani ternak menghimpun diri dalam suatu wadah / organisasi yaitu : Kelompok
Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti.
Melalui kelompok ternak ini diharapakan untuk kedepan segala permasalahan yang di
hadapi oleh petani ternak sapi bisa diatasi secara bersama sama. Baik itu kendala
permodalan, kendala pengelolaan Pakan ternak dan limbah ternak, serta kendala yang
lainnya yang di hadapi oleh petani ternak. Sehingga tercapai produktifitas dan
kesejahteraan petani ternak yang semakian meningkat.
1.2. Rumusan masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan berbagai permasalahan yang di hadapi oleh
petani ternak sapi di desa lokapaksa, banjar dinas bukit sakti sebagai berikut :
1. Petani ternak kesulitan permodalan dalam pengembangan dan peningkatan
populasi ternak yang dimilikinya.
2. Petani ternak masih kesulitan dalam mendapatkan dan pengolahan Hijauan
Makanan Ternak (HMT) di saat musim kemarau.
3. Petani ternak disaat musim kemarau mengalami kesulitan memperoleh air bersih
untuk minuman ternak, memandikan ternak dan pengairan tanaman Hijauan Makanan
Ternak (HMT).
4. Petani ternak berkeinginan untuk menegembangkan teknologi peternakan yang
menunjang baik dalam penyediaan hijuan pakan ternak, pengolahan pakan ternak,
pengolahan limbah dan lain sebagainya untuk meningkatkan produktifitas dan
3. kesejahteraan petani ternak.
5. Petani ternak berkeinginan untuk mengembangkan diri dengan mendapatkan
berbagai ilmu penegetahuan dibidang peternakan.
1.3. Tujuan
Dalam rangka peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani ternak di Desa
Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, maka
pada tanggal 24 Oktober 2007 dibentuk sebuah kelompok ternak yang di berinama :
“Kelompok Ternak Pucak Manik” dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan yang
di hadapi oleh para petani ternak. Dengan ini Kelompok Ternak Pucak Manik Desa
Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti sesuai dengan Visi dan Misi Serta Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kelompok memiliki tujuan untuk :
1. Meningkatkan produktifitas dan kesejahhteraan petani ternak yang tergabung
dalam Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit Sakti baik
melalui bantuan permodalan, bantuan sapi, bantuan sarana dan prasarana peternakan
yang menunjang dalam peningkataan produktifitas Peternak.
2. Petani ternak berharap mendapatkan pengembangan diri baik melalui study
banding, penyuluhan dan berbagai pelatihan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
KELOMPOK TERNAK PUCAK MANIK
2.1 Luas Wilayah, Kondisi Lingkungan dan Potensi Penduduk
Melihat luas wilayah Desa Lokapaksa yang sangat luas dibandingkan desa-desa yang
ada di kecamatan seririt, yakni : 28, 84 KM2, sudah tentu juga di ikuti dengan potensi
jumlah penduduk mencapai 10.252 jiwa (data BPS 2006) , dimana desa lokapaksa jika
kita tinjau dari karakteristik pertanian dan topografi wilayahnya maka dapat di bagi
menjadi 3 (tiga) bagian wilayah, yakni :
1. Wilayah Desa Lokapaksa Bagian Atas/bagian Pegunungan yakni : daerah yang
berbatasan dengan kabupaten Jembrana dimana daerah ini merupakan bagian dari
daerah pegunungan dengan wilayah hutan bali barat.
2. Wilayah Desa Lokapaksa bagian tengah merupakan wilayah perkebunan
3. Wilayah Desa Lokapaksa bagian bawah merupakan wilayah persawahan
Dalam hal ini Banjar Dinas Bukit Sakti, Desa Lokapaksa, merupakan salah satu banjar
yang memiliki luas wilayah dan potensi penduduk yang paling banyak dibanding banjar
dinas yang ada di desa lokapaksa lainnya yakni dengan jumlah penduduk sekitar 1.614
Jiwa.
Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti sebagai wilayah terluas diantara banjar dinas yang
lainya, wilayah ini juga memiliki 2 dari 3 wilayah desa yang disebutkan diatas, yakni :
wilayah Bukit Sakti Bagian atas dan wilayah Bukit Sakti bagian bawah.
Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti bagian atas, merupakan wilayah perkebunan, dimana
para petani baru bisa mengolah lahan pertanian mereka disaat musim hujan. Tanaman
yang umum ditanam pada saat musim penghujan oleh para petani diantaranya :
Tanaman Jagung, Kacang-kacangan, dan ubi-ubian. Sedangkan tanaman tahunan para
petani diwilayah ini diantaranya : rambutan, nangka, kelapa, mangga, dllnya.
4. Wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti bagian bawah, merupakan daerah persawahan,
dimana air dari sungai/tukad sabha akan mengalir sepanjang tahun sehingga daerah
ini sebagian besar digunakan sebagai daerah persawahan.
Jika kita tinjau wilayah Banjar Dinas Bukit Sakti dari segi Faktor-faktor Produksi yakni
:
1. Tenaga Kerja dan SDM (Sumber Daya Manusia), yaitu : warga masyarakat Banjar
Dinas Bukit Sakti pada umumnya, para petani yang sekaligus sebagi peternak yang
secara turun temurun berternak dalam rangka meningkatkan perekonomiannya.
2. Lingkungan/Alam/tanah yang luas dan sangat mendukung untuk dikembangkan
dalam sektor pertanian dan peternakan.
3. Permodalan perlu disokong dari berbagai pihak, untuk lebih berkembang ke arah
yang lebih baik.
2.2 Sistem Peternakan Masyarakat
Sebagiaman yang dijelaskan diatas mengenai topografi Desa Lokapaksa, Banjar Dinas
Bukit Sakti, jika kita tinjau dari segi sistem peternakan yang ada di Desa Lokapaksa,
Banjar Dinas Bukit Sakti pada umumnya, Sebagian besar para peternak mengenut
sistem peternakan yang tradisional. Sistem peternakan ini sudah secara turun temurun
dilakoni oleh peternak pada umumnya, dimana para peternak kurang memperhatikan
standar gizi pakan ternak, kesehatan ternak, kesehatan kandang ternak dan lain
sebagainya.
Tabel 1.
Keterkaitan Musim dengan Ketersediaan Pakan di Br. Bukit Sakti
Pada musim kemarau/musim kering yang berlangsung antara bulan Juni sampai
Nopember, peternak kesulitan mendapatkan HMT, sehingga peternak memberi pakan
ternak mereka diantaranya jerami padi, jerami kacang, pelepah, daun dan batang
pisang, pelepah, batang dan daun kelapa, daun-daun kering, rumput kering, daun
lamtoro, daun sonekeling dan lain sebaginya, yang mana pakan-pakan tersebut tanpa
dibarengi dengan asupan gizi lainnya seperti kosentrat, polar, mineral dan lain
sebagaianya, sehingga sudah tentu tidak akan mampu mendongkrak bobot sapi
tersebut, otomatis produktifitas petani akan menurun.
Pada musim penghujan peternak akan lebih gampang mendapatkan HMT untuk ternak
mereka, biasanya peternak memberi pakan ternak mereka di musim hujan
diantaranya : daun gamal, daun lamtoro, daun kepuh, daun sonekeling, rumpu-
rumputan seperti : rumput lapangan, ilalang, rumput gajah, rumput raja (king grass),
gelagah, semak-semak seperti : daun kerasi, ebun (semak yang merambat
dipepohonan), serta limbah-limbah pertanian seperti : batang dan daun jagung,
5. batang dan daun kacang-kacangan seperti : kacang tanah, kacang panjang, kacang ijo,
kacang jongkok, daun ketela rambat dan ketela pohon dan lain sebagainya.
Produksi HMT di musim hujan akan sangat berlimpah, disini peternak belum mampu
mengolah HMT tersebut secara maksimal untuk persediaan pakan di musim kemarau
seperti pengolahan jerami untuk SILASE dan HAY.
Jika pada musim penghujan peternak mampu mengolah HMT menjadi SILASE atau
menjadi HAY maka kesulitan persediaan makanan di musim kemarau tidak lagi
menjadi faktor penghambat produktifitas peternakan.
Disamping permasalahan HMT yang dihadapi peternak, peternak disaat musim
kemarau akan kesulitan dalam mencari air minum bagi sapi-sapi mereka, biasanya
peternak harus berjalan sepanjang hampir 1,5 KM dengan menyusuri jalan yang
menurun menuju sungai/tukad “SABHA”. Terkadang saat musim kemarau sapi-sapi
milik peternak jarang di mandikan.
Kondisi kandang juga belum layak, terkadang ada kandang sapi yang tanpa atap,
sehingga pada musim hujan ternak mereka akan kehujanan. Ada juga kandang yang
tidak di semenisasi, sehingga pada musim hujan ternak mereka kotor oleh lumpur
yang dalamnya selutut sapi.
Jika ditinjau dari sisi pengolahan limbah peternakan, seperti kotoran ternak dan sisa
buangan makanan ternak. Selama ini petani menjual kotoran ternak mereka sangat
laku, banyak pemilik kebun cengkeh, kebun anggur membutuhkan pupuk kandang ini,
namun sangat memprihatinkan sekali harga jual pupuk kandang ini per kampil ukuran
50 KG ini dijual dengan harga Rp. 2000,- .
Jika para peternak mampu mengolah limbah ini lebih lanjut dengan dibarengi oleh
sentuhan teknik fermentasi seperti “pupuk bokasi” dengan dibarengi brand/merk,
serta pemasaran melalui kelompok ternak ini, maka harga pupuk kandang petani akan
jauh lebih mahal bisa dinikmati oleh petani.
Banyak hal bisa dikembangkan oleh peternak lewat limbah-limbah peternakan ini, sisa
pakan ternak bisa dijadikan kompos, limbah kotoran ternak disamping gigunakan
untuk pupuk kandang, petani juga bisa menghasilkan energi alternatif “BIO GAS”.
2.3 Oganisasi Kelompok Ternak Pucak Manik
Berangkat dari segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh peternak, maka
para peternak berkumpul dan berembug, kemudian melalui beberapa paruman maka
terbentuk lah sebuah wadah/organisasi kelompok Ternak, Organisasi ini berdiri pada
tanggal 24 Oktober 2007 dengan di hadiri 27 orang anggota sepakat untuk membentuk
sebuah organisasi yang bernama “Kelompok Ternak Pucak Manik”. Dalam perjalanan
organisasi ini maka melalui paruman anggota kelompok pada tanggal, 25 Oktober 2009
dibutlah AD/ART kelompok (terlampir).
Kelompok ternak ini merupakan suatu wadah dalam penyatuan visi/misi para petani
dan peternak dalam mencapai cita-cita bersama yakni kesejahteraan ekonomi
anggota.
2.4 Anggota Kelompok
Mengingat potensi pengembangan peternakan sapi yang sangat besar ini, sampai saat
ini petani yang tergabung dalam anggota Kelompok Ternak Pucak Manik dapat kami
6. sampaikan rincian populasi ternak dan status kepemilikan sapi yang dimiliki oleh
petani ternak.
Dari daftar anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Desa Lokapaksa, Banjar Dinas Bukit
Sakti, seperti uraian diatas mengenai sistem peternakan yang bersifat tradisional,
dimana peternak sapi memelihara ternak mereka sangat-sangat sederhana sekali, baik
dari segi kelayakan kandang, kesehatan ternak, pemanfaatan Hijauan Makanan Ternak
(HMT).
Gambar 2. Ternak Sapi Anggota Kelompok
2.5 Kekayaan Kelompok Ternak Pucak Manik
Mengingat usia dari Kelompok Ternak Pucak Manik ini baru berusia 2 tahun semenjak
di bentuk Pada Tanggal 24 Oktober 2007, maka jika ditinjau dari segi kekayaan yang
di miliki oleh kelompok ini dapat kami sampaikan sebagai berikut :
1. ASET NON KEUANGAN
a. Bangunan Balai Kelompok
Aset yang di miliki oleh kelompok ternak berupa Bangunan Balai Kelompok, balai
kelompok ini kami bangun dengan sangat sederhana, dengan cara swadaya, dikerjakan
dengan gotongroyong dengan sepesifikasi sebagai berikut :
1. Luas Bangunan :16 M2 ( Meter Persegi )
2. Lantai : Tanah
3. Tiang Bangunan : 4 Bh dari Bambu
4. Atap Bangunan : SENG
7. Gambar 3. Semangat Gotong-Royong Anggota Membuat Balai Kelompok
b. APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik)
APPO ( Alat Pengolah Pupuk Organik) Seri MPO 850 merupakan Bantuan Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng yang di terima tanggal 28-10-2009.
Gambar 4. APPO MPO 850 ( Alat Pengolah Pupuk Organik )
c. Buku-buku Non Keuangan
Buku-buku non keuangan diantaranya : Buku Tamu, Buku inventaris kelompok, Buku
daftar hadir kegiatan, buku agenda surat, AD/ART kelompok, Arsip surat dan Buku
Notulen Rapat.
2. KEUANGAN
Sampai dengan tanggal 27 Oktober 2009 posisi kas yang dimiliki oleh kelompok ternak
Pucak manik adalah sebesar Rp. ...........,00
BAB III
RENCANA KERJA & SASARAN PENCAPAIAN
8. Dalam rangka mencapai tujuan bersama, sudah tentu kita mengacu pada visi dan misi
organisasi yang tertuang dalam AD dan ART Kelompok Ternak Pucak Manik.
Adapun yang menjadi visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
VISI KELOMPOK :
“Peningkatan Kesejahteraan Anggota Kelompok Ternak Pucak Manik Dengan
Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana”
MISI KELOMPOK :
“Meningkatkan Seradha Bhakti Kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, dengan dilandasi
oleh semangat rasa persaudaraan antar anggota kelompok, didalam menggali segenap
potensi diri dan alam sekitar kita dengan konsep berwawasan lingkungan, dalam
mencapai kesejahteraan bersama”.
Beranjak dari visi dan misi tersebut diatas yang merupakan cita-cita luhur kelompok,
maka kita bisa jabarkan dan kita tuangkan dalam sebuah program kerja organisasi
dengan berbagai target waktu pencapaian, baik target jangka pendek, target jangka
menengah, maupun target jangka panjang dan sudah tentu dengan mengacu pada
AD/ART kelompok.
Adapun kegiatan/usaha dan Upaya yang akan ditempuh dalam mencapai cita-cita
organisasi ini adalah dapat dibagi menjadi 5 target pencapain yaitu :
1. Peningkatan Populasi Ternak
2. Pembuatan Kandang Koloni Ternak
3. Pengolahan Pakan Ternak
4. Pengolahan Limbah Ternak
5. Koprasi Ternak
Dalam rangka pencapaian tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut
3.1. PENINGKATAN POPULASI TERNAK
Dari data kepemilikan ternak yang dimiliki oleh anggota kelompok tersebut diatas
(Tabel 2 : Anggota Kelompok, Status Kepemilikan & Populasi Ternak), jumlah ternak
sapi yang dimiliki anggota kelompok selama ini sebagian besar dari sistem kadas-
mengadas (sistem bagi hasil) antara pemilik sapi dengan peternak.
Ditinjau dari pendapatan masing-masing anggota, sebagian besar masyarakat ini
adalah masyarakat miskin dengan pendapatan yang sangat rendah. Terkadang hasil
peternakan mereka sudah habis dipakai untuk biaya hidup dan biaya pendidikan anak-
anak mereka sejak sapi yang akan dimilikinya masih dalam kandungan induknya (
dikontrakkan ).
Jika permodalan di dalam kelompok sudah memungkinkan maka secara bertahap
dengan sekala prioritas diutamakan kepada peternak yang belum memiliki sapi sendiri
(Masih Ngadas) akan diberikan sapi dengan sistem bagi hasil antara anggota kelompok
dengan kelompok, dengan pola yang lebih menguntungkan bagi para anggota, jika
dibandingkan dengan ngadas diluar kelompok.
Dengan sistem ini kedepan diharapkan setiap anggota mampu memiliki sapi milik
9. sendiri dan mampu meningkatkan populasi ternak yang ada, sehingga otomatis dapat
meningkatkan perekonomian masing-masing anggota kelompok.
3.2. PEMBUATAN KANDANG KOLONI TERNAK
Berangkat dari berbagai permasalahan kandang ternak yang telah diuraikan diatas dan
seiring dengan tujuan organisasi baik dalam peningkatan produktifitas peternakan,
peningkatan perekonomian masing-masing anggota dan peningkatan populasi ternak,
maka diharapkan kedepan pola peternakan yang akan dianut selama ini akan
ditingkatkan menjadi pola peternakan moderen.
Dengan pembangunan kandang koloni ternak, diharapkan kedepan akan dapat
mempermudah pengendalian/pengontolan ternak oleh kelompok baik dari segi
kesehatan ternak maupun pakan ternak yang berimbang, memperingan beban
peternak dalam biaya pembuatan kandang ternak, serta mempermudah pengumpulan
limbah peternakan.
3.3. PENGOLAHAN PAKAN TERNAK
Dari permasalahan pakan ternak yang telah di uraikan diatas, kedepan pada musim
kemarau/musim kering petani ternak mampu menabung pakan untuk ternak mereka
disaat musim penghujan. Dengan memanfaatkan beberapa metode pengolahan pakan
ternak yang ada serta dengan dibarengi dengan penggunaan sarana dan prasarana
peternakan.
1. Pengolahan Pakan Ternak Melalui Metode SILASE
Pengolahan pakan ternak dengan menggunakan metode silase yakni pengawetan
pakan ternak untuk disimpan/ditabung didalam ruang kedap udara untuk persiapan
pakan ternak di musim kemarau/musim kering.
2. Pengolahan Pakan Ternak Melalui Metode Pengeringan Pakan / HAY
Pengolahan pakan ternak dengan menggunakan metode pengeringan/HAY yakni
pengeringan pakan ternak untuk disimpan/ditabung untuk persiapan pakan ternak di
musim kemarau/musim kering.
3. Penanaman HMT
Sejalan dengan program pemerintah, dalam rangka penghijauan lahan kering yang ada
disekitar kita, maka HMT disamping berfungsi sebagai penghijauan lahan, juga
sekaligus bermanfaat untuk peternakan.
4. Sarana Perpipaan dan Bak Air Untuk Air Minum Ternak Dan Pengairan HMT
Dengan membangun sarana dan prasarana pengairan dengan memanfaatkan sumber
air dari sungai sabha untuk ditarik dengan menggunakan mesin/pompa air yang
kemudian ditampung dalam wadah/bak air minum.
Sarana perpipaan air ini disamping digunakan untuk memandikan ternak dan air
minum ternak, juga akan digunakan untuk mengairi HMT yang telah ditanam
3.4. PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK
Dari sisitem kandang koloni yang telah dirancang, maka limbah ternak berupa kotoran
ternak akan ditampung dalam satu bak/wadah penampungan kotoran, yang
10. selanjutnya digunakan untuk menghasilkan energi alternatif berupa BIO GAS, selain
dari bio gas tersebut, kotoran ternak tersebut akan diolah menjadi Pupuk Padat dan
Pupuk Cair, yang selanjutnya digunakan untuk memupuk tanaman HMT dan tanaman
pertanian lainya atau dijual.
Jika selama ini air kencing sapi yang dipelihara dengan sistem tradisional tidak
termanfaatkan, maka dengan penerapan sistem kandang koloni ini akan mampu
menampung air kencing sapi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk pupuk (Bio Urine).
Dengan demikian pemanfaatan limbah ternak bisa menjadi lebih maksimal dan mampu
meningkatkan perekonomian peternak.
3.5. KOPRASI TERNAK
Dalam rangka meningkatkan kesejaahteraan perekonomian para peternak, dengan
mengacu AD/ART kelompok pada sifat kelompok yang bersifat sosial kooperatif dan
Upaya-upaya yang ditempuh, maka salah satu tujuan kelompok ternak ini adalah
membangun koperasi ternak mandiri.
Sumber-sumber keuangan yang dikelola oleh koperasi ternak mandiri ini adalah dari
Simpanan Pokok Anggota koprasi ternak, Simpanan Wajib Anggota Koprasi, dana
bergulir dan bantuan-bantuan permodalan dalam koprasi ternak ini nantinya.
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian beberapa bab diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Desa Lokapaksa jika ditinjau dari segi faktor-faktor produksi, kondisi lingkungan
dan pekerjaan masyarakatnya yang sebagian besar sebagi petani yang sekaligus
memelihara ternak, memang sangat tepat jika peternakan dikembangkan lagi dalam
rangka peningkatan produktifitas peternak.
2. Mengingat Kondisi perkonomian peternak yang masih lemah, menjadi faktor
penghambat dalam rangka peningkatan populasi ternak dan produktifitas ternak.
Untuk itu para peternak sangat memerlukan bantuan permodalan, dalam rangka
peningkatan populasi ternak mereka.
3. Dilihat dari segi pemeliharaan ternak, peternak masih menerapkan sistem
peternakan tradisional, maka sangatlah perlu dikembangkan dengan menerapkan
sistem yang lebih moderen dengan sentuhan teknologi, sarana dan prasarana
peternakan ke arah yang lebih maju, sehingga produktifitas peternak bisa lebih
meningkat.
11. CONTOH PROPOSAL PERMOHONAN DANA PEMBUATAN BIO GAS
KELOMPOK TERNAK “TANJUNG JAYA”
DUSUN TALUN DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
No :002-16/Prop/TJ.2013
Hal : Permohonan Bantuan Dana
Lampiran : Terlampir
Kepada
Yth : Bupati Semarang
Di Ungaran
Dengan Hormat
Dngan semakin terbatasnya sumber daya alam untuk bahan bakar dan semakin banyaknya
masyarakat menggunakan bahan bakar yang beralih ke gas, maka kami Kelompok Ternak “ TANJUNG
JAYA” Dsn Talun ds Candi Kec Bandungan berniat membuat Bio gas, dengan memanfaatkan limbah
ternak sapi yang kami kelola.
Oleh sebab itu agar rencana kami dapat terlaksana sesuai dengan harapan, maka kami
mengajukan Permohonan Bantuan Dana kepada Pemerintah Kabupaten Semarang untuk pengadaan
sarana Biogas.
Demikian Permohonan Bantuan Dana ini kami haturkan., Atas terkabulnya Permohonan ini
kami mengucapkan banyak terima kasih.
Candi, 25 April 2013
12. KETUA SEKRETARIS
NURYANTO MENGETAHUI BAMBANG
PPL Peternakan Kepala Desa Candi
______________ Camat Bandungan Sudarwanto
______________
KELOMPOK TERNAK “TANJUNG JAYA”
DUSUN TALUN DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
“ BERITA ACARA MUSYAWARAH “
13. Dengan semakin terbatasnya sumber daya alam untuk kebutuhan masyarakat dalam hal ini
adalah bahan baku untuk kebutuhan memenuhi kepentingan masyarakat.
Maka dalam hal ini kami Kelompok Ternak “TANJUNG JAYA” berkeinginan membuat Biogas
dengan memanfaatkan limbah ternak sapi kami.
Maka sesuai hasil rapat Kelompok Ternak “TANJUNG JAYA’ pada tanggal 17 Mei 2013 dengan
agenda tunggal mengajukan proposal bantuan kepada Bupati Kab Semarang melalui dinas terkait.
Demikian berita acara ini kami susun sesuai hasil musyawarah yang telah kami adakan pada
yang kami sebut diatas selanjutnya atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
Candi, 5 April 2013
KETUA SEKRETARIS
Nuryanto Bambang
14. KELOMPOK TERNAK “TANJUNG JAYA”
DUSUN TALUN DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
SUSUNAN PENGURUS
KETUA : NURYANTO
SEKRETARIS : BAMBANG
BENDAHARA : TAUHID HIDAYATULLAH
ANGGOTA
1. EKO NUGROHO
2. TARIYONO
3. SUGIYONO
4. TURMUDI
5. ROZIQUN
6. DIYONO
15. 7. HERY
8. MAMIN
9. SUYITNO
10. BUDIMAN
KELOMPOK TERNAK “TANJUNG JAYA”
DUSUN TALUN DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN
16. KABUPATEN SEMARANG
RENCANA ANGGARAN BELANJA
NO NAMA BANYAKNYA HARGA
1 PASIR 2 RIT TRUCK Rp . 2.200.000
2 SEMEN 75 SAK Rp . 3.637.500
3 BATU BATA 5000 BIJI Rp . 2.500.000
4 BESI Rp . 2.500.000
5 PARALON Rp . 1.500.000
6 TENAGA Rp . 3.000.000
7 LAIN-LAIN Rp . 3.500.000
JUMLAH TOTAL Rp .18.837.500
KETUA BENDAHARA