Dokumen ini membahas tentang perjalanan karir atletik Ranti Febriani Eka Putri. Ranti meraih prestasi sebagai juara lari 400 dan 800 meter puteri pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah Riau. Ia kemudian diterima di Pusat Latihan Prestasi Riau dan kini fokus mempersiapkan diri untuk Pekan Olahraga Nasional 2012.
1. Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010 1
Terbit 16Halaman No.261 Tahun XXVII Edisi Akhir Tahun 2010
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
cmyk
2. Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010
Edisi Akhir Tahun 2010 2
Orientasi Pertama
Pada Duit Kancing Almamater Dosen PLS Kurang Knalpot Bising
UNIVERSITAS Riau kini punya 9 fakultas. UIR? Assalamualaikum Wr. Wb. Assalamualaikum Wr. Wb.
Setiap fakultas ada badan kajian. Total 27 Kami dari program studi Pendidikan Rektor Universitas Riau yang
badan kajian se-UR. Yang aktif, 9 badan. Assalamualaikum Wr. Wb. Luar Sekolah (PLS) FKIP UR ingin beri sa- terhormat. Setiap pagi pengendara roda
Artinya, hanya sepertiga dari total badan Saya mahasiswa non reguler FKIP 2009. ran dan masukan kepada para pimpinan di dua yang masuk kampus menggunakan
kajian. Sungguh miris. Padahal badan kajian Saya ingin bertanya kepada pihak yang FKIP. Kami sudah tiga semester kuliah di knalpot tidak sesuai standar. Ini sangat
adalah wadah meneliti para dosen di tingkat berwenang dalam pengadaan almamater FKIP PLS. mengganggu kuliah. Apalagi kelas kami
fakultas. Mengapa tidak aktif, alasannya kampus. Ketika saya mengambil almamater Menurut kami, banyak hal yang mesti berdekatan dengan jalan utama. Mohon
beragam. Sibuk. Badannya tak sesuai bidang di bagian kemahasiswaan, saya melihat ada dibenahi. Salah satunya jumlah dosen. ditinjau kembali Pak. Terima kasih.
ahli. Alasan terbanyak, SK dari rektor sebagai kejanggalan. Dosen tetap PLS hanya 7 orang, sementara
kepala badan belum keluar. “Tidak ada Kancing almamater saya bertuliskan kapasitas mahasiswanya berpuluh kali lipat YK
legalitasnya,” kata mereka kompak. Sebagian Universitas Islam Riau. Padahal saya lebih banyak. Akibatnya dosen tak punya Mahasiswa FKIP UR
kecil hanya mengatakan badannya tidak ada mahasiswa Universitas Riau. Jadi jadwal libur. Mohon ini ditindak lanjuti.
kegiatan, tanpa merinci alasan selanjutnya. bagaimana ini? Apakah keliru atau memang Terimakasih. Kirimkan saran dan Kritik anda soal
permasalahan di UR ke
Pejabat tingkat universitas, termasuk disengaja? Saya mohon penjelasannya.
Usman Tang, tak risau dengan kondisi ini. Terimakasih. Mahasiswa PLS FKIP UR facebook: Bahana Mahasiswa
Padahal ia Kepala Lembaga Penelitian email:
(Lemlit). Saat Netti Herawati, Kepala Badan Tri bahanamahasiswa@yahoo.com
Kajian Pangan dan Gizi mengajukan pro- Mahasiswa FKIP 2009
posal bantuan dana untuk kegiatan skala
nasional, “Pak Usman bilang badan
tanggung jawab fakultas, bukan universitas.”
Netti pun tak dibantu sepeser pun. Sekapur Sirih Diskusi Lagi dan Lagi
Mestinya Usman Tang wajib khawatir
dengan badan kajian yang sepi kegiatan, sebab
fakultas ujung tombak kemajuan UR. Dan “Deklarasi Fopersma Riau. Pertama perusahaan minyak—sejenis Chevron. Topik buah per tahun. Padahal salah satu tolak ukur
penelitian salah satu komponen untuk menolak amplop beserta isinya. Kedua diskusinya, Kritik Sosial Azizon, Dulu dan Kini. kemajuan UR bisa dilihat melalui hasil
mengukur kemajuan itu. Nyatanya ia tak menuntaskan agenda reformasi. Ketiga Diskusi diadakan di Coto Makassar Daeng penelitian di bawah naungan pusat dan badan
cemas. Karena ia masih punya pusat kajian, menegakkan demokrasi. Keempat menjadi Gassing Pekanbaru. kajian.
pusat penelitian di tingkat universitas. insan pers sesungguhnya.” Kata-kata ini Selain itu, kita punya liputan soal
Jumlahnya 12 dengan masing-masing diucapkan Resti, kru Visi Unilak. Semua Pembaca budiman, perjalanan dua kru BM memperdalam ilmu
bidang kajian. Ada perairan, lingkungan, peserta ikuti kata-kata Resti. Ini jadi agenda Berbagai forum diskusi yang diikuti BM jurnalisme di Medan dan Lampung. Ini tersaji
kependudukan, ekonomi, teknologi, energi, akhir Rapat Kerja Akhir Tahun Fopersma tentu berpengaruh pada penyajian Bahana. di rubrik feature. Di samping liputan, BM
sampai wanita. Riau, 25-26 Desember 2010 di Sekretariat Salah satunya mewujudkan liputan yang kritis sedang mengurus acara workshop menulis
Jika ditilik lebih jauh, pusat kajian ini juga Bahana Mahasiswa. dan independen. Di edisi ini, kami angkat kerjasama dengan Eka Tjipta Foundation.
tak aktif-aktif amat. Bahkan ada pusat kajian Rapat kerja ini dihadiri empat LPM se- liputan utama soal pusat dan badan penelitian Workshop diadakan 30 Januari-5 Februari
bikin satu kegiatan per tahun. Itu pun dari Riau; Visi Unilak, Aklamasi UIR, Bahana di UR. Menilik perkembangan mereka, dari 2011. Lalu 6 Februari 2011 di Pustaka Soeman
dana yang disediakan Lemlit. Kalaupun UR, dan Gagasan UIN Suska. Ada empat awal berdiri hingga sekarang. Temuan BM, HS akan diluncurkan buku Agama Saya Adalah
banyak kegiatan, lebih berorientasi proyek. agenda seharian itu; diskusi bersama Aliansi dari 28 badan kajian di UR, hanya 9 badan Jurnalisme karya Andreas Harsono. Ia
Almasdi Syahza, dosen Pendidikan Jurnalis Independen bertajuk Mendambakan yang aktif. Kegiatan penelitian di sebagian wartawan internasional yang berkiblat pada
Ekonomi FKIP punya pengalaman, yang Pers Kritis di Riau, diskusi bertajuk Visi ABG besar pusat kajian pun hanya dua sampai tiga sembilan elemen jurnalisme. ***
baginya, tak menyenangkan, soal pusat kajian. Dulu, Fopersma Kini bersama satu alumni
Waktu itu ia ingin masukkan proposal ke perwakilan empat LPM. Lalu ada masak-
salah satu pusat kajian untuk suatu masak dan makan malam bersama.
penelitian. Sudah diusulkan, ternyata Malamnya—agenda terpenting—Roadmap
proposalnya tak jebol. Ia yakin pusat itu Fopersma 2011—mau dibawa ke mana
bermain. “Setiap pusat ada geng sendiri. Jadi Fopersma setahun ke depan, ditentukan di
yang dapat proyek ya mereka-mereka saja,” sini. Pukul 02.52, rapat kerja seharian usai.
katanya. “Ya, banyak yang bermain dosen di Sempena tahun baru Islam 7 Desember
Unri ini. Itu sudah jadi rahasia umum,” kata 2010, BM juga menggelar diskusi bersama
Elmustian Rahman, Kepala Pusat Penelitian Fopersma. Diskusi bertajuk Pluralisme
Kebudayaan dan Kemasyarakatan (P2KK). Beragama. Salah satu bahasannya soal
Ini diakui sendiri oleh Usman Tang. Ahmadiyah yang divonis haram oleh
“Unri masih berorientasi menambah dana Majelis Ulama Indonesia. Tiga hari
universitas melalui penelitian.” Tujuan mulia, kemudian—masih bersama Fopersma— foto: aang BM
menghasilkan paten, belum jadi prioritas. ada diskusi dengan Kanda Azizon Nurza.
Yang penting bagaimana caranya pundi- Ia mantan aktivis, alumni UR. Kini ia Suasana rapat kerja Fopersma Riau, 25 Desember 2010, di sekretariat Bahana.
pundi dana bisa semakin dan semakin bekerja di PT BOB-BSP Siak Hulu, sebuah
banyak. ***
STT: Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No.1031/SK/Ditjen PPG/STT/1983. ISSN:0215 -7667 Redaksi menerima tulisan, asal
Penerbit: Lembaga Pers Mahasiswa Bahana Mahasiswa UR. Penasehat: Prof. Dr. Ashaluddin Jalil, sesuai dengan misi pers mahasis-
M.S (Rektor Universitas Riau). Drs. Rahmat, MT (Pembantu Rektor III Universitas Riau). Pemimpin wa. Tulisan berupa naskah asli,
Umum: Made Ali Pemimpin Redaksi: Aang Ananda Suherman Pemimpin Perusahaan: Lovina karya orisinil, belum pernah
Bendahara Umum: Lovina Sekretaris Umum: Lovina Litbang: Erliana Redaktur Pelaksana/ dipublikasikan di media massa
Redaktur: Lovina Reporter:Ahlul Fadli Fotografer: Ari Mashuri MS Artistik/Lay Out/Ilustrator: Ari manapun, dan diketik rapi dua
Mashuri MS Perpustakaan, Dokumentasi: Erliana Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan: Kampus spasi. Redaksi berhak melakukan
Universitas Riau Jl. Pattimura No.9 Pekanbaru 28131 Telp.(0761) 47577 Fax (0761) 36078. Dicetak
penyuntingan sepanjang tidak
pada: PT. Riau Pos Graindo Pekanbaru. Isi di luar tanggung jawab percetakan.
mengubah hakikat dan makna
email: bahanamahasiswa@yahoo.com facebook: bahana mahasiswa tulisan. Bagi tulisan yang tidak
dimuat akan menjadi milik redaksi
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
3. Sempena Bahana Mahasiswa
3
Edisi Akhir Tahun 2010
Aset Riau Jalur Lari
Oleh Ahlul Fadli
Sempat ditentang orang tua. kota se-Riau. Syarat utama ikut seleksi PPLP:
pernah juara Popda Riau.
Kini ia fokus hadapi PON 2012. Ranti lolos seleksi di PPLP. Ia masuk
asrama. Jadwal latihan super ketat. Subuh
RANTI Febriani Eka Putri saat itu duduk di
kelas 2 SMAN 13 Pekanbaru. Ia ikut Pekan
latihan sampai pukul 06.00. Lalu berangkat
sekolah. Pulangnya, latihan lagi. Begitu setiap
“Belajar disiplin, mandiri,
Olahraga Pelajar Daerah (Popda) cabang
atletik lari. Ranti wakili Riau di cabang lari 400
dan 800 meter gawang puteri.
hari. “Latihan dan sekolah sangat dikontrol.
Tak ada kata tidak latihan, walaupun tidak
ada pertandingan.” Khusus hari Minggu
dan belajar cari
Selain Ranti, masih ada 12 wakil Riau
lainnya. Ranti termasuk kategori remaja umur
mereka libur latihan.
Ketika duduk di kelas 2 SMA, Suyanto penghasilan sendiri.”
17 tahun ke bawah. “Sebelum mulai nervest dan Hasnur, pelatih lari Ranti,
banget,” akunya mengenang momen itu. mengikutkannya dalam Popda. Mereka nilai
Makin gugup lagi saat ia masuk lapangan Ranti punya potensi juara. Penilaian mereka
pertandingan. “Dor...” bunyi pistol tanda tepat. Ranti berhasil meraih medali emas pada
dimulai pertandingan. “Saat lari nervest cabang lari 400 dan 800 meter gawang puteri.
langsung hilang.” Itu kemenangan pertamanya setelah lama
Ranti terus berlari dan berlari. Yang ada vakum dalam perlombaan.
dibenak, secepatnya sampai garis finish. “Cepat Ranti tetap menomor satukan sekolah.
sampai, cepat sampai,” itu yang selalu terucap Saat akan menghadapi ujian nasional, ia
...
di hatinya. Tiba di garis finish. Ia yang pertama putuskan rehat selama enam bulan. Selesai
...
sampai. Ranti pun berhasil menjuarai lomba ujian, ia kembali latihan seperti biasa.
itu.
Tamat SMA tahun 2008, Ranti sebetulnya
Ranti lahir di Painan, Sumatera Barat, 4 tak ingin kuliah. “Lebih enak kerja.” Namun
Februari 1990. Sejak kecil, anak pertama dari pelatih lari menganjurkan lain. Akhirnya ia
lima bersaudara ini suka olahraga. Ia tak suka masuk Universitas Riau jalur Penerimaan Bibit
main boneka—tak seperti kebanyakan anak Unggul Daerah (PBUD). Ia pilih Jurusan
perempuan lainnya. Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Kelas 5 SD, Ranti mulai tekuni olahraga Pendidikan (FKIP). “Sebetulnya aku ingin jadi
lari. Bakat itu muncul saat pelajaran olahraga Polwan. Keren aja liatnya. Tapi tinggi badan
lari di sekolahnya. Ia pun diikutkan Pekan kurang,” katanya.
Olahraga dan Seni (Porseni) antar SD se- Semasa kuliah, Ranti juga disibukkan
Pekanbaru. dengan jadwal latihan maupun pertandingan.
Bertempat di SDN 005 Rumbai, Ranti Beberapa prestasi berhasil diraihnya; juara satu
mewakili SDN 002 untuk cabang lari. “Belum lari 400 meter gawang pada Pekan Olahraga
terpikir untuk menang,” katanya. Latihan Daerah (Porda) di Bengkalis 2009, juara tiga
seadanya, pemanasan dan lari-lari kecil 800 meter gawang pada Pekan Olahraga
sebelum tanding, Ranti berhasil meraih juara Mahasiswa Nasional (Pomnas) Palembang
satu se-Pekanbaru. Ia lalu diberi beasiswa. 2009, dan peringkat empat pada Kejuaraan
“Tak bayar uang sekolah sampai tamat,” Nasional (Kejurnas) di Jakarta 2010.
ucapnya. Pengalaman tak terlupa Ranti saat ikut
Masuk SMPN 19 Pekanbaru, Ranti vakum Pomnas di Palembang. Ia mewakili Universi-
lari. “Memang tak terpikir ikut lomba lagi,” tas Riau, dua minggu setelah lebaran. Selain
katanya. Lulus SMP, Ranti lanjut ke SMAN dirinya, ada enam atlet lain yang diutus.
13 Pekanbaru. Di sana ia bertemu Dedi, juga Sebelum bertanding, seperti biasa, ia
atlet lari. Dedi teman sekelas Ranti. Dedi ajak pemanasan dulu. Saat pertandingan
Ranti kembali lagi ke lapangan—ikut lomba berlangsung, hujan turun. Ranti berada di
lari. “Dari pada nggak ada kegiatan, mending lintasan empat lari 400 meter gawang. Saat
gabung lagi,” kata Ranti menirukan perkataan pistol berbunyi, target menang sudah ada.
Dedi. “Tapi karena kelalaian atlit dan pelatih, aku
Ranti tak langsung meng-iya-kan. “Belum berpindah posisi dari lintasan empat ke
minta izin orang tua.” Saat minta izin, lintasan lain.” Ia pun didiskualifikasi.
rupanya orang tua melarang. Alasannya, jadwal Ia sedih dan kecewa. Namun berkat
latihan padat, dari pagi sampai sore. “Aku dukungan pelatih, semangatnya kembali
belum punya motor saat itu.” Ranti tak putus muncul saat kelas lari 800 meter gawang. Ia
asa. Biarpun tak ada motor, “Pergi latihan mulai meredam sedihnya dan bertekad, “Di
naik oplet.” kelas ini aku harus juara.” Akhirnya Ranti
Tak cukup sampai di situ, Ranti berupaya berhasil dapat perunggu. “Lawannya cukup
yakinkan orang tua. Ranti buktikan dirinya berat, rata-rata sudah punya jam terbang
serius di cabang lari. “Mereka sempat ragu tinggi.”
aku sanggup atau tidak. Aku bilang, nanti Banyak hal berharga didapat Ranti dengan
kalau tidak sanggup lagi, berhenti.” jadi atlit lari. “Belajar disiplin, mandiri, dan
Berkat dorongan Dedi, tahun 2006 Ranti belajar cari penghasilan sendiri.” Atlet lari
ikut seleksi masuk Pusat Pelatihan Pelajar idolanya, Dede Herawati, seorang atlet
(PPLP) Cabang Atletik Kota Pekanbaru. nasional. Saat ini, mahasiswa angkatan 2008
Untuk bisa lolos, ia harus bersaing dengan ini tengah fokus persiapan menghadapi Pekan
sembilan orang lainnya dari kabupaten dan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau. *** Istimewa
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
4. Bahana Mahasiswa
Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010
44
Edisi Akhir Tahun 2010
Cuap-cuap Hidup Badan
Oleh Lovina
Lebih dari separuh badan kajian hidup segan mati
tak mau. Beragam masalah.
GEDUNG Marine Center Fakultas Singapura. “Kalau pesan, kita tidak tahu cara Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) lain lagi. Sejak seraya melihatkan meja kerja yang tak ada
Perikanan dan Ilmu Kelautan (Faperika) pasangnya.” Ini juga jadi salah satu sebab kerja tahun 2007, mereka masih menanti SK rektor tumpukan berkas. Ia pun tak paham SK itu
Universitas Riau (UR). Lantai dua lorong kiri badan mandek. untuk keabsahan nama badan kajian. “Setelah tersangkut dimana. Prosedurnya, jelas
ruangan pertama sisi kanan. “Di sini lah dulu Sebab utama BPP-L2P vakum karena SK rektor untuk nama badan keluar, baru kita Darussalam, dari fakultas ke rektor, lalu ke
tempatnya. Sekarang sudah tidak ada lagi persoalan SK. Yusni Ikhwan Siregar, kepala ajukan proposal untuk kepala badannya,” kata Pembantu Rektor II, lalu ke BAUK, baru
kegiatannya,” ujar Achmadi Martadinata BPP-L2P sekarang, belum pegang surat Wan Asrida, Ketua Jurusan Ilmu kepegawaian bikin SK.
Trikora. Ia merujuk sebuah ruangan keputusan rektor—bukti keabsahan dirinya Pemerintahan. Ditanya komentar soal badan kajian sepi
tempatnya hampir tiap sore beraktivitas. sebagai kepala BPP-L2P. Padahal sudah Hingga kini, baru Ilmu Pemerintahan kegiatan, Rektor UR, Prof Ashaluddin Jalil
“Sekarang sudah jadi ruang ICT,” lanjutnya. ditunjuk melalui rapat jurusan sejak 2008. yang SK nama badannya sudah keluar. bilang itu urusan fakultas. “Badan kajian itu
Dulu ruang itu milik Badan Penelitian “Tidak bisa melakukan kegiatan karena tidak Jurusan lain, masih menanti. Padahal pro- di bawah fakultas,” katanya. Soal SK badan
dan Pengembangan Lingkungan Laut dan ada legalitasnya.” posal pengajuan nama badan diusulkan yang belum keluar, ia mengaku tak tahu.
Pesisir (BPP-L2P). Ia berada di bawah Di Faperika ada lima badan kajian lagi. kolektif ke rektor—secara bersamaan untuk “Belum ada berkas masuk soal itu. Tanyakan
Jurusan Ilmu Kelautan. Semua aktivitas
badan dikerjakan di sana—mulai dari
perencanaan kegiatan sampai bikin laporan
Semuanya vakum. “Tidak ada yang aktif lagi
di sini,” kata Bustari Hasan, Dekan Faperika.
Alasan mereka beragam. Syaifuddin, Kepala
semua jurusan, melalui fakultas. “Tidak tahu
kenapa baru kita yang keluar SK-nya,” ujar
Wan.
...
saja langsung ke dekannya,” ujarnya.
Masalah lain pada badan kajian, yakni
akhir. Trikora juga peneliti di badan itu. Badan Penelitian dan Pengembangan Pernyataan Wan diamini jurusan lain di keluarnya Keputusan Presiden Nomor 80
Kini, bila pagi hari, ruang berukuran 6x8 Sumberdaya Perairan dan Lingkungan (BPP- FISIP. “SK badan kami belum keluar,” kata tahun 2003 tentang pengadaan barang dan
meter itu kunci. Tak ada aktivitas badan lagi. PSP) mengaku peluang meneliti sedang Kasmirudin, Ketua Program Studi jasa pemerintah—kini diganti Peraturan
“Barang-barangnya pun sudah tak ada. langka. “Yang lagi marak bidang lingkungan Administrasi Niaga. Jurusan lain pun Presiden Nomor 54 tahun 2010. “Yang
Hanya tinggal dua lemari dan sisa-sisa dan budidaya perikanan,” ujarnya simpel. bernasib sama. Wan menambahkan, di SK memberatkan, kerjasama dengan pihak luar
perangkat komputer,” katanya. Satu lemari Darwis, Kepala Badan Penelitian dan badan milik jurusannya, tertera tanggal keluar perlu ada perusahaan dan NPWP. Kini PNS
tiga pintu di sisi kiri pintu masuk, lemari Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Pesisir SK 8 Februari 2010. “Tapi saya baru terima pun tidak boleh main proyek,” kata Siswanto,
satunya berpintu dua di pojok kanan. Sisa- (BPP-EWP) beralasan sulitnya jalin kerjasama sebulan ini. Tidak tahu di mana nyangkutnya.” Kepala Badan Pelayanan Pengkajian
sisa perangkat komputer bertumpuk di dengan pihak luar. “Sudah ada lembaga Darussalam, Kepala Kepegawaian Univer- Penerapan Teknologi di Fakultas Teknik.
lantai. “Sudah rusak karena tidak dipakai.” penelitian dan pusat-pusat. Kita kalah saing sitas Riau, yang kerjanya bikin SK, mengaku Bintal Amin, Kepala Pusat Penelitian
Ploter adalah barang paling berharga yang dengan mereka,” akunya. Ia tawarkan solusi belum ada SK yang masuk selama ia Kawasan Pantai Perairan berpendapat sama.
tersisa. Gunanya cetak peta ukuran A nol. mengatasi ketidak aktifan badan di menjabat. Dua tahun lalu, sebelum dirinya, Baginya, ini perlu solusi dari lembaga
Ini pun sudah tak berfungsi. Ploter fakultasnya, “Lemlit atau pusat kerjasama bagian kepegawaian dijabat oleh Saleh—kini penelitian (lemlit). Mereka mesti turut bantu
diletakkan di Laboratorium Fisika Laut. “Tali dengan pihak luar, lalu kerjaannya Kepala Badan Administrasi Umum dan pusat kajian carikan penelitian melalui
baltingnya putus.” Tali ini tak dijual di In-
donesia. Bila ingin beli, harus pesan ke ...
dilimpahkan ke badan sesuai bidangnya.”
Kondisi badan kajian di Fakultas Ilmu
Keuangan (BAUK). “Biasanya kalau ada,
langsung kita kerjakan. Ni kan, tidak ada
berkas menumpuk di meja saya,” katanya
kerjasama dengan pihak luar. “Kan tidak
semua pusat punya jaringan luas,” katanya.
Agar kerjasama terjalin, perlu pendekatan dan
kepercayaan pihak luar. “Tidak mungkin sekali
ketemu langsung percaya, butuh proses,”
lanjut Bintal.
Christine Jose, Kepala Badan Kajian
Kimiawi Bahan Alam di Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
kemukakan alasan pribadi. “Saya sibuk
belakangan ini.” Baginya, mengajar nomor
satu. “Tambah lagi saya jadi ketua panitia
beberapa kegiatan berskala nasional. Jadi
badan kajian ini tidak ter-handle,” katanya. Ia
tawarkan solusi konkrit; akan adakan rapat
dan rombak struktur kepengurusan badan
kajiannya.
Kendala sama dirasakan Irwan dan Rita
Anugerah. Irwan Kepala Unit Pengkajian dan
Pengembangan IPTEK Fisiologi dan
Olahraga (UP2IFO) di Fakultas Kedokteran.
Sedangkan Rita Kepala Badan Pengkajian
Pengembangan Akuntansi dan Keuangan di
Fakultas Ekonomi. Irwan mengaku, sudah
dua tahun tidak ada kegiatan di badannya.
“Saya sibuk. Tidak bisa. Tak ada yang mau
gantikan. Ya sudah.” Sementara Rita
menganggap badan kajiannya seperti
ekstrakurikuler. “Kebetulan kita punya wadah
untuk berkreatifitas.” Baru tahun 2010 ini
Salah satu kegiatan penelitian dosen
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
5. Bahana Mahasiswa
55
Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010
Edisi Akhir Tahun 2010
Chainulfiffah.
“Saya difitnah,” ujarnya saat dijumpai di
Mereka punya berbagai program Gedung Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan. Ia
rutin setiap tahun; penelitian, menitikkan air mata. “Sedih bila ingat keluarga
terlantar gara-gara itu. Sampai sekarang saya
publikasi dan penerbitan, pelatihan masih trauma,” katanya. Ia bilang, salah satu
dan kerjasama, serta database mahasiswanya dulu, telah memalsukan tanda
kebudayaan melayu dan website. tangannya sebagai kepala badan BSQ. “Saya
aja belum pernah ke Tanjung Pinang waktu
itu. Tapi ya sudahlah, mungkin itu garis Tuhan
yang harus saya jalani. Sekarang saya hanya
Lemlit. Semua pusat penelitian berada di ingin hidup tenang bersama keluarga,”
bawah koordinasi Lemlit. sambungnya.
Pusat penelitian lain, rata-rata bikin dua Kasus ini sempat hangat saat itu.
sampai empat kegiatan per tahun. Caska, “Banyak yang takut sejak kasus itu. Mungkin
Kepala Pusat Penelitian Kependudukan, karena itu banyak badan kajian yang kurang
mengemukakan alasan kekurang aktifan aktif,” duga Erwin, Ketua Jurusan Fisika
Elmustian Rahman
pusatnya. “Anggota yang mengurus FMIPA. Kini, ada tiga badan kajian di FMIPA
administrasi tidak ada. Saya paling malas yang sepi kegiatan; BSQ, Badan Kajian Inovasi
badan kajian Rita sepi kegiatan karena ia sibuk ingin punya badan, mesti ajukan proposal. ngurus begituan.” Sejauh ini, Pusat Fisika, dan Badan Kajian Konservasi
mengajar. Salah satu yang ajukan proposal Sri Kependudukan meneliti jika turun dana Sumberdaya Hayati. Mereka beralasan, SK
Badan Pengkajian Pengembangan Kartikowati. Waktu itu badan kajiannya penelitian insidental yang diberikan Lemlit. rektor bukti sah sebagai kepala badan kajian
Pertanian milik Nurul Qomar juga tidak aktif. bernama Pusat Studi Pendidikan Ekonomi. Setiap pusat dapat Rp 30 juta per tahun. belum keluar.
Ia beralasan, badan kajian tak sesuai dengan Tahun 2008 datang surat dari rektorat. “Sebagai motivasi agar pusat ada kegiatan. “Kasus itu tidak ada kaitannya dengan
keahliannya. “Bidang ahli saya kehutanan atau Proposalnya mesti direvisi. Ia harus Meskipun kita berharap dari Rp 30 juta itu kekurang aktifan badan kajian,” bantah Bu
lingkungan.” Ia kemarin usulkan nama mengganti nama ‘pusat’ jadi ‘badan’. mereka bisa menghasilkan lebih untuk uni- Pit. Pernyataan Bu Pit dikuatkan Indra,
badannya Badan Pengkajian Teknologi “Katanya kalau di fakultas semuanya bernama versitas,” ujar Usman Tang. Bendahara FMIPA. Dulu, Indra yang diminta
Pertanian dan Pedesaan. “Waktu keluar SK badan. Di tingkat universitas baru pusat,” Kepala Sentra HKI, Zulfikar Jayakusuma urus soal pembentukan badan kajian di
namanya diganti jadi Badan Pengkajian kata Sri. Hasil revisi proposal itu diserahkan berikan alasan beda. “Ngurus HKI ini bukan FMIPA. “Nama-nama kepala badan sudah
Pengembangan Pertanian,” akunya. Qomar lagi ke rektorat. “Tapi sampai sekarang tidak gampang. Banyak berkas yang harus diusulkan bersamaan dengan pengajuan
sudah coba tawarkan ke dosen lain untuk jadi ada jawabannya. Saya tidak tahu bagaimana dilengkapi dan direvisi. Tidak sekali urus nama badan. Bulan Mei 2007 sudah keluar
ketua, “Tak ada yang mau.” kejelasannya,” aku Sri. langsung jadi,” katanya. Sedangkan Kepala SK rektor,” jelas Indra. Namun, SK tidak
Almasdi Syahza, Kepala Badan Kajian Walau begitu, hingga kini badan kajian Pusat Penelitian Peranan Wanita (P3W), menyebutkan kepala badan, hanya nama
Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi milik Sri masih jalan. Bahkan mereka berhasil Risdayanti bilang, “Untuk tahun 2010 ini badan saja. “Setelah SK badan keluar, baru
Masyarakat serta Kepala Badan Kajian menjalin kerjasama rutin dengan salah satu kami fokus bangun jaringan dulu. Tahun diusulkan untuk pengajuan nama kepala
Pendidikan Dasar dan Menengah di Fakultas instansi di Amerika. Kegiatannya, melatih depan baru bikin program kerja.” Risdayanti badannya,” ujar Darussalam, Kepala
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tak guru-guru ekonomi tingkat SMA. “Hampir baru setahun menjabat Kepala P3W. Kepegawaian UR menjelaskan tata cara
perpanjang SK-nya. Kedua badan kajiannya setiap tahun diadakan,” katanya. Pusat Penelitian Kebudayaan dan pengajuan badan kajian.
masih pakai SK dekan kala itu. SK dekan Bukan hanya Sri Kartikowati. Rita Kemasyarakatan (P2KK) mengaku punya Tak hanya ini. Kasus Panleggate awal 2008
sudah mati tiga tahun lalu. “Sengaja tidak Anugerah, Kepala Badan Pengkajian banyak program kerja dalam setahun. “Kita silam juga melibatkan banyak badan kajian di
diperpanjang,” katanya. Pengembangan Akuntansi dan Keuangan ada penelitian mandiri, pesanan, dan UR. Panleggate merupakan kasus korupsi dana
Tahun 2007, Almasdi pernah ajukan pro- juga melakukan kegiatan serupa. Bedanya, Rita penelitian melalui penawaran kepada pihak APBD senilai 3,5 miliar untuk kegiatan
posal untuk dapat SK rektor. “Ada penertiban kerjasama dengan pemerintah Propinsi Riau luar,” kata Elmustian Rahman, Kepala pengkajian dan penelaahan Rancangan
semua badan di fakultas harus ada SK untuk bikin pelatihan. Ia didik mahasiswa P2KK. Mereka punya berbagai program ru- Peraturan Daerah (Ranperda). Kasus ini
rektor,” kenangnya. Namun hingga kini, SK akuntansi yang baru tamat jadi akuntan tin setiap tahun; penelitian, publikasi dan menyebabkan Ikhsan, terbukti bersalah di
itu belum keluar. Penyebab lain kedua badan handal. “Setelah lulus, mereka akan diterima penerbitan, pelatihan dan kerjasama, serta Pengadilan Negeri dan sempat ditahan.
kajiannya tak lagi aktif, ia kapok bekerjasama
dengan pemerintah. “Pembagiannya tidak
adil, pernah sampai fifty-fifty. Padahal kita
di instansi pemerintah dan berbagai
perusahaan.”
Sistem gelar pelatihan ini juga dipakai
...
database kebudayaan melayu dan website.
Tanggal 6 Agustus 2009. Seorang pria
Namun, di Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung, ia dinyatakan tidak
bersalah. Kini ia sudah bebas.
semua yang kerja. Karena alasan itu saya malas Machasin. Ia bikin kursus perpajakan. Ini berkacamata keluar dari ruangan Kepala Seksi Ikhsan, mantan Dekan Fakultas Hukum
perpanjang SK.” Bila ada proyek, “Saya pakai salah satu pemasukan Badan Kajian Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejaksaan diminta Ruskin Har, sekretariat dewan bikin
Lemlit saja.”
...
Muchtar Ahmad, mantan Rektor Univer-
Manajemen dan Pengembangan Bisnis
miliknya. Kursus sudah lima tahun berjalan,
muridnya sudah 500-an orang. Kursus akan
Negeri (Kejari) Tanjung Pinang. Menyadari
banyak wartawan menunggu, spontan ia
tutupi wajahnya dengan lembaran berita acara
pusat kajian fiktif sebagai pelaksana kegiatan.
Selain bikin pusat kajian, Ikhsan pun
melibatkan Meyzi Heryanto, Kepala Pusat
sitas Riau, pernah bikin aturan soal penertiban diadakan lagi dalam waktu dekat. Sumber penetapannya. Sebelumnya, lembaran ini Studi Pengembangan Bisnis (PSPB) FISIP.
badan. Ia tuangkan dalam SK nomor 024/ dana lainnya dari beberapa pelatihan dan hanya dipegang saja. Kabarnya lembaga Meyzi ini sudah lama tidak
J19/KP/2004 tentang ketentuan umum pembinaan melalui kerjasama dengan Ia salah seorang dari empat tersangka yang ada lagi. “PSPB dulu ada. Tapi saat ini sudah
pusat dan badan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat di lingkungan Universitas
Riau.
berbagai pihak.
...
Di tingkat universitas, kedua belas pusat
divonis bersalah. Sore itu, begitu sidang usai,
ia langsung dibawa ke mobil tahanan.
Sejumlah staf Kejari ikut mengawal. Ia
dileburkan. Saya tidak tahu pasti kapan
dilebur,” aku Meyzi saat diminta jadi saksi
persidangan kasus Panleggate, pertengahan
Pasal 12 SK tersebut mengatur, “Jenis dan yang ada sudah punya kegiatan, terutama terbukti melakukan korupsi proyek Februari 2008. Dodi Har yono, Ketua Pusat
jumlah badan adalah minimal satu badan bentuk penelitian. Meski rata-rata jumlah bimbingan belajar (bimbel) SMP dan SMA Kajian Hukum dan Kebijakan Publik
dalam setiap jurusan (sesuai spesifikasi kegiatan tidak sama di setiap pusat per di Lingga tahun 2007 senilai Rp 960 juta. Ia (PKPH) dan Emilda Firdaus, Ketua Badan
jurusannya) dan maksimal dua badan yang tahunnya. Berdasarkan data Lemlit, pusat ditahan 1,5 tahun. Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) turut
bersifat lintas jurusan.” Adnan Kasry, ketua yang paling aktif yakni Pusat Penelitian Ia dosen Matematika di Fakultas dilibatkan Ikhsan.
tim evaluasi proposal pembentukan badan Lingkungan Hidup (PPLH) pimpinan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Anehnya, terkuaknya kedua kasus ini
atau pusat penelitian di lingkungan Universi- Mubarak. (FMIPA) Universitas Riau. Saat itu ia juga bertepatan dengan kurang aktifnya badan-
tas Riau bilang, dulu banyak badan yang tak Tahun 2010, mereka bisa hasilkan nilai Ketua Badan Science Quantitatif (BSQ) badan kajian di berbagai fakultas. Berdasarkan
jelas. “Di Faperika saja sampai 27, padahal kontrak hingga Rp 7 miliar. Dari jumlah itu, FMIPA. Kini ia sudah bebas. Chainulfiffah, pantauan BM, dari 27 badan kajian di seluruh
jurusan hanya ada enam,” rincinya. dua persen diberikan ke Universitas Riau dan Dekan FMIPA saat itu, membenarkan hal ini. fakultas, 18 kepala badan menyatakan
Berkat aturan itu, badan-badan kajian tiga persen ke Lemlit. “Dari sisi itu kita nilai “Setelah bebas, dia mengajar lagi seperti biasa badannya sepi kegiatan selama dua tahun
diformat ulang. Bagi fakultas yang masih PPLH terbaik,” kata Usman Tang, Ketua di sini,” kata Bu Pit, panggilan akrab terakhir. ***
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
6. Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010
Bahana Mahasiswa 6
Edisi Akhir Tahun 2010 6
Agar Tak Dapat Lomang Angek
Ulah beberapa wadah penelitian, UR sempat dikomplain tiga
kabupaten.
Oleh Aang Ananda Suherman
BEBERAPA tahun lalu, Prof Muchtar Kita sepakat universitas riset. Makanya iklim
Ahmad, Rektor UR saat itu, didatangi akademis harus diciptakan,” kata Muchtar
perwakilan dari tiga kabupaten di Propinsi Ahmad. Saat itu, lanjut Muchtar, kampus
Riau. Mereka komplain. Penelitian yang rajin bikin diskusi. “Ini untuk menguatkan
dihasilkan salah satu badan penelitian di UR orientasi kita agar jelas, mau jadi apa universi-
tak bermutu. “Kalau begini caranya Pak, kita tas kita ini.” Akhirnya, tahun 2001, universi-
pakai peneliti dari luar Riau saja,” kata tas riset masuk statuta UR.
Muchtar menirukan ucapan seorang Membangun univeritas riset, harus
perwakilan tadi. melihat unsurnya, untuk apa. Terpenting
Menurut Muchtar, saat itu banyak dosen adalah dosen. Penelitian dosen harus integrasi
bikin badan penelitian. Tujuannya hanya dengan penelitian mahasiswa dan harus
untuk dapat proyek penelitian dari luar. bermutu. “Tidak boleh dosen penelitian ke
Terutama dari dinas-dinas. “Kebanyakan Barat, mahasiswa ke Timur,” kata Muchtar.
kerjasama penelitian dengan dinas-dinas ini Munculnya pemikiran penelitian dosen
kualitasnya rendah,” kata Muchtar. “Bahkan, harus bersama mahasiswa, kata Muchtar, agar
saat satu dinas mengeluarkan proyek mahasiswa bisa cepat penelitian dan penelitian
penelitian soal rawa-rawa, oleh sekelompok itu berguna. “Jadi gak ada mahasiswa rebut
dosen dibikin badan penelitian rawa-rawa, judul, jadi proposal tinggal menambah
ya untuk dapatkan dana itu.” literaturnya yang terbaru, masalah sudah ada.”
Prof Adnan Kasry membenarkan pernah Setelah konsep itu matang, iklim untuk
terjadi komplain pada rektor soal proyek melakukan penelitian terus meningkat. Saat
peneltian. Banyak, kata Adnan, orang pakai itu, kata Muchtar, dana penelitian kampus
jasa badan atau pusat penelitian di UR minim. Saat itu dana penelitian untuk dosen
komplain karena hasil penelitian dan hanya Rp 300 ribu. “Sedangkan mahasiswa
rekomendasi tak sesuai harapan. “Tidak mengajukan dana penelitian sampai Rp 500
pernah diketahui Lemlit apalagi rektor. Jadi ribu.”
rektor terkejut lah saat ada yang komplain.” Melihat kondisi itu, dilakukan perbaikan.
Menurut Adnan, ada juga badan dan UR ketika itu, mengaktifkan biro kerjasama.
pusat penelitian yang berkantor di luar Fungsinya cari perusahaan dan pemerintah
kampus. “Dulu banyak kantor badan atau daerah. “Pak, kami hanya ada dana penelitian
pusat itu di rumah masing-masing, macam Rp 240 juta. Kita merasa Unri ini milik Bapak, UR buat badan sendiri-sendiri. Sebenarnya jika ada penelitian dari luar administrasinya
nenek moyangnya saja yang punya,” kata apa yang dapat kami bantu penelitian untuk kalau badan di fakultas itu bukan tanggung harus dari Lemlit, uang administrasilah. Tapi
Adnan. “Ada yang kumpul-kumpul, ada menyelesaikan masalah daerah di sini,” itulah jawab universitas,” kata Muchtar. kebanyakan para peneliti enggan seperti itu,
proyek, buat sendiri, kerjasama dengan pihak contohnya, kata Muchtar. “Artinya Tahun 2004 jadi puncaknya. Makanya, kata mereka takut uangnya dibagi dua,” kata
lain tanpa tahu siapa yang melegalkan.” permasalahan di daerah diteliti, dan dicarikan Muchtar, mulai ada yang komplain, karena Aslim. “Kita ini sudah buat aturan, tapi
Memang dulu rektor sampai dipanggil jalan keluarnya. Saat itu Pemda sangat setuju.” banyak pusat dan badan yang melakukan ketika ada yang langgar, kita tidak bisa
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jadi strategi itu, akan membuat UR bisa pakai nama Unri, tapi hasil penelitian tidak menindak, ini kan sanksi moral,” tambah
Propinsi Riau, soal badan yang tak jelas
payungnya dalam melakukan penelitian. Saat
DPRD tanyakan soal badan itu, pihak
dapat dana tak hanya dari pusat dan pihak
perusahaan sendiri. “Sekaligus bisa
mengurangi beban mahasiswa dalam skripsi.
menunjukkan kualitasnya. “Diubah jadi
kekayaan pribadi, beli rumah dan semuanya,
dan penelitian tidak bermutu.” Memang,
Muchtar Ahmad.
...
Lihat persoalan ini, pada 14 Januari 2004,
kampus tak tahu apa-apa. “Itu pernah Bagaimana Unri dapat pemasukan dalam katanya, saat itu lepas dari kontrol. senat universitas mulai berembuk. Untuk
kejadian di FMIPA, pihak kampus menjawab mengejar pengembangannya, dosen sejahtera “Seharusnya Lemlit lebih kuat lagi menertibkan badan dan pusat penelitian juga
kami tak ada bikin badan itu,” tambah hidupnya, dan mahasiswa lebih ringan beban kontrolnya.” regulasinya. Pada 1 Maret 2004, diterbitkan
Usman Tang, Ketua Lembaga Penelitian untuk skripsi,” kata Muchtar. Menurut Prof Aslim Rasyad, Ketua Surat Keputusan (SK) Rektor nomor 024/
(Lemlit) UR.
...
Cerita soal pusat dan lembaga penelitian
Dibukanya kran kerjasama dengan pihak
luar, membuat banyak dosen yang melakukan
tanpa koordinasi dengan kampus. Bahkan
Lemlit periode 1998-2002, penelitian di luar
universitas, yang bekerjasama dengan
pemerintah dan swasta saat itu memang tak
J19/KP/2004 tentang Ketentuan Umum
Pusat dan Badan Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat di Lingkungan Univer-
memang kompleks. Awalnya untuk banyak badan di fakultas main sendiri, ada koordinasi sama sekali, hingga banyak sitas Riau (lihat bagan).
menjadikan UR jadi universitas riset. mencari dana di daerah-daerah. “Bahkan penetitian yang tak terdata di Lemlit. Maksudnya, untuk mengatur
“Pertama kan, kita mau jadi universitas apa. dosen yang siap sekolah di luar, datang ke “Sebenarnya tak ada aturan untuk itu, tapi mekanisme kerja dan eksistensi pusat dan
SK Rektor nomor 167/J19/KS/2004 tentang SK Rektor Nomor 024/J19/KP/2004
Kerjasama Universitas Riau dengan Pihak Luar Tentang Pusat dan Badan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di
Lingkungan Universitas Riau
BAB IV soal Prosedur dan Mekanisme poin a; Membayar fee sebesar 8 (delapan) persen
Pasal 4 dari nilai proyek atau kegiatan. 5 persen pada
Poin a; Pihak luar yang akan bekerjasama universitas, 1,5 persen pada lembaga atau fakultas, BAB II soal Kedudukan dan Fungsi BAB V soal Pembukaan dan Penutupan
dengan Universitas Riau harus melalui Rektor. dan 1,5 persen pada jurusan, jika proyek atau Pasal 4 Pasal 12
Poin b; Pihak luar yang akan bekerjasama kegiatan diperoleh universitas. Nomor 4 dan 5; membuat laporan pertanggung Nomor 3; Jenis dan jumlah badan adalah minimal
dengan unit-unit di lingkungan Universitas Riau Poin b; Membayar fee sebesar 6,5 persen dari nilai jawaban pelaksanaan kegiatan dan laporan satu badan dalam setiap jurusan (sesuai spesifikasi
atau sebaliknya harus sepengetahuan rektor. proyek atau kegiatan. 2 persen pada universitas, 3 keuangan, sebagai bentuk pertanggung jawaban jurusannya) dan maksimal dua badan yang bersifat
persen pada lembaga atau fakultas, dan 1,5 persen kepada Rektor. Untuk pusat melalu Ketua lintas jurusan.
BAB VII soal Dana Sumbangan dan Fee pada jurusan, jika proyek atau kegiatan diperoleh Lembaga dan Badan melalui Dekan.
Pasal 11 fakultas atau lembaga atau pusat.
Nomor 2 Poin c; fee paling lambat dibayar satu bulan usai
penyelesaian proyek atau kegiatan.
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
7. Bahana Mahasiswa
badan di lingkungan UR. Agar tak terjadi dosen, hanya Rp 300 ribu. Penelitian apa
Edisi Akhir Tahun 2010 7
berbagai akibat yang rugikan nama baik UR. yang bisa Rp 300 ribu, sekali ke Bengkalis
Pusbangdik Universitas Riau
Dalam SK itu, juga dikatakan, tentang saja sudah habis.”
pembayaran fee kerjasama akan diatur dalam Usman mulai bikin payung penelitian
SK Rektor berikutnya. Pada 5 Mei 2004, dan kajian penelitian. Jumlah proposal naik,
Rektor kembali telurkan SK soal kerjasama dana pun naik. Pertama Rp 300 ribu jadi Mengucapkan Selamat Atas Pelantikan Pembantu Rektor
Universitas Riau dengan pihak luar, nomor Rp 700 ribu. Sebelumnya, kata Usman, Universitas Riau Periode 2010-2014
167/J19/KS/2004 (lihat bagan). dana itu tidak dilaporkan. Semua punya lProf. Aras Mulyadi, DEA (Pembantu Rektor I)
Tak cukup hanya SK, setahun setelahnya rekening. “Pas saya masuk lapor semua. lDr. Yanuar, M.Si (Pembantu Rektor II)
dibentuk tim Evaluasi Proposal Makanya 2007 dana itu langsung Rp 12 lDrs. Rahmad, MT (Pembantu Rektor III)
Pembentukan Badan atau Pusat Penelitian di miliar.” lDrs. Adhy Prayitno, M.Sc (Pembantu Rektor IV)
Lingkungan Universitas Riau, lewat SK Rektor Saat Usman menjabat, ia diuntungkan Ttd
nomor 28/J.19/AK/2005. dengan sistem satu pintu pengelolaan dana Pada 8 November 2010
Tugas utama tim mengevaluasi pusat atau di UR. “Jadi semua harus satu rekening.”
Ir. Gunawan Tabrani
badan penelitian yang sudah ada. Kedua, Akhirnya, dana bisa dikontrol, dan jadi
menertibkan pusat atau badan dengan pemasukan universitas. “Soal fee, kita beri Kepala Pusbangdik
menggunakan ketentuan; di fakultas jenis dan tahu bahwa itu benar-benar dari rekening
jumlah badan sesuai spesifikasinya. Pertama, universitas, bukan ke rekening Lemlit. Dana Himagrotek dan Hima Kehutanan Universitas Riau
harus berjumlah satu badan penelitian per itu untuk biaya seminar, reviewer, Monev.”
jurusan dan maksimal dua badan bersifat Tahun 2010, kata Usman, ada dana dari Mengucapkan Selamat Atas Pelantikan Pembantu Rektor
lintas jurusan. “Di Faperika saja waktu itu universitas untuk tiap pusat penelitian
ada 27, ditertibkan jadi enam,” kata Adnan senilai Rp 30 juta. Tiap pusat penelitian lProf. Aras Mulyadi, DEA (Pembantu Rektor I)
Kasry, Ketua tim. “Kami hanya harus buat proposal. “Yang tidak buat tentu lDr. Yanuar, M.Si (Pembantu Rektor II)
merekomendasikan ke Rektor badan yang tak dapat.” Kita, kata Usman, ingin lDrs. Rahmad, MT (Pembantu Rektor III)
sudah layak, tidak menilai kinerjanya.” penelitian ini punya satu ikatan, ada tema. Ttd
*** Jadi nanti hasilnya jelas dan pertanggung Pada 8 November 2010
Menurut Usman Tang, Ketua Lemlit, jawabannya juga jelas. “Ada anggaran
tujuan pusat-pusat itu adalah hasilkan paten. penelitian dari rektorat ke Lemlit, dan ada Kasrul Akbar Dahlan Anas Ritonga
Dan hasil patennya itu bisa memperkaya anggaran ke fakultas.” Ketua Himagrotek Ketua Hima Kehutanan
univeristas. “Makanya dilakukan penelitian- Soal badan peneltian di fakultas,
peneltian,” kata Usman. Tujuannya, menurut Usman itu tanggung jawab dekan
menghasilkan dana Penerimaan Negara di fakultas. “Tapi sekarang kita sedang
Bukan Pajak (PNBP). “Bagaimana mendata. Kalau bisa tak perlu lagi ada
pemasukan dari penelitian dan jasa konsultasi badan-badan, pusat saja cukup.” Menurut
bisa melebihi SPP.” Adnan Kasr y, penertiban untuk pusat dan
Usman juga cerita sejak ia pimpin Lemlit, badan sangat diperlukan. “Jangan sampai
akhir 2007. Pertama, kata Usman, belum ada terjadi lagi komplain dan rektor sendiri tidak
payung penelitian, “Terserah dosen mau apa. tahu. Bahasa saya rektor dapat lomang angek. Pada 8 November 2010
Anggaran kecil juga. Saya masuk dana Tak tahu menahu, tapi dikomplain.” lovina,
penelitian baru Rp 300 juta. Dibagi 3000 fadli.
IKLAN
Mengucapkan Selamat Atas Pelantikan Pembantu Rektor
Universitas Riau Periode 2010-2014
lProf. Aras Mulyadi, DEA (Pembantu Rektor I)
lDr. Yanuar, M.Si (Pembantu Rektor II)
lDrs. Rahmad, MT (Pembantu Rektor III)
lDrs. Adhy Prayitno, M.Sc (Pembantu Rektor IV)
Pada 8 November 2010
Prof. Dr. H. Ashaluddin Jalil, MS
Rektor
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
8. Bahana Mahasiswa
Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010
Edisi Akhir Tahun 2010
88
Semua di Luar Keingingan
“Bahana sangat membantu saya menjalani profesi sebagai anggota dewan.
Begitu pun saat saya masih kerja sebagai wartawan Riau Pos.”
Oleh Lovina
TAHUN 1989. Sofyan Samsir berusia 24 pelaksana, sampai koordinator liputan. pemilihan umum (Pemilu) 2004. Kala itu seorang guru, ia tetap menghormati guru.
tahun. Kebetulan Koran Warta Karya— Tahun 1998, Sofyan dipercaya menjabat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) baru “Kalau bukan karena guru, mungkin saya
kini harian Riau Pos—membutuhkan Pimpinan Redaksi Padang Ekspres—salah terbentuk. “Saya diminta menjadi caleg (calon tidak akan jadi seperti ini,” katanya.
wartawan muda. satu grup Riau Pos Group. Dua tahun bekerja anggota legislatif) provinsi untuk Dapil ***
Soeripto—saat itu Gubernur Riau— di Padang, ia lalu ditarik lagi ke Pekanbaru (daerah pemilihan) Natuna,” katanya. Sofyan amat suka menulis. Itu
melalui Herman Abdullah—saat itu Ketua dan menjabat Pimpinan Redaksi Riau Pos. Ia berada di urutan pertama. “Pemilu kan dibuktikan dengan pengalamannya bergelut
Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Satu setengah tahun kemudian, Sofyan masih pakai sistem nomor urut. Dan Golkar di dunia wartawan kurang lebih 17 tahun—
Pemuda Indonesia (KNPI) Riau— ditempatkan ke Dumai. Di kota minyak itu, dapat satu kursi dari Dapil Natuna,” termasuk tiga tahun di Bahana. “Itu hanya
meminta Sofyan bergabung. “Waktu itu ia ditugaskan menjadi Pimpinan Umum tambahnya. Alhasil, kursi itu pun jatuh ke faktor keberuntungan saja,” ujarnya
saya masih mahasiswa, tinggal ujian Dumai Pos—juga juga grup Riau Pos. tangan pria kelahiran 11 Desember 1965. merendah saat ditanya kecintaannya pada
sarjana,” kenangnya. Sayang, Warta Karya *** Lima tahun menjabat, Sofyan kembali dunia tulis menulis.
tak bertahan lama. Lantaran subsidinya Tahun yang sama—1989. Sofyan Samsir dicalonkan Golkar pada Pemilu 2009. Kali “Waktu itu di Pekanbaru baru ada
masih tercatat sebagai ini, ia ditempatkan di urutan empat—urutan Mingguan Genta,” kisahnya. Iseng, Sofyan
mahasiswa Universitas terakhir. “Impossible bisa duduk lagi,” ujarnya lalu mengirim hasil resensi buku dan beberapa
Riau (UR) semester pesimis. Namun Tuhan berkata lain. Melalui puisi karyanya. “Ternyata dimuat,” serunya.
sepuluh. Selain putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Sejak itu, rasa percaya diri timbul. Lalu ia mulai
mahasiswa, ia pun tercatat Pemilu 2009 dilaksanakan sistem suara membuat tulisan lepas dan beberapa tulisan
sebagai Ketua Badan terbanyak. Sofyan pun berhasil mendapat berjenis feature. Tulisan-tulisan itu pun
Perwakilan Mahasiswa suara terbanyak. Satu kursi Golkar Dapil sempat dimuat di Harian minggua Merdeka,
(BPM)— kini Badan Natuna-Anambas kembali diraihnya. Harian Haluan Padang, dan beberapa media
Legislatif Mahasiswa “Alhamdulillah, berkat dukungan keluarga serta lokal lainnya.
(BLM). rakyat Natuna-Anambas,” imbuhnya. Sofyan mengaku kini sudah jarang
Selama menjabat *** menulis. Namun, di tengah kesibukan
Ketua BPM, Sofyan dikenal Selama jadi mahasiswa di Fakultas sebagai anggota dewan, ia masih
aktif bergaul hingga ke Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UR, membimbing pengelolaan website http://
organisasi luar kampus. Sofyan dikenal aktif di berbagai organisasi www.kabarkepri.com.
Salah satunya, ia sering kampus. Selain BPM, ia juga tercatat sebagai Bapak empat anak ini meyakinkan belum
menghadiri undangan anggota Pramuka dan Bahana. ada prestasi yang fenomenal dan monumen-
parta Golkar, baik untuk “Bahana sangat membantu saya menjalani tal selama bergelut di dunia tulis menulis.
kegiatan internal maupun profesi sebagai anggota dewan. Begitu pun “Satu-satunya, juara dua lomba karya tulis
eksternal. saat saya masih kerja sebagai wartawan Riau Pameran Pembangunan Propinsi Riau dalam
Suatu hari, saat Sofyan Pos,” ujar Sofyan. Ia mengaku, Bahana- lah rangka HUT RI,” akunya seraya tertawa.
menghadiri kampanye yang membuatnya lebih percaya diri dan ***
Golkar di Pekanbaru, berhati-hati. “Ilmu pengetahuan bisa didapat Sofyan punya prinsip hidup mulia.
Harmoko—saat itu Ketua dengan membaca dan belajar di bangku Baginya, penentu keberhasilan seseorang
Umum DPP Golkar dan kuliah, sedangkan pengalaman hanya bisa adalah Allah SWT. “Kita punya rencana. Al-
Menteri Penerangan— didapat bila kita terjun langsung dan lah juga punya rencana. Dan pastinya rencana
menyerahkan kartu bersentuhan dengan profesi atau pekerjaan Allah adalah yang terbaik untuk kita,” ujarnya
anggota Golkar padanya. itu,” pesannya. berfilosofi.
“Sejak itu, saya selalu hadir Seingat Sofyan, ia masuk Bahana sejak Salah satu rencana Allah yang menjadi
saat Golkar ada kegiatan. akhir tahun 1986—dua tahun setelah masuk pengalaman paling berharga dalam hidup
Tak jarang saya jadi kuliah. Uniknya, ia kenal Bahana karena jadi Sofyan saat naik haji. Saat itu—tepatnya tahun
panitia,” akunya. Itulah anggota Pramuka. “Waktu itu sekretariat 1995— hal ini tak pernah terpikir dalam
awal karir suami Dra Den Pramuka bersebelahan dengan Bahana,” benaknya. “Saya harus berterima kasih kepada
Yealta, MA—kini Ketua kenangnya. Sofyan sering ngobrol dan diskusi tiga orang pertama: Soeripto, Muhammad
Komisi Pemilihan Umum dengan para kru Bahana. “Lama-lama saya jadi Sani, dan Rida K. Liamsi.”
Daerah Kepulauan Riau. tertarik masuk Bahana,” ujarnya lagi. Soeripto—saat itu Gubernur Riau—or-
Di awal tahun 1990-an, Sofyan pun punya kisah sendiri mengapa ang yang menyetujui permohonannya
Sofyan sering meliput memilih FKIP jurusan Bimbingan meliput perjalanan ibadah haji. Muhammad
kegiatan yang ditaja Konseling, meski saat itu pilihan utamanya Sani— saat itu Kepala Biro Kesra Kantor
Golkar—saat menjadi Fakultas Ekonomi. Alasannya, dulu ekonomi Gubernur Riau—kini wakil gubernur
wartawan Riau Pos. Selain merupakan fakultas paling bergengsi. Kepri—adalah orang yang mendorong dan
dihentikan pemerintah daerah. itu, ia juga tercatat sebagai salah satu pengurus “Tapi sejak dulu saya memang ingin jadi membimbing hingga namanya muncul
Untung koran itu bangkit lagi setelah di DPD Golkar Riau. guru,” imbuh alumnus SMAN 1 Pekanbaru sebagai salah seorang yang diberangkatkan haji
bergabung dengan manajemen Jawa Pos. Karir Sofyan di bidang politik terus ini. Cita-citanya, begitu lulus, ia akan kembali Pemda Riau. Dan Rida K. Liamsi—saat itu
Alhasil, Sofyan pun diminta bergabung menanjak. Tahun 2003, saat Musyawarah ke Midai—kampung halamannya—dan Pimpinan Umum Riau Pos—meminta
kembali. Tahun 1991—bertepatan dengan Daerah (Musda) Golkar, ia terpilih menjadi mengabdi sebagai guru. Sofyan meliput perjalanan ibadah haji
perang Teluk Meletus—terbitlah Koran Wakil Sekretaris DPD I Golkar Riau. “Saat Baginya, guru punya tugas mulia. Ia lalu menggantikan dirinya.
Riau Pos edisi perdana. itu ketuanya Darwis Rida Zainuddin,” ujar teringat perkataan Djauzak Achmad, mantan Namun, tak berarti ia puas dengan apa
Rida K. Liamsi—kini chairman Riau Pos Sofyan. Dan saat kepemimpinan Darwis Kepala Kanwil Depdikbud Riau. “Di dunia yang sudah dicapainya kini. “Sebagai politisi,
Group—amat percaya pada Sofyan. digantikan Ramlan Zas Datuk ini hanya ada satu profesi, yakni guru. tentu ada hal utama yang belum tercapai, yakni
Terbukti, dalam waktu tujuh tahun, Tumenggung—saat itu Bupati Rokan Sedangkan profesi lainnya dilahirkan dari mensejahterakan rakyat,”tutup Anggota
berbagai jenjang karir disandang Sofyan. Hulu—Sofyan dipilih menjadi wakil ketua. profesi guru,” ujar pria 44 tahun ini menirukan Dewan Penasehat Kadin Provinsi Kepri ini.
Mulai reporter, redaktur, redaktur Tak terasa, setahun pun berlalu. Tiba saat pernyataan Djauzak. Meski ia kini tak jadi ***
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
9. Bahana Mahasiswa
Edisi Akhir Tahun 2010 9
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa
cmyk
10. Bahana Mahasiswa
Hari AIDS Sedunia
Edisi Akhir Tahun 2010 10
RABU (1/12) di lantai empat gedung
Rektorat, Badan Eksekutif Mahasiswa Nouryoushiken
(BEM) UR peringati hari AIDS sedunia.
Mereka usung tema Jagalah Dirimu Dari AIDS, Prodi Jepang
Ingatlah Orang Tersayang. Coki Randinatama,
ketua pelaksana anggap masih banyak orang ROMBONGAN mahasiswa Program Studi
terbawa pengaruh AIDS beresiko. “Melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang bersiap
tema ini kami ingin ingatkan semua orang berangkat ke Padang, Jumat (5/12). Mereka
berhati-hati,” ucapnya. akan ikuti nouryoushiken (ujian kemampuan
Acara dihadiri SMA se-Pekanbaru dan bahasa Jepang) di Universitas Bung Hatta,
mahasiswa UR. Pemateri dua orang; Padang. “Kami akan berangkat pukul 21.00.
Burhanudin Agung dari Komisi Istirahat sebentar di Payakumbuh, baru ke
Penanggulangan AIDS dan Woro Surti Padang,” ujar Gustia, mahasiswi Bahasa
Handayani dari dinas propinsi Riau. Pembantu Jepang.
Rektor III, Rahmad, diminta buka acara. Ujian ini serentak di seluruh dunia. Mulai
Sembari diskusi, sebagian panitia tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi yang
sebarkan brosur dan stiker ke Jalan Soebrantas punya jurusan Bahasa Jepang. Di Indonesia,
dan semua fakultas di UR. Melalui acara ini, nouryoukushiken dilakukan di tiga tempat;
Coki berharap peserta bisa menjauhkan diri Universitas Sumatera Utara (USU), Universi-
dari penyakit berbahaya ini. fadli tas Bung Hatta (UBH), dan Universitas
Gadjah Mada (UGM). “Yang paling banyak
Suasana aksi BEM UR peringati Hari Anti Korupsi ke UBH,” imbuh Gustia.
Bustari Dilantik Juga Ujian terbagi tiga sesi; mojigoi (kata dan
SETELAH Bustari Hasan terpilih sebagai persamaan kata), bunpo dokai (tata bahasa), dan
dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan akademikanya. tepat dan belum siap syaratnya,” tutup chokai dokai (mendengarkan). Tiap soal beda
(Faperika) 20 Januari lalu, baru Sabtu (27/ “Lega. Secara struktural sudah jelas,” ujar mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan jumlah dan bobotnya. “Soal yang buat
11)ia dilantik rektor UR, Ashaluddin Jalil. Febri Mayoka, Ketua Badan Eksekutif angkatan 2006 ini. *6 langsung orang Jepang, lalu dikirim ke uni-
Pelantikan berlangsung di lantai empat Mahasiswa (BEM) Faperika merespon versitas yang melaksanakan nouryoukushiken
di Indonesia,” terang Gustia.
gedung Rektorat. “Selagi sungai dan laut
masih ada, Faperika akan tetap jaya,” ujar
Ashaluddin saat sampaikan sambutan.
pelantikan Bustari. Yoka, panggilan Febri
Mayoka berharap, Bustari bisa bekerja lebih
baik. “Kalau ada kesalahan diperbaiki demi
Muharram Fair Ruang ujian diisi 25 orang dengan dua
pengawas. Sempitnya jarak waktu istirahat
Melalui pelantikan ini, ia berharap Faperika
jadi fakultas terbaik di UR serta bisa
menampung semua keinginan civitas
kemajuan Faperika.”
Soal pelantikan yang molor 10 bulan,
“Bukan terlambat. Hanya saja waktunya belum
Ar-Royyan menjadi kendala tersendiri bagi peserta ujian.
“Yang paling sulit itu chokai dokai, karena
banyak jawaban menjebak,” ungkap Gustia.
UKMI Ar-Royyan taja Muharam Fair 1432 Hasil nouryoukushiken akan diketahui Februari
IKLAN H, 9-11 Desember. Acara berpusat di 2011. *8
samping gedung Lembaga Penelitian UR.
Temanya Institution Islamic Exhibition. Ada
tiga lomba digelar; Syarhil Qur’an, Khotil SIDIK Oleh Al-Madani
Qur’an, dan Kaligrafi. Acara ini juga sempena
persiapan mengikuti Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ) di Makassar tahun 2011. LSMI Al-Madani Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politk (FISIP) UR taja Studi Ilmiah
Agenda hari pertama, pawai keliling
Dinul Islam Konprehensif (SIDIK) di Au-
kampus dan talk show. Namun hanya talk
show yang terlaksana. Pawai di-pending hingga ditorium FISIP, Sabtu-Minggu (27-28/11).
Sabtu (11/12). “Teman-teman banyak Temanya Ciptakan Pemuda Sukses untuk
Meraih Masa Depan Gemilang.
kuliah,” ujar Sadam beralasan.
Beragam materi disajikan. Ada soal
Sabtu (11/12) pukul 09.00, rombongan
pawai sudah berkumpul di Masjid waktu, mahasiswa ideal, gouzhul fikri, bedah
Arfaunnas. Mereka dilepas Sadam, Ketua film, outbond, dan kontemplasi diri. Para
Umum Ar-Royyan. Rombongan terbagi dua, pemateri di antaranya Hendra Gunawan,
mantan Ketua BEM UR dan Agung
putra dan putri. Putra 17 orang, sedangkan
Nugroho, mantan Ketua BLM UR.
putri 26 orang. Rutenya, diawali dari Mesjid
Arfaunnas, lewat FKIP Bahasa Inggris, SIDIK agenda tahunan Al-Madani.
FISIP, depan BEM UR, Pustaka UR, dan Pesertanya mahasiswa baru FISIP beragama
islam. Tujuannya, kaderisasi Al-Madani.
berakhir di panggung utama acara Muharam
Khusus tahun ini, SIDIK juga merupakan
Fair. Sepanjang pawai, peserta menyerukan
takbir. pengganti ujian mid semester mata kuliah
Usai pawai, dilanjutkan acara tablig agama Islam mahasiswa 2010. “Mereka
ditugaskan meringkas tiap materi,” ujar Indra,
akbar bersama Ustad Tajuddin Nur, Lc,
Pada 8 November 2010 imam besar Mesjid Arfaunnas. Pembantu
ketua panitia.
Sepertiga dari jumlah mahasiswa baru
Rektor III, Rahmad, turut hadir. “Semoga
dengan momentum ini kita jadi lebih baik. FISIP ikut acara ini. Penyebabnya, menurut
Jadikan tahun ini awal kebangkitan umat Indra, mungkin panitia kurang sosialisasi atau
mahasiswa yang kurang memahami esensi
Islam. Isi tahun ini lebih baik dari kemarin,”
acara. “Kalau begini, terpaksa ujian mid dibuat
katanya.
Tampilan nasyid dari berbagai grup lagi oleh pementor masing-masing,” tutup
mengiringi rangkaian acara. Muharram Fair Indra. *4
ditutup dengan pengumuman dan
pembagian hadiah pemenang lomba Syarhil, Ralat: Pada halaman 20,
Khotil, dan Kaligrafi. Uswatun Zannah, Bahana edisi majalah 2010,
pemenang lomba Syarhil Qur’an, sangat foto bukan arsip Bahana.
gembira. “Alhamdulillah, tidak menyangka Oleh karena itu,
akan menang. Mudah-mudahan ada follow-
redaksi mohon maaf.
up nya setelah acara ini.” *8
Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau Bahana Mahasiswa