Dokumen tersebut membahas tentang konsep strategic thinking. Strategic thinking adalah cara berpikir yang berfokus pada masa depan organisasi dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di lingkungan. Strategic thinking diperlukan oleh para pemimpin untuk mengantisipasi berbagai situasi dan mengarahkan organisasi ke tujuan jangka panjang.
Faktor Utama Ketidakhadiran Kakitangan dan Strategi Kreatif untuk Mengurangka...
Strategic thinking2 the concept
1. Apa yang dimaksud dengan
Strategic Thinking?
StrategicThinkingis a style of thinking,
practiced by the individual. Strategic thinking is not
a set of process or a part of a process (some people
mistakenly confuse it for environmental scanning) or
a tool (some people mistakenly confuse it for SWOT
or scenarios); although those processes and tools
can enhance the practice of thinking strategically.
2. Jadi, Strategic Thinking
Cara pikir yang berkaitan dengan konsep-konsep luas,
umum, dan menyeluruh yang berfokus pada arah masa
depan organisasi yang didasarkan pada antisipasi terhadap
kondisi lingkungan.
3. Strategic Thinking
Mengapa antisipasi?
Berpikir strategis melibatkan pemikiran yang
menyeluruh dan memperhitungkan segala
kemungkinan yang bisa terjadi. Hal ini
memungkinkan leader mengantisipasi berbagai
situasi yang mungkin terjadi.
Dalam strategic thinking, diperlukan pula fokus
terhadap tujuan yang hendak dicapai sehingga
tindakan yang nantinya diambil akan lebih terarah.
Apa saja kondisi lingkungan (pekerjaan,
customer) yang bisa terjadi?
4. Pentingnya
Strategic Thinking
bagi Leader:
“When asked to select the leadership behaviors most
critical to their organizations’ future success, executives
chose strategic 97% of the time”
http://blogs.hbr.org/2014/02/develop-strategic-thinkers-throughout-your-
organization/
5. Memang Diperlukan?
• Salah ambil keputusan
• Merugikan organisasi
• Terlalu banyak waktu yang dihabiskan berpikir
sehingga tidak kunjung mengambil tindakan.
• Tujuan yang tidak jelas dan berubah-ubah.
• Pemimpin yang sulit memberi arah bagi anak
buahnya.
Pernahkah mengalaminya?
6. • Berpikir strategis diperlukan untuk
mengarahkan tindakan, dan…
• Dapat mengarahkan organisasi ke dalam
tujuan jangka panjang.
7. “Strategic thinking is about getting
the right things done well”
Ada pekerjaan yang memang tidak harus
dikerjakan.
“Without a strategy, productivity is
meaningless”
9. The Concept
System Perspective: holistik, sistematis, system
thinking.
Intent-Focused: sense of direction,
pembentukan tujuan.
Thinking in Time: gap di antara realitas dan tujuan
masa depan.
10. The Concept
Hypothesis Driven: “What if…” ; “If… then?”
Intelligent Opportunism:
memanfaatkan kesempatan, terbuka pada
pengalaman baru, strategi alternatif.
Editor's Notes
Berpikir strategis mengarahkan kita untuk memahami prioritas.
Ada kalanya kita harus mengesampingkan beberapa hal untuk mencapai tujuan. Contohnya, mengeliminasi departemen yang tidak terlalu diperlukan, mengutamakan tujuan utama dan mengesampingkan tujuan tambahan.
Tanpa strategi, kita hanya akan bisa produktif namun dengan produk yang tidak excellent.
Trainee: tuliskan apa saja yang harus dikesampingkan dalam pekerjaan saya saat ini!
System Perspective: strategic thinking merefleksikan pandangan holistik (menyeluruh) dan sistematis, serta bagaimana bagian2 berbeda dlm organisasi saling mempengaruhi satu sama lain (system thinking). Leader yang strategis mampu melihat sistem yang lengkap mulai dari ujung mula hingga pada akhinya, serta memahami keterkaitan antar bagiannya. Ia juga mampu memahami perannya dengan jelas di dalam organisasi.
Intent-focused: leader mampu fokus, mengarahkan perhatiannya, mengabaikan distraksi, serta mengarahkan energinya untuk mencapai goal-nya.
Thinking in time: strategic thinking tidak hanya semata-mata dikendalikan oleh masa depan, namun oleh gap di antara realitas saat ini dengan tujuan di masa yang akan datang. Leader yang strategis akan mampu mengaitkan antara pengalaman di masa lalu, apa yang dialami saat ini, serta kemungkinan yang bisa terjadi di masa yang akan datang.
Hypothesis driven: menghasilkan dan menguji hipotesa merupakan inti dari aktivitas berpikir strategis. Menanyakan pertanyaan “What if…” dan diikuti oleh “If…then?”. Hal ini juga menggambarkan pemikiran yang kritis dan kreatif.
Intelligent opportunism: strategic thinking memerlukan kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan dengan cerdas dan terbuka pada pengalaman baru sehingga membuat kita bisa mengambil keuntungan dari strategi alternatif yang bisa muncul dalam lingkungan yang terus berubah.