Motivational Interview merupakan gaya komunikasi kolaboratif yang berfokus pada tujuan dan bahasa perubahan untuk memperkuat motivasi dan komitmen seseorang dalam berubah. Teknik ini efektif untuk berbagai masalah seperti kesehatan mental, sekolah, tempat kerja, dan digunakan dengan mengeksplorasi ambivalensi klien serta membantu mengembangkan rencana perubahan.
Bahan Tayang Lokakarya 02 PGP_Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar.pptx
Motivational Interview Case and Preview.pptx
1. Motivational Interview
Wahyu Hasni Ilmi, M.Psi., Psikolog
Klinikal Psikologi
Mental Health First Aider Profesional Coach
Skill case Discussion
2. • Wawancara Motivasional (Motivational Interviewing
– MI) adalah gaya komunikasi yang kolaboratif dan
berorientasi pada tujuan dengan perhatian khusus
pada bahasa atau kalimat perubahan.
• Merupakan gaya percakapan untuk memperkuat
motivasi dan komitmen seseorang untuk berubah.
Definisi Wawancara Motivasional?
Sumber: Miller & Rollnick (2013)
3. Wawancara Motivasional
Yang merupakan MI Yang BUKAN MI
• Proses ‘Memfokuskan’,
‘Membangkitkan’ dan
‘Merencanakan’ pada MI memiliki
arah yang jelas.
• Secara khusus dikembangkan
untuk membantu klien mengatasi
ambivalensi dan memperkuat
komitmen mereka sendiri untuk
berubah.
• Kemitraan kolaboratif yang
menghormati otonomi klien.
• Coach lebih sebagai pemandu,
bukan terlihat sebagai ahlinya.
• Identik dengan konseling non-
direktif Rogerian.
• Sebuah teknik atau ‘gimmick’
untuk membuat orang berubah.
• Obat mujarab atau solusi untuk
semua masalah.
• Berlatih seperti biasa /
Diterapkan seperti keterampilan
konseling pada umumnya
• Berorientasi pada pemaksaan
atau sebagai ahli.
• Model Perubahan Transtheoretical
(Transtheoretical Model of
Change)
4. Kes yang Bisa di Tangani oleh Motivasional
Interview
Kes Pengasuhan : Gadget, Membaca, Belajar, Berkawan, Berkomunikasi
dan sebagainya....
Kes Sekolah : Pelanggaran aturan, belajar, Penentuan jurusan, kenakalan
remaja dan sebagainya...
Kes kesihatan Mental : Depresi, Anxiety, OCD, Self Harm, Addiction
(Substance and Non-Substance), dan kes lainnya...
Kes tempat kerja : Kurang motivasi, burn out, interaksi dan sosialisasi,
dan kes lainnya...
5. Kenapa Harus MI?
• Berdasarkan bukti
• ‘Kebaikan’ dengan keterampilan
• Efektif pada lintas populasi dan budaya
• Berlaku untuk berbagai disiplin profesional
• Efektif dalam pertemuan singkat
• Secara aktif melibatkan orang-orang dalam
rawatan mereka sendiri
• Meningkatkan kepatuhan dan retensi rawatan
• Mempromosikan peran “membantu” yang
sehat bagi konselor atau penyedia layanannya
• Menanamkan harapan dan mendorong
perubahan yang langgeng
6. Memanfaatkan OARS untuk menjalin rapor
yang baik dengan klien dan mendorong
mereka menuju perubahan
Strategi dan Keterampilan
Konseling MI
9. O: Open-ended Questions
• Mengundang klien untuk mendiskusikan masalah
yang dia anggap penting.
• Pertanyaan terbuka di MI dimaksudkan tidak hanya
untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk
membangun momentum ke depan yang akan
memungkinkan klien untuk mengeksplorasi alasan
perubahan klien.
10. Afirmasi
• Pernyataan yang mengakui kesulitan yang dihadapi
klien dan keinginannya untuk berubah.
• Memperkuat apa pun yang mengarah pada
perubahan dan membangun hubungan.
• Pengakuan terhadap kekuatan/kualitas positif klien,
pencapaian hingga usaha yang dilakukan klien.
• Contoh, seorang klien memberitahukan bahwa ia
‘depresi’ setelah 6 bulan tidak mrasakannya
kembali:
“Anda sudah berhasil menjaga pemulihan selama enam
bulan setelah perawatan, itu adalah pencapaian yang
bagus”
11. Refleksi
• Refleksi dalam MI adalah tentang bagaimana
menyatakan kembali konten penting dari
pernyataan klien atau perasaan yang disiratkan
klien atau yang klien isyaratkan ingin dipahami.
• Refleksi adalah kesempatan untuk memastikan
bahwa konselor’satu frekuensi’ dengan klien.
• Menyediakan kesempatan bagi klien untuk
mengklarifikasi pemahaman dari konselor.
• Merupakan PERNYATAAN bukan pertanyaan.
12. Summarising
• Berarti menyatakan secara singkat apa yang
klien katakan atau telah terjadi sebelumnya.
• Kadang-kadang dikenal sebagai, 'refleksi
panjang'.
• Merangkum dapat dilakukan sebelum, selama
dan di akhir sesi konseling.
• Ringkasan menyoroti (untuk membandingkan)
kedua sisi dari ambivalensi klien tentang
perubahan.
16. Ambivalensi
Kekurangan dari ‘tetap melakukannya’
Keuntungan dari berubah
Kekurangan dari berubah
Keuntungan dari ‘tetap
melakukannya’
Mengeksplorasi ambivalensi klien akan
membantu klien dapat mengatasinya
21. Penggaris Motivasional Interviewer
Lakukan latihan praktik menggunakan penggaris MI –
Kesiapan, Keyakinan dan Kepentingan
Sangat Tidak Siap
Sangat Tidak Penting
Sangat Tidak Percaya Diri
Kurang / Sedang / Ragu-
Ragu
Sangat Siap
Sangat Penting
Sangat Percaya Diri
0
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10
22. Pertimbangan Keputusan
Proses menilai atau mengevaluasi aspek "baik" dari
penggunaan zat atau alasan untuk tidak berubah, dan
aspek yang kurang baik atau alasan untuk berubah.
Membantu klien mengenali dan menimbang aspek
negatif penggunaan zat sehingga timbangan
mengarah ke perubahan positif.
Membantu klien berpindah dari motivasi eksternal ke
motivasi internal.
24. Mengembangkan Rencana
Perubahan
Ketika sudah ada tujuan dan rencana yang jelas, maka:
• Membangkitkan pembicaraan aktivasi
“Seberapa siap Anda melakukannya? /Apakah kamu bersedia
mencobanya?”
• Meminta komitmen
“Apakah itu yang ingin kamu lakukan? /Apakah kamu akan melakukan
itu?”
• Semakin spesifik
“Bagaimana kamu akan bersiap-siap? /Apa yang kamu butuhkan?”
• Menetapkan tanggal
“Kapan kamu bisa melakukan itu? /Kapan kamu akan siap?”
• Mempersiapkan klien
“Apa yang akan menjadi langkah pertama?”