1. {Mona [narator]} Pada suatu hari, di sebuah sekolah, tepatnya di SMA Negeri 3 Padang, sedang
diadakan ulangan harian, 5 menit sebelum ulangan berakhir.
Syifa [murid] : (memberi kode ke Husni)
No.5 apa jawabnya?
Husni [murid] : (melempar kertas ke Syifa)
Nurul [guru] : (meilhat jam tangan)
Baik, anak-anak. Waktu ulangan sudah habis, sekarang dikumpul.
Husni [murid] : (mengumpulkan kertas ulangan)
Syifa [murid] : (tergesa-gesa menulis)
Buk, tunggu sebentar buk, masih banyak yang kosong.
Nurul [guru] : Dikumpul lagi, bagi yang tidak mengumpul dianggap ulangannya tidak ada.
Syifa [murid] : (segera mengumpulkan kertas ulangan)
{Mona [narator]} Selesai ulangan, jam sekolah berakhir dan waktunya Syifa & Husni pulang sekolah.
Sebelum pulang, mereka menemui teman mereka dari kelas sebelah, yaitu Tiara.
Tiara [murid] : (menghampiri Syifa & Husni)
Gimana? Susah ulangan kalian tadi? Ada dapat?
Husni [murid] : Kalau aku sih dapat, tapi Syifa.
Syifa [murid] : (kecewa)
Gak tau lah, punyaku banyak yang kosong tadi.
Tiara [murid] : (heran)
Emangnya soalnya sulit?
Syifa [murid] : Bukan soalnya yang sulit, tapi aku yang gak belajar.
Tiara [murid] : Tu kan, ku bilang apa. Gimana, jadi kamu ikut les sama kami?
Husni [murid] : (meyakinkan)
Iya, Syifa. Ikut saja les sama kami, kuyakin, kamu pasti gak bakal kesulitan lagi
ulangan.
Syifa [murid] : Kupikir-pikir dulu ya.
Tiara [murid] : Iyalah, tapi jangan terlalu dipikirkan ulangan itu.
Kalau begitu, kami pergi les dulu ya, daaa... Syifa. (pergi dengan Husni)
Syifa [murid] : Ya...
{Mona [narator]} Syifa segera pulang ke rumah dengan perasaan kecewa dan memikirkan hasil
ulangannya. Namun di perjalanan, Syifa dihampiri seorang wanita yang tidak dikenal. Ternyata,
wanita tersebut adalah seorang agen bandar narkoba yang sedang mencari mangsanya.
2. {Mona [narator]} Namun, ternyata ada seorang polisi yang sedang memata-matai agen tersebut,
polisi tersebut belum bertindak karena dia ingin mencari informasi dimana markas agen bandar
narkoba itu.
Reski [agen] : (menyapa Syifa)
Hy, salam kenal. Saya Reski. Saya lihat kamu nampaknya sedang ada masalah.
Syifa [murid] : (lesu)
Saya Syifa. Ya, sangat banyak.
Reski [agen] : Apa kamu ingin menghilangkan semua masalah itu?
Syifa [murid] : Ha? Emangnya bisa? Bagaimana?
Reski [agen] : (memberi coklat)
Ini, coba makan. Saya yakin, semua masalah yang ada di pikiranmu akan berangsur
hilang.
Syifa [murid] : (mengambil coklat dan memakannya)
Reski [agen] : Bagaimana? Apa kamu sudah lebih plong sekarang?
Syifa [murid] : Hmm..., enak. Saya ingin lagi, dimana orang menjualnya?
Reski [agen] : (tersenyum)
Mari ikut saya. Saya akan bawa kamu dimana tempat mendapatkannya.
{Mona [narator]} Syifa terbujuk oleh agen narkoba untuk pergi ke markasnya. Namun, polisi yang
memata-matai agen tersebut mengikuti mereka hingga ke markas.
Tugas polisi tersebut yaitu mencari tau dimana markas bandar narkoba dan segera melapor ke
atasan-nya. Tapi, dia tidak segera melapor, dia ingin memberantas bandar itu sendirian. Karna dia
berpikir, jika dia berhasil, maka dia akan naik pangkat.
Sesampai, di markas, si agen menyuruh Syifa menunggu di suatu ruangan, dan si agen memasuki
ruangan bos-nya.
Reski [agen] : Bos, satu lagi sudah dapat.
Danny [mafia] : Bagus. Berapa yang diinginkannya?
Reski [agen] : Mungkin sebaiknya kita beri 5 batang dulu.
Danny [mafia] : (mengambil coklat)
Ini, berikan kepadanya. Katakan, ini gratis. Tapi, jika dia mau lagi, dia harus
membayarnya lagi.
Reski [agen] : Baik, bos.
(keluar ruangan)
{di ruangan Syifa menunggu}
Reski [agen] : Syifa, ini.
(memberikan coklat)
Syifa [murid] : (mengambil coklat dengan senang)
Iqbal [polisi] : (mendobrak pintu dan menodongkan pistol)
Angkat tangan!!! Saya polisi.
Reski [agen] : (mengangkat tangan)
Syifa [murid] : (memakan coklat)
3. Iqbal [polisi] : Cukup sudah aksi kalian, kalian ditangkap atas pengedaran narkoba melalui coklat.
Danny [mafia] : (mendengar polisi dan keluar lewat pintu belakang)
Syifa [murid] : (pusing)
Polisi? Mengapa ada polisi disini?
Iqbal [polisi] : Tenang nak, kamu sudah aman sekarang.
Danny [mafia] : (memukul polisi dari belakang)
Bodoh, kamu kira kamu siapa, menangkap kami begitu saja sendirian.
Iqbal [polisi] : (roboh setengah pingsan)
Danny [mafia] : Reski, ayo kita tinggalkan tempat ini segera.
Reski [agen] : Ya, bos.
(pergi meninggalkan markas dengan Danny)
Syifa [murid] : (pingsan)
{Mona [narator]} Akhirnya, para bandar narkoba berhasil meloloskan diri. Sang polisi mendapat
ganjaran atas prilakunya yang tidak mematuhi perintah tugas dari atasan dan keserakahannya akan
jabatan. Syifa selamat dari kecanduan narkoba dalam beberapa tahap rehabilitasi.
Tidaklah selalu kebaikan itu menang, jika diawali dengan niat yang buruk. Namun, kita dapat
membuat kebaikan itu selalu menang dengan mengawali hal-hal yang baik dari diri kita sendiri.
SELESAI