SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
NASKAH DRAMA

“MENDADAK INTEL”

Disusun oleh : Abdul Latif

SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA) NEGERI
2013

1

CIRUAS
No. Nama Pemain

Sebagai (Karakter)

1.

Abdul Latif

Jarot

2.

Ansar Fauzi

Komandan

3.

Fariz Ikhsan Firmanto

Petugas

4.

Firza Abdul Rachman

Rozaq

5.

Gusti Gilang Jati

Anak Buah 1

6.

Lukmanul Hakim

Hansip1

7.

Rizki Hotma Pardamean

Anak Buah 2

8.

Yofian Paskalis Putra Tumanggor

Nasrudin

9.

Dudi Ariyadi

Petugas2

10.

Bela Damayanti

Laila

11.

Irfan

Hansip2

12.

Murdiansah

Babeh

13.

Siti haryati

Emak

14.

Eka Nanda Ayurini

Ibu Kost

15.

Indah Ayu Lestari

Tarsih

16.

Rizky Safitri

Pembeli

17.

Ari Eka Saputri

Anak kost

18.

Maemunah

Anak kost

19.

Suryati

Enyak

20.

Anggia Ramanda

Narator
PROLOG
Di sebuah desa bernama Lionmerta, tinggal lah seorang penyalur narkoba bernama Jarot.
Sehari-harinya Jarot mengedarkan narkoba dengan ditutupi modus pedagang gorengan. KTarsihka
bertransaksi dengan Rozaq, Jarot tertangkap tangan oleh petugas BNP (Badan Narkotika Pedesaan)
dan langsung dibawa ke kantornya, sementara itu Rozaq berhasil lolos. Setelah diintrogasi oleh
Komandan BNP, Jarot kemudian ditugaskan menjadi intel untuk membantu salah satu petugas BNP
menangkap bandar narkoba di Lionmerta agar bisa bebas.
Sementara itu, sang bandar narkoba yaitu Nasrudin yang juga buronan polisi mengetahui
bahwa keberadaannya sudah tidak aman lagi. Dia menyuruh dua anak buahnya untuk menjaga
markasnya dari pengetahuan polisi yang sedang mencarinya.
Kemudian, Jarot dan Petugas BNP terus mencari dimana markas sang bandar narkoba berada.
Setelah cukup lama mencari, Jarot dan Petugas BNP menemukan markasnya dari anak buah
Nasrudin sang bandar. Akhirnya Nasrudin dan dua anak buahnya ditangkap oleh Komandan BNP.

DIALOG
Pagi hari yang sangat cerah diiringi kicauan burung nan merdu, Jarot hendak berangkat
menjual dagangannya. Dia menjual gorengan, tapi semua pelanggannya tau Jarot juga menjual
barang haram.
Laila

: “Bang, kenapa sih abang pilih kerja kayak gini? emang nggak ada kerjaan lain apa bang?”

Jarot

: “aduh.. sebenernya abang tau jualan barang kaya gini resikonya gede banget. Tapi gimana
lagi neng, kalau ngga begini, abang ngga bisa ngelamar neng Lela dong.”

Laila

: “Tapi bang, kalau nanti abang ketangkep polisi gimana? apalagi babeh Lela kan kurang
setuju sama abang.”

Jarot

: “Husst.. jangan ngomong kayak gitu ahh. itu sama saja neng doain abang ketangkep tau.”

Babeh

: “Nih anak, udah dibilangin jangan gangguin anak gue masih ajah gangguin. ngapain lu
disini!?”

Jarot

: “Biasa beh.. Anak muda.. Yasudah, abang udah kesiangan nih neng, abang berabgkat dulu
yah neng. Assalamu’alaikum.”

Babeh

: “Pergi lu jauh-jauh. jangan balik-balik lagi lu !”

Laila

: “wa’alaikumussalam.. hati-hati yah bang.”

Babeh

: “Udah lu masuk ! babeh mau nganterin emak lu ke pasar.”

Laila

: “Iya beh..”
(setelah berjalan memikul barang dagangannya, jarot bertemu seorang pelanggan
setianya, Rozaq)
Jarot

: “Gorengan! Gorengan! Masih panas, pasti enak!”

Pembeli : “Bang gorengannya 5 ribu”
Jarot

: “Ini mba..”

Rozaq

: “biasa bang, gorengannya yang belum direbus yah satu.”

Jarot

: “oh.. siap bang.”

Petugas1 : “Jangan bergerak! Atau saya yang bergerak !” (goyang pinggul)
Petugas2 : “Hey hey hey, lo ngancem atau apa?”
Petugas1 : “oh maaf, atau saya tembak !”
Rozaq

: “Aduh bang, polisi ! gimana nih bang..”

Jarot

: “tenang dulu, jangan panik gituh dong. ga bakal ada polisi yang kesini...” (Berbalik badan)

Rozaq

: “ko abang yang panik sih?”

Jarot

: “gimana ngga panik bang, dia bawa pistol ciiin”

Rozaq

: “bodo ahh, mendingan saya kabuuuur..”

Petugas1 : (menangkap Jarot dan memeriksa dagangan Jarot)
Babeh

: (lewat sambil membawa belanjaan) “Ada apa ini pak?”

Petugas2 : “Ini pak, dia penyalur narkoba disini.”
Babeh

: “Jarot? oh.. emang yah kamu tuh bikin masalah terus.”

Emak

: “kamu jangan coba-coba deketin laila lagi !”

Jarot

: “Ngga beh, mereka cuma main tembak-tembakan doang. maklum masih kecil.”

emak

: “udah beh mending kita pulang ajah, ngapain ngurusin anak orang.”

Petugas2 : “Sudah, anda ikut saya ke kantor !”
Jarot

: “eh tunggu pak, gimana kalo bapak ajah yang ikut ke rumah saya. ada kopinya ko pak,
nanti saya bikinin es teh deh pak. gimana?”

Petugas2 : “boleh juga, kebetulan kita lagi haus nih.”
Petugas1 : “eh.. enak saja kamu. sudah, sekarang anda ikut kami.”
Rozaq pun berhasil kabur, tetapi Jarot dibawa ke kantor BNP. disana Jarot di introgasi
dengan beberapa pertanyaan oleh komandan BNP.
Komandan : (bingung sambil mengutak-atik laptopnya) “Ini susah juga. gimana nyalainnya ??”
Petugas2

: “lapor Dan, saya membawa seorang pedagang gorengan di desa Lionmerta.”

Komandan : “saya sedang sibuk, emang yang pengen makan gorengan siapa?”
Petugas2

: “tapi Dan, dia ini penyalur naroba juga.”

Komandan : (melotot pada Petugas1) “kamu ini jangan coba PHP in saya yah.. katanya dia
pedagang gorengan, gimana sih?”
Petugas2

: “iya Dan, tapi itu cuma sekedar modus doang. Ini, saya bawa barang buktinya”
(menunjukkan narkoba milik Jarot)

Komandan : “Apa itu, gorengan?”
Petugas2

: “Bukan pak, ini ada 2 bungkus narkoba. yang karetnya dua itu pedes ya pak.”

Komandan : “yasudah, bawa dia masuk.”
Petugas2

: “Baik Dan ! Petugas2, cepat bawa dia masuk !”

Petugas1

: (datang membawa Jarot) “Ini dia !”

Komandan : “Baik. kalian berdua keluar.” (mulai mengintrogasi Jarot) “Siapa nama anda?”
Jarot

: “nama saya Jarot pak” (gugup)

Komandan : “kenapa anda berjualan barang haram ini?”
Jarot

: (kaget) “hah? memangnya ini haram ya pak? saya bahkan ngga tau pak.”

Komandan : “ya jelas lah ini haram. di al-quran juga dijelasin begitu.”
Jarot

: “aduh pak, saya ngga bisa baca al-quran. Berarti saya dosa dong pak ya? Kalau dosa
masuk neraka dong?”

Komandan : “ya jelas lah, makanya kalau nyari kerjaan itu yang halal. memangnya waktu anda kecil
tidak pernah diajarkan baca tulis al-quran?”
Jarot

: (bercerita) “Gini pak, dulu sih saya pernah sekolah agama di luar negeri pak. tapi saya
sering bolos.”

Komandan : “keluar negri? ke mesir atau arab saudi?”
Jarot

: “Bukan pak, kalau nggak salah sih Nambo nama negaranya pak”

Komandan : “Nambo ya... oh iya saya tau, pasti itu disebelah kanannya universitas Kairo kan?”
Jarot

: (ragu) “eeeehh.. iya kayaknya pak. kan saya waktu itu masih kecil, jadi sekarang udah
lupa.”
Komandan : “kembali lagi ke masalah narkoba. apakah anda menghidupi anak isteri anda dari hasil
menjual ini?”
Jarot

: “anak istri? saya saja masih bujangan pak”

Komandan : “oh. sekolah dimana anak anda?”
Jarot

: “kan saya masih bujangan pak!”

Komandan : “masa sih? sekolah itu kan biaya nya mahal. Darimana anda mendapatkan biaya?
Apakah dari hasil berjualan ini?”
Jarot

: (kesal) “dibilangin saya masih bujangan..”

Komandan : “hah? anda juga mempunyai 2 istri?”
Jarot

: (semakin kesal) “2 isteri dari mana? saya masih bujangan pak!”

Komandan : “berarti isteri pertama senin selasa rabu, istri kedua kamis jumat sabtu?”
Jarot

: (semakin kesal dan akhirnya menangis) “Bodo akhhhh”

Komandan : “baiklah, apakah anda ingin saya bebaskan?”
Jarot

: (memotong omongan Komandan) “Mau pak !” (sedikit tersenyum)

Komandan : “agar bisa menafkahi anak isteri anda lagi?”
Jarot

: “mau pak! (kembali menangis)

Komandan : “kalau anda memang mau saya bebaskan, anda harus menyanggupi syaratnya.”
Jarot

: “baik pak saya mau!”

Komandan : “seriusan? ngga nanya dulu apa syaratnya?”
Jarot

: (berpikir sejenak) “oh iya lah, iya lah. memang apa syaratnya?”

Komandan : “syaratnya adalah kamu harus membantu kami untuk membersihkan jaringan-jaringan
penyaluran narkoba di daerah ini.”
Jarot

: “oh itu doang pak, gampang. dulu saya pernah jadi OB di Nikomas, kalau masalah
bersih-membersihkan memang saya ahlinya.”

Komandan : “Bukan itu maksud saya. kamu pasti tau kan bandar narkobanya siapa?”
Jarot

: “Bandarnya saya belum tau pak, tapi saya banyak kenalan orang yang bekerja seperti
saya ini pak.”

Komandan : “baiklah. kalau begitu, mulai besok anda harus menjadi intel untuk mencari informasi
dimana sarang bandar narkoba itu berada. mengerti !?”
Jarot

: “siap mengerti pak !”
Komandan : “setelah anda tau dimana lokasi sarang bandar narkoba itu, anda harus langsung
menghubungi kami.”
Jarot

: “baiklah pak.”

Komandan : “saya ucapkan terimaksih atas kerjasamanya. kurang lebihnya saya mohon maaf,
wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.”
Jarot

: (tepuk tangan) “Wa’alaikumussalam wr. wb.”

Komandan : “Petugas ! bawa dia kembali kerumahya !”
Petugas2

: “Baik komandan !”

Komandan : (menekan tombol power laptopnya) “Astaghfirullah.. daritadi saya bingung cara
ngidupinnya gimana. ternyata kaya gini..”
Sementara itu, Rozaq yang berhasil kabur bertemu dengan kepala bandar narkoba
yaitu Nasrudin yang sedang mengontrol daerahnya dari pengawasan polisi.
Nasrudin : “kayak nya daerah gue udah aman deh dari pengawasan polisi-polisi kurang kerjaan itu.
mereka bisanya ngurusin kerjaan orang mu... (ditabrak seorang pemuda) aduh..”
Rozaq

: “eh maaf bang, saya lagi dikejar polisi disebelah sana. tolongin saya bang.” (ngosngosan)

Nasrudin : “abang abang, memangnya kapan saya nikah sama mpok lo? hah polisi? sialan, ternyata
disini sudah ngga aman lagi. saya harus sembunyi dimana nih” (panik dan meninggalkan
Rozaq)
Rozaq

: “aneh banget tuh orang, saya yang dikejar polisi tapi dia yang panik. mendingan saya
nyari tempat sembunyi sendiri aja deh.”

Tak lama berjalan, Rozaq menemukan tempat untuk sekedar beristirahat dan melepaskan
lelahnya.
Rozaq

: “alhamdulillah.. akhirnya saya nemu tempat buat istirahat juga. aduh, jadi ngantuk euy..
merem dikit enak kali yah.” (tidur)
Tak lama kemudian 2 hansip datang.

Hansip1 : “siapa ini? maling atau bukan yah?”
Hansip2 : “jangan-jangan ini maling. kamu panggil warga sana !” (menyuruh hansip1)
Hansip1 : “Enak ajah lu mau nyuruh-nyuruh gue.. lu ajah kali yang manggil warga”
Rozaq

: (bangun) “ya udah pak hansip, biar saya ajah yang manggil warganya yah.”

Hansip1 : “ya udah pak, terimaksaih banyak yah.”
Hansip2 : “e eh, anda kan sedang tidur, nanti saya mengganggu tidurnya lagi.”
Rozaq

: “oh yaudah pak, saya tidur lagi yah.”

Hansip2 : “eits, anda itu sebenernya siapa? maling atau bukan?”
Rozaq

: “masya allah pak, masa pak hansip ngga kenal sama saya. saya Rozaq pak hansip.”

Hansip2 : “Rozaq? oh iya saya ingat, yang main film cinta Papasaurus itu yah?”
Rozaq

: “iya pak, benar.”

Hansip2 : “tapi perasaan saya punya foto anda deh disini. sebentar, saya cari dulu yah..”
Hansip1 : “Ini pak.” (mengeluarkan foto Raditya Dika) “ko beda ya?”
Rozaq

: “kenapa pak hansip? beda yah?”

Hansip1 : “banget pak.”
Rozaq

: “itu kan foto saya yang dulu, sebelum kecelakaan Sukhoi.”

Hansip2 : “oh pantas saja. tapi tumben bapak mau ngejaga disini? diusir sama isteri yah?”
Rozaq

: “saya kan bujang pak. lagian saya anak kosan di Lionmerta ini pak.”

Hansip1 : “wah parah.. bapak sih pake acara mau kawin lagi..”
Rozaq

: “saya kan buja.... ehh, perasaan saya tau deh akhir dari yang kaya ginian. daripada nanti
dijawab bener malah bikin darah tinggi. terserah pak hansip aja deh saya mah. jadi gini
pak hansip, tadi saya dikejar polisi di gang sana.”

Hansip2 : “pasti anda sedang transaksi barang haram ya?”
Rozaq

: “bapak selain jadi hansip, jadi parabola juga rupanya?”

Hansip1 : “sebenarnya saya malas membahas ini, tapi yasudahlah. Paranormal paaak! Pa-Ra-NorMal.”
Hansip2 : “memang saya yang memberitahu petugas BNP tadi sebelum kesini. petugasnya kepo
banget sih, jadi saya kerjai saja dia, saya bilang ada transaksi narkoba disana.”
Rozaq

: “pak hansip polos atau gimana nih? saya baru juga mau beli...”

Hansip2 : “ohh.. jadi pak Rozaq yang sedang bertransaksi narkoba itu?”
Rozaq

: “e eh, bukan begitu pak. saya cuman mau beli gorengan di bang Jarot.”

Hansip1 : “Gorengan? sekarang mana gorengannya?”
Hansip2 : “Lagian polisinya bego.. mau aja saya kerjain. dia ngga tau sih kalau tempat bandarnya itu
disebelah sana.” (menunjuk kearah kanannya)
Rozaq

: “memang siapa bandarnya pak hansip?”
Hansip2 : “itu tuh.. bang Nasrudin yang rumahnya sampingan sama Ahmad Rafi.”
Rozaq

: “berarti bang Jarot penyalur dari bang Nasrudin kali ya?”

Hansip2 : “maksud pak Rozaq? Bang Jarot jadi penyalur gituh?”
Rozaq

: “eh, bukan pak. Dia kan pedagang gorengan..”

Hansip1 : “terus sekarang bang Jarot nya dimana?”
Rozaq

: “itu dia pak, bang Jarot ditangkap polisi.”

Hansip1 : “oh ditangkep. yaudah, mumpung pak Rozaq lagi ada disini, temenin kita keliling kampung
yuk!”
Rozaq

: “ogah ahh.. orang capek kaya gini disuruh keliling kampung. Mending saya pulang.”
(Rozaq pun pulang ke tempat kostannya)

Setibanya Rozaq sampai ke tempat kostannya, dia langsung berhadapan dengan Ibu
kostannya yang terkenal sangat baik tapi kejam.
Ibu Kost : “Rozaq baru pulang.. ”
Rozaq

: “Iya bu..”

Ibu Kost : “Sekarang tanggal berapa yah ??”
Rozaq

: “Hehe.. jadi ngga enak..”

Ibu Kost : (menepuk pundak Rozaq) “ah ngga papa. Rozaq, udah punya duit?” (baik)
Rozaq

: “Belum bu..”

Ibu Kost : (keluarin golok) “kamu tau ini apa?”
Rozaq

: “Itu tajem ga bu?”

Ibu Kost : “Iya ya ya !”
Rozaq

: “Panjang !?”

Ibu Kost : “Bisa jadi !”
Rozaq

: “Pedang !”

Ibu Kost : “Tidak tidak tidak !”
Rozaq

: (seperti menekan bel) “Teett tet tet...”

Ibu kost : “iya apa jawabannya?”
Rozaq

: “lempar ke Tarsih ,bu”
Ibu kost : “iya Tarsih waktu anda sudah hampir habis, apa jawabanya?”
Tarsih

: “Ehmm... golok”

Ibu kost : “iya selamat anda benar, mana uang kostannya?”
Tarsih

: “ 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 SATU JUTA!!! Ini dia uangnya....”

Keesokan harinya, Jarot melaksanakan tugasnya sebagai intel dan mulai mencari dimana sarang
bandar narkoba itu berada.
Laila

: “Abang ko tumben ngga jualan lagi? abang mau kemana?”

Jarot

: “Abang bukan pedagang gorengan lagi neng, abang sekarang jadi intel.”

Laila

: “Intel bang? ko bisa?”

Jarot

: “iya neng. berkat doa neng Lela, abang jadi ketangkep sama polisi. terus abang disuruh
jadi intel deh.”

Laila

: “wah.. alhamdulillah ya bang, abang udah ngga jualan barang haram lagi.”

Jarot

: “Iya neng alhamdulillah. yaudah neng, abang kerja dulu yah. assalamualaikum...” (pergi
melaksanakan tugasnya)

Laila

: “Waalaikumsalam... hati-hti yah bang.”(pergi)

Jarot

: “wah.. saya ngga pernah ngimpi bakalan jadi seorang intel, mimpi saya tuh cuma sebatas
polisi atau ngga tentara, yah.. paling tinggi mimpi saya jadi seorang hansip. tapi, kalau jadi
seorang intel itu jangan berisik, dan jangan sampe ada yang tau kerjaan kita. ya ampun,
gimana saya bisa terkenal kalau begini?”
Tiba-tiba muncul petugas BNP.

Petugas1 : “wey, cerita mulu dari tadi. ayo cepetan jalan!”
Jarot

: “Lah, ngapain pak petugas disini?”

Petugas1 : “saya disuruh sama komandan buat nemenin kamu. memangnya kamu mau jalan
sendirian?”
Jarot

: “oh, yasudah kalo begitu. berarti kita satu tim kan?”

Petugas1 : “Iya. kenapa?”
Jarot

: “kalau satu tim, Lo kan temen gue?” (alay)

Petugas1 : “Iya dong.”
Jarot

: “Lo mau ngga bantuin gue?”
Petugas1 : “Mau dong.”
Jarot

: “Pak petugas ??”

Petugas1 : (serius) “Iyah..”
Jarot

: “Saya haus..”

Petugas1 : (lemes) “Iya.. nanti saya beliin es doger, tapi nanti setelah misi ini selesai.”
Jarot

: “yahhh... *dasar pelit*”

Petugas : “apa kamu bilang?”
Jarot

: “apa?”

Petugas : “apa?”
Jarot

: “apa? memangnya saya ngomong ya? Yasudah, ayolah kita jalan!”

Petugas : “dari tadi kan saya ngomong gitu”

Sementara itu disarang bandar Narkoba, Nasrudin sedang menyiapkan para anak buah
untuk mencegah polisi mengetahui keberadaannya.
Nasrudin : “bagaimana ini, polisi hampir mengetahui keberadaan saya. saya harus menyiapkan
banyak anak buah untuk mencegah polisi kurang ajar itu. Anak buah! kesini semuanya!
(memanggil anak buahnya)”
AB 1

: “ada apa sih bos? pake acara teriak segala, ini bukan hutan bos.”

Nasrudin : “kamu tuh orang utan! kamu ko sendirian, teman kamu yang satu lagi mana?”
AB 1

: “kalo mau manggil dia gampang bos..” (mengambil uang Rp. 500 dan menjatuhkannya)

AB 2

: (datang tiba-tiba) “uang uang uang uang uang uang..”

AB 1

: “tuh kan bos gampang !”

Nasrudin : “tidak usah bercanda! sekarang keadaannya lagi sangat genting. polisi hampir kesini, dan
kalian gue panggil untuk menjaga keamanan disini.”
AB 2

: “polisinya matre ngga bos?”

Nasrudin : “emangnya elu! sudah, kalian jaga aja tempat ini, saya mau ngamanin diluar.”
AB 1

: “beres bos..”

Nasrudin : “awas loh kalo sampai ada polisi yang tau markas kita disini!” (Pergi keluar)
AB 2

: “wey, pegel nih berdiri mulu. duduk yuk!”
AB 1

: “ayo.. iya nih pegel banget.”

Sementara itu, Jarot dan Petugas1 pun terus mencari dimana sarang bandar narkoba itu
berada. Setelah berkeliling 24 jam dikurang 23 jam 30 menit 5 detik kemudian, mereka bertemu
dengan dua anak buah Nasrudin yang tertidur.
Jarot

: “mas mas” (membangunkan AB1 dan AB2) maaf mas, saya mau nanya, mas tau ngga
sarang bandar narkoba didaerah sini?”

AB 2

: “ohh.. masuk ajah kedalam mas. Tapi sayang, bang Nasrudinnya lagi keluar mas..”

AB 1

: “ko lo ngasih tau pren, kita kan disuruh jagain tempat ini dari polisi?”

AB 2

: “memang mereka polisi? eh mas, kalian sebenarnya siapa sih?”

Jarot

: “saya intel mas.”

AB 2

: “tuh pren, mereka bukan polisi, mereka berdua intel.”

Petugas1 : “kira-kira kita boleh nunggu disini ngga?”
AB 1

: “oh yasudah, masuk ajah mas ngga papa ko, anggap saja rumah sendiri. Saya mau nyari
bang Nasrudin dulu yah..

Sementara itu, Rozaq yang sedang olahraga pagi bertemu lagi dengan Nasrudin, sang bandar
narkoba.
Rozaq

: “semoga aja polisi itu ngga nyariin saya. Ampun banget kalau masih ngejar saya, napas
saya tinggal seperempat doang.”

Nasrudin : “(melihat Rozaq) eh lo yang kemarin dikejar polisi kan? Sekarang polisinya mana?”
Rozaq

: “(tengok kanan kiri) saya bang?”

Nasrudin : “iya lah. Siapa lagi yang ada disini?”
Rozaq

: “oh.. polisinya udah pulang kali bang. Saya juga mau pulang nih.”

Nasrudin : “bagus lah kalau begitu.”
Rozaq

: “emang abang siapa yah?”

Nasrudin : “lo ngga tau siapa gue? Dari negeri pontang sampe kerajaan nambo juga tau siapa gue.
Kenalin nih nama gue...”
AB 1

: “bos Nasrudin! Di markas ada tamu tuh..”

Nasrudin : “siapa?”
AB 1

: “ngga tau bos. Mungkin pembeli.”

Nasrudin : “nama gue Nasrudin. Yasudah, gue mau nemuin tamu gue dulu.”
Rozaq

: “oh bang Nasrudin. Tunggu dulu, kayak nya saya pernah denger deh.”
Rozaq masih memikirkan tentang nama Nasrudin. Dan akhirnya..

Rozaq

: “oh iya saya ingat, itu kan yang pernah dibilang sama Hansip koplak semalem, katanya dia
kan bandar narkoba di Lionmerta ini. Wahh saya harus lapor polisi nih..”
Rozaq segera menelpon polisi.

Petugas : “selamat siang, dengan anggota BNP ada yang bisa saya banting?”
Rozaq

: “selamat siang pak, saya mau ngebanting bandar narkoba pak.”

Petugas : “maaf pak, saya sekarang sedang berada dimarkasnya, tapi dia sedang pergi keluar. Kalau
beneran mau ngebanting datang saja ke sini.”
Rozaq

: “bukan pak, maksud saya, saya melihat bandar narkoba daerah Lionmerta.”

Petugas : “enelan pak? ciri-cirinya bagaimana?”
Rozaq

: “namanya Nasrudin, ciri-cirinya orangnya pendek, gemuk, rambutnya gimbal gondrong.
Tapi itu sebelum berobat diklinik tong-seng”

Petugas : “hmm, Nasrudin.. kayak nya saya pernah mendengar nama itu”
AB 2

: “Nasrudin itu nama bos saya mas intel.”

Petugas : “kemana dia pergi?”
Rozaq

: “dia pergi kearah gang sempit di Blok 4L .”

Petugas : “baiklah, lebih baik kamu ikuti dia.”
Rozaq

: “baik pak polisi.”

Jarot

: “ada apa pak polisi?”

Petugas : “misi hampir komplit, kamu siapkan senjata kamu.”
Jarot

: “saya kan tidak di bekali senjata. Apa yang harus saya lakukan?”

Petugas : “kamu ikuti saja aba-aba saya.”
Jarot

: “oke lah kalo begitu.”
Tiba-tiba Rozaq menelpon lagi.

Petugas : “bagaimana pak?”
Rozaq

: “dia masuk rumah di blok 4L 4Y.”

petugas : “blok 4L4Y ?”
AB 2

: “itu disini loh pak.”
Jarot

: “kamu sudah cukup memberikan informasi. Lebih baik ikut dengan saya. Ini pakai dulu
isolasinya dimulut kamu, nanti tangan kamu saya ikat yah.”

Petugas : “kamu urus anak ini yah..”
Jarot

: “baik pak.”
Nasrudin ternyata mengetahui bahwa orang yang sedang menunggunya adalah anggota

polisi.
Nasrudin : “ aduh, tiba-tiba perut gue mules nih. Lo temui saja mereka dulu, nanti gue kesini lagi.”
(berbicara kepada AB 1)
AB 1

: “ba.. baik bos.” (ragu)
Nasrudin kaget melihat Rozaq berada dibelakangnya.

Nasrudin : “eh, ngapain lo ada disini?”
Rozaq

: “eeeh.. eeh.. (bingung) saya mau... mau pulang bang. Iya mau pulang.”

Nasrudin : “lo mau ngga nolongin gue?”
Rozaq

: “tolongin apa bang?”

Nasrudin : “didalem ada polisi yang kemarin ngejar lo. Lo tolong sembunyiin gue yah.”
Rozaq

: “*kemaren dia ngga mau nolong gue, masa sekarang gue nolong dia?* baik bang, ikut
saya..”

Nasrudin : “lo mau bawa gue kemana?”
Rozaq

: “tenang aja bang, ini tempatnya aman ko.”

Nasrudin : “gudang? Lo pikir gue barang bekas apa?”
Rozaq

: “yang penting aman dari polisi..”

Nasrudin : “yasudahlah.”
Rozaq

: “silahkan abang masuk duluan, biar saya jaga tempat ini.”

Nasrudin : “terimakasih yah baaang.... aduh, siapa tadi nama lo?”
Rozaq

: “Rozaq bang.”

Nasrudin : “oh iya, terimaksih bang Rozaq yah.”
Setelah Nasrudin masuk kedalam gudang, Rozaq langsung mengunci pintu gudangnya.
Kemudian Rozaq menelpon petugas BNP lagi.
Rozaq

: “pak, bandar narkobanya sudah saya tangkap. Bapak sebaiknya cepat kesini.”
Petugas : “baik pak, bapak sekarang ada dimana?”
Rozaq

: “disini pak.”

Petugas : “disini dimana?”
Rozaq

: “di gudang sini pak.”

Petugas : “pak, mendingan bapak aja yang kemari, nanti bawa pisau buat bunuh saya.”
Rozaq

: “iya deh pak, nanti saya yang kesitu.”

Petugas : “weey, kamu ini apa-apaan? Kamu dimana!?”
Rozaq

: “dibilangin digudang. Bapak keluar deh dari rumahnya, terus bapak jalan 5 langkah
kedepan.”

Petugas : “baik. Tunggu sebentar.”
Rozaq

: “cepetan pak, keburu saya lepasin bandarnya.”

Petugas : “ngga papa, tapi nanti kamu yang saya penjara.”
Rozaq

: “wih pak, jangan pak, becanda doang ko pak.”

Petugas : “Yasudah, saya kesana sekarang.”

Petugas BNP dan Jarot pun keluar bersama kedua anak buah Nasrudin yang sudah diikat.
Jarot

: “bang Rozaq? Lagi ngapain bang?”

Petugas : “kamu kenal dengan orang ini?”
Jarot

: “ya iya lah. Dia kan pelanggan sTarsihi..aaa... gorangan saya.”

Petugas : “gorangan apa gorengan plus-plus? berarti kamu yang waktu itu sedang bertransaksi
narkoba yah?”
Rozaq

: “jangan pak! Jangan tangkap saya!”

Jarot

: “iya pak, dia kan sudah membantu kita buat menangkap bandar narkoba ini.”

Petugas : “benar juga. Baiklah, saya tidak akan menangkap anda karena anda telah membantu tim
BNP untuk menangkap bandar narkoba yang selama ini menjadi buron.”
Rozaq

: “terimakasih banyak pak polisi.”

Petugas : “sekarang dimana bandar narkobanya?”
Rozaq

: “dia sudah saya kunci didalam pak.”

Petugas : “bagus. Baiklah, buka pintunya.”
Rozaq

: “buat apa pak?”

Petugas : “buat dilepasin.”
Rozaq

: “ngapain saya tangkep dong pak?”

Petugas : “ya buat dibawa kekantor lah..”
Jarot

: “tapi pak, kalau misi ini selesai, saya boleh jualan lagi ngga?”

Petugas : “kamu mau jualan narkoba lagi?”
Jarot

: “hehe.. kalau boleh sih iya pak.”

Petugas : “hmmmm.. boleh, tapi saya tembak kepala kamu dulu yah.”
Jarot

: “yah pak, terus saya ngga punya pekerjaan lain dong. Gimana saya bisa ngelamar pak haji
midun anaknya Elis? Eh kebalik pak, ngelamar Elis anaknya pak haji midun.”

Petugas : “kamu mau kerja? Gimana kalau kamu kerja di kantor BNP?”
Jarot

: “jadi Intel lagi pak? Kayak nya boleh tuh. Iya deh saya mau.”

Petugas : “siapa yang bilang jadi intel? Jadi OB. Katanya kamu ahli bersih membersihkan?”
Jarot

: “yaaahhh pak, masa kembali ke pekerjaan lama sih pak?”

Petugas : “yang penting ini halal, ngga dosa, ngga bikin masuk neraka juga.”
Jarot

: “ya udah deh pak, daripada masuk neraka. Udah ngga jadi kawin sama Elis, masa masuk
neraka juga?”

Rozaq

: “saya juga mau deh pak ikut kerja..”

Petugas : “Kamu mau jadi OB juga?”
Rozaq

: “ngga papa deh pak, lumayan buat bayar kostan.”

Petugas : “tapi sTarsihap pagi kamu harus bikinin saya kopi putih buat saya yah.. inget, kopinya
yang nyaman dilambung yah..”
Rozaq

: “tenang pak, selain nyaman dilambung, kopi buatan saya ngga bikin deg-degan ko.”

Jarot

: “ya udah pak, kita tangkep ajah nih bandarnya keburu kabur duluan.”

Petugas : “benar, tapi saya ingin menelpon komandan dulu.”

Petugas

: “komandan, kami sudah menangkap bandar narkoba itu, sekarang kami ada di gudang
4L 4Y.”

Komandan : “baik, saya akan kesana sekarang juga.”
Jarot

: “udah pak, tangkep sekarang ajah. Kelamaan nunggu komandan dateng kesini mah.”

Karena terburu-buru membuka pintu gudang, sang bandar narkoba pun berhasil lolos.
Kemudian dia mengejek ketiga orang itu.
Petugas

: “kenapa kamu buka pintunya!?”

Nasrudin

: “bodohkalian semua! haha” (sambil memeletkan lidahnya)

Nasrudin yang tak sadar dengan keberadaan komandan yang berdiri dibelakangnya,
membuat dirinya tertangkap.
Komandan : “jangan bergerak! Anda saya tangkap” (memegang tangan Nasrudin)
Petugas

: “bagus pak, bapak sudah menangkap sang bandar narkoba. Sekarang bapak saya
naikkan pangkatnya.”

Komandan : “ya, tapi nanti kamu saya pecat! Ngurusin satu orang doang ribet banget.”
Petugas

: “tapi pak, mereka bertiga. Intel dadakan bapak nih yang ngelepasin.”

Jarot

: “maafin saya pak komandan, saya khilaf.”

Komandan : “yasudah, kalian bawa mereka kekantor.”

EPILOG
Akhirnya Nasrudin dan kedua anak buahnya dibawa kekantor BNP, dan mereka
dipenjarakan selama 17 tahun.
AB 2

: “wah.. bakalan enak nih tinggal dipenjara.”

Nasrudin : “enak apanya?”
AB 2

: “ya enak lah bos. Kan kita bisa makan gratis.”

Nasrudin : “dasaaaar.. kenapa gue punya anak buah kaya gini!?“
Sementara itu, Jarot dan Rozaq bekerja di BNP sebagai Office Boy (OB).
Jarot

: “akhirnya gue bisa kerja halal juga..” (sambil mengepel dan mengelap keringat di dahinya)

Rozaq : “iya bang, gue juga bersyukur bisa bekerja, jadi bisa bayar kostan dan gak di marahin ibu
kost lagi deh...” (sambil mngelap dengan kemoceng)
Jarot
: “zaq besok lu datang ke acara nikahan gue sama lailayah, sekalian ajak pak petugas,
komandan para napi, warga, tukang beca, tukang gorengan, tukang bubur naik haji, dan...,”
Rozak : “udah bang udah kebanyakan. Pasti bang gue dateng..., ya udah bang lanjutin kerjaannya
takut di tegor komandan.”
Jarot

: “iyak iyak..!”

Keesokan harinya jarot bersama emaknya mengunjungi rumah laila dengan arak-arakan
seadanya.
Jarot

: “nyak, jarot degdegan nih, gimana caranya ngelamar.?”

Enyak

: “ah elu, masa iya kaga bisa, lu pacaran sama lela gimana mulainya?”

Jarot

: “Oh iya yah !”

Arak-arakan pun berhenti, laila sudah berada didepan penghulu
Babeh

: “Jarot silahkan duduk.”

enyak

: “Rot duduk rot...”

Jarot

: “I i i ya beh, nyak,” (karena gerogi jarot menduduki meja, dan meja itu pun ambruk)

Babeh : “Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak saya laila binti Midun Sarnadun dengan Jarot Bin
Sarnata dengan maskawin seperangkat alat masak dibayar hutang.”
Jarot

: “Saya terima nikahnya Midun sarnadun binti laila.....”

Enyak

: “Elu mau nikahin babehnya apa anaknya rot?”

Jarot

: “Astaga makk.., gimana mak?”

Enyak

: “Ulang lagi lah!”

Jarot

: “Saya terima nikahnya mumun sarmunah binti sibli...”

Babeh

: “Itu bini gue woy...”

Jarot

: “oh iya beh, ampun beh jarot lupa..!”

Babeh

: “Sekali lagi rot atau lo kaga jadi nikah sama sama anak gue !”

Jarot
: “Yah nyak jarot pengen kawin sama laila nya.., bodo bodo jarot mau kawin.”(sambil
menangis)
enyak : “Elu malu-maluin enyak, ngapain lu nangis. kalo elu mau kawin sama laila ijab kabulnya
yang bener dong.”
Babeh : “Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak saya laila binti Midun sarnadun dengan Jarot bin
sarnata dengan maskawin seperangkat alat masak dibayar huu,,,,,tang !”
Jarot
: “Saya terima nikahnya laila binti Midun Sarnadun dengan mas kawin tersebut dibayar
hu...tang !!”
saksi

: “Sah sah.....,!” (sambil menepuk dan menunjuk kearah penghulu dan jarot).

Jarot

: “enyakkkkk...., Jarot menang nyakkk, jarot udah sah sama laila...”
Akhirnya setelah bekerja 9 tahun, Jarot berhasil menikahi Laila sang pujaan hatinya.
Sedangkan Rozaq mampu membeli rumah mewah berlantaikan tanah dan berdinding bilik dari
hasil pekerjaannya.

PESAN MORAL
sebagai orang yang beragama, kita harus tau mana yang haram dan mana yang
halal. Lebih baik bekerja dengan penghasilan yang pas-pasan tapi dari sesuatu yang halal,
dari pada penghasilan lebih dari sesuatu yang haram. dan Jika menginginkan sesuatu kita
harus berusaha dengan keteguhan hati. kaya gue dapetin laila.

More Related Content

What's hot

Contoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhanaContoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhanaalthofaji
 
Naskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabatNaskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabatagung hanafi
 
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN DIANTO IRAWAN
 
Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...
Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...
Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...Deni Kurnia
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMAAgnes Yodo
 
Contoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komediContoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komedifajar09
 
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisCerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisFirdika Arini
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Satrio Arismunandar
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja Yusuf Zany
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangIrfan Aja
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningAgoeng R Aiueo
 

What's hot (20)

Contoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhanaContoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhana
 
Drama malin kundang
Drama malin kundangDrama malin kundang
Drama malin kundang
 
Naskah drama 4 orang persahabatan
Naskah drama 4 orang persahabatanNaskah drama 4 orang persahabatan
Naskah drama 4 orang persahabatan
 
Naskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabatNaskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabat
 
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
 
Drama Tentang Pendidikan
Drama Tentang PendidikanDrama Tentang Pendidikan
Drama Tentang Pendidikan
 
Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...
Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...
Contoh Naskah dan Skenario Drama atau Film Pendek - Akuntansi dalam AKSI - Ce...
 
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
 
Naskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawangNaskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawang
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
 
Drama 7 orang
Drama 7 orangDrama 7 orang
Drama 7 orang
 
Contoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komediContoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komedi
 
Drama 9 orang
Drama 9 orangDrama 9 orang
Drama 9 orang
 
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisCerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
 
Legenda situ bagendit
Legenda situ bagenditLegenda situ bagendit
Legenda situ bagendit
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja
 
Naskah drama musikal anak sma
Naskah drama musikal anak smaNaskah drama musikal anak sma
Naskah drama musikal anak sma
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
 

Viewers also liked

Viewers also liked (18)

Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabat
 
Contoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapContoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkap
 
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 
Naskah teater perahu kertas
Naskah teater perahu kertasNaskah teater perahu kertas
Naskah teater perahu kertas
 
Drama 6 orang kabayan
Drama 6 orang kabayanDrama 6 orang kabayan
Drama 6 orang kabayan
 
Naskah drama munafik
Naskah drama munafikNaskah drama munafik
Naskah drama munafik
 
Drama persahabatan 6 orang
Drama persahabatan 6 orangDrama persahabatan 6 orang
Drama persahabatan 6 orang
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIIINaskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
 
Putri kaca mayang versi intinfive htg
Putri kaca mayang versi intinfive htgPutri kaca mayang versi intinfive htg
Putri kaca mayang versi intinfive htg
 
Isi tugas ppt
Isi tugas pptIsi tugas ppt
Isi tugas ppt
 
Drama kelas 8 b
Drama kelas 8 bDrama kelas 8 b
Drama kelas 8 b
 
Tugas dodi
Tugas dodiTugas dodi
Tugas dodi
 
Drama 3 orang sunda
Drama 3 orang sundaDrama 3 orang sunda
Drama 3 orang sunda
 
Naskah teater
Naskah teaterNaskah teater
Naskah teater
 
Seni Budaya - Drama 4
Seni Budaya - Drama 4Seni Budaya - Drama 4
Seni Budaya - Drama 4
 
Drama singkat
Drama singkatDrama singkat
Drama singkat
 
Naskah drama (global warming)
Naskah drama (global warming)Naskah drama (global warming)
Naskah drama (global warming)
 

ini menggunakan kata kunci "Mendadak Intel

  • 1. NASKAH DRAMA “MENDADAK INTEL” Disusun oleh : Abdul Latif SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2013 1 CIRUAS
  • 2. No. Nama Pemain Sebagai (Karakter) 1. Abdul Latif Jarot 2. Ansar Fauzi Komandan 3. Fariz Ikhsan Firmanto Petugas 4. Firza Abdul Rachman Rozaq 5. Gusti Gilang Jati Anak Buah 1 6. Lukmanul Hakim Hansip1 7. Rizki Hotma Pardamean Anak Buah 2 8. Yofian Paskalis Putra Tumanggor Nasrudin 9. Dudi Ariyadi Petugas2 10. Bela Damayanti Laila 11. Irfan Hansip2 12. Murdiansah Babeh 13. Siti haryati Emak 14. Eka Nanda Ayurini Ibu Kost 15. Indah Ayu Lestari Tarsih 16. Rizky Safitri Pembeli 17. Ari Eka Saputri Anak kost 18. Maemunah Anak kost 19. Suryati Enyak 20. Anggia Ramanda Narator
  • 3. PROLOG Di sebuah desa bernama Lionmerta, tinggal lah seorang penyalur narkoba bernama Jarot. Sehari-harinya Jarot mengedarkan narkoba dengan ditutupi modus pedagang gorengan. KTarsihka bertransaksi dengan Rozaq, Jarot tertangkap tangan oleh petugas BNP (Badan Narkotika Pedesaan) dan langsung dibawa ke kantornya, sementara itu Rozaq berhasil lolos. Setelah diintrogasi oleh Komandan BNP, Jarot kemudian ditugaskan menjadi intel untuk membantu salah satu petugas BNP menangkap bandar narkoba di Lionmerta agar bisa bebas. Sementara itu, sang bandar narkoba yaitu Nasrudin yang juga buronan polisi mengetahui bahwa keberadaannya sudah tidak aman lagi. Dia menyuruh dua anak buahnya untuk menjaga markasnya dari pengetahuan polisi yang sedang mencarinya. Kemudian, Jarot dan Petugas BNP terus mencari dimana markas sang bandar narkoba berada. Setelah cukup lama mencari, Jarot dan Petugas BNP menemukan markasnya dari anak buah Nasrudin sang bandar. Akhirnya Nasrudin dan dua anak buahnya ditangkap oleh Komandan BNP. DIALOG Pagi hari yang sangat cerah diiringi kicauan burung nan merdu, Jarot hendak berangkat menjual dagangannya. Dia menjual gorengan, tapi semua pelanggannya tau Jarot juga menjual barang haram. Laila : “Bang, kenapa sih abang pilih kerja kayak gini? emang nggak ada kerjaan lain apa bang?” Jarot : “aduh.. sebenernya abang tau jualan barang kaya gini resikonya gede banget. Tapi gimana lagi neng, kalau ngga begini, abang ngga bisa ngelamar neng Lela dong.” Laila : “Tapi bang, kalau nanti abang ketangkep polisi gimana? apalagi babeh Lela kan kurang setuju sama abang.” Jarot : “Husst.. jangan ngomong kayak gitu ahh. itu sama saja neng doain abang ketangkep tau.” Babeh : “Nih anak, udah dibilangin jangan gangguin anak gue masih ajah gangguin. ngapain lu disini!?” Jarot : “Biasa beh.. Anak muda.. Yasudah, abang udah kesiangan nih neng, abang berabgkat dulu yah neng. Assalamu’alaikum.” Babeh : “Pergi lu jauh-jauh. jangan balik-balik lagi lu !” Laila : “wa’alaikumussalam.. hati-hati yah bang.” Babeh : “Udah lu masuk ! babeh mau nganterin emak lu ke pasar.” Laila : “Iya beh..”
  • 4. (setelah berjalan memikul barang dagangannya, jarot bertemu seorang pelanggan setianya, Rozaq) Jarot : “Gorengan! Gorengan! Masih panas, pasti enak!” Pembeli : “Bang gorengannya 5 ribu” Jarot : “Ini mba..” Rozaq : “biasa bang, gorengannya yang belum direbus yah satu.” Jarot : “oh.. siap bang.” Petugas1 : “Jangan bergerak! Atau saya yang bergerak !” (goyang pinggul) Petugas2 : “Hey hey hey, lo ngancem atau apa?” Petugas1 : “oh maaf, atau saya tembak !” Rozaq : “Aduh bang, polisi ! gimana nih bang..” Jarot : “tenang dulu, jangan panik gituh dong. ga bakal ada polisi yang kesini...” (Berbalik badan) Rozaq : “ko abang yang panik sih?” Jarot : “gimana ngga panik bang, dia bawa pistol ciiin” Rozaq : “bodo ahh, mendingan saya kabuuuur..” Petugas1 : (menangkap Jarot dan memeriksa dagangan Jarot) Babeh : (lewat sambil membawa belanjaan) “Ada apa ini pak?” Petugas2 : “Ini pak, dia penyalur narkoba disini.” Babeh : “Jarot? oh.. emang yah kamu tuh bikin masalah terus.” Emak : “kamu jangan coba-coba deketin laila lagi !” Jarot : “Ngga beh, mereka cuma main tembak-tembakan doang. maklum masih kecil.” emak : “udah beh mending kita pulang ajah, ngapain ngurusin anak orang.” Petugas2 : “Sudah, anda ikut saya ke kantor !” Jarot : “eh tunggu pak, gimana kalo bapak ajah yang ikut ke rumah saya. ada kopinya ko pak, nanti saya bikinin es teh deh pak. gimana?” Petugas2 : “boleh juga, kebetulan kita lagi haus nih.” Petugas1 : “eh.. enak saja kamu. sudah, sekarang anda ikut kami.” Rozaq pun berhasil kabur, tetapi Jarot dibawa ke kantor BNP. disana Jarot di introgasi dengan beberapa pertanyaan oleh komandan BNP.
  • 5. Komandan : (bingung sambil mengutak-atik laptopnya) “Ini susah juga. gimana nyalainnya ??” Petugas2 : “lapor Dan, saya membawa seorang pedagang gorengan di desa Lionmerta.” Komandan : “saya sedang sibuk, emang yang pengen makan gorengan siapa?” Petugas2 : “tapi Dan, dia ini penyalur naroba juga.” Komandan : (melotot pada Petugas1) “kamu ini jangan coba PHP in saya yah.. katanya dia pedagang gorengan, gimana sih?” Petugas2 : “iya Dan, tapi itu cuma sekedar modus doang. Ini, saya bawa barang buktinya” (menunjukkan narkoba milik Jarot) Komandan : “Apa itu, gorengan?” Petugas2 : “Bukan pak, ini ada 2 bungkus narkoba. yang karetnya dua itu pedes ya pak.” Komandan : “yasudah, bawa dia masuk.” Petugas2 : “Baik Dan ! Petugas2, cepat bawa dia masuk !” Petugas1 : (datang membawa Jarot) “Ini dia !” Komandan : “Baik. kalian berdua keluar.” (mulai mengintrogasi Jarot) “Siapa nama anda?” Jarot : “nama saya Jarot pak” (gugup) Komandan : “kenapa anda berjualan barang haram ini?” Jarot : (kaget) “hah? memangnya ini haram ya pak? saya bahkan ngga tau pak.” Komandan : “ya jelas lah ini haram. di al-quran juga dijelasin begitu.” Jarot : “aduh pak, saya ngga bisa baca al-quran. Berarti saya dosa dong pak ya? Kalau dosa masuk neraka dong?” Komandan : “ya jelas lah, makanya kalau nyari kerjaan itu yang halal. memangnya waktu anda kecil tidak pernah diajarkan baca tulis al-quran?” Jarot : (bercerita) “Gini pak, dulu sih saya pernah sekolah agama di luar negeri pak. tapi saya sering bolos.” Komandan : “keluar negri? ke mesir atau arab saudi?” Jarot : “Bukan pak, kalau nggak salah sih Nambo nama negaranya pak” Komandan : “Nambo ya... oh iya saya tau, pasti itu disebelah kanannya universitas Kairo kan?” Jarot : (ragu) “eeeehh.. iya kayaknya pak. kan saya waktu itu masih kecil, jadi sekarang udah lupa.”
  • 6. Komandan : “kembali lagi ke masalah narkoba. apakah anda menghidupi anak isteri anda dari hasil menjual ini?” Jarot : “anak istri? saya saja masih bujangan pak” Komandan : “oh. sekolah dimana anak anda?” Jarot : “kan saya masih bujangan pak!” Komandan : “masa sih? sekolah itu kan biaya nya mahal. Darimana anda mendapatkan biaya? Apakah dari hasil berjualan ini?” Jarot : (kesal) “dibilangin saya masih bujangan..” Komandan : “hah? anda juga mempunyai 2 istri?” Jarot : (semakin kesal) “2 isteri dari mana? saya masih bujangan pak!” Komandan : “berarti isteri pertama senin selasa rabu, istri kedua kamis jumat sabtu?” Jarot : (semakin kesal dan akhirnya menangis) “Bodo akhhhh” Komandan : “baiklah, apakah anda ingin saya bebaskan?” Jarot : (memotong omongan Komandan) “Mau pak !” (sedikit tersenyum) Komandan : “agar bisa menafkahi anak isteri anda lagi?” Jarot : “mau pak! (kembali menangis) Komandan : “kalau anda memang mau saya bebaskan, anda harus menyanggupi syaratnya.” Jarot : “baik pak saya mau!” Komandan : “seriusan? ngga nanya dulu apa syaratnya?” Jarot : (berpikir sejenak) “oh iya lah, iya lah. memang apa syaratnya?” Komandan : “syaratnya adalah kamu harus membantu kami untuk membersihkan jaringan-jaringan penyaluran narkoba di daerah ini.” Jarot : “oh itu doang pak, gampang. dulu saya pernah jadi OB di Nikomas, kalau masalah bersih-membersihkan memang saya ahlinya.” Komandan : “Bukan itu maksud saya. kamu pasti tau kan bandar narkobanya siapa?” Jarot : “Bandarnya saya belum tau pak, tapi saya banyak kenalan orang yang bekerja seperti saya ini pak.” Komandan : “baiklah. kalau begitu, mulai besok anda harus menjadi intel untuk mencari informasi dimana sarang bandar narkoba itu berada. mengerti !?” Jarot : “siap mengerti pak !”
  • 7. Komandan : “setelah anda tau dimana lokasi sarang bandar narkoba itu, anda harus langsung menghubungi kami.” Jarot : “baiklah pak.” Komandan : “saya ucapkan terimaksih atas kerjasamanya. kurang lebihnya saya mohon maaf, wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.” Jarot : (tepuk tangan) “Wa’alaikumussalam wr. wb.” Komandan : “Petugas ! bawa dia kembali kerumahya !” Petugas2 : “Baik komandan !” Komandan : (menekan tombol power laptopnya) “Astaghfirullah.. daritadi saya bingung cara ngidupinnya gimana. ternyata kaya gini..” Sementara itu, Rozaq yang berhasil kabur bertemu dengan kepala bandar narkoba yaitu Nasrudin yang sedang mengontrol daerahnya dari pengawasan polisi. Nasrudin : “kayak nya daerah gue udah aman deh dari pengawasan polisi-polisi kurang kerjaan itu. mereka bisanya ngurusin kerjaan orang mu... (ditabrak seorang pemuda) aduh..” Rozaq : “eh maaf bang, saya lagi dikejar polisi disebelah sana. tolongin saya bang.” (ngosngosan) Nasrudin : “abang abang, memangnya kapan saya nikah sama mpok lo? hah polisi? sialan, ternyata disini sudah ngga aman lagi. saya harus sembunyi dimana nih” (panik dan meninggalkan Rozaq) Rozaq : “aneh banget tuh orang, saya yang dikejar polisi tapi dia yang panik. mendingan saya nyari tempat sembunyi sendiri aja deh.” Tak lama berjalan, Rozaq menemukan tempat untuk sekedar beristirahat dan melepaskan lelahnya. Rozaq : “alhamdulillah.. akhirnya saya nemu tempat buat istirahat juga. aduh, jadi ngantuk euy.. merem dikit enak kali yah.” (tidur) Tak lama kemudian 2 hansip datang. Hansip1 : “siapa ini? maling atau bukan yah?” Hansip2 : “jangan-jangan ini maling. kamu panggil warga sana !” (menyuruh hansip1) Hansip1 : “Enak ajah lu mau nyuruh-nyuruh gue.. lu ajah kali yang manggil warga” Rozaq : (bangun) “ya udah pak hansip, biar saya ajah yang manggil warganya yah.” Hansip1 : “ya udah pak, terimaksaih banyak yah.” Hansip2 : “e eh, anda kan sedang tidur, nanti saya mengganggu tidurnya lagi.”
  • 8. Rozaq : “oh yaudah pak, saya tidur lagi yah.” Hansip2 : “eits, anda itu sebenernya siapa? maling atau bukan?” Rozaq : “masya allah pak, masa pak hansip ngga kenal sama saya. saya Rozaq pak hansip.” Hansip2 : “Rozaq? oh iya saya ingat, yang main film cinta Papasaurus itu yah?” Rozaq : “iya pak, benar.” Hansip2 : “tapi perasaan saya punya foto anda deh disini. sebentar, saya cari dulu yah..” Hansip1 : “Ini pak.” (mengeluarkan foto Raditya Dika) “ko beda ya?” Rozaq : “kenapa pak hansip? beda yah?” Hansip1 : “banget pak.” Rozaq : “itu kan foto saya yang dulu, sebelum kecelakaan Sukhoi.” Hansip2 : “oh pantas saja. tapi tumben bapak mau ngejaga disini? diusir sama isteri yah?” Rozaq : “saya kan bujang pak. lagian saya anak kosan di Lionmerta ini pak.” Hansip1 : “wah parah.. bapak sih pake acara mau kawin lagi..” Rozaq : “saya kan buja.... ehh, perasaan saya tau deh akhir dari yang kaya ginian. daripada nanti dijawab bener malah bikin darah tinggi. terserah pak hansip aja deh saya mah. jadi gini pak hansip, tadi saya dikejar polisi di gang sana.” Hansip2 : “pasti anda sedang transaksi barang haram ya?” Rozaq : “bapak selain jadi hansip, jadi parabola juga rupanya?” Hansip1 : “sebenarnya saya malas membahas ini, tapi yasudahlah. Paranormal paaak! Pa-Ra-NorMal.” Hansip2 : “memang saya yang memberitahu petugas BNP tadi sebelum kesini. petugasnya kepo banget sih, jadi saya kerjai saja dia, saya bilang ada transaksi narkoba disana.” Rozaq : “pak hansip polos atau gimana nih? saya baru juga mau beli...” Hansip2 : “ohh.. jadi pak Rozaq yang sedang bertransaksi narkoba itu?” Rozaq : “e eh, bukan begitu pak. saya cuman mau beli gorengan di bang Jarot.” Hansip1 : “Gorengan? sekarang mana gorengannya?” Hansip2 : “Lagian polisinya bego.. mau aja saya kerjain. dia ngga tau sih kalau tempat bandarnya itu disebelah sana.” (menunjuk kearah kanannya) Rozaq : “memang siapa bandarnya pak hansip?”
  • 9. Hansip2 : “itu tuh.. bang Nasrudin yang rumahnya sampingan sama Ahmad Rafi.” Rozaq : “berarti bang Jarot penyalur dari bang Nasrudin kali ya?” Hansip2 : “maksud pak Rozaq? Bang Jarot jadi penyalur gituh?” Rozaq : “eh, bukan pak. Dia kan pedagang gorengan..” Hansip1 : “terus sekarang bang Jarot nya dimana?” Rozaq : “itu dia pak, bang Jarot ditangkap polisi.” Hansip1 : “oh ditangkep. yaudah, mumpung pak Rozaq lagi ada disini, temenin kita keliling kampung yuk!” Rozaq : “ogah ahh.. orang capek kaya gini disuruh keliling kampung. Mending saya pulang.” (Rozaq pun pulang ke tempat kostannya) Setibanya Rozaq sampai ke tempat kostannya, dia langsung berhadapan dengan Ibu kostannya yang terkenal sangat baik tapi kejam. Ibu Kost : “Rozaq baru pulang.. ” Rozaq : “Iya bu..” Ibu Kost : “Sekarang tanggal berapa yah ??” Rozaq : “Hehe.. jadi ngga enak..” Ibu Kost : (menepuk pundak Rozaq) “ah ngga papa. Rozaq, udah punya duit?” (baik) Rozaq : “Belum bu..” Ibu Kost : (keluarin golok) “kamu tau ini apa?” Rozaq : “Itu tajem ga bu?” Ibu Kost : “Iya ya ya !” Rozaq : “Panjang !?” Ibu Kost : “Bisa jadi !” Rozaq : “Pedang !” Ibu Kost : “Tidak tidak tidak !” Rozaq : (seperti menekan bel) “Teett tet tet...” Ibu kost : “iya apa jawabannya?” Rozaq : “lempar ke Tarsih ,bu”
  • 10. Ibu kost : “iya Tarsih waktu anda sudah hampir habis, apa jawabanya?” Tarsih : “Ehmm... golok” Ibu kost : “iya selamat anda benar, mana uang kostannya?” Tarsih : “ 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 SATU JUTA!!! Ini dia uangnya....” Keesokan harinya, Jarot melaksanakan tugasnya sebagai intel dan mulai mencari dimana sarang bandar narkoba itu berada. Laila : “Abang ko tumben ngga jualan lagi? abang mau kemana?” Jarot : “Abang bukan pedagang gorengan lagi neng, abang sekarang jadi intel.” Laila : “Intel bang? ko bisa?” Jarot : “iya neng. berkat doa neng Lela, abang jadi ketangkep sama polisi. terus abang disuruh jadi intel deh.” Laila : “wah.. alhamdulillah ya bang, abang udah ngga jualan barang haram lagi.” Jarot : “Iya neng alhamdulillah. yaudah neng, abang kerja dulu yah. assalamualaikum...” (pergi melaksanakan tugasnya) Laila : “Waalaikumsalam... hati-hti yah bang.”(pergi) Jarot : “wah.. saya ngga pernah ngimpi bakalan jadi seorang intel, mimpi saya tuh cuma sebatas polisi atau ngga tentara, yah.. paling tinggi mimpi saya jadi seorang hansip. tapi, kalau jadi seorang intel itu jangan berisik, dan jangan sampe ada yang tau kerjaan kita. ya ampun, gimana saya bisa terkenal kalau begini?” Tiba-tiba muncul petugas BNP. Petugas1 : “wey, cerita mulu dari tadi. ayo cepetan jalan!” Jarot : “Lah, ngapain pak petugas disini?” Petugas1 : “saya disuruh sama komandan buat nemenin kamu. memangnya kamu mau jalan sendirian?” Jarot : “oh, yasudah kalo begitu. berarti kita satu tim kan?” Petugas1 : “Iya. kenapa?” Jarot : “kalau satu tim, Lo kan temen gue?” (alay) Petugas1 : “Iya dong.” Jarot : “Lo mau ngga bantuin gue?”
  • 11. Petugas1 : “Mau dong.” Jarot : “Pak petugas ??” Petugas1 : (serius) “Iyah..” Jarot : “Saya haus..” Petugas1 : (lemes) “Iya.. nanti saya beliin es doger, tapi nanti setelah misi ini selesai.” Jarot : “yahhh... *dasar pelit*” Petugas : “apa kamu bilang?” Jarot : “apa?” Petugas : “apa?” Jarot : “apa? memangnya saya ngomong ya? Yasudah, ayolah kita jalan!” Petugas : “dari tadi kan saya ngomong gitu” Sementara itu disarang bandar Narkoba, Nasrudin sedang menyiapkan para anak buah untuk mencegah polisi mengetahui keberadaannya. Nasrudin : “bagaimana ini, polisi hampir mengetahui keberadaan saya. saya harus menyiapkan banyak anak buah untuk mencegah polisi kurang ajar itu. Anak buah! kesini semuanya! (memanggil anak buahnya)” AB 1 : “ada apa sih bos? pake acara teriak segala, ini bukan hutan bos.” Nasrudin : “kamu tuh orang utan! kamu ko sendirian, teman kamu yang satu lagi mana?” AB 1 : “kalo mau manggil dia gampang bos..” (mengambil uang Rp. 500 dan menjatuhkannya) AB 2 : (datang tiba-tiba) “uang uang uang uang uang uang..” AB 1 : “tuh kan bos gampang !” Nasrudin : “tidak usah bercanda! sekarang keadaannya lagi sangat genting. polisi hampir kesini, dan kalian gue panggil untuk menjaga keamanan disini.” AB 2 : “polisinya matre ngga bos?” Nasrudin : “emangnya elu! sudah, kalian jaga aja tempat ini, saya mau ngamanin diluar.” AB 1 : “beres bos..” Nasrudin : “awas loh kalo sampai ada polisi yang tau markas kita disini!” (Pergi keluar) AB 2 : “wey, pegel nih berdiri mulu. duduk yuk!”
  • 12. AB 1 : “ayo.. iya nih pegel banget.” Sementara itu, Jarot dan Petugas1 pun terus mencari dimana sarang bandar narkoba itu berada. Setelah berkeliling 24 jam dikurang 23 jam 30 menit 5 detik kemudian, mereka bertemu dengan dua anak buah Nasrudin yang tertidur. Jarot : “mas mas” (membangunkan AB1 dan AB2) maaf mas, saya mau nanya, mas tau ngga sarang bandar narkoba didaerah sini?” AB 2 : “ohh.. masuk ajah kedalam mas. Tapi sayang, bang Nasrudinnya lagi keluar mas..” AB 1 : “ko lo ngasih tau pren, kita kan disuruh jagain tempat ini dari polisi?” AB 2 : “memang mereka polisi? eh mas, kalian sebenarnya siapa sih?” Jarot : “saya intel mas.” AB 2 : “tuh pren, mereka bukan polisi, mereka berdua intel.” Petugas1 : “kira-kira kita boleh nunggu disini ngga?” AB 1 : “oh yasudah, masuk ajah mas ngga papa ko, anggap saja rumah sendiri. Saya mau nyari bang Nasrudin dulu yah.. Sementara itu, Rozaq yang sedang olahraga pagi bertemu lagi dengan Nasrudin, sang bandar narkoba. Rozaq : “semoga aja polisi itu ngga nyariin saya. Ampun banget kalau masih ngejar saya, napas saya tinggal seperempat doang.” Nasrudin : “(melihat Rozaq) eh lo yang kemarin dikejar polisi kan? Sekarang polisinya mana?” Rozaq : “(tengok kanan kiri) saya bang?” Nasrudin : “iya lah. Siapa lagi yang ada disini?” Rozaq : “oh.. polisinya udah pulang kali bang. Saya juga mau pulang nih.” Nasrudin : “bagus lah kalau begitu.” Rozaq : “emang abang siapa yah?” Nasrudin : “lo ngga tau siapa gue? Dari negeri pontang sampe kerajaan nambo juga tau siapa gue. Kenalin nih nama gue...” AB 1 : “bos Nasrudin! Di markas ada tamu tuh..” Nasrudin : “siapa?” AB 1 : “ngga tau bos. Mungkin pembeli.” Nasrudin : “nama gue Nasrudin. Yasudah, gue mau nemuin tamu gue dulu.”
  • 13. Rozaq : “oh bang Nasrudin. Tunggu dulu, kayak nya saya pernah denger deh.” Rozaq masih memikirkan tentang nama Nasrudin. Dan akhirnya.. Rozaq : “oh iya saya ingat, itu kan yang pernah dibilang sama Hansip koplak semalem, katanya dia kan bandar narkoba di Lionmerta ini. Wahh saya harus lapor polisi nih..” Rozaq segera menelpon polisi. Petugas : “selamat siang, dengan anggota BNP ada yang bisa saya banting?” Rozaq : “selamat siang pak, saya mau ngebanting bandar narkoba pak.” Petugas : “maaf pak, saya sekarang sedang berada dimarkasnya, tapi dia sedang pergi keluar. Kalau beneran mau ngebanting datang saja ke sini.” Rozaq : “bukan pak, maksud saya, saya melihat bandar narkoba daerah Lionmerta.” Petugas : “enelan pak? ciri-cirinya bagaimana?” Rozaq : “namanya Nasrudin, ciri-cirinya orangnya pendek, gemuk, rambutnya gimbal gondrong. Tapi itu sebelum berobat diklinik tong-seng” Petugas : “hmm, Nasrudin.. kayak nya saya pernah mendengar nama itu” AB 2 : “Nasrudin itu nama bos saya mas intel.” Petugas : “kemana dia pergi?” Rozaq : “dia pergi kearah gang sempit di Blok 4L .” Petugas : “baiklah, lebih baik kamu ikuti dia.” Rozaq : “baik pak polisi.” Jarot : “ada apa pak polisi?” Petugas : “misi hampir komplit, kamu siapkan senjata kamu.” Jarot : “saya kan tidak di bekali senjata. Apa yang harus saya lakukan?” Petugas : “kamu ikuti saja aba-aba saya.” Jarot : “oke lah kalo begitu.” Tiba-tiba Rozaq menelpon lagi. Petugas : “bagaimana pak?” Rozaq : “dia masuk rumah di blok 4L 4Y.” petugas : “blok 4L4Y ?” AB 2 : “itu disini loh pak.”
  • 14. Jarot : “kamu sudah cukup memberikan informasi. Lebih baik ikut dengan saya. Ini pakai dulu isolasinya dimulut kamu, nanti tangan kamu saya ikat yah.” Petugas : “kamu urus anak ini yah..” Jarot : “baik pak.” Nasrudin ternyata mengetahui bahwa orang yang sedang menunggunya adalah anggota polisi. Nasrudin : “ aduh, tiba-tiba perut gue mules nih. Lo temui saja mereka dulu, nanti gue kesini lagi.” (berbicara kepada AB 1) AB 1 : “ba.. baik bos.” (ragu) Nasrudin kaget melihat Rozaq berada dibelakangnya. Nasrudin : “eh, ngapain lo ada disini?” Rozaq : “eeeh.. eeh.. (bingung) saya mau... mau pulang bang. Iya mau pulang.” Nasrudin : “lo mau ngga nolongin gue?” Rozaq : “tolongin apa bang?” Nasrudin : “didalem ada polisi yang kemarin ngejar lo. Lo tolong sembunyiin gue yah.” Rozaq : “*kemaren dia ngga mau nolong gue, masa sekarang gue nolong dia?* baik bang, ikut saya..” Nasrudin : “lo mau bawa gue kemana?” Rozaq : “tenang aja bang, ini tempatnya aman ko.” Nasrudin : “gudang? Lo pikir gue barang bekas apa?” Rozaq : “yang penting aman dari polisi..” Nasrudin : “yasudahlah.” Rozaq : “silahkan abang masuk duluan, biar saya jaga tempat ini.” Nasrudin : “terimakasih yah baaang.... aduh, siapa tadi nama lo?” Rozaq : “Rozaq bang.” Nasrudin : “oh iya, terimaksih bang Rozaq yah.” Setelah Nasrudin masuk kedalam gudang, Rozaq langsung mengunci pintu gudangnya. Kemudian Rozaq menelpon petugas BNP lagi. Rozaq : “pak, bandar narkobanya sudah saya tangkap. Bapak sebaiknya cepat kesini.”
  • 15. Petugas : “baik pak, bapak sekarang ada dimana?” Rozaq : “disini pak.” Petugas : “disini dimana?” Rozaq : “di gudang sini pak.” Petugas : “pak, mendingan bapak aja yang kemari, nanti bawa pisau buat bunuh saya.” Rozaq : “iya deh pak, nanti saya yang kesitu.” Petugas : “weey, kamu ini apa-apaan? Kamu dimana!?” Rozaq : “dibilangin digudang. Bapak keluar deh dari rumahnya, terus bapak jalan 5 langkah kedepan.” Petugas : “baik. Tunggu sebentar.” Rozaq : “cepetan pak, keburu saya lepasin bandarnya.” Petugas : “ngga papa, tapi nanti kamu yang saya penjara.” Rozaq : “wih pak, jangan pak, becanda doang ko pak.” Petugas : “Yasudah, saya kesana sekarang.” Petugas BNP dan Jarot pun keluar bersama kedua anak buah Nasrudin yang sudah diikat. Jarot : “bang Rozaq? Lagi ngapain bang?” Petugas : “kamu kenal dengan orang ini?” Jarot : “ya iya lah. Dia kan pelanggan sTarsihi..aaa... gorangan saya.” Petugas : “gorangan apa gorengan plus-plus? berarti kamu yang waktu itu sedang bertransaksi narkoba yah?” Rozaq : “jangan pak! Jangan tangkap saya!” Jarot : “iya pak, dia kan sudah membantu kita buat menangkap bandar narkoba ini.” Petugas : “benar juga. Baiklah, saya tidak akan menangkap anda karena anda telah membantu tim BNP untuk menangkap bandar narkoba yang selama ini menjadi buron.” Rozaq : “terimakasih banyak pak polisi.” Petugas : “sekarang dimana bandar narkobanya?” Rozaq : “dia sudah saya kunci didalam pak.” Petugas : “bagus. Baiklah, buka pintunya.”
  • 16. Rozaq : “buat apa pak?” Petugas : “buat dilepasin.” Rozaq : “ngapain saya tangkep dong pak?” Petugas : “ya buat dibawa kekantor lah..” Jarot : “tapi pak, kalau misi ini selesai, saya boleh jualan lagi ngga?” Petugas : “kamu mau jualan narkoba lagi?” Jarot : “hehe.. kalau boleh sih iya pak.” Petugas : “hmmmm.. boleh, tapi saya tembak kepala kamu dulu yah.” Jarot : “yah pak, terus saya ngga punya pekerjaan lain dong. Gimana saya bisa ngelamar pak haji midun anaknya Elis? Eh kebalik pak, ngelamar Elis anaknya pak haji midun.” Petugas : “kamu mau kerja? Gimana kalau kamu kerja di kantor BNP?” Jarot : “jadi Intel lagi pak? Kayak nya boleh tuh. Iya deh saya mau.” Petugas : “siapa yang bilang jadi intel? Jadi OB. Katanya kamu ahli bersih membersihkan?” Jarot : “yaaahhh pak, masa kembali ke pekerjaan lama sih pak?” Petugas : “yang penting ini halal, ngga dosa, ngga bikin masuk neraka juga.” Jarot : “ya udah deh pak, daripada masuk neraka. Udah ngga jadi kawin sama Elis, masa masuk neraka juga?” Rozaq : “saya juga mau deh pak ikut kerja..” Petugas : “Kamu mau jadi OB juga?” Rozaq : “ngga papa deh pak, lumayan buat bayar kostan.” Petugas : “tapi sTarsihap pagi kamu harus bikinin saya kopi putih buat saya yah.. inget, kopinya yang nyaman dilambung yah..” Rozaq : “tenang pak, selain nyaman dilambung, kopi buatan saya ngga bikin deg-degan ko.” Jarot : “ya udah pak, kita tangkep ajah nih bandarnya keburu kabur duluan.” Petugas : “benar, tapi saya ingin menelpon komandan dulu.” Petugas : “komandan, kami sudah menangkap bandar narkoba itu, sekarang kami ada di gudang 4L 4Y.” Komandan : “baik, saya akan kesana sekarang juga.”
  • 17. Jarot : “udah pak, tangkep sekarang ajah. Kelamaan nunggu komandan dateng kesini mah.” Karena terburu-buru membuka pintu gudang, sang bandar narkoba pun berhasil lolos. Kemudian dia mengejek ketiga orang itu. Petugas : “kenapa kamu buka pintunya!?” Nasrudin : “bodohkalian semua! haha” (sambil memeletkan lidahnya) Nasrudin yang tak sadar dengan keberadaan komandan yang berdiri dibelakangnya, membuat dirinya tertangkap. Komandan : “jangan bergerak! Anda saya tangkap” (memegang tangan Nasrudin) Petugas : “bagus pak, bapak sudah menangkap sang bandar narkoba. Sekarang bapak saya naikkan pangkatnya.” Komandan : “ya, tapi nanti kamu saya pecat! Ngurusin satu orang doang ribet banget.” Petugas : “tapi pak, mereka bertiga. Intel dadakan bapak nih yang ngelepasin.” Jarot : “maafin saya pak komandan, saya khilaf.” Komandan : “yasudah, kalian bawa mereka kekantor.” EPILOG Akhirnya Nasrudin dan kedua anak buahnya dibawa kekantor BNP, dan mereka dipenjarakan selama 17 tahun. AB 2 : “wah.. bakalan enak nih tinggal dipenjara.” Nasrudin : “enak apanya?” AB 2 : “ya enak lah bos. Kan kita bisa makan gratis.” Nasrudin : “dasaaaar.. kenapa gue punya anak buah kaya gini!?“ Sementara itu, Jarot dan Rozaq bekerja di BNP sebagai Office Boy (OB). Jarot : “akhirnya gue bisa kerja halal juga..” (sambil mengepel dan mengelap keringat di dahinya) Rozaq : “iya bang, gue juga bersyukur bisa bekerja, jadi bisa bayar kostan dan gak di marahin ibu kost lagi deh...” (sambil mngelap dengan kemoceng) Jarot : “zaq besok lu datang ke acara nikahan gue sama lailayah, sekalian ajak pak petugas, komandan para napi, warga, tukang beca, tukang gorengan, tukang bubur naik haji, dan...,” Rozak : “udah bang udah kebanyakan. Pasti bang gue dateng..., ya udah bang lanjutin kerjaannya takut di tegor komandan.”
  • 18. Jarot : “iyak iyak..!” Keesokan harinya jarot bersama emaknya mengunjungi rumah laila dengan arak-arakan seadanya. Jarot : “nyak, jarot degdegan nih, gimana caranya ngelamar.?” Enyak : “ah elu, masa iya kaga bisa, lu pacaran sama lela gimana mulainya?” Jarot : “Oh iya yah !” Arak-arakan pun berhenti, laila sudah berada didepan penghulu Babeh : “Jarot silahkan duduk.” enyak : “Rot duduk rot...” Jarot : “I i i ya beh, nyak,” (karena gerogi jarot menduduki meja, dan meja itu pun ambruk) Babeh : “Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak saya laila binti Midun Sarnadun dengan Jarot Bin Sarnata dengan maskawin seperangkat alat masak dibayar hutang.” Jarot : “Saya terima nikahnya Midun sarnadun binti laila.....” Enyak : “Elu mau nikahin babehnya apa anaknya rot?” Jarot : “Astaga makk.., gimana mak?” Enyak : “Ulang lagi lah!” Jarot : “Saya terima nikahnya mumun sarmunah binti sibli...” Babeh : “Itu bini gue woy...” Jarot : “oh iya beh, ampun beh jarot lupa..!” Babeh : “Sekali lagi rot atau lo kaga jadi nikah sama sama anak gue !” Jarot : “Yah nyak jarot pengen kawin sama laila nya.., bodo bodo jarot mau kawin.”(sambil menangis) enyak : “Elu malu-maluin enyak, ngapain lu nangis. kalo elu mau kawin sama laila ijab kabulnya yang bener dong.” Babeh : “Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak saya laila binti Midun sarnadun dengan Jarot bin sarnata dengan maskawin seperangkat alat masak dibayar huu,,,,,tang !” Jarot : “Saya terima nikahnya laila binti Midun Sarnadun dengan mas kawin tersebut dibayar hu...tang !!” saksi : “Sah sah.....,!” (sambil menepuk dan menunjuk kearah penghulu dan jarot). Jarot : “enyakkkkk...., Jarot menang nyakkk, jarot udah sah sama laila...”
  • 19. Akhirnya setelah bekerja 9 tahun, Jarot berhasil menikahi Laila sang pujaan hatinya. Sedangkan Rozaq mampu membeli rumah mewah berlantaikan tanah dan berdinding bilik dari hasil pekerjaannya. PESAN MORAL sebagai orang yang beragama, kita harus tau mana yang haram dan mana yang halal. Lebih baik bekerja dengan penghasilan yang pas-pasan tapi dari sesuatu yang halal, dari pada penghasilan lebih dari sesuatu yang haram. dan Jika menginginkan sesuatu kita harus berusaha dengan keteguhan hati. kaya gue dapetin laila.