SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 18/DSN-MUI/IX/2000
Tentang
PENCADANGAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF
DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI'AH
ِ‫ﻢ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﻦ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﻢ‬‫ﺴ‬ِ‫ﺑ‬
Dewan Syariah Nasional setelah
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi resiko kerugian yang mungkin
terjadi dalam pembiayaan yang diberikan, Lembaga Keuangan
Syari'ah (LKS) dipandang perlu melakukan pencadangan,
sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
b. bahwa agar praktik pencadangan tersebut tidak menimbulkan
kerugian atau beban berat bagi pihak-pihak terkait, DSN
memandang perlu menetapkan fatwa tentang pencadangan
menurut syari’ah Islam, untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat : 1. Firman Allah QS. al- Ma’idah [5]: 1:
ِ‫ﺩ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻘ‬‫ﻌ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻓ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺎ‬‫ﻳ‬…
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”
2. Hadis Nabi riwayat Tirmizi ‘Amr bin ‘Auf:
‫ـﺎ‬‫ﻣ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﱠ‬‫ﻞ‬‫ـ‬‫ﺣ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﹰ‬‫ﻻ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺣ‬ ‫ﻡ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺻ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﲔ‬ِ‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ ‫ﺰ‬ِ‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬ ‫ﺢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺼ‬‫ﹶﻟ‬‫ﺍ‬
‫ﻭ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﱠ‬‫ﻞ‬‫ﺣ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﹰ‬‫ﻻ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺣ‬ ‫ﻡ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﹰﺎ‬‫ﻃ‬‫ﺮ‬‫ﺷ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ِ‫ﻃ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﺷ‬ ‫ﹶﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬.
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
3. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat
Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya:
‫ﺭ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺿ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬ ‫ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﺿ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬.
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan orang lain.”
4. Kemaslahatan dan 'uruf dalam lembaga keuangan menghendaki
adanya pencadangan sebagai salah satu upaya mengurang resiko
kerugian yang mungkin terjadi.
5. Kaidah fiqh:
‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ ‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﺻ‬َ‫ﻷ‬‫ﻬ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﺤ‬‫ﺗ‬ ‫ﹶﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﹲ‬‫ﻞ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺩ‬ ‫ﱠ‬‫ﻝ‬‫ﺪ‬‫ﻳ‬ ‫ﹾ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﺣ‬‫ﺎ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻹ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬.
18 Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif 2
Dewan Syariah Nasional MUI
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
‫ﹸ‬‫ﻝ‬‫ﺍ‬‫ﺰ‬‫ﻳ‬ ‫ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﻀ‬‫ﹶﻟ‬‫ﺍ‬.
“Bahaya (beban berat, kerugian) harus dihilangkan.”
‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻜ‬‫ﺣ‬ ‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﺜ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﺤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺼ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﺪ‬ِ‫ﺟ‬.
“Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum
Allah."
Memperhatikan : a. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional bersama
dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia pada hari Sabtu, tanggal 7 Rabi'ul Awwal 1421 H./10
Juni 2000.
b. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari
Sabtu, 17 Jumadil Akhir 1421 H./16 September 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PENCADANGAN PENGHAPUSAN AKTIVA
PRODUKTIF DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI'AH
Pertama : Ketentuan Umum
1. Pencadangan boleh dilakukan oleh LKS.
2. Dana yang digunakan untuk pencadangan diambil dari bagian
keuntungan yang menjadi hak LKS sehingga tidak merugikan
nasabah.
3. Dalam perhitungan pajak, LKS boleh mencadangkan dari seluruh
keuntungan.
4. Dalam kaitan dengan pembagian keuntungan, pencadangan hanya
boleh berasal dari bagian keuntungan yang menjadi hak LKS.
Kedua : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyele-saiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 17 Jumadil Akhir 1421 H.
16 September 2000 M.
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh Dr. H.M. Din Syamsuddin

More Related Content

Similar to 18 ppap (20)

16 diskon murabahah
16 diskon murabahah16 diskon murabahah
16 diskon murabahah
 
01 giro
01 giro01 giro
01 giro
 
01 giro
01 giro01 giro
01 giro
 
02 tabungan
02 tabungan02 tabungan
02 tabungan
 
32 obligasi syariah
32 obligasi syariah32 obligasi syariah
32 obligasi syariah
 
Bank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRSBank syariah dan BPRS
Bank syariah dan BPRS
 
29 pembiayaan pengurusan-haji
29 pembiayaan pengurusan-haji29 pembiayaan pengurusan-haji
29 pembiayaan pengurusan-haji
 
17 sanksi menunda-pembayaran
17 sanksi menunda-pembayaran17 sanksi menunda-pembayaran
17 sanksi menunda-pembayaran
 
38 sertifikat ima
38 sertifikat ima38 sertifikat ima
38 sertifikat ima
 
22 istishna' paralel
22 istishna' paralel22 istishna' paralel
22 istishna' paralel
 
Distribusi Bagi Hasil
Distribusi Bagi HasilDistribusi Bagi Hasil
Distribusi Bagi Hasil
 
19 qardh
19 qardh19 qardh
19 qardh
 
Perbankan syar iah m
Perbankan syar iah mPerbankan syar iah m
Perbankan syar iah m
 
47 penyelesaian piutang-murabahah
47 penyelesaian piutang-murabahah47 penyelesaian piutang-murabahah
47 penyelesaian piutang-murabahah
 
penyelesaian piutang-murabahah
penyelesaian piutang-murabahah penyelesaian piutang-murabahah
penyelesaian piutang-murabahah
 
30 pembiayaan prks
30 pembiayaan prks30 pembiayaan prks
30 pembiayaan prks
 
FATWA_MUI.pdf
FATWA_MUI.pdfFATWA_MUI.pdf
FATWA_MUI.pdf
 
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
 
07 mudharabah
07 mudharabah07 mudharabah
07 mudharabah
 
23 potongan pelunasan-murabahah
23 potongan pelunasan-murabahah23 potongan pelunasan-murabahah
23 potongan pelunasan-murabahah
 

More from SiLvi FitrissaLam (20)

80 prinsip syariah-bursa_efek
80 prinsip syariah-bursa_efek80 prinsip syariah-bursa_efek
80 prinsip syariah-bursa_efek
 
78 mekanisme instrumen-puas
78 mekanisme instrumen-puas78 mekanisme instrumen-puas
78 mekanisme instrumen-puas
 
77 murabahah emas
77 murabahah emas77 murabahah emas
77 murabahah emas
 
76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased
76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased
76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased
 
75 pedoman plbs
75 pedoman plbs75 pedoman plbs
75 pedoman plbs
 
74 penjaminan syariah
74 penjaminan syariah74 penjaminan syariah
74 penjaminan syariah
 
73 musyarakah mutanaqisah
73 musyarakah mutanaqisah73 musyarakah mutanaqisah
73 musyarakah mutanaqisah
 
72 sbsn ijarah
72 sbsn ijarah72 sbsn ijarah
72 sbsn ijarah
 
71 sale and-lease_back
71 sale and-lease_back71 sale and-lease_back
71 sale and-lease_back
 
70 metode penerbitan-sbsn
70 metode penerbitan-sbsn70 metode penerbitan-sbsn
70 metode penerbitan-sbsn
 
69 sbsn
69 sbsn69 sbsn
69 sbsn
 
68 rah tasjily
68 rah tasjily68 rah tasjily
68 rah tasjily
 
67 fatwa anjak-piutang
67 fatwa anjak-piutang67 fatwa anjak-piutang
67 fatwa anjak-piutang
 
66 fatwa waran
66 fatwa waran66 fatwa waran
66 fatwa waran
 
65 fatwa hmetd
65 fatwa hmetd65 fatwa hmetd
65 fatwa hmetd
 
64 fatwa sbis-ju'alah
64 fatwa sbis-ju'alah64 fatwa sbis-ju'alah
64 fatwa sbis-ju'alah
 
63 fatwa sbis
63 fatwa sbis63 fatwa sbis
63 fatwa sbis
 
62 fatwa ju'alah
62 fatwa ju'alah62 fatwa ju'alah
62 fatwa ju'alah
 
61 penyelesaian utang-impor
61 penyelesaian utang-impor61 penyelesaian utang-impor
61 penyelesaian utang-impor
 
60 penyelesaian piutang-ekspor
60 penyelesaian piutang-ekspor60 penyelesaian piutang-ekspor
60 penyelesaian piutang-ekspor
 

18 ppap

  • 1. FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 18/DSN-MUI/IX/2000 Tentang PENCADANGAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI'AH ِ‫ﻢ‬‫ﻴ‬ِ‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﻦ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ﺮ‬‫ﺍﻟ‬ ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﻢ‬‫ﺴ‬ِ‫ﺑ‬ Dewan Syariah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi dalam pembiayaan yang diberikan, Lembaga Keuangan Syari'ah (LKS) dipandang perlu melakukan pencadangan, sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. bahwa agar praktik pencadangan tersebut tidak menimbulkan kerugian atau beban berat bagi pihak-pihak terkait, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang pencadangan menurut syari’ah Islam, untuk dijadikan pedoman oleh LKS. Mengingat : 1. Firman Allah QS. al- Ma’idah [5]: 1: ِ‫ﺩ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻘ‬‫ﻌ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ِﺎ‬‫ﺑ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﹸ‬‫ﻓ‬‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﺍ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺁ‬ ‫ﻦ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬‫ﺎ‬‫ﻳ‬… “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….” 2. Hadis Nabi riwayat Tirmizi ‘Amr bin ‘Auf: ‫ـﺎ‬‫ﻣ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﱠ‬‫ﻞ‬‫ـ‬‫ﺣ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﹰ‬‫ﻻ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺣ‬ ‫ﻡ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﺤ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺻ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﲔ‬ِ‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺑ‬ ‫ﺰ‬ِ‫ﺋ‬‫ﺎ‬‫ﺟ‬ ‫ﺢ‬‫ﹾ‬‫ﻠ‬‫ﺼ‬‫ﹶﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻭ‬‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﱠ‬‫ﻞ‬‫ﺣ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﻭ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﹰ‬‫ﻻ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﺣ‬ ‫ﻡ‬‫ﺮ‬‫ﺣ‬ ‫ﹰﺎ‬‫ﻃ‬‫ﺮ‬‫ﺷ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﻢ‬ِ‫ﻬ‬ِ‫ﻃ‬‫ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﺷ‬ ‫ﹶﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﹶ‬‫ﻥ‬‫ﻮ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬. “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” 3. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya: ‫ﺭ‬‫ﺍ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺿ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬‫ﻭ‬ ‫ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﺿ‬‫ﹶ‬‫ﻻ‬. “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.” 4. Kemaslahatan dan 'uruf dalam lembaga keuangan menghendaki adanya pencadangan sebagai salah satu upaya mengurang resiko kerugian yang mungkin terjadi. 5. Kaidah fiqh: ‫ﹶ‬‫ﺍ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ ‫ﹸ‬‫ﻞ‬‫ﺻ‬َ‫ﻷ‬‫ﻬ‬ِ‫ﻤ‬‫ﻳ‬ِ‫ﺮ‬‫ﺤ‬‫ﺗ‬ ‫ﹶﻰ‬‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﹲ‬‫ﻞ‬‫ﻴ‬ِ‫ﻟ‬‫ﺩ‬ ‫ﱠ‬‫ﻝ‬‫ﺪ‬‫ﻳ‬ ‫ﹾ‬‫ﻥ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫ﺇ‬ ‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﺣ‬‫ﺎ‬‫ﺑ‬ِ‫ﻹ‬‫ﹾ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﹶ‬‫ﻼ‬‫ﻣ‬‫ﺎ‬‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ﺎ‬.
  • 2. 18 Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif 2 Dewan Syariah Nasional MUI “Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” ‫ﹸ‬‫ﻝ‬‫ﺍ‬‫ﺰ‬‫ﻳ‬ ‫ﺭ‬‫ﺮ‬‫ﻀ‬‫ﹶﻟ‬‫ﺍ‬. “Bahaya (beban berat, kerugian) harus dihilangkan.” ‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬‫ﹶ‬‫ﺃ‬ِ‫ﷲ‬‫ﺍ‬ ‫ﻢ‬‫ﹾ‬‫ﻜ‬‫ﺣ‬ ‫ﻢ‬‫ﹶ‬‫ﺜ‬‫ﹶ‬‫ﻓ‬ ‫ﹸ‬‫ﺔ‬‫ﺤ‬‫ﹶ‬‫ﻠ‬‫ﺼ‬‫ﻤ‬‫ﹾ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺕ‬‫ﺪ‬ِ‫ﺟ‬. “Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah." Memperhatikan : a. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional bersama dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia pada hari Sabtu, tanggal 7 Rabi'ul Awwal 1421 H./10 Juni 2000. b. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, 17 Jumadil Akhir 1421 H./16 September 2000. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG PENCADANGAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARI'AH Pertama : Ketentuan Umum 1. Pencadangan boleh dilakukan oleh LKS. 2. Dana yang digunakan untuk pencadangan diambil dari bagian keuntungan yang menjadi hak LKS sehingga tidak merugikan nasabah. 3. Dalam perhitungan pajak, LKS boleh mencadangkan dari seluruh keuntungan. 4. Dalam kaitan dengan pembagian keuntungan, pencadangan hanya boleh berasal dari bagian keuntungan yang menjadi hak LKS. Kedua : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyele-saiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 17 Jumadil Akhir 1421 H. 16 September 2000 M. DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, K.H.M.A. Sahal Mahfudh Dr. H.M. Din Syamsuddin