Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Gafatar
1. Gerakan Fajar Nusantara Aliran Sesat
(GAFATAR)
Akhir-akhir ini ada kegiatan-kegiatan dengan berdalih Melayani Umat maupun aksi sosial yang
dilakukan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).Tetapi banyak yang tidak tahu apa itu GAFATAR.
Gafatar dulu namanya Komar (Komunitas Millah Abraham) dan sebelum namanya Komar
mereka mempunyai Al-Qiyadah Islamiyah (Ajaran sesat dengan Nabi Palsunya Ahmad Musadek
– sekarang ada di LP Cipinang).
Aliran Komar sudah menyebar dari Aceh sampai Ambon, banyak anggota Komar ditangkap polisi
karena menyebarkan aliran sesatnya.
Ormas Gafatar selalu mengadakan acara Donor Darah di kantor PMI, dan juga melakukan aksi
sosial lainnya, itu cara mereka untuk menutupi kesesatannya. Mereka berkedok melakukan aksi
social, sunat massal, aksi bersih lingkungan, hingga memberikan modal usaha dan pupuk untuk
pertanian, agar eksistensi mereka diakui oleh masyarakat. Beberapa waktu lalu Gerakan Fajar Nusantara
(Gafatar) melakukan sosialisasi ke kampus-kampus di Palembang, tetapi banyak yg tidak tahu siapa
sebenarnya Gafatar itu
Ciri-ciri ajaran mereka : tidak wajib sholat 5 waktu, tidak wajib puasa ramadhan, syahadat
mereka berbeda, yang bukan kelompok mereka dianggap kafir, gerakan hampir mirip
dengan NII KW9, Gafatar sempalan NII KW9. Mereka juga tidak wajib menunaikan
ibadah haji dan melaksanakan salat Jumat berjemaah di masjid. “Kami pernah menggelar
diskusi, dan memang Gafatar tidak mengakui Muhammad sebagai nabi terakhir,” kata Ali
Irfan.
Menurut Ali, Gafatar mengakui generasi setelah Nabi Muhammad adalah Ahmad Musadek.
“Ia diakui datang ke dunia sebagai utusan Tuhan,” kata Ali Irfan
Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Sulawesi Tenggara Muhammad Ali Irfan saat
ditemui di kantornya mengatakan, dari hasil kajian, Gafatar telah menyebarkan paham
menyimpang. Antara lain, mereka tidak mengakui Muhammad sebagai nabi terakhir. .
“Ini ajaran sesat yang dibungkus dengan kegiatan sosial. Pengikutnya disuruh menandatangani
surat pernyataan yang berisi anggota Gafatar harus meninggalkan segala kegiatan yang bernuansa
syariah,” kata Ali Irfan.
Atas penemuan itu, menurut Ali Irfan, pihaknya sudah menggelar rapat terpadu dua hari lalu
dengan melibatkan unsur pemerintah, kepolisian, Majelis Ulama Indonesia, dan Muhammadiyah.
Forum itu menginstruksikan kepada wali kota dan bupati untuk tidak memberikan izin sekaligus
melarang kegiatan Gafatar di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara.