SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
“Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda
mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-
orang di sekitar Anda ataupun dari diri Anda sendiri?
Anda tidak salah, data-data yang ada memang
menunjukkan planet bumi terus mengalami
peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke
tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita,
Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana
alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung
semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari
banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah
hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun.
Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam
yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini
sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada
kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global
yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh
masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan
Global). Apakah pemanasan global itu? Secara singkat
pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata
permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu
permukaan bumi bisa meningkat?
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama
beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata
makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas
rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus
untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh
pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan
International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap
beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik
dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan
untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang
berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat
kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang
berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk
solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang
mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca
bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita
alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya
gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca
ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil
pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan,
serta pembangkit tenaga listrik.
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan
fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu
permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas
rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas
tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang
berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam
rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun
akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari
yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas
tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan
gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali
karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari.
Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer
tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-
rata -32o Celcius.
            Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah
Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan
ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang
digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya
hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2
juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang
mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke
atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global
yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan
lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana
menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO
bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul
CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang
menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi
untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena
CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long
Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November
2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi
gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari
gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia
(13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon
dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari
CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2),
serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari
seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang
subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga
penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
           Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch
Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas
sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
           Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama
bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff
Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”,
laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan
Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya dan
memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan
yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi
perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat
jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.
Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih
dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili
kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi
pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu
memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu
total emisi 51 persen masih konservatif.
Sejak  kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah
memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang
ditimbulkan oleh Global Warming atau Pemanasan Global, yang
merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang
dingin.
Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global,
glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan
Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di
puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya
permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti,
banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda
pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan
makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning
menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan
bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas.
Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit
seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini
semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.
Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya
kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan,
seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut
dan polusi akibat kegiatan manusia.
Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya
keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa
karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi,
berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan
mereka.
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi
peristiwa Pemanasan Global, diantaranya seperti hal-hal
berikut ini:


   Hemat Pemakaian Listrik
   Hemat Pemakaian Air
   Manfaatkan Sumber Energi dari Alam
   Hijaukan Lingkungan ( Go Green )
   Informasikan Bahaya Pemanasan Global,
   Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air.
Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian Anda.
Gunakan pencahayaan dari sinar matahari secara optimal, bukannya
mengandalkan lampu listrik.
Buka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan
menyegarkan ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk
udara buatan yang boros listrik seperti AC.
Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa bersihkan AC secara teratur, akan
menghemat listrik.
Jangan lupa setel „timer‟ pada AC agar berhenti pada saat sebelum fajar.
Exhaust fan juga bisa digunakan untuk membantu pertukaran udara segar
di dalam ruang, jika sirkulasi angin belum maksimal.

Jika ingin, membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan sirkulasi
udara angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal. Pada
Negara yang sudah sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark dan juga
Jepang, pemakaian listrik sudah mulai memanfaatkan tenaga kincir angin
dan panel surya, mudah-mudahan di Indonesia bisa segera diterapkan
juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang belum bisa menjangkau
seluruh peloksok daerah terutama daerah terpencil. Sumber energi alam
lain yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga air (mikrohidro) dan panas
bumi (geothermal). Kesemuanya ini merupakan sumber energi alam yang
ramah lingkungan.
Gunakan juga kaca berwarna hijau untuk mengurangi panas di rumah
Anda.
Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi
bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari
plastic dan Styrofoam.
Gunakan kembali kantong plastik dan wadah
penyimpan barang lainnya.
         Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya,
kalender bekas, untuk kertas corat-coret atau catatan
keperluan sehari-hari.
         Gunakan kembali kertas HVS yang baru
dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.
         Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa
digunakan kembali daripada kertas tissue dan kertas
pembersih sekali pakai lainnya.
         Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan
alat makan yang bukan sekali pakai.
         Gunakan wadah yang dapat digunakan
kembali untuk menyimpan makanan, bukannya
aluminium foil dan bahan plastik lainnya.
Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman
barang.
         Gunakan kembali koran lama untuk
membungkus dan ‘mengepak’ barang.
Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada
menggunakan tas kertas dan kantong plastik.
Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau
menggunakannya kembali ketika ke binatu.
Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi
daripada menggunakan cat semprot yang
mengeluarkan emisi berbahaya.
Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan,
sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan daripada
sering membeli baru.
Hanya membeli perangkat mebel. yang benar-benar digunakan.
Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan.
Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan.
Beli produk produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari transportasi.
Beli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih murah dan lebih terjamin
kesegarannya.
Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
Hindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup.
Dengan kata lain jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih murah dan hemat
kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh banyak kemasan. Contoh pembelian sabun
cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada ukuran sachet kecil.
Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah styrofoam karena tidak
dapat didaur ulang.
Hindari atau kurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan
minuman yang terbuat dari plastik.
Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah terbesar di dunia, selain itu
juga kurang baik terhadap kesehatan.
Minimalkan penggunaan pestisida.
Hindari penggunaan ‘racun tikus’ dari bahan kimia, jika ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi
gunakan jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin misalnya.
Berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang akan mengganggu lapisan
Ozon Bumi.
Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah.
Jangan membeli produk yang dibuat dari hewan langka.
Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah vegetarian.
Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
             Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan.
Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium serta
                               bahan anorganik lainnya.
Bagi Anda yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang
                    menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya, jika
   memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa
    dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah
kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan
misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan
 merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal mulanya dibuat dari minyak
    bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu 200 tahun ! Oleh
   karenanya, jangan buang sampah an organik secara sembarangan, karena bisa
                                mencemari lingkungan.
  Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman
 dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.
Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan kepada
orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah anorganik
                                          ini.
 Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah
   tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau
                        menerima dan memanfaatkannya lagi.
  Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa
 makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah.
               Kompos sisa sayuran, kulit buah dsb. dari dapur Anda.
 Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk
                                       tanaman.
      Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke sebuah tempat pendaur
                                    ulang sampah.
Ayo mulai tanam pohon di halaman rumah
(Go Green). Pohon-pohon yang kita tanam di
halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah
pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di
udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan
kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon
dan terus tambah koleksi tanaman di halaman
rumah. Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik
hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah.
Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya,
akan memberikan manfaat yang sangat signifikan
untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya
pemanasan global pun dapat diredam.
Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan
tanaman, atau pupuk kompos yang bisa kita buat
sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
Beritahu kepada sebanyak mungkin
orang sebagai warga Bumi, akan bahaya
Pemanasan Global.
Ajarkan anak dan cucu untuk
menghormati serta turut menjaga alam
dan lingkungan.
Luangkan waktu Anda untuk memberi
informasi atau terlibat dalam kegiatan
sosial untuk membantu menyayangi
Bumi.
Berikan sumbangan uang, tenaga dan
pikiran serta barang-barang yang dapat
didaur ulang pada yayasan atau
organisasi sosial yang menangani
proyek-proyek konservasi alam
lingkungan.
Cari lokasi rumah tempat tinggal yang dekat dengan kantor
              tempat bekerja atau tempat anak-anak sekolah.
       Biasakan berjalan atau bersepeda, yang tentunya lebih
  menyehatkan dan ramah lingkungan, misalnya untuk tujuan
   dekat seperti berbelanja ke supermarket di sekitar rumah.
    Untuk jarak yang lebih jauh, jika memungkinkan gunakan
      angkutan umum massal, seperti busway dan kereta api.
     Naik kendaraan pribadi bersama-sama secara bergantian
  misalnya dengan teman atau saudara yang kebetulan searah
                                              atau setujuan.

Jika harus naik kendaraan bermotor pribadi, untuk bepergian :
   Gunakan mobil yang sesuai dengan kebutuhan keluarga atau
                                                   lebih besar.
   Gunakan energi hijau terbarukan seperti biofuel, antara lain
    biodiesel dan bioetanol (nama dagang Pertamina : biosolar,
                                biopremium dan biopertamax).
        Matikan mesin motor/mobil saat pengisian bahan bakar.
      Jangan mengemudi di atas ambang batas kecepatan yang
                                                   dianjurkan.
       Jangan membawa barang-barang yang tidak perlu dalam
                                                 bagasi mobil.
      Periksakan mobil secara teratur untuk memastikan dalam
                                                  kondisi baik.
 Periksa tekanan angin pada ban mobil secara teratur berkala.
       Periksa minyak/oli mesin, rem, kopling, gardan dsb. Cek
   kemungkinan kebocoran atau kerusakan lainnya, dan jangan
             lupa mendaur ulang minyak/oli motor/mobil anda.
Pengukuran dari jumlah hutan, lubang ozon dan jumlah glacier yang mencair
     adalah bukti konkrit bahwa bumi kita semakin hari semakin panas. Suhu bumi
   selama beberapa dasawarsa di abad ke-20 ini lebih tinggi ketimbang 400 tahun
       lalu. Menurut riset, suhu bumi selama 25 tahun terakhir ini lebih panas dari
  periode 900 Masehi. Juga menurut sebuah riset, periode dasawarsa 199x adalah
                  dasawarsa terpanas dengan tahun 1998 sebagai “pemenangnya”.
            Penyebabnya? Sebagian besar merupakan akibat dari aktivitas manusia.
      Rekonstruksi suhu bumi pada masa sebelum Revolusi Industri yang jauh lebih
       dingin dibandingkan sesudah Revolusi Industri sudah memberikan bukti yang
                        konkrit akan aktivitas manusia yang menaikkan suhu bumi.
    Ilmuwan sendiri tidak memiliki mesin waktu yang dapat mengakses ke ratusan
    tahun lalu. Lalu dengan apa mereka mengukur suhu bumi pada saat itu? Untuk
     mengukur suhu permukaan bumi bisa dilakukan dengan melakukan penelitian
pada batu, sedimen laut dan danau, inti es, gua dan gambaran glacier pada masa
                                                                           lampau.
      Menurut riset, 400 tahun belakangan ini grafiknya seperti roller-coaster. Dari
    tahun 1500 – 1850, bumi disebut sebagai “jaman es kecil” yang suhunya cukup
    dingin. Sejak tahun 1850, suhu bumi meningkat drastis, yang secara kebetulan
                                     bersamaan dengan mulainya Revolusi Industri.
   Dari abad lalu, suhu bumi meningkat 1 derajat Fahrenheit. Para ilmuwan yakin
 angka ini terus meningkat. Es memantulkan sinar matahari, dan dengan semakin
          sedikitnya glacier, semakin banyak panas yang diserap bumi. Keadaan ini
diperparah efek rumah kaca yang ditimbulkan dari pembakaran sisa fosil (minyak
              bumi), yang membuat sinar matahari makin “terperangkap” di bumi.
       Memang terdengar tidak terlalu signifikan dengan kenaikan suhu bumi pada
  angka 1 derajat Fahrenheit. Tapi coba bayangkan 100 tahun kemudian. Menurut
   ahli, mungkin ada 3 sampai 5 derajat peningkatan suhu bumi selama 100 tahun
    ke depan. Dan ini akan menyebabkan peningkatan permukaan air laut sebesar
setengah meter dan menenggelamkan beberapa pulau, bahkan beberapa negara.
  Pemanasan global / Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur
      rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Temperatur rata-rata global pada
         permukaan Bumi telah meningkat 0.18 °C selama seratus tahun terakhir.

More Related Content

What's hot (20)

Pemanasan Global
Pemanasan GlobalPemanasan Global
Pemanasan Global
 
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
 
FISIKA Pemanasan global
FISIKA Pemanasan global FISIKA Pemanasan global
FISIKA Pemanasan global
 
Global warming 1
Global warming 1Global warming 1
Global warming 1
 
GLOBAL WARMING
GLOBAL WARMINGGLOBAL WARMING
GLOBAL WARMING
 
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
 
Geografi Global Warming
Geografi Global WarmingGeografi Global Warming
Geografi Global Warming
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Tugas
Tugas Tugas
Tugas
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Geografi presentasi (Global warming)
Geografi presentasi (Global warming)Geografi presentasi (Global warming)
Geografi presentasi (Global warming)
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Makalah pemanasan global xii ipa 2
Makalah pemanasan global xii ipa 2Makalah pemanasan global xii ipa 2
Makalah pemanasan global xii ipa 2
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Ppt global warming
Ppt global warmingPpt global warming
Ppt global warming
 
Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Bumi Semakin Panas
Bumi Semakin PanasBumi Semakin Panas
Bumi Semakin Panas
 
Pemanasan global georafi
Pemanasan global   georafiPemanasan global   georafi
Pemanasan global georafi
 
Contoh PP Pemanasan Global
Contoh PP Pemanasan GlobalContoh PP Pemanasan Global
Contoh PP Pemanasan Global
 

Similar to Global Warming dan Penyebab Utama Pemanasan Global

Similar to Global Warming dan Penyebab Utama Pemanasan Global (20)

Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Tugas plh global warrming
Tugas plh global warrmingTugas plh global warrming
Tugas plh global warrming
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
global warming
 global warming global warming
global warming
 
global warming
 global warming global warming
global warming
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Artikel global warming
Artikel global warmingArtikel global warming
Artikel global warming
 
Pemanasan global
Pemanasan globalPemanasan global
Pemanasan global
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Global Warming
Global WarmingGlobal Warming
Global Warming
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah pemanasan global
Makalah pemanasan globalMakalah pemanasan global
Makalah pemanasan global
 
Makalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan globalMakalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan global
 
Makalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan globalMakalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan global
 
Makalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan globalMakalah cara mencegah pemanasan global
Makalah cara mencegah pemanasan global
 
Global Warming
Global WarmingGlobal Warming
Global Warming
 
Global warming
Global warmingGlobal warming
Global warming
 
Makalah pemanasan global STIP WUNA
Makalah pemanasan global STIP WUNA Makalah pemanasan global STIP WUNA
Makalah pemanasan global STIP WUNA
 
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baenaMakalah cara mencegah pemanasan global wa baena
Makalah cara mencegah pemanasan global wa baena
 

Global Warming dan Penyebab Utama Pemanasan Global

  • 1.
  • 2. “Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang- orang di sekitar Anda ataupun dari diri Anda sendiri? Anda tidak salah, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global). Apakah pemanasan global itu? Secara singkat pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi bisa meningkat?
  • 3. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.
  • 4. Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata- rata -32o Celcius. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
  • 5. Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon. Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global. Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini. Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.
  • 6. Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau Pemanasan Global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin. Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis. Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas. Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia. Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka.
  • 7. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi peristiwa Pemanasan Global, diantaranya seperti hal-hal berikut ini:  Hemat Pemakaian Listrik  Hemat Pemakaian Air  Manfaatkan Sumber Energi dari Alam  Hijaukan Lingkungan ( Go Green )  Informasikan Bahaya Pemanasan Global,  Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor
  • 8.
  • 9.
  • 10. Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air. Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian Anda. Gunakan pencahayaan dari sinar matahari secara optimal, bukannya mengandalkan lampu listrik. Buka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan menyegarkan ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk udara buatan yang boros listrik seperti AC. Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa bersihkan AC secara teratur, akan menghemat listrik. Jangan lupa setel „timer‟ pada AC agar berhenti pada saat sebelum fajar. Exhaust fan juga bisa digunakan untuk membantu pertukaran udara segar di dalam ruang, jika sirkulasi angin belum maksimal. Jika ingin, membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan sirkulasi udara angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal. Pada Negara yang sudah sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark dan juga Jepang, pemakaian listrik sudah mulai memanfaatkan tenaga kincir angin dan panel surya, mudah-mudahan di Indonesia bisa segera diterapkan juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang belum bisa menjangkau seluruh peloksok daerah terutama daerah terpencil. Sumber energi alam lain yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga air (mikrohidro) dan panas bumi (geothermal). Kesemuanya ini merupakan sumber energi alam yang ramah lingkungan. Gunakan juga kaca berwarna hijau untuk mengurangi panas di rumah Anda.
  • 11. Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic dan Styrofoam. Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya. Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari. Gunakan kembali kertas HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik. Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya. Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai. Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya. Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang. Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’ barang. Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan kantong plastik. Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya kembali ketika ke binatu. Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
  • 12. Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara. Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan daripada sering membeli baru. Hanya membeli perangkat mebel. yang benar-benar digunakan. Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan. Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan. Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan. Beli produk produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari transportasi. Beli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih murah dan lebih terjamin kesegarannya. Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang. Hindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup. Dengan kata lain jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih murah dan hemat kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh banyak kemasan. Contoh pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada ukuran sachet kecil. Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. Hindari atau kurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik. Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan. Minimalkan penggunaan pestisida. Hindari penggunaan ‘racun tikus’ dari bahan kimia, jika ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi gunakan jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin misalnya. Berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang akan mengganggu lapisan Ozon Bumi. Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah. Jangan membeli produk yang dibuat dari hewan langka. Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah vegetarian.
  • 13. Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan. Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium serta bahan anorganik lainnya. Bagi Anda yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah. Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya, jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu 200 tahun ! Oleh karenanya, jangan buang sampah an organik secara sembarangan, karena bisa mencemari lingkungan. Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah. Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan kepada orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah anorganik ini. Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau menerima dan memanfaatkannya lagi. Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah. Kompos sisa sayuran, kulit buah dsb. dari dapur Anda. Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke sebuah tempat pendaur ulang sampah.
  • 14. Ayo mulai tanam pohon di halaman rumah (Go Green). Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di halaman rumah. Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam. Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
  • 15. Beritahu kepada sebanyak mungkin orang sebagai warga Bumi, akan bahaya Pemanasan Global. Ajarkan anak dan cucu untuk menghormati serta turut menjaga alam dan lingkungan. Luangkan waktu Anda untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan sosial untuk membantu menyayangi Bumi. Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta barang-barang yang dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang menangani proyek-proyek konservasi alam lingkungan.
  • 16. Cari lokasi rumah tempat tinggal yang dekat dengan kantor tempat bekerja atau tempat anak-anak sekolah. Biasakan berjalan atau bersepeda, yang tentunya lebih menyehatkan dan ramah lingkungan, misalnya untuk tujuan dekat seperti berbelanja ke supermarket di sekitar rumah. Untuk jarak yang lebih jauh, jika memungkinkan gunakan angkutan umum massal, seperti busway dan kereta api. Naik kendaraan pribadi bersama-sama secara bergantian misalnya dengan teman atau saudara yang kebetulan searah atau setujuan. Jika harus naik kendaraan bermotor pribadi, untuk bepergian : Gunakan mobil yang sesuai dengan kebutuhan keluarga atau lebih besar. Gunakan energi hijau terbarukan seperti biofuel, antara lain biodiesel dan bioetanol (nama dagang Pertamina : biosolar, biopremium dan biopertamax). Matikan mesin motor/mobil saat pengisian bahan bakar. Jangan mengemudi di atas ambang batas kecepatan yang dianjurkan. Jangan membawa barang-barang yang tidak perlu dalam bagasi mobil. Periksakan mobil secara teratur untuk memastikan dalam kondisi baik. Periksa tekanan angin pada ban mobil secara teratur berkala. Periksa minyak/oli mesin, rem, kopling, gardan dsb. Cek kemungkinan kebocoran atau kerusakan lainnya, dan jangan lupa mendaur ulang minyak/oli motor/mobil anda.
  • 17.
  • 18. Pengukuran dari jumlah hutan, lubang ozon dan jumlah glacier yang mencair adalah bukti konkrit bahwa bumi kita semakin hari semakin panas. Suhu bumi selama beberapa dasawarsa di abad ke-20 ini lebih tinggi ketimbang 400 tahun lalu. Menurut riset, suhu bumi selama 25 tahun terakhir ini lebih panas dari periode 900 Masehi. Juga menurut sebuah riset, periode dasawarsa 199x adalah dasawarsa terpanas dengan tahun 1998 sebagai “pemenangnya”. Penyebabnya? Sebagian besar merupakan akibat dari aktivitas manusia. Rekonstruksi suhu bumi pada masa sebelum Revolusi Industri yang jauh lebih dingin dibandingkan sesudah Revolusi Industri sudah memberikan bukti yang konkrit akan aktivitas manusia yang menaikkan suhu bumi. Ilmuwan sendiri tidak memiliki mesin waktu yang dapat mengakses ke ratusan tahun lalu. Lalu dengan apa mereka mengukur suhu bumi pada saat itu? Untuk mengukur suhu permukaan bumi bisa dilakukan dengan melakukan penelitian pada batu, sedimen laut dan danau, inti es, gua dan gambaran glacier pada masa lampau. Menurut riset, 400 tahun belakangan ini grafiknya seperti roller-coaster. Dari tahun 1500 – 1850, bumi disebut sebagai “jaman es kecil” yang suhunya cukup dingin. Sejak tahun 1850, suhu bumi meningkat drastis, yang secara kebetulan bersamaan dengan mulainya Revolusi Industri. Dari abad lalu, suhu bumi meningkat 1 derajat Fahrenheit. Para ilmuwan yakin angka ini terus meningkat. Es memantulkan sinar matahari, dan dengan semakin sedikitnya glacier, semakin banyak panas yang diserap bumi. Keadaan ini diperparah efek rumah kaca yang ditimbulkan dari pembakaran sisa fosil (minyak bumi), yang membuat sinar matahari makin “terperangkap” di bumi. Memang terdengar tidak terlalu signifikan dengan kenaikan suhu bumi pada angka 1 derajat Fahrenheit. Tapi coba bayangkan 100 tahun kemudian. Menurut ahli, mungkin ada 3 sampai 5 derajat peningkatan suhu bumi selama 100 tahun ke depan. Dan ini akan menyebabkan peningkatan permukaan air laut sebesar setengah meter dan menenggelamkan beberapa pulau, bahkan beberapa negara. Pemanasan global / Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.18 °C selama seratus tahun terakhir.