Suku Dayak Iban tinggal di rumah panjang tradisional dan masih memelihara adat istiadat turun-temurun, seperti kaum laki-laki yang suka merantau dan diberi tato, sedangkan perempuan menenun sebagai warisan budaya. Masyarakatnya menggunakan bahasa daerah Iban dan Indonesia dalam kesehariannya.
2. DAYAK IBAN
• Merupakan sebuah suku yang menetap di Kalimantan Barat dan
sebagian di daerah Serawak, karena terjadinya masa perang.
• Suku ini masih kental dengan adat istiadat dan tradisi.
3. DAYAK IBAN
• Masyarakat Dayak Iban ini tinggal di rumah betang atau dikenal dengan
rumah panjang.
• Dalam rumah ini biasanya kaum perempuan masyarakat Dayak Iban
melakukan kegiatan sehari-hari mereka.
4. DAYAK IBAN
• Dalam masyarakat Dayak Iban mereka memiliki kebiasaan unik.
• Bagi kaum laki-laki, mereka biasanya suka merantau, setiap laki-laki
yang sudah merantau akan mendapatkan tato di punggungnya.
5. DAYAK IBAN
• Bagi kaum perempuan biasanya mereka menenun, dan menganyam,
yang merupakan sebuah tradisi turun temurun.
• Untuk setiap motif dari hasil kerajinan tangan biasanya mengandung
sebuah cerita sejarah atau mistis, ada beberapa motif yang harus
dengan ritual adat dan ada pantangannya, karena motif ini biasanya
berasal dari mimpi.
6. • Untuk produk sendiri sebagian besar merupakan olahan dari
masyarakat dayak iban seperti tikar bemban, dompet, kain tenun,
gelang simpai (resam atau rotan), ladung, akan tetapi mereka juga
bekerja sama dengan craft kalimantan.
• Produk yang diberikan pada craft kalimantan ini berupa lembaran yang
kemudian diolah kembali oleh craft kalimantan.
DAYAK IBAN
7. DAYAK IBAN
• Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Dayak Iban sehari-harinya ada
2 yaitu bahasa indonesia dan bahasa iban.
• Beberapa contoh bahasa iban.
Indu
Inai
Rentang
Jeman
Perempuan
Ibu
Adil
jaman
8. DAYAK IBAN
Perancangan logo menggunakan bahsa daerah masyarakat Dayak Iban
(bahasa Iban) yaitu
Indu
Perempuan
Iban
Dayak Iban
“Induiban”