Pedoman dasar karang taruna ini merupakan materi yang akan disampaikan pada pelatihan karang taruna Perkab (persatuan karang taruna Blagung) pada tanggal 5 Maret 2016 yang berlokasi di Balai Desa Blagung. Pedoman dasar karang taruna memberikan acuan dan gambaran untuk memebentuk, melaksankan, dan membina karang taruna tingkat desa
Pedoman dasar karang taruna ini merupakan materi yang akan disampaikan pada pelatihan karang taruna Perkab (persatuan karang taruna Blagung) pada tanggal 5 Maret 2016 yang berlokasi di Balai Desa Blagung. Pedoman dasar karang taruna memberikan acuan dan gambaran untuk memebentuk, melaksankan, dan membina karang taruna tingkat desa
Hanya ingin berbagi ilmu/pengetahuan tentang kepramukaan dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi Pembina Penegak di masing-masing Gugus Depan dan Ambalan :
Jangan lupa tinggalkan jejak (Like/Comment)
Semoga Bermanfaat :)
Salam Pramuka!!!
Hanya ingin berbagi ilmu/pengetahuan tentang kepramukaan dari berbagai sumber, semoga bermanfaat bagi Pembina Penegak di masing-masing Gugus Depan dan Ambalan :
Jangan lupa tinggalkan jejak (Like/Comment)
Semoga Bermanfaat :)
Salam Pramuka!!!
Masih banyak anggota masyarkat yang tidak tahu tata cara mendirikan karang taruna, merasa bingung dan tidak tahu harus memulainya. Melalui pelatihan karang taruna di Desa Blagung pada 5 Maret 2017, karang taruna Perkab telah memiki materi cara mendirikan karang taruna yang dapat dijadikan rujukan untuk mendirikan kartar tingkat dukuh maupun desa
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. UU NO. 12 TAHUN 2010
TENTANG GERAKAN PRAMUKA
UU ini menjadi dasar atau acuan bagi semua komponen bangsa
untuk secara mandiri terlibat dalam Gerakan Pramuka dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika
3. REVITALISASI GERAKAN
PRAMUKA
• pembangunan kepribadian bangsa yang merupakan
inti dari pendidikan Kepramukaan/Gerakan pramuka
• untuk pembentukan kepribadian dan kecakapan hidup
setiap warga negara untuk mencapai potensi diri,
secara fisik, intelektual, sosial, dan spiritual.
• mengembangkan potensi diri, meningkatkan
kecerdasan, akhlak mulia, dan kepribadian setiap
warga negara khususnya generasi muda
• memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global
5. FUNGSI:
Wadah untuk mencapai tujuan gerakan
pramuka melalui pendidikan dan pelatihan
pramuka, pengembangan pramuka,
pengabdian masyarakat dan orang tua, dan
permainan yang berorientasi pada pendidikan.
ASAS:
PANCASILA
6. TUJUAN GERAKAN PRAMUKA
membentuk setiap pramuka agar memiliki
kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa
patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam
menjaga dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila,
serta melestarikan lingkungan hidup.
7. PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN:
KEGIATAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN:
Dilaksanakan dengan berlandaskan pada kode
kehormatan pramuka
untuk meningkatkan kemampuan spiritual dan
intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang
dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan
progresif, yang disesuaikan dengan kemampuan fisik
dan mental pramuka
Penilaian hasil pendidikan kepramukaan
didasarkan pada pencapaian persyaratan kecakapan
umum dan kecakapan khusus serta pencapaian nilai-
nilai kepramukaan
Pencapaian hasil pendidikan kepramukaan
dinyatakan dalam sertifikat dan/atau TKU & TKK
Inti kurikulum pendidikan kepramukaan adalah
nilai kepramukaan
Kegiatan pendidikan kepramukaan menggunakan
sistem among
Dilaksanakan dengan
berdasarkan nilai dan
kecakapan dalam rangka
membentuk kepribadian
dan kecakapan hidup
pramuka
9. Tunggal di atas plural di bawah berarti bahwa secara nasional
(kwartir) hanya ada satu organisasi gerakan pramuka,
sedangkan di tingkat gugus depan (berbasis sekolah dan
berbasis komunitas) mengakomodasi semua aspirasi, baik
meliputi kewilayahan, agama, profesi maupun kesamaan hobi.
BENTUK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
11. TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH
TUGAS:
a.Menjamin kebebasan berpendapat
dan berkarya dalam kepramukaan
b.Membimbing, mendukung, dan
memfasilitasi penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan secara
berkelanjutan dan
berkesinambungan
c.Membantu ketersediaan tenaga,
dana, dan fasilitas yang diperlukan
untuk pendidikan kepramukaan
WEWENANG:
a.Melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
Pengawasan tersebut dilaksanakan
oleh menteri dan gubernur, serta
bupati/walikota
12. HAK DAN KEWAJIBAN
KEWAJIBAN:
Peserta Didik:
a.Melaksanakan kode kehormatan pramuka
b.Menjunjung tinggi harkat dan martabat
pramuka
c.Mematuhi semua persyaratan dan ketentuan
pendidikan kepramukaan
Orang Tua:
a.Membimbing, mendukung, dan membantu
anak dalam mengikuti pendidikan kepramukaan
b.Membimbing, mendukung, dan membantu
satuan pendidikan kepramukaan sesuai dengan
kemampuan
HAK:
Peserta Didik:
a.Mengikuti pendidikan kepramukaan
b.Menggunakan atribut pramuka
c.Mendapatkan sertifikat dan/atau tanda
kecakapan kepramukaan
d.Mendapatkan perlindungan selama
mengikuti kegiatan kepramukaan
Orang Tua:
Mengawasi penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan dan memperoleh informasi
tentang perkembangan anaknya
Masyarakat:
Berperan serta dan memberikan
dukungan sumber daya dalam kegiatan
pendidikan kepramukaan
13. SUMBER KEUANGAN:
• PENGELOLAAN KEUANGAN
DILAKSANAKAN :
a. iuran anggota sesuai dengan
kemampuan;
b. sumbangan masyarakat
yang tidak mengikat (dapat
berupa uang, barang/jasa)
c. sumber lain yang tidak
bertentangan dengan
peraturan perundang-
undangan.
d. Dukungan dana yang dapat
diberikan oleh
pemerintah/pemda dari
APBN/APBD
14. LARANGAN & SANKSI
Larangan:
Satuan organisasi
gerakan pramuka
dilarang:
menerima bantuan
dari pihak asing
tanpa persetujuan
Pemerintah; atau
memberi bantuan
kepada pihak asing
yang merugikan
kepentingan bangsa
dan negara.
Sanksi:
Organisasi yang melanggar
larangan tersebut dapat
dibekukan oleh
pemerintah/pemda
Organisasi yang telah dibekukan
dapat dibubarkan berdasarkan
putusan pengadilan
15. Pengakuan terhadap keberadaan organisasi gerakan pramuka dan organisasi lain sebelum undang-
undang ini diundangkan.
Tugas, fungsi, dan tanggung jawab dari satuan atau badan organisasi yang bersangkutan tetap
dijalankan.
Aset organisasi yang bersangkutan tetap menjadi aset miliknya.
Penyesuaian AD dan ART organisasi yang bersangkutan wajib dilakukan dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun
KETENTUAN PERALIHAN
16. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan gerakan
pramuka yang bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang
ini dinyatakan tidak berlaku.
Undang-Undang ini mulai berlaku sejak diundangkan.
KETENTUAN PENUTUP