SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1




             UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1990
      TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
                 TAHUN ANGGARAN 1990/19911  1

                 NOMOR: 1 TAHUN 1990 (1/1990)
               TANGGAL: 14 MARET 1990 (JAKARTA)

                  DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
                      PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/ 1991
   perlu ditetapkan dengan Undang-undang ;
b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991
   sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kedua dalam rangka
   pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun V, tetap disusun dengan
   mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkan di dalam Pola Umum
   Pembangunan Lima Tahun V yang tercantum dalam Ketetapan Majelis
   Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/ 1988 tentang Garis-garis Besar Haluan
   Negara;
c. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991
   pada dasarnya merupakan rencana kerja tahunan Pemerintah dalam rangka
   pelaksanaan tahun kedua Rencana Pembangunan Lima Tahun V dan
   dimaksudkan pula untuk memelihara dan meneruskan hasil-hasil yang telah
   dicapai dalam pelaksanaan pembangunan sejak Pembangunan Lima Tahun I
   sampai dengan tahun pertama Pembangunan Lima Tahun V, serta untuk
   meletakkan landasan bagi usaha-usaha pembangunan selanjutnya;
d. bahwa untuk lebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan, maka dalam.
   Undang-undang ini dipandang perlu diatur sisa-anggaran-lebih dan sisa kredit
   anggaran proyek-proyek pada anggaran pembangunan Tahun Anggaran
   1990/1991;

Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar
   1945;
2. Indische Comptabiliteitswet (Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448) sebagaimana
   telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun
   1968 (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 53);

Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG -UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN
ANGGARAN 1990/1991.


1
    SUMBER : http://kambing.vlsm.org/bebas/v01/RI/uu/1990/index.html
2




                                  Pasal 1
1. Pendapatan Negara Tahun Anggaran 1990/1991 diperoleh dari :
          a. Sumber-sumber-Anggaran Rutin;
          b. Sumber-sumber Anggaran Pembangunan.
2. Pendapatan Rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diperkirakan
   berjumlah Rp 31.583.600.000.000,00
3. Pendapatan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
   diperkirakan berjumlah Rp 11.289.500.000.000,00
4. Jumlah seluruh pendapatan Negara Tahun Anggaran 1990/1991 diperkirakan
   berjumlah Rp 42.873.100.000.000,00
5. Perincian pendapatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
   berturut-turut dimuat dalam Lampiran I dan Lampiran 11.

                                    Pasal 2
1.   Anggaran Belanja Tahun Anggaran 1990/1991 terdiri atas:
            a. Anggaran Belanja Rutin;
            b. Anggaran Belanja Pembangunan.
2.   Anggaran Belanja Rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
     diperkirakan belumlah Rp 26.648.100.000.000,00
3.   Anggaran Belanja Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
     diperkirakan berjumlah Rp. 16.225.000.000.000,00
4.   Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991
     diperkirakan berjumlah Rp 42.873. 100.000.000,00
5.   Perincian Anggaran Belanja Rutin dan Anggaran Belanja Pembangunan
     sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) berturut-turut dimuat dalam
     Lampiran III dan Lampiran IV.
6.   Perincian dalam Lampiran III sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memuat
     sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai pada kegiatan
     ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
7.   Perincian dalam Lampiran IV sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memuat
     sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai pada proyek-
     proyek ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

                                 Pasal 3
1. Pada pertengahan Tahun Anggaran 1990/1991 dibuat laporan realisasi
   mengenai :
         a. Anggaran Pendapatan Rutin,
         b. Anggaran Pendapatan Pembangunan;
         c. Anggaran Belanja Rutin;
         d. Anggaran Belanja Pembangunan.
2. Pada pertengahan Tahun Anggaran 1990/1991 dibuat laporan realisasi
   mengenai .
         a. Kebijaksanaan Moneter dan Perkreditan;
         b. Perkembangan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri.
3. Dalam laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) disusun
   prognosa untuk 6 (enam) bulan berikutnya.
3




4. Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dibahas bersama
   oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
5. Penyesuaian anggaran dengan perkembangan/perubahan keadaan dibahas
   bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat
                                   Pasal 4
1. Kredit anggaran proyek-proyek pada Anggaran Belanja Pembangunan Tahun
   Anggaran 1990/1991 yang pada akhir Tahun Anggaran menunjukkan sisa yang
   masih diperlukan untuk penyelesaian proyek, dengan Peraturan Pemerintah
   dipindahkan kepada Tahun Anggaran 1991/1992 menjadi kredit anggaran
   Tahun Anggaran 1991/1992.
2. Sisa-anggaran-lebih Tahun Anggaran 1990/1991 dipergunakan untuk
   membiayai anggaran belanja tahun-tahun anggaran berikutnya.
3. Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menyatakan pula,
   bahwa sisa kredit anggaran yang dipindahkan itu dikurangkan dari kredit
   anggaran Tahun Anggaran 1990/1991.
4. Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan
   kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pemeriksa Keuangan selambat-
   lambatnya pada akhir triwulan I Tahun Anggaran 1991/1992.
                                   Pasal 5
Sebelum Tahun Anggaran 1990/1991 berakhir, Pemerintah mengajukan Rancangan
Undang-undang tentang Tambahan dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 berdasarkan tambahan dan perubahan
sebagai hasil penyesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) untuk
mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
                                   Pasal 6
1. Setelah Tahun Anggaran 1990/1991 berakhir dibuat perhitungan anggaran
   mengenai pelaksanaan anggaran yang bersangkutan.
2. Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah
   diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan disampaikan oleh Pemerintah
   kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah
   Tahun Anggaran yang bersangkutan berakhir.

                                  Pasal 7
Ketentuan-ketentuan dalam Indische Comptabiliteitswet (Undang-undang
Perbendaharaan) yang bertentangan dengan bentuk, susunan, dan isi Undang-
undang ini dinyatakan tidak berlaku.
                                  Pasal 8
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 1990. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1990
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MOERDIONO
4




                 PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1990
 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
            TAHUN ANGGARAN 1990/1991

UMUM
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kedua dalam pelaksanaan
Rencana Pembangunan Lima Tahun V, berdasarkan kepada Pola Umum
Pembangunan Lima Tahun V yang tercantum dalam Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara. Prioritas diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik
berat pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan
meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya, serta sektor industri khususnya
industri yang menghasilkan untuk ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga
kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri, dalam rangka mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang
antara industri dan pertanian baik dari segi nilai tambah maupun dari segi
penyerapan tenaga kerja yang akan terus dikembangkan dalam Pembangunan lima
Tahun Pembangunan Lima Tahun selanjutnya.

Sejalan dengan hal itu, maka pembangunan bidang politik, sosial budaya,
pertahanan keamanan, dan lain-lain, makin ditingkatkan secara serasi, sepadan,
dan agar saling menunjang dengan pembangunan bidang ekonomi, sehingga lebih
menjamin ketahanan nasional. Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara,
khususnya Pola Umum Pembangunan Lima Tahun V, pelaksanaan kebijaksanaan
pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi
Pembangunan tersebut saling mengait dan perlu dikembangkan secara selaras,
terpadu, dan saling memperkuat.

Melalui rencana Pembangunan Lima Tahun V, bangsa Indonesia bertekad untuk
mencapai sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Oleh
karenanya, tahun kedua Rencana Pembangunan Lima Tahun V inipun tidak terlepas
dari upaya untuk mewujudkan sasaran utama tersebut, yaitu menciptakan landasan
yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan
sendiri menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Melalui
kegiatan tahunan, sasaran tersebut diharapkan terwujud setelah akhir tahun kelima
Rencana Pembangunan Lima Tahun V. Dengan demikian, dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun berikutnya, bangsa Indonesia telah dapat memasuki
proses tinggal landas untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri guna
mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Dalam rangka mempertahankan kebijaksanaan anggaran berimbang dan dinamis
yang sudah menunjukkan hasil yang baik selama ini, masih perlu diadakan
beberapa langkah penyesuaian yang bersifat realistis. Untuk meningkatkan
penerimaan negara dari berbagai sumber, terutama di luar minyak bumi dan gas
5




alam, maka upaya penyempurnaan pelaksanaan dan sistem perpajakan terus
ditingkatkan, serta dilengkapi dengan berbagai peraturan pelaksanaan dan usaha
pemungutan yang lebih intensif. Di bidang pengeluaran negara, usaha
penghematan, peningkatan efisiensi dan produktivitas, penajaman prioritas
pembangunan serta pembangunan wilayah Indonesia Bagian Timur akan lebih
mendapat perhatian. Kebijaksanaan pengeluaran negara tetap ditujukan untuk
menyelesaikan proyek-proyek prioritas, serta diarahkan pula bagi upaya
pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Selanjutnya guna tetap memberikan
pelayanan kepada masyarakat luas dengan jumlah dan mutu yang memadai,
diperlukan pula pengeluaran yang semakin meningkat untuk tugas umum
Pemerintah, terutama dalam rangka meningkatkan dayaguna aparatur negara
sesuai dengan tuntutan perkembangan pembangunan.

Selanjutnya sebagai upaya untuk terus menggerakkan dan makin meratakan
pembangunan daerah dalam rangka mengurangi kesenjangan pertumbuhan
pembangunan antar daerah, maka bantuan kepada desa, daerah tingkat II, dan
daerah tingkat I, serta bantuan pembangunan lainnya, seperti pengembangan
sarana pendidikan, pengembangan sarana kesehatan, prasarana jalan, dan
penghutanan kembali tanah-tanah kritis, akan terus mendapatkan perhatian.

Di samping itu pembangunan di bidang perhubungan serta di bidang lainnya akan
tetap dilaksanakan sehingga keserasian dan keselarasan pertumbuhan ekonomi
nasional dan daerah akan terwujud, terutama dalam rangka menciptakan lapangan
kerja yang lebih luas guna mengatasi tekanan pengangguran.

Agar supaya anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal sesuai
dengan kebijaksanaan yang tetapi ditetapkan. maka pergeseran antar program dan
antar kegiatan dalam anggaran belanja rutin, serta antar program dan antar proyek
dalam anggaran belanja pembangunan, dilakukan dengan persetujuan Presiden,
sedangkan pergeseran antar sektor dan antar sub sektor baik dalam anggaran
belanja rutin maupun dalam anggaran belanja pembangunan, dilakukan dengan
Undang-undang.

Dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran
proyek-proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada anggaran
pembangunan Tahun Anggaran 1990/1991 dipindahkan kepada Tahun Anggaran
1991/1992 dan menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 1991/1992. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 1990/1991 disusun berdasarkan asumsi umum sebagai
berikut :
a. bahwa perekonomian Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan penerimaan
   negara, masih menghadapi tantangan terutama akibat belum mantapnya harga
   minyak di pasar internasional;
b. bahwa demi mempertahankan kesinambungan pembangunan, pengerahan
   sumber-sumber dana di luar sektor minyak bumi dan gas alam perlu terus
   ditingkatkan, sehingga peranan penerimaan dalam negeri di dalam
   pembiayaan pembangunan dapat terus ditingkatkan;
6




c. bahwa kestabilan moneter dan tersedianya barang-barang kebutuhan pokok
   sehari-hari yang cukup tersebar merata dengan harga yang stabil dan
   terjangkau oleh rakyat banyak, dapat terus dipertahankan.

PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1) sampai dengan Ayat (5) Cukup jelas.
Pasal 2 Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Masalah kebijaksanaan moneter dan perkreditan dan lalu lintas
pembayaran luar negeri sebagian besar berada di sektor bukan Pemerintah. Oleh
sebab itu penyusunan kebijaksanaan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti
seperti Anggaran Rutin dan Anggaran Pembangunan sukar untuk dilaksanakan,
sehingga untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa.
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 4
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Apabila pada akhir Tahun Anggaran1990/1991 terdapat sisa-anggaran-
lebih, maka sisa tersebut merupakan tambahan saldo kas negara, yang dapat
dipergunakan untuk membiayai anggaran belanja tahun- tahun anggaran
berikutnya.
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 5
Pasal ini menentukan bahwa jika diperlukan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tambahan dan Perubahan, maka pengajuannya kepada Dewan Perwakilan
Rakyat dilakukan sebelum Tahun Anggaran 1990/ 1991 berakhir.

Pasal 6
Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam bentuk dan susunan yang ditetapkan oleh
Pemerintah dengan persetujuan Badan Pemeriksa Keuangan.

Pasal 7 Cukup jelas
Pasal 8 Cukup jelas.

    LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1990

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Penataan Ruang
 
akuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikakuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikAmrul Rizal
 
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalD1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalNur Rina Martyas Ningrum
 
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2Hebron Dayax
 
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Penataan Ruang
 
Salinan perpres nomor 109 tahun 2020
Salinan perpres nomor 109 tahun 2020Salinan perpres nomor 109 tahun 2020
Salinan perpres nomor 109 tahun 2020ZulfiSuhendra
 
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021CIkumparan
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2rafasya
 
Analisis nota keuangan dan apbn
Analisis nota keuangan dan apbnAnalisis nota keuangan dan apbn
Analisis nota keuangan dan apbnZakiyul Mu'min
 
Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1
Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1
Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1rafasya
 
Analisis Nota Keuangan
Analisis Nota KeuanganAnalisis Nota Keuangan
Analisis Nota KeuanganFRANKLYN_SS
 
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Ar Tinambunan
 
Permendagri nomor 38 tahun 2018
Permendagri nomor 38 tahun 2018 Permendagri nomor 38 tahun 2018
Permendagri nomor 38 tahun 2018 pandianganedu
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumSuprijanto Rijadi
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Tatang Suwandi
 
keuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskalkeuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskalSrestha Anindyanari
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Anugrah Febryan
 

What's hot (20)

Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2005 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
 
akuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikakuntansi sektor publik
akuntansi sektor publik
 
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan FiskalD1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
D1 Pajak: Penyusunan APBN dan Kebijakan Fiskal
 
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
Lampiran permendagri nomor 37 tahun 2014 264 2
 
PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004
 
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan A...
 
Perpres nomor-36-tahun-2015
Perpres nomor-36-tahun-2015Perpres nomor-36-tahun-2015
Perpres nomor-36-tahun-2015
 
Salinan perpres nomor 109 tahun 2020
Salinan perpres nomor 109 tahun 2020Salinan perpres nomor 109 tahun 2020
Salinan perpres nomor 109 tahun 2020
 
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
Salinan perpres nomor 93 tahun 2021
 
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
Lampiran permendagri nomor 33 tahun 2017 389 2
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
Analisis nota keuangan dan apbn
Analisis nota keuangan dan apbnAnalisis nota keuangan dan apbn
Analisis nota keuangan dan apbn
 
Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1
Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1
Permendagri nomor 33 tahun 2017 389 1
 
Analisis Nota Keuangan
Analisis Nota KeuanganAnalisis Nota Keuangan
Analisis Nota Keuangan
 
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
Permendagri 25 2009 Utk Apbd 2010
 
Permendagri nomor 38 tahun 2018
Permendagri nomor 38 tahun 2018 Permendagri nomor 38 tahun 2018
Permendagri nomor 38 tahun 2018
 
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumPP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan Umum
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
keuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskalkeuangan publik dan kebijakan fiskal
keuangan publik dan kebijakan fiskal
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
 

Viewers also liked

Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)People Power
 
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang RugiLembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang RugiPeople Power
 
Riau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa IndonesiaRiau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa IndonesiaPeople Power
 
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand MiningLembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand MiningPeople Power
 

Viewers also liked (9)

Uu 07 1992
Uu 07 1992Uu 07 1992
Uu 07 1992
 
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
 
Uu 31 1997
Uu 31 1997Uu 31 1997
Uu 31 1997
 
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang RugiLembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
 
Uu 04 1971
Uu 04 1971Uu 04 1971
Uu 04 1971
 
Uu 03 2004
Uu 03 2004Uu 03 2004
Uu 03 2004
 
Uu 27 1999
Uu 27 1999Uu 27 1999
Uu 27 1999
 
Riau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa IndonesiaRiau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
 
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand MiningLembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
 

Similar to UU APBN 1990

Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Rkpd 2016 perwali
Rkpd 2016 perwaliRkpd 2016 perwali
Rkpd 2016 perwalifionarazqa
 
Uu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpnUu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpnavturangga
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Penataan Ruang
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahDyp The Magna
 
Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021 Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021 Pemdes Wonoyoso
 
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...Badan Kebijakan Fiskal
 
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...AdhityaSukma1
 
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 Pemdes Wonoyoso
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015Adi T Wibowo
 
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahPenataan Ruang
 
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintahPP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintahSutardjo ( Mang Ojo )
 
PERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdf
PERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdfPERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdf
PERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdfpramiocapello
 
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdfYandryAbun1
 

Similar to UU APBN 1990 (20)

Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
 
Rkpd 2016 perwali
Rkpd 2016 perwaliRkpd 2016 perwali
Rkpd 2016 perwali
 
File (2)
File (2)File (2)
File (2)
 
Uu 35 2000
Uu 35 2000Uu 35 2000
Uu 35 2000
 
Uu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpnUu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpn
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
UU Nomor 2 Tahun 2010
UU Nomor 2 Tahun 2010UU Nomor 2 Tahun 2010
UU Nomor 2 Tahun 2010
 
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I...
 
Uu 09 1968
Uu 09 1968Uu 09 1968
Uu 09 1968
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
 
Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021 Perpres Nomor 104 Tahun 2021
Perpres Nomor 104 Tahun 2021
 
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU...
 
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
Peraturan menteri-dalam-negeri-republik-indonesia-nomor-33-tahun-2019-79(pedo...
 
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2021
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
 
Uu no.17 2007
Uu no.17 2007Uu no.17 2007
Uu no.17 2007
 
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintahPP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
 
PERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdf
PERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdfPERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdf
PERMEN NOMOR 11 TAHUN 2O2O.pdf
 
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
0_Permendagri No 15 Tahun 2023.pdf
 

More from People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 

More from People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

UU APBN 1990

  • 1. 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1990 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1990/19911 1 NOMOR: 1 TAHUN 1990 (1/1990) TANGGAL: 14 MARET 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/ 1991 perlu ditetapkan dengan Undang-undang ; b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kedua dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun V, tetap disusun dengan mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkan di dalam Pola Umum Pembangunan Lima Tahun V yang tercantum dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/ 1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara; c. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 pada dasarnya merupakan rencana kerja tahunan Pemerintah dalam rangka pelaksanaan tahun kedua Rencana Pembangunan Lima Tahun V dan dimaksudkan pula untuk memelihara dan meneruskan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan sejak Pembangunan Lima Tahun I sampai dengan tahun pertama Pembangunan Lima Tahun V, serta untuk meletakkan landasan bagi usaha-usaha pembangunan selanjutnya; d. bahwa untuk lebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan, maka dalam. Undang-undang ini dipandang perlu diatur sisa-anggaran-lebih dan sisa kredit anggaran proyek-proyek pada anggaran pembangunan Tahun Anggaran 1990/1991; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Indische Comptabiliteitswet (Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 53); Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG -UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1990/1991. 1 SUMBER : http://kambing.vlsm.org/bebas/v01/RI/uu/1990/index.html
  • 2. 2 Pasal 1 1. Pendapatan Negara Tahun Anggaran 1990/1991 diperoleh dari : a. Sumber-sumber-Anggaran Rutin; b. Sumber-sumber Anggaran Pembangunan. 2. Pendapatan Rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diperkirakan berjumlah Rp 31.583.600.000.000,00 3. Pendapatan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diperkirakan berjumlah Rp 11.289.500.000.000,00 4. Jumlah seluruh pendapatan Negara Tahun Anggaran 1990/1991 diperkirakan berjumlah Rp 42.873.100.000.000,00 5. Perincian pendapatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) berturut-turut dimuat dalam Lampiran I dan Lampiran 11. Pasal 2 1. Anggaran Belanja Tahun Anggaran 1990/1991 terdiri atas: a. Anggaran Belanja Rutin; b. Anggaran Belanja Pembangunan. 2. Anggaran Belanja Rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diperkirakan belumlah Rp 26.648.100.000.000,00 3. Anggaran Belanja Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diperkirakan berjumlah Rp. 16.225.000.000.000,00 4. Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 diperkirakan berjumlah Rp 42.873. 100.000.000,00 5. Perincian Anggaran Belanja Rutin dan Anggaran Belanja Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) berturut-turut dimuat dalam Lampiran III dan Lampiran IV. 6. Perincian dalam Lampiran III sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai pada kegiatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden. 7. Perincian dalam Lampiran IV sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai pada proyek- proyek ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Pasal 3 1. Pada pertengahan Tahun Anggaran 1990/1991 dibuat laporan realisasi mengenai : a. Anggaran Pendapatan Rutin, b. Anggaran Pendapatan Pembangunan; c. Anggaran Belanja Rutin; d. Anggaran Belanja Pembangunan. 2. Pada pertengahan Tahun Anggaran 1990/1991 dibuat laporan realisasi mengenai . a. Kebijaksanaan Moneter dan Perkreditan; b. Perkembangan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri. 3. Dalam laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) disusun prognosa untuk 6 (enam) bulan berikutnya.
  • 3. 3 4. Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dibahas bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat. 5. Penyesuaian anggaran dengan perkembangan/perubahan keadaan dibahas bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 4 1. Kredit anggaran proyek-proyek pada Anggaran Belanja Pembangunan Tahun Anggaran 1990/1991 yang pada akhir Tahun Anggaran menunjukkan sisa yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek, dengan Peraturan Pemerintah dipindahkan kepada Tahun Anggaran 1991/1992 menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 1991/1992. 2. Sisa-anggaran-lebih Tahun Anggaran 1990/1991 dipergunakan untuk membiayai anggaran belanja tahun-tahun anggaran berikutnya. 3. Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menyatakan pula, bahwa sisa kredit anggaran yang dipindahkan itu dikurangkan dari kredit anggaran Tahun Anggaran 1990/1991. 4. Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pemeriksa Keuangan selambat- lambatnya pada akhir triwulan I Tahun Anggaran 1991/1992. Pasal 5 Sebelum Tahun Anggaran 1990/1991 berakhir, Pemerintah mengajukan Rancangan Undang-undang tentang Tambahan dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 berdasarkan tambahan dan perubahan sebagai hasil penyesuaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) untuk mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Pasal 6 1. Setelah Tahun Anggaran 1990/1991 berakhir dibuat perhitungan anggaran mengenai pelaksanaan anggaran yang bersangkutan. 2. Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan disampaikan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah Tahun Anggaran yang bersangkutan berakhir. Pasal 7 Ketentuan-ketentuan dalam Indische Comptabiliteitswet (Undang-undang Perbendaharaan) yang bertentangan dengan bentuk, susunan, dan isi Undang- undang ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 8 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 1990. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1990 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SOEHARTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1990 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA MOERDIONO
  • 4. 4 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1990 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1990/1991 UMUM Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun kedua dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun V, berdasarkan kepada Pola Umum Pembangunan Lima Tahun V yang tercantum dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Prioritas diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya, serta sektor industri khususnya industri yang menghasilkan untuk ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri, dalam rangka mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyerapan tenaga kerja yang akan terus dikembangkan dalam Pembangunan lima Tahun Pembangunan Lima Tahun selanjutnya. Sejalan dengan hal itu, maka pembangunan bidang politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain, makin ditingkatkan secara serasi, sepadan, dan agar saling menunjang dengan pembangunan bidang ekonomi, sehingga lebih menjamin ketahanan nasional. Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara, khususnya Pola Umum Pembangunan Lima Tahun V, pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling mengait dan perlu dikembangkan secara selaras, terpadu, dan saling memperkuat. Melalui rencana Pembangunan Lima Tahun V, bangsa Indonesia bertekad untuk mencapai sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun pertama. Oleh karenanya, tahun kedua Rencana Pembangunan Lima Tahun V inipun tidak terlepas dari upaya untuk mewujudkan sasaran utama tersebut, yaitu menciptakan landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Melalui kegiatan tahunan, sasaran tersebut diharapkan terwujud setelah akhir tahun kelima Rencana Pembangunan Lima Tahun V. Dengan demikian, dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun berikutnya, bangsa Indonesia telah dapat memasuki proses tinggal landas untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka mempertahankan kebijaksanaan anggaran berimbang dan dinamis yang sudah menunjukkan hasil yang baik selama ini, masih perlu diadakan beberapa langkah penyesuaian yang bersifat realistis. Untuk meningkatkan penerimaan negara dari berbagai sumber, terutama di luar minyak bumi dan gas
  • 5. 5 alam, maka upaya penyempurnaan pelaksanaan dan sistem perpajakan terus ditingkatkan, serta dilengkapi dengan berbagai peraturan pelaksanaan dan usaha pemungutan yang lebih intensif. Di bidang pengeluaran negara, usaha penghematan, peningkatan efisiensi dan produktivitas, penajaman prioritas pembangunan serta pembangunan wilayah Indonesia Bagian Timur akan lebih mendapat perhatian. Kebijaksanaan pengeluaran negara tetap ditujukan untuk menyelesaikan proyek-proyek prioritas, serta diarahkan pula bagi upaya pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Selanjutnya guna tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat luas dengan jumlah dan mutu yang memadai, diperlukan pula pengeluaran yang semakin meningkat untuk tugas umum Pemerintah, terutama dalam rangka meningkatkan dayaguna aparatur negara sesuai dengan tuntutan perkembangan pembangunan. Selanjutnya sebagai upaya untuk terus menggerakkan dan makin meratakan pembangunan daerah dalam rangka mengurangi kesenjangan pertumbuhan pembangunan antar daerah, maka bantuan kepada desa, daerah tingkat II, dan daerah tingkat I, serta bantuan pembangunan lainnya, seperti pengembangan sarana pendidikan, pengembangan sarana kesehatan, prasarana jalan, dan penghutanan kembali tanah-tanah kritis, akan terus mendapatkan perhatian. Di samping itu pembangunan di bidang perhubungan serta di bidang lainnya akan tetap dilaksanakan sehingga keserasian dan keselarasan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah akan terwujud, terutama dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang lebih luas guna mengatasi tekanan pengangguran. Agar supaya anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan kebijaksanaan yang tetapi ditetapkan. maka pergeseran antar program dan antar kegiatan dalam anggaran belanja rutin, serta antar program dan antar proyek dalam anggaran belanja pembangunan, dilakukan dengan persetujuan Presiden, sedangkan pergeseran antar sektor dan antar sub sektor baik dalam anggaran belanja rutin maupun dalam anggaran belanja pembangunan, dilakukan dengan Undang-undang. Dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran proyek-proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada anggaran pembangunan Tahun Anggaran 1990/1991 dipindahkan kepada Tahun Anggaran 1991/1992 dan menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 1991/1992. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/1991 disusun berdasarkan asumsi umum sebagai berikut : a. bahwa perekonomian Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan penerimaan negara, masih menghadapi tantangan terutama akibat belum mantapnya harga minyak di pasar internasional; b. bahwa demi mempertahankan kesinambungan pembangunan, pengerahan sumber-sumber dana di luar sektor minyak bumi dan gas alam perlu terus ditingkatkan, sehingga peranan penerimaan dalam negeri di dalam pembiayaan pembangunan dapat terus ditingkatkan;
  • 6. 6 c. bahwa kestabilan moneter dan tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari yang cukup tersebar merata dengan harga yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak, dapat terus dipertahankan. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Ayat (1) sampai dengan Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Masalah kebijaksanaan moneter dan perkreditan dan lalu lintas pembayaran luar negeri sebagian besar berada di sektor bukan Pemerintah. Oleh sebab itu penyusunan kebijaksanaan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti Anggaran Rutin dan Anggaran Pembangunan sukar untuk dilaksanakan, sehingga untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Apabila pada akhir Tahun Anggaran1990/1991 terdapat sisa-anggaran- lebih, maka sisa tersebut merupakan tambahan saldo kas negara, yang dapat dipergunakan untuk membiayai anggaran belanja tahun- tahun anggaran berikutnya. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 5 Pasal ini menentukan bahwa jika diperlukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tambahan dan Perubahan, maka pengajuannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat dilakukan sebelum Tahun Anggaran 1990/ 1991 berakhir. Pasal 6 Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dalam bentuk dan susunan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Badan Pemeriksa Keuangan. Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas. LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1990