SlideShare a Scribd company logo
TATA CARA UPACARA
SEKOLAH (TUS) / BENDERA
Tata Upacara Sekolah (TUS) / Bendera:
1. Merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan
susunan secara baik dan benar.
2. Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata
dengan tertib dan disiplin.
A. PENGERTIAN TATA CARA UPACARA SEKOLAH
ATAU BENDERA
 DASAR HUKUM:
1. Pancasila.
2. UUD 1945.
3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Inpres No. 14 tahun 1981 (1 Desember 1981) tentang Urutan
Upacara Bendera.
MAKSUD DAN TUJUAN:
1. Untuk memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan
menuntut pemusatan perhatian dari seluruh peserta, maka
disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.
2. Menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam
segala aspek kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan
kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan
dan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari
dalam maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu
kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
PEJABAT UPACARA:
a. Pembina Upacara.
b. Pemimpin Upacara.
c. Pengatur Upacara.
d. Pembawa Upacara.
 PETUGAS UPACARA:
a. Pembawa Naskah Pancasila.
b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Pembaca Do’a.
d. Pemimpin Lagu.
e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera.
f. Kelompok Pembawa Lagu.
g. Pemimpin kelompok kelas / regu.
h. Cadangan tiap perangkat.
PERLENGKAPAN UPACARA:
1. Bendera Merah Putih:
A. Ukuran perbandingan 2 : 3.
B. Ukuran terbesar 2 X 3 meter.
C. Ukuran terkecil 1 X 1, 5 Meter.

2. Tiang Bendera:
A. Minimal 5 meter maksimal 17 meter.
B. Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7.
C. Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 – 8 meter.
3. Tali Bendera:
A. Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar (tali kalimetal) dan
bukan tali plastik Dan tali harus berwarna putih.
4. Naskah - Naskah:
A. Intinya naskah harus terlihat selalu bersih.
B. Pancasila.
C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
D. Naskah Do’a.
E. Naskah Acara.
SUSUNAN BARISAN UPACARA:
A. Bentuk Barisan Satu Garis:
 Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan menghadap ke pusat
Upacara, dengan formasi :
 Shaf Bershaf
 Banjar Bershaf
B. Bentuk barisan “ U “ / Angkare:
 Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “U “ atau Angkare dan
menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi
 Shaf Bershaf
 Banjar bershaf
C. Bentuk Barisan “ L “ :
 Shaf Bershaf
 Banjar Bershaf
Catatan:
 Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal
tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara
yang tersedia.
SUSUNAN ACARA UPACARA:
A. PERSIAPAN:
-. Dipilih dan disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk tugas tersebut.
Bendera, Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar, dipersiapkan. Perhatikan daerah sekitar lapangan agar
tidak terjadi kekacauan pada saat pelaksanaan.
 PENDAHULUAN:
1. Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya.
2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara.
3. Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
4. Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara. Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih
pimpinan peserta upacara di istirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura menjemput Pembina).
B. ACARA POKOK:
1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara.
Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, pendamping pembina/pembawa naskah
Pancasila menempati tempat 2 langkah disebelah kiri belakang pembina Upacara.
2. Penghormatan Umum.
3. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara.
4. Pengibaran Sang Merah Putih.
5. Mengheningkan Cipta.
6. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Format A: Petugas maju kedepan menghadap Pembina, Lapor (Untuk Lomba dan PHBN).
Format B: Petugas cukup maju kedepan 2 – 3 langkah (Upacara hari Senin).
7. Pembacaan Teks Pancasila
8. Amanat Pembina Upacara
9. Menyanyikan Lagu Nasional
10. Pembacaan Do’a
11. Laporan Pemimpin Upacara.
12. Penghormatan Umum.
13. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara.

C. ACARA PENUTUP:
1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara
2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula
D. ACARA TAMBAHAN:
1. Pengumuman – pengumuman
Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
2. Peserta Upacara dapat dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin Pasukan, Pemimpin pasukan adalah petugas
yang mengawali dan mengakhiri jalannya upacara.
 Keterangan:
Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 1945 dapat dibalikkan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
 TATA CARA MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA:
 Teknik melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Teknik lipat 3.
2. Teknik lipat Genap.
Dibawah ini Akan dijelaskan tata Cara melipat bendera dengan teknik lipat genap.
Teknik lipat genap sering digunakan karena kemungkinan kesalahannya sangat
kecil. Maksudnya genap disini adalah jumlah lupatannya dapat 4, 6, 8, 10, asalkan
genap dan disesuaikan dengan panjang bendera.
a. Cara Melipat Bendera:
1. Patokan memegang bendera warna putih di tangan sebelah kanan dan warna
merah di tangan sebelah kiri.
2. Pembentang memegang bendera warna merah di tangan sebelah kanan dan
warna putih di tangan sebelah kiri.
3. Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian putih
menghadap ke atas.
4. Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih berada di
dalam tertutup warna merah.
5. Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap dengan
arah zig – zag.
6. Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian dengan
arah horizontal ke dalam.
B. Cara Membentang Bendera:
1. Pembentang, tangan kanan memgang bendera warna merah, tangan kiri memegang
bendera warna putih.
2. Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri memegang bendera
warna merah.
3. Setelah itu pembentang mundur 3 (tiga) langkah, tangan masih dlam keadaan lurus.
4. Setelah mundur 3 langkah, pembentang membentangkan bendera sedangkan patokan
diam.
 TATA CARA PENGIBARAN & PENURUNAN BENDERA:
Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang, yaitu:
1. Pengerek (Sebelah kiri pasukan).
2. Pembawa Bendera (Di tengah).
3. Pembentang Bendera (Sebelah kanan pasukan).
1. Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama, bukan memegang
tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan.
2. Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan Cara membuka
talinya.
3. Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit.
4. Setelah posisi tali benar berikan/serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
5. Pengerek melakukan tindakan penyelamatan Gaya tindakan penyelamatan ini bebas,
yang penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
6. Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas
ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih.
7. Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek.
8. Langkah selanjutnya adalah pembentangan. Pembentang mundur 3 langkah ke
belakang, setelah tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan.
 Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tiga kali (kondisikan),
Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan
isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap “.
 Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada bendera merah putih.
9. Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera . Pembentang maju kedepan
dengan langkah yang tegap dan tangan yang masih membentangkan bendera,
langkahnya tidak kaku, tidak santai, tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang
lemparkan ujung bendera berwarna putih ke arah belakang pembentang yang sesuai dengan
arah angin.
A.Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek,
pengulur, dan pembentang menggenggam. Keadaan tangan Pengerek dan pembentang pada
saat pengerekan terlihat seperti cermin.
B.Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “Hiduplah ……” bait terakhir dari
Lagu Indonesia Raya.
C.Ketika aba – aba “TEGAK = GERAK “dari Pemimpin Upacara, maka Pengerek dan
Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung
diambil oleh pengerek.
10. Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang.
Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek yang harus
diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera
yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga
bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan
terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan
sampai tali tersebut habis.
Catatan:
Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan
penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak boleh
terlewat.
10 Tahap Penurunan Bendera:
1. Memegang tali.
2. Membuka tali.
3. Penggerek melihat keatas.
4. Serahkan tali dari pengerek ke pembentang, Pembentang
memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap”.
5. Penurunan Bendera, Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur
dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah.
6. Serahkan tali dari pembentang ke orang yuang ditengah.Pembentang
mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
7.Membentangkan bdenra sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara
“TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa bendera melipat bendera
menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan.
8. Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
9. Pembawa Bendera (satu orang ditengah) membuka catok tali dan
bendera.
10. Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat.
Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan
pembentang melakukan pelipatan bendera. Pelipatan bendera ini bebas,
asalkan rapih dan cepat.


More Related Content

Similar to TUS.pptx

02.PENGGALANG.pptx
02.PENGGALANG.pptx02.PENGGALANG.pptx
02.PENGGALANG.pptx
NurHadiyanRizkiyanto3
 
02.penggalang
02.penggalang02.penggalang
02.penggalang
Nas Rulloh
 
Bendera merah putih
Bendera merah putihBendera merah putih
Bendera merah putih
Hilmi Janggo
 
Bendera merah putih
Bendera merah putihBendera merah putih
Bendera merah putih
Hilmi Janggo
 
Prop ltub smpn 44
Prop ltub smpn 44Prop ltub smpn 44
Prop ltub smpn 44wiemoo
 
FORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
FORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh DuaFORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
FORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
ElmaTiana5
 
Tata upacara bendera 2
Tata upacara bendera 2Tata upacara bendera 2
Tata upacara bendera 2
smpn4
 
50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera
50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera
50589909 petunjuk-teknis-upacara-benderabimo kontaning
 
Susunan upacara
Susunan upacaraSusunan upacara
Susunan upacara
Subhan Ashari
 
Metode membina penggalang
Metode membina penggalangMetode membina penggalang
Metode membina penggalang
Nas Rulloh
 
Susunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara benderaSusunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara bendera
ilham faqih
 
Salinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara bendera
Salinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara benderaSalinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara bendera
Salinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara bendera
Chusnul Labib
 

Similar to TUS.pptx (12)

02.PENGGALANG.pptx
02.PENGGALANG.pptx02.PENGGALANG.pptx
02.PENGGALANG.pptx
 
02.penggalang
02.penggalang02.penggalang
02.penggalang
 
Bendera merah putih
Bendera merah putihBendera merah putih
Bendera merah putih
 
Bendera merah putih
Bendera merah putihBendera merah putih
Bendera merah putih
 
Prop ltub smpn 44
Prop ltub smpn 44Prop ltub smpn 44
Prop ltub smpn 44
 
FORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
FORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh DuaFORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
FORMULIR Upacara Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua
 
Tata upacara bendera 2
Tata upacara bendera 2Tata upacara bendera 2
Tata upacara bendera 2
 
50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera
50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera
50589909 petunjuk-teknis-upacara-bendera
 
Susunan upacara
Susunan upacaraSusunan upacara
Susunan upacara
 
Metode membina penggalang
Metode membina penggalangMetode membina penggalang
Metode membina penggalang
 
Susunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara benderaSusunan acara upacara bendera
Susunan acara upacara bendera
 
Salinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara bendera
Salinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara benderaSalinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara bendera
Salinan permen 22 tahun 2018 pedoman upacara bendera
 

Recently uploaded

Artificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network BackpropafationArtificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network Backpropafation
muhandhis1
 
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
tobol95991
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
unikbetslotbankmaybank
 
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
attikahgzl
 
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
ephy3
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 

Recently uploaded (8)

Artificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network BackpropafationArtificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network Backpropafation
 
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...
 
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
 
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
3. Menganalisis CP dan Menyusun TP, ATP.pptx
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 

TUS.pptx

  • 1. TATA CARA UPACARA SEKOLAH (TUS) / BENDERA
  • 2. Tata Upacara Sekolah (TUS) / Bendera: 1. Merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan benar. 2. Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin. A. PENGERTIAN TATA CARA UPACARA SEKOLAH ATAU BENDERA
  • 3.  DASAR HUKUM: 1. Pancasila. 2. UUD 1945. 3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional 4. Inpres No. 14 tahun 1981 (1 Desember 1981) tentang Urutan Upacara Bendera. MAKSUD DAN TUJUAN: 1. Untuk memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini. 2. Menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
  • 4. PEJABAT UPACARA: a. Pembina Upacara. b. Pemimpin Upacara. c. Pengatur Upacara. d. Pembawa Upacara.  PETUGAS UPACARA: a. Pembawa Naskah Pancasila. b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. c. Pembaca Do’a. d. Pemimpin Lagu. e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera. f. Kelompok Pembawa Lagu. g. Pemimpin kelompok kelas / regu. h. Cadangan tiap perangkat.
  • 5. PERLENGKAPAN UPACARA: 1. Bendera Merah Putih: A. Ukuran perbandingan 2 : 3. B. Ukuran terbesar 2 X 3 meter. C. Ukuran terkecil 1 X 1, 5 Meter.  2. Tiang Bendera: A. Minimal 5 meter maksimal 17 meter. B. Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7. C. Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 – 8 meter. 3. Tali Bendera: A. Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar (tali kalimetal) dan bukan tali plastik Dan tali harus berwarna putih. 4. Naskah - Naskah: A. Intinya naskah harus terlihat selalu bersih. B. Pancasila. C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. D. Naskah Do’a. E. Naskah Acara.
  • 6. SUSUNAN BARISAN UPACARA: A. Bentuk Barisan Satu Garis:  Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi :  Shaf Bershaf  Banjar Bershaf B. Bentuk barisan “ U “ / Angkare:  Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “U “ atau Angkare dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi  Shaf Bershaf  Banjar bershaf C. Bentuk Barisan “ L “ :  Shaf Bershaf  Banjar Bershaf Catatan:  Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang tersedia.
  • 7. SUSUNAN ACARA UPACARA: A. PERSIAPAN: -. Dipilih dan disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk tugas tersebut. Bendera, Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar, dipersiapkan. Perhatikan daerah sekitar lapangan agar tidak terjadi kekacauan pada saat pelaksanaan.  PENDAHULUAN: 1. Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya. 2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara. 3. Penghormatan kepada Pemimpin Upacara 4. Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara. Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan peserta upacara di istirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura menjemput Pembina). B. ACARA POKOK: 1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara. Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, pendamping pembina/pembawa naskah Pancasila menempati tempat 2 langkah disebelah kiri belakang pembina Upacara. 2. Penghormatan Umum. 3. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara. 4. Pengibaran Sang Merah Putih. 5. Mengheningkan Cipta. 6. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Format A: Petugas maju kedepan menghadap Pembina, Lapor (Untuk Lomba dan PHBN). Format B: Petugas cukup maju kedepan 2 – 3 langkah (Upacara hari Senin). 7. Pembacaan Teks Pancasila 8. Amanat Pembina Upacara 9. Menyanyikan Lagu Nasional 10. Pembacaan Do’a
  • 8. 11. Laporan Pemimpin Upacara. 12. Penghormatan Umum. 13. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara.  C. ACARA PENUTUP: 1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara 2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula D. ACARA TAMBAHAN: 1. Pengumuman – pengumuman Acara sertijab, penyerahan piala, dsb 2. Peserta Upacara dapat dibubarkan Dilakukan oleh Pemimpin Pasukan, Pemimpin pasukan adalah petugas yang mengawali dan mengakhiri jalannya upacara.  Keterangan: Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1945 dapat dibalikkan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
  • 9.  TATA CARA MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA:  Teknik melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Teknik lipat 3. 2. Teknik lipat Genap. Dibawah ini Akan dijelaskan tata Cara melipat bendera dengan teknik lipat genap. Teknik lipat genap sering digunakan karena kemungkinan kesalahannya sangat kecil. Maksudnya genap disini adalah jumlah lupatannya dapat 4, 6, 8, 10, asalkan genap dan disesuaikan dengan panjang bendera. a. Cara Melipat Bendera: 1. Patokan memegang bendera warna putih di tangan sebelah kanan dan warna merah di tangan sebelah kiri. 2. Pembentang memegang bendera warna merah di tangan sebelah kanan dan warna putih di tangan sebelah kiri. 3. Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian putih menghadap ke atas. 4. Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih berada di dalam tertutup warna merah. 5. Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap dengan arah zig – zag. 6. Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian dengan arah horizontal ke dalam.
  • 10. B. Cara Membentang Bendera: 1. Pembentang, tangan kanan memgang bendera warna merah, tangan kiri memegang bendera warna putih. 2. Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri memegang bendera warna merah. 3. Setelah itu pembentang mundur 3 (tiga) langkah, tangan masih dlam keadaan lurus. 4. Setelah mundur 3 langkah, pembentang membentangkan bendera sedangkan patokan diam.  TATA CARA PENGIBARAN & PENURUNAN BENDERA: Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang, yaitu: 1. Pengerek (Sebelah kiri pasukan). 2. Pembawa Bendera (Di tengah). 3. Pembentang Bendera (Sebelah kanan pasukan). 1. Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama, bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan. 2. Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan Cara membuka talinya. 3. Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit. 4. Setelah posisi tali benar berikan/serahkan salah satu tali pada pembentang bendera. 5. Pengerek melakukan tindakan penyelamatan Gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
  • 11. 6. Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih. 7. Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek. 8. Langkah selanjutnya adalah pembentangan. Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan.  Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tiga kali (kondisikan), Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap “.  Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada bendera merah putih. 9. Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera . Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap dan tangan yang masih membentangkan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak santai, tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke arah belakang pembentang yang sesuai dengan arah angin. A.Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam. Keadaan tangan Pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin. B.Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “Hiduplah ……” bait terakhir dari Lagu Indonesia Raya. C.Ketika aba – aba “TEGAK = GERAK “dari Pemimpin Upacara, maka Pengerek dan Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung diambil oleh pengerek.
  • 12. 10. Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut habis. Catatan: Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak boleh terlewat.
  • 13. 10 Tahap Penurunan Bendera: 1. Memegang tali. 2. Membuka tali. 3. Penggerek melihat keatas. 4. Serahkan tali dari pengerek ke pembentang, Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap”. 5. Penurunan Bendera, Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah. 6. Serahkan tali dari pembentang ke orang yuang ditengah.Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang. 7.Membentangkan bdenra sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara “TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan. 8. Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali. 9. Pembawa Bendera (satu orang ditengah) membuka catok tali dan bendera. 10. Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat. Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan pembentang melakukan pelipatan bendera. Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat. 