Tumor Mamae
DISUSUN OLEH
Sugandhi Junilando Limthin
Putra
112015327
PEMBIMBING
dr. Andri Suhandi, Sp.B
Vaskularisasi Payudara
KGB Payudara
Tumor Payudara
merupakan benjolan pada payudara yang tidak
normal akibat
pertumbuhan sel terus-menerus.
FAKTOR RESIKO
60% kanker payudara >60 th
Resiko terbesar  >75 th
Jika ibu/saudara wanita
mengidap kanker payudara
 2 x lipat
FAKTOR RESIKO
mutasi di gen BRCA1 dan BRCA2
 perbaikan DNA  penekan sel
Tumor
- Nuliparitas (tidak punya anak)
- Menarche < 12 tahun
- Usia saat melahirkan > 35 tahun
- Menopause > 55 tahun
Dosis dan Usia mulai terkena
RADIASI
Penggunaan hormon estrogen replacement
Alkohol  >> kadar estriol serum
Overweight dan obese post menopause
ANAMNESA
 Penderita MELIHAT perubahan pada payudara atau pada puting
susunya
- Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara
- Puting susu tertarik ke dalam payudara
- Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak.
Kulit mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.
- Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
 Penderita MERASAKAN adanya perubahan pada payudara atau pada
puting susunya
- Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di
daerah ketiak
- Puting susu terasa mengeras
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi  bentuk, ukuran, simetris/tidak, edema (peau d’orange),
retraksi kulit atau puting susu, eritema
 Palpasi  massa, kelenjar limfe aksila, supraklavikula, parasternal 
nilai lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk, mobilitas atau fiksasinya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Mammografi  u/deteksi ca mammae sebelum massa dapat
dipalpasi
- massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang
(stellate), penebalan asimetris jar. mammae, dan kumpulan
mikrokalsifikasi
 USG
untuk membedakan lesi solid dan kistik
DIAGNOSIS
IMUNOHISTOKIMIA
 ER, PR, HER-2
BIOPSI
 FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
 Large-needle (core biopsy)
 Open biopsy
- BiopsI insisional  mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai
- Biopsi eksisional  seluruh massa payudara diambil
 Sentinel Node Biopsy
Estrogen Reseptor (ER)
70 % dari kanker payudara  ER (+)
Kalau reseptor hormon ER (+)
Sel kanker tersebut tumbuh “dipicu” oleh hormon
estrogen + mempunyai “reseptor hormon” tsb
Respon baik dengan th/ hormon
Esterogen Receptor
 ER mungkin merupakan faktor prediktif yang paling
utama yang diperiksa pada karsinoma payudara.
 Hal ini menyebabkan ER mempunyai peran penting dalam
proses karsinogenesis, dan penghambatannya melalui
targeting endokrin, baik secara langsung dengan
menggunakan agonis lemah estrogen (selective
estrogen receptor modulators) maupun secara tidak
langsung dengan memblok perubahan androgen
menjadi estrogen (misalnya : aromatase, inhibitor)
Progesteron Reseptor (PR)
 Sel kanker tersebut tumbuh “dipicu” oleh hormon
progesteron + mempunyai “reseptor hormon”
tsb
70 % dari kanker payudara  ER (+)
65 % kasus  PR (+)
Progesterone Receptors
 Progesterone Receptors (PR) adalah gen yang
diregulasi oleh estrogen, karena itu ekspresinya
mengindikasikan adanya jalur ER yang sedang aktif.
 Sejalan dengan hal ini ada beberapa fakta yang
menyatakan bahwa tumor-tumor dengan ekspresi
PR yang positif mempunyai respons lebih bagus
terhadap tamoxifen, baik pada penderita dengan
metastase dan sebagai terapi adjuvant.
HER2
human epidermal growth factor 2
Reseptor Protein
Sekitar 1 dari 7 wanita (15%) dengan kanker payudara
tahap awal  HER2 (+)
Trastuzumab (Herceptin®)
Effective treatment !!
Klasifikasi
ER(+) PR (+) HER2(+)
“triple positive”
Prognosis yang lebih baik
Th/ hormon +th/ untuk Her2
TUMOR
JINAK
MAMMAE
FIBROADENOMA MAMMAE
 WANITA MUDA usia 15-25 tahun,
jarang ditemukan setelah menopause
 Kuadran lateral superior dari mammae
 Benjolan bulat atau berbenjol-benjol
dengan diameter 2-3 cm, kenyal, halus
 Batas tegas
 Mobilitas (+)
 Tidak nyeri, nyeri tekan (+/-)
 Pertumbuhan cepat selama kehamilan &
laktasi, atau menjelang menopause 
rangsangan estrogen >>
PENATALAKSANAAN
 Karena fibroadenoma mammae  tumor jinak  tidak perlu dengan
pengangkatan mammae.
 Pengangkatan mammae harus memperhatikan faktor fisik dan
psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka
diperlukan pengangkatan.
 Terapi pengangkatan tumor  biopsi eksisi  pembedahan dengan
mengangkat seluruh jaringan tumor + jaringan sehat di
sekitarnya.
 Dekade ke lima,  menopause
 Gambaran klasik:
 1. Licin
 2. Teraba kenyal
 Benjolan bulat yang dapat
digerakkan dan nyeri ketika
disentuh  KISTA
KISTA MAMMAE
Kista
Ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular dan terbentuk
dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara
• Diagnosis  ASPIRASI SITOLOGI (6 atau 8 ml)  warna
kuning pudar sampai hitam
• Th/
1.Eksisi  sudah jarang dilakukan !!
2. Simple Aspiration  kista akan menjadi lembek dan tidak
teraba
2 cardinal rules  aspirasi berhasil
- massa menghilang secara keseluruhan setelah diaspirasi.
- cairan yang diaspirasi tidak mengandungi darah.
• Sekiranya kondisi ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needle biopsy
dan eksisi direkomendasikan.
• 2 indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista:
1.Bila cairan aspirasi mengandung darah (selagi tidak disebabkan
oleh trauma dari jarum), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma
yang sangat jarang ditemukan.
2.Rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi yang
tidak adekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan
eksisi. Apabila kista masih terus membesar, eksisi direkomendasikan.
 Tumor jinak  hipertrofi epithelium duktus mamae
 Insidensi :
 90 % tipe soliter
 Sering pada wanita pramenopausal atau postmenopausal 
insiden >> dekade ke 6.
 70 % Gejala  nipple discharge yang serous dan bercampur darah.
 Pengobatan
- Terapi secara konservatif  Papiloma serta nipple discharge dapat
hilang spontan
- Eksisi duktus terminal  th/ nipple discharge
- Curiga maligna eksisi luas + radiasi
PAPILOMA INTRADUKTUS
Kelainan Fibrokistik
- Sering disebut mammary displasia
- Penambahan jaringan fibrous dan glandular
- Wanita 25-50th
- Benjolan multiple, keras, batas tegas, nyeri
- Payudara terasa lebih besar dan benjolan
teraba kerasa sebelum menstruasi
 Insidensi :
1. Usia 30 tahun
2. Biasa unilateral
3. bulat lonjong, berbenjol
batas tegas
4. >> besar dari FAM
(pertumbuhan lebih cepat)
Th/
- Pengangkatan tumor + 2 cm
jaringan sehat
- Mastektomi
TUMOR PHYLOIDES
(Kistosarkoma filoides)
 Kista berisi susu  wanita hamil / menyusui
Sumbatan duktus selama masa laktasi
 Tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun
dapat juga keras
 Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel
menimbulkan rasa tidak nyaman
drainase dengan aspirasi jarum halus
GALAKTOKEL
Peradangan pada jaringan payudara
kerusakan / keretakan kulit sekitar
puting
port’ d entry bakteri menuju duktus
Payudara merah, nyeri, terasa
hangat saat perabaan
MASTITIS
Terapi
1. Antibiotik
2. Ketika mastitis sudah berkembang  PUS 
dikeluarkan dengan pembedahan
 Terjadi bila jar. payudara yang berlemak  rusak  spontan /
cedera / terapi radiasi
 Tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak
jaringan parut.
Secara klinis dan mammogram sukar dibedakan dengan karsinoma
Berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar,
kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.
 Secara histopatologik terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian
jadi fibrosis.
 Th/eksisi
NEKROSIS SEL LEMAK
Sel lemak yang
mati
thin outer ring shape
TUMOR
GANAS
MAMMAE
Tumor Ganas Payudara
Klasifikasi histopatologis
Non invasive (in situ)
 Intraductal carcinoma
 Intralobuler carcinoma
Invasive
 Invasive ductal carcinoma : paling sering
-Invasive ductal carcinoma with predominant intraductal componen
-Invasive lobular carcinoma
-Mucinous carcinoma
-Medullary carcinoma
-Papillary carcinoma
-Tubular carcinoma
 Invasive lobular carcinoma
Tumor Ganas Payudara
1.Ductal carcinoma in situ (DCIS)
sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar
dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya.
Saluran menjadi tersumbat dan membesar
Kalsium cenderung terkumpul
clustered or irregular calcifications atau disebut
microcalcificatons pada hasil mammogram seorang wanita
tanpa gejala kanker.
I. Paget’s disease dari papilla mammae.
- Biasa berhubungan dengan DCIS
- Jarang kasus murni Paget’s disease  biasa ada tumor mamae juga
pada payudara yang sama  sel kanker melewati duktus  Papilla
mamae
Invasive Carcinoma
PATOGNOMONIK
sel besar pucat dan bervakuola (Paget’s cells) dalam deretan epitel
Th/ pembedahan:
- lumpectomy,
- mastectomy,
- modified radical mastectomy
STAGING
Sistem TNM
T: Tumor primer
Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tis : Ca invasif
To : Tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : Tumor < 2 cm
1a : < 0,5 cm
1b : 0,5 - 1 cm
1c : 1 - 2 cm
T2 : Tumor 2 – 5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Tumor (tanpa memandang ukuran), penyebaran langsung ke
dinding thorax atau kulit (edem, ulkus, peau d’orange, satelit)
4a : Ekstensi ke dinding dada
4b : Edem kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
4c : 4a + 4b
4d : Mastitis carsinomatous
STAGING
N : Metastasis ke kelenjar getah bening
Nx : Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No : Tidak teraba kelenjar aksilla
N1 : kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : kgb aksila ipsilateral terfiksir, atau pembesaran kgb ke mamaria
interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.
N2a: kgb aksila terfiksir atau melekat ke struktur lain.
N2b: kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat
metastasis pada kgb aksila.
N3: kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb
aksila atau pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria
interna.
N3a: kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b: kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c: kgb supraklavikula
M : Metastasis ke organ jauh
Mx : Tidak dapat ditentukan metastasis jauh
Mo : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Ada metastasis jauh, termasuk ke kelenjar
supraclavicular
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stage IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stage IIIC T (semua) N3 M0
Stage IV T (semua) N (semua) M1
Stadium Ca Mammae
PENATALAKSANAAN
 Stadium I, II, IIIa (stadium operable)  kuratif
Stadium I dan II
“Radikal mastectomy” atau “modified radikal
mastectomy” dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika
adjuvant.
Stadium IIIa
Simple mastectomy dengan radiasi
dan sitostatika adjuvant
 Stadium IIIb dan IV  paliatif
- Stadium IIIb atau yang dinamakan locally advanced
pengobatan utama adalah radiasi dan dapat diikuti oleh
modalitas lain yaitu hormonal terapi dan sitostatika.
- Stadium IV pengobatan primer adalah yang bersifat
sistemik yaitu hormonal dan khemoterapi.
MASTEKTOMI
Seluruh kelenjar payudara “diangkat”
Sisa  kelenjar limfe aksila dan otot pektoralis
Radical Mastectomy
Seluruh kelenjar payudara
+
Otot pectoralis
(mayor + minor)
+
Seluruh kelenjar limfe
“DIANGKAT”
Seluruh kelenjar payudara “diangkat” + angkat kel.
limfe
Sisa  otot pektoralis mayor dan minor
TERAPI MEDIKAMENTOSA
 Radioterapi  dapat u/semua stad. ca mammae
- Setelah lumpectomy pada wanita dengan DCIS  radiasi adjuvant
u/ mengurangi resiko rekurensi lokal
- Untuk stad. I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy
- Pada kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi (stad. IIIa
atau IIIb)  radiasi adjuvant setelah tindakan pembedahan
Kemoterapi  bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel 
terutama pada ca mammae lanjut
- Biasanya diberikan kombinasi
CMF (Cyclophosphamide, Methotrexate, Fluorouracil)
- Kemoterapi dan obat penghambat hormon (Tamoxifen)
seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan
selama beberapa bulan atau tahun menunda kembalinya
kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita
- ES: mual, lelah, muntah, kerontokan rambut
TERAPI MEDIKAMENTOSA
 Terapi anti-estrogen  tamoxifen  menghambat pengambilan estrogen pada
jaringan payudara.
- ES tamoxifen: nyeri tulang, hot flushes, mual, muntah, retensi cairan
Resiko jangka panjang: karsinoma endometrium
Terapi dihentikan setelah 5 tahun
 Terapi antibodi anti-HER2/neu  u/tujuan prognostik pada pasien tanpa
pembesaran KGB  u/membantu pemilihan kemoterapi adjuvan karena dengan
regimen adriamycin menberikan respon yang lebih baik pada karsinoma
mammae dengan overekspresi HER-2/neu. Pasien dengan overekspresi Her-
2/neu mungkin dapat diobati dengan trastuzumab yang ditambahkan pada
kemoterapi adjuvan.
SADARI
 Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah
mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada
payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat
menurunkan angka kematian.
 Wanita premenopause (belum memasuki masa
menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1
minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
PROGNOSIS
5-year survival rate
 Stadium I : 94%
 Stadium Iia : 85%
 Stadium Iib : 70%
 Stadium IIIa : 52%
 Stadium IIIb : 48%
 Stasium IV : 18%
Kesimpulan
- Benjolan pada payudara dapat merupakan tumor jinak
ataupun ganas.
- Diagnosis tumor payudara melalui anamnesis,pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang yang mendukung.
- Diagnosis pasti suatu tumor melalui biopsi pada benjolan
tersebut.
- Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif
dianjurkan untuk stadium I, II, dan III.
- Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan
dengan terapi multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya
bersifat paliatif.
- Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan stadium IV

Tumor Payudara (1).ppt

  • 1.
    Tumor Mamae DISUSUN OLEH SugandhiJunilando Limthin Putra 112015327 PEMBIMBING dr. Andri Suhandi, Sp.B
  • 3.
  • 4.
  • 5.
    Tumor Payudara merupakan benjolanpada payudara yang tidak normal akibat pertumbuhan sel terus-menerus.
  • 6.
    FAKTOR RESIKO 60% kankerpayudara >60 th Resiko terbesar  >75 th Jika ibu/saudara wanita mengidap kanker payudara  2 x lipat
  • 7.
    FAKTOR RESIKO mutasi digen BRCA1 dan BRCA2  perbaikan DNA  penekan sel Tumor - Nuliparitas (tidak punya anak) - Menarche < 12 tahun - Usia saat melahirkan > 35 tahun - Menopause > 55 tahun
  • 8.
    Dosis dan Usiamulai terkena RADIASI Penggunaan hormon estrogen replacement Alkohol  >> kadar estriol serum Overweight dan obese post menopause
  • 9.
    ANAMNESA  Penderita MELIHATperubahan pada payudara atau pada puting susunya - Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara - Puting susu tertarik ke dalam payudara - Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak. Kulit mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk. - Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu  Penderita MERASAKAN adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya - Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak - Puting susu terasa mengeras
  • 10.
    DIAGNOSIS Pemeriksaan Fisik  Inspeksi bentuk, ukuran, simetris/tidak, edema (peau d’orange), retraksi kulit atau puting susu, eritema  Palpasi  massa, kelenjar limfe aksila, supraklavikula, parasternal  nilai lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk, mobilitas atau fiksasinya
  • 11.
    PEMERIKSAAN PENUNJANG  Mammografi u/deteksi ca mammae sebelum massa dapat dipalpasi - massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang (stellate), penebalan asimetris jar. mammae, dan kumpulan mikrokalsifikasi  USG untuk membedakan lesi solid dan kistik
  • 12.
    DIAGNOSIS IMUNOHISTOKIMIA  ER, PR,HER-2 BIOPSI  FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)  Large-needle (core biopsy)  Open biopsy - BiopsI insisional  mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai - Biopsi eksisional  seluruh massa payudara diambil  Sentinel Node Biopsy
  • 13.
    Estrogen Reseptor (ER) 70% dari kanker payudara  ER (+) Kalau reseptor hormon ER (+) Sel kanker tersebut tumbuh “dipicu” oleh hormon estrogen + mempunyai “reseptor hormon” tsb Respon baik dengan th/ hormon
  • 14.
    Esterogen Receptor  ERmungkin merupakan faktor prediktif yang paling utama yang diperiksa pada karsinoma payudara.  Hal ini menyebabkan ER mempunyai peran penting dalam proses karsinogenesis, dan penghambatannya melalui targeting endokrin, baik secara langsung dengan menggunakan agonis lemah estrogen (selective estrogen receptor modulators) maupun secara tidak langsung dengan memblok perubahan androgen menjadi estrogen (misalnya : aromatase, inhibitor)
  • 15.
    Progesteron Reseptor (PR) Sel kanker tersebut tumbuh “dipicu” oleh hormon progesteron + mempunyai “reseptor hormon” tsb 70 % dari kanker payudara  ER (+) 65 % kasus  PR (+)
  • 16.
    Progesterone Receptors  ProgesteroneReceptors (PR) adalah gen yang diregulasi oleh estrogen, karena itu ekspresinya mengindikasikan adanya jalur ER yang sedang aktif.  Sejalan dengan hal ini ada beberapa fakta yang menyatakan bahwa tumor-tumor dengan ekspresi PR yang positif mempunyai respons lebih bagus terhadap tamoxifen, baik pada penderita dengan metastase dan sebagai terapi adjuvant.
  • 17.
    HER2 human epidermal growthfactor 2 Reseptor Protein Sekitar 1 dari 7 wanita (15%) dengan kanker payudara tahap awal  HER2 (+) Trastuzumab (Herceptin®) Effective treatment !!
  • 18.
    Klasifikasi ER(+) PR (+)HER2(+) “triple positive” Prognosis yang lebih baik Th/ hormon +th/ untuk Her2
  • 19.
  • 20.
    FIBROADENOMA MAMMAE  WANITAMUDA usia 15-25 tahun, jarang ditemukan setelah menopause  Kuadran lateral superior dari mammae  Benjolan bulat atau berbenjol-benjol dengan diameter 2-3 cm, kenyal, halus  Batas tegas  Mobilitas (+)  Tidak nyeri, nyeri tekan (+/-)  Pertumbuhan cepat selama kehamilan & laktasi, atau menjelang menopause  rangsangan estrogen >>
  • 21.
    PENATALAKSANAAN  Karena fibroadenomamammae  tumor jinak  tidak perlu dengan pengangkatan mammae.  Pengangkatan mammae harus memperhatikan faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.  Terapi pengangkatan tumor  biopsi eksisi  pembedahan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor + jaringan sehat di sekitarnya.
  • 22.
     Dekade kelima,  menopause  Gambaran klasik:  1. Licin  2. Teraba kenyal  Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan nyeri ketika disentuh  KISTA KISTA MAMMAE
  • 23.
    Kista Ruang berisi cairanyang dibatasi sel-sel glandular dan terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara • Diagnosis  ASPIRASI SITOLOGI (6 atau 8 ml)  warna kuning pudar sampai hitam • Th/ 1.Eksisi  sudah jarang dilakukan !! 2. Simple Aspiration  kista akan menjadi lembek dan tidak teraba
  • 24.
    2 cardinal rules aspirasi berhasil - massa menghilang secara keseluruhan setelah diaspirasi. - cairan yang diaspirasi tidak mengandungi darah. • Sekiranya kondisi ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needle biopsy dan eksisi direkomendasikan. • 2 indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista: 1.Bila cairan aspirasi mengandung darah (selagi tidak disebabkan oleh trauma dari jarum), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma yang sangat jarang ditemukan. 2.Rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi yang tidak adekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan eksisi. Apabila kista masih terus membesar, eksisi direkomendasikan.
  • 25.
     Tumor jinak hipertrofi epithelium duktus mamae  Insidensi :  90 % tipe soliter  Sering pada wanita pramenopausal atau postmenopausal  insiden >> dekade ke 6.  70 % Gejala  nipple discharge yang serous dan bercampur darah.  Pengobatan - Terapi secara konservatif  Papiloma serta nipple discharge dapat hilang spontan - Eksisi duktus terminal  th/ nipple discharge - Curiga maligna eksisi luas + radiasi PAPILOMA INTRADUKTUS
  • 27.
    Kelainan Fibrokistik - Seringdisebut mammary displasia - Penambahan jaringan fibrous dan glandular - Wanita 25-50th - Benjolan multiple, keras, batas tegas, nyeri - Payudara terasa lebih besar dan benjolan teraba kerasa sebelum menstruasi
  • 28.
     Insidensi : 1.Usia 30 tahun 2. Biasa unilateral 3. bulat lonjong, berbenjol batas tegas 4. >> besar dari FAM (pertumbuhan lebih cepat) Th/ - Pengangkatan tumor + 2 cm jaringan sehat - Mastektomi TUMOR PHYLOIDES (Kistosarkoma filoides)
  • 29.
     Kista berisisusu  wanita hamil / menyusui Sumbatan duktus selama masa laktasi  Tampak rata, benjolan dapat digerakkan, walaupun dapat juga keras  Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa tidak nyaman drainase dengan aspirasi jarum halus GALAKTOKEL
  • 31.
    Peradangan pada jaringanpayudara kerusakan / keretakan kulit sekitar puting port’ d entry bakteri menuju duktus Payudara merah, nyeri, terasa hangat saat perabaan MASTITIS
  • 32.
    Terapi 1. Antibiotik 2. Ketikamastitis sudah berkembang  PUS  dikeluarkan dengan pembedahan
  • 33.
     Terjadi bilajar. payudara yang berlemak  rusak  spontan / cedera / terapi radiasi  Tubuh berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak jaringan parut. Secara klinis dan mammogram sukar dibedakan dengan karsinoma Berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar, kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak rata.  Secara histopatologik terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian jadi fibrosis.  Th/eksisi NEKROSIS SEL LEMAK
  • 34.
    Sel lemak yang mati thinouter ring shape
  • 35.
  • 36.
    Tumor Ganas Payudara Klasifikasihistopatologis Non invasive (in situ)  Intraductal carcinoma  Intralobuler carcinoma Invasive  Invasive ductal carcinoma : paling sering -Invasive ductal carcinoma with predominant intraductal componen -Invasive lobular carcinoma -Mucinous carcinoma -Medullary carcinoma -Papillary carcinoma -Tubular carcinoma  Invasive lobular carcinoma
  • 37.
    Tumor Ganas Payudara 1.Ductalcarcinoma in situ (DCIS) sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya.
  • 38.
    Saluran menjadi tersumbatdan membesar Kalsium cenderung terkumpul clustered or irregular calcifications atau disebut microcalcificatons pada hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.
  • 39.
    I. Paget’s diseasedari papilla mammae. - Biasa berhubungan dengan DCIS - Jarang kasus murni Paget’s disease  biasa ada tumor mamae juga pada payudara yang sama  sel kanker melewati duktus  Papilla mamae Invasive Carcinoma
  • 40.
    PATOGNOMONIK sel besar pucatdan bervakuola (Paget’s cells) dalam deretan epitel
  • 41.
    Th/ pembedahan: - lumpectomy, -mastectomy, - modified radical mastectomy
  • 42.
    STAGING Sistem TNM T: Tumorprimer Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan Tis : Ca invasif To : Tidak ada bukti adanya tumor primer T1 : Tumor < 2 cm 1a : < 0,5 cm 1b : 0,5 - 1 cm 1c : 1 - 2 cm T2 : Tumor 2 – 5 cm T3 : Tumor > 5 cm T4 : Tumor (tanpa memandang ukuran), penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit (edem, ulkus, peau d’orange, satelit) 4a : Ekstensi ke dinding dada 4b : Edem kulit, ulkus, peau d’orange, satelit 4c : 4a + 4b 4d : Mastitis carsinomatous
  • 44.
    STAGING N : Metastasiske kelenjar getah bening Nx : Kelenjar regional tidak dapat ditentukan No : Tidak teraba kelenjar aksilla N1 : kgb aksila ipsilateral yang mobil. N2 : kgb aksila ipsilateral terfiksir, atau pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila. N2a: kgb aksila terfiksir atau melekat ke struktur lain. N2b: kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila. N3: kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb aksila atau pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria interna. N3a: kgb infraklavikular ipsilateral. N3b: kgb mamaria interna dan kgb aksila. N3c: kgb supraklavikula
  • 45.
    M : Metastasiske organ jauh Mx : Tidak dapat ditentukan metastasis jauh Mo : Tidak ada metastasis jauh M1 : Ada metastasis jauh, termasuk ke kelenjar supraclavicular
  • 46.
    Stage 0 TisN0 M0 Stage I T1 N0 M0 Stage IIA T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 Stage IIB T2 N1 M0 T3 N0 M0 Stage IIIA T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 Stage IIIB T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0 Stage IIIC T (semua) N3 M0 Stage IV T (semua) N (semua) M1 Stadium Ca Mammae
  • 47.
    PENATALAKSANAAN  Stadium I,II, IIIa (stadium operable)  kuratif Stadium I dan II “Radikal mastectomy” atau “modified radikal mastectomy” dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Stadium IIIa Simple mastectomy dengan radiasi dan sitostatika adjuvant
  • 48.
     Stadium IIIbdan IV  paliatif - Stadium IIIb atau yang dinamakan locally advanced pengobatan utama adalah radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu hormonal terapi dan sitostatika. - Stadium IV pengobatan primer adalah yang bersifat sistemik yaitu hormonal dan khemoterapi.
  • 49.
  • 50.
    Seluruh kelenjar payudara“diangkat” Sisa  kelenjar limfe aksila dan otot pektoralis
  • 51.
    Radical Mastectomy Seluruh kelenjarpayudara + Otot pectoralis (mayor + minor) + Seluruh kelenjar limfe “DIANGKAT”
  • 52.
    Seluruh kelenjar payudara“diangkat” + angkat kel. limfe Sisa  otot pektoralis mayor dan minor
  • 53.
    TERAPI MEDIKAMENTOSA  Radioterapi dapat u/semua stad. ca mammae - Setelah lumpectomy pada wanita dengan DCIS  radiasi adjuvant u/ mengurangi resiko rekurensi lokal - Untuk stad. I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy - Pada kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi (stad. IIIa atau IIIb)  radiasi adjuvant setelah tindakan pembedahan
  • 54.
    Kemoterapi  bersifatsistemik dan bekerja pada tingkat sel  terutama pada ca mammae lanjut - Biasanya diberikan kombinasi CMF (Cyclophosphamide, Methotrexate, Fluorouracil) - Kemoterapi dan obat penghambat hormon (Tamoxifen) seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita - ES: mual, lelah, muntah, kerontokan rambut
  • 55.
    TERAPI MEDIKAMENTOSA  Terapianti-estrogen  tamoxifen  menghambat pengambilan estrogen pada jaringan payudara. - ES tamoxifen: nyeri tulang, hot flushes, mual, muntah, retensi cairan Resiko jangka panjang: karsinoma endometrium Terapi dihentikan setelah 5 tahun  Terapi antibodi anti-HER2/neu  u/tujuan prognostik pada pasien tanpa pembesaran KGB  u/membantu pemilihan kemoterapi adjuvan karena dengan regimen adriamycin menberikan respon yang lebih baik pada karsinoma mammae dengan overekspresi HER-2/neu. Pasien dengan overekspresi Her- 2/neu mungkin dapat diobati dengan trastuzumab yang ditambahkan pada kemoterapi adjuvan.
  • 56.
    SADARI  Tujuan daripemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian.  Wanita premenopause (belum memasuki masa menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
  • 58.
    PROGNOSIS 5-year survival rate Stadium I : 94%  Stadium Iia : 85%  Stadium Iib : 70%  Stadium IIIa : 52%  Stadium IIIb : 48%  Stasium IV : 18%
  • 59.
    Kesimpulan - Benjolan padapayudara dapat merupakan tumor jinak ataupun ganas. - Diagnosis tumor payudara melalui anamnesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang mendukung. - Diagnosis pasti suatu tumor melalui biopsi pada benjolan tersebut. - Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif dianjurkan untuk stadium I, II, dan III. - Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan dengan terapi multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya bersifat paliatif. - Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan stadium IV