Tugas Kelompok - Teknik Tegangan Tinggi - Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Lingkungan - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D - Universitas Trisakti
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Tugas Kelompok - Teknik Tegangan Tinggi - Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Lingkungan
1. PENGARUH TEGANGAN
TINGGI TERHADAP
LINGKUNGAN
Kelompok 6:
Intan Putri Asyfa (062001600530)
Mohammad Didik Darmawan Ali (062001600541)
Meillyna Dewi Utary (062001600538)
Mutiara Sari (062001600531)
Sudarius Fajri (062001600517)
Zazid Setiawan (062001600509)
3. Setiap pembangunan ketenagalistrikan pada pembangkit baik
thermal maupun hidro, akan menimbulkan dampak baik positif
ataupun negatif terhadap lingkungan.
Besaran dampak tersebut bisa bersifat penting dan tidak penting,
tergantung dari jenis dan besar pembangkit tersebut.
Begitu pula terhadap komponen lingkungan yang akan terkena
dampak, juga tidak akan sama dampaknya walaupun jenis
kegiatannya sama.
Hal ini sangat terpengaruh pada lokasi kegiatan, pola kehidupan
masyarakat dan teknologi pengendalian dampak yang digunakan.
Pemantauan yang dilakukan secara rutin, seperti yang disepakati
dalam dokumen, dimaksudkan untuk melihat sejauh mana
efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Hasil pemantauan
akan dapat digunakan sebagai acuan tindakan penanggulangan
(corrective action) secara akurat dan tepat.
PENDAHULUAN
4. Sosial masyarakat : keresahan dan ketakutan yang
disebabkan dari munculnya rasa tidak aman terhadap
bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan dari jaringan.
Ekonomi : Secara makro mungkin pembangunan SUTET
berimplikasi pada kesejahteraan rakyat karena mampu
meningkatkan aktivitas industri di Indonesia sehingga GDP
meningkat. Namun di satu sisi, pembangunan jaringan
tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan “Kematian
Perdata” bagi nilai tanah yang dilintasi oleh SUTET,
sehingga apabila pemilik tanah tersebut berniat menjual
tanahnya, maka harga jual tanah tersebut akan jatuh dan
berada dibawah harga jual tanah yang tidak dilewati jalur
tersebut (itupun bila ada yang mau membelinya).
PENDAHULUAN
5. Kesehatan : Dari hasil penelitian disebutkan bahwa banyak
penyakit yang bisa ditimbulkan akibat dari paparan radiasi
gelombang elektromagnetik bagi masyarakat yang tinggal di
bawahnya. Hasil penelitian di Eropa menyatakan bahwa
jaringan transmisi tegangan tinggi menimbulkan sakit kepala,
gangguan tidur, lesu, libido menurun, kemandulan dan
merasa sakit tanpa diketahui penyebabnya.
Budaya : Menciptakan budaya self-injury (menyakiti diri
sendiri) di kalangan masyarakat akibat hak – hak para korban
SUTET belum terpenuhi. Beberapa aksi self-injury yang
dilakukan masyarakat pada tanggal 30 Januari 2006, yaitu: aksi
jahit mulut, mogok makan, dan cap jempol darah yang
berlangsung di Posko Selamatkan Rakyat Indonesia di
Jalan Diponegoro - Jakarta Pusat.
PENDAHULUAN
7. UNEP (United Nations Environmental Programme), WHO
(World Health Organization) dan IRPA pada tahun 1987
mengeluarkan pernyataan tentang nilai rapat arus induksi dengan
efek-efek biologisnya yang ditimbulkan oleh pajanan pada seluruh
tubuh manusia:
1 - 10 mA/m2, tidak menimbulkan efek biologis berarti.
10 - 100 mA/m2, menimbulkan efek biologis yang berarti,
termasuk efek pada sistem penglihatan dan saraf.
100 - 1000 mA/m2, menimbulkan stimulasi pada jaringan -
jaringan yang dapat dirangsang dan berbahaya bagi
kesehatan.
1000 mA/m2, dapat menimbulkan gangguan pada jantung,
berupa irama ekstrasistole dan fibrilasi ventrikular
8. Proyek Ketenagalistrikan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
No Jenis
Kegiatan
Skala/Besara
n
Alasan Ilmiah Khusus
1 Pembangunan
Jaringan
> 150 kV • Keresahan masyarakat karena gangguan kesehatan
akibat transmisi;
• Aspek sosial, ekonomi dan budaya terutama pada
pembebasan lahan dan keresahan masyarakat.
2 Pembangunan
PLTD/PLTG/PLT
U/PLT GU
> 100 mW Berpotensi menimbulkan dampak pada :
• Aspek fisik kimia, terutama pada kualitas udara (emisi,
ambien dan kebisingan) dan kualitas air (ceceran
minyak pelumas, limbah bahang, dll) serta air tanah;
• Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada
saat pembebasan lahan dan pemindahan penduduk.
3 Pembangunan
PLTA dengan :
Tinggi bendung
Atau luas
genangan
Atau aliran
langsung
(kapasitas daya)
150 m
200 ha
50 MW
Berpotensi menimbulkan dampak pada :
• Aspek fisik-kimia, terutama pada kualitas udara (bau
dan kebisingan) dan kualitas air;
• Aspek flora fauna;
• Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada
pembebasan lahan
9. 4 Pembangunan Pusat
Listrik dari Jenis Lain
(Surya, Angin, Biomassa
dan Gambut)
< 10 MW • Membutuhkan areal yang sangat luas;
• Dampak visual (pandang);
• Dampak kebisingan;
• Khusus penggunaan gambut berpotensi
menimbulkan gangguan terhadap
ekosistem gambut.
Proyek Ketenagalistrikan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
10. Dampak SUTET
Solusi
Medan Magnet
Medan Listrik
Corona
Pembatasan
Bangunan
Sosialisasi
Pengukuran &
Pemantauan Berkala
Memantau Kondisi
Tapak Tower
Menetapkan Batasan
Ruang Kosong
13. Dampak PLTU, PLTD, PLTG & PLTGU
MINYAK
Ceceran
minyak dan oli
Penurunan
Kualitas Air &
Udara
BATU
BARA
Adanya gas
buang (emisi)
Meningkatnya
kandungan
SOx, NOx,
debu
17. Kesimpulan
1. Setiap pembangunan ketenagalistrikan pada pembangkit baik
thermal maupun hidro, akan menimbulkan dampak baik
positif ataupun negatif terhadap lingkungan.
2. Selain faktor lingkungan, yang harus diperhatikan juga adalah
psikologis masyarakat sekitar yang belum tentu dengan
mudah akan melepas lahan mekanisme penggantian lahan
milik warga yang dilalui oleh jaringan transmisi dan
penggunaan lainnya. Semuanya dilakukan melalui
mekanisme musyawarah dan mufakat
3. Dampak dapat dikategorikan berdasarkan jenis pembangkit,
seperti dampak pada PLTU, PLTD, PLTP, PLTA, PLTG dan
PLTU.
18. Referensi:
Dampak Sutet Terhadap Kesehatan Masyarakat diunduh di
http://contohdokumen.com/dampak-sutet-terhadap-kesehatan-masyarakat//
Gini, Al, Case studies in Bussines Ethics, 5TH Ed., Prentice Hall, 2004
Setiap pembangunan ketenagalistrikan pada pembangkit baik thermal maupun hidro, akan menimbulkan dampak baik positif ataupun negatif terhadap lingkungan. Besaran dampak tersebut bisa bersifat penting dan tidak penting, tergantung dari jenis dan besar pembangkit tersebut. Begitu pula terhadap komponen lingkungan yang akan terkena dampak, juga tidak akan sama dampaknya walaupun jenis kegiatannya sama. Hal ini sangat terpengaruh pada lokasi kegiatan, pola kehidupan masyarakat dan teknologi pengendalian dampak yang digunakan. Pemantauan yang dilakukan secara rutin, seperti yang disepakati dalam dokumen, dimaksudkan untuk melihat sejauh mana efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Hasil pemantauan akan dapat digunakan sebagai acuan tindakan penanggulangan (corrective action) secara akurat dan tepat.
Dalam rangka melaksanakan pembangunan Ketenagalistrikan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pembangunan ketenagalistrikan mengacu pada peraturan perundang-undangan yangberlaku, yaitu UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup. Bagi rencana kegiatan yang mempunyai dampak penting, makaberdasarkan PP No. 27 Tahun 1999, untuk kegiatan yang mempunyaidampak penting wajib menyusun dokumen Analisis mengenai DampakLingkungan (AMDAL). Sedangkan yang tidak mempunyai dampak pentingwajib menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan dan atau UpayaPemantauan Lingkungan (UKL/UPL). Untuk penentuan kriteria wajib AMDAL dan UKL/UPL mengacu pada peraturan yang berlaku.
Dampak SUTET
Untuk pembangunan SUTET/SUTT dampak proyek terhadap lingkungan yang muncul adalah timbulnya keresahan masyarakat terutama yang tinggal di bawah jalur SUTET/SUTT. Yang menyebabkan keresahan masyarakat adalah timbulnya medan magnet, medan listrik dan corona serta adanya pembatasan pendirian bangunan secara vertikal di bawah jalur SUTET/SUTT. Besarnya kuat medan magnet dan medan listrik yang dipersyaratkan WHO adalah kuat medan magnet sebesar 0,1 mT, kuat medan listrik sebesar 5kV/m. Adapun upaya penanggulangan dampak yang terjadi antara lainmemberi sosialisasi pada masyarakat tentang manfaat SUTET/SUTT, melakukan pengukuran dan pemantauan terhadap medan magnet danmedan listrik secara kontinyu, memantau kondisi tapak tower terutamapada lahan yang erosinya tinggi dan menetapkan batasan ruangkosong (ROW) di bawah jalur SUTET/SUTT.
Jenis dampak yang terjadi pada PLTU biasanya tergantung pada sumber bahan bakar yang dipakai, yaitu bahan bakar minyak (HSD,residu atau MFO) dan bahan bakar batu bara. Pada umumnya PLTUdari bahan bakar minyak dampak yang terjadi berupa ceceran minyakdan oli bekas yang akan mempengaruhi kualitas air serta penurunankualitas udara akibat adanya gas buang. Untuk PLTU dengan bahanbakar batubara dampak yang terjadi berupa penurunan kualitas udaraakibat adanya gas buang (emisi), misalnya meningkatnya kandunganSOx, NOx dan debu (partikulat) juga abu dari batu bara (fly ash danbottom ash) yang dikategorikan sebagai limbah B3. Dampak lain yangmungkin timbul adalah penurunan kualitas air berupa kenaikan suhupada badan air.
Untuk mengurangi limbah gas SO2 di udara, batu bara yang harusdigunakan dianjurkan yang memiliki kadar sulphur rendah (kurang dari1 %) atau dengan memasang Flue Gas Desulfurization (FGD) yangberfungsi menangkap gas SO2. Sedangkan untuk mengurangi debu(partikulat) di udara, adalah menggunakan alat ElectrostaticPrecipitator (EP) dengan efisiensi kurang lebih 95 % dan untukmengurangi limbah NO2 menggunakan Low NO2 Burner untuk mengurangi gas NO2 di udara.
Untuk PLTD dampak yang terjadi dapat dikatakan tidak begitu penting dalam arti hanya limbah dari ceceran minyak/oli bekas ang akanmasuk ke dalam badan perairan. Di samping itu pula akanmempengaruhi kualitas udara (SOx, NOx, CO dan Pb), dalam hal inisangat tergantung berapa persen kadar sulfur yang ada pada bahanbakar tersebut. Selain itu akan terjadi kebisingan pada daerah kerja(mesin) pembangkit dan menurunnya kualitas udara jika terjadi pembakaran yang tidak sempurna.
Jenis dampak yang terjadi pada PLTU biasanya adalah meningkatnyakandungan H2S pada kualitas udara yang dapat mengakibatkanterganggunya flora dan fauna di sekitar lokasi tersebut, karena biasanya PLTP dibangun dekat sumber panas bumi dan cenderungberada pada daerah sensitif (kawasan hutan lindung). Limbah cair (sisa kondensat) akan mengakibatkan pencemaran pada badan airkarena mengandung logam berat misalnya boron.
Dampak PLTA secara umum dikategorikan menjadi dua, yaitu dampak
proyek terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap proyek.
Dampak proyek terhadap lingkungan seperti perubahan tata guna
lahan, perubahan iklim mikro karena adanya genangan, terjadinya
kecelakaan masyarakat hilir akibat pelepasan air dan tingginya tingkat
erosi dan sedimentasi. Sedangkan dampak lingkungan terhadap
proyek seperti adanya sampah yang masuk ke dalam waduk dari hulu
sungai, adanya erosi dan sedimentasi yang diakibatkan aktifitas
masyarakat di pinggir waduk (genangan) atau DAS, meningkatnya
pertumbuhan gulma air pada waduk dan perubahan kualitas air karena
aktifitas industri di hulu sungai.