SlideShare a Scribd company logo
Tugas Individu UTS
(OPINI)
ANTROPOSENTRIME PADA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Di Ajukan Untuk Menuhi Mata Kuliah
Etika Lingkungan
Di Susun oleh
Tedy Meilyanto ( E2A022011 )
Dosen Pengampu :
Dr. Suharyanto, S.Pt. M.Si
PROGRAM STUDI MAGISTER PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2022
(OPINI)
ANTROPOSENTRIME PADA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG
Apa itu Antroposentrisme?
Antoposentrisme dimaknai sebagai bagian dari teori etika lingkungan yang memandang
manusia adalah pusat alam semesta. Sehingga berorientasi pada kepentingan manusia, kebutuhan
manusia menentukan dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan alam secara langsung atau
tidak. Cara pandang antroposentris menganggap manusia berada di luar, terpisah dari alam.
Manusia dipanggap sebagai penguasa atas alam dan boleh melakukan apa saja terhadap alam. Cara
pandang tersebut melahirkan sikap dan perilaku merusak (destruktif) serta eksploitasi dan terhadap
alam maupun lingkungan, ini menmbuat manusia menguras alam demi memenuhi kepentingan
dan kehidupannya tanpa memperhatikan kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem.
Dan cara pandang ini sudah dimulai sejak era Yunani kuno, terutama di era zaman para filsuf
modern dan Aristoteles di abad pertengahan
Dalam pandangan antroposentrisme, etika, prinsip-prinsip dari moral dan nilai moral, hanya
berlaku bagi manusia dan bahwa kebutuhan dan kepetingan manusia mempunyai nilai tertinggi
dan paling penting diantara mahkuk hidup lainnya, dengan arti bahwa manusia dan pemenuhan
kepentingannya dianggap paling berhak dalam menentukan tatanan lingkungan ekosistem dan
berhak dalam menetukan kebijakan yang diambil berkaitan dengan alam, baik langsung maupun
tak langsung.
Falsafah bahwa nilai tertinggi di Alam ini adalah manusia dan kepentingannya, hanya manusia
yang mempunyai nilai dan menjadi perhatian, segala keberadaan di alam hanya akan bernilai
sejauh menunjang kepentingan manusia. Oleh karena ciri-ciri tersebut, maka cara pandang
Antroposentrisme dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow
environmental ethics).
Antroposentrisme dianggap sebagai sebuah cara pandang yang mendasarkan argumentasi pada
keyakinan bahwa manusia adalah penguasa dan penentu realitas yang akan menentukan apa yang
menjadi dan terjadi pada dirinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang berada di luar diri manusia
akan diperlakukan sebagai objek yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dirinya
(Kuntowijoyo, 1998).
Definisi dari Pembangunan yang berkelanjutan
Pembanguan yang berkelanjutan menurut Wikipedia adalah : pembangunan yang
memenuhi kebutuhan hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan hidup
generasi mendatang. Prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan ialah pertahanan kualitas
hidup bagi seluruh manusia pada masa sekarang dan pada masa depan secara berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan prinsip kesejahteraan ekonomi, keadilan
sosial, dan pelestarian lingkungan (Wikipedia). Pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah
dilakukan sejak 1980-an. Saat itu semua agenda politik lingkungan dipusatkan pada pembangunan
berkelanjutan.
Istilah pembangunan berkelanjutan, muncul pertama kali dalam World Conservation of
Nature yang dipakai oleh salah satu pakar, Lester R Brown. Semenjak saat itu, istilah
pembangunan berkelanjutan menjadi populer dan mengarah pada refleksi tentang konsekuensi
masalah lingkungan hidup untuk ekonomi.
 Menurut Emil Salim Definisi pembangunan berkelanjutan atau suistanable development
adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan
manusia. Pengoptimalan tersebut dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam
pembangunan.
 Menurut Ignas Kleden Pembangunan berkelanjutan sebagai jenis pembangunan yang di satu
pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun sumber daya manusia secara
optimal. Di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara
berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut.
 Menurut Rogers (2008: 42) Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah
konsep yang menggali keterkaitan antara pembangunan ekonomi, kualitas lingkungan dan
keadilan sosial.
 Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan
aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) adalah
“ Suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan manusia
secara serasi dan seimbang yang menggali keterkaitan antara pembangunan ekonomi, kualitas
lingkungan dan keadilan sosial, serta menjamin keutuhan lingkungan hidup, keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini dan masa depan.”
URAIAN PEMBAHASAN
Paham Antroposentrisme pada Fenomena Krisis lingkungan
Sejak akhir abad ke-20, Antroposentrisme dipandang sebagai biang keladi dari porak-
porandanya lingkungan hidup, sehingga dibutuhkan suatu cara berpikir baru yang dapat mengatasi
segala kerusakan itu. Akibat dari cara pandang Antroposentrisme ini adalah memungkinkan
penguasaan manusia atas alam demi kepentingannya semata, menyebabkan krisis lingkungan yang
terjadi seperti saat ini tak dapat dihindari.
Hubungan manusia dengan alam tersebut cenderung bersifat egoistis, karena hanya
mengutamakan kepentingan manusia. Sedangkan kepentingan lingkungan ekologi dan ekosistem
serta makluk hidup lainnya, tidak menjadi pertimbangan moral. Paradigma Antroposentrisme yang
memandang alam hanya sebagai alat dan besifat egoistis tersebut, mendorong manusia untuk
mengeksploitasi dan menguras alam demi kepentingannya, tanpa memberikan perhatian serius
bagi kelestarian lingkungan. Kepentingan manusia disini, sering kali diartikan sebagai
kepentingan yang bersifat jangka pendek, sehingga menjadi sumber dari berbagai krisis pada
lingkungan.
Fenomena Krisis Lingkungan
Krisis lingkungan berasal dari dua suku kata yaitu “krisis” dan “lingkungan”. Krisis
diambil dari bahaya yunani “κρίσις” dalam bentuk kata sifat berarti kritis atau kemelut suatu
peristiwa yang sedang atau akan terjadi yang mengarah pada suatu situasi tidak stabil dan
berbahaya yang mempengaruhi individu, kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat.
Makna dari Krisis lingkungan dapat didefinisikan sebagai persitiwa atau situasi kritis yang tidak
stabil dan berbahaya yang akan menimbulkan degradasi lingkungan serta ekosistem alam atau
dengan kata lain disebut juga sebagai kerusakan lingkungan.
Menurut Richard Steward dan James E Krier, krisis lingkungan yang sudah mengglobal
dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal: pertama, pencemaran lingkungan (pollution); kedua,
pemanfaatan lahan yang salah (land mis-use); ketiga, eksploitasi sumberdaya alam yang
menyebabkan habisnya sumberdaya (natural resource depletion) (Steward & Krier, 1978).
Tiga hal ini dapat dipahami dalam satu rangkaian bahwa turunnya kualitas lingkungan
hidup yang mewujud dalam berbagai bentuk kerusakan lingkungan merupakan konsekuensi dari
pemanfaatan sumberdaya alam secara sembrangan dan tak terkontrol.
The Ecologist dan The Limits to Growth tulisan E. Golsmith dan Dennis L. Mesdows, dkk
(1972) juga mengingatkan bahwa bahaya terbesar bagi umat manusia di masa depan adalah
rusaknya lingkungan hidup yang sangat cepat. Kerusakan lingkungan yang terjadi ini ternyata
tidak lagi bersifat lokal, namun telah berubah menjadi persoalan regional bahkan global.
Berbagai kejadian bencana alam ini menunjukkan tentang gagalnya upaya dalam melakukan
konservasi sumber daya alam dan lingkungan dalam mengimbangi cepatnya gerakan
mengeksploitasi sumber daya alam yang didukung oleh berbagai peralatan canggih hasil rekayasa
teknologi modern.
Kemajuan dunia, dengan adanya teknologi malah menjadi pembunuh berantai dalam
kehidupan manusia. Tak bisa dipungkiri manusia pada hakekatnya kini mereka lebih mengejar
akan kehidupan yang sejahtera tanpa peduli lingkungannya.
Perubahan iklim global yang ekstrim yang terjadi dapat mempengaruhi hidup manusia, munculnya
polusi yang mengakibatkan krisis lingkungan hidup menyebabkan para pakar dari berbagai
disiplin ilmu mencurahkan perhatian untuk membahas dan meneliti dampak yang diakibatkan oleh
kemajuan teknologi dan industri yang telah meracuni udara, air, tanah, dan tumbuh-tumbuhan.
Polusi ini selanjutnya memengaruhi fisik manusia melalui makanan dan minuman yang telah
tercemar oleh bahan bahan kimia buatan.
Cara pandang Antroposentrisme inilah yang menjadi awal kerusakan lingkungan pada saat
ini menganggap bahwa alam beserta isinya merupakan sebuah instrumen ataupun alat bagi
pemenuhan kebutuhan manusia dan lumrah bila dieksploitasi.
Dilema Konsep Pembangunan berkelanjutan dan Kerusakan Lingkungan
Berbagai bentuk eksploitasi manusia terhadap sumberdaya alam telah mengarah pada
kondisi ekploitasi berlebihan (over exploitation) yang menyebabkan alam tidak mampu melakukan
recovery kembali guna memulihkan daya dukungnya. Kondisi ini jika dibiarkan terus menerus
maka akan menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang dan dapat menyebabkan munculnya
berbagai bencana yang membahayakan umat manusia.
Pada tahapan selanjutnya munculah konsep sustainable development. Gagasan ini
dipandang sebagai sebuah terobosan yang mampu memunculkan konsensus atas krusialnya isu
lingkungan hidup dalam pengelolaan sumberdaya. Konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) merupakan sebuah perspektif baru dalam melihat apa dan bagaimana
pembangunan. Perspektif ini muncul dari kegelisahan atas apa yang telah dilakukan manusia
terhadap alam untuk mencapai kemajuan (progress) sebagai cita-cita pembangunan
Aspek Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable development (SD) atau Pembangunan berkelanjutan merupakan model
pembangunan yang berusaha mengintegrasikan tiga aspek pembangunan yakni keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan kesejahteraan
sosial.
Namun apa yang terjadi krisis ekologi bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pemanasan global, kerusakan lapisan ozon akibat emisi karbon dan efek rumah kaca, mencairnya
es di kutub, kenaikan permukaan air laut, pencemaran industri adalah sekian banyak contoh kasus
yang semakin mencuat dalam 20 tahun lebih sejak ditetapkannya paradigma pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) sebagai pedoman pembangunan seluruh bangsa di dunia.
Contoh dampak kuantitatif paling ekstrim dari dominasi manusia terhadap alam hampir diseluruh
dunia adalah berupa terjadinya erosi, banjir, kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan,
polusi udara, hujan asam.
Keberadaan sustainable development itupun bukan tanpa persoalan. Gagasan ini oleh
banyak environmentalis dianggap tidak jelas keberpihakannya serta masih berkutat pada logika
untung-rugi yang sejatinya berdasar pada filosofi utilitarianisme, oleh karena itu tidak
mengherankan apabila selalu muncul dilema dalam praktik sustainable development terkait
dengan orientasi atas nilai yang diinginkan untuk terus berkelanjutan
Kelemahan pada Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
1. Tidak ada sebuah tiitk kurun waktu yang jelas dan terukur yang menjadi sasaran pembangunan
berkelanjutan. Hanya merupakan sebuah komitmen, yang sulit diukur kapan tercapainya
2. Asumsi paradigma pembangunan berkelanjutan didasarkan cara pandang antroposentris (alam
sbg alat pemenuhan kebutuhan), pembangunan ekonomi sebagai yang utama dan
pembangunan sosial budaya dan lingkungan sebagai pendukung.
3. Asumsi yang ada dibalik paradigma ini adalah manusia bisa menentukan daya dukung
ekosistem lokal dan regional. Seakan manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui
batas alam dan manusia mampu mengeksploitasi SDA itu dalam batas wajar sesuai daya
dukung alam tadi. Padahal manusia lupa bahwa alam memiliki kompleksitas yang rumit jauh
melampaui ilmu pengetahuan manusia.
4. Paradigma pembanguan berkelanjutan bertumpu pada ideologi materealisme yang tak diuji
secara kritis tetapi diterima begitu saja secara benar. Semua negara dianjurkan untuk
mengikuti jalan yang selama ini ditempuh negara-negara maju.
Mengacu pada definisi sustainable development yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya bahwa sustainable development adalah sebuah proses yang berupaya
menyeimbangkan perhatian atas kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang atas segala
bentuk pemanfaatan maupun eksploitasi sumberdaya alam, investasi, penggunaan teknologi
maupun perubahan institusi maka sesungguhnya secara implisit konsep ini mencoba untuk
membawa kondisi pengelolaan lingkungan menjadi lebih ke arah ekosentris.
Namun demikian, yang perlu dipahami adalah metode kompromi yang dipakai oleh
sustainable development, yaitu dengan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian
lingkungan hidup, seringkali bertumpu pada persoalan praktis. Sehingga muncul banyak
perdebatan dalam mengaplikasikan konsep ini, sangat tergantung pada sisi mana yang ingin
ditonjolkan, apakah pertimbangan ekonomi atau lingkungannya. Padahal dalam praktiknya dua
hal tersebut nyaris tak pernah dapat berkompromi. Yang banyak terjadi kemudian adalah beberapa
indikator kelestarian lingkungan yang dibuat cenderung dikemas semata-mata untuk kebutuhan
ekonomi.
Kebutuhan manusia yang sangat dinamis dan sangat beragam dalam kemanjuan industri
dan paradigma developmentalisme, melahirkan bentuk bentuk tindakan yang kurang bertanggung
jawab terhadap lingkungannya. Eksploitasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan terlihat
hanya berarah pada pertumbuhan ekonomi semata dan mengabaikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan. Sehingga ukuran standar kualitas hidup dan kelayakan hidup lebih ditandai
dari sisi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri dalam melakukan
berbagai kegiatan pengelolaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Berdasarkan proses kemunculannya, maka logika awal yang dibangun oleh sustainable
development tidak terpisah dari logika aliran/ faham modernis (antroposentris), tidak
mengherankan apabila mekanisme yang ditawarkan oleh sustainable development cenderung
teknosentris. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam upaya mendesain ulang pasar dan proses
produksi untuk disesuaikan dengan logika bekerjanya alam. Selain itu juga sustainable
development menggunakan mekanisme pasar dan akumulasi kapital untuk melakukan prediksi
atas kondisi alam di masa yang akan datang. Kestabilan stok kapital dari alam menjadi syarat
utama bagi tercapainya kondisi lestari (Banerjee, 1999). Kritik Banerjee ini jelas menunjukkan
bahwa orientasi sustainable development sesungguhnya belum bergeser dari titik pijak
antroposentrisme.
Oleh karena hal itu sesungguhnya konsep dari sustainable development ternyata tetap
berpijak pada konsep antroposentrisme, yaitu menjadikan manusia sebagai sentralnya. Semua
faktor dimasukkan kemudian dihitung dalam suatu perhitungan matematis untuk kemudian
dijumlahkan mana yang mampu memberikan keuntungan terbesar dengan resiko dampak minimal.
Pada berbagai studi kebijakan disimpulkan bahwa melalui mekanisme kalkulasi cost-
benefit mampu diperoleh keunggulan relatif, terutama dalam konteks ekonomi. Hal ini tentu
memberikan harapan positif bagi negara-negara yang memang mengejar pertumbuhan ekonomi
seperti negara negara berkemnbang seperti Indonesia, namun menjadi malapetaka tatkala dilihat
dari aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup. Hal ini disebab karena kecenderungan
perhitungan yang hanya mengarah pada sekedar perhitungan nilai-nilai real dan mengabaikan
nilai-nilai yang bersifat normatif. Hal ini yang sesungguhnya menjadi tantangan terbesar dalam
mengaplikasi konsep sustainable development.
Di sisi yang lain, apabila kebutuhan hanya dimaknai sebagai segi kemanfaatan dalam
kerangka pertumbuhan ekonomi, maka berbagai pilihan tindakan maupun kebijakan ataupun
regulasi yang disusun yang pada akhirnya tetap bermuara pada titik kepentingan untuk memuaskan
hasrat eksploitasi manusia dan mengejar target pertumbuhan ekonomi dan konsumsi semata.
Pilihan orientasi ini bisa saja dibungkus dengan mekanisme-mekanisme yang sepertinya
mendukung kelestarian lingkungan, namun pada akhirnya hal tersebut hanya berhenti dalam
konstelasi formalitas belaka, dengan tanpa menyentuh substansi persoalan yang sesungguhnya.
Sebagai contoh adalah diwajibkannya setiap pelaku usaha ungtuk melakukan kajian
dokumen lingkungan hidup sepertri AMDAL dan memenuhi Aspek KLHS (Kajian Lingkungan
hidup Strategis) Provinsi dan sebelum pelaku usaha akan membangun kegaiatan atau industri di
wilayah tertentu. Peran kajian AMDAL seharusnya dapat digunakan sebagai mekanisme
pengawasan dan alat kontrol bagi pemerintah pada berbagai kegitan industri yang layak
berkembang ataupun tidak. Namun sampai sejauh ini, keberadaan AMDAL hanya dimaknai
sebatas bagian dari pemenuhan perizinan usaha yang bersifat formal tanpa ada mekanisme
evaluasi dan kontrol secara tegas, jelas, dan kontinyu. Kelemahan-kelemahan semacam ini juga
banyak terjadi pada berbagai sektor pengelolaan lingkungan lainnya semisal kehutanan,
perkebunan, dan pertambangan. Hal ini mengindikasikan bahwa sustainable development pada
praktiknya kemudian terhenti sebatas slogan karena masih dominannya kalkulasi kemanfaatan
dalam jangka pendek oleh berbagai pihak terkait.
Besar dan masifnya kepentingan para kaum kapitalis sebagai penyandang dana
menyebabkan rancangan pembangunan berkelanjutan menjadi terjebak pada hanya sekedar urusan
praktik (metode) dan menjadi samar untuk secara nyata berpihak pada usaha mengedapankan
kelestarian lingkungan sebagai nilai kemanfaatan yang ingin dituju. Ketika pembanguan
berkelanjutan masih menitikberatkan pada sektor pembangunan ekonomi saja maka itu menjadi
rancangan pembangunan yang besifat konvensional.
Pembangunan konvensional terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi
gagal dalam memperlihatkan keseimbangan sosial dan lingkungan. Hal ini terjadi karena
pembangunan konvensional meletakkan pembangunan ekonomi pada pusat persoalan
pertumbuhan dan menempatkan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan pada posisi yang tidak
substansial akibatnya tetap terjadi kerusakan lingkungan padahal kita berpendapat dan merasa
telah menjalankan konsep Pembangunan Berkelanjutan, disini terlihat ada yang salah dalam
memahami konsep pembangunan berkelanjutan tersebut.
Kita harus meninjau ulang konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih
menitikberatkan pada aspek keberlanjutan ekonomi, dan melupakan keberlanjutan ekologi
dan keseimbangan ekosistem, yang justru menjadikan konsep pembangunan yang tidak
bergeser dari etika antroposentrisme itu sendiri .
KESIMPULAN
Bagaimana Harusnya Sikap Etika Lingkungan pada Pembangunan Berkelanjutan
Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk memperbaiki taraf
hidupnya, melindungi dan meningkatkan kehidupan secara keseluruhan. Sebaliknya manusia juga
memiliki kemampuan atau kekuatan untuk menimbulkan bencana dalam kehidupan manusia serta
merusak tatanan kehidupan di bumi secara keseluruhan. Dominasi manusia yang sangat kuat
terhadap lingkungan alamnya merupakan cara pandang antroposentrisme yang menganut paham
bahwa nilai prinsif moral hanya berlaku bagi manusia, dan bahwa kebutuhan dan kepentingan
manusia mempunyai nilai yang paling tinggi dan paling penting.
Etika Lingkungan sebagai tuntunan moral bagi setiap manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungannya tidak dapat begitu saja diyakini dan diamalkan oleh tiap orang, etika lingkungan
butuh proses internalisasi yang sungguh sungguh dari berbagai pihak. Internalisasi etika
lingkungan inilah yang diharapkan mampu merubah mindset para perencana dan pelaku
pembangunan terhadap lingkungan. Perubahan mindset ini diharapkan dapat berdampak pada
perubahan sikap (afektif) dan tata laku (psikomotor) dan memberikan kontrol internal (kejiwaan)
bagi seseorang.
Etika lingkungan ini harus merupakan syarat mutlak untuk terlaksananya pembangunan
yang berkelanjutan. Etika lingkungan yang terinternalisasi dalam diri seseorang akan dapat
mengendalikan tindakan manusia terhadap lingkungan dengan penuh kesadaran.
Suatu upaya pembangunan berkelanjutan yang tidak berbasis pada etika, maka ketika
lemahnya penegakan dan pengawasan suatu regulasi/aturan, maka cenderung akan terjadi
pengabaian karena tidak adanya nilai yang mengikat, maka pembangunan berkelanjutan hanya
akan menjadi konsep diatas kertas
Dasar pikiran seperti ini menjelaskan persoalan tentang peran manusia dalam menentukan
kecenderungan penguasaannya terhadap alam. Baik pembangunan berkelanjutan maupun
keberlanjutan ekologi adalah dua alternatif yang bisa diterapkan oleh setiap negara termasuk
Indonesia, karena mempunyai sasaran yang sama yaitu integrasi ketiga aspek diantaranya aspek
pembangunan ekonomi, social-budaya dan lingkungan. bedanya hanya terletak pada prioritas
perhatian, namun sejauh ketiga aspek itu bisa diintegrasikan dengan secara baik, paradigma
pembangunan apapun tidak menjadi masalah
“There is a sufficiency in the world for man’s need but not for man’s greed “
‘’Ada kecukupan di dunia ini untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak untuk keserakahan manusia’’
DAFTAR PUSTAKA
1. Keraf, A.S., 2010. Etika Lingkungan Hidup. PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta
2. Lailiy Muthmainnah dkk, Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-6811(online) Vol.
30, No. 1 (2020), p. 23-45, doi: 10.22146/jf.49109
3. Djaelani, M.S., Maret 2011.Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan. Ecosains-
Vomume IX, Nomor 1.
4. Hadi, B.S., 2006. Membangun Etika Lingkungan sebagai basis Pembangunan Berkelanjutan.
Geomedia, Vol 4, No. 2 (2006)
5. Sukarna,R.M., 2020. Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam perspektif Antroposentrisme,
Antropologi dan Ekosentrisme. Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-
7643 Vol. 16 No.1 / Juni 2021 Hal. 83-100
6. Ihsan, A. F, Suryawan, A., (2019). Ekoliterasi sebagai antitesis paradigma pembangunan
anthroposentris dalam SDGs., Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Tahunan – Ilmu
Lingkungan Hidup,. Magister Ilmu Lingkungan – Universitas Padjajaran

More Related Content

Similar to tugas Etika Lingkungan -Rev1.docx

Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
SMPN 4 Kerinci
 
dasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungandasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungan
Sabrianda
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganhendricksonsagala
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
Mariske Myeke Tampi
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
sintongjonatanhutapea
 
Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...
Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...
Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...
JanuriaSafitri
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Seger Sugiyanto
 
Etika lingkungan
Etika lingkungan Etika lingkungan
Etika lingkungan
gemilaumarsikha
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
Irfano
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Ipin Okehzz
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganGeGe_7T7
 
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.pptkuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
AnindyaPTamara1
 
Konsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutanKonsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutanBudy Jafar
 
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Nurul Afdal Haris
 
Pertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhan
Pertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhanPertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhan
Pertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhan
IlhamMartadona1
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaYanels Garsione
 
Konsep pembangunan
Konsep pembangunanKonsep pembangunan
Konsep pembangunan
Kiki Purwanto
 

Similar to tugas Etika Lingkungan -Rev1.docx (20)

Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
 
dasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungandasar dasar kesehatan lingkungan
dasar dasar kesehatan lingkungan
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...
Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...
Januria safitri, sosiologi lingkungan, prodi sosiologi, dr. taufiq ramdani, s...
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Geo (fnaws)
Geo (fnaws)Geo (fnaws)
Geo (fnaws)
 
Etika lingkungan
Etika lingkungan Etika lingkungan
Etika lingkungan
 
Materi 4 amdal
Materi 4 amdalMateri 4 amdal
Materi 4 amdal
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan LingkunganIlmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
Ilmu Teknologi dan Pengetahuan Lingkungan
 
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.pptkuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
kuliah-1_pembangunan-berkelanjutan.ppt
 
Konsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutanKonsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan
 
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
 
Hk.lingkungan
Hk.lingkunganHk.lingkungan
Hk.lingkungan
 
Pertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhan
Pertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhanPertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhan
Pertemuan 7 Etika Lingkungan.pdf etikan penyuluhan
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
Konsep pembangunan
Konsep pembangunanKonsep pembangunan
Konsep pembangunan
 

Recently uploaded

Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
WikaAlifia
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
muhammadfebri359
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
KhusnulKhatimah94
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
albakiddies
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 

Recently uploaded (16)

Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
 
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGANINTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 

tugas Etika Lingkungan -Rev1.docx

  • 1. Tugas Individu UTS (OPINI) ANTROPOSENTRIME PADA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Di Ajukan Untuk Menuhi Mata Kuliah Etika Lingkungan Di Susun oleh Tedy Meilyanto ( E2A022011 ) Dosen Pengampu : Dr. Suharyanto, S.Pt. M.Si PROGRAM STUDI MAGISTER PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2022
  • 2. (OPINI) ANTROPOSENTRIME PADA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Apa itu Antroposentrisme? Antoposentrisme dimaknai sebagai bagian dari teori etika lingkungan yang memandang manusia adalah pusat alam semesta. Sehingga berorientasi pada kepentingan manusia, kebutuhan manusia menentukan dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan alam secara langsung atau tidak. Cara pandang antroposentris menganggap manusia berada di luar, terpisah dari alam. Manusia dipanggap sebagai penguasa atas alam dan boleh melakukan apa saja terhadap alam. Cara pandang tersebut melahirkan sikap dan perilaku merusak (destruktif) serta eksploitasi dan terhadap alam maupun lingkungan, ini menmbuat manusia menguras alam demi memenuhi kepentingan dan kehidupannya tanpa memperhatikan kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem. Dan cara pandang ini sudah dimulai sejak era Yunani kuno, terutama di era zaman para filsuf modern dan Aristoteles di abad pertengahan Dalam pandangan antroposentrisme, etika, prinsip-prinsip dari moral dan nilai moral, hanya berlaku bagi manusia dan bahwa kebutuhan dan kepetingan manusia mempunyai nilai tertinggi dan paling penting diantara mahkuk hidup lainnya, dengan arti bahwa manusia dan pemenuhan kepentingannya dianggap paling berhak dalam menentukan tatanan lingkungan ekosistem dan berhak dalam menetukan kebijakan yang diambil berkaitan dengan alam, baik langsung maupun tak langsung. Falsafah bahwa nilai tertinggi di Alam ini adalah manusia dan kepentingannya, hanya manusia yang mempunyai nilai dan menjadi perhatian, segala keberadaan di alam hanya akan bernilai sejauh menunjang kepentingan manusia. Oleh karena ciri-ciri tersebut, maka cara pandang Antroposentrisme dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow environmental ethics). Antroposentrisme dianggap sebagai sebuah cara pandang yang mendasarkan argumentasi pada keyakinan bahwa manusia adalah penguasa dan penentu realitas yang akan menentukan apa yang menjadi dan terjadi pada dirinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang berada di luar diri manusia akan diperlakukan sebagai objek yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dirinya (Kuntowijoyo, 1998). Definisi dari Pembangunan yang berkelanjutan Pembanguan yang berkelanjutan menurut Wikipedia adalah : pembangunan yang memenuhi kebutuhan hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan hidup generasi mendatang. Prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan ialah pertahanan kualitas hidup bagi seluruh manusia pada masa sekarang dan pada masa depan secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan prinsip kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan (Wikipedia). Pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah dilakukan sejak 1980-an. Saat itu semua agenda politik lingkungan dipusatkan pada pembangunan berkelanjutan. Istilah pembangunan berkelanjutan, muncul pertama kali dalam World Conservation of Nature yang dipakai oleh salah satu pakar, Lester R Brown. Semenjak saat itu, istilah pembangunan berkelanjutan menjadi populer dan mengarah pada refleksi tentang konsekuensi masalah lingkungan hidup untuk ekonomi.  Menurut Emil Salim Definisi pembangunan berkelanjutan atau suistanable development adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan
  • 3. manusia. Pengoptimalan tersebut dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan.  Menurut Ignas Kleden Pembangunan berkelanjutan sebagai jenis pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun sumber daya manusia secara optimal. Di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut.  Menurut Rogers (2008: 42) Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah konsep yang menggali keterkaitan antara pembangunan ekonomi, kualitas lingkungan dan keadilan sosial.  Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan. Dapat disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) adalah “ Suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan manusia secara serasi dan seimbang yang menggali keterkaitan antara pembangunan ekonomi, kualitas lingkungan dan keadilan sosial, serta menjamin keutuhan lingkungan hidup, keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi kini dan masa depan.” URAIAN PEMBAHASAN Paham Antroposentrisme pada Fenomena Krisis lingkungan Sejak akhir abad ke-20, Antroposentrisme dipandang sebagai biang keladi dari porak- porandanya lingkungan hidup, sehingga dibutuhkan suatu cara berpikir baru yang dapat mengatasi segala kerusakan itu. Akibat dari cara pandang Antroposentrisme ini adalah memungkinkan penguasaan manusia atas alam demi kepentingannya semata, menyebabkan krisis lingkungan yang terjadi seperti saat ini tak dapat dihindari. Hubungan manusia dengan alam tersebut cenderung bersifat egoistis, karena hanya mengutamakan kepentingan manusia. Sedangkan kepentingan lingkungan ekologi dan ekosistem serta makluk hidup lainnya, tidak menjadi pertimbangan moral. Paradigma Antroposentrisme yang memandang alam hanya sebagai alat dan besifat egoistis tersebut, mendorong manusia untuk mengeksploitasi dan menguras alam demi kepentingannya, tanpa memberikan perhatian serius bagi kelestarian lingkungan. Kepentingan manusia disini, sering kali diartikan sebagai kepentingan yang bersifat jangka pendek, sehingga menjadi sumber dari berbagai krisis pada lingkungan. Fenomena Krisis Lingkungan Krisis lingkungan berasal dari dua suku kata yaitu “krisis” dan “lingkungan”. Krisis diambil dari bahaya yunani “κρίσις” dalam bentuk kata sifat berarti kritis atau kemelut suatu peristiwa yang sedang atau akan terjadi yang mengarah pada suatu situasi tidak stabil dan berbahaya yang mempengaruhi individu, kelompok, komunitas, atau seluruh masyarakat. Makna dari Krisis lingkungan dapat didefinisikan sebagai persitiwa atau situasi kritis yang tidak stabil dan berbahaya yang akan menimbulkan degradasi lingkungan serta ekosistem alam atau dengan kata lain disebut juga sebagai kerusakan lingkungan. Menurut Richard Steward dan James E Krier, krisis lingkungan yang sudah mengglobal dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal: pertama, pencemaran lingkungan (pollution); kedua, pemanfaatan lahan yang salah (land mis-use); ketiga, eksploitasi sumberdaya alam yang menyebabkan habisnya sumberdaya (natural resource depletion) (Steward & Krier, 1978).
  • 4. Tiga hal ini dapat dipahami dalam satu rangkaian bahwa turunnya kualitas lingkungan hidup yang mewujud dalam berbagai bentuk kerusakan lingkungan merupakan konsekuensi dari pemanfaatan sumberdaya alam secara sembrangan dan tak terkontrol. The Ecologist dan The Limits to Growth tulisan E. Golsmith dan Dennis L. Mesdows, dkk (1972) juga mengingatkan bahwa bahaya terbesar bagi umat manusia di masa depan adalah rusaknya lingkungan hidup yang sangat cepat. Kerusakan lingkungan yang terjadi ini ternyata tidak lagi bersifat lokal, namun telah berubah menjadi persoalan regional bahkan global. Berbagai kejadian bencana alam ini menunjukkan tentang gagalnya upaya dalam melakukan konservasi sumber daya alam dan lingkungan dalam mengimbangi cepatnya gerakan mengeksploitasi sumber daya alam yang didukung oleh berbagai peralatan canggih hasil rekayasa teknologi modern. Kemajuan dunia, dengan adanya teknologi malah menjadi pembunuh berantai dalam kehidupan manusia. Tak bisa dipungkiri manusia pada hakekatnya kini mereka lebih mengejar akan kehidupan yang sejahtera tanpa peduli lingkungannya. Perubahan iklim global yang ekstrim yang terjadi dapat mempengaruhi hidup manusia, munculnya polusi yang mengakibatkan krisis lingkungan hidup menyebabkan para pakar dari berbagai disiplin ilmu mencurahkan perhatian untuk membahas dan meneliti dampak yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi dan industri yang telah meracuni udara, air, tanah, dan tumbuh-tumbuhan. Polusi ini selanjutnya memengaruhi fisik manusia melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh bahan bahan kimia buatan. Cara pandang Antroposentrisme inilah yang menjadi awal kerusakan lingkungan pada saat ini menganggap bahwa alam beserta isinya merupakan sebuah instrumen ataupun alat bagi pemenuhan kebutuhan manusia dan lumrah bila dieksploitasi. Dilema Konsep Pembangunan berkelanjutan dan Kerusakan Lingkungan Berbagai bentuk eksploitasi manusia terhadap sumberdaya alam telah mengarah pada kondisi ekploitasi berlebihan (over exploitation) yang menyebabkan alam tidak mampu melakukan recovery kembali guna memulihkan daya dukungnya. Kondisi ini jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang dan dapat menyebabkan munculnya berbagai bencana yang membahayakan umat manusia. Pada tahapan selanjutnya munculah konsep sustainable development. Gagasan ini dipandang sebagai sebuah terobosan yang mampu memunculkan konsensus atas krusialnya isu lingkungan hidup dalam pengelolaan sumberdaya. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan sebuah perspektif baru dalam melihat apa dan bagaimana pembangunan. Perspektif ini muncul dari kegelisahan atas apa yang telah dilakukan manusia terhadap alam untuk mencapai kemajuan (progress) sebagai cita-cita pembangunan Aspek Pembangunan Berkelanjutan Sustainable development (SD) atau Pembangunan berkelanjutan merupakan model pembangunan yang berusaha mengintegrasikan tiga aspek pembangunan yakni keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan kesejahteraan sosial. Namun apa yang terjadi krisis ekologi bahkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pemanasan global, kerusakan lapisan ozon akibat emisi karbon dan efek rumah kaca, mencairnya es di kutub, kenaikan permukaan air laut, pencemaran industri adalah sekian banyak contoh kasus yang semakin mencuat dalam 20 tahun lebih sejak ditetapkannya paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai pedoman pembangunan seluruh bangsa di dunia. Contoh dampak kuantitatif paling ekstrim dari dominasi manusia terhadap alam hampir diseluruh dunia adalah berupa terjadinya erosi, banjir, kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, polusi udara, hujan asam. Keberadaan sustainable development itupun bukan tanpa persoalan. Gagasan ini oleh banyak environmentalis dianggap tidak jelas keberpihakannya serta masih berkutat pada logika
  • 5. untung-rugi yang sejatinya berdasar pada filosofi utilitarianisme, oleh karena itu tidak mengherankan apabila selalu muncul dilema dalam praktik sustainable development terkait dengan orientasi atas nilai yang diinginkan untuk terus berkelanjutan Kelemahan pada Paradigma Pembangunan Berkelanjutan 1. Tidak ada sebuah tiitk kurun waktu yang jelas dan terukur yang menjadi sasaran pembangunan berkelanjutan. Hanya merupakan sebuah komitmen, yang sulit diukur kapan tercapainya 2. Asumsi paradigma pembangunan berkelanjutan didasarkan cara pandang antroposentris (alam sbg alat pemenuhan kebutuhan), pembangunan ekonomi sebagai yang utama dan pembangunan sosial budaya dan lingkungan sebagai pendukung. 3. Asumsi yang ada dibalik paradigma ini adalah manusia bisa menentukan daya dukung ekosistem lokal dan regional. Seakan manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui batas alam dan manusia mampu mengeksploitasi SDA itu dalam batas wajar sesuai daya dukung alam tadi. Padahal manusia lupa bahwa alam memiliki kompleksitas yang rumit jauh melampaui ilmu pengetahuan manusia. 4. Paradigma pembanguan berkelanjutan bertumpu pada ideologi materealisme yang tak diuji secara kritis tetapi diterima begitu saja secara benar. Semua negara dianjurkan untuk mengikuti jalan yang selama ini ditempuh negara-negara maju. Mengacu pada definisi sustainable development yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa sustainable development adalah sebuah proses yang berupaya menyeimbangkan perhatian atas kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang atas segala bentuk pemanfaatan maupun eksploitasi sumberdaya alam, investasi, penggunaan teknologi maupun perubahan institusi maka sesungguhnya secara implisit konsep ini mencoba untuk membawa kondisi pengelolaan lingkungan menjadi lebih ke arah ekosentris. Namun demikian, yang perlu dipahami adalah metode kompromi yang dipakai oleh sustainable development, yaitu dengan keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup, seringkali bertumpu pada persoalan praktis. Sehingga muncul banyak perdebatan dalam mengaplikasikan konsep ini, sangat tergantung pada sisi mana yang ingin ditonjolkan, apakah pertimbangan ekonomi atau lingkungannya. Padahal dalam praktiknya dua hal tersebut nyaris tak pernah dapat berkompromi. Yang banyak terjadi kemudian adalah beberapa indikator kelestarian lingkungan yang dibuat cenderung dikemas semata-mata untuk kebutuhan ekonomi. Kebutuhan manusia yang sangat dinamis dan sangat beragam dalam kemanjuan industri dan paradigma developmentalisme, melahirkan bentuk bentuk tindakan yang kurang bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Eksploitasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan terlihat hanya berarah pada pertumbuhan ekonomi semata dan mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Sehingga ukuran standar kualitas hidup dan kelayakan hidup lebih ditandai dari sisi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri dalam melakukan berbagai kegiatan pengelolaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan proses kemunculannya, maka logika awal yang dibangun oleh sustainable development tidak terpisah dari logika aliran/ faham modernis (antroposentris), tidak mengherankan apabila mekanisme yang ditawarkan oleh sustainable development cenderung teknosentris. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam upaya mendesain ulang pasar dan proses produksi untuk disesuaikan dengan logika bekerjanya alam. Selain itu juga sustainable development menggunakan mekanisme pasar dan akumulasi kapital untuk melakukan prediksi atas kondisi alam di masa yang akan datang. Kestabilan stok kapital dari alam menjadi syarat utama bagi tercapainya kondisi lestari (Banerjee, 1999). Kritik Banerjee ini jelas menunjukkan bahwa orientasi sustainable development sesungguhnya belum bergeser dari titik pijak antroposentrisme. Oleh karena hal itu sesungguhnya konsep dari sustainable development ternyata tetap berpijak pada konsep antroposentrisme, yaitu menjadikan manusia sebagai sentralnya. Semua
  • 6. faktor dimasukkan kemudian dihitung dalam suatu perhitungan matematis untuk kemudian dijumlahkan mana yang mampu memberikan keuntungan terbesar dengan resiko dampak minimal. Pada berbagai studi kebijakan disimpulkan bahwa melalui mekanisme kalkulasi cost- benefit mampu diperoleh keunggulan relatif, terutama dalam konteks ekonomi. Hal ini tentu memberikan harapan positif bagi negara-negara yang memang mengejar pertumbuhan ekonomi seperti negara negara berkemnbang seperti Indonesia, namun menjadi malapetaka tatkala dilihat dari aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup. Hal ini disebab karena kecenderungan perhitungan yang hanya mengarah pada sekedar perhitungan nilai-nilai real dan mengabaikan nilai-nilai yang bersifat normatif. Hal ini yang sesungguhnya menjadi tantangan terbesar dalam mengaplikasi konsep sustainable development. Di sisi yang lain, apabila kebutuhan hanya dimaknai sebagai segi kemanfaatan dalam kerangka pertumbuhan ekonomi, maka berbagai pilihan tindakan maupun kebijakan ataupun regulasi yang disusun yang pada akhirnya tetap bermuara pada titik kepentingan untuk memuaskan hasrat eksploitasi manusia dan mengejar target pertumbuhan ekonomi dan konsumsi semata. Pilihan orientasi ini bisa saja dibungkus dengan mekanisme-mekanisme yang sepertinya mendukung kelestarian lingkungan, namun pada akhirnya hal tersebut hanya berhenti dalam konstelasi formalitas belaka, dengan tanpa menyentuh substansi persoalan yang sesungguhnya. Sebagai contoh adalah diwajibkannya setiap pelaku usaha ungtuk melakukan kajian dokumen lingkungan hidup sepertri AMDAL dan memenuhi Aspek KLHS (Kajian Lingkungan hidup Strategis) Provinsi dan sebelum pelaku usaha akan membangun kegaiatan atau industri di wilayah tertentu. Peran kajian AMDAL seharusnya dapat digunakan sebagai mekanisme pengawasan dan alat kontrol bagi pemerintah pada berbagai kegitan industri yang layak berkembang ataupun tidak. Namun sampai sejauh ini, keberadaan AMDAL hanya dimaknai sebatas bagian dari pemenuhan perizinan usaha yang bersifat formal tanpa ada mekanisme evaluasi dan kontrol secara tegas, jelas, dan kontinyu. Kelemahan-kelemahan semacam ini juga banyak terjadi pada berbagai sektor pengelolaan lingkungan lainnya semisal kehutanan, perkebunan, dan pertambangan. Hal ini mengindikasikan bahwa sustainable development pada praktiknya kemudian terhenti sebatas slogan karena masih dominannya kalkulasi kemanfaatan dalam jangka pendek oleh berbagai pihak terkait. Besar dan masifnya kepentingan para kaum kapitalis sebagai penyandang dana menyebabkan rancangan pembangunan berkelanjutan menjadi terjebak pada hanya sekedar urusan praktik (metode) dan menjadi samar untuk secara nyata berpihak pada usaha mengedapankan kelestarian lingkungan sebagai nilai kemanfaatan yang ingin dituju. Ketika pembanguan berkelanjutan masih menitikberatkan pada sektor pembangunan ekonomi saja maka itu menjadi rancangan pembangunan yang besifat konvensional. Pembangunan konvensional terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi gagal dalam memperlihatkan keseimbangan sosial dan lingkungan. Hal ini terjadi karena pembangunan konvensional meletakkan pembangunan ekonomi pada pusat persoalan pertumbuhan dan menempatkan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan pada posisi yang tidak substansial akibatnya tetap terjadi kerusakan lingkungan padahal kita berpendapat dan merasa telah menjalankan konsep Pembangunan Berkelanjutan, disini terlihat ada yang salah dalam memahami konsep pembangunan berkelanjutan tersebut. Kita harus meninjau ulang konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih menitikberatkan pada aspek keberlanjutan ekonomi, dan melupakan keberlanjutan ekologi dan keseimbangan ekosistem, yang justru menjadikan konsep pembangunan yang tidak bergeser dari etika antroposentrisme itu sendiri .
  • 7. KESIMPULAN Bagaimana Harusnya Sikap Etika Lingkungan pada Pembangunan Berkelanjutan Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk memperbaiki taraf hidupnya, melindungi dan meningkatkan kehidupan secara keseluruhan. Sebaliknya manusia juga memiliki kemampuan atau kekuatan untuk menimbulkan bencana dalam kehidupan manusia serta merusak tatanan kehidupan di bumi secara keseluruhan. Dominasi manusia yang sangat kuat terhadap lingkungan alamnya merupakan cara pandang antroposentrisme yang menganut paham bahwa nilai prinsif moral hanya berlaku bagi manusia, dan bahwa kebutuhan dan kepentingan manusia mempunyai nilai yang paling tinggi dan paling penting. Etika Lingkungan sebagai tuntunan moral bagi setiap manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya tidak dapat begitu saja diyakini dan diamalkan oleh tiap orang, etika lingkungan butuh proses internalisasi yang sungguh sungguh dari berbagai pihak. Internalisasi etika lingkungan inilah yang diharapkan mampu merubah mindset para perencana dan pelaku pembangunan terhadap lingkungan. Perubahan mindset ini diharapkan dapat berdampak pada perubahan sikap (afektif) dan tata laku (psikomotor) dan memberikan kontrol internal (kejiwaan) bagi seseorang. Etika lingkungan ini harus merupakan syarat mutlak untuk terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan. Etika lingkungan yang terinternalisasi dalam diri seseorang akan dapat mengendalikan tindakan manusia terhadap lingkungan dengan penuh kesadaran. Suatu upaya pembangunan berkelanjutan yang tidak berbasis pada etika, maka ketika lemahnya penegakan dan pengawasan suatu regulasi/aturan, maka cenderung akan terjadi pengabaian karena tidak adanya nilai yang mengikat, maka pembangunan berkelanjutan hanya akan menjadi konsep diatas kertas Dasar pikiran seperti ini menjelaskan persoalan tentang peran manusia dalam menentukan kecenderungan penguasaannya terhadap alam. Baik pembangunan berkelanjutan maupun keberlanjutan ekologi adalah dua alternatif yang bisa diterapkan oleh setiap negara termasuk Indonesia, karena mempunyai sasaran yang sama yaitu integrasi ketiga aspek diantaranya aspek pembangunan ekonomi, social-budaya dan lingkungan. bedanya hanya terletak pada prioritas perhatian, namun sejauh ketiga aspek itu bisa diintegrasikan dengan secara baik, paradigma pembangunan apapun tidak menjadi masalah “There is a sufficiency in the world for man’s need but not for man’s greed “ ‘’Ada kecukupan di dunia ini untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak untuk keserakahan manusia’’ DAFTAR PUSTAKA 1. Keraf, A.S., 2010. Etika Lingkungan Hidup. PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta 2. Lailiy Muthmainnah dkk, Jurnal Filsafat, ISSN: 0853-1870 (print); 2528-6811(online) Vol. 30, No. 1 (2020), p. 23-45, doi: 10.22146/jf.49109 3. Djaelani, M.S., Maret 2011.Etika Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan. Ecosains- Vomume IX, Nomor 1. 4. Hadi, B.S., 2006. Membangun Etika Lingkungan sebagai basis Pembangunan Berkelanjutan. Geomedia, Vol 4, No. 2 (2006) 5. Sukarna,R.M., 2020. Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam perspektif Antroposentrisme, Antropologi dan Ekosentrisme. Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693- 7643 Vol. 16 No.1 / Juni 2021 Hal. 83-100 6. Ihsan, A. F, Suryawan, A., (2019). Ekoliterasi sebagai antitesis paradigma pembangunan anthroposentris dalam SDGs., Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Tahunan – Ilmu Lingkungan Hidup,. Magister Ilmu Lingkungan – Universitas Padjajaran