Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengendalikan emosi dan bersikap sabar dalam menghadapi masalah. Emosi yang tidak terkendali justru akan menghambat proses pengambilan hikmah dan solusi yang bijak, sementara kesabaran akan membantu berfikir dengan jernih untuk menemukan solusi terbaik.
Majalah digital dengan nama "KEKUATAN SUGESTI" hadir untuk memberikan pencerahan kepada anda, Kekuatan Sugesti hadir setiap bulan dan bisa anda download secara gratis, sehingga bisa anda bagikan ke rekan, saudara dan sahabat tercinta anda.
Saatnya mengenali kekuatan pikiranmu sesunggunhya..
Admin majalah kekuatan sugesti
Majalah digital dengan nama "KEKUATAN SUGESTI" hadir untuk memberikan pencerahan kepada anda, Kekuatan Sugesti hadir setiap bulan dan bisa anda download secara gratis, sehingga bisa anda bagikan ke rekan, saudara dan sahabat tercinta anda.
Saatnya mengenali kekuatan pikiranmu sesunggunhya..
Admin majalah kekuatan sugesti
Tazkiyatun nufus alias manajemen qolbu dalam konsep Islam bukan sekedar yang membuat hati terasa tenang. Karena pemeluk agama-agama lain pun merasa tenang hatinya di depan para pendeta dan rahib mereka.
Bukan juga sekedar yang membuat menangis haru, karena para pengikut aliran sesat pun menangis dalam ritual-ritual mereka.
Lalu bagaimana sih konsep manajemen qolbu yang benar dalam Islam? Simak dalam kitab "Asyru Qawaid fi Tazkiyatin Nufus" karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad.
Berikut ini versi yang sudah diterjemahkan oleh para ikhwah al fudhala', semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan yang banyak.
GANGGUAN KECEMASAN MANUSIA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Islam
Dosen Pengampu: Wiyono, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Fitri Nofiati 143111199
2. Mei Kurniyati 143111217
3. Indah Nur F 143111209
4. Nurul Hesti A 143111206
JURUSAN PENDIDIKAN
Tazkiyatun nufus alias manajemen qolbu dalam konsep Islam bukan sekedar yang membuat hati terasa tenang. Karena pemeluk agama-agama lain pun merasa tenang hatinya di depan para pendeta dan rahib mereka.
Bukan juga sekedar yang membuat menangis haru, karena para pengikut aliran sesat pun menangis dalam ritual-ritual mereka.
Lalu bagaimana sih konsep manajemen qolbu yang benar dalam Islam? Simak dalam kitab "Asyru Qawaid fi Tazkiyatin Nufus" karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad.
Berikut ini versi yang sudah diterjemahkan oleh para ikhwah al fudhala', semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan yang banyak.
GANGGUAN KECEMASAN MANUSIA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Islam
Dosen Pengampu: Wiyono, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Fitri Nofiati 143111199
2. Mei Kurniyati 143111217
3. Indah Nur F 143111209
4. Nurul Hesti A 143111206
JURUSAN PENDIDIKAN
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Sikap Emosional adalah sikap yang sering kali membuat
seseorang menjadi salah dalam menetapkan sesuatu
didalam problematika kehidupannya.
Seseorang yang emosional cenderung akan menjawab
segala permasalahan dengan amarahnya. Seolah-olah
hanya dengan sikap emosi semua hal akan dapat
teratasi dan terselesaikan didalam menjalani hidup ini.
Hal semacam itu adalah merupakan cara yang sangat
keliru, sebab sikap yang emosional akan membuat
terhambatnya seseorang untuk mengambil hikmah dari
proses hidup yang dijalani.
3. Meyakini bahwa setiap masalah ataupun kesulitan
yang kita hadapi adalah merupakan bentuk ujian
yang diberikan oleh Allah Swt kepada setiap
hambaNya untuk menentukan siapa yang terbaik
amal perbuatannya diantara kita. Sebab pada
dasarnya manusia diciptakan adalah untuk diuji.
Sebagaimana Allah Swt telah berfirman: “Dialah
Allahyang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)
4. Menyadari bahwa segala hal persoalan atau
permasalahan yang diselesaikan dengan sikap
emosional tidak akan memberikan hasil yang
positif. Justu akan memberikan hasil yang
negatif yang sering kali memanjakan diri
dengan pemikiran penuh kebencian,
kekesalan, ataupun kemarahan.
5. Bersabar terhadap segala kondisi yang sedang
dialami. Karena kesabaran akan membuat
seseorang dapat berfikir dengan jernih dan
mampu mengambil suatu tindakan yang lebih
bijak. Setelah kesabaran telah mendamaikan
diri dan dapat terkendali sepenuhnya, kita pun
bisa memikirkan suatu cara yang bisa
memberikan solusi.
6. Mempercerdas emosi yang salah satu caranya
adalah dengan menyingkirkan amarah ataupun
aura-aura sejenisnya yang pada dasarnya tidak
mendukung dan justru menjerumuskan
seseorang kepada hal yang salah.
7. Wajah berseri, pancaran wajah sangatlah penting. Pancaran wajah
adalah merupakan cerminan yang bisa terlihat sesuai dengan
kondisi yang sedang dialaminya. Sungguh sangatlah berbeda
pancaran wajah dari orang yang sedang emosi yang terlihat seram
(tidak enak dipandang) dibandingkan dengan orang yang sedang
bahagia yang terlihat berseri. Oleh karena itu, perlihatkanlah
pancaran wajah yang berseri karena hal itu merupakan salah satu
amalan yang sangat baik. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah
bersabda: Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu ia berkata, bahwa
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya
kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta kalian
tetapi kalian akan cukup memberikan kepada mereka dengan wajah
yang berseri dan akhlak yang baik.” (Riwayat Abu Ya’la. Hadits shahih
menurut Hakim)
8. Mencari solusi terbaik dengan penuh
pertimbangan yang maksimal dan nantinya
dapat memberikan hasil baik.