Isnin Anang Marhana
   Pengobatan saluran napas memerlukan cara
    pemberian tersendiri  inhalasi
   Manfaat besar  asma, PPOK, bronkiektasis
   Sastra Ayurvedic abad 17  menghisap
    tumbuhan Datura.
   Modern  Inggris 1797, Philadelphia 1802
    Datura sramonium
   Aerosol  Camp 1929 epinefrin via inhalasi
   MDI, DPI, Wright (1950) nebulizer modern
   Pemberian bronkodilator simpatomimetik,
    kortikosteroid, antikolinergik, anti alergi,
    antibiotik, dan antifungi.
Semakin tinggi A+B, semakin
 besar potensi efek samping
Penanganan Asma
       Eksaserbasi di Rumah Sakit
                                 Penilaian Awal
  Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas),
               APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan



                                    Terapi Awal
      • Inhalasi 2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam.
      • Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak)
      • Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya
        sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat
      • Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi.



                         Penilaian Ulang setelah 1 jam
                          APE, saturasi Q2, tes lain yang diperlukan

GINA Updated 2008
lanjutan ….
                            Penilaian Ulang stlh 1 jam


           Derajat Sedang                                      Derajat Berat
  • APE 60-80% dari yang diperkirakan             • APE < 60% dari yang diperkirakan
  • Pem. Fisik : gejala sedang, penggunaan        • PF: gejala berat saat istirahat, retraksi dada
    otot bantu pernapasan                         • Riwayat faktor resiko mendekati asma yang
                                                    fatal
                                                  • Tidak ada perbaikan setelah terapi awal
  • Oksigen
  • Inhalasi 2-agonis dan anti-kolinergik        • Inhalasi 2 -agonis dan anti-kolinergik
    setiap 60 menit                               • Oksigen
  • Glukokortikosteroid oral                      • Glukokortikosteroid sistemik
  • Teruskan terapi 1-3 jam jika ada perbaikan    • Magnesium IV


                          Penilaian Ulang stlh 1-2 jam

                                       Respons tidak baik              Respons buruk
           Respons baik
                                        selama 1-2 jam                 selama 1-2 jam

Ref. GINA Updated 2008
Respons Baik                Respons tidak lengkap                     Respons jelek
• Bertahan 60 menit setelah           selama 1-2 jam                        selama 1 jam
  terapi terakhir                                                    • Pasien resiko tinggi
                                 •   Pasien resiko tinggi            • PF: gejala berat, kesadaran
• PF : normal
                                 •   PF: gejala ringan-sedang
• APE > 70%                                                            menurun, kebingungan
                                 •   APE < 70%                       • APE < 30%
• Tidak stres
                                 •   Saturasi O2 tidak membaik       • PCO2 > 45mm Hg
• Saturasi O2 > 90%
  (95% pada anak-anak)                                               • PO2 < 60mm Hg


 Pulangkan ke Rumah
                                                                             Rawat di ICU
• Lanjutkan 2-agonis inhalasi        Rawat Rumah Sakit
                                                                     • Inh 2-agonis + anti-kolinergik
• Pertimbangkan steroid oral           (acute care setting)
                                                                     • Steroid IV
• Pertimbangkan inhaler          • Inh 2-agonis ± anti-kolinergik   • Pertimbangkan 2 -agonis IV
 kombinasi                       • Steroid sistemik
                                                                     • Oksigen
• Edukasi pasien:                • Oksigen
                                                                     • Pertimbangkan teofilin IV
  Cara pakai obat yang benar     • Magnesium IV
                                 • Monitor APE, saturasi O2 , nadi   • Intubasi dan ventilasi mekanik
  Buat rencana aksi
                                                                       jika perlu
  Follow-up teratur


                                 Perbaikan         Tidak membaik
Kriteria bisa dipulangkan                                                        Rawat di ICU
                                                                             Jika tidak ada perbaikan
• jika APE > 60% dari yang
                                                                                 setelah 6-12 jam
  diperkirakan
• Kondisi tetap pada saat
  terapi oral / inhalasi
Alur tatalaksana asma akut
  (Konsensus Nasional Asma Anak)
                                Klinik / IGD
                           Nilai derajat serangan

                               Tatalaksana awal
                      • nebulisasi -agonis 3x, selang 20 menit
                         • nebulisasi ketiga + antikolinergik


 Serangan ringan              Serangan sedang                 Serangan berat
    (nebulisasi 1x,              (nebulisasi 2-3x,               (nebulisasi 3x,
    respons baik                  repons parsial)                respons buruk)
• bertahan 1-2 jam,           • berikan O2                 • O2 sejak awal
  boleh pulang                • nilai ulang  se-          • pasang infus
• gejala timbul lagi           dang  Ruang               • nilai ulang  berat,
  serangan sedang               Rawat Sehari                 Ruang Rawat Inap
                              • pasang infus               • foto Ro toraks
Asma Eksaserbasi
 Beta 2-agonis                          Kortikosteroid




      2,5 mg Salbutamol BP           0,5 mg Fluticasone Propionate
dalam 2,5 ml larutan NaCl isotonik     dalam 2 ml NaCl isotonik
1.   Dosis lebih kecil dibanding sistemik
     (salbutamol 2-4mg vs 0,2mg)
2.   Efek onset lebih cepat (30 menit vs 5 menit)
3.   Obat langsung menuju organ sasaran (paru-
     paru)  mengurangi paparan sistemik
4.   ESO lebih jarang
5.   Relatif mudah dan nyaman
1.   Ukuran partikel
2.   Faktor fisiologis pasien
3.   Sistem penghantaran obat
   Daerah target aksi obat di paru-paru
    tergantung pd lokasi terjadinya perubahan
    patologis (trakeobronkial, bronkiolus atau
    alveolus)
   Ukuran partikel ideal < 2 u (bronkus), <0,7 u
    (bronkiolus), <0,5 u (alveolus)
   Untuk tujuan pengobatan ukuran partikel yg
    baik 1-5 u.
   Banyak faktor pasien yg dapat
    mempengaruhi deposisi obat ke dalam paru:
    Umur, kemampuan mengkoordinasi napas,
    kecepatan insp/ eksp, volume tidal, dll
   Peran tenaga kesehatan dalam mengedukasi
    pasien mengenai tehnik penggunaan inhaler
    yg benar sangat penting
   Berpengaruh thd banyaknya obat yg dapat
    terdeposisi
   Ada 3 tipe penghantaran obat:
    a. metered dose inhaler (MDI)
    b. dry powdered inhaler (DPI)
    c. nebulizer
   Alat ini tdd suatu kanister logam yg diisi
    suspensi obat termikronisasi dalam suatu
    propelan yg dijadikan bentuk cairan dg
    tekanan.
   Propelan: CFC  hydrofluoroalkana
   Koordinasi tangan yang baik dengan hirupan
    mulut sangat penting untuk mendapatkan
    hasil yang tepat (sulit pada lansia/ gg mood)
   Kecepatan inspirasi sedang (30 L/min) 
    BEST
1.   Buka penutupnya dan kocok inhaler
2.   Hembuskan napas
3.   Letakkan bagian lubang inhaler untuk mulut
     (mouthpiece) persis di depan mulut, mulai
     bernapas perlahan dan dalam. Lalu tekan
     MDI, sementara obatnya menyembur, hirup
     dalam-dalam selama 5 detik/ lebih (close
     mouth)
4. Saat mencapai inspirasi maksimal, tahan
   napas selama 10 detik dengan mulut terkatup
   agar obat mencapai targetnya.
5. Napas biasa selama 3-5 menit
6. Jika diminta > satu hirupan  tunggu 3-5
   menit
7. Setelah selesai, sebaiknya berkumur
   Alat ini dijalankan dengan pernapasan
   Tidak tergantung koordinasi tangan
   Obatnya akan dihirup ketika pasien
    menghirup napas
   Alat ini memiliki penghitung dosis
   Dibutuhkan kecepatan inspirasi tinggi (60
    L/min)
   Keuntungan klinis = MDI
Kandungan Obat      Kontainer Obat   Jumlah Pemberian
Single dose
-Spinhaler           Sodium kromolin     Kapsul           Tunggal
- Rotahaler          Salbutamol sulfat   Kapsul           Tunggal
-Aerolizer           Formoterol          Kapsul           Tunggal
- Handihaler         Tiotropium          Kapsul           Tunggal
Multiple unit dose
-Diskhaler           Flutikason          Blister kaset
Multiple dose
-Turbuhaler          Budesonid           Reservoir        200
- Diskus             Salmeterol          Blister strip    60
                     Salmeterol/         Blister strip    60
                     flutikason
Lebih disukai untuk beberapa alasan:
1. Anak-anak, lansia, pasien yg lemah
2. Butuh dosis yg lebih tinggi dari MDI/ DPI,
   misal: asma kronik, PPOK eks. Akut
3. Untuk pengobatan sendiri di rumah, dimana
   pasien butuh dosis >>
4. Pada serangan asma akut  onset cepat
   Nebulizer harus dijaga kebersihannya, untuk
    menghindari pertumbuhan mikroba dan
    kemungkinan infeksi
   Sebaiknya dicuci setiap selesai digunakan,
    atau sedikitnya sekali sehari
Ventolin Nebules
     Dosis ANAK dan DEWASA
        Dosis awal adalah 2.5 mg.
     Dapat ditingkatkan menjadi 5 mg.
  Pengobatan dapat diulang 4 kali sehari.
 Pada orang dewasa, dosis dapat diberikan
sampai 40 mg/hari dengan pengawasan yang
  ketat di rumah sakit pada pasien obstruksi
              saluran napas berat
Flixotide Nebules
• Indikasi: Mengatasi Gejala &
            Eksaserbasi Asma
• Kontra Indikasi:
   hipersensitif komponen
• Peringatan/perhatian khusus:
   tidak digunakan tunggal untuk
   mengatasi bronkospasme akut tetapi
   dibutuhkan juga SABA (Ventolin
   Nebules)
Flixotide Nebules
• Efek samping:
   Kandidiasis pada mulut & tenggorokan
   Suara serak
   Bronkospasme paradoksal
   Kemungkinan terjadi efek samping sistemik: supresi
   adrenal, growth retardation, glaukoma, katarak, dll

• Pencegahan efek samping:
   Kumur-kumur setelah nebulisasi
   Membersihkan mulut dan sekitarnya
   Bagi pasien yang kulitnya sensitif, oleskan vaselin di
   sekitar mulut sebelum nebulisasi
   Membersihkan alat secara rutin
Dosis
         Usia                          Dosis
Dewasa & Remaja >16 yrs      500 - 2000 mcg, 2x sehari

Anak & Remaja 4-16 yrs           1000 mcg, 2 x sehari




                         Tidak dibutuhkan penyesuaian
                         dosis pada orang tua atau pasien
                         dengan perburukan hati dan ginjal
Obat Pengontrol Asma




Seretide Diskus 100       Seretide Diskus 250      Seretide Diskus 500
50mcg SAL + 100mcg FP     50mcg SAL + 250mcg FP    50mcg SAL + 500mcg FP




             Seretide MDI 125          Seretide MDI 50
           25mcg SAL + 125mcg FP     25mcg SAL + 50mcg FP
Efek HPA-axis dari
FP nebules vs Prednisolon oral
      pada Asma Anak
Efek HPA-axis dari FP nebules
            pada asma anak
•   R, DB, DD, CO study
•   Membanding efek (7-hari) dari FP nebules dan
    prednisolon oral pada ekskresi kortisol bebas
    dalam urin 24-j, paparan sistemik dan keamanan
    pada anak dengan eksaserbasi asma
•   31 anak dengan rata-rata usia 8 thn diberikan FP
    nebules 2000 g/hr atau prednisolon oral
•   Dosis prednisolon: 2 mg/kg/hr - 4 hari diikuti dgn
    1 mg/kg/hr selama 3 hari
Ref : Price.J,et al. Respiratory medicine 96, issue 8, August 2002, 625-631
Efek HPA-axis dari FP nebules
              pada Asma Anak
                                                 Urinary-free cortisol : creatinine ratio (ng:mg)
                                                          FP group             Prednisolone group
                                                           (n=28)                     (n=29)
Day 1 (pre-treatment)                                           14                        12.8
Day 8 (7 days post-treatment)                                  9.2                         5
Adjusted mean                                                  8.9*                        5
Assuming all values below the lower limit of detection = 2.5 ng/ml.
Adjusted mean : mean after taking account of covariates which were included in the statistical analysis
(e.g : age,sex,centre/country).
* P = 0.001 compared with oral prednisolone

FP nebules (1mg bd) secara bermakna kurang berefek pada ekskresi
kortisol bebas dalam uri pada 24-j dibanding prednisolon oral.
Ref :Price.J,et al. Respiratory medicine 96, issue 8, August 2002, 625-631
Terapi Inhalasi dr. Anang

Terapi Inhalasi dr. Anang

  • 1.
  • 2.
    Pengobatan saluran napas memerlukan cara pemberian tersendiri  inhalasi  Manfaat besar  asma, PPOK, bronkiektasis  Sastra Ayurvedic abad 17  menghisap tumbuhan Datura.  Modern  Inggris 1797, Philadelphia 1802 Datura sramonium  Aerosol  Camp 1929 epinefrin via inhalasi  MDI, DPI, Wright (1950) nebulizer modern
  • 3.
    Pemberian bronkodilator simpatomimetik, kortikosteroid, antikolinergik, anti alergi, antibiotik, dan antifungi.
  • 4.
    Semakin tinggi A+B,semakin besar potensi efek samping
  • 5.
    Penanganan Asma Eksaserbasi di Rumah Sakit Penilaian Awal Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas), APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan Terapi Awal • Inhalasi 2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam. • Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak) • Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya sudah menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat • Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi. Penilaian Ulang setelah 1 jam APE, saturasi Q2, tes lain yang diperlukan GINA Updated 2008
  • 6.
    lanjutan …. Penilaian Ulang stlh 1 jam Derajat Sedang Derajat Berat • APE 60-80% dari yang diperkirakan • APE < 60% dari yang diperkirakan • Pem. Fisik : gejala sedang, penggunaan • PF: gejala berat saat istirahat, retraksi dada otot bantu pernapasan • Riwayat faktor resiko mendekati asma yang fatal • Tidak ada perbaikan setelah terapi awal • Oksigen • Inhalasi 2-agonis dan anti-kolinergik • Inhalasi 2 -agonis dan anti-kolinergik setiap 60 menit • Oksigen • Glukokortikosteroid oral • Glukokortikosteroid sistemik • Teruskan terapi 1-3 jam jika ada perbaikan • Magnesium IV Penilaian Ulang stlh 1-2 jam Respons tidak baik Respons buruk Respons baik selama 1-2 jam selama 1-2 jam Ref. GINA Updated 2008
  • 7.
    Respons Baik Respons tidak lengkap Respons jelek • Bertahan 60 menit setelah selama 1-2 jam selama 1 jam terapi terakhir • Pasien resiko tinggi • Pasien resiko tinggi • PF: gejala berat, kesadaran • PF : normal • PF: gejala ringan-sedang • APE > 70% menurun, kebingungan • APE < 70% • APE < 30% • Tidak stres • Saturasi O2 tidak membaik • PCO2 > 45mm Hg • Saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak) • PO2 < 60mm Hg Pulangkan ke Rumah Rawat di ICU • Lanjutkan 2-agonis inhalasi Rawat Rumah Sakit • Inh 2-agonis + anti-kolinergik • Pertimbangkan steroid oral (acute care setting) • Steroid IV • Pertimbangkan inhaler • Inh 2-agonis ± anti-kolinergik • Pertimbangkan 2 -agonis IV kombinasi • Steroid sistemik • Oksigen • Edukasi pasien: • Oksigen • Pertimbangkan teofilin IV Cara pakai obat yang benar • Magnesium IV • Monitor APE, saturasi O2 , nadi • Intubasi dan ventilasi mekanik Buat rencana aksi jika perlu Follow-up teratur Perbaikan Tidak membaik Kriteria bisa dipulangkan Rawat di ICU Jika tidak ada perbaikan • jika APE > 60% dari yang setelah 6-12 jam diperkirakan • Kondisi tetap pada saat terapi oral / inhalasi
  • 9.
    Alur tatalaksana asmaakut (Konsensus Nasional Asma Anak) Klinik / IGD Nilai derajat serangan Tatalaksana awal • nebulisasi -agonis 3x, selang 20 menit • nebulisasi ketiga + antikolinergik Serangan ringan Serangan sedang Serangan berat (nebulisasi 1x, (nebulisasi 2-3x, (nebulisasi 3x, respons baik repons parsial) respons buruk) • bertahan 1-2 jam, • berikan O2 • O2 sejak awal boleh pulang • nilai ulang  se- • pasang infus • gejala timbul lagi  dang  Ruang • nilai ulang  berat, serangan sedang Rawat Sehari Ruang Rawat Inap • pasang infus • foto Ro toraks
  • 10.
    Asma Eksaserbasi Beta2-agonis Kortikosteroid 2,5 mg Salbutamol BP 0,5 mg Fluticasone Propionate dalam 2,5 ml larutan NaCl isotonik dalam 2 ml NaCl isotonik
  • 11.
    1. Dosis lebih kecil dibanding sistemik (salbutamol 2-4mg vs 0,2mg) 2. Efek onset lebih cepat (30 menit vs 5 menit) 3. Obat langsung menuju organ sasaran (paru- paru)  mengurangi paparan sistemik 4. ESO lebih jarang 5. Relatif mudah dan nyaman
  • 12.
    1. Ukuran partikel 2. Faktor fisiologis pasien 3. Sistem penghantaran obat
  • 13.
    Daerah target aksi obat di paru-paru tergantung pd lokasi terjadinya perubahan patologis (trakeobronkial, bronkiolus atau alveolus)  Ukuran partikel ideal < 2 u (bronkus), <0,7 u (bronkiolus), <0,5 u (alveolus)  Untuk tujuan pengobatan ukuran partikel yg baik 1-5 u.
  • 14.
    Banyak faktor pasien yg dapat mempengaruhi deposisi obat ke dalam paru: Umur, kemampuan mengkoordinasi napas, kecepatan insp/ eksp, volume tidal, dll  Peran tenaga kesehatan dalam mengedukasi pasien mengenai tehnik penggunaan inhaler yg benar sangat penting
  • 15.
    Berpengaruh thd banyaknya obat yg dapat terdeposisi  Ada 3 tipe penghantaran obat: a. metered dose inhaler (MDI) b. dry powdered inhaler (DPI) c. nebulizer
  • 16.
    Alat ini tdd suatu kanister logam yg diisi suspensi obat termikronisasi dalam suatu propelan yg dijadikan bentuk cairan dg tekanan.  Propelan: CFC  hydrofluoroalkana  Koordinasi tangan yang baik dengan hirupan mulut sangat penting untuk mendapatkan hasil yang tepat (sulit pada lansia/ gg mood)  Kecepatan inspirasi sedang (30 L/min)  BEST
  • 18.
    1. Buka penutupnya dan kocok inhaler 2. Hembuskan napas 3. Letakkan bagian lubang inhaler untuk mulut (mouthpiece) persis di depan mulut, mulai bernapas perlahan dan dalam. Lalu tekan MDI, sementara obatnya menyembur, hirup dalam-dalam selama 5 detik/ lebih (close mouth)
  • 19.
    4. Saat mencapaiinspirasi maksimal, tahan napas selama 10 detik dengan mulut terkatup agar obat mencapai targetnya. 5. Napas biasa selama 3-5 menit 6. Jika diminta > satu hirupan  tunggu 3-5 menit 7. Setelah selesai, sebaiknya berkumur
  • 20.
    Alat ini dijalankan dengan pernapasan  Tidak tergantung koordinasi tangan  Obatnya akan dihirup ketika pasien menghirup napas  Alat ini memiliki penghitung dosis  Dibutuhkan kecepatan inspirasi tinggi (60 L/min)  Keuntungan klinis = MDI
  • 22.
    Kandungan Obat Kontainer Obat Jumlah Pemberian Single dose -Spinhaler Sodium kromolin Kapsul Tunggal - Rotahaler Salbutamol sulfat Kapsul Tunggal -Aerolizer Formoterol Kapsul Tunggal - Handihaler Tiotropium Kapsul Tunggal Multiple unit dose -Diskhaler Flutikason Blister kaset Multiple dose -Turbuhaler Budesonid Reservoir 200 - Diskus Salmeterol Blister strip 60 Salmeterol/ Blister strip 60 flutikason
  • 23.
    Lebih disukai untukbeberapa alasan: 1. Anak-anak, lansia, pasien yg lemah 2. Butuh dosis yg lebih tinggi dari MDI/ DPI, misal: asma kronik, PPOK eks. Akut 3. Untuk pengobatan sendiri di rumah, dimana pasien butuh dosis >> 4. Pada serangan asma akut  onset cepat
  • 25.
    Nebulizer harus dijaga kebersihannya, untuk menghindari pertumbuhan mikroba dan kemungkinan infeksi  Sebaiknya dicuci setiap selesai digunakan, atau sedikitnya sekali sehari
  • 26.
    Ventolin Nebules Dosis ANAK dan DEWASA Dosis awal adalah 2.5 mg. Dapat ditingkatkan menjadi 5 mg. Pengobatan dapat diulang 4 kali sehari. Pada orang dewasa, dosis dapat diberikan sampai 40 mg/hari dengan pengawasan yang ketat di rumah sakit pada pasien obstruksi saluran napas berat
  • 27.
    Flixotide Nebules • Indikasi:Mengatasi Gejala & Eksaserbasi Asma • Kontra Indikasi: hipersensitif komponen • Peringatan/perhatian khusus: tidak digunakan tunggal untuk mengatasi bronkospasme akut tetapi dibutuhkan juga SABA (Ventolin Nebules)
  • 28.
    Flixotide Nebules • Efeksamping: Kandidiasis pada mulut & tenggorokan Suara serak Bronkospasme paradoksal Kemungkinan terjadi efek samping sistemik: supresi adrenal, growth retardation, glaukoma, katarak, dll • Pencegahan efek samping: Kumur-kumur setelah nebulisasi Membersihkan mulut dan sekitarnya Bagi pasien yang kulitnya sensitif, oleskan vaselin di sekitar mulut sebelum nebulisasi Membersihkan alat secara rutin
  • 29.
    Dosis Usia Dosis Dewasa & Remaja >16 yrs 500 - 2000 mcg, 2x sehari Anak & Remaja 4-16 yrs 1000 mcg, 2 x sehari Tidak dibutuhkan penyesuaian dosis pada orang tua atau pasien dengan perburukan hati dan ginjal
  • 30.
    Obat Pengontrol Asma SeretideDiskus 100 Seretide Diskus 250 Seretide Diskus 500 50mcg SAL + 100mcg FP 50mcg SAL + 250mcg FP 50mcg SAL + 500mcg FP Seretide MDI 125 Seretide MDI 50 25mcg SAL + 125mcg FP 25mcg SAL + 50mcg FP
  • 31.
    Efek HPA-axis dari FPnebules vs Prednisolon oral pada Asma Anak
  • 32.
    Efek HPA-axis dariFP nebules pada asma anak • R, DB, DD, CO study • Membanding efek (7-hari) dari FP nebules dan prednisolon oral pada ekskresi kortisol bebas dalam urin 24-j, paparan sistemik dan keamanan pada anak dengan eksaserbasi asma • 31 anak dengan rata-rata usia 8 thn diberikan FP nebules 2000 g/hr atau prednisolon oral • Dosis prednisolon: 2 mg/kg/hr - 4 hari diikuti dgn 1 mg/kg/hr selama 3 hari Ref : Price.J,et al. Respiratory medicine 96, issue 8, August 2002, 625-631
  • 33.
    Efek HPA-axis dariFP nebules pada Asma Anak Urinary-free cortisol : creatinine ratio (ng:mg) FP group Prednisolone group (n=28) (n=29) Day 1 (pre-treatment) 14 12.8 Day 8 (7 days post-treatment) 9.2 5 Adjusted mean 8.9* 5 Assuming all values below the lower limit of detection = 2.5 ng/ml. Adjusted mean : mean after taking account of covariates which were included in the statistical analysis (e.g : age,sex,centre/country). * P = 0.001 compared with oral prednisolone FP nebules (1mg bd) secara bermakna kurang berefek pada ekskresi kortisol bebas dalam uri pada 24-j dibanding prednisolon oral. Ref :Price.J,et al. Respiratory medicine 96, issue 8, August 2002, 625-631