PERAN DOKTER UMUM DALAM PENANGANAN
DINI KEGAWATDARURATAN BAYI BARU LAHIR


                 Agus Harianto
                   Divisi Neonatologi
     Departemen /SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR
              RSUD Dr. Soetomo Surabaya
PENDAHULUAN

•    Sasaran RPJMN 2010-2014 nomor 2b : AKB
     14,4 per 1000 KH (tahun 2014)
• Target MDGs tahun 2015 nomor 4 :
     menurunkan AKB dari 35 menjadi 26 per
     1000 KH tahun 2015
• AKB di Kodya Surabaya (29 per 1000 KH
     tahun 2012)
     AKB Nas. : 35/1000 KH (2007)
(dikutip: DINKESPROV. JATIM)
                                          2
Fenomena ”dua pertiga”
            Kematian bayi baru lahir
             (0 – 28 hari) merupakan 2/3
             dari kematian bayi
   33%

            Kematian perinatal (0 – 7 hari)
   67%
             merupakan 2/3 dari kematian
             bayi baru lahir
            Kematian bayi (0 – 1 hari)
             merupakan 2/3 dari kematian
             perinatal
             (Lancet, 2000)
                                        3
Penyebab Kematian Neonatus
Sekitar 80-90% kematian dapat dicegah dengan teknologi sederhana
Sekitar 10-20% kasus rujukan memerlukan biaya mahal & teknologi tinggi.

                                          Lain2
                                        Others
                      Kel.Bawaan
                         Cong.anomaly    5%
                                        5%
                          10%
                            10%
                                                                 Infeksi
                                                          INFECTIONS
                                                                  33%
                                                                33%



             Asfiksia/trauma
                 Asphyxia/trauma

                   28%
                     28%



                                                  BKB/BBLR
                                                  LBW/preterm

                                                    24%
                                                    24%



  Sumber: The Fifty Sixth Session of Regional Committee,
  WHO For South-East Asia, 2003
TUJUAN
1. MENGENAL KASUS SEDINI MUNGKIN
  KEGAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
2. MENGETAHUI TATALAKSANA DINI
  KEGAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
3. MERUJUK KASUS KEGAWATAN DINI
  BAYI BARU LAHIR DENGAN OPTIMAL


                                   5
Klasifikasi Bayi berdasarkan Berat Lahir


•   Makrosomia : > 4000 g
•   Normal         : 2500 – 3999 g
•   Bayi Berat Lahir Rendah : <2500g
•   Bayi Berat Lahir Sangat Rendah : <1500g
•   Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah : < 1000g
Klasifikasi Bayi berdasarkan
               Usia Gestasi

• Pre-term/Kurang Bulan : < 37 minggu

• Term/Cukup Bulan        : 37 – 41 minggu

• Post-term/Lebih Bulan   : > 42 minggu
BMK
      90%
      75%

      50%
SMK
      25%

      10%




KMK
Masalah BBLR / Prematur
1. Hipotermia, karena : - Luas permukaan tubuh
                        - Jaringan lemak subkutan
                        - Cadangan nutrisi sedikit
2. CNS : Apnea, Perdarahan intra ventrikularis
3. Sistem Pernafasan : Asfiksia, RDS (Respiratory
    Distress Syndrome)
4. Jantung Kardiovaskular
5. Metabolik ( hiperbilirunemia, hipo/hiperglikemi)
6. Mata ROP
7. Ginjal
8. Sistem Pencernaan :NEC (Necrotizing Enterocolitis)
9. Polisitemia (twins to twins transfution)
10. Infeksi
SHAKE TEST (Tes Kematangan Paru)
                                                         Positif
                                                         bubble > 2/3
                  1 ml Alkohol 95%                       Intermediate
                                                         bubble1/3- 2/3
                  O,5 ml NaCl 0,9%

                    0,5 ml gastric                       Negatif
                       aspirate                          bubble< 1/3




shake 15 second                      Result 15 minute




Untuk bayi prematur
Evaluation of Respiratory
            Distress Using Downes’ Score
                     0                    1                   2

Respiratory Rate     < 60/min             60 – 80/min         > 80/min

Retractions          No retraction        Mild retractions    Severe
                                                              retractions
Cyanosis             No cyanosis          Cyanosis relieved   Cyanosis on O2
                                          by O2
Air Entry            Good bilateral air   Mild decrease in    No air entry
                     entry                air entry
Grunting             No grunting          Audible by          Audible with ear
                                          stethoscope

              Score < 4         No / mild respiratory distress
              Score 4 -7        Respiratory distress
              Score > 7         Impending respiratory failure
TATA LAKSANA UMUM
        PERAWATAN BBLR
A. MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH
B. MENCEGAH INFEKSI
C. PENGAWASAN NUTRISI  ASI
D. PEMANTAUAN BB, PB DAN LINGKAR KEPALA
E. PENANGANAN BEBERAPA PENYAKIT YG
   BERHUBUNGAN DENGAN
   PREMATURITASNYA
ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia neonatorum adalah dimana bayi baru
  lahir yang tidak bisa bernafas spontan, teratur
  dan adekuat

Faktor risiko asfiksia perinatal:
  – Maternal
  – Plasenta-tali pusat
  – Fetus/neonatus
                                                13
Definisi asfiksia perinatal
• AAP :
  – asidosis metabolik atau mixed acidemia
    (pH<7.00)
  – nilai Apgar 0-3 persisten selama >5 menit
  – manifestasi neurologis pada waktu perinatal:
    kejang, hipotonia, koma, ensefalopati hipoksik
    iskemik
  – gangguan fungsi multiorgan
SKOR APGAR
•Sudah banyak ditinggalkan

1 menit untuk menentukan tindakan,
5 menit untuk menentukan prognosis

•Paradigma baru :
      Resusitasi neonatus dilakukan segera setelah
      lahir
      Tidak menunggu APGAR menit pertama
      Yang dievaluasi 3 hal : pernapasan, detak
      jantung, dan warna kulit                       15
RESUSITASI NEONATUS

   Selalu        Nilai risiko bayi untuk kebutuhan resusitasi
 diperlukan                  Jaga tetap hangat
                     Posisi, buka/bersihkan jalan napas
                        Keringkan, rangsang napas
                             Beri O2 (bila perlu)
                      Berikan ventilasi tekanan positif
Lebih jarang
diperlukan                    Intubasi trakea

                              Kompresi dada

Kadang-kadang                    Pemberian
                                  obat2an
diperlukan
                                                                16
Langkah-langkah Resusitasi




Dikutip dari:                                              17
Buku Panduan Resusitasi Edisi ke-6 , AHA- AAP tahun 2011
RESUSITASI DI KAMAR
                             RESUSITASI DI KAMAR
                                   BERSALIN
                                  BERSALIN
    Letakkan bayi di bawah alat pemancar panas
       (Bersihkan trakea, bila ada mekonium)
          Keringkan tubuh bayi
                                                          20 detik
                                                                                     Evaluasi
          Ganti linen basah dgn kering                                             pernafasan
          Atur posisi bayi (position)
          Bersihkan mulut, bayi

          Rangsangan taktil (bila perlu)                            Tdk bernafas                Bernafas
                                                                      (gasping)                  spontan

                                                        VTP dgn O2 100 %

                      Evaluasi
                        HR                                                                                  Evaluasi
                                                                                FJ < 100/ menit
                                                                                                              HR

                                  6 detik                 15 - 30 detik


    < 60 / menit                      60 - 100                > 100 / menit                      EVALUASI WARNA
                           FJ Tetap              FJ          Amati terus s/d
     VTP                                                      pernafasan               Pucat
                                                                                                                       Biru
     teruskan             VTP                 VTP            spontan                  kemerahan/
                           teruskan          teruskan        Kemudian                 sianosis
    Kompresi             HR < 80
                                 60                                                    perifer
                                                              ventilasi                                            Beri O2
     dada                  Kompresi                           dihentikan
                           dada
                                                                                                 Observasi &
                           Beri obat : :
                           Beri Obat                                                              dipantau
                      bila FJ < 80/mnt,
                       bila FJ < 60 / menit
                     setelah 30 dtk VTP,
                     setelah 30 dtk VTP,
                O2 2 100% & kompresi dada
                 O 100 % & kompresi dada
                                                                                                                       18
INFEKSI / SEPSIS NEONATORUM
• Sepsis neonatorum: sindroma klinis ditandai
  adanya gangguan fungsi organ yang
  disebabkan infeksi bakteri dalam darah yang
  terjadi pada neonatus
• Manifestasi klinis tidak spesifik
• Diagnosis sulit
• Angka kematian tinggi


                                                19
Faktor Risiko
• Bayi prematur
• Ketuban pecah prematur (lebih dari 18 jam)
• Air ketuban berwarna hijau, atau keruh dan
  atau berbau
• Partus kasep
• Ibu febris atau infeksi (korioamnionitis)
• Bayi dengan gejala respiratory distress
  syndrome
• Bayi dengan tindakan resusitasi yang agresif
• Bayi yang luka pada kulit dan mukosa selama
  persalinan
                                                 20
DIAGNOSIS
• Berdasarkan gejala klinik
• Terapi tanpa menunggu hasil kultur
• Tanda dan gejala tidak spesifik
• DD sangat luas : penyakit saluran nafas,
  penyakit hematologi, penyakit metabolik,
  penyakit susunan syaraf pusat, penyakit
  jantung dan penyakit infeksi lainnya seperti
  TORCH.
• Diagnosis pasti  kultur darah
                                                 21
GEJALA KLINIS :

• Keadaan umum : Menurun (not doing well), malas
  minum (Poor feeding), hipertermia/hipotermi,
  sklerema neonatorum.
• Sistem saraf pusat : Hipotoni otot, irritable, kejang,
  letargi.
• Saluran nafas : Bernafas tak teratur, sesak, apnea,
  serangan sianosis, takhipnea (> 60/menit)
• Kardiovaskular : Takhikardia (> 160/menit), sirkulasi
  perifer jelek sampai timbul renjatan.
• Saluran cerna : Retensi lambung, hepatomegali,
  mencet, muntah, perut kembung.
• Manifestasi hematologi dan kulit: Pucat, kuning,
  splenomegali, tendensi, perdarahan, trombopeni
  (<100.000/mm3), selulitis, iktema gangrenosum, tali
  pusat berwarna kemerahan, pus dan berbau.            22
Tali pusat dirawat secara terbuka dan kering
RSUD Dr. Soetomo
menggunakan Triple Dye
- Briliant green 2.29 gram
- Proflavine hemi sulfate 1.14 gram
- Crystal violet 2.29 gram
- Water q.s ad 1000 ml                   23
Laboratorium
– Leukositosis > 34.000 mm3
– Leukopenia < 4.000 mm3
– Netrofil muda > 10%
– Perbandingan netrofil immatur (stab) dibanding
  total (stab+segmen) atau I/T ratio > 0,2
– Trombositopenia < 100.000 mm3
– CRP > 10 mg/dl atau 2 SD dari normal
– Kultur darah
– Foto toraks
– LP (atas indikasi)

                                                   24
• Terapi antibiotika:
  1.ampisilin 100 mg/kg/hari iv 2 x
  2.aminoglikosida (gentamisin) dosis 5 mg/kg
  BB/per hari i.v/i.m single dose.
• Supportive Terapi : infus, cairan,
  termoregulasi, dll




                                                25
Pemantauan
• Klinis dan Laboratorium pemeriksaan darah
  lengkap dan CRP secara serial.
• Apabila keadaan klinik bayi baik dan hasil
  pemeriksaan darah dan CRP normal, maka
  antibiotika diberhentikan pada hari 3 - 5

Bila klinis memburuk  Rujuk



                                               26
KASUS YANG PERLU RUJUKAN DINI




                            27
28
KASUS YANG PROGNOSIS JELEK




                             29
Tindakan pra rujukan :
Upayakan Bayi keadaan stabil
(Sugar, Temperature, Airway, Blood presure,
     Laboratorium, Emotion / STABLE)

  –      Jalan napas bersih dan terbuka
  –      Kulit dan bibir kemerahan
  –      Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
  –      Suhu aksiler 36,5-37,50C
  –      Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal

Jaga Bayi tetap hangat

                                                               30
Didampingi NaKes trampil resusitasi,
  minimal sampai dengan ventilasi
Melengkapi data
 – Surat persetujuan tindakan
 – Surat rujukan
 – Catatan medis berisi :
    • Riwayat kehamilan, persalinan dan
      tindakan yang dilakukan
    • Obat yang dikonsumsi oleh ibu
    • Masa kehamilan dan berat lahir
    • Tanda vital
                                          31
HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN:

1. Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan
   rujukan
2. Lakukan stabilisasi bayi sesuai dengan
   kemampuan yang ada
3. Pertahankan suhu optimal:
   - Perawatan Metode Kanguru
   - Membungkus bayi dengan plastik, bersih
     dan hangat
   - Menutup kepala bayi dengan topi
   - Usahakan bayi tetap mendapatkan ASI
4. Posisi leher harus optimal agar jalan napas
   tetap terbuka
                                                 32
SARAN
Setiap dokter umum perlu memahami dan mampu:
1. Mengenali tanda-tanda dini kegawatan pada neonatus
2. Melakukan penanganan dini
3. Melakukan rujukan dengan optimal


Penting:
  Mengadakan Pelatihan Penanganan Dini
  Kegawatdaruratan Neonatus untuk semua
  Dokter Umum di Surabaya

                                                    33
34

dr. agus harianto,sp ak

  • 1.
    PERAN DOKTER UMUMDALAM PENANGANAN DINI KEGAWATDARURATAN BAYI BARU LAHIR Agus Harianto Divisi Neonatologi Departemen /SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR RSUD Dr. Soetomo Surabaya
  • 2.
    PENDAHULUAN • Sasaran RPJMN 2010-2014 nomor 2b : AKB 14,4 per 1000 KH (tahun 2014) • Target MDGs tahun 2015 nomor 4 : menurunkan AKB dari 35 menjadi 26 per 1000 KH tahun 2015 • AKB di Kodya Surabaya (29 per 1000 KH tahun 2012) AKB Nas. : 35/1000 KH (2007) (dikutip: DINKESPROV. JATIM) 2
  • 3.
    Fenomena ”dua pertiga”  Kematian bayi baru lahir (0 – 28 hari) merupakan 2/3 dari kematian bayi 33%  Kematian perinatal (0 – 7 hari) 67% merupakan 2/3 dari kematian bayi baru lahir  Kematian bayi (0 – 1 hari) merupakan 2/3 dari kematian perinatal (Lancet, 2000) 3
  • 4.
    Penyebab Kematian Neonatus Sekitar80-90% kematian dapat dicegah dengan teknologi sederhana Sekitar 10-20% kasus rujukan memerlukan biaya mahal & teknologi tinggi. Lain2 Others Kel.Bawaan Cong.anomaly 5% 5% 10% 10% Infeksi INFECTIONS 33% 33% Asfiksia/trauma Asphyxia/trauma 28% 28% BKB/BBLR LBW/preterm 24% 24% Sumber: The Fifty Sixth Session of Regional Committee, WHO For South-East Asia, 2003
  • 5.
    TUJUAN 1. MENGENAL KASUSSEDINI MUNGKIN KEGAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR 2. MENGETAHUI TATALAKSANA DINI KEGAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR 3. MERUJUK KASUS KEGAWATAN DINI BAYI BARU LAHIR DENGAN OPTIMAL 5
  • 6.
    Klasifikasi Bayi berdasarkanBerat Lahir • Makrosomia : > 4000 g • Normal : 2500 – 3999 g • Bayi Berat Lahir Rendah : <2500g • Bayi Berat Lahir Sangat Rendah : <1500g • Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah : < 1000g
  • 7.
    Klasifikasi Bayi berdasarkan Usia Gestasi • Pre-term/Kurang Bulan : < 37 minggu • Term/Cukup Bulan : 37 – 41 minggu • Post-term/Lebih Bulan : > 42 minggu
  • 8.
    BMK 90% 75% 50% SMK 25% 10% KMK
  • 9.
    Masalah BBLR /Prematur 1. Hipotermia, karena : - Luas permukaan tubuh - Jaringan lemak subkutan - Cadangan nutrisi sedikit 2. CNS : Apnea, Perdarahan intra ventrikularis 3. Sistem Pernafasan : Asfiksia, RDS (Respiratory Distress Syndrome) 4. Jantung Kardiovaskular 5. Metabolik ( hiperbilirunemia, hipo/hiperglikemi) 6. Mata ROP 7. Ginjal 8. Sistem Pencernaan :NEC (Necrotizing Enterocolitis) 9. Polisitemia (twins to twins transfution) 10. Infeksi
  • 10.
    SHAKE TEST (TesKematangan Paru) Positif bubble > 2/3 1 ml Alkohol 95% Intermediate bubble1/3- 2/3 O,5 ml NaCl 0,9% 0,5 ml gastric Negatif aspirate bubble< 1/3 shake 15 second Result 15 minute Untuk bayi prematur
  • 11.
    Evaluation of Respiratory Distress Using Downes’ Score 0 1 2 Respiratory Rate < 60/min 60 – 80/min > 80/min Retractions No retraction Mild retractions Severe retractions Cyanosis No cyanosis Cyanosis relieved Cyanosis on O2 by O2 Air Entry Good bilateral air Mild decrease in No air entry entry air entry Grunting No grunting Audible by Audible with ear stethoscope Score < 4 No / mild respiratory distress Score 4 -7 Respiratory distress Score > 7 Impending respiratory failure
  • 12.
    TATA LAKSANA UMUM PERAWATAN BBLR A. MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH B. MENCEGAH INFEKSI C. PENGAWASAN NUTRISI  ASI D. PEMANTAUAN BB, PB DAN LINGKAR KEPALA E. PENANGANAN BEBERAPA PENYAKIT YG BERHUBUNGAN DENGAN PREMATURITASNYA
  • 13.
    ASFIKSIA NEONATORUM Asfiksia neonatorumadalah dimana bayi baru lahir yang tidak bisa bernafas spontan, teratur dan adekuat Faktor risiko asfiksia perinatal: – Maternal – Plasenta-tali pusat – Fetus/neonatus 13
  • 14.
    Definisi asfiksia perinatal •AAP : – asidosis metabolik atau mixed acidemia (pH<7.00) – nilai Apgar 0-3 persisten selama >5 menit – manifestasi neurologis pada waktu perinatal: kejang, hipotonia, koma, ensefalopati hipoksik iskemik – gangguan fungsi multiorgan
  • 15.
    SKOR APGAR •Sudah banyakditinggalkan 1 menit untuk menentukan tindakan, 5 menit untuk menentukan prognosis •Paradigma baru : Resusitasi neonatus dilakukan segera setelah lahir Tidak menunggu APGAR menit pertama Yang dievaluasi 3 hal : pernapasan, detak jantung, dan warna kulit 15
  • 16.
    RESUSITASI NEONATUS Selalu Nilai risiko bayi untuk kebutuhan resusitasi diperlukan Jaga tetap hangat Posisi, buka/bersihkan jalan napas Keringkan, rangsang napas Beri O2 (bila perlu) Berikan ventilasi tekanan positif Lebih jarang diperlukan Intubasi trakea Kompresi dada Kadang-kadang Pemberian obat2an diperlukan 16
  • 17.
    Langkah-langkah Resusitasi Dikutip dari: 17 Buku Panduan Resusitasi Edisi ke-6 , AHA- AAP tahun 2011
  • 18.
    RESUSITASI DI KAMAR RESUSITASI DI KAMAR BERSALIN BERSALIN Letakkan bayi di bawah alat pemancar panas (Bersihkan trakea, bila ada mekonium)  Keringkan tubuh bayi 20 detik Evaluasi  Ganti linen basah dgn kering pernafasan  Atur posisi bayi (position)  Bersihkan mulut, bayi  Rangsangan taktil (bila perlu) Tdk bernafas Bernafas (gasping) spontan VTP dgn O2 100 % Evaluasi HR Evaluasi FJ < 100/ menit HR 6 detik 15 - 30 detik < 60 / menit 60 - 100 > 100 / menit EVALUASI WARNA FJ Tetap FJ  Amati terus s/d VTP pernafasan Pucat  Biru teruskan  VTP VTP spontan kemerahan/ teruskan teruskan  Kemudian sianosis  Kompresi  HR < 80 60 perifer ventilasi Beri O2 dada Kompresi dihentikan dada Observasi & Beri obat : : Beri Obat dipantau bila FJ < 80/mnt, bila FJ < 60 / menit setelah 30 dtk VTP, setelah 30 dtk VTP, O2 2 100% & kompresi dada O 100 % & kompresi dada 18
  • 19.
    INFEKSI / SEPSISNEONATORUM • Sepsis neonatorum: sindroma klinis ditandai adanya gangguan fungsi organ yang disebabkan infeksi bakteri dalam darah yang terjadi pada neonatus • Manifestasi klinis tidak spesifik • Diagnosis sulit • Angka kematian tinggi 19
  • 20.
    Faktor Risiko • Bayiprematur • Ketuban pecah prematur (lebih dari 18 jam) • Air ketuban berwarna hijau, atau keruh dan atau berbau • Partus kasep • Ibu febris atau infeksi (korioamnionitis) • Bayi dengan gejala respiratory distress syndrome • Bayi dengan tindakan resusitasi yang agresif • Bayi yang luka pada kulit dan mukosa selama persalinan 20
  • 21.
    DIAGNOSIS • Berdasarkan gejalaklinik • Terapi tanpa menunggu hasil kultur • Tanda dan gejala tidak spesifik • DD sangat luas : penyakit saluran nafas, penyakit hematologi, penyakit metabolik, penyakit susunan syaraf pusat, penyakit jantung dan penyakit infeksi lainnya seperti TORCH. • Diagnosis pasti  kultur darah 21
  • 22.
    GEJALA KLINIS : •Keadaan umum : Menurun (not doing well), malas minum (Poor feeding), hipertermia/hipotermi, sklerema neonatorum. • Sistem saraf pusat : Hipotoni otot, irritable, kejang, letargi. • Saluran nafas : Bernafas tak teratur, sesak, apnea, serangan sianosis, takhipnea (> 60/menit) • Kardiovaskular : Takhikardia (> 160/menit), sirkulasi perifer jelek sampai timbul renjatan. • Saluran cerna : Retensi lambung, hepatomegali, mencet, muntah, perut kembung. • Manifestasi hematologi dan kulit: Pucat, kuning, splenomegali, tendensi, perdarahan, trombopeni (<100.000/mm3), selulitis, iktema gangrenosum, tali pusat berwarna kemerahan, pus dan berbau. 22
  • 23.
    Tali pusat dirawatsecara terbuka dan kering RSUD Dr. Soetomo menggunakan Triple Dye - Briliant green 2.29 gram - Proflavine hemi sulfate 1.14 gram - Crystal violet 2.29 gram - Water q.s ad 1000 ml 23
  • 24.
    Laboratorium – Leukositosis >34.000 mm3 – Leukopenia < 4.000 mm3 – Netrofil muda > 10% – Perbandingan netrofil immatur (stab) dibanding total (stab+segmen) atau I/T ratio > 0,2 – Trombositopenia < 100.000 mm3 – CRP > 10 mg/dl atau 2 SD dari normal – Kultur darah – Foto toraks – LP (atas indikasi) 24
  • 25.
    • Terapi antibiotika: 1.ampisilin 100 mg/kg/hari iv 2 x 2.aminoglikosida (gentamisin) dosis 5 mg/kg BB/per hari i.v/i.m single dose. • Supportive Terapi : infus, cairan, termoregulasi, dll 25
  • 26.
    Pemantauan • Klinis danLaboratorium pemeriksaan darah lengkap dan CRP secara serial. • Apabila keadaan klinik bayi baik dan hasil pemeriksaan darah dan CRP normal, maka antibiotika diberhentikan pada hari 3 - 5 Bila klinis memburuk  Rujuk 26
  • 27.
    KASUS YANG PERLURUJUKAN DINI 27
  • 28.
  • 29.
  • 30.
    Tindakan pra rujukan: Upayakan Bayi keadaan stabil (Sugar, Temperature, Airway, Blood presure, Laboratorium, Emotion / STABLE) – Jalan napas bersih dan terbuka – Kulit dan bibir kemerahan – Frekuensi jantung 120-160 kali/menit – Suhu aksiler 36,5-37,50C – Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal Jaga Bayi tetap hangat 30
  • 31.
    Didampingi NaKes trampilresusitasi, minimal sampai dengan ventilasi Melengkapi data – Surat persetujuan tindakan – Surat rujukan – Catatan medis berisi : • Riwayat kehamilan, persalinan dan tindakan yang dilakukan • Obat yang dikonsumsi oleh ibu • Masa kehamilan dan berat lahir • Tanda vital 31
  • 32.
    HAL LAIN YANGPERLU DIPERHATIKAN: 1. Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan rujukan 2. Lakukan stabilisasi bayi sesuai dengan kemampuan yang ada 3. Pertahankan suhu optimal: - Perawatan Metode Kanguru - Membungkus bayi dengan plastik, bersih dan hangat - Menutup kepala bayi dengan topi - Usahakan bayi tetap mendapatkan ASI 4. Posisi leher harus optimal agar jalan napas tetap terbuka 32
  • 33.
    SARAN Setiap dokter umumperlu memahami dan mampu: 1. Mengenali tanda-tanda dini kegawatan pada neonatus 2. Melakukan penanganan dini 3. Melakukan rujukan dengan optimal Penting: Mengadakan Pelatihan Penanganan Dini Kegawatdaruratan Neonatus untuk semua Dokter Umum di Surabaya 33
  • 34.