Tata tertib santri di pesantren mengatur berbagai ketentuan tentang ibadah, kegiatan sekolah, bahasa komunikasi, olahraga, dan keasramaan. Dokumen ini berisi 12 bab yang mencakup pedoman perilaku santri dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan pesantren.
Sejatinya, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter (Zuchdi, 2010). Lembaga pendidikan tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sudah selayaknya memiliki komitmen untuk melaksanakan dan mengawal pembentukan karakter bangsa. Pengembangan budaya akademik menjadi titik temu antara upaya pembinaan karakter dengan peningkatan kualitas sebagai hasil dari proses pendidikan tinggi. Karakter merupakan bagian integral dari budaya akademik,mengingat karakter diperlukan dan berpotensi dikembangkan dari setiap aktivitas akademik.
Pendidikan tinggi (Universitas), pada dasarnya merupakan ladang tempat lahirnya kader-kader intelektual. Sehingga disinilah nilai-nilai positif seperti jujur, cerdas, peduli, tangguh, tanggung jawab, religius dan nilai positif lainnya bisa ditanamkan, terinternalisasi, dan menjadi sebuah budaya dalam upaya membangun tradisi intelektual.
Sejatinya, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter (Zuchdi, 2010). Lembaga pendidikan tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sudah selayaknya memiliki komitmen untuk melaksanakan dan mengawal pembentukan karakter bangsa. Pengembangan budaya akademik menjadi titik temu antara upaya pembinaan karakter dengan peningkatan kualitas sebagai hasil dari proses pendidikan tinggi. Karakter merupakan bagian integral dari budaya akademik,mengingat karakter diperlukan dan berpotensi dikembangkan dari setiap aktivitas akademik.
Pendidikan tinggi (Universitas), pada dasarnya merupakan ladang tempat lahirnya kader-kader intelektual. Sehingga disinilah nilai-nilai positif seperti jujur, cerdas, peduli, tangguh, tanggung jawab, religius dan nilai positif lainnya bisa ditanamkan, terinternalisasi, dan menjadi sebuah budaya dalam upaya membangun tradisi intelektual.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Ā
TATIB.pptx
1. KEPALA SEKOLAH
UST.SYUKUR HALIM S,Kom
WAKA.ASRAMA
UST. ISHAK AMIR
KETUA ASRAMA
UST M.RIZKY SALAM
BENDAHARA
UST.ARDI
SEKERTARIS
UST. MAHYUDDIN
UBUDIYAH
UST.HISYAM
KEPANDUUAN (
IāDAD )
UST.SYAFARDI
KESEHATAN
UST.SALIM
MAINTENANCE &
LOGISTIK
UST.MUKNI
BERLIN
UST.WAHYU
SENI DAN OLAHRAGA
UST.AGUS
KEAMANAN
UST.MUIZ
BAHASA
-
2. BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Tata tertib santri adalah suatu perangkat aturan sebagai pedoman bagi santri
dalam menempuh pendidikan di MTs Lukmanul Hakim dan MA Luqman Al-Hakim
Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda (selanjutnya disebut Pesantren).
2. Santri merupakan peserta didik yang diterima dan ditetapkan secara resmi
sebagai santri oleh Pesantren.
3. Setiap santri wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang yang telah
ditentukan dalam jadwal pembinaan 24 jam santri.
4. Tata tertib santri ini wajib diikuti dan diamalkan oleh semua santri dengan
sungguh-sungguh, ikhlas dan penuh tanggung jawab dengan bimbingan dan
tauladan dari asatidzah dan tim kepengasuhan.
5. Tujuan umum tata tertib santri adalah untuk membentuk situasi dan kondisi yang
Islami dan kondusif di lingkungan pesantren.
6. Tujuan khusus tata tertib santri adalah untuk mengantarkan santri menjadi
ganerasi muslim yang didambakan sebagaimana disebutkan dalam tujuan
pendidikan di lingkungan pesantren.
7. Ketentuan tata tertib yang belum tercantum dalam tata tertib santri ini akan diatur
kemudian.
3. BAB II
KETENTUAN TENTANG IBADAH MAHDHAH DAN ADAB DI DALAM MASJID
Pasal 2
Tentang Ibadah Mahdhah
1. Setiap santri mempersiapkan diri untuk shalat fardhu paling lambat tiga puluh menit (30 menit)
sebelum adzan dikumandangkan, dengan mengikuti intruksi dari komando pandu santri.
2. Setiap santri mengikuti apel santri dengan ketentuan dan waktu yang telah di tetapkan .
3. Setiap santri menyegerakan wudhuā dengan menggunakan air secukupnya dan memakai pakaian
shalat yang telah ditetapkan.
4. Semua santri sudah harus berada di dalam masjid (duduk rapi dalam shaf) ketika adzan
dikumandangkan.
5. Yang paling berhak untuk mengumandangkan adzan dan iqamah adalah petugas (muadzdzin) yang
ditunjuk.
6. Setiap santri membiasakan (ditekankan) diri melaksanakan shalat sunnah baik qabliyah maupun
baādiyah dan shalat sunnah lainnya yang dituntunkan, membaca/menghafal Al Qurāan, berdzikir, dan
berdoāa.
7. Setiap santri wajib melaksanakan shalat fardhu secara berjamaāah, baik ketika berada di Pesantren
maupun ketika di luar Pesantren.
8. Setiap santri tidak masbuk/tertinggal kecuali ada udzur yang dibenarkan menurut syariāat.
9. Setiap santri harus melaksanakan amalan dzikir dan doāa setelah shalat fardhu dan wirid pagi dan
sore.
10. Seluruh santri harus mengikuti halaqoh Al-Quran dimasjid setelah shalat Shubuh sampai jam 06.00,
setelah shalat Dhuhur sampai jam 13.25 dan setelah wirid isya sampai jam 21.00,
11. Seluruh santri diwajibkan (tarbiyah) melaksanakan shalat lail atau tahajjud setiap malam secara
berjamaāah.
12. Setiap santri membiasakan diri mengamalkan puasa sunnah Senin-Kamis, atau puasa sunnah lainnya.
4. Pasal 3
Tentang Adab di Dalam Masjid
1. Setiap santri yang masuk dan keluar dari masjid hendaknya membaca doāa dan
mengamalkan sunnah yang disyariāatkan.
2. Setiap santri wajib memakai atribut kemasjidan di waktu sholat Lail, Solat Subuh, Solat
Maghrib dan Solat Isya serta membawa al-qur,an.
3. Setiap santri harus berpakaian bersih, rapi dan sopan ketika memasuki masjid.
4. Setiap santri melaksanakan shalat sunnah Tahiyatul Masjid sebelum duduk di dalam masjid.
5. Setiap santri dianjurkan memakai minyak wangi dan dilarang membawa bau-bauan yang
tidak sedap ke dalam masjid.
6. Setiap santri dilarang tidur, bersenda gurau, bersuara keras dan berlarian di dalam masjid.
7. Setiap santri dilarang berbicara tentang perkara-perkara duniawiah di dalam masjid pada
saat antara adzan dan iqamah.
8. Setiap santri dilarang memakai kaos oblong dan pakaian yang terdapat gambar/tulisan
ketika shalat kecuali kaos dalam.
9. Setiap santri diharuskan membawa mushaf Al-Quran ketika berangkat ke masjid untuk
menunaikan shalat lima waktu, dan tidak boleh meninggalkan mushaf Al-Qurāan di masjid.
10. Setiap santri diwajibkan mengenakan baju sholat ( gamis ) berwarna putih dan diharuskan
mengenakan sarung ketika berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat fardhu lima waktu,
kecuali diwaktu KBM (sekolah).
11. Setiap santri diwajibkan mengenakan peci/kopiah ketika berangkat ke masjid untuk
menunaikan shalat fardhu berjamaaāah, dan dianjurkan mengenakannya pada saat-saat yang
lain di luar waktu shalat.
12. Setiap santri membiasakan diri mengamalkan adab-adab yang disunnahkan lainnya ketika
berada di dalam masjid.
5. Hari Seragam
Senin Putih-Biru
Selasa Putih-Biru
Rabu Batik-Biru
Kamis Pramuka
Jumat Putih-Putih&Pandu
Sabtu Olahraga
BAB III
KETENTUAN TENTANG KEGIATAN SEKOLAH
DAN EKSTRAKURIKULER
Pasal 4
Tentang Kegiatan Sekolah
ļ¶ Setiap santri harus masuk sekolah setiap hari, kecuali ada udzur yang dapat dibenarkan dan mendapatkan
izin dari ustadz.
ļ¶ Setiap santri harus hadir di sekolah minimal 10 menit sebelum pukul 07.00 Wita sebagai persiapan untuk
mengikuti apel.
ļ¶ Setiap santri yang berhalangan masuk sekolah harus mengirimkan surat izin yang ditanda-tangani oleh
kepala asrama jika meninggalkan kampus karena ada keperluan mendesak, jika tidak meninggalkan
kampus maka perizinan dilimpahkan kepada bagian waka kurikulum.
ļ¶ Setiap santri yang sakit harus mengirimkan surat izin yang diperoleh dari petugas UKS, yang di tanda
tangani oleh musrif masing-masing.
ļ¶ Setiap santri harus memakai seragam sekolah dan sepatu hitam dan kaos kaki putih sesuai dengan
ketentuan.
ļ¶ Setiap santri diwajibkan mengenakan songkok nasional selama jam KBM, dan tidak diperkenankan dilepas
dengan alasan apapun kecuali ketika berwudlu atau ketika berada di kamar mandi.
ļ¶ Setiap santri harus membawa buku pelajaran dan peralatan tulis sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
ļ¶ Selama dalam waktu kegiatan sekolah (jam 07.00-15.30 Wita), santri dilarang masuk ke dalam asrama.
ļ¶ Presentase kehadiran santri sekurang-kurangnya 80% dalam rekap akhir semester, bila presentase tidak
mencukupi maka santri tersebut tidak diperkenankan mengikuti ujian semester pada mata pelajaran
tersebut.
ļ¶ Setiap santri yang melakukan bolos sekolah maka dianggap tidak hadir satu hari penuh.
ļ¶ Makan siang santri sesuai jadwal adalah 11.45 Wita dilingkungan sekolah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
6. Pasal 5
Tentang Kegiatan Esktrakulikuler
Seluruh santri diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler Pandu Hidayatullah
sebagai ekstrakurikuler wajib.
Seluruh santri diperkenankan untuk memilih ekstrakurikuler pilihan, sesuai
yang diprogramkan sekolah.
Santri yang berhalangan untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri harus
menyampaikan pemberitahuan/izin langsung kepada penanggung jawab
program.
Setiap santri harus mengikuti dan mematuhi tata tertib yang berlaku di
masing-masing unit kegiatan pengembangan diri.
Setiap santri harus menjaga/merawat berbagai sarana yang menunjang
kegiatan pengembangan diri.
Santri hanya boleh pindah ekstrakurikuler maksimal satu kali dalam satu
semester.
7. BAB IV
KETENTUAN TENTANG PERPUSTAKAAN DAN
LABORATORIUM (LAB) KOMPUTER
Pasal 6
Tentang Perpustakaan
Seluruh santri dianjurkan aktif membaca dengan memanfaatkan fasilitas
yang terdapat di perpustakaan.
Setiap santri harus turut menjaga/merawat semua sarana yang terdapat di
perpustakaan.
Santri harus mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan tepat
pada waktunya.
Santri yang berkunjung ke perpustakaan sesuai jadwal dan harus mengisi
buku kunjungan.
Santri dilarang memindahkan berbagai fasilitas yang ada di dalam ruangan
perpustakaan.
Santri dilarang mengambil/merusak fasilitas yang ada di dalam ruang
perpustakaan.
Santri dilarang memasuki ruang perpustakaan tanpa izin dari petugas.
Seluruh santri dilarang menulis atau mencoret-coret buku milik
perpustakaan.
Santri dilarang membawa buku keluar ruang perpustakaan tanpa izin dari
petugas.
8. Pasal 7
Tentang Laboratorium Komputer
Seluruh santri harus mengikuti program pengembangan diri berupa
keterampilan komputer sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
2.Setiap santri harus turut menjaga/merawat semua sarana yang terdapat di
lab komputer.
3.Seluruh santri harus menggunakan komputer dan fasilitas lainnya yang ada
di ruang lab komputer dengan cara yang benar.
Santri dilarang memindahkan mouse dan kabel-kabel yang ada tanpa seijin
petugas.
Seluruh santri dilarang menyalahgunakan fasilitas komputer yang ada, seperti
bermain game, memutar film, dan lain-lain.
9. BAB V
KETENTUAN TENTANG KEGIATAN OLAH RAGA
DAN HIBURAN
Pasal 8
Setiap santri wajib mengikuti kegiatan/latihan olahraga dan beladiri yang telah
diprogramkan oleh Pesantren.
Santri diperkenankan berolahraga pada waktu yang telah ditentukan yakni, baāda
Sholat Asar hingga 1 jam sebelum adzan maghrib dan pada hari Ahad setelah tidak
ada aktivitas amal soleh/kerja bakti yang ditentukan oleh pihak kampus.
Setiap santri diwajibkan untuk mengikuti tadrib/lari siang pada hari jumāat dan
senam pandu pada hari ahad sampai jam 07.30.
Santri diperbolehkan melaksanakan kegiatan permainan dan/atau menikmati
hiburan, dengan syarat: tidak melanggar syariat, tidak berlebihan, tidak melalaikan
dari tugasnya, dan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Santri dilarang bermain catur, kartu, dadu, kelereng, dan play station, game online
dan permainan lainnya yang semisal dengan permainan tersebut.
Semua santri dilarang menonton film, televisi, mendengarkan musik, radio dan
membuka internet, kecuali dalam rangka kegiatan/program yang ditetapkan oleh
Pesantren.
Semua santri dilarang menghadiri acara-acara hiburan yang melanggar syariat.
Semua santri dilarang bermain bola atau berolah raga di dalam asrama, aula, kelas
dan ruangan-ruangan lainya (kecuali olah raga yang biasa dilakukan dalam ruangan)
10. BAB VI
KETENTUAN TENTANG BAHASA KOMUNIKASI SEHARI-HARI
Pasal 9
Seluruh santri harus berbicara/berkomunikasi dengan bahasa Arab atau
Inggris sesuai pada hari yang telah ditentukan.
Seluruh santri harus menulis mufradat (kosa kata) yang telah ditetapkan
oleh qismul-lughah (bagian bahasa kepanduan) dan mengumpulkannya
tepat pada waktunya.
Seluruh santri harus menghafalkan dan menggunakan mufradat dalam
berkomunikasi.
Seluruh santri harus mengikuti kegiatan hiwar sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dan wajib menghafal dan menyetorkannya.
Seluruh santri harus mengikuti kegiatan muhadharah jamaāi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
Santri yang berhalangan mengikuti kegiatan tersebut harus memberitahu
dan meminta izin petugas.
Waktu mengikuti kebijakan dan komando dari penanggung jawab bagian
kebahasaan.
Santri dilarang keras berbahasa daerah (suku) di area kampus.
Setiap kegiatan dilakukan pengabsenan kehadiran siswa.
Setiap santri harus memiliki kamus dua bahasa.
11. 1. KETENTUAN TENTANG KEASRAMAAN
2. BAB VII
3.
4. Pasal 10
5. Setiap santri harus menjaga kebersihan, kerapian dan keindahan asrama/kamar, yaitu:
1. Membersihkan dan merapikan kamar sesuai jadwal yang ditetapkan.
2. Tidak menulis atau menempelkan gambar-gambar pada dinding, lemari, pintu, jendela dan tempat-tempat lainnya.
3. Tidak membuang sampah sembarangan baik didalam kamar dan di luar asrama.
4. Tidak meludah sembarangan di dalam kamar/melalui jendela.
5. Tidak mengotori pintu, jendela, tembok dan fasilitas asrama lainnya.
6. Masuk asrama dalam keadaan kaki bersih.
7. Tidak memakai alas kaki di lantai teras asrama dan di dalam kamar.
6. Setiap santri harus menjaga dan memelihara fasilitas asrama dari kerusakan.
7. Setiap santri wajib melaksanakan kewajiban piket kamar sesuai dengan kesepakatan jadwal anggota kamar masing-masing.
8. Setiap santri harus memiliki dan memakai alas kaki ketika keluar dari asrama, masjid, dan tempat-tempat lainnya.
9. Santri dilarang mengunakan fasilitas listrik untuk keperluan di luar batas ketentuan:
1. Penggunaan kipas angin maksimal 2 buah setiap kamar.
2. Tidak menggunakan dispenser yang memakai arus listrik didalam kamar.
3. Penggunaan setrika pakai maksimal 1 buah setiap kamar.
4. Cash HT pandu di pusatkan di kantor asrama.
10. Setiap santri harus menjaga ketenangan dan keamanan asrama antara lain:
1. Tidak berlari-lari, berbicara keras/berteriak, berkata kotor dan bersenda-gurau yang berlebihan.
2. Meninggalkan pintu kamar dan lemari dalam keadaan tertutup dan terkunci.
3. Tidak menitipkan kunci lemari pada siapapun.
11. Setiap santri harus berpakaian yang menutup aurat, tidak bergambar atau bertuliskan hal-hal yang tidak pantas baik di dalam
asrama maupun di luar asrama.
12. Seta santri hendaknya tidur dengan ketentuan-ketentuan berikut:
1. Mengikuti adab tidur yang dituntunkan Rasulullah.
2. Dilarang tidur berduaan dalam satu selimut
3. Dilarang memegang, menyilangkan tangan/kaki (mendekap), dan menempelkan badan/anggota badan yang lain kepada
santri yang lain.
4. Tidur dengan memakai baju/kaos dan celana panjang yang menutupi aurat dengan sempurna.
5. Tidur dikamar masing-masing, dan lampu kamar dalam keadaan menyala.
6. Santri yang bertugas piket diwajibkan sudah tidur sebelum jam 23.00 WITA.
13. Santri dilarang berkeliaran dilingkungan kampus diatas jam 21.00 Wita.
14. Seluruh santri dilarang keras untuk bermain di area yang berbahaya (memanjat/menaiki) plafon dan pagar pembatas.
15. Seluruh santri diharuskan sudah meninggalkan asrama pada jam 06.50 WITA dan dilarang masuk ke asrama pada saat jam 07.00
s/d 15.30 (Setelah Asar) tanpa keperluan dan harus dengan izin kepala asrama.
16. Setiap santri dilarang keras mengendarai/meminjam kendaraan (sepeda pancal, sepeda motor dan mobil).
12. BAB XII
TENTANG KEAMANAN DAN ADAB/AKHLAK
Pasal 18
1. Setiap petugas harus melaksanakan piket jaga malam sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Setiap santri harus melaksanakan tugas-tugas pada saat jaga malam seperti:
a. Menjaga seluruh lingkungan asrama.
b. Mematikan lampu yang tidak diperlukan.
c. Mengontrol semua kamar tidur dan memastikan semua santri tidur dikamar masing-masing.
d. Membangunkan musyrif dan ketua kamar untuk mengkondisikan dan mendampingi santri melaksanakan qiyamullail dimasjid.
e. Memastikan kran air telah tertutup di setiap kamar.
3. Santri dilarang membawa Handphone (HP), radio, flashdisk, MP3/4/5, celana jean, kaos dan topi bergambar dan bertuliskan hal-hal tidak baik, senjata tajam, dan
barang berbahaya lainnya ke Pesantren kecuali dengan ijin khusus dari Pimpinan Pesantren.
4. Santri dilarang menyembunyikan, merusak dan menghilangkan barang milik orang lain.
5. Santri dilarang membuat kegaduhan di dalam maupun di luar asrama.
6. Santri dilarang memasuki ruangan, kamar dan rumah orang lain tanpa izin.
7. Santri dilarang mengambil (mencuri) atau memakai (mengghasab) barang orang lain.
8. Santri dilarang merokok, minum miras, narkoba dan barang yang sejenis yang dapat memabukkan di dalam maupun luar asrama.
9. Santri yang hendak keluar lingkungan pesantren wajib mengikuti prosedur perizinan sebagai berikut:
a. Santri hanya di perkenankan izin keluar kampus sebulan sekali.
b. Melapor kepada musyrif masing-masing
c. Mengambil surat izin keluar kampus di kantor asrama.
d. Meminta izin kepada kepala asrama.
e. Infaq perizinan.
f. Bila izin pada hari aktif belajar, maka perizinan harus sepengetahuan kepala sekolah.
10. Santri dilarang begadang (tidak tidur) di malam hari melebihi jam 22.00 WITA kecuali ada kegiatan resmi dan petugas jaga malam.
11. Santri dilarang mengejek/menghina, mengghibah, mengadu domba, tadabur (tidak saling bertegursapa), bertengkar dan berkelahi dengan temannya.
12. Santri dilarang memotong rambut dengan meniru gaya ājahiliyah/gaulā.
13. Santri wajib memotong rambut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Standar potongan rambut santri adalah model ā321ā (pendek dan rapi).
b. Tempat potong rambut adalah tukang cukur yang telah ditunjuk.
14. Santri wajib mengikuti ketentuan berbusana sebagai berikut:
A. Selama dilingkungan Asrama
1. Diperkenankan memakai kaos selama dilingkungan asrama dan kegiatan kerjabakti dengan tetap sopan dan menutup aurat.
2. Dilarang memakai celana pendek ( Ā¾) kecuali untuk dalaman celana/sarung.
B. Diluar lingkungan Asrama
Santri selalu mengenakan baju gamis/jubah/koko, celana panjang dan kopiah ketika hendak keluar dari lingkungan asrama, masjid dan sekolah.
Ketentuan ini juga berlaku, ketika santri akan menempuh perjalanan pulang ke rumah, baik karena liburan atau sebab lainnya.