Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. Kitab Jual-Beli
1. Penghapusan cara jual beli mulamasah dan munabadzah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang sistem jual beli mulamasah (wajib membeli
jika pembeli telah menyentuh barang dagangan) dan munabadzah (sistem
barter antara dua orang dengan melemparkan barang dagangan masing-
masing tanpa memeriksanya). (Shahih Muslim No.2780)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang kita melakukan dua macam jual beli dan dua
macam pakaian. Beliau melarang mulamasah dan munabadzah dalam jual
beli. (Shahih Muslim No.2782)
2. Pengharaman jual beli janin
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa beliau melarang jual beli janin yang dikandung
seekor unta. (Shahih Muslim No.2784)
3. Pengharaman seorang membeli atas pembelian orang lain dan
menawar atas penawarannya serta pengharaman najasy dan tashriah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang muslim menawar atas
penawaran saudaranya. (Shahih Muslim No.2788)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang sistem penjualan najasy (meninggikan harga
untuk menipu). (Shahih Muslim No.2792)
4. Pengharaman mencegat barang dagangan
2. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang mencegat barang dagangan sebelum tiba di
pasar. Demikian menurut redaksi Ibnu Numair. Sedang menurut dua perawi
yang lain: Sesungguhnya Nabi saw. melarang pencegatan. (Shahih Muslim
No.2793)
Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau melarang pencegatan (blokir) barang-barang
dagangan. (Shahih Muslim No.2794)
5. Pengharaman orang kota menjual kepada orang desa (badui)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang pencegatan kafilah barang dan penjualan orang
kota kepada orang desa (badui). (Shahih Muslim No.2798)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Kami dilarang, seorang kota menjual kepada orang desa, meskipun
saudaranya atau ayahnya. (Shahih Muslim No.2800)
6. Hukum penjualan hewan yang ditashriah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa membeli seekor kambing yang
ditashriah (yang tidak diperah susunya agar disangka subur), hendaklah ia
membawa kembali lalu memerahnya, jika ia rela dengan susu perahannya,
maka ia boleh menahan kambing itu (tidak mengembalikan) dan jika tidak
rela, ia boleh mengembalikannya disertai satu sha` kurma. (Shahih Muslim
No.2802)
7. Batal menjual barang sebelum diterima
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa membeli makanan, janganlah
menjualnya sampai ia menerimanya dengan sempurna. (Shahih Muslim
No.2807)
3. 8. Ditetapkannya hak pilih dalam majelis bagi pelaku jual pembeli
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penjual dan pembeli, masing-masing
mempunyai hak pilih (untuk mengesahkan transaksi atau membatalkannya)
atas pihak lain selama belum berpisah, kecuali jual beli khiyar (kesepakatan
memperpanjang masa hak pilih sampai setelah berpisah). (Shahih Muslim
No.2821)
9. Tentang kejujuran dan keterus-terangan dalam jual beli
Hadis riwayat Hakim bin Hizam ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Penjual dan pembeli memiliki hak pilih
selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan
(keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka.
Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan
keberkahan jual beli mereka. (Shahih Muslim No.2825)
10. Orang yang ditipu dalam jual beli
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Seorang lelaki melaporkan kepada Rasulullah saw. bahwa ia tertipu dalam
jual beli. Maka Rasulullah saw. bersabda: Katakanlah kepada orang yang
kamu ajak berjual-beli: Tidak boleh menipu! Sejak itu jika ia bertransaksi jual
beli, ia berkata: Tidak boleh menipu!. (Shahih Muslim No.2826)
11. Larangan menjual buah-buahan yang belum tampak jadinya tanpa
syarat untuk dipetik
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang menjual buah-buahan sebelum tampak
jadinya. Beliau melarang pihak penjual dan pembeli. (Shahih Muslim No.2827)
4. Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang kami menjual buah-buahan sebelum matang (enak
dimakan). (Shahih Muslim No.2831)
Hadis riwayat Ibnu Abbas r.as.., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang menjual pohon kurma sebelum ia memakan
sebagian buahnya atau dimakan orang lain dan sebelum ditimbang. Aku
bertanya: Apa yang dimaksud dengan ditimbang? Seorang lelaki yang berada
di sebelahnya menjawab: Yaitu ditaksir. (Shahih Muslim No.2833)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah membeli buah-buahan sebelum tampak
matangnya. (Shahih Muslim No.2834)
12. Haram menjual kurma basah dengan kurma kering kecuali dalam (jual
beli) araya (ariah)
Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra.: Bahwa
Rasulullah saw. memberi keringanan kepada pemilik kurma basah untuk
menjualnya dengan cara ditaksir dengan kurma kering. (Shahih Muslim
No.2838)
Hadis riwayat Sahal bin Abu Hatsmah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang penjualan kurma basah dengan kurma
kering, beliau bersabda: Demikian itu adalah riba yang ada dalam
muzabanah, hanya saja beliau memberi keringanan dalam penjualan secara
Ariah, yaitu satu atas.u dua buah pohon kurma diambil oleh suatu keluarga
dengan cara ditaksir dengan kurma kering lalu mereka makan buahnya yang
masih setengah matang. (Shahih Muslim No.2842)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. memberi keringanan dalam jual beli Araya dengan
cara ditaksir dengan syarat kurang dari lima wasak atau sebanyak lima
wasak. (Shahih Muslim No.2845)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang Muzabanah. Muzabanah ialah menjual
kurma basah dengan kurma kering dengan takaran (yang sama) dan menjual
5. anggur segar dengan anggur kering (kismis) dengan takaran. (Shahih Muslim
No.2846)
13. Menjual pohon kurma yang sedang berbuah
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Barang siapa menjual pohon kurma
yang sudah dikawinkan, maka buahnya untuk penjual, kecuali jika
disyaratkan oleh pembeli. (Shahih Muslim No.2851)
14. Tentang penyewaan tanah
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang penyewaan tanah. (Shahih Muslim No.2861)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Dahulu kami berpendapat bahwa mukhabarah (menggarap tanah milik orang
lain dengan syarat upahnya adalah sebagian dari hasilnya) tidak apa-apa.
Sampai pada tahun awal, Rafi` menyangka bahwa Nabi saw. telah
melarangnya. (Shahih Muslim No.2879)
15. Memberikan tanah
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seseorang memberikan tanahnya kepada
saudaranya adalah lebih baik baginya daripada ia memungut hasil panen
tertentu (sebagai imbalan atas penyewaan tanah tadi). (Shahih Muslim
No.2892)
16. Pengairan dan transaksi dengan sebagian hasil buah-buahan dan
pertanian
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. mempekerjakan penduduk Khaibar dengan upah
separuh hasil panen tanah yang digarap berupa buah atau tanaman. (Shahih
Muslim No.2896)
6. 17. Keutamaan bercocok tanam dan bertani
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang menanam
suatu pohon atau bertani dengan suatu macam tanaman kemudian dimakan
burung, manusia atau ternak melainkan hal itu akan menjadi sedekah
baginya. (Shahih Muslim No.2904)
18. Menghindari hama tanaman
Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa Nabi saw. melarang penjualan buah kurma yang belum masak. Kami
bertanya kepada Anas: Apa tanda kemasakannya? Dia menjawab: Memerah
atau menguning. Bagaimana pendapatmu jika Allah menggagalkan (panen)
buah kurma itu, dengan apa kamu menghalalkan harta saudaramu?. (Shahih
Muslim No.2906)
19. Sunah membebaskan utang
Hadis riwayat Kaab bin Malik ra.:
Bahwa ia pernah menagih utang kepada Ibnu Abu Hadrad pada masa
Rasulullah saw. di dalam mesjid. Suara mereka berdua keras sekali sehingga
didengar Rasulullah saw. yang sedang berada di dalam rumah. Lalu beliau
keluar menemui mereka hingga menyingkap tirai kamarnya, lalu memanggil
Kaab bin Malik: Hai Kaab! Kaab menjawab: Saya, wahai Rasulullah. Kemudian
beliau mengisyaratkan dengan tangannya agar Kaab membebaskan setengah
utangnya. Kaab berkata: Sudah aku lakukan, wahai Rasulullah. Beliau
bersabda (kepada Ibnu Abu Hadrad): Bangunlah dan bayarlah!. (Shahih
Muslim No.2912)
20. Orang yang mendapati barang jualannya pada pihak pembeli yang
telah bangkrut, maka ia boleh menarik kembali barangnya
7. Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mendapatkan
hartanya masih utuh pada seorang lelaki atau seorang manusia yang telah
bangkrut, maka ia lebih berhak atas harta tersebut daripada orang lain.
(Shahih Muslim No.2913)
21. Keutamaan menangguhkan tagihan kepada pengutang yang dalam
keadaan sulit
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Para malaikat menerima ruh seorang lelaki dari
umat sebelum kamu. Mereka bertanya: Apakah kamu pernah melakukan
suatu kebaikan? Ia menjawab: Tidak. Mereka bertanya lagi: Cobalah kamu
mengingat! Lelaki itu menjawab: Saya dahulu pernah mengutangkan orang-
orang, lalu aku menyuruh pembantu-pembantuku untuk menangguhkan
tagihan utang kepada orang yang sedang dalam kesulitan (miskin) serta
memaafkan orang yang kaya. Rasulullah saw. bersabda: Lalu Allah swt.
berfirman: Maafkanlah orang itu!. (Shahih Muslim No.2917)
Hadis riwayat Abu Mas`ud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah bersabda: Seorang lelaki dari umat sebelum kamu
menghadapi penghitungan amal perbuatan, lalu tidak didapati satu amal
kebajikan pun miliknya, kecuali bahwa ia pernah mengutangkan manusia
ketika masa kaya lalu memerintahkan pembantu-pembantunya untuk
memaafkan (membebaskan utang) orang yang kesulitan. Rasulullah saw.
bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: Kami lebih berhak berbuat begitu
dari ia, maka ampunilah dia!. (Shahih Muslim No.2921)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Dahulu terdapat seorang lelaki yang biasa
mengutangkan manusia. Ia berkata kepada pembantunya: Apabila kamu
menagih orang yang dalam kesulitan, maka maafkanlah ia, semoga dengan
demikian Allah akan mengampuni dosa kita. Kemudian ia menemui Allah,
maka Allah mengampuninya. (Shahih Muslim No.2922)
8. 22. Haram menunda pembayaran utang bagi orang kaya, pemindahan
utang sah hukumnya serta anjuran menerima bila utangnya dialihkan ke
orang kaya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra. bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda: Menunda pembayaran utang oleh orang
kaya adalah suatu kezaliman, dan bila seorang dari kamu utangnya dialihkan
ke orang kaya, maka hendaklah ia menerima. (Shahih Muslim No.2924)
23. Haram menjual air lebih di tanah lapang yang dibutuhkan untuk
rerumputan, haram menahan pemanfaatannya serta haram menjual
pembuahan hewan pejantan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aliran air lebih tidak boleh ditahan untuk
mencegah pengairan rerumputan. (Shahih Muslim No.2927)
24. Pengharaman harga anjing, upah dukun peramal, bayaran wanita
pelacur serta larangan menjual kucing
Hadis riwayat Abu Mas`ud Al-Anshari ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang (memakan) harga anjing, bayaran wanita
pelacur serta upah dukun peramal. (Shahih Muslim No.2930)
25. Perintah membunuh anjing, penjelasan dihapusnya perintah tersebut,
haram memelihara anjing kecuali untuk berburu, menjaga tanaman atau
ternak dan sejenisnya
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. memerintahkan membunuh anjing. (Shahih Muslim
No.2934)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa memiliki anjing selain anjing penjaga
9. ternak dan anjing pemburu maka setiap hari pahala amalnya berkurang dua
qirath. (Shahih Muslim No.2940)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Barang siapa memiliki anjing yang
bukan anjing pemburu, penjaga ternak atau penjaga ladang, maka setiap hari
pahalanya berkurang dua qirath. (Shahih Muslim No.2947)
Hadis riwayat Sufyan bin Abu Zuhair ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa memiliki anjing
bukan untuk menjaga ladang atau ternak, maka setiap hari pahala amalnya
berkurang satu qirath. (Shahih Muslim No.2951)
26. Halal mengambil upah membekam
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Anas bin Malik ditanya tentang penghasilan seorang pembekam, maka ia
menjawab: Rasulullah saw. pernah berbekam, beliau dibekam oleh Abu
Thaibah. Lalu beliau memerintahkan agar Abu Thaibah diberi dua sha`
makanan dan berbicara kepada keluarganya, lalu mereka mengurangi
sebagian dari pajaknya. Kemudian beliau bersabda: Sebaik-baik obat yang
kamu gunakan adalah berbekam, atau: Berbekam adalah obat yang paling
baik bagimu. (Shahih Muslim No.2952)
27. Pengharaman menjual khamar
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Ketika turun beberapa ayat terakhir surat Al-Baqarah, Rasulullah saw. keluar
lalu membacakannya kepada orang-orang, kemudian beliau mengharamkan
perdagangan khamar. (Shahih Muslim No.2958)
28. Pengharaman menjual khamar, bangkai, babi dan berhala
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda pada tahun penaklukan,
ketika beliau masih berada di Mekah: Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya
10. telah mengharamkan penjualan khamar, bangkai, babi dan berhala. Lalu
beliau ditanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan lemak bangkai yang
digunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit dan untuk menyalakan
lampu? Beliau menjawab: Tidak boleh, ia tetap haram. Kemudian beliau
melanjutkan: Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi.
Sesungguhnya Allah swt. ketika mengharamkan lemak bangkai kepada
mereka, mereka lalu mencairkannya dan menjualnya serta memakan
harganya. (Shahih Muslim No.2960)
Hadis riwayat Umar ra.:
Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Umar ra. mendengar berita bahwa Samurah
menjual khamar, maka ia berkata: Semoga Allah membinasakan Samurah.
Apakah ia tidak mengetahui bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Allah
melaknat orang Yahudi karena telah diharamkan lemak bangkai kepada
mereka, kemudian mereka mencairkannya lalu menjualnya. (Shahih Muslim
No.2961)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Semoga Allah membinasakan orang
Yahudi. Allah telah mengharamkan lemak bangkai atas mereka, kemudian
mereka menjualnya lalu memakan harganya. (Shahih Muslim No.2962)
29. Riba
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu menjual emas dengan
emas kecuali sama kadarnya dan janganlah melebihkan sebagiannya dengan
mengurangi sebagian yang lain. Janganlah menjual perak dengan perak
kecuali sama kadarnya dan janganlah melebihkan sebagiannya dengan
mengurangi sebagian yang lain. Dan janganlah menjual sesuatu yang
berjangka dengan yang kontan. (Shahih Muslim No.2964)
30. Penukaran mata-uang dan jual beli emas dengan perak secara tunai
11. Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penukaran perak dengan emas itu riba
kecuali dengan serah-terima secara langsung. Dan penukaran gandum
dengan gandum itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. Dan
penukaran kurma dengan kurma itu riba kecuali dengan serah-terima secara
langsung. (Shahih Muslim No.2968)
31. Larangan menjual perak dengan emas dalam bentuk utang
Hadis riwayat Barra` bin Azib ra.:
Dari Abul Minhal ia berkata: Seorang kawan berserikatku menjual perak
dengan cara kredit sampai musim haji lalu ia datang menemuiku dan
memberitahukan hal itu. Aku berkata: Itu adalah perkara yang tidak baik. Ia
berkata: Tetapi aku telah menjualnya di pasar dan tidak ada seorang pun
yang mengingkarinya. Maka aku (Abul Minhal) mendatangi Barra` bin `Azib
dan menanyakan hal itu. Ia berkata: Nabi saw. tiba di Madinah sementara
kami biasa melakukan jual beli seperti itu, lalu beliau bersabda: Selama
dengan serah-terima secara langsung, maka tidak apa-apa. Adapun yang
dengan cara kredit maka termasuk riba. Temuilah Zaid bin Arqam, karena ia
memiliki barang dagangan yang lebih banyak dariku. Aku lalu menemuinya
dan menanyakan hal itu. Ia menjawab seperti jawaban Barra`. (Shahih
Muslim No.2975)
Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang penukaran perak dengan perak, emas dengan
emas, kecuali yang sama kadarnya. Dan beliau juga menyuruh kita membeli
perak dengan emas dengan cara apa pun yang kita kehendaki, membeli emas
dengan perak dengan cara apa pun yang kita kehendaki. Seorang lelaki
bertanya kepadanya: Yaitu dengan serah-terima secara langsung? Abu
Bakrah menjawab: Demikianlah yang aku dengar. (Shahih Muslim No.2977)
32. Jual-beli (penukaran) makanan harus dengan yang sama kadarnya
12. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. mengutus saudara Bani Adi Al-Anshari sebagai wakil
beliau di Khaibar. Kemudian ia datang membawa kurma janib (kurma
bermutu baik). Rasulullah saw. bertanya kepadanya: Apakah semua kurma
Khaibar seperti ini? Dia menjawab: Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah, kami
membeli satu sha` kurma ini dengan dua sha` kurma jelek. Rasulullah saw.
bersabda: Janganlah kamu berbuat demikian. Tetapi tukarlah dengan yang
sejenis, atau juallah ini (kurma yang jelek) lalu belilah kurma yang baik
dengan uang penjualannya dan demikian juga dengan timbangan. (Shahih
Muslim No.2983)
Hadis riwayat Abu Said ra., ia berkata:
Bilal datang membawa kurma Barni (sejenis kurma berkwalitas baik) lalu
Rasulullah saw. bertanya: Dari mana kamu memperoleh kurma ini? Bilal
menjawab: Kami mempunyai kurma jelek lalu aku menjual sebanyak dua
sha` dengan satu sha` (kurma yang baik) untuk santapan Nabi saw.
Mendengar itu Rasulullah saw. bersabda: Itulah riba, janganlah berbuat
seperti itu! Tetapi jika kamu ingin membeli kurma yang baik, juallah kurmamu
dengan harga tertentu lalu belilah kurma yang baik dengan harga itu. (Shahih
Muslim No.2985)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Dari Abu Nadhrah ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas ra. tentang
tukar-menukar emas dengan emas atau emas dengan perak atau perak
dengan emas, maka ia balik bertanya: Apakah dengan serah-terima secara
langsung? Aku menjawab: Ya. Kemudian ia berkata: Tidak apa-apa. Maka aku
memberitahu Abu Said, aku berkata: Aku pernah bertanya kepada Ibnu
Abbas ra. tentang tukar menukar emas dengan emas atau emas dengan
perak atau perak dengan emas, ia balik bertanya: Apakah dengan serah-
terima secara langsung? Aku menjawab: Ya. Ia berkata: Kalau begitu, tidak
apa-apa. Dia (Abu Said) berkata: Benarkah ia berkata demikian? Aku akan
menulis surat kepadanya agar ia tidak lagi memberikan fatwa begitu
kepadamu. Ia melanjutkan: Demi Allah, beberapa orang pemuda pernah
datang kepada Rasulullah saw. membawa sejenis kurma yang beliau tidak
13. kenal lalu beliau bersabda: Sepertinya kurma ini bukan berasal dari tanah
kita. Pemuda tadi berkata: Dalam kurma hasil tanah kita atau kurma kita
tahun ini terdapat sedikit kerusakan, lalu aku menukarkan kurma yang baik ini
dengan menambahkan takaran (kurma jelek). Beliau bersabda: Kamu telah
melebihkan, berarti kamu telah melakukan riba. Jangan sekali-kali kamu
lakukan itu, apabila kurmamu tidak baik, maka juallah, kemudian uangnya
kamu belikan kurma yang lebih baik sesuai dengan seleramu. (Shahih Muslim
No.2988)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Dinar ditukar dengan dinar, dirham dengan dirham harus sama nilainya.
Barang siapa menambah atau meminta tambahan berarti ia telah melakukan
riba. Maka aku berkata kepadanya: Sesungguhnya Ibnu Abbas ra. tidak
mengatakan demikian. Ia berkata: Aku telah menemui Ibnu Abbas ra. lalu
aku bertanya kepadanya: Apa pendapatmu mengenai apa yang kamu
katakan, apakah itu sesuatu yang kamu dengar dari Rasulullah saw. atau
kamu temukan dari Kitab Allah? Maka ia berkata: Aku tidak mendengarnya
dari Rasulullah dan tidak mendapatkannya dari Kitab Allah, tetapi Usamah bin
Zaid berkata kepadaku bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Riba itu terdapat
dalam penundaan pembayaran. (Shahih Muslim No.2990)
Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya riba itu hanya terdapat pada
penundaan pembayaran. (Shahih Muslim No.2991)
33. Mengambil yang halal dan meninggalkan yang syubhat
Hadis riwayat Nu`man bin Basyir ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda (Nu`man menggerakkan jari-jemari
ke telinganya): Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara
yang haram itu pun telah jelas dan di antara keduanya terdapat perkara-
perkara yang syubhat (tidak jelas hukumnya) yang tidak diketahui oleh orang
banyak. Oleh karena itu, barang siapa menghindari perkara syubhat, ia telah
membebaskan agama dan kehormatannya. Dan orang yang terjerumus ke
dalam syubhat, berarti telah terjerumus ke dalam perkara haram, seperti
14. penggembala yang menggembalakan di sekitar tempat terlarang, maka
kemungkinan besar gembalaannya akan masuk ke tempat terlarang itu.
Ketahuilah! Sesungguhnya setiap penguasa itu memiliki daerah terlarang.
Ketahuilah! Sesungguhnya daerah terlarang milik Allah adalah apa-apa yang
diharamkan-Nya. Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat
segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik pula seluruh tubuh, dan
jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh, ketahuilah itu adalah hati.
(Shahih Muslim No.2996)
34. Orang yang berutang sesuatu lalu melunasi dengan yang lebih baik,
dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam melunasi utang
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang lelaki mempunyai piutang pada Rasulullah saw., lalu ia menagih
beliau dengan cara kasar sehingga para sahabat Nabi saw. ingin
membalasnya. Maka bersabdalah Nabi saw.: Sesungguhnya pemilik piutang
itu berhak mengatakan apa saja. Belilah seekor unta lalu berikanlah
kepadanya! Mereka berkata: Kami tidak mendapatkan kecuali unta yang lebih
baik dari untanya. Beliau bersabda: Belilah dan berikanlah kepadanya! Karena
sesungguhnya termasuk orang yang terbaik di antara kamu atau orang yang
terbaik di antara kamu adalah yang paling baik dalam melunasi utangnya.
(Shahih Muslim No.3003)
35. Boleh bergadai, baik ketika bermukim maupun dalam perjalanan
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan cara
menangguhkan pembayarannya lalu beliau menyerahkan baju besi beliau
sebagai jaminan. (Shahih Muslim No.3007)
36. Jual-beli salam (pemesanan)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Nabi saw. tiba di Madinah sedang penduduknya biasa melakukan pemesanan
15. buah-buahan dengan harga kontan selama satu sampai dua tahun. Maka
beliau bersabda: Barang siapa yang membeli kurma dengan cara memesan,
hendaklah ia memesan dalam takaran yang diketahui atau timbangan yang
diketahui serta batas waktu yang diketahui pula. (Shahih Muslim No.3010)
37. Larangan bersumpah dalam jual beli
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sumpah itu penyebab lakunya
barang dagangan, tetapi menghapus keberkahan laba. (Shahih Muslim
No.3014)
38. Syuf`ah
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang berserikat dengan orang lain
dalam memiliki rumah atau pohon kurma, maka ia tidak boleh menjualnya
sebelum memberitahukan kawan serikatnya, apabila ia rela, maka ia boleh
mengambil (harganya) dan jika tidak suka, maka ia harus meninggalkan
(tidak menjual). (Shahih Muslim No.3016)
39. Menancapkan kayu di dinding tetangga
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu
melarang tetangganya menancapkan kayu di dindingnya. (Shahih Muslim
No.3019)
40. Pengharaman berbuat zalim, merampas tanah dan lainnya
Hadis riwayat Said bin Zaid bin Amru bin Nufail ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa mengambil sejengkal tanah
dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya di hari kiamat setebal tujuh
lapis bumi. (Shahih Muslim No.3020)
16. Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa berbuat zalim dengan
mengambil tanah seluas sejengkal, maka akan dikalungkan di lehernya
setebal tujuh lapis bumi. (Shahih Muslim No.3025)
41. Ukuran luas jalan bila diperselisihkan orang
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila kalian berselisih luas jalan, maka
lebarnya ditetapkan tujuh hasta. (Shahih Muslim No.3026)