SlideShare a Scribd company logo
Seputar Indonesia 
Minggu 02 September 2007 
Tanda 
Cerpen Amrin Zuraidi Rawansyah 
Bo menahan napas. Perlahan tangannya menjangkau rok Un. Sedikit gemetar. Meski 
demikian, ia mencoba tersenyum. Kemudian dengan saksama menatap mata Un, seolah 
algojo yang sedang menantikan sang terpidana mati telah menunaikan permintaan terakhir. 
Atau justru dirinyalah yang sekarang pesakitan? Entahlah. Namun, sepasang mata indah 
yang balas menatapnya mengerdip yakin. Baiklah, Bo membatin. Aku harus melakukannya. 
Akan. Harus.Ya, harus. Aku harus melakukannya. Bo terpejam sesaat.Mengatur 
napas.Lalu,tangannya mulai bergerak menyingkap rok Un ke atas. Sedikit demi sedikit. *** 
”Berdasarkan terawangan Datuk Kelabu,”kata Pak Uteh sambil mengisap kreteknya dalam-dalam, 
”Orang yang tepat untuk membuang tanda itu adalah engkau, Nak Bo.” Untung 
gelas kopi Bo baru menyentuh ujung bibir. 
Sekian detik saja terlambat, bukan mustahil, ucapan Pak Uteh itu dapat membuatnya 
tersedak. Membayangkan hal tersebut, ia menelan ludah.Sekian jenak berikutnya,barulah ia 
menyeruput kopinya pelan-pelan. ”Harus saya, Pak Uteh? Kenapa?” tanya Bo hati-hati, 
sembari meletakkan gelas kopinya ke meja. Diam-diam ia mencermati ekspresi Pak Uteh. 
Lelaki tua itu,yang sudah dianggapnya sebagai orangtua sendiri semenjak ayahnya 
meninggal ketika masih SD, tampak menarik napas seraya mengatupkan rahang kuat-kuat. 
Keriput di wajahnya menjelas. Bergetar-getar. 
Matanya menyipit. Seakan punggungnya menanggung gunung-gunung. Tiba-tiba Bo 
merasa tidak enak dengan pertanyaan barusan. Beberapa menit yang lalu, setelah bermain 
catur, mereka masih berbincang lepas. Tentang kondisi terkini ibu kota kabupaten mereka, 
yang terletak di perhuluan sungai Kapuas dan sekarang dijamuri pembangunan ruko-ruko 
dan swalayan baru.Tentang kepulangannya kemarin, di mana ia sempat membawa kardus 
orang sampai ke rumah. Juga tentang rencana wisudanya bulan depan. Sekaligus juga 
membicarakan dengan penuh semangat tawaran Pak Mukti, agar ia nanti bekerja sebagai 
guru honorer di sebuah SMA swasta. 
Namun, topik pembicaraan berubah, semenjak Bo bertanya tentang kakek tua yang siang 
tadi dilihatnya berjalan bersama Pak Uteh. Datuk Kelabu, demikian nama kakek itu, 
sengaja Pak Uteh undang untuk melihat kondisi dan mengobati Un. Awalnya Pak Uteh 
agak berat menjawab ketika ia bertanya tentang sakit apa yang sedang Un derita. Karena di 
matanya,Un sehat-sehat saja.Bukankah kemarin Un menyambutnya di muara gang dengan 
histeris? Bahkan mengambil paksa kardus yang sedang dijinjingnya, yang kemudian 
diketahui ternyata milik orang lain. 
Satu-satunya penyakit Un yang ia ketahui adalah sering mencubitinya tanpa 
alasan.Tapi,sekalipun cubitan-cubitan itu berbisa, sungguh, ia tak ingin ”penyakit” itu 
disembuhkan. Mungkin karena samasama anak tunggal, selalu bersama sejak kecil, 
sehingga cubitan-cubitan itu telah menjadi semacam lambang persaudaraan antara mereka 
berdua. Lalu, Pak Uteh bercerita mengenai kunjungan Pak Usman seminggu yang lewat. 
Pak Uteh meyakini, maksud kedatangan calon besannya itu tak lain tak bukan adalah untuk 
membicarakan lebih lanjut perihal pertunangan anak mereka. Pak Uteh sendiri sudah 
menyiapkan beberapa pilihan ”hari baik bulan baik” berdasarkan perhitungannya bersama 
orang-orang tua di kampung. Tak dinyana, Pak Usman justru datang membicarakan baik-baik 
mengenai pembatalan pertunangan! Menurut Pak Usman, hal demikianlah yang
terbaik untuk masa depan masing-masing anak mereka. Bukan lantaran karena 
ketidakcocokan karakter antara Un dan Febrian. 
Juga bukan disebabkan latar belakang ekonomi keluarga. Namun, karena Un memiliki 
sebuah tanda di tubuhnya. Tanda itu berupa tahi lalat sebesar ibu jari, terletak pada bagian 
tertentu di tubuh Un, menurut keyakinan keluarga Pak Usman dapat membawa sial bagi 
masa depan Febrian. ”Apa Nak Bo keberatan?” tanya Pak Uteh tiba-tiba, membuyarkan 
lamunan Bo. ”Bu….Bukan, Pak Uteh. Bukan begitu. Saya hanya ingin tahu.Kenapa Datuk 
Kelabu memilih saya?” ”Tidak sembarang orang dapat membuang tanda itu, Nak Bo,” kata 
Pak Uteh seraya mengambil sebatang kretek lagi dan menyulutnya.”Bahkan,orang pintar 
sekelas Datuk Kelabu pun tidak. Beliau hanya bisa melihat siapa orang yang berjodoh 
dengan jarum emasnya, alat khusus pembuang tanda celaka. Itu. 
”Tadi siang,”lanjut Pak Uteh,”Setelah melihatmu, Datuk Kelabu mengatakan pada Bapak 
bahwa Nak Bo berjodoh dengan jarum emasnya.Untuk memastikan, Datuk Kelabu 
mengajak Bapak mengunjungi kuburan leluhurnya di luar kota. Padahal tujuan kami 
semula, Nak Bo, adalah menjemput cucunya yang menurut Datuk Kelabu pun berjodoh 
dengan jarum emas.Namun setelah mendapat petunjuk saat bersemedi di kuburan, Datuk 
Kelabu menegaskan bahwa untuk kasus Un, Nak Bo jauh lebih tepat dibanding cucunya.” 
Bo melongo. ”Bapak mengerti,”kata Pak Uteh lagi, ”hal seperti ini bukan perkara yang bisa 
diterima begitu saja dengan nalar.Apalagi bagi Nak Bo yang anak kuliahan.” ”Jadi?”Tanya 
Nak Bo sekenanya. ”Terserah pada Nak Bo. Bapak tidak memaksa. 
Kalaupun Nak Bo tidak bersedia, tidak apa-apa,” ujar Pak Uteh menyandarkan 
punggungnya dan menerawang pada langit-langit ruang tamu ”Mungkin memang demikian 
garis Un, adikmu itu.” ”Lalu ... cucu Datuk Kelabu?” ”Kata Datuk Kelabu, cucu 
perempuannya baru berjodoh dengan jarum emas itu jika tanda sial itu ada di tubuh laki-laki.” 
Bo tercenung. Teringat akan segala kebaikan Pak Uteh sekeluarga selama ini.... 
”Saya bersedia,Pak Uteh.” ”Engkau yakin, Nak Bo”’ ”Yakin,Pak Uteh.” *** Bo terpejam 
sesaat. Mengatur napas. Lalu, tangannya mulai bergerak menyingkap ujung rok Un ke atas. 
Sedikit demi sedikit. Sedikit demi sedikit pula matanya terbuka, yang kemudian terpacak 
pada panorama yang terhampar. 
Jantungnya berdegup kencang. Jakunnya naik-turun. Berkali-kali ia menelan ludah. Sebuah 
peta putih dengan jalurjalur hijau urat darah yang menuntunnya ke sebuah masa, lebih dari 
sepuluh tahun lalu. Ketika itu, untuk pertama kalinya, mereka saling belajar tentang apa 
perbedaan laki-laki dan perempuan. Aroma setanggi memenuhi ruang. Peluh mulai lahir 
dari pori-pori kulit Bo. Sementara itu,Pak Uteh,Mak Uteh,dan Emak Bo yang duduk di 
salah satu sudut ruang tampak gelisah. 
Dari tadi sesekali mereka saling pandang.Kadang melihat Un dan Bo di dipan,kadang pula 
melihat Datuk Kelabu yang takzim bersimpuh di depan sebuah kotak kecil merah berisi 
jarum emas. Datuk Kelabu bangkit tiba-tiba,kemudian duduk di belakang Bo.Sambil 
komatkamit, dua telapak tangannya menempel pada punggung Bo.Setelah sesaat berlaku 
demikian,Datuk Kelabu menarik tangannya. Kemudian, membisikkan sesuatu di telinga 
Bo. Bo mengangguk-angguk. Setelah meletakkan kotak jarum emas di samping Bo,Datuk 
Kelabu mendekati Pak Uteh, Mak Uteh,dan Emak Bo.Pada ketiga orangtua itu, Datuk 
Kelabu menjelaskan bahwa Bo bertarung akan kekuatan tanda sial di tubuh Un. 
Agar tidak mengganggu Bo,Datuk Kelabu mengajak mereka meninggalkan kamar. 
”Kenapa, Bang? Kok, ragu-ragu? ” tanya Un setelah memastikan pintu kamarnya tertutup 
rapat. ”Kok seperti dulu, ya? Dan, di kamar ini lagi,” ujar Bo dengan tatapan mengitari 
ruang. Ketika Bo hendak mengembalikan ujung rok ke tempat semula,Un malah mencegah. 
”Buanglah tanda ini, Bang,” kata Un seraya membimbing tangan Bo menyingkap
roknya,sampai kurang lebih sejengkal dari pangkal paha.Jidat Bo bekernyit saat melihat 
sebuah tahi lalat yang ternyata tidak sebesar jempol jari, tapi cuma seukuran dua kepala 
korek api. Un mengambil jarum emas dan menyerahkan pada Bo.Bo menyambut ragu. 
”Un,Abang akan menusuk tahi lalatmu tiga kali, sesuai pesan Datuk, tapi Abang penasaran 
Un. 
Seingat Abang, dulu, tahi lalat ini tidak ada,kan?” ”Sebenarnya ada, Bang. Cuma kecil. 
Sejak kapannya,Un tidak tahu,tahi lalat ini mulai membesar sampai seukuran 
sekarang.Yang Un tahu, kira-kira sejak tiga tahun lalu, ukurannya tidak berubah lagi.” 
”Katanya seukuran ini?”tanya Bo mengacungkan jempol kirinya. Tapi Un menjawab 
dengan senyum asing. Bo menyipitkan mata.Tajam menatap mata Un. ”Mereka lelaki 
pengecut,” kata Un sembari menghindari tatapan Bo. ”Hanya karena Un ceritakan tanda ini, 
mereka kabur.” Dengan ibu jari kanan, Un mengelus tahi lalat di 
pahanya.Kemudian,bercerita tentang beberapa pria yang pernah dekat dengannya, termasuk 
si mantan tunangan. Mereka semua munafik, keluh Un. Mula-mula mereka bilang mau 
menerima Un apa adanya. 
Mereka juga dengan gagah mengatakan bahwa keperawanan bukanlah syarat utama dalam 
membina rumah tangga.Tapi sekian waktu, ketika Un mengatakan bahwa mungkin saja 
dirinya sudah tidak perawan, pelan-pelan mereka mundur.Lalu,persoalan tahi lalat pun 
dibesar-besarkan. ”Abang belum mengerti,” potong Bo, ”Apa Un memang sudah tidak...” 
Un menggeleng dan tersenyum, ”Un hanya menguji mereka.Ternyata cinta mereka cuma 
seperti itu.” ”Nekat!” kata Bo tanpa sadar. Bagaimana jika mereka menyebarkannya pada 
orang lain? Abang benar-benar tak habis pikir...” ”Iya sih.Terus terang Un sedikit 
menyesal, karena hal ini menyangkut citra Un. 
Tapi Un lebih bersyukur karena bisa jauh dari laki-laki picik seperti mereka. Selain itu,Un 
melakukannya karena Un sebenarnya sangat mencintai seseorang...” ”Siapa, Un? Boleh 
Abang tahu?” ”Orangnya baik dan sangat menyayangi Un?” ”Siapa sih, Un? Cerita, 
dong...” ”Malu,ahhh...” ”Cerita dong, Un. Dengan Abang sendiri kok malu ?” ”Itulah 
masalahnya,” desah Un, ”Orang itu hanya menganggap Un sebagai adik,” sambung Un 
tertunduk. Hening sejenak.Bo merasa ada debar lain di dadanya. Debar yang selama ini 
mati-matian ia tahan, yang rapi ia sembunyikan ke dalam sebuah peti kedap suara jauh di 
relung hatinya. Sekarang, tutup peti itu telah terbuka. ”Un...” kata Bo bergetar. Un 
mengangkat wajah.Mereka bertatapan.Tanpa berkata- kata,sekarang mereka saling tahu isi 
hati masing-masing. 
Ada kekuatan aneh yang mendorong wajah mereka saling mendekat.Mendekat.Mendekat 
dan... ”Aouww…..!” Un menjerit, tapi cepatcepat menutup mulutnya.Wajah Bo tersurut 
beberapa jengkal. Ternyata, jarum emas yang entah sejak kapan terlepas dari tangan Bo 
telah mengenai kaki Un. Orang-orangtua, yang resah menunggu di ruang depan, ketika 
mendengar jeritan Un, bergegas masuk. Mereka merubung Bo dan Un. Meski sebelumnya, 
tidak satu pun dari keempat orang tua itu yang pernah melihat tanda sial Un, yang katanya 
sebesar jempol jari, yang jelas sekarang mereka telah melihat ukurannya hanya sebesar dua 
kepala korek api.Karena itu,mereka kemudian saling pandang dan tersenyum puas. Mereka 
luput mengamati, sepasang tangan yang saling genggam.Erat. ***

More Related Content

What's hot

Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Untukmu_aku_ada
  Untukmu_aku_ada  Untukmu_aku_ada
Untukmu_aku_adaAmir Haruna
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahFather Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
TRIENDI
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawanbeesingle41
 
Aku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamikuAku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamiku
aunyazuhry
 
Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
Rohman Efendi
 
Trip to prambanan berbuah manis
Trip to prambanan berbuah manisTrip to prambanan berbuah manis
Trip to prambanan berbuah manisPP. Inayatullah
 
Kids detective chapter 2
Kids detective chapter 2Kids detective chapter 2
Kids detective chapter 2Ben Susilo
 
Kisah pemuda muadzin part2
Kisah pemuda muadzin part2Kisah pemuda muadzin part2
Kisah pemuda muadzin part2
Mungkin AndaKenal
 

What's hot (20)

Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Untukmu_aku_ada
  Untukmu_aku_ada  Untukmu_aku_ada
Untukmu_aku_ada
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah AyahFather Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
Father Tri - TOS-Pulang Lah Ayah
 
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot PerawanSepupu Ku Yang Hot Perawan
Sepupu Ku Yang Hot Perawan
 
Aku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamikuAku mencintaimu suamiku
Aku mencintaimu suamiku
 
Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
 
Pantun
PantunPantun
Pantun
 
Trip to prambanan berbuah manis
Trip to prambanan berbuah manisTrip to prambanan berbuah manis
Trip to prambanan berbuah manis
 
Kids detective chapter 2
Kids detective chapter 2Kids detective chapter 2
Kids detective chapter 2
 
Kisah pemuda muadzin part2
Kisah pemuda muadzin part2Kisah pemuda muadzin part2
Kisah pemuda muadzin part2
 

Viewers also liked

chỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gòn
chỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gònchỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gòn
chỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gònilda126
 
Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)
Arvinoor Siregar SH MH
 
Pediatric table
Pediatric tablePediatric table
Pediatric table
Dina Melia Oktavilantika
 
Muksa (hermawan aksan)
Muksa (hermawan aksan)Muksa (hermawan aksan)
Muksa (hermawan aksan)
Arvinoor Siregar SH MH
 
bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4
bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4
bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4Arzu Barské
 
Historia de office
Historia de officeHistoria de office
Historia de office
Ángel Hernandez
 
Perempuan petelur (iggoy el fitra)
Perempuan petelur (iggoy el fitra)Perempuan petelur (iggoy el fitra)
Perempuan petelur (iggoy el fitra)
Arvinoor Siregar SH MH
 

Viewers also liked (9)

chỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gòn
chỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gònchỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gòn
chỗ nào dịch vụ giúp việc giá tốt sài gòn
 
Samantha karl
Samantha karlSamantha karl
Samantha karl
 
Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)
 
Samantha karl
Samantha karlSamantha karl
Samantha karl
 
Pediatric table
Pediatric tablePediatric table
Pediatric table
 
Muksa (hermawan aksan)
Muksa (hermawan aksan)Muksa (hermawan aksan)
Muksa (hermawan aksan)
 
bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4
bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4
bigdatabusinessguide-arzubarske-ver4
 
Historia de office
Historia de officeHistoria de office
Historia de office
 
Perempuan petelur (iggoy el fitra)
Perempuan petelur (iggoy el fitra)Perempuan petelur (iggoy el fitra)
Perempuan petelur (iggoy el fitra)
 

Similar to Tanda (amrin zuraidi rawansyah)

Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Arvinoor Siregar SH MH
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Arvinoor Siregar SH MH
 
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Andri Goodwood
 
Beru sibou
Beru sibouBeru sibou
Beru sibou
Arinto Prabowo
 
Contoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komediContoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komedifajar09
 
Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10
Wibowo Kusuma
 
Novel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biruNovel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biru
Akhmad Akbar
 
Kereta malam
Kereta malamKereta malam
Kereta malam
Muhammad Ilham
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Andri Goodwood
 
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
arvin2014
 
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Arvinoor Siregar SH MH
 
Penjambung lidah rakjat soekarno
Penjambung lidah rakjat   soekarnoPenjambung lidah rakjat   soekarno
Penjambung lidah rakjat soekarno
Trisna Nurdiaman
 
Penjambung lidah rakjat_soukarno
Penjambung lidah rakjat_soukarnoPenjambung lidah rakjat_soukarno
Penjambung lidah rakjat_soukarno
frisca maulida
 
18sx adik pun-tahu
18sx adik pun-tahu18sx adik pun-tahu
18sx adik pun-tahucicakrosfbj6
 
4 cerpen dan resensi
4 cerpen dan resensi4 cerpen dan resensi
4 cerpen dan resensibuwarnisutopo
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
christineong2212
 

Similar to Tanda (amrin zuraidi rawansyah) (20)

Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)
 
Beru sibou
Beru sibouBeru sibou
Beru sibou
 
Contoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komediContoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komedi
 
Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10Bu Kek Siansu Jilid 10
Bu Kek Siansu Jilid 10
 
Novel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biruNovel remaja - Merah muda & biru
Novel remaja - Merah muda & biru
 
Kereta malam
Kereta malamKereta malam
Kereta malam
 
Humor
HumorHumor
Humor
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
 
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
 
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
 
Penjambung lidah rakjat soekarno
Penjambung lidah rakjat   soekarnoPenjambung lidah rakjat   soekarno
Penjambung lidah rakjat soekarno
 
Penjambung lidah rakjat_soukarno
Penjambung lidah rakjat_soukarnoPenjambung lidah rakjat_soukarno
Penjambung lidah rakjat_soukarno
 
18sx adik pun-tahu
18sx adik pun-tahu18sx adik pun-tahu
18sx adik pun-tahu
 
4 cerpen dan resensi
4 cerpen dan resensi4 cerpen dan resensi
4 cerpen dan resensi
 
Dgt
DgtDgt
Dgt
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
 
Bawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merahBawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merah
 
Tapaleuk
TapaleukTapaleuk
Tapaleuk
 

More from Arvinoor Siregar SH MH

Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212
Arvinoor Siregar SH MH
 
Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223
Arvinoor Siregar SH MH
 
Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501
Arvinoor Siregar SH MH
 
Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225
Arvinoor Siregar SH MH
 
Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572
Arvinoor Siregar SH MH
 
Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223
Arvinoor Siregar SH MH
 
Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184
Arvinoor Siregar SH MH
 
Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223
Arvinoor Siregar SH MH
 
Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433
Arvinoor Siregar SH MH
 
Thurgood marshall
Thurgood marshallThurgood marshall
Thurgood marshall
Arvinoor Siregar SH MH
 
The rainbow coalition
The rainbow coalitionThe rainbow coalition
The rainbow coalition
Arvinoor Siregar SH MH
 
The halls of power
The halls of powerThe halls of power
The halls of power
Arvinoor Siregar SH MH
 
The dred scott decision
The dred scott decisionThe dred scott decision
The dred scott decision
Arvinoor Siregar SH MH
 
Slavery
SlaverySlavery
Rosa parks
Rosa parksRosa parks
Martin luther king's dream
Martin luther king's dreamMartin luther king's dream
Martin luther king's dream
Arvinoor Siregar SH MH
 
Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.
Arvinoor Siregar SH MH
 
Jordon and ali
Jordon and aliJordon and ali
Jordon and ali
Arvinoor Siregar SH MH
 
Jackie robinson
Jackie robinsonJackie robinson
Jackie robinson
Arvinoor Siregar SH MH
 
Harriet tubman
Harriet tubmanHarriet tubman
Harriet tubman
Arvinoor Siregar SH MH
 

More from Arvinoor Siregar SH MH (20)

Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212
 
Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223
 
Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501
 
Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225
 
Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572
 
Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223
 
Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184
 
Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223
 
Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433
 
Thurgood marshall
Thurgood marshallThurgood marshall
Thurgood marshall
 
The rainbow coalition
The rainbow coalitionThe rainbow coalition
The rainbow coalition
 
The halls of power
The halls of powerThe halls of power
The halls of power
 
The dred scott decision
The dred scott decisionThe dred scott decision
The dred scott decision
 
Slavery
SlaverySlavery
Slavery
 
Rosa parks
Rosa parksRosa parks
Rosa parks
 
Martin luther king's dream
Martin luther king's dreamMartin luther king's dream
Martin luther king's dream
 
Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.
 
Jordon and ali
Jordon and aliJordon and ali
Jordon and ali
 
Jackie robinson
Jackie robinsonJackie robinson
Jackie robinson
 
Harriet tubman
Harriet tubmanHarriet tubman
Harriet tubman
 

Recently uploaded

Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang MaxwinMelodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99
 
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMaskep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
PUSKESMASPEKANHERAN1
 
PPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptx
PPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptxPPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptx
PPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptx
FatimahAnwar2
 
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawaiTATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
trianandika
 
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin TerfavoritNila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88
 
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdfDAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
AGUSABDULROHIM
 
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99
 
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
Tiaellyrosyita
 
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99
 

Recently uploaded (9)

Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang MaxwinMelodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
 
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMaskep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
 
PPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptx
PPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptxPPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptx
PPT KADER TBC PELATIHAN PENYEGARAN KADERpptx
 
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawaiTATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
 
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin TerfavoritNila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
 
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdfDAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
 
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
 
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
 
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
 

Tanda (amrin zuraidi rawansyah)

  • 1. Seputar Indonesia Minggu 02 September 2007 Tanda Cerpen Amrin Zuraidi Rawansyah Bo menahan napas. Perlahan tangannya menjangkau rok Un. Sedikit gemetar. Meski demikian, ia mencoba tersenyum. Kemudian dengan saksama menatap mata Un, seolah algojo yang sedang menantikan sang terpidana mati telah menunaikan permintaan terakhir. Atau justru dirinyalah yang sekarang pesakitan? Entahlah. Namun, sepasang mata indah yang balas menatapnya mengerdip yakin. Baiklah, Bo membatin. Aku harus melakukannya. Akan. Harus.Ya, harus. Aku harus melakukannya. Bo terpejam sesaat.Mengatur napas.Lalu,tangannya mulai bergerak menyingkap rok Un ke atas. Sedikit demi sedikit. *** ”Berdasarkan terawangan Datuk Kelabu,”kata Pak Uteh sambil mengisap kreteknya dalam-dalam, ”Orang yang tepat untuk membuang tanda itu adalah engkau, Nak Bo.” Untung gelas kopi Bo baru menyentuh ujung bibir. Sekian detik saja terlambat, bukan mustahil, ucapan Pak Uteh itu dapat membuatnya tersedak. Membayangkan hal tersebut, ia menelan ludah.Sekian jenak berikutnya,barulah ia menyeruput kopinya pelan-pelan. ”Harus saya, Pak Uteh? Kenapa?” tanya Bo hati-hati, sembari meletakkan gelas kopinya ke meja. Diam-diam ia mencermati ekspresi Pak Uteh. Lelaki tua itu,yang sudah dianggapnya sebagai orangtua sendiri semenjak ayahnya meninggal ketika masih SD, tampak menarik napas seraya mengatupkan rahang kuat-kuat. Keriput di wajahnya menjelas. Bergetar-getar. Matanya menyipit. Seakan punggungnya menanggung gunung-gunung. Tiba-tiba Bo merasa tidak enak dengan pertanyaan barusan. Beberapa menit yang lalu, setelah bermain catur, mereka masih berbincang lepas. Tentang kondisi terkini ibu kota kabupaten mereka, yang terletak di perhuluan sungai Kapuas dan sekarang dijamuri pembangunan ruko-ruko dan swalayan baru.Tentang kepulangannya kemarin, di mana ia sempat membawa kardus orang sampai ke rumah. Juga tentang rencana wisudanya bulan depan. Sekaligus juga membicarakan dengan penuh semangat tawaran Pak Mukti, agar ia nanti bekerja sebagai guru honorer di sebuah SMA swasta. Namun, topik pembicaraan berubah, semenjak Bo bertanya tentang kakek tua yang siang tadi dilihatnya berjalan bersama Pak Uteh. Datuk Kelabu, demikian nama kakek itu, sengaja Pak Uteh undang untuk melihat kondisi dan mengobati Un. Awalnya Pak Uteh agak berat menjawab ketika ia bertanya tentang sakit apa yang sedang Un derita. Karena di matanya,Un sehat-sehat saja.Bukankah kemarin Un menyambutnya di muara gang dengan histeris? Bahkan mengambil paksa kardus yang sedang dijinjingnya, yang kemudian diketahui ternyata milik orang lain. Satu-satunya penyakit Un yang ia ketahui adalah sering mencubitinya tanpa alasan.Tapi,sekalipun cubitan-cubitan itu berbisa, sungguh, ia tak ingin ”penyakit” itu disembuhkan. Mungkin karena samasama anak tunggal, selalu bersama sejak kecil, sehingga cubitan-cubitan itu telah menjadi semacam lambang persaudaraan antara mereka berdua. Lalu, Pak Uteh bercerita mengenai kunjungan Pak Usman seminggu yang lewat. Pak Uteh meyakini, maksud kedatangan calon besannya itu tak lain tak bukan adalah untuk membicarakan lebih lanjut perihal pertunangan anak mereka. Pak Uteh sendiri sudah menyiapkan beberapa pilihan ”hari baik bulan baik” berdasarkan perhitungannya bersama orang-orang tua di kampung. Tak dinyana, Pak Usman justru datang membicarakan baik-baik mengenai pembatalan pertunangan! Menurut Pak Usman, hal demikianlah yang
  • 2. terbaik untuk masa depan masing-masing anak mereka. Bukan lantaran karena ketidakcocokan karakter antara Un dan Febrian. Juga bukan disebabkan latar belakang ekonomi keluarga. Namun, karena Un memiliki sebuah tanda di tubuhnya. Tanda itu berupa tahi lalat sebesar ibu jari, terletak pada bagian tertentu di tubuh Un, menurut keyakinan keluarga Pak Usman dapat membawa sial bagi masa depan Febrian. ”Apa Nak Bo keberatan?” tanya Pak Uteh tiba-tiba, membuyarkan lamunan Bo. ”Bu….Bukan, Pak Uteh. Bukan begitu. Saya hanya ingin tahu.Kenapa Datuk Kelabu memilih saya?” ”Tidak sembarang orang dapat membuang tanda itu, Nak Bo,” kata Pak Uteh seraya mengambil sebatang kretek lagi dan menyulutnya.”Bahkan,orang pintar sekelas Datuk Kelabu pun tidak. Beliau hanya bisa melihat siapa orang yang berjodoh dengan jarum emasnya, alat khusus pembuang tanda celaka. Itu. ”Tadi siang,”lanjut Pak Uteh,”Setelah melihatmu, Datuk Kelabu mengatakan pada Bapak bahwa Nak Bo berjodoh dengan jarum emasnya.Untuk memastikan, Datuk Kelabu mengajak Bapak mengunjungi kuburan leluhurnya di luar kota. Padahal tujuan kami semula, Nak Bo, adalah menjemput cucunya yang menurut Datuk Kelabu pun berjodoh dengan jarum emas.Namun setelah mendapat petunjuk saat bersemedi di kuburan, Datuk Kelabu menegaskan bahwa untuk kasus Un, Nak Bo jauh lebih tepat dibanding cucunya.” Bo melongo. ”Bapak mengerti,”kata Pak Uteh lagi, ”hal seperti ini bukan perkara yang bisa diterima begitu saja dengan nalar.Apalagi bagi Nak Bo yang anak kuliahan.” ”Jadi?”Tanya Nak Bo sekenanya. ”Terserah pada Nak Bo. Bapak tidak memaksa. Kalaupun Nak Bo tidak bersedia, tidak apa-apa,” ujar Pak Uteh menyandarkan punggungnya dan menerawang pada langit-langit ruang tamu ”Mungkin memang demikian garis Un, adikmu itu.” ”Lalu ... cucu Datuk Kelabu?” ”Kata Datuk Kelabu, cucu perempuannya baru berjodoh dengan jarum emas itu jika tanda sial itu ada di tubuh laki-laki.” Bo tercenung. Teringat akan segala kebaikan Pak Uteh sekeluarga selama ini.... ”Saya bersedia,Pak Uteh.” ”Engkau yakin, Nak Bo”’ ”Yakin,Pak Uteh.” *** Bo terpejam sesaat. Mengatur napas. Lalu, tangannya mulai bergerak menyingkap ujung rok Un ke atas. Sedikit demi sedikit. Sedikit demi sedikit pula matanya terbuka, yang kemudian terpacak pada panorama yang terhampar. Jantungnya berdegup kencang. Jakunnya naik-turun. Berkali-kali ia menelan ludah. Sebuah peta putih dengan jalurjalur hijau urat darah yang menuntunnya ke sebuah masa, lebih dari sepuluh tahun lalu. Ketika itu, untuk pertama kalinya, mereka saling belajar tentang apa perbedaan laki-laki dan perempuan. Aroma setanggi memenuhi ruang. Peluh mulai lahir dari pori-pori kulit Bo. Sementara itu,Pak Uteh,Mak Uteh,dan Emak Bo yang duduk di salah satu sudut ruang tampak gelisah. Dari tadi sesekali mereka saling pandang.Kadang melihat Un dan Bo di dipan,kadang pula melihat Datuk Kelabu yang takzim bersimpuh di depan sebuah kotak kecil merah berisi jarum emas. Datuk Kelabu bangkit tiba-tiba,kemudian duduk di belakang Bo.Sambil komatkamit, dua telapak tangannya menempel pada punggung Bo.Setelah sesaat berlaku demikian,Datuk Kelabu menarik tangannya. Kemudian, membisikkan sesuatu di telinga Bo. Bo mengangguk-angguk. Setelah meletakkan kotak jarum emas di samping Bo,Datuk Kelabu mendekati Pak Uteh, Mak Uteh,dan Emak Bo.Pada ketiga orangtua itu, Datuk Kelabu menjelaskan bahwa Bo bertarung akan kekuatan tanda sial di tubuh Un. Agar tidak mengganggu Bo,Datuk Kelabu mengajak mereka meninggalkan kamar. ”Kenapa, Bang? Kok, ragu-ragu? ” tanya Un setelah memastikan pintu kamarnya tertutup rapat. ”Kok seperti dulu, ya? Dan, di kamar ini lagi,” ujar Bo dengan tatapan mengitari ruang. Ketika Bo hendak mengembalikan ujung rok ke tempat semula,Un malah mencegah. ”Buanglah tanda ini, Bang,” kata Un seraya membimbing tangan Bo menyingkap
  • 3. roknya,sampai kurang lebih sejengkal dari pangkal paha.Jidat Bo bekernyit saat melihat sebuah tahi lalat yang ternyata tidak sebesar jempol jari, tapi cuma seukuran dua kepala korek api. Un mengambil jarum emas dan menyerahkan pada Bo.Bo menyambut ragu. ”Un,Abang akan menusuk tahi lalatmu tiga kali, sesuai pesan Datuk, tapi Abang penasaran Un. Seingat Abang, dulu, tahi lalat ini tidak ada,kan?” ”Sebenarnya ada, Bang. Cuma kecil. Sejak kapannya,Un tidak tahu,tahi lalat ini mulai membesar sampai seukuran sekarang.Yang Un tahu, kira-kira sejak tiga tahun lalu, ukurannya tidak berubah lagi.” ”Katanya seukuran ini?”tanya Bo mengacungkan jempol kirinya. Tapi Un menjawab dengan senyum asing. Bo menyipitkan mata.Tajam menatap mata Un. ”Mereka lelaki pengecut,” kata Un sembari menghindari tatapan Bo. ”Hanya karena Un ceritakan tanda ini, mereka kabur.” Dengan ibu jari kanan, Un mengelus tahi lalat di pahanya.Kemudian,bercerita tentang beberapa pria yang pernah dekat dengannya, termasuk si mantan tunangan. Mereka semua munafik, keluh Un. Mula-mula mereka bilang mau menerima Un apa adanya. Mereka juga dengan gagah mengatakan bahwa keperawanan bukanlah syarat utama dalam membina rumah tangga.Tapi sekian waktu, ketika Un mengatakan bahwa mungkin saja dirinya sudah tidak perawan, pelan-pelan mereka mundur.Lalu,persoalan tahi lalat pun dibesar-besarkan. ”Abang belum mengerti,” potong Bo, ”Apa Un memang sudah tidak...” Un menggeleng dan tersenyum, ”Un hanya menguji mereka.Ternyata cinta mereka cuma seperti itu.” ”Nekat!” kata Bo tanpa sadar. Bagaimana jika mereka menyebarkannya pada orang lain? Abang benar-benar tak habis pikir...” ”Iya sih.Terus terang Un sedikit menyesal, karena hal ini menyangkut citra Un. Tapi Un lebih bersyukur karena bisa jauh dari laki-laki picik seperti mereka. Selain itu,Un melakukannya karena Un sebenarnya sangat mencintai seseorang...” ”Siapa, Un? Boleh Abang tahu?” ”Orangnya baik dan sangat menyayangi Un?” ”Siapa sih, Un? Cerita, dong...” ”Malu,ahhh...” ”Cerita dong, Un. Dengan Abang sendiri kok malu ?” ”Itulah masalahnya,” desah Un, ”Orang itu hanya menganggap Un sebagai adik,” sambung Un tertunduk. Hening sejenak.Bo merasa ada debar lain di dadanya. Debar yang selama ini mati-matian ia tahan, yang rapi ia sembunyikan ke dalam sebuah peti kedap suara jauh di relung hatinya. Sekarang, tutup peti itu telah terbuka. ”Un...” kata Bo bergetar. Un mengangkat wajah.Mereka bertatapan.Tanpa berkata- kata,sekarang mereka saling tahu isi hati masing-masing. Ada kekuatan aneh yang mendorong wajah mereka saling mendekat.Mendekat.Mendekat dan... ”Aouww…..!” Un menjerit, tapi cepatcepat menutup mulutnya.Wajah Bo tersurut beberapa jengkal. Ternyata, jarum emas yang entah sejak kapan terlepas dari tangan Bo telah mengenai kaki Un. Orang-orangtua, yang resah menunggu di ruang depan, ketika mendengar jeritan Un, bergegas masuk. Mereka merubung Bo dan Un. Meski sebelumnya, tidak satu pun dari keempat orang tua itu yang pernah melihat tanda sial Un, yang katanya sebesar jempol jari, yang jelas sekarang mereka telah melihat ukurannya hanya sebesar dua kepala korek api.Karena itu,mereka kemudian saling pandang dan tersenyum puas. Mereka luput mengamati, sepasang tangan yang saling genggam.Erat. ***