Kondisi pembelajaran tradisional yang tidak menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bagi murid menunjukkan kekurangan dalam memperhatikan kebutuhan individual dalam proses belajar. Dalam model pembelajaran ini, seringkali terjadi bahwa satu pendekatan digunakan untuk semua murid tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat pemahaman, minat, atau gaya belajar mereka. Interaksi antara guru dan murid juga sering kali terbatas, dengan guru yang mendominasi dalam penyampaian materi tanpa memberikan banyak ruang untuk diskusi atau partisipasi aktif dari murid. Kurangnya dukungan tambahan untuk murid yang membutuhkan bantuan khusus, bersama dengan pemberian tugas dan penilaian yang seragam tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu, juga menjadi masalah utama dalam pendekatan ini. Oleh karena itu, diperlukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang memperhitungkan perbedaan individu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan masing-masing murid. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat mengadaptasi pendekatan pembelajaran, menyediakan bantuan tambahan, dan memberikan tugas serta penilaian yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap murid, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai potensi belajar mereka secara optimal.
Kondisi pembelajaran tradisional yang tidak menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bagi murid menunjukkan kekurangan dalam memperhatikan kebutuhan individual dalam proses belajar. Dalam model pembelajaran ini, seringkali terjadi bahwa satu pendekatan digunakan untuk semua murid tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat pemahaman, minat, atau gaya belajar mereka. Interaksi antara guru dan murid juga sering kali terbatas, dengan guru yang mendominasi dalam penyampaian materi tanpa memberikan banyak ruang untuk diskusi atau partisipasi aktif dari murid. Kurangnya dukungan tambahan untuk murid yang membutuhkan bantuan khusus, bersama dengan pemberian tugas dan penilaian yang seragam tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu, juga menjadi masalah utama dalam pendekatan ini. Oleh karena itu, diperlukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang memperhitungkan perbedaan individu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan masing-masing murid. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat mengadaptasi pendekatan pembelajaran, menyediakan bantuan tambahan, dan memberikan tugas serta penilaian yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap murid, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai potensi belajar mereka secara optimal.
1
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian.
Profesi Keguruan adalah sesuatu yang menarik. Disini, akan dijelaskan lebih jauh tentang profesi keguruan itu. Mulai dari sisi pemaknaan, tugas, kompetensi, dan masih banyak lagi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
More Related Content
Similar to T2 Demonstrasi Kontekstual Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
1
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian.
Profesi Keguruan adalah sesuatu yang menarik. Disini, akan dijelaskan lebih jauh tentang profesi keguruan itu. Mulai dari sisi pemaknaan, tugas, kompetensi, dan masih banyak lagi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
DIFERENSIASI LINGKUNGAN BELAJAR
T O P I K 2 D E M O N S T R A S I K O N T E K S T U A L
P E M B E L A J A R A N B E R D I F E R E N S I A S I
M A H A S I S W A P P G P R A J A B A T A N G E L O M B A N G 2 T A H U N 2 0 2 3
2. K E L O M P O K 2
Nama Kelompok
Agung Yamroni Siti Aulia Umami Mohammad Andik
Luluk Nurohmah Nur Faizah Pratama Mala Nur Anisa
3. K E L O M P O K 2
Definisi
Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan
pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan belajar
siswa, sehingga sesuai dengan prinsip-progresivisme.
Prinsip-progresivisme mengadvokasi pendekatan
pendidikan yang fokus pada siswa dan bertujuan untuk
mengembangkan berbagai aspek kemampuan individu
untuk menghadapi kemajuan zaman yang semakin
kompleks (Fadlillah, 2017).
4. K E L O M P O K 2
01 Produk
02 Proses
03 Konten/isi
Aspek Pembelajaran
Berdiferensiasi
Aspek pembelajaran berdiferensiasi mencakup
pengenalan kebutuhan belajar individu,
penyesuaian kurikulum dan metode pengajaran,
serta evaluasi yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Ini juga melibatkan penggunaan
berbagai strategi dan sumber daya untuk
mendukung beragam gaya belajar dan tingkat
pemahaman siswa.
04 Lingkungan Belajar
5. K E L O M P O K 2
Definisi
Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar mencakup kondisi dan semua
sarana yang digunakan dalam aktivitas belajar
sehari-hari (Wiyono, 2003). Ali (2007) menjelaskan
bahwa lingkungan belajar yang kondusif memiliki
prinsip untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
pengembangan motivasi belajar yang efektif dan
produktif.
6. K E L O M P O K 2
Aspek
Diferensiasi
Lingkungan
Belajar
Aspek Psikologis
Aspek perasaan dalam lingkungan belajar
menyangkut dengan cara pikiran dan
perasaan siswa saling terhubung di kelas
selama pembelajaran, seperti yang
dikemukakan oleh Thiessen (2012).
Aspek Lingkungan Fisik
Lingkungan Fisik adalah lingkungan yang
memberikan dukungan dan hambatan saat
pembelajaran berlangsung
7. 1
2
3
K E L O M P O K 2
Lingkungan
Belajar Fisik
Tata Letak
Suhu Ruangan
Pencahayaan
LEARN MORE
8. K E L O M P O K 2
Tata letak meja atau kursi menyesuaikan
dengan kebutuhan dalam pembelajaran.
Contoh penerapannya adalah, tempat
duduk peserta didik dibuat lebih
variatif, seperti halnya melingkar,
berkelompok, berbaris, berpasangan
Tata letak
Meja & Kursi
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, peserta
didik dibebaskan untuk memilih tempat duduk
sesuai dengan kenyamananya. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menata letak meja
dan kursi adalah:
• Visibilitas ( Keleluasaan Pandangan),
• Aksesibilitas (mudah dicapai),
• Fleksibilitas (Keluwesan),
• Kenyamanan,
• Keindahan
9. K E L O M P O K 2
Perkins (2001) menyatakan bahwa salah satu hal terpenting yang dapat
membuat setiap warga sekolah termotivasi dan merasa diterima di
lingkungan dan nyaman selama proses belajar mengajar.
Pencahayaan dan suhu ruangan merupakan faktor penting dalam
perancangan suatu ruang. Sebuah ruangan akan berfungsi maksimal
apabila memiliki akses pencahayaan dan suhu ruangan yang baik. Dengan
hal itu, maka benda-benda dapat terlihat secara jelas, dan kondisi tubuh
merasa lebih nyaman. Pencahayaan yang tidak tepat dan suhu ruangan
tidak sesuai dapat merusak atmosfer ruang sehingga menimbulkan
perasaan kurang nyaman, tekanan psikologis, gangguan penglihatan, dan
ganguan kesehatan lainnya.
Pencahayaan dan Suhu
Ruangan
10. K E L O M P O K 2
Pembelajaran
Di Luar Kelas
• Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya sekedar di
laksanakan di dalam kelas, dapat juga dilakukan di
luar kelas (outdoor learning).
• Thomas & Munge (2017) mengatakan bahwa
pembelajaran outdoor merupakan suatu jalan dalam
• meningkatkan kapasitas belajar peserta didik serta
mendorong motivasi untuk menjembatani antara teori
di dalam buku dengan kenyataan yang ada di
lapangan
• Berbagai lingkungan yang dapat digunakan untuk
sumber belajar antara lain persawahan,
• laboratorium, kelasn praktik, taman, kebun binatang,
museum, perpustakaan kerja proyek.
• Pembelajaran di luar kelas dapat menggunakan tiga
pendekatan pembelajaran yaitu studi lapangan,
menjelajah lingkungan, dan sekolah proyek
komunitas.
11. K E L O M P O K 2
1
Adanya rasa aman
dan nyaman pada
siswa
2 Sikap saling
menghargai
3 Adanya apresiasi
atau penghargaan
4 Wadah untuk
mencapai kesuksesan
Lingkungan Belajar Psikologis
12. K E L O M P O K 2
Setiap Orang Menyambut dan Merasa
Disambut dengan Baik
Semua individu di kelas merasakan penerimaan yang positif baik dari guru maupun sesama peserta didik
berkat sikap ramah yang ada. Di samping itu, dalam lingkungan kelas, baik kemampuan individu maupun
kelompok dapat diterima dengan baik. Ini dicapai melalui penggunaan profiling oleh guru terhadap peserta
didik serta melalui kegiatan ice breaking seperti permainan, lagu, dan yel-yel untuk memfasilitasi interaksi
antara sesama peserta didik dan guru.
13. K E L O M P O K 2
Setiap Orang dalam Kelas
Saling Menghargai
Dalam pembelajaran diferensiasi ini, guru mengajarkan kepada peserta didik
tentang pentingnya menghargai perbedaan gagasan atau ide orang lain
dengan memperhatikan kelebihan individu tersebut. Hal ini dilakukan melalui
penerapan aturan untuk saling menghargai pendapat dalam diskusi dan
menginspirasi peserta didik untuk menghargai kontribusi dari anggota
kelompok dalam diskusi. Selain itu, guru juga mendorong peserta didik untuk
menemukan solusi dari masalah tanpa memberikan penilaian yang negatif,
melainkan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berdiskusi dan
menjawab pertanyaan dengan cara yang mendukung.
14. K E L O M P O K 2
Cara Guru Memastikan
Peserta Didi Aman
Secara Psikis
Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan jika mereka
mengalami kesulitan atau belum memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Mereka juga
diberi kesempatan untuk mengeksplorasi ide
kreatif mereka sendiri, meskipun hal ini
mungkin sering kali berujung pada kegagalan.
Peserta Didik
Akan Merasa Aman
Peserta didik dikatakan merasa aman secara
menyeluruh jika mereka merasakan
kesejahteraan baik secara fisik maupun psikis.
Cara Guru Memastikan
Peserta Didi Aman
Secara Fisik
Menyediakan dan memastikan fasilitas yang
aman bagi peserta didik serta memastikan
bahwa lingkungan sekolah bebas dari
gangguan kebisingan.
Guru
15. K E L O M P O K 2
Ada Harapan bagi
Pertumbuhan
Penerapan pembelajaran diferensiasi oleh guru
memberikan manfaat bagi baik guru maupun peserta didik.
Beberapa cara guru dapat mewujudkan hal tersebut
meliputi:
• Menyusun tujuan pembelajaran yang disesuaikan
dengan tingkat capaian individu peserta didik.
• Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
• Membuat jurnal yang mencatat perkembangan
kemampuan peserta didik, bahkan jika kemajuannya
kecil, untuk memperhatikan dan mengevaluasi
perkembangan tersebut.
16. K E L O M P O K 2
Lingkungan Belajar
adalah Tempat untuk
Mencapai Kesuksesan
Sukse
s
Guru
Merencanaka
n
Tujuan
Keluar dari
Zona
Nyaman
Pengalaman
Belajar
Berkualitas
Meningkatka
n
Kompetensi
Kemauan
Belajar
Lebih Keras
17. K E L O M P O K 2
Hal yang dilakukan oleh guru untuk
membangun lingkungan belajar yang dapat
mencapai kesuksesan adalah:
• Merancang pembelajaran yang sedikit melebihi pemahaman atau
keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini, sehingga mereka merasa
lebih tertantang dan terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan lebih baik.
• Saat peserta didik menghadapi tantangan, guru memastikan memberikan
dukungan yang diperlukan agar mereka tidak merasa frustrasi.
• Guru memastikan memberikan bantuan bertahap (scaffolding) ketika peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami materi atau menyelesaikan
tugas.
18. K E L O M P O K 2
Pembelajaran yang dirancang tidak too easy atau too
difficult. Agar peserta didik dapat merasakan keberhasilan
dalam memahami sesuatu yang dipelajari.
Pembelajaran
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi harus didasarkan pada
pembangunan komunitas belajar, di mana semua anggota di dalamnya memiliki
peran sebagai pembelajar. Hal ini ditekankan sebagai suatu komunitas belajar
yang berbagi visi untuk mencapai keberhasilan bersama. Dalam proses ini,
seorang guru akan membimbing peserta didiknya untuk mengadopsi sikap dan
praktik-praktik yang mendukung lingkungan belajar yang produktif.
19. K E L O M P O K 2
Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi,
adil berarti bahwa guru memiliki tanggung
jawab untuk memastikan bahwa setiap peserta
didik memperoleh dukungan dan bahan yang
mereka butuhkan untuk berkembang dan
mencapai kesuksesan. Untuk mencapai tujuan
ini, guru dan peserta didik perlu bekerja secara
solid sebagai sebuah tim, bertujuan untuk
memastikan bahwa proses pembelajaran di
kelas berjalan dengan lancar dan efektif.
Lingkungan Belajar yang
Adil
Peserta didik memiliki ragam kekhasan, mulai dari
tingkat kesiapan belajar (dari foundational hingga
transformational), profil belajar yang terkait
dengan latar belakang dan minatnya sendiri, yang
semuanya berkontribusi pada pertumbuhan minat
belajarnya. Guru memiliki peran penting dalam
menciptakan lingkungan belajar yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik unik peserta
didik. Prinsip keadilan diterapkan secara konkret
dalam proses pembelajaran di kelas, sebagaimana
yang ditekankan oleh Syaiful Bahri Djamarah
(2000), yang memandang pentingnya sikap adil
dalam pendidikan. Oleh karena itu, seorang
pendidik harus mengajar dengan berpedoman pada
hukum-tertib dalam mendidik, sesuai dengan
potensi individu masing-masing anak.
20. K E L O M P O K 2
Lingkungan Belajar
yang Kolaborasi
Kolaborasi dalam kelas pembelajaran berdiferensiasi
dilakukan seorang guru dan peserta didik, keduanya
harus dapat menempatkan dirinya dalam
bertanggungjawab mengambil kesempatan untuk
kesejahteraannya masing-masing ataupun
kesejahteraan orang
Guru
Peserta
Didik
Bertanggungjawab
dalam keberhasilan
proses
pembelajaran
21. K E L O M P O K 2
• Kolaborasi antara "learning community", yang terdiri dari guru dan
peserta didik, bertujuan untuk mencapai kesuksesan bersama
dalam proses pembelajaran.
• Meskipun guru memimpin proses pembelajaran di kelas, peserta
didik juga bertanggung jawab secara aktif dalam mencapai
kesuksesan kelas.
• Peserta didik dan guru bekerja sama untuk menyelesaikan tugas,
memecahkan masalah secara konstruktif, dan berusaha mencapai
tujuan pembelajaran.
• Dengan merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang
mendukung, guru mengembangkan aktivitas sehari-hari dalam
pembelajaran yang efektif serta memfasilitasi peningkatan
kemampuan berkolaborasi.
22. TERIMA KASIH
P R E S E N T A S I K E L O M P O K 2
M A H A S I S W A P P G G E L O M B A N G 2 T A H U N 2 0 2 3