Penerapan e government di kemdikbud 280312 rev (4 b)Guru Online
Penerapan E-Government diKementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia
Materi Rakor :
Materi Rakor : Rakor Bidang TIK untuk Pendidikan Pustekkom Kemdikbud Surabaya, 26-29 April 2012
Penerapan e government di kemdikbud 280312 rev (4 b)Guru Online
Penerapan E-Government diKementerian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia
Materi Rakor :
Materi Rakor : Rakor Bidang TIK untuk Pendidikan Pustekkom Kemdikbud Surabaya, 26-29 April 2012
PERATURAN BERSAMA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KEUANGAN, DAN MENTERI AGAMA
NOMOR 05/X/PB/2011
NOMOR SPB/03/M.PAN-RB/10/2011
NOMOR 48 Tahun 2011
NOMOR 158/PMK.01/2011
NOMOR 11 Tahun 2011
TENTANG
PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL
This volume is a product of the staff of the International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank. The
fi ndings, interpretations, and conclusions expressed in this volume do not necessarily refl ect the views of the Executive Directors
of The World Bank or the governments they represent.
The World Bank does not guarantee the accuracy of the data included in this work. The boundaries, colors, denominations,
and other information shown on any map in this work do not imply any judgement on the part of The World Bank concerning
the legal status of any territory or the endorsement or acceptance of such boundaries.
PERATURAN BERSAMA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KEUANGAN, DAN MENTERI AGAMA
NOMOR 05/X/PB/2011
NOMOR SPB/03/M.PAN-RB/10/2011
NOMOR 48 Tahun 2011
NOMOR 158/PMK.01/2011
NOMOR 11 Tahun 2011
TENTANG
PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL
This volume is a product of the staff of the International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank. The
fi ndings, interpretations, and conclusions expressed in this volume do not necessarily refl ect the views of the Executive Directors
of The World Bank or the governments they represent.
The World Bank does not guarantee the accuracy of the data included in this work. The boundaries, colors, denominations,
and other information shown on any map in this work do not imply any judgement on the part of The World Bank concerning
the legal status of any territory or the endorsement or acceptance of such boundaries.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
1. Sumberdaya
Manusia
Andalan
Masyarakat
Madani
Bacharuddin
Jusuf
Habibie
Pidato
Kunci
Konvensi
Nasional
Pendidikan
Indonesia
(KONASPI)
ke-‐7
Yogyakarta,
1
November
2012
2. Pendahuluan
² Dalam
era
globalisasi
dan
informasi,
peran
SDM
dgn
jaringannya
sangat
menentukan
kualitas
kehidupan
masyarakat
² ProdukEvitas
SDM
dan
daya
sainglah
yang
menentukan
keunggulan
suatu
masyarakat
(lokal,
nasional,
regional
dan
global)
² ProdukDvitas
SDM
=
“kemampuannya
menghasilkan
produk
yang
berkualitas
4nggi,
harga
rendah
dan
diselesaikan
tepat
waktu“.
² SDM
yang
produkDf
harus
terampil,
berdisplin
dan
pandai
memanfaatkan
prasarana
dan
sarana
teknologi
tepat
guna
yang
tersedia
3. (nilai meningkat)
Proses
Nilai
Tambah
(PNT)
(maksimal)
prod
uk
SDM
produktif
Proses
Biaya
Tambah
(PBT)
(minimal)
SDM yg terampil, disiplin
Teknologi tepat-guna
Sarana & prasarana
4. Pemahaman
salah
à
strategi
yg
merugikan
(1/5)
Pertanyaan:
Mengapa
kita
harus
membuat
pesawat
terbang,
kapal,
kereta
api,
yang
membutuhkan
investasi
yang
besar
dan
return
of
investment
(ROI)
yang
lama?
Padahal:
investasi
bidang
SDA
(agro
industri,
sumber
daya
laut
&
pertambangan)
à
lebih
menguntungkan
karena
investasi
Edak
besar
dan
ROI
Edak
lama
à Oleh
karenanya:
Kita
impor
semua
prasarana
dan
sarana
ekonomi
(seperD
alatalat:
transportasi,
komunikasi,
telekomunikasi,
permesinan
dan
energi
dsb)
dan
membiayainya
dengan
hasil
ekspor
SDA.
5. Pemahaman
salah
à
strategi
yg
merugikan
(2/5)
SDM
yg
unggul
dibina
dan
‘Penjajah’
mengambil
SDA
dan
dikembangkan
antara
lain
dibiayai
energi
kita
oleh
kita
yang
dijajah
‘Penjajah’
mengkondisikan
agar
kita
‘Penjajah’
dapat
mengutamakan
ekspor
SDA
dari
hasil
mengembangkan
produk
agro
industri
dan
industri
pertambangan
berkuaitas
&
berdaya
saing
karena
memiliki
SDM
yg
unggul
‘Penjajah’
mengolah
SDA
dengan
PNT
yg
‘Penjajah’
mengekspor
Dnggi
à
menghasilkan
produk
berkualitas
ke
negeri
yang
dijajah
(siklus pengalihan kekayaan
à globalisasi = “VOC Baru”)
6. Pemahaman
salah
à
strategi
yg
merugikan
(3/5)
harga
rendah,
diserahkan
tepat
waktu,
purna
jual
baik,
sesuai
spek,
sistem
pembayaran
menguntungkan,
dst…..
produk impor
Jam kerja SDM
asing
“tersembunyi”
7. Pemahaman
salah
à
strategi
yg
merugikan
(4/5)
daya saing & kualitas
hidup tetap rendah
TKI:
pembinaan
minim,
tdk
ada
Peningkatan
alokasi
dana
produk impor teknologi & kualitas
SDM asing
SDM asing
8. Pemahaman
salah
à
strategi
yg
merugikan
(5/5)
Agro
industri,
industri
sumber
daya
laut
dan
industri
pertambangan
Edak
mampu
Lapangan
kerja
yang
menyediakan
lapangan
tersedia
di
LN
juga
kerja
yang
dibutuhkan.
terbatas,
berkualifikasi
Mereka
bekerja
rendah,
Edak
sebagai
tenaga
kasar
membutuhkan
di
bidang
bangunan,
pendidikan
atau
pengemudi
mobil
dan
Untuk
mencegah
pembantu
rumah
keterampilan
khusus
terjadinya
proses
tangga
di
kota-‐kota
kemiskinan
mereka
atau
di
rantau
sebagai
terpaksa
eksodus
TKI
meninggalkan
kampung
untuk
mencari
pekerjaan
di
kota
dan
bahkan
di
luar
negeri
9. Akibat:
à
Proses
Pembudayaan
Terganggu
Akibat
orang
tua
bekerja
ke
kota/LN:
² Proses
pembudayaan
Edak
berlangsung
dengan
baik
à
berdampak
negaDp
pada
perkembangan
perilaku
&
karakter
SDM
² Pengaruh
budaya
&
perilaku
asing
masuk
dalam
kehidupan
keluarga
(Ddak
dapat
diimbangi
oleh
ortu)
à
merugikan
proses
pembudayaan
² Proses
nilai
tambah
pribadi
(PNTP)
-‐-‐
sebagai
dasar
peningkatan
ketrampilan,
produkDvitas
dan
daya
saing
SDM
–
akan
terganggu
10. Akibat:
à
Neraca
Pembayaran
akan
Terganggu
² Apakah
Neraca
Pembayaran
dan
Neraca
Perdagangan
akan
dapat
seimbang?
Ataukah
menjadi
negaBp?
² Bagaimana
neraca
tersebut
akan
berkembang,
jikalau
SDA
yang
Bdak
terbaharukan
-‐-‐
termasuk
energi
–
habis?
Sementara
pada
saat
yang
sama
kita
tergantung
dari
impor
produk
hasil
PNT
dan
PBT
masyarakat
lain?
² Ilustrasi
perbandingan:
Harga
Harga
hasil
produk
PNT
hasil
produk
PNT
Transportasi,
versus industri
Agro,
Komunikasi
&
Sumberdaya
Laut
&
Telekomunikasi
(500 sd satu juta Pertambangan
kali lebih tinggi)
11. Ilustrasi
perbandingan:
(1 kg)
800 kali
(1 kg)
2.000 kali
10.000 kali
10.000 kali
300.000 kali
12. Pilihan
bidang
industrialisasi
² Bagi
negara-‐negara
berpenduduk
dan
berwilayah
besar
(Jepang,
Korea,
RRC,
USA,
Jerman,
India
dan
Brazil),
SDA
diandalkan
sebagai
“pelengkap“
proses
industrialisasi
² Kalau
Indonesia
hanya
mengandalkan
produk
tradisional
(agroindustri,
pertambangan
dan
sumber
daya
laut)
à
neraca
perdagangan
Edak
akan
pernah
menjadi
seimbang
à
bahkan
akan
negaEp!
13. Kemampuan
SDM
Indonesia
² Setelah
terbang
perdana
pesawat
N250
Turboprop
hasil
rekayasa
dan
produksi
Indonesia
pada
tgl
10
Augustus
1995;
kemampuan
SDM
Indonesia
dalam
mengembangkan,
menerapkan
produk
PNT
secanggih
apa
pun
Edak
perlu
diragukan
lagi
² Jaringan
dan
pusat
keunggulan
proses
nilai
tambah
pribadi
(PNTP)
Dngkat
rendah,
menengah
dan
Dnggi
telah
kita
dirikan
dan
kembangkan.
² Kita
juga
telah
mengembangkan
pusat
keunggulan
riset
milik
LIPI,
BPPT,
LAPAN,
PUSPITEK,
di
berbagai
kementerian
dan
BUMN.
14. Pusat-‐pusat
Keunggulan
² Perlu
disempurnakan
kaitan
&
sinkronisasi
antara
pusat
keunggulan
yang
berorientasi
pada
kebutuhan
masyarakat
dan
permintaan
pasar.
² Pusat
Keunggulan
(PK)
itu
melipuD:
ü Pusat
KeunggulanPendidikan
(Rendah,
Menengah,
Kejuruan,
Tinggi/
Universitas)
ü Pusat
Keunggulan
PeneliDan,
Pengembangan
Penerapan
Teknologi
Tepat
Guna
dan
Pengendalian
Kualitas
dan
ProdukDvitas
ü Pusat
keunggulan
produksi
PNT
dan
PBT
15. Filosofi
Proses
Industrialisasi
² “Mulai
pada
akhir
dan
berakhir
pada
awal”;
à
kita
memproduksi
barang
yg
dibutuhkan
pasar,
kemudian
secara
bertahap
mengembangkannya
sampai
dapat
menguasai
teknologi.
² Investasi
proses
pendidikan
dan
pembudayaan
“hari
ini”
baru
akan
bermakna
25
tahun
yad
à
peningkatan
ketrampilan
dan
keunggulan
SDM
membutuhkan
waktu
yang
cukup
lama
² Transformasi
&
perkembangan
industrialisasi
dibiayai
oleh
hasil
ekspor
SDA
dan
energi.
² Tiap
kebijakan
&
keputusan
(eksekuDf
maupun
legislaDf)
wajib
memprioritaskan
“jam
kerja”
nasional.
² Usaha
dan
investasi
pada
bidang
ilmu
terapan
dan
teknologi
tepat
guna
untuk
produksi
barang
yang
dibutuhkan
di
pasar
nasional
saja
yang
dibiayai
dari
hasil
ekspor
SDA
dan
energi.
16. Mau
ke
mana?
² Dengan
filosofi
tersebut
Indonesia
berhasil
mengembangkan
industri
strategis,
khususnya
transpotasi
laut
dan
udara
² Namun
sangat
disayangkan
karya-‐karya
anak
bangsa
tersebut
kita
biarkan
“dihancurkan”.
Dikembangkan
strategi
membuka
pintu
selebar-‐lebarnya
impor
barang
jadi
untuk
prasarana
dan
sarana
ekonomi
serta
mengekspor
SDA
dan
energi
² Memang,
strategi
tersebut
menguntungkan
(sementara)
“neraca
perdagangan”
dan
“neraca
pembayaran”
namun
sangat
merugikan
“neraca
jam
kerja”
² Kita
“bangga”
karena
tunduk
atas
aturan
main
WTO
dengan
beramai-‐ramai
“menari
di
atas
irama
gendang
orang
lain”
à
lupa
makna
perjuangan
untuk
rakyat
kita
sendiri
à
Mau
ke
mana
kita?
17. Ketimpangan Dunia Usaha (1/2)
• Kesempatan
Kerja
yang
disediakan
oleh:
1.
Usaha
Kecil
(UK)
88,92%
2.
Usaha
Menengah
(UM)
10,54%
3.
Usaha
Besar
(UB)
0,54%
• Nilai
Tambah
dalam
perekonomian
nasional:
1.
Usaha
Kecil
(UK)
43,42%
2.
Usaha
Menengah
(UM)
15,42%
3.
Usaha
Besar
(UB)
44,90%
• Nilai
Tambah
pro
Kesempatan
Kerja:
1.
Usaha
Kecil
(UK)
0,4883
∞
(1)
2.
Usaha
Menegah
(UM)
1,4630
∞
(3xUK)
3.
Usaha
Besar
(UB)
83,1481
∞
(170xUK)
17
18. Ketimpangan Dunia Usaha (2/2)
² Usaha
Kecil
dan
Usaha
Menengah
menyediakan
99,46
%
lapangan
kerja,
yang
disediakan
oleh
Usaha
Besar
hanya
0,54%.
² PDB
dalam
perekonomian
nasional:
v
44,9%
hasil
Usaha
Besar;
v
55,1
%
hasil
Usaha
Kecil
dan
Menengah
² Perbandingan
Nilai
Tambah
yang
dihasilkan
Dap
lapangan
kerja
oleh
UK
:
UM
:
UB
=
1
:
3
:
170
(perbandingan
yang
ideal
=
1:1:1
±
10%),
yang
mencerminkan
adanya:
ü
kesenjangan
kualitas
SDM,
ü
kesenjangan
pendidikan,
ü
kesenjangan
produkEvitas,
dan
ü
kesenjangan
penguasaan
IPTEK.
18
19. Pembudayaan,
Pendidikan
dan
Wahana
Jam
Kerja
(1/3)
² Peningkatan
nilai
produk,
ditentukan
oleh
hasil
pemikiran
dan
pelaksanaan
rinci
dari
produk
tersebut
(the
devil
is
in
the
detail)
à
utk
perangkat
keras,
perangkat
lunak
&
perangkat
otak
(brain
ware).
² ProdukDvitas
dan
efisienci
SDM
sangat
ditentukan
oleh:
² Proses
Pembudayaan;
oleh
keluarga
&
lingkungan
masyarakat
à
akan
menentukan
perilaku
dan
disiplin
SDM.
² Proses
Pendidikan;
yang
menentukan
kemampuan
berpikir,
berkarya,
bekerja
dengan
pengerDan
dan
menerapkan
hasil
IPTEK
à
yang
menjadikan
SDM
terampil.
² Wahana
Jam
Kerja
sebagai
tempat
melanjutkan
proses
pembudayaan
dan
pendidikan,
yang
akan
menghasilkan
SDM
ungul
dengan
daya
saing
Enggi
20. Pembudayaan, Pendidikan & Wahana
Jam Kerja (2/3)
Produktivitas
Perilaku & & Daya Saing
Karakter
Wahana Jam
Proses Kerja
PEMBUDAYAAN
Keterampilan
Proses
PENDIDIKAN,
budaya
-‐-‐-‐
-‐-‐
Iptek
agama
21. Pembudayaan, Pendidikan & Wahana
Jam Kerja (3/3)
budaya
-‐-‐
agama
iptek
(pendidikan)
(pembudayaan)
PERILAKU
&
KARAKTER
KETERAMPILAN
(wahana jam kerja)
BERFIKIR
BERKARYA
BEKERJA
PRODUKTIVITAS
DAYA
SAING
22. Proses
Pembudayaan
(1/2)
² Dalam
dunia
Informasi
dan
dunia
maya,
jaringan
informasi
sosial
atau
social
network
dan
internet
berkembang
pesat
karena
teknologi.
² Filsafah
hidup
masyarakat
atau
bangsa
lain
(walaupun
bukan
tetangga
sebelah)
dengan
mudah
dan
intensif
memasuki
ruang
hidup
keluarga
dan
akan
mempengaruhi
proses
pembudayaan
SDM.
Pengaruh
ini
Ddak
selalu
menguntungkan
atau
cocok
dengan
budaya
keluarga.
² Arus
informasi
tersebut
perlu
diimbangi
dengan
informasi
yang
cocok
dan
menguntungkan
proses
pembudayaan
à
kualitas
ketahanan
budaya
sendiri
perlu
diDngkatkan
23. Proses
Pembudayaan
(2/2)
NKRI
USA
• Masyarakat
pluralis
terbentuk
• Masyarakat
pluralis
terbentuk
ribuan
tahun
pra
kemerdekaan
sejak
kemerdekaan
(236
tahun
(67
th
yg
lalu/17-‐8-‐1945)
yang
lalu/4-‐7-‐1776)
• Toleransi
terbentuk
secara
• Toleransi
terbentuk
dgn
evolusi
evolusioner
dipercepat
à
shg
pengorbanan
• Transformasi
sistem
otoriter
à
cukup
banyak
demokrasi
berlangsung
damai,
• Baru
4
thn
yang
lalu
presiden
relaDf
cepat
dan
NKRI
tetap
keturunan
Afrika
terpilih
walau
utuh
sudah
236
tahun
merdeka
Kesimpulan:
SDM
yang
merdeka,
berbudaya,
bebas
&
bertanggung
jawab,
memberi
pengerEan
&
toleransi
à
sangat
menguntungkan
bagi
peningkatan
produkEvitas,
efisiensi
dan
keunggulan
suatu
bangsa
24. Proses
Pendidikan
(1/3)
² Keterampilan
melaksanakan
tugas/pekerjaan
memerlukan
kemampuan
berpikir,
bekerja
dan
berkarya
secara
sisDmaDs,
konsisten
dan
terarah,
dengan
pengorbanan/biaya
minimal
namun
menghasilkan
produk
berkualitas
maksimal
dan
dipasok
tepat
waktu
² Ini
hanya
mungkin
terjadi
jikalau
SDM
telah
mengalami
proses
nilai
tambah
pribadi
(PNTP)
pada
bidang
yang
ditekuni
² Proses
pendidikan
memberikan
kemampuan/penguasaan
teknologi
tepat
guna
untuk
produksi
perangkat
otak
(brain
ware),
perangkat
lunak
(soM
ware)
dan
perangkat
keras
(hard
ware)
² Semuanya
harus
berorientasi
pada
kebutuhan
masyarakat,
yang
berarD
orientasi
ke
pasar.
Teknologi
yang
dikembangkan
harus
tepat
dan
cocok
sehingga
mampu
menghasilkan
produk
yang
berkualitas,
murah
dan
masuk
ke
pasar
sesuai
kebutuhan
25. Proses
Pendidikan
(2/3)
² Pusat
Keunggulan
Pendidikan
harus
berorientasi
pada
kebutuhan
pasar
(jangka
pendek,
menengah
dan
panjang),
di
Dngkat
local,
nasional
dan
untuk
ekspor.
² Oleh
karena
itu,
mata
pelajaran
atau
kurikulum
pendidikan
harus
disesuaikan
untuk
menganEsipasi
kebutuhan
BUMN
dan
BUMS-‐MKM
(mikro,
kecil
dan
menengah)
yang
menyediakan
99,46%
lapang
kerja
secara
nasional.
² Perlu
segera
dibentuk
Kelompok
Bidang
Usaha
hasil
kerjasama
KADIN,
KADINDA,
Pemerintah
Daerah
dan
Pemerintah
Pusat,
untuk
meningkatkan
produkDvitas,
efisiensi,
ketrampilan
dan
daya
saing
SDM,
antara
lain:
ü Kelompok
Bidang
Usaha
Jasa
ü Kelompok
Bidang
Usaha
Perhotelan
dan
Rumah
Makan
ü Kelompok
Bidang
Usaha
Transportasi
dan
Komunikasi
ü Kelompok
Bidang
Usaha
Produksi
Perangkat
Keras
(hard
ware)
dan
Lunak
(soM
ware)
26. Proses
Pendidikan
(3/3)
² Pembiayaan
pengembangan
(PNTP)
dan
Pusat-‐pusat
Keunggulan
Pendidikan
Dasar
&
Menengah
dibebankan
pada
BUMN
dan
BUMS-‐MKM,
Pemda
&
Pem
Pusat
dengan
mekanisme
sbb:
ü Siswa
bekerja
di
BUMN
dan
BUMS-‐MKM
dengan
insenDp
gaji
1
hari
kerja
dan
uang
transport
serta
uang
makan
ü Siswa
dididik
satu
hari
penuh
Dap
minggu
di
Pusat
Keunggulan
Pendidikan.
ü Setelah
pendidikan
3
sampai
4
tahun
siswa
akan
mendapat
ijasah
ahli
dalam
bidang
usaha
yang
ditekuni
dan
berlaku
nasional.
ü Dengan
cara
demikian
kualitas
produk
dan
daya
saing
BUMN
dan
BUMS-‐MKM
akan
berkembang
karena
didukung
oleh
SDM
yang
lebih
terampil.
Sistem
PNTP
ini
dapat
diterapkan
hanya
untuk
pendidikan
rendah
dan
menengah
saja.
² Untuk
pendidikan
Dnggi
(S1,
S2
dan
S3),
kurikulum
pendidikan
perlu
disesuaikan
dengan
permintaan
di
“pasar”
SDM
dalam
waktu
pendek,
menegah
dan
panjang.
² Lulusan
S1,
S2
dan
S3,
di
samping
untuk
BUMN
dan
BUMS-‐MKM,
juga
untuk
BUMN
dan
BUMS
-‐
Besar,
dan
pusat-‐pusat
peneliDan
Pemerintah/suasta.
² Lembanga
“pengguna”
lulusan
tsb
perlu
dilibatkan
dlm
menyusun
kurikulum
à
akan
rela
memberikan
beasiswa,
karena
mereka
membutuhkan
SDM
yang
cocok
&
kompeten/terampil
untuk
peningkatan
produkDvitas
perusahaan
27. Wahana
Jam
Kerja
(1/4)
² BUMN
&
BUMS
sbg
Wahana
Jam
Kerja
(WJK)
dalam
masyarakat
madani
adalah
kekuatan
dominan
yang
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
dan
ketentraman.
Makin
kuat
dan
unggul
WJK
makin
sejahtera
dan
tenteram
kehidupan
masyarakat.
² Dengan
cara
apa
saja
kita
berkewajiban
memelihara
dan
membina
Wahana
Jam
Kerja.
² JWK
seperD
halnya
manusia.
Jika
WJK
didirikan,
sama
seperD
manusia
dilahirkan.
Jika
WJK
bangkrut
atau
dibangkrutkan,
sama
seperD
manusia
maE
atau
dibunuh!
² Jika
WJK
mulai
merugi
dan
mulai
melakukan
PHK
atau
pertumbuhannya
terganggu,
maka
wajar
untuk
diperhaDkan
dan
dibantu
untuk
mencegah
ia
bangkrut
atau
maD.
² Jika
WJK
sengaja
ditutup
tanpa
ada
usaha
membantunya,
sama
seperD
manusia
dibunuh
tanpa
usaha
menyehatkannya.
Ini
adalah
Endakan
kriminal!
28. Wahana
Jam
Kerja
(2/4)
² Wahana
Jam
Kerja
merupakan
indikator
kesehatan
ekonomi
yang
penDng
dan
strategisnya,
karena
dapat
digunakan
untuk
memantau
perkembangan
pembangunan
nasional.
² Sudah
saatnya
bangsa
Indonesia
menjadikan
Wahana
Jam
Kerja
sebagai
indikator
makro
(pidato
saya
dihadapan
SU
MPR
dalam
rangka
memperingaD
lahirnya
Pancasila,
1
Juni
2011),
sehingga
kita
mempunyai
3
indikator
makro,
yaitu:
(1) Neraca
Perdagangan
(2) Neraca
Pembayaran
(3) Neraca
Jam
Kerja
29. Wahana
Jam
Kerja
(3/4)
Indikator Makro yang Belum Lengkap
Perdagangan Pembayaran
yang
terjadi
i
saat
in
30. Wahana
Jam
Kerja
(4/4)
Indikator Makro yang Lengkap
Perdagangan Pembayaran
Jam Kerja
31. Terima kasih
Selamat berdiskusi
untuk
Berkarya menyiapkan manusia
Indonesia masa depan