More Related Content
Featured
Featured (20)
Ketika Lawan Menjadi Kawan
- 1. KETIKA LAWAN MENJADI KAWAN GAYA LENTERA MUDA LAMPUNG (GAYLAM) alam itu, purnama menerangi Bandar Lampung. Langit cerah dan bintang bertaburan. Di sudut kota, di kawasan Pasar Tengah, yang biasa disebut Pasteng, Oca yang bernama Asri Wijaya bersiap melakukan aktivitasnya. Pukul 11 malam, waria 23 tahun ini merias diri dengan segala pernak-pernik, sepatu merah, dan dresS pendek ketat di atas lutut. Bibirnya dipoles lipstik merah, selaras dengan sepatunya. Delapan tahun mangkal di Pasteng, Oca baru bisa tenang mencari pelanggan. Sejak akhir 2010 lalu. Sebelumnya, bunyi sirine mobil Satuan Polisi Pamong Praja merupakan mimpi buruk. “Dulu kalau eke mangkal di Pastengharus siap diciduk Satpol PP. Eke lari terbirit-birit. Jika tertangkap, soalnya serem boo klo sampe ketangkep, trus diangkut belum lagi eke harus mengalami hal yang tidak menyenangkan seperti disuruh telanjang trus disuruh ciuman sesama waria dan kadang-kadang disuruh oral sex didepan para petugas... sakit hati boo”, ujarnya. Itulah pahit hidup yang dialami oleh Oca saat sedang mencari penghidupan, tapi kini tak ada lagi razia yang mengerikan;semua sudah berakhir karena saat ini Oca sudah bisa mencari rezeki dengan tenang karena saat ini razia Satpol PP tidak lagi sekasar dahulu, tapi sudah bisa menghargai waria sebagai manusia, dan yang paling menyenangkan bagi Oca dan teman-temannya adalah karena saat ini kebijakan Satpol PP telah berubah. Saat ini Satpol PP tidak lagi merazia waria yang membawa kondom, namun sebaliknya; waria yang tidak membawa kondom justru menjadi target razia. Kadang-kadang disuruh oral sex di depan para petugas... sakit hati boo! “ M
- 2. Perubahan Kebijakan Satpol PP saat ini yang tidak melakukan tindakan kekerasan kepada teman-teman waria yang terazia dilakukan untuk mengubah perilaku komunitas Gay, Waria dan Lelaki Sex Lelaki (GWL); dari perilaku berisiko menjadi terbiasa dengan perilaku tak berisko, dari yang tidak tahu tentang status HIV AIDS pada dirinya menjadi tahu. Kebijakan ini dirasakan sangat bermanfaat oleh teman-teman di Lampung yang merupakan kerja keras dari teman- teman Gaya Lentera Muda Lampung (GayLam), sebuah organisasi komunitas GWL. Awal berdirinya GayLam sama sekali tidak ada program yang dilakukan, hanya menempel pada KPA Propinsi Lampung tanpa ada bantuan dari pihak manapun. Namun seiring berjalannya waktu, GayLam terus berbenah; baik itu secara pengorganisasian maupun menambah pengetahuan pengurusnya, sampai akhirnya GayLam menemukan titik terang dimana GayLam bergabung bersama teman-teman GWL-INA. Dari titik inilah GayLam mulai bernafas lega, sedikit demi sedikit jalan mulai terbuka. Banyak akses yang diberikan oleh GWL-INA seperti pelatihan-Pelatihan yang dilaksanakan dengan bantuan dari ISEAN Hivos. GayLam berkesempatan mengenyam ilmu yang diberikan,salah satunya adalah dalam mengikuti pelatihan Strategic Planing yang merubah paradigma pengurus GayLam semakin terbuka, saat ini GayLam telah memiliki rencana strategis berupa program kerja didalam menjalankan kegiatannya, seperti Sosialisasi dan pemberian informasi IMS dan HIV-AIDS, Penjangkauan dan Pendampingan, Pemberian Rujukan untuk pelayanan Infeksi Menular Seksual (IMS), Rujukan dan Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing/Konseling Tes HIV), Menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi yang menangani GWL baik Nasional maupun international, Pengembangan Kelompok di tiap kabupaten/kota yang ada di provinsi Lampung, Pelayanan Hotline Program SMS Gateway, Pelayanan Manajemen Kasus (MK), Pelatihan Kelompok Dampingan (Peer Educator/Pendidik Sebaya), Distribusi Kondom dan Pelicin, Program Facebook (Gay Lampung) dan Facebook Group (Gay dan lelaki seks lelaki lainnya Lampung), Pengembangan Media Komunikasi Informasi Edukasi, Sportainment Distribusi kondom oleh Gaylam kepada waria
- 3. dan Edutainment, Capacity building, Penggalangan Dana, Event Organizer dan Agen Seni. Khususnya di dalam program advokasi ini, GayLam bekerjasama dengan kelompok/lembaga GWL-INA se-Indonesia., Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Lampung dan kabupaten/kota, Selain advokasi kepada Satpol PP, GayLam juga melakukan advokasi ke instansi terkait kesehatan, seperti layanan kesehatan ramah waria, pemeriksaan VCT dan pemberian ARV. Kegiatan advokasi dan berjejaring tidak akan maksimal tanpa kesadaran dari komunitas untuk memiliki perilaku yang tidak beresiko. Dari berbagai kegiatan yang GayLam lakukan tentunya mempunyai dampak yang dapat dirasakan oleh teman-teman komunitas seperti yang diungkapkan oleh Jenita seorang waria yang suka mangkal di hotspot Pasteng mengungkapkan dengan adanya GayLam kami para waria sangat merasa nyaman dengan apa yang GayLam lakukan “sekarang saya merasa aman mangkal disini karena Satpol PP hanya merazia waria yang tidak membawa kondom dan saya merasa senang karena saya sekarang bisa lebih aman saat berjualan karena saya tidak akan pernah melakukan ML tanpa kondom “No Sex No Condom” dan saya sering dilibatkan oleh GayLam dalam kegiatannya seperti pertemuan yang membahas HIV AIDS, dan dengan adanya gaylam akses kami ke fasilitas layanan kesehatan sangat mudah seperti kalau ke puskesmas simpur saya tinggal bilang dari GayLam maka layanan akses menjadi lebih terbuka”. Program advokasi akan terus dilakukan oleh GayLam untuk mendorong komunitas memperjuangkan kebutuhannya dan memerangi stigma dan diskriminasi. Saat ini GayLam masih terus berbenah baik secara internal maupun eksternal terus menjaga hubungan baik dengan semua pihak dan terus mengembangkan sayap untuk lebih terbang tinggi melaju bersama orang-orang yang membutuhkan GayLam, kini GayLam bukan lagi organisasi kacangan GayLam telah menancapkan giginya demi membantu teman teman GWL, dan kini GayLam telah memiliki sumberdaya manusia yang bisa dihandalkan dengan daya kerja yang tinggi dengan bayaran SUKARELA tetap berlari dijalannya hanya untuk satu hal “pemberdayaan GWL Lampung” sehingga GWL Lampung mampu berdayaguna. *** Kontak: gaylamlampung@gmail.com No Sex No Condom “