3. Imperectibility / Imperceptiblity
• Aspek ini berusaha mengetahui seberapa mudah sebuah
stego-image dapat terdeteksi oleh inderawi manusia.
• Pengujian tingkat imperectibility dilakukan secara manual
dengan melibatkan sejumlah responden yang diminta mengisi
sebuah kuesioner.
• Pada umumnya kuesioner berisi sejumlah citra yang diuji dan
responden diminta membedakan antara citra asli dengan citra
yang sudah disisipi (stego-image).
• Hasil kuesioner dihitung secara statistik dan ditentukan
berapa persentase tingkat imperectibility-nya.
5. Fidelity
• Pengujian terhadap aspek mutu (fidelity) citra hasil
steganografi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah
satu metode yang paling banyak digunakan adalah dengan
mengukur nilai MSE (Mean Square Error) dan PSNR (Peak
Signal to Noise Ratio).
• Keduanya merupakan sebuah nilai yang memiliki satuan dB
(desibels).
• Semakin rendah nilai MSE maka kualitas citra semakin baik.
• Sementara itu, mutu stego-image dikatakan baik jika nilai
PSNR 40 dB atau lebih.
6. MSE dan PSNR
• MSE adalah nilai error kuadrat rata-rata antara citra asli
dengan citra manipulasi (dalam kasus steganografi ; MSE
adalah nilai error kuadrat rata-rata antara citra asli (cover-
image) dengan citra hasil penyisipan (stego-image).
• Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) merupakan perbandingan
antara nilai maksimum dari sinyal yang diukur dengan
besarnya derau yang berpengaruh pada sinyal tersebut. PSNR
biasanya diukur dalam satuan decibel (dB). PSNR digunakan
untuk mengetahui perbandingan kualitas citra cover (asli)
sebelum dan sesudah disisipkan pesan. Untuk menentukan
PSNR, terlebih dahulu harus ditentukan nilai MSE.
7. MSE dan PSNR
• PSNR sering dinyatakan dalam skala logaritmik dalam decibel
(dB). Nilai PSNR jatuh dibawah 30 dB mengindikasikan
kualitas yang relative rendah, dimana distorsi yang
dikarenakan penyisipan terlihat jelas. Akan tetapi kualitas
stego-image yang tinggi berada pada nilai 40dB dan diatasnya.
9. Contoh Perhitungan Fidelity
• Berikut ini adalah contoh perhitungan PSNR. Citra asli (cover
image) adalah citra yang belum disisipi pesan, dan citra akhir
(stego-image) adalah citra yang sudah disisipi pesan.
13. Robustness
• Tingkat ketahanan citra hasil steganografi terhadap operasi
dasar seperti rotasi dan resize merupakan aspek yang cukup
penting.
• Pesan yang terkandung di dalam stego-image seharusnya tidak
rusak walaupun citra diputar, diperbesar atau diperkecil.
Pengujian terhadap tingkat ketahanan citra dapat dilakukan
dengan mengenakan operasi tertentu terhadap citra stego lalu
dilihat apakah pesan yang disisipi masih dapat diambil atau
tidak.
14. Recovery
• Recoverable. Pesan rahasia yang disisipi pada sebuah citra
harus dapat dipisahkan kembali dari stego-image-nya.
Pengujian dapat dilakukan dengan melihat keutuhan pesan
yang diekstraksi dari sejumlah citra uji.