30. Pengukuran Smart Health di Indonesia
Dapat dikelompokan komponen/data yang ada sebagai berikut:
31. Smart City Service Canvas
Domain : Smart Society
Cluster : Smart Health
Service : Smart Personal Health Record
Integrated Key
Players
IIntegrated Key
Activities
Innovative Value
Preposition
Customer
Segments
Service
Measurement
Customer
Relationship
Quality Life
Indicators
Integrated Key
Players
Government Role Channels
Cost & Structure Investors Revenue Streams
Sustainability
Strategy
Governance
32. Integrated Key Players
- RS Pemerintah
- RS Swasta
-Puskesmas
-Fasyankes lainnya
-Suplayer aset fisik:
komputer, sensor, IoT
Integrated Key
Activities
-Perusahaan Start-Up
-Sensing device untuk
mendata tanpa intervensi
-Otomatisasi -
Software/Hardware
Innovative Value
Preposition
-Efisiensi
-Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan
-Pemberdayaan Pasien
-Memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan
-Keadilan
-Keterbukaan informasi
Customer Segments
-Asuransi Kesehatan
-RS
-Perusahaan Teknologi
Service Measurement
Integrated Key
Resources
-SDM untuk maintenance
-Supply chain
-Sumber fisik spt sensor,
db, konektiviti, aplikasi
Goverment Role
-Kemenkes sbg sumber
kebijakan nasional
-Dinkes daerah sebagai
sumber regulasi dan
pembinaan di
regional/lokal
Channels
-Hospital Structure
-Local healthcare
autority
-Pharmacies
Quality Life Indicators
Cost & Structure
-Personal Direct Cost
-Education&Training
-IT Call Center
-IT System integration
-IT Support Pharmacies
Investors Revenue Streams Customer Relationship
-Distance relation
-Closer to need patient
Governance
Sustainability Strategy
Smart City Service Canvas
33. Supervisor
Prof.Dr.Ir.Suhono Harso Supangat M.Eg
Fetty Fitriyanti Lubis, MT
Pengurus
Dr. dr. SUPRIYANTORO, Sp. P. MARS
Dr. Daryo Soemitro, SpBS
Peneliti
A Rachman Sofian
A Hadian
Asyeh Haqiq
Editor's Notes
1) Classical health : merupakan aktivitas kesehatan yang umum, dimana dokter mengunjungi pasien dengan peralatan tradisional (tidak melibatkan ICT)
2) e-health : Melibatkan rekam medis elektronik (electronic health records (EHR) dan database yang menyimpan informasi tentang pasien. Ini merupakan subset dari classical health yang menggunakan ICT
3) m-health : Contoh pada gambar memperlihatkan pasien mengecek resep menggunaakn smartphone-nya untuk menjamin kenbenaran pengobatan. Ini merupakan subset e-healt karena sudah menggunakan perangkat mobile untuk mengakses data medis.
4) s-health : Seorang pasien mendapatkan informasi dari booth informasi interaktif untuk
memeriksa tingkat polusi serta tingkat serbuk sari dan debu terkait alergi yang ia miliki. Berkat informasi ini, pasien bisa menghindari daerah yang bisa berbahaya bagi kondisi kesehatannya. Booth informasi ini akan menginformasikan tentang rute terbaik untuk dilewati, dan di mana apotek terdekat untuk membeli pil antihistamin.
5) m-Health ditambah s-Health. : Seorang pesepeda menggunakan gelang dengan kemampuan accelerometer dan monitoring vital mengalami kecelakaan. Jaringan sensor tubuh akan mendeteksi saat ia jatuh dan mengirim peringatan melalui infrastruktur kota. Ketika peringatan diterima oleh system, kondisi lalulintas akan dianalisis, dan ambulans akan dikirim melalui rute terbaik yang memungkinkan. Sebagai tambahan, lampu lalulintas kota disesuaikan secara dinamis untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan ambulans untuk mencapai lokasi si pesepeda.
Decade
Healthcare Drivers
IT Drivers
Resulting HIT
1960s
Medicare/Medicaid
Expensive mainframes
Expensive storage
Shared hospital accounting systems
1970s
Hospital-wide communications (ADT, OC, Bed Control)
Broadened administrative systems
Departmental systems processing
Smaller computers
Improved terminals and connectivity
Expanded financial and administrative systems (PA, GA, HR, MM,OP/POB)
Results review
Selected clinical department automation (Lab, MR,RX)
1980s
DRGs
Networking
Personal computers
Cheaper storage
Independent software applications
Integrated financial and clinical (limited) systems
Managed care
Financial and administrative systems
Departmental imaging (limited systems)
1990s
Competition
Consolidation
Integrated hospital, provider, and managed care offering
Broadened distributed computers
Cheaper hardware and storage
Expanded clinical departmental solutions
Increased IDN-like integration
Emergence of integrated EMR offerings
2000s
Increased integration
Beginnings of outcomes-based reimbursement
More of everything
Mobility
Emerging cloud computers and cloud based big data analytics
Emerging, broad-based clinical decision support
Broad operational departmental systems with EMR integration
Emerging data warehousing and analytics solutions
1) e-health : Melibatkan rekam medis elektronik (electronic health records (EHR) dan database yang menyimpan informasi tentang pasien. Ini merupakan subset dari classical health yang menggunakan ICT
2) m-health : Contoh pada gambar memperlihatkan pasien mengecek resep menggunaakn smartphone-nya untuk menjamin kenbenaran pengobatan. Ini merupakan subset e-healt karena sudah menggunakan perangkat mobile untuk mengakses data medis.
3) s-health : Seorang pasien mendapatkan informasi dari booth informasi interaktif untuk memeriksa tingkat polusi serta tingkat serbuk sari dan debu terkait alergi yang ia miliki. Berkat informasi ini, pasien bisa menghindari daerah yang bisa berbahaya bagi kondisi kesehatannya. Booth informasi ini akan menginformasikan tentang rute terbaik untuk dilewati, dan di mana apotek terdekat untuk membeli pil antihistamin.
Smarter Hospital -- Mayoritas RS di kota Bandung masih menggunakan sistem lama, baik dari mulai antrian loket, hingga penanganan medis.
Integrasi Data -- Hampir di seluruh Rumah Sakit yang ada, pada kasus persalinan, pasien/keluarga pasien harus melalui proses pendaftaran ke disdukcapil untuk menerbitkan Akta Lahir, tapi dengan smart health, integrasi data antara RS dan disdukcapil dapat tercapai, jadi Akta Lahir dapat dengan cepat terbit
Kekurangan Sumber Daya Medis -- Sensor sangat dibutuhkan, terutama dalam pelayanan pasien, berapa dokter yang dibutuhkan untuk menangani suatu daerah, sehingga diharapkan dapat tercipta pemerataan tenaga kesehatan
Rendahnya penggunaan puskesmas -- puskesmas merupakan unit yang berada di setiap kecamatan, namun pada fungsi nya terbentur oleh jam operasional, disertai faktor antrian dan ketidak sabaran pasien untuk berobat, maka pasien lebih memilih ke sebuah dokter jaga atau bahkan dukun
Kebiasaan buruk -- pola hidup masyarakat yang kurang mencerminkan memelihara kesehatan, seperti merokok, malas gerak (olah raga), dsb
Kurang berbagi informasi --
Solusi-solusi harus terintegrasi antar lembaga/kementrian/dinas, terintegrasi vertikal, serta terintegrasi dengan pihat-pihak non pemerintah
Terintegrasi, mencakup Proses Bisnis, Data, Aplikasi, Infrastruktur TIK dan non-TIK
Inovatif, Solusi-solusi dengan pemikiran baru, menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, dan memberikan kapasitas yang mencukupi kebutuhan
Berkelanjutan, Solusi-solusi harus dirancang untuk dijaga keberlanjutannya, tidak hanya menjadi solusi sesaat
Pengumpulan data :
Pengumpulan data terkait kesehatan bisa didesain ulang secara praktis, karena informasi mungkin menjadi pusat penyediaan layanan kesehatan terdepan. Data real-time dapat dikumpulkan dari / oleh
pasien dan individu sehat, dan digabungkan dengan data kota. Tanda vital masyarakat, rute, dan
catatan kesehatan bisa diintegrasikan dengan data yang berasal dari sensor, kamera, laporan cuaca, dsb. Penggunaan yang tepat. Data semacam itu bisa menjadi aplikasi pilar s-health.
Pencegahan insiden :
s-Health akan memungkinkan yang pencegahan yang akurat dan penanganan yang efisien terhadap penyakit dan kecelakaan yang kronis dan akut. Data komprehensif s-health dapat digunakan ntuk mengidentifikasi situasi yang memerlukan intervensi (mis., kejadian Kardiovaskular, jatuh, kecelakaan), dan memberikan pengelolaan otomatis dan optimal dari setiap kejadian, termasuk penyediaan panduan dan notifikasi ke pihak berwenang. Dalam kasus yang ringan, pasien bisa dipandu ke apotek terdekat atau penyedia layanan kesehatan, sementara dalam situasi yang mengancam jiwa, informasi lalu lintas bisa digunakan untuk mengirim dan memandu ambulans. Analisis komprehensif dari data yang terkumpul bisa menyediakan banyak cara untuk pencegahan penyakit yang lebih efisien, deteksi dini penyakit kronis, dan bahkan identifikasi ancaman kesehatan yang asing dan faktor risiko.
Penilaian Lingkungan :
Data pemantauan pasien bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kasus yang tidak diobati secara optimal atau pasien yang tidak merespons terhadap perlakuan tertentu dan memberikan bantuan yang efisien Misalnya, s-health bisa mengenali pasien kronis dengan tanda vital yang tidak sesuai dengan resep pengobatan mereka (denyut jantung abnormal, tekanan darah, glukosa darah, dll). Data tersebut dapat dikombinasikan dengan status pasien, lokasi, dan kegiatan saat ini untuk mengurangi kesalahan dan mengidentifikasi kejadian yang membutuhkan intervensi. s-health bisa mengintegrasikan pemantauan pasien jangka panjang, rekam medis, dan efisiensi metodologi penilaian dengan data sensor kota. Integrasi ini membuat pengaturan yang optimal untuk penyediaan obat berkualitas tinggi. Kondisi lingkungan (suhu, polusi, kelembaban, dll) dan rute harian pasien dan aktivitas bisa digunakan untuk pengaturan dosis terbaik, sementara kemampuan sistem secara aktif dan rutin menilai keefektifan masing-masing intervensi yang secara praktis bisa memaksimalkan semua manfaatnya
Pelibatan keluarga Pasien :
Dalam s-health, warga diberdayakan secara signifikan dan dibantu secara efisien untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola kesehatan mereka. Sistem s- health bisa memanfaatkan data rekam medis dan tanda vital untuk memberikan panduan optimal untuk aktivitas, kebiasaan, dan tugas sehari-hari di dalam kota. Contohnya, sebuah aplikasi s- health bisa memberikan informasi pasien dengan masalah jantung atau pernafasan dengan rute yang optimal dengan menghindari daerah dengan tingkat polusi yang tinggi.
Keputusan Kebijakan :
Sistem s- Health dapat memfasilitasi pengelolaan kesehatan masyarakat. Kebijakan dan keputusan bisa "dipersonalisasi" untuk setiap kota bahkan provinsi, berdasarkan data yang diperoleh
dari populasi, bahaya kesehatan, lingkungan, iklim, dan infrastruktur yang tersedia. Peluang yang timbul dari pengumpulan data tersebut secara berurutan yang bertujuan untukmengoptimalkan pengambilan keputusan terkait kesehatan masyarakat sangatlah luas.
kontrol epidemi :
data dan Metodologi s- Health juga dapat meningkatkan efisiensi kita dalam mendeteksi dan mengendalikan epidemi. Tanda vital, lokasi, dan aktivitas warga dapat digunakan untuk mendeteksi kasus baru yang mungkin terjadi selama epidemi, mengidentifikasi secara efisien area dengan peningkatan risiko, dan mengelola secara optimal suatu wabah. Metodologi semacam itu juga bisa
diterapkan pada pendeteksian dan pengelolaan risiko kesehatan lainnya (mis., polusi atau radiasi dari kecelakaan industri).
Penghematan biaya :
Semua sektor yang dianalisis sebelumnya mungkin memiliki dampak signifikan pada pengurangan biaya kesehatan. Pengurangan tersebut juga akan terjadi disertai dengan peningkatan efisiensi sistem dan peningkatan layanan yang diberikan. Tepat waktu, pengelolaan dan pencegahan penyakit yang optimal
dapat menyebabkan pengurangan kunjungan rumah sakit yang tidak perlu dan kemunculan kejadian akut dari pasien kronis yang tidak terkelola dengan baik. Sebagai tambahan, berkurangnya waktu aksi dan Manajemen kesehatan masyarakat yang efisien juga bisa memberikan hasil optimal dalam hal pengurangan biaya skala nasional
Smarter hospital yang menggunakan solusi RFID aktif/pasif harus dibangun berdasar tiga kunci utama berikut :
- Pengelolaan asset, seperti perlengkapan rumah sakit, sampel darah, dan obat-obatan.
- Pelacakan dan identifikasi pasien, misalnya dengan menggunakan GPS untuk menentukan lokasi, dan alat berupa kartu untuk identifikasi.
- Penyediaan data untuk system rekam medis elektronik.
Penggunaan RFID selain dapat memonitor keseluruhan rumah sakit secara terus menerus dan andal, juga dapat meningkatkan keselamatan pasien dan mengurangi error dalam rekaman medis.
1. Tag aset dan orang
Variasi data dari berbagai sumber (internet, smartphone, sensor untuk berbagai aplikasi, dsb) biasanya menggunakan sudut pandang kesehatan yang berbeda dan juga berukuran besar. Data seperti itu bisa dianalisis menggunakan Analisis Big Data dan Teknologi Fusi seperti data mining dan metode machine learning.
Smart home (atau place) merupakan pilihan baik untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis. Smart home mengijinkan pasien untuk melakukan self-treatmen dan monitoring dengan menggunakan peralatan sederhana seperti peralatan wireless dan smartphone, yang menyediakan output standar untuk kondisi psikologi tertentu, aplikasi pintar yang mampu menganalisa dan memproses sinyal tubuh, wearable sensor dan peralatan cerdas lainnya yang dibuat khusus untuk menganalisa dna memproses sinyal tubuh.
Perlu dicatat bahwa pasien di smart home harus dimonitor secara rutin oleh dokter medis, sehingga dibutuhkan layanan interoperabilitas antara system smart home dengan system informasi rumah sakit
Salah satu layanan dalam telehealth, yaitu telemedicine dapat meningkatkan penggunaan pusat kesehatan masyarakat. Telemedicine menggunakan ICT dengan tujuan untuk menyediakan layanan kesehatan klinis dari jauh. Jika telemedicine diterapkan pada pusat kesehatan masyarakat maka dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut :
o Menjadikan pusat kesehatan masyarakat selangkah lebih dekat kepada rumah sakit tingkat tinggi, karena dapat menghilangkan kendala jarak.
o Berbagi sumberdaya medis inti (misal dokter) untuk pasien di pusat kesehatan masyarakan dan di rumah sakit.
o Meningkatkan akses ke layanan kesehatan menurunkan tingkat perbedaan layanan kesehatan di pusat kesehatan masyarakan dan rumah sakit.
o Kemudahan akses data ke rumah sakit dari pusat kesehatan masysarakat.
o Respon medis yang cepat terutama dalam kondisi medis darurat dan bencana alam
o Mengurangi dokumentasi dalam bentuk kertas
o Cost effective
o Memperluas pencarian berbagai penyedia layanan kesehatan
Gamifikasi merupakan trend yang sedang berkembang dalam hal promosi kesehatan. Selain karena menyenangkan, gamifikasi juga dapat meningkatan pengalaman social dan mengubah kebiasaan dan perilaku manusia. Praktiknya, gamifikasi dapat mengubah kebiasaan buruk masyarakat menjadi kebiasaan baik seperti olahraga rutin dan diet dengan memberikan insentif pada game, seperti kompetisi, lencana, dan reward untuk aktivitas yang biasa dilakukan. Biasanya gamifikasi bersifat web-based ataupun mobile apps.
Platform yang menyediakan sharing komunikasi dan informasi antara rumah sakit dengan system informasi rumah sakit, pasien dan rumah sakit. Smart card menyediakan media yang nyaman dana man untuk menyimpan informasi medis. Pasien bisa melihat informasi medis mereka dimana saja dengan menggunakan IoT. Rumah sakit bisa berbagi rekam medis melalui platform bersama, sehingga dapat meningkatkan kerjasama antar rumah sakit.
Preventif : pencegahan(suatu penyakit)
Kuratif : membantu menyembuhkan
Innovative Value Preposition:
Efisiensi: meningkatkan evisiensi pelayanan kesehatan melalui penguatan komunikasi antara tenaga medis/kesehatan dengan pasien
Pemberdayaan pasien: e-Health membuka peluang ke arah patient-centered medicine dan pemanfaatan Rekam Kesehatan Pribadi (Personal Health Record)
Keadilan:e-Health dapat dijangkau di perkotaan dan daerah terpencil
source : https://www.slideshare.net/djegiesen/e-health-business-models