SlideShare a Scribd company logo
DRUPADI
Ditulis Oleh
Dhea Algani
Berdasarkan Novel
Drupadi
Karya
Seni Gumira Ajidarma
Skenario Final Draft
UAS 10 Januar 2018
1
1. EXT. ARENA SAYEMBARA KERAJAAN PANCALA – SIANG
Arena Sayembara berada di tengah-tengah padang rumput yang hijau.
padang rumput itu terdapat sebuah jalan menuju sebuah panggung
besar.
Beribu-ribu orang berkumpul di sepanjang pinggir jalan itu.
Mereka mengenakan pakain terbaik yang dimiliki. Meski Langit
sedikit mendung namun masih banyak warga yang datang untuk
melihat rombongan kerajaan. Dengan tertib para warga kerajaan
pancala yang datang meminggir untuk mempersilahkan rombongan
tandu kerajaan yang sedang lewat.
Rombongan itu terdiri dari 4 gajah kerajaan yang dihias oleh
kain-kain indah yang menutupi tubuhnya. Kepalanya diberikan
perhiasan batu permata yang menyegarkan mata, gadingnya dipotong
rapih.
Gajah kerajaan itu sedang menarik sebuah tandu yang terbuat dari
kayu yang dipahat oleh seniman-seniman terbaik milik pancala.
Pahatan tersebut dipadukan oleh lapisan-lapisan perak yang
menyinari semua mata yang melihatnya. Sementara bagian atas tandu
dihiasi dengan berbagai macam warna batu permata mengelilingi
seluruh bagian tandu kerajaan bagian atas.
Setiap sisinya ditutupi oleh kain tipis berwarna putih yang
membuat semua orang penasaran dengan orang yang ada di dalamnya.
Warga 1
Mas, bisa liat drupadi ga? Aku cuman liat
bayangan item doang
Warga 2
Sama lho mas ga bisa liat. cantik banget pasti ya
sampe ditutup gini. Nanti kita bisa ikut
sayembara ga sih?
Warga 1
Engga lah, emang kamu siapa bisa ikut sayembara?
Warga 2
Hehehe…
Gajah kerajaan itu juga dikawal oleh gajah-gajah perang yang
dipasang oleh kain-kain pelindung, kepalanya dipasangi helm yang
terbuat dari besi, gadingnya panjang melengkung serta runcing.
Gajah perang itu ditunggangi tentara perang yang membawa tombak
panjang, memakai baju zirah dan juga helm.
Rombongan tandu kerajaan pun juga diikuti oleh iring-iringan
musik yang menemani lantunan pujian-pujian para pendeta. Para
pemain musik memainkan musik-musik yang berirama lembut dari alat
musik seperti seruling, kecapi, gendang, sasando, gong yang
dimainkan dengan indah.
2
Musisi tersebut berkumpul sesuai dengan alat musik yang ia
kenakan. Pakaian yang digunakan para musisi itu seragam, yaitu
atasan telanjang dada bawahan menggunakan kain motif batik
berwarna biru yang dililitkan serta penutup kepala berupa kain
berwarna hitam.
Para warga ada yang bertepuk tangan, menari, bahkan mengikuti
pujian pendeta dengan khikmat. Selain itu, para dayang-dayang
kerajaan berada tepat disamping para musisi sedang menabur bunga-
bunga cerah disepanjang jalan. Banyak warga laki-laki yang
mencoba menggodai para dayang tersebut, mengajaknya berbicara,
namun para dayang itu hanya tersenyum dan melanjutkan menabur
bunga dijalan.
2. INT. TANDU KERAJAAN – SIANG
Drupadi (25 Tahun) duduk di tengah tandu yang lega. Kulitnya
putih, bibirnya merah, matanya bersinar, dan rambutnya hitam
lurus memanjang. Ia mengenakan pakaian panjang berwarna silver
yang diberikan aksen berwarna biru. Kepalanya dihiasi dengan
mahkota berwarna perak dengan batu permata biru di tengahnya. Di
lehernya dikelilingi kalung perhiasan biru yang sesuai dengan
batu permata mahkotanya.
Di dalam tandu ia ditemani dua dayang yang mengibaskan kipas bulu
merak ke arahnya. Interior tandu itu terlihat sama dengan
eksterior tandu, berlapis perak, beratapkan batu permata, dan
beralaskan karpet bulu berwarna biru yang nyaman. Dari dalam
tandu bisa melihat secara jelas ke arah luar tandu. Drupadi
sesekali melambaikan tangannya ke warga, namun itu dilakukan
untuk membuat citra putri saja dan berbeda dengan ekspresi wajah
cantik Drupadi yang sedikit gelisah.
Dayang 1
Putri Drupadi kenapa bermuka murung? Apa udara di
dalam tandu masih panas?
Drupadi
(sedih)
Bukan, aku merasa takut hari ini.
Aku takut pria yang berhasil memenangkan
sayembara hanya berusaha untuk mendapatkan
wilayah kerajaan dan melecehkan ku.
Aku berdoa kepada Kresna agar mendapat jodoh yang
tulus mencintaiku dan bukan hanya dari tahta ku.
Melihat Drupadi yang sedih, para dayang berdiam karena tidak mau
merusak perasaan Drupadi.
Tandu Drupadi sudah mendekati arena sayembara di alun-alun.
Drupadi memerhatikan para ksatria yang akan mengikuti sayembara
hari ini. Mereka saling pamer baju zirahnya masing-masing.
Beberapa diantar mereka ada yang melakukan pose tangguh ke arah
Drupadi yang sebenarnya mereka tidak bisa melihat Drupadi.
3
Drupadi
Lihat mereka,
Mereka kira aku tertarik dengan kemewahan yang
mereka miliki.
Duryudhana (35 Tahun) tiba-tiba muncul dan memamerkan zirahnya.
Baju itu terbuat dari kulit yang tebal, di lehernya terpasang
sebuah bajar emas yang bertahtakan sebuah batu permata berwarna
ungu. Sementara bawahannya mengenakan sebuah kain 2 lapis, yang
pertama berlapiskan besi, [ada lapis kedua ialah kain sutra
berwarna ungu kehitaman
Duryudhana
(berteriak)
AKU AKAN MEMBAWA PULANG DRUPADI MALAM INI
HAHAHA…
Semua warga menyoraki Duryudhana dengan kesal. Ada beberapa dari
mereka yang melempari Duryudhana dengan batu.
3. EXT. ARENA SAYEMBARA KERAJAAN PANCALA – SIANG
Di tengah padang rumput itu terdapat sebuah panggung megah yang
beralaskan kayu. Atasnya berteduhkan kipas yang berbahan dari
bulu burung merak berwarna biru. terdapat banyak pohon yang
berbaris di setiap sisi sepanjang jalan menuju panggung itu.
Warga yang menyaksikan sayembara begitu teratur berdiri
dibelakang pembatas yang terbuat dari tali perak berwarna biru
Para pemain musik semakin menaikan tempo musiknya masing-masing.
Begitu pula dengan pendeta yang semakin kencang berdoa. Para
warga yang datang pun semakin senang dan juga histeris melihat
tandu Drupadi datang mendekati panggung sayembara.
Para pemain musik menghentikan permainan musiknya setelh semakin
mendekati panggung sayembara. Penonton yang semula berteriak
memanggil nama Drupadi kini ikut terdiam. Pendeta semakin kencang
mengucapkan jampe-jampe doanya.
Duryudana terlihat senyum ketika tandu Drupadi berhenti. Semua
yang berada di arena itu terdiam menunggu Drupadi keluar dari
tandu. Tanpa disuruh, gajah pembawa tandu drupadi itu menundukkan
badannya, pengawal parade dengan sigap membawa sebuah tangga
kecil untuk yang terbuat dari perak berwarna biru yang terukir
motif bunga berwarna biru.
DRUPADA (55 Tahun) berdiri di tengah panggung sayembara, ia
menggunakan jubah berbahan kain sutra yang berwarna biru langit
dengan aksen perak. Kepalanya dihiasi mahkota kerajaan dengan 3
buah batu permata
Drupada
Hari ini, semua ksatria dari seluruh dunia telah
berkumpul ke wilayah kerajaan Pancala.
4
Semua warga yang menonton sayembara bertepuk tangan. Para musisi
juga memainkan musik gembira
Drupada (Cont’d)
Tujuan mereka berkumpul di wilayah kerajaan
Pancala, tidak lain adalah untung mengikuti
sayembara yang dibuat kerajaan Pancala.
Sayembara tersebut ialah mencari seseorang yang
mampu merentangkan busur dan membidik anak
panahnya tepat mengenai sasaran.
Datanglah 4 orang pelayan bertubuh kekar yang menggotong sebuah
busur panah besar berwarna perak serta talinya berwarna biru yang
diletakan di sebuah meja emas. Seorang pelayan perempuan datang
dengan membawa sebuah anak panah yang mata panahnya bertahtakan
berlian di kedua sisinya
Drupada
Ada pula syarat yang harus Peserta sayembara
penuhi. Peserta haruslah berasal dari golongan
yang tidak lebih rendah derajatnya dari Drupadi
dan jelas siapa keluarganya serta asal-usulnya.
Jika peserta memenuhi syarat dan berhasil
membidik anak panah tepat mengenai sasaran, maka
ia berhak untuk menikahi Drupadi.
Warga yang hadir bersorak-sorai mendengar pengumuman rajanya.
Drupada
Semua warga yang datang menyaksikan sayembara
ini. Para ksatria yang telah hadir pada
sayembara kali ini. Ini lah Drupadi yang akan
kalian perebutkan!!!
Semua warga semakin berteriak memanggil nama Drupadi. gajah
pembawa tandu pun menyibakkan tirai tandu dengan belalainya.
Semua yang berada di arena sayembara pun terdiam hening.
Keluarlah dua orang dayang dari dalam tandu itu terlebih dahulu.
Mereka mengankat kipas bulunya ke atas sehingga membentuk seperti
atap di atas tirai keluar tandu. Tak lama Drupadi keluar dari
dalam tandu. Semua warga tepuk tangan dan berdecak kagum melihat
kecantikan Drupadi.
Para musisi rombongan tandu memainkan alat musik yang mengiringi
langkah kaki Drupadi. rambut Drupadi terurai panjang, rambutnya
panjang sehingga menyentuh kakinya. Ia berjalan di atas karpet
berwarna biru yang menuntunnya menuju panggung.
Drupada
Dengan ini SAYEMBARA DIMULAI!
5
Drupada pun duduk di singgasananya yang besar. Singgasana
tersebut berhiaskan batu permata berwarna biru sebanyak 5 buah.
Datu batu permata tersebut ada yang berukuran besar yang berada
di tengah bagian atas singgasana. Singgasana itu diukir dengan
cantik. Bagian untuk senderan lengannya terdapat bantalan impuk
yang berbahan bulu binatang yang sama dengan dudukan pada kursi
tersebut.
Tirai yang menutupi belakang panggung terbuka. Di dalamnya
terdapat sebuah perempuan yang sedang menari. Perempuan itu
mengenakan pakaian yang terbuat bulu merak berwarna perak dengan
totol-totol berwarna biru yang mengkilat ketika terpantul cahaya
matahari.
Di atas kepala penari itu terdapat seekor burung kecil berwarna
hijau kekuningan. Burung itu menempel di atas kepala sang
penari, sesekali ia melompot ke kiri dan ke kanan.
Dari sisi kiri panggung, terlihat para ksatria sedang mengantri,
urutan peserta sayembara dimulai dari yang terdepan hingga
kebelakang. Setiap ksatria tersebut ditemani oleh setidaknya satu
orang yang merupakan penyuruh pribadinya ataupun seorang dukun
yang membantu majikannya memenangkan sayembara.
Banyak ksatria yang mencoba untuk memanah menggunakan busur yang
telah. Namun mereka tidak ada yang mampu mengangkat busur panah
tersebut sama sekali. Para warga yang menyaksikan menyoraki
ksatria yang gagal.
Semua ksatri sudah mencoba mengangkat busur itu dan kini hanya
tersisa Duryudhana seorang. Duryudhana maju ke arah busur, ia
berjalan dengan sombong dan menatapa mata Drupadi dengan
senyuman. Disaat ia berdiri di dekat meja busur itu ia berkata
Duryudhana
Ehh Drupada, hari ini adalah hari terbaikmu
karena kau akan mempunyai mantu seorang raja
kaya. Aku mempunyai wilayah kerajaan yang luas,
dengan ini kita bersama–sama akan menguasai dunia
HAHAHAHA…
Sementara kau Drupadi, kau sangat cantik sekali
hari ini. Kau akan senang dan beruntung sekali
jika bisa menjadi suamiku. Kau tidak perlu taku
akan diriku yang tidak mampu memuaskan batinmu
Drupadi membuang muka ketika Duryudhana memandang wajahnya.
Duryudhana mengambil busur panah tersebut dengan sombong. Akan
tetapi karena busur tersebur berat, dirinya susah payah mencoba
mengangkat busur tersebut.
6
Tingkah laku Duryudhana ditertawakan seluruh penonton. Kaki
Duryudhana terlihat tidak mampu menegakkan tubuhnya karena
mengangkat busur yang berat itu, akhirnya ia pun terjatuh dan
tertimpa busur panah itu.
Seluruh manusia yang ada pada area sayembara pun tertawa melihat
Duryudhana yang terjatuh. KARNA (30 Tahun) pun membantu
Duryudhana bangkit.
Duryudhana
Aku bersumpah Drupada, kau telah memantrai busur
panah tersebut sehingga tidak ada yang mampu
untuk membentankan anak panah. Jika kau tidak
menyerahkan Drupadi kepadaku, akan ku rebut
negerimu sekarang!!
Drupada bangkit dari duduknya, begitu juga para personil penjaga
Pancala yang mengamankan kegiatan sayembara tersebut. Karna
mengambil busur panah yang tergeletak dan merentangkan busurnya.
Semua warga bahkan Drupada terkejut akan kekuatan Karna yang
berhasil merentangkan busur panah tersebut. Ia mengambil nafas
yang dalam dan mengarahkan panahnya ke arah burung tersebut.
Drupadi
(memotong Karna)
Tunggu dulu!!
Karna menahan tarikan busur panahnya
Drupadi
Maafkan diriku, namun sayembara ini tidak boleh
diikuti oleh mereka yang derajatnya lebih rednah
dari kami
Karna menurunkan busur panahnya
Drupadi
Maafkan aku Karna. Aku tidak bermaksud membuatmu
malu di depan kita semua. Tapi aku tidak mungkin
menikahi seseorang dengan derajat yang lebih
rendah dari pada diriku.
Karna
Apakah kau tidak percaya bahwa diriku adalah
seorang Ksatria?
Aku adalah murid dari mahaguru Dorna, dan aku
salah satu murid terbaik yang pernah ia ajari.
Drupadi
Aku tidak meragukan kesaktianmu Karna. Kita semua
tau betapa hebatnya dirimu di medan pertempuran.
Tapi siapakah kamu sebenarnya Karna? Dirimu
7
bukanlah seorang putra istana. Kamu hanyalah
seorang anak pungut yang tidak jelas asal-
usulnya.
Karna
(bersuara pelan dan pasrah)
Aku tidak percaya kau mengatakan hal itu di depan
semua orang seperti ini
Karna menundukan mukanya sembari meletakan busur panah beserta
anak panahnya kembali ke atas meja. Karna kembali ke tempat
semula dengan berjalan pelan dan terlihat lesu.
Drupadi
Maafkan aku Karna, tapi itu sudah menjadi
peraturan sayembara ini.
Awan terlihat semakin mendung. Semua peserta sayembara tidak ada
yang bisa menarik busur panah. Seorang laki-laki seperti seorang
pendeta berjalan ke arah busur dari tempat para ksatria
berkumpul. Ia menggunakan rompi yang terbuat dari bahan kulit
rusa, rambutnya ikal serta panjang sampai ke bahu dan menutupi
sebagian besar wajahnya
Ia memandang ke arah langit dan mengangkat kedua tangannya.
Seketika langit menjadi cerah dan turun beberapa kelopak bunga
dari langit. Para warga merasa senang dan mendukung pria itu
untuk mengikuti sayembara.
Pria itu menghadapkan badannya dan memberi hormat kepada Drupadi
Pendeta
Itulah persembahan dariku untukmu putri.
Bolehkah aku untuk mengikuti sayembara ini?
Drupadi
(tersenyum riang)
Tiada larangan bagimu, brahmana muda
Pendeta itu tersenyum kepada Drupadi dan mengambil busur panah.
Dengan mudah ia berhasil mengangkat busurnya dan merentangkan
anak panahnya oada busur itu. Matanya melirik ke arah Drupadi dan
lirikan itu dijawab Drupadi dengan anggukan yang gemulai serta
sebuah senyuman. Pendeta tersebut mengarahkan anak panahnya ke
arah burung yang berada di atas penari. Pendeta itu tampak
tegang. Burung kecil itu berloncat-loncat di atas penari yang
semakin lincah. IRINGAN PEMAIN MUSIK SEMAKIN KENCANG, KENDANG
YANG MENGENTAK-NGENTAK SEMAKIN MEMBUAT SUASANA DI ARENA ITU
MENJADI TEGANG.
Mata pendeta itu tertuju kepada arah ujung mata panah yang
sejajar dengan burung. Gerakan penari tersebut semakin lincah dan
8
membuat gerakan yang tidak terduga. Dilepaslah anak panah
tersebut oleh sang pendeta. Burung itupun terkena anak panah dan
terpental hingga kepangkuan Drupada.
Keadaan arena sayembara menjadi sepi. TIDAK ADA SUARA MUSIK
IRING-IRINGAN KALI INI. Drupada bangkit dari duduknya dan
mengangkat burung yang tertancap anak panah. Serentak para warga
yang melihat bertepuk tangan dan bersorak memuja kehebatan pemuda
itu
DURYUDHANA
(berteriak)
Tidak sah!! Laki-laki itu menyalahi peraturan yang ada! Dia bukan
lah seorang ksatria!
DRUPADI
Apa salahnya jika ia bukan seorang ksatria? Ia
adalah seorang Brahmana, tidak lebih rendah dari
seorang ksatria
(melihat ke arah Drupada)
Ayah, aku ingin menikah dengan pemuda itu
Para warga terkejut melihat pemuda itu yang menunjukkan wajahnya.
Pendeta itu adalah ARJUNA (30 Tahun)
ARJUNA
Ini aku Duryudhana! Jika kau tidak setuju Drupadi
menikah denganku, majulah kalian semua!
DURYUDHANA
Arjuna?!
Arjuna melesatkan panahnya ke arah Duryudhana, namun ditepis oleh
Karna menggunakan pedangnya.
DURYUDHANA
Kurawa!!
Seketika muncul lah para Kurawa yang berjumlah serratus orang
dari setiap sudut. Mereka menggunakan pakaian yang sama yaitu
rompi berwarna emas dengan aksen berwarna ungu dengan kain
berwarna kain denga corak putih yang dililitkan seperti sarung.
Arjuna melepaskan sebuah anak panah yang ia mantrai sehingga
ujung mata panahnya terbakar. Dilepaskanlah anak panah itu ke
udara, disaat melayang anak panah itu terpisah sebanyak seratus
buah yang tertuju kepada para kurawa. Karna mengibaskan tangannya
sehingga terjadi lah hembusan angina yang mematahkan laju anak
panah Arjuna. Para kurawa dengan cepat berlari menyerang Arjuna.
BIMA (29 Tahun) muncul dari kerumunan warga ia berpakaian sama
seperti Arjuna, berbadan tinggi dan kekar. Bima memnyeret sebuah
9
batang kayu yang panjang dan besar. Para penonton yang berada di
arena sayembara seketika kabur menjauhi panggung sayembara.
Manusia berbadan besar itu kemudian mengibaskan batang kayunya ke
arah kurawa yang secara bergerombol mendatangi Arjuna sehingga
mereka semua terhempas melayang.
DURYUDHANA
Bima?!!
DURSASANA (34 Tahun) yang berada di tenda milik Kurawa terkejut
dan bangkit dari duduknya. Ia meloncat ke arah Bima dari belakang
dan berusaha untuk mencekik leher Bima. Bima dengan mudahnya
melempar Dursasana ke arah tenda Kurawa
Seketika hujan turun deras membasahi arena sayembara. Tentara
Pihak Kurawa mundur mencari tempat berteduh. Banyak mayat pasukan
tentara Kurawa yang mati tergeletak pada arena sayembara.
BIMA
Barang siapa yang masih menginginkan Drupadi
untuk dijadikan istri, majulah hadapi kita berdua
SUARA BIMA TERDENGAR SANGAT KERAS SEPERTI GELEDEK
Cut To
4. INT. GUBUK PARA PANDAWA – MALAM
Gubuk ini terbuat dari bamboo berwarna kuning kehijauan dan
beratapkan serabut kelapa. Dalam gubuknya tidak memiliki sekat
pemisah sehingga menyatu dengan dapur. Gubuk terdapat sebuah
jendela kecil di sisi belakang gubuk tepat diatas tungku api
untuk memasak. Pada bagian depan tidak terdapat pintu dan hanya
ditutupi oleh sebuah kain. Ruangan itu tersinari oleh api yang
menyala di dapur
YUDHISTIRA (32 Tahun), Arjuna, Bima, NAKULA (27 Tahun), SADEWA
(27 Tahun), DEWI KUNTI (50 Tahun), dan Drupadi berada di tengah
gubuk. Mereka duduk melingkar, Arjuna duduk dekat dengan pintu
keluar, Drupadi berada di seberang tepat di samping Dewi Kunti.
Yudhistira, Nakula, dan sadewa bertelanjang dada dengan bawahan
berupa kain batik yang dililitkan dengan motif dan warna berbeda.
Arjuna, Bima, Drupadi masih mengenakan pakaian yang sama seperti
saat sayembara. Dewi kunti mengenakan pakaian seperti jubah putih
yang menutupi semua badannya hingga ke kaki. Rambut panjangnya
tersanggul rapih
Mereka semua terdiam. Tidak ada yang berani tatap muka kecuali
Drupadi yang memerhatikan wajah Arjuna.
DEWI KUNTI
Jadi gimana keputusannya?
10
Mereka semua masih terdiam, tidak ada yang menjawab pertanyaan
ibunya. Yudhistira menangkap Drupadi yang malu-malu memerhatikan
wajah Arjuna.
YUDHISTIRA
(melihat ke Arjuna)
Karena kau yang memenangkan sayembara tadi, maka
Drupadi adalah istrimu
ARJUNA
Aku sudah bilang mas, aku ngga mungkin ngeduluin
mas. Kamu saudara kita yang paling tua dan belum
menikah. Jadi kau yang lebih pantas menjadikan
Drupadi sebagai IStrimu.
YUDHISTIRA
Aku rela jika kau menikah duluan. Karena kau
sudah mendapatkan calon istri yang baik. Jika kau
bahagia, maka mas pun ikut bahagia.
ARJUNA
Tidak bisa mas. Ibu, aku tidak ingin menikah
duluan sebelum mas menikah
Suasana hening kembal. Raut wajah Drupadi terlihat sedikit sedih
mendengar perkataan Arjuna.
BIMA
Kalau begini terus, lebih baik kita semua menikah
dengan Drupadi.
Drupadi berusaha menyembunyikan perasaan terkejutnya, ia dengan
reflek menggenggam tangan dewi kunti. Dewi kunti melihat muka
Drupadi yang terlihat gelisah.
DEWI KUNTI
Gimana Drupadi? kau ingin menikah dengan siapa?
Drupadi terdiam sejenak, kepalanya menunduk.
DRUPADI
(bersuara pelan)
Aku menerima semua keputusan apapun yang pandawa
putuskan ibu. Aku tidak keberatan menikah dengan
Pandawa
DEWI KUNTI
Arjuna, apa kau yakin tidak ingin menikahi
Drupadi? kau yang sudah memenangkan sayembara ini
11
ARJUNA
Mas saat ini belom menikah ibu. Aku tidak ingin
menduluinya menikah. Biarlah mas dulu yang
menikahi Drupadi. aku ikhlas. Lagi pula aku tidak
mungkin mampu menikahinya sendiri.
Suasana Gubuk itu kembali hening. HANYA SUARA BARA APA DAN
HEMBUSAN ANGIN YANG DIIKUTI RINTIK GERIMIS.
DEWI KUNTI
Anak-anakku…
Ibu telah membuat keputusan.
Karena Arjuna tidak ingin menikahi Drupadi sebab
Yudhistira belum menikah
Dan juga supaya tetap adil diantara kalian, ibu
memutuskan kalau kalian semua akan menjadi suami
dari Drupadi
Kelima pandawa hanya terdiam mendengar ucapan ibunya.
Mereka menundukkan kepalanya.
Cut to
5. INT. KAMAR TIDUR TUDHISTIRA – MALAM
Sebuah kamar tidur mewah yang tidak terlalu besar. Kamar itu
dindingnya berwarna biru. kusennya terukir indah bunga-bunga dan
juga kuda.dindingnya dihiasi beberapa lukisan yang menunjukkan
pemandangan indah tanah Hasthina. Gunung-gunung, sawah, dan hutan
menjadi tema isi lukisan itu.
Dinding bagian timurnya terdapat sebuah balkon. Balkon itu
ditutupi oleh gorden berwarna perak dengan motif bercorak bunga
dan kuda, bawahnya terdapat rumbai-rumbai berwarna biru. kusennya
berwarna biru yang serasi dengan rumbaian gordennya.
Kasurnya terbuat dari bahan kayu berwarna coklat yang memudar.
Sandaran kasurnya dilapisi oleh sesuatu yang empuk dan memiliki
motif kotak-kotak wajit. Tepi pinggirnya dibatasi oleh kayu yang
terukir. Sudut ujung kasur bagian depan terdapar pion-pion yang
meninggi dan terhubung sebuah papan kayu yang menempel pada
bagian belakang kasur. Sisi bagian atasnya tergantung sebuah kain
tipis yang bisa dibuka dan ditutup.
Pada bawah kasurnya terhampas sebuah karpet lebar yang melebih
lebar kasur. Karpet itu terbuat dari bahan bulu halus.Lantainya
berbahan kayu kokoh yang berwarna krem pucat hampir berwarna
putih
Di atas kasur itu terbaring Yudhistira beserta Drupadi yang
saling memeluk satu sama lain dengan bertelanjang dada di salam
selimut. Yudhistira tertidur dipelukan istirnya namun Drupadi
masih terjaga. Drupadi melepaskan pelukan suaminya dan berjalan
12
mengambil sebuah kain sutra berwarna putih. Ia berjalan ke luar
kamarnya
6. INT. AULA KERAJAAN HASTHINA – MALAM
Aula ini sangat luas dan terdiri dari 2 lantai. Lantai kedua
terdapat pintu-pintu yang terhubung ke dalam kamar tidur. Ada
juga sebuah lorong tanpa pintu. Terdapat hiasan bunga di bagian
bawah dinding, sedangkan bagian tengah keatas dihiasi oleh
lukisan pemandangan terbaik negeri Hasthina. Di sisi kanan dan
kirinya terdapat tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai
2. Tangga itu dialasi karpet biru yang seirama dengan yang ada di
lantai 1 dan 2.
Pada lantai satunya merupakan ruang singgasana raja. Terdapat
singgasana Drupada yang sama ketika ia gunakan pada acara
sayembara. Di sisi kiri dan kanannya terdapat penjaga yang
menggunakan baju zirah yang sama pada pengamanan sayembara.
Dibekali tombak yang panjangnya melebihi dirinya.
Di seberang singgasana terdapat sebuah pintu utama Istana. Pintu
itu sangat besar berbentuk U terbalik, panjangnya dari dasar
lantai pertama hingga atap lantai ke dua. Pintu itu terbuat dari
perak dan terukir motif bercorak bunga serta kuda. Di setiap
dindingnya dihiasi oleh mantan para raja yang pernah memimpin
Hasthina.
Raja Drupada sedang duduk di kursi singgasananya. Masuk lah
Arjuna dari pintu utama. Ia melihat Drupadi yang baru saja keluar
dari kamar tidur Yudhistira. Drupadi memperbaiki kain penutup
tubuhnya yang sedikit longgar.
Arjuna melihat Drupadi dan merasa cemburu lalu pergi dengan
sedikit tergesa-gesa. Drupadi menyadari rasa cemburu yang
dirasakan Arjuna dan mencoba mengejar langkah Arjuna. Namun
Arjuna tidak bisa ia kejar. Drupada yang melihat kejadian
tersebut hanya terdiam dan pergi meninggalkan Drupadi sendiri di
ruangan itu.
7. INT. AULA KERAJAAN HASTHINA – PAGI
Berdiri sejajar kelima Pandawa di depan Drupada yang duduk di
singgasananya. Drupadi berdiri di samping singgasana ayahnya.
DRUPADA
Bagaimana malam pertama kalian tinggal di
istanaku ini?
YUDHISTIRA
Sangat nyaman rajaku, terima kasih sudah menerima
kami berlima untuk tinggal di istana mu raja.
BIMA
13
Sungguh megah istanamu ini raja. Pelayanan yang
baginda berikan juga sangat menyenangkan kami
berlima.
Kelima pandawa itu memberikan hormat kepada Raja Drupada. Drupadi
tersenyum melihat para suaminya yang memberikan hormat.
DRUPADA
Saya senang bisa membuat kalian merasa nyaman
tinggal di negeriku. Mulailah kalian menjelajahi
negeriku. Karena kalian berhak menguasai
wilayahku ini ketika diriku wafat nanti.
Para pandawa tersenyum dan membungkukan badannya untuk Drupada
DRUPADA
Akan tetapi aku memiliki satu syarat lagi yang
harus dipenuhi oleh semua mantuku.
YUDHISTIRA
Syarat apa ayah? Beri tahu kami dan kita akan
memenuhi syarat yang ayah berikan kepada kita
DRUPADA
Drupadi adalah satu-satunya anakku, ia adalah
seorang perempuan. Meskipun dirinya adalah
seorang putri kerajaan, tetapi seringkali seorang
perempuan suaranya jarang didengar dalam sebuah
argument. Jadi aku minta agar kau mendengar
masukan yang ia berikan kepada kalian.
Para pandawa mengangguk atas apa yang dibilang oleh Drupada
DRUPADA (CONT’D)
Selain itu tolong jaga perasaan Istri kalian.
Semalam aku elihat Arjuna mendapati Drupadi yang
telah usai berduaan dengan Yudhistira.
Yudhistri melihat ke arah Arjuna yang menundukkan wajahnya
DRUPADA (cont’d)
Oleh karena itu, aku akan membuat peraturan untuk
kalian demi perasaan hati anakku dan juga kalian.
Kalian tidak boleh melihat Drupadi yang sedang
bermesraan bersama salah satu dari kelima
suaminya. Jika kalian melihat dan merasa cemburu,
maka kalian harus mengasingkan diri kalian
sendiri di hutan selama sebulan penuh
ARJUNA
Maaf kan aku Drupadi, semalem aku memang merasa
cemburu melihat mu yang hanya tertutup kain saja.
14
Dan aku sengaja pergi meninggalkanmu begitu saja
karena perasaanku terluka melihat orang yang aku
saying berduaan bersama kakak sendiri.
Drupadi tersenyum sekaligus merasa sedih mendengar ungkapan
Arjuna
BIMA
Baik raja, kita akan menghargai Drupadi layaknya
kita menghargai ibu kami. Dan kamu akan berusaha
seadil mungkin kepada Drupadi
DRUPADA (cont’d)
Aku mempercayai kalian wahai anak-anakku
cut to
8. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA – MALAM
Terjadi pesta besar yang diselenggarakan di dalam balai istana
Hasthina. Balai pertemuan istana Hasthina sangatlah luas. Ruangan
ini berbentuk segi 7. Sisi datarnya yang berseberangan dengan
sisi ujung melancip merupakan pintu masuk untuk ke dalam balai
pertemuan. Pintu itu berwarna biru yang mengkilap. Terukir ukiran
corak bermotif bunga dan juga kuda. Ukiran tersebut dilapisi
perak dan dihiasi batu permata biru dan hijau
Dinding ruangan tersebut berwarna biru. alasnya merupakan kayu
kokoh yang berwarna krem pucat hampir berwarna putih, sedangkan
alasnya tertutup oleh kaca yang mengerucut sehingga nampak langit
malam yang dipenuhi dengan bintang.
Bagian dalam ruangan itu terbagi menjadi dua bagian, sisi luar
dan sisi dalam. Pada bagian luar terdapat beberapa meja bundar
yang mengitari seluruh sisi luar balai pertemuan. Setiap meja
tersedia 6 buah kursi. Meja itu diberikan taplak meja berwarna
biru yang serasi dengan pelapis tempat duduknya.
Di ujung ruang ini terdapat panggung pertunjukkan. Pada bagian
belakang panggung diisi dengan kelompok musisi, mereka terbagi
sesuai alat musik yang digunakan. Ada yang memainkan alat musik
seruling, kecapi, gendang, sasando, serta gong. Mereka memainkan
musik-musik berirama cepat dan cerita.
Pada bagian depan panggung merupakan arena pertunjukan tari-
tarian. Semua penari-penari yang tampil merupakan perempuan
terbaik dan tercantik senegeri Hasthina. Meskipun telah disiapkan
tempat untuk menari, tetapi mereka berkeliling mencari ksatria-
ksatria yang setengah mabuk. Mereka merayu untuk para ksatria
tersebut sehingga dapat mengambil harta ksatria tersebut.
Pesta ini dihadiri oleh seluruh perwakilan kerajaan yang ada di
dunia. Baik para Brahmana maupun ksatria datang ke acara ini.
15
Para Brahmana menggunakan pakaian berupa jubah panjang mereka
masing-masing, sedangkan para ksatrianya menggunakan baju perang.
Seluruh ksatria yang hadir Nampak saling memamerkan baju zirahnya
satu sama lain. Hampir seluruh manusia yang berada di dalam balai
ini bermabuk-mabukan, tertawa dengan lantang, menggodai
perempuan, ada sepasang ksatria yang berkelahi karena merebutkan
seorang penari yang tidak terlalu menggoda, dan menarik paksa
penari serta mencumbuinya dengan paksa.
Pesta ini juga dihadiri para Kurawa. SANGKUNI (34 Tahun),
Duryudhana, Banowati (30 Tahun), DURSASANA (33 Tahun), DORNA (50
Tahun), serta Karna duduk melingkar pada sebuah meja. Duryudhana
sedang mengamati perempuan yang menari dengan luwes.
SANGKUNI
Ehh mas…
Duryudhana terganggu karena dipanggil oleh Sangkuni, ia lalu
melihat Sangkuni yang tersenyum licik sambal menaikan satu
alisnya.
DURYUDHANA
Nggak, aku nggak ngincer dia.
(melihat ke arah Banowati)
Tenang aja sayangku, aku masih mencintaimu
SANGKUNI
(memotong Duryudhana)
Hehh… bukan itu. Yudhistira
DURYUDHANA
Yudhistira? Kenapa dia?
SANGKUNI
(mendekatkan kepalanya ke Duryudhana)
Kau mau tau rahasia dia ga?
DURYUDHANA
Rahasia? Apaan emangnya?
SANGKUNI
Dia ga jago main judi
DURYUDHANA
Ohh… terus kenapa emang kalo dia ga jago?
SANGKUNI
Masa mas ga ngerti sih maksud aku?
DURYUDHANA
16
Hah? Apasih mas ga ngerti
SANGKUNI
Duh mas…
Gini ya, Yudhistira itu ga jago judi, tapi dia
kalo udah ngejudi suka ga tau batasannya. Ngerti
ga maksud aku apa?
DURYUDHANA
(tersenyum)
Ohh… iya iya iya
Terus-terus gimana?
SANGKUNI
Ada mas. Kita miskinin dia malem ini, mau ga?
DURYUDHANA
Hah?? Kamu udah punya rencananya emang?
Sangkuni lalu membisikan sesuatu kepada Duryudhana.
Duryudhana menlihat kesekeliling balai pertemuan untuk mencari
dimana Yudhistira berada. Yudhistira sedang duduk berada di ujung
sebrang. Sangkuni dan Duryudhana berjalan menghampiri Yudhistira
yang sedang minum serta melihat pestanya.
SANGKUNI
Heyy Yudhistira!
Yudhistira menengok ke arah Sangkuni
SANGKUNI
Kamu ga bosen ngeliatin orang mabuk-mabukan dari
tadi?
Yudhistira tidak merespon ucapan Sangkuni. Duryudhana menyeret
sebuah meja kecil ke hadapan Yudhistira.
DURYUDHANA
Daripada kamu cuman ngeliatin mereka mabuk-
mabukan. Mending kita ngejudi aja. Aku tau kamu
kan dari kecil suka main dadu kaya gini.
Perhatian Yudhistira tersita oleh SUARA KOCOKAN DADU yang
dibunyukan Duryudhana
YUDHISTIRA
Ayolah, aku bosen ngeliat mereka semua para
mabuk-mabukan ga jelas
DURYUDHANA
17
Siap!!
Kamu mau masang berapa?
YUDHISTIRA
(mengeluarkan kantung emas)
Kita buka seratus keping laksa dulu aja, itu
semua uangku yang kini kupegang.
DURYUDHANA
(berpura-pura)
Wahhh itu banyak sekali! Kau yakin mau bertaruh
sebanyak itu di awal gini? Yaudahlah namanya juga
judi, kita kan cuman iseng iseng doang ya
Duryudhana menaruh seratus keping laksa di atas meja. Ia kemudian
memasukan 2 buah biji dadu berwarna ungu dengan titik berwarna
putih ke dalam sebuah gelas kecil yang tidak tembus pandang.
Duryudhana mengocok dadu itu perlahan-lahan. Yudhistira terlihat
belom semangat mengikuti permainan. Duryudhana menaruh gelas itu
telungkup di atas meja
DURYUDAHAN
Angka berapa, yayi?
YUDHISTIRA
Aku coba angka empat
DURYUDHANA
Kau yakin? Jangan coba coba lho!
YUDHISTIRA
Iya aku yakin, angka empat
Duryudhana membuka gelas tersebut, Sangkuni dan Karna tidak
terlalu memerhatikan
DURYUDHANA
(berpura-pura kecewa)
Wahh aku kalah!
Semangat Yudhistira muncul seketika, dirinya tersenyum
DURYUDHANA
Gila kau ya! Beruntung banget!!
SUARA TERIAKAN DURYUDHANA membuat perhatian Karna tertuju pada
meja judi tersebut
KARNA
Kenapa? kenapa?? Kau menang ka?
DURYUDHANA
18
Engga… engga… bukan aku
Yudhistira menang!
Menang seratus laksa!!!
Sangkuni, Duryudhana, dan Karna bertepuk tangan, yudhistira
senang kegirangan. Yudhistira mengambil koin laksa milik
Druyudhana ke bagian mejanya. Duryudhana memasukan kembali biji
dadu tersebut ke dalam gelas dan mengocok dadu tersebut.
Arjuna dan Bima sedang menyambut beberapa undangan yang datang,
Arjuna melihat ke arah Yudhistira.
ARJUNA
Ehh… liat kaka kita, ia dikelilingi Kurawa
BIMA
(melihat ke arah Yudhistira)
Kita kesana aja
Arjuna dan Bima berjalan mendekati Yudhistira. Ia melihat
Yudhistira berdiri dan mengangkat tangannya yang dipenuhi oleh
koin emas laksa. Arjuna berlari kecil menghampiri kakanya.
Sementara Bima terlihat raut muka yang tidak senang
BIMA
(mengenyitkan dahinya)
Hoi! Ngapain sih!!
Arjuna! Kasih tau kakamu suruh berhenti judinya!
Ini udah malam, kita belom bersiap-siap besok
untuk pulang
ARJUNA
Udahlah Bima, biarkan kakamu menang. Bentar lagi
lah ya, gampang kalau urusan beres-beres buat
besok pulang.
Sekarang kakamu lagi menang judinya. Jarang
banget dia menang main judi. Jadi sekarang biarin
aja dulu kakamu main judi, kamu mau ngerusakin
kesenangan dia?
Bima tidak menjawab, ia terlihat tidak senang melihat kakanya
yang memenangkan judinya. Ia lalu menyandarrkan punggungnya ke
sebuah pion tepat di samping Yudhistira
Sangkuni sedang bersender di sebuah kursi sambal menghisap
pipanya. TERDENGAR SUARA RICUH DARI MEJA JUDI. Sangkuni melirik
ke arah meja judi itu. Ia menyeretkan kursinya ke samping
Duryudhana
SANGKUNI
Gimana? Siapa yang menang?
19
(meliat tumpukan koin milik Yudhistira)
Wihhh… banyak sekali koin mu yayi! Hebat… hebat…
(menatap Duryudhana)
Kau malu-maluin kurawa aja
DURYUDHANA
Hahaha dia memang nasibnya saja yang sedang
bagus. Baru mulai aja dia udah nekad masang
seratus koin langsung menang sampai sekarang
Semua ksatria yang baru mengikuti judi bertepuk tangan dan
bersorak sorai mendengar perkataan Duryudhana
SANGKUNI
Gila! Gila!
Yayi, hebat banget ya kamu
YUDHISTIRA
Hehehe… terima kasih hehe…
SANGKUNI
Coba sini kamu lawan aku ya. Siapa tau udah ga
ada lagi keberuntungannya
(melirik tajam dengan senyum ke Duryudhana)
YUDHISTIRA
Boleh… boleh… aku juga mau coba seberapa jagonya
kamu berjudi hahaha
SANGKUNI
(berbicara kepada seorang pelayan)
Hey kau!! Ambilkan semua uangku kesini
Pelayan itu pun pergi mengambil uang milik Sangkuni
Terjadi kesemerawutan di tengah balai pertemuan. Lantainya
terdapat tumpahan tuak yang lengket. Banyak para ksatria yang
tampak tidur di lantai yang lengket itu.
Para ksatria lainnya yang mabuk menggodai setiap perempuan yang
lewat di hadapannya. Ada yang nekat menyergap seorang penari yang
sedang menari hingga mereka berdua terjatuh. Perempuan itu
dicumbui dengan sangat nafsunya.
Seorang pelayan datang mendekati meja judi dengan mendorong
gerobak yang mengankut sebuah kantung besar berisikan koin laksa
emas. Pelayan itu diberikan sangkuni dua buah keping koin laksa
emas
SANGKUNI
Ayo yayi, mau masang berapa?
20
YUDHISTIRA
Aku pasang seribu dulu
DURYUDHANA
Seribu laksa? Ga kebanyakan tuh?
YUDHISTIRA
Hahaha… engga, tenang aja. Nasibku kan lagi bagus
hari ini, santai aja
Mereka semua tertawa bersama-sama. Sangkuni memasukan dadu ke
dalam gelas dan dikocoklah dadu tersebut. Yudhistira mencoba
mendengar suara dadu tapi percuma karena tidak ada suara yang
terdengar. Ditaruhlah gelas itu ke atas meja
SANGKUNI
Angka berapa yayi?
Yudhistira terdiam sejenak, matanya berfokus kepada gelas yang
dipegangi oleh Sangkuni. Masih terdengar SUARA ALUNAN IRINGAN
MUSIK DAN SUARA TAWA PARA KSATRIA MABUK.
YUDHISTIRA
(berteriak)
Angka lima!
Diangkat lah gelas itu oleh Sangkuni, dan yang muncul adalah
angka empat.
SANGKUNI
(meledek)
Menang!
Menang!!
Menang!!!
Hahahahaha!!!!
Semua yang menonton judi tersebut tertawa melihat Yudhistira yang
kalah
DURYUDHANA
Gapapa yayi, masih awal biarin lah Sangkuni
menang dulu. Kasih dulu dia menang di awal
ahhahaah
Yudhistira hanya tersenyum, ia menyerahkan koin laksa emasnya
kepada Sangkuni
SANGKUNI
Lagi yayi! Ayoo!!
Yudhistira melihat ke arah Arjuna, namun Arjuna hanya diam
21
DURYUDHANA
Ehh… ga usah liat adik mu itu, yang main kan kamu
bukan dia
YUDHISTIRA
Okelah, aku masang semua uangku
Sangkuni dan Duryudhana saling mencuri perhatian, keduanya
tersenyum
DURYUDHANA
(berpura-pura)
Hah??!!!
Kau gila yayi!
Masa semua uangmu kau pasang?
YUDHISTIRA
Hahaha… gapapa kok
Sekarang aku yang menang, liat aja nih ya
Ayo cepat kocok dadunya
Sangkuni memasukan dadunya lalu ia kocok dadu itu dengan cepat.
Yudhistira memerhatikan kocokan Sangkuni dengan seksama.
Digebraknya gelas itu oleh Sangkuni ke atas meja
SANGKUNI
Mau masang angka berapa?
YUDHISTIRA
Angka tiga!
Dibukanya gelas itu
DURYUDHANA
HAHAHAHA!!!
Kalah, kalah, kalah!!!
HAHAHAHA!!!
Yudhistira memberikan semua uangnya yang ada ke pada Sangkuni.
Semua orang yang menonton judi itu tertawa terbahak-bahak meledek
Yudhistira
Yudhistira bangkit dari duduknya, tapi ditahan oleh Duryudhana
DURYUDHANA
Ehh… mau kemana?
YUDHISTIRA
Udah judinya, aku udah ga megang uang lagi
DURYUDHANA
22
Pasti masih ada lah, masa raja kaya kamu cuman
bawa uang seratus koin laksa doing. Keluarin lagi
lah semua uangmu yang kau bawa ke Hasthina.
Malu dong masa raja cuman bawa uang seratus koin
laksa doing? Emangnya kamu miskin?
Hahahaha…
ARJUNA
Malu?!!
Miskin??!!!
Hahaha…
Ayo mas, kamu masang pake uang punyaku aja
Arjuna memanggil seorang pelayan
NAKULA & SADEWA
(BERBARENGAN
kita juga mas
BIMA
Haduhhh…
Yaudah aku juga deh. Biar mereka tau kalo kita ga
miskin
hahahaha…
ARJUNA
Tolong ambil juga semua harta kita yang ada di
kamar kita. semuanya
Pelayan itu pun pergi. Sebelum meninggalkan balai pertemuan, ia
mengajak pelayan-pelayan lainnya yang berada di dalam balai untuk
membantunya
Menggunung koin-koin emas laksa milik Sangkuni di
lantai.Perempuan-perempuan yang dipeluk oleh para Kurawa dikit
demi sedikit mengambil koin mas laksa itu. Para pelayan juga
diam-diam merangkak di lantai dan memasukan banyak koine mas ke
dalam kantungnya. Namun koin itu masih tetap menggunung dan
berkilauan.
Sesekali Sangkuni melempar koin itu ke tengah ruangan dan orang-
orang yang mabuk itu langsung berebut. Para perempuannya juga
mengincar koin-koin itu.
Para pemain musik sedikit kewalahan mengikuti irama para penari
yang dipaksa menari dengan lincah.
Tak lama pelayan itu kembali ke meja judi. Mereka datang berlima
dengan gerobak masing-masing yang mengangkut sebuah kantong besar
23
berisi koine mas. Diletakannya kantong tersebut berdekatan dengan
Yudhistira.
SANGKUNI
Banyak banget ya hahaha…
Ayo, sekarang mau masang berapa?
Yudhistira sempat berfikir sebentar.
YUDHISTIRA
Hmm… semuanya aja
DURYUDHANA
(pura-pura terkejut)
Hah??
Semuanya??
Kamu yakin yayi?
YUDHISTIRA
Iya yakin, semuanya aja
SANGKUNI
Emang kamu udah itung itu ada berapa banyak koin
laksa?
YUDHISTIRA
Udahlah ga usah diitung, itu pasti ada ratusan
ribu koin laksa
DURYUDHANA
Ratusan ribu?? Itu sama kaya anggaran kerajaan
kan? Kamu mau bangkrut emangnya?
Sangkuni melihat Duryudhana sedikit tersenyum
YUDHISTIRA
Hahaha… engga lah, aku kan pasti menang hahahaha…
DURYUDHANA
Yaudahlah terserah yayi aja kalo gitu, kalo kalah
ga bisa minta balik lagi ya uangnya hahaha…
Semua yang ada di dekat meja itu tertawa.
Sangkuni mengocok kembali gelas yang terisi dadu
SANGKUNI
Ayo yayi, angka berapa nih?
Yudhistira ia memerhatikan suara dadu yang berbenturan di dalam
gelas, namun percuma karena SUARA MUSIK YANG TERDENGAR SANGATLAH
24
KERAS sehinnga dadu itu tidak terdengar. Sangkuni menaruh gelas
itu ke meja
SANGKUNI
Angka berapa yayi?
YUDHISTIRA
Angka 1!
SANGKUNI
Okee, kamu aja yang buka gelasnya
Yudhistira pun mengankat gelas tersebut. Semua yang menonton
mendadak berdesak-desakan ingin tahu angka berapa yang muncul
DURYUDHANA
Lima!!
Semua yang menonton tertawa terbahak-bahak
DURYUDHANA (CONT’D)
Menang!
Menang lagi menang lagi!
HAHAHAHA…
Penonton berteriak menyoraki Yudhistira
KARNA
Hahaha…
Raja miskin!
Ehh ada raja miskin ehh hahahaha…
DURYUDHANA
Pagi raja, malam gembel hahahaha…
Bima merasa kesal
BIMA
Curang!!!
Dadunya dipakein mantra tuh!
SANGKUNI
Ehhh kalo kalah ngaku aja, ini dadunya masih sama
dari yang tadi dipake pas yayi menang besar di
awal. Gimana bisa dicurangin coba?
DURYUDHANA
Bima, ini kan judi. Menang kalah ya cuman dari
keberuntungan doang. Yayimu itu lagi sial
sekarang
hahaha…
25
emosi bima mereda
BIMA
Yaudah lah mas, udahan aja lah. Besok kan kita
pulang
DURYUDHANA
(memotong)
Nahh justru itu, karena besok semua kita pulang
makanya kita habisa-habisan di sini sekarang.
Kapan lagi kita bisa kaya gini, besok-besok bakal
susah buat ketemu lagi.
Nih ya mumpung kalia sekarang udah miskin, ga
megang uang lagi hahaha…
Kita akan masang semua yang kita punya. Uang,
kereta emas, seribu kuda, seribu gajah. Kalo
Sangkuni kalah, itu semua jadi punya kalian. Tapi
kalo kalian kalah, punya kalian jadi milik kita
Yudhistira berfikir sedikit lama
SANGKUNI
Gimana yayi?
Ikut ga?
Jangan tanggung-tanggung kalo judi. Apalagi kau
itukan raja, masa diajak taruhan kaya gini nolak.
Ga mau kan dibilang raja penakut?
Hahaha…
Yudhistira hanya terdiam
YUDHISTIRA
Baiklah, aku ikut. Aku pasang semuanya
KARNA
Hahaha…
Hati-hati wahai raja agung yang miskin. Ntar kalo
kalah pulangnya jalan kaki
Hahaha…
Semuanya tertawa, kecuali para Pandawa yang mulai tegang dan
Sangkuni. Sangkuni tidak mendengar lelucon itu dan melihat curiga
Yudhistira.
YUDHISTIRA
Gapapa. Ayo kocok dadunya!
Sangkuni sedikit tersentak mendengar ucapan Yudhistira. Dirinya
pun mengocok gelas yang di dalamnya terdapat dadu. Dikocoknya
dadu itu pelan-pelan. Yudhistira memerhatikan kocokan itu dengan
serius. Duryudhana hanya melihat Yudhistira dengan tersenyum.
26
Sangkuni meletakan gelas itu ke atas meja. Para penonton semakin
dekat meja judi tersebut. Sangkuni dan Yudhistira terdiam. Mata
Yudhistira tertuju kepada gelas itu. Dirinya hanya focus ke pada
gelas dan bukan yang lain.
SANGKUNI
Angka berapa?
Yudhisitira masih terdiam
SANGKUNI
Yayi?
YUDHISTIRA
(pasrah)
Angka berapa aja lah
Sangkuni sedikit kaget dan menggeleng-gelengkan
kepalanya ketika mendengar ucapan itu
DURYUDHANA
Ehh kamu ini sedang berjudi, ga boleh ngomong
kaya gitu. Kau yang bermain berarti kau yang
nentuin sendiri. Gimana sih!
YUDHISTIRA
(terpaksa)
Yaudahlah angka empat aja
KARNA
Cepetan buka gelasnya!
Para kurawa mengelilingi meja judi itu dengan berdesak-desakan.
Datang lah DURSILAWATI (29 Tahun) yang menerobos dari belakang.
Pakaian putih sutranya terdapat bercak-bercak tuak yang sedikit
agak kekuningan. Rambutnya acak-acak. Dirinya menumpu pada pundak
Duryudhana. Sangkuni pun membuka gelas itu dengan perlahan. Semua
orang mendekatkan mukanya ke meja judi
KARNA
Hahahaha!!!
Menang!!
Menang!!
Semua orang tertawa. Para Kurawa berjingkrak-jingkrak dengan
rusuh. Mereka menumpahkan botol tuak yang dipegangnya ke muka
mereka
DURSILAWATI
Ehh kalian… hahaha
Nanti gimana pulangnya? Jalan kaki? Hahaha…
27
Jauh kan dari sini kalo pulangnya jalan kaki.
Mendingan kalian ikut aku aja jadi tukang kebunku
hahaha…
Ehh tapi kalo Arjuna, kamu boleh kok saying jadi
tukang pijat pribadiku sekalian mandiin aku juga
ya
YUDHISTIRA
(melihat Dursilawati)
Haduhhh kita ini belom jadi budakmu. Kita masih
punya wilayah kekuasaan yang lebih besar dari
kalian para Kurawa.
Duryudhana melirik sambil tersenyum ke Sangkuni
DURYUDHANA
Ayolah sekalian aja kamu pasang tuh wilayah
kerajaan kamu. Kita masang wilayah kita, kamu
masang wilayah kamu.
Gimana? Berani ga? Tanggung lah udah segini kalo
ga sekalian semuanya aja!
BANOWATI
(memotong suaminya)
Udahlah yayi, gausah didengerin dia. Ini udah
kebanyakan yang kamu pasang. Kasian Dewi kunti
sama Drupadi
Duryudhana menampar Banowati hingga terjatuh. Banowati pun
menangis, Dursilawati mencoba menenangkan Banowati
DURYUDHANA
Diem!!
Bukannya dukung suaminya malah milih merhatiin
mereka
Cewek bego!!
Acara pesta masih berlangsung dengan ramai dan para ksatria masih
terus bermabuk-mabukan. Akan tetapi suasana sekitar meja judi itu
menjadi hening. Tidak ada yang mengejek para Pandawa. Banowati
segera bangkit dan terdiam di tempat.
SANGKUNI
Gimana yayi? Berani masang apa ga?
Yudhistira tertunduk
KARNA
28
Ayolah yayi, kau ini kan raja agung yang dikenal
orang banyak sebagai raja yang pintar, sakti,
kuat. Kau kan ditakuti seluruh musuh-musuhmu
waktu perang.
Masa ngelawan judi kaya gini aja kamu nyerah sih?
Ga malu ntar kalo banyak orang yang ngeledekin
kamu karena udah nyerah di meja judi? Apalagi
warga-wargamu yang malu punya pemimpin yang
nyalinya kecil kaya kamu?
DURYUDHANA
Coba yayi bayangkan, kau malam ini berpeluang
merebut sebuah wilayah kerajaan yang luas dan
makmur beserta isinya dengan cara berjudi dan
hanya perlu waktu satu malam!
Semua penguasa di dunia ini pasti akan takut ke
padamu. Kau akan disegani seluruh penguasa yang
ada. kehebatanmu akan tersebar luas dan cepat.
Apa yayi ga mau kaya gitu?
YUDHISTIRA
(dengan datar dan pasrah)
Okelah, kenapa engga?
Para kurawa berteriak histeris. Mereka bertepuk tangan dan
menginjak-nginjak lantai. Mereka sudah tidak lagi tertarik dengan
para penari-penari tersebut dan lebih memilih mendekati meja judi
tersebut.
DURYUDHANA
Setuju ya yayi? Siap-siap ya kau kalah hahahah…
Dan ingat, ini permainan laki-laki. Kalau kalah
diterima aja. Ga ada ya nanti kamu memohon minta
ampun dan merayu ke pada kita supaya dikembalikan
harta-hartamu ini hahahah…
Yudhistira hanya terdiam tidak menanggapinya
DURSILAWATI
Mas arjuna, siap-siap ya ikut sama aku hehehe…
Arjuna juga merasa jijik dengan perkataan Dursilawati
SANGKUNI
Siap yayi?
YUDHISTIRA
Iya
SANGKUNI
29
Baiklah, tanggung sendiri ya nanti
Sangkuni pun memasukan dadunya kembali ke dalam gelas. Ia
mengocok gelas itu dengan perlahan-lahan. Yudhistira menatap
gelas itu dengan tajam. Dahinya berkeringat. Lengannya sedikit
bergetar. Mulutnya berkomat-kamit menyebutkan mantra.
Sangkuni semakin mengencangkan kocokan dadunya. Yudhistira
mencoba mendengarkan suara aduan dari dadu tersebut namun suara
itu masih kalah dari SUARA IRING-IRINGAN MUSIK DAN TERIAKAN PARA
HADIRIN PESTA YANG MABUK.
Ditaruhnya gelas itu di atas meja
SANGKUNI
Jadi angka berapa yayi sekarang?
Dursilawati berjalan ke arah YUdhistira dan memeluknya dari
belakang serta mengelus-elus dadanya
Dursilawati
(menggoda)
Ayo yayi, jangan takut.
Katakan saja berapa angka yang muncul di
pikiranmu. Ga usah ragu-ragu. Kali ini kau pasti
berhasil membalas dendam kekalahanmu mala mini.
Drupadi pasti sangat bangga padamu mas. Kau sudah
memberikan istrimu yang cantik kekuasaan yang
sangat luas. Kini ia semakin mencintaimu, aku
jamin itu
Keringat Yudhistira mengucur semakin deras.
YUDHISTIRA
Angka 6!!
Para kurawa saling bertumpuk-tumpukan serta berdesakan agar bisa
melihat dadu dengan jelas. Sangkuni menatap mata Yudhistira.
Tatapan matanya kosong
Sangkuni membuka tutup gelasnya. Semua tertawa terbahak-bahak dan
semakin menggila. Wajahnya para Kurawa semakin memerah dan ada
yang menangis karena tertawa. Mereka melempar tuaknya ke udara
sehingga terjadilah hujan tuak yang membasahi sekitaran meja judi
DURSILAWATI
Maafkan aku mas saying tapi kini kau udah ga jadi
seorang raja
Hehehe…
maaf ya hehehe…
30
Dursilawati pergi meninggalkan Yudhistira
KARNA
Eeee… raja miskin eeee…
Ehhh maaf, kau kan sekarang mantan raja hahaha…
Semua tertawa, hanya kelima Pandawa yang tidak tertawa.
Duryudhana berjalan menghampiri yudhistira dan merangkul bahunya
DURYUDHANA
(menahan ketawanya)
Coba yayi bayangkan, kau malam ini sudah kalah
telak…
Yudhistira melihat Duryudhana dan merasa marah
DURYUDHANA (CONT’D)
(menahan emosi Yudhistira)
Heyyy… sabar dulu sabar yayi.
Gini yayi, kamu malami ini kan sudah kalah telak.
Semua harta yang kamu punya, semua wilayah
kerajaan yang kamu kuasai udah jatuh berpindah
tangan.
Kini yayi punya kesempatan untuk menjadi yang
paling ditakuti seluruh ksatria bahkan seluruh
raja yang ada di seluruh dunia. Yayi berpeluang
melakukan balas dendam yang indah malam ini
dengan hanya melakukan judi dan tidak memerlukan
biaya militer yang besar.
Duryudhana mendapatkan perhatian Yudhistira.
DURYUDHANA (CONT’D)
Kau bisa merebut sebuah wilayah kerajaan yang
luas milik kami dan makmur beserta isinya dengan
cara berjudi dan hanya perlu waktu satu malam!
Semua penguasa di dunia ini pasti akan takut ke
padamu. Kau akan disegani seluruh penguasa yang
ada. kehebatanmu akan tersebar luas dan cepat.
Apa yayi ga mau kaya gitu?
YUDHISTIRA
Tapi aku udah ga ada apa apa lagi mas. Kau kan
tau aku udah ngeluarin semua yang aku punya
DURYUDHANA
Kamu masih punya sesuatu kok yang berharga
Duryudhana menunjuk dada Yudhistira, lalu melihat ke arah para
Pandawa, serta memberikan kode sebuah kecupan ke pada Yudhistira.
Yudhistira sempat berpikir agak lama.
YUDHISTIRA
31
Okedeh, kita mulai lagi!!
SANGKUNI
Kau mau taruhan pake apa yayi?
YUDHISTIRA
Aku mau naruh diriku!!
9. INT. KAMAR TIDUR DRUPADI - MALAM
Sebuah kamar megah yang sangat luas. Kamar itu berbentuk
lingkaran yang terdapat beberapa balkon, memudahkan orang yang
berada di dalam ruangan ini untuk melihat semua wilayah kekuasaan
Hasthina.
Setiap balkonnya ditutupi oleh dua buah gorden, yang pertama
merupakan kain putih yang dapat melihat pemandangan dari dalam
kamar ke luar wilayah Hasthina. Sedangkan kain kedua merupakan
kain berbahan sutra berwarna perka yang mempunya motif bunga-
bunga. Di setiap mata bunga terdapat batu permata yang mempunyai
macam-macam warna namun didominasi oleh warna biru serta hijau.
Dinding kamar ini dihiasi oleh pajangan berupa patung dewa.
Terdapat lukisan-lukisan yang bertemakan keindahan negeri
Hasthina seperti sungai, danau, hutan-hutan, lahan persawahan.
Pada sisi dinding tengah terdapat sebuah kasur yang besar,
sandarannya kasurnya berupa emas putih berkilau yang dihiasi batu
permata berwarna biru dan hijau. di kedua sudut bagian depannya
terdapat pion-pion penyangga yang menyesuaikan sandaran kasur.
Kasur itu dialasi oleh sebuah karpet yang berbahan bulu
Pada bawah kasurnya terhampar sebuah karpet lebar yang melebihi
lebar kasurnya itu sendiri. Karpet itu terbuat dari bahan bulu
halus berwarna biru yang mempunyai motif mirip dengan bulu burung
merak. Lantainya berbahan kayu kokoh yang berwarna krem pucat
hampir berwarna putih
Drupadi berjalan menuju kasur dari salah satu balkonnya. Ia
mengenakan piyama yang berbahan sutra berwarna biru langit. TIDAK
TERDENGAR SUARA KERISUHAN PESTA. Drupadi melepaskan kunciran
rambutnya hingga tergurai indah rambutnya yang lurus.
Ia lalu berbaring di atas kasur. Drupadi merentangkan rambutnya
pada bantal. Dicobanya untuk memejamkan mata, tetapi ia merasa
gelisah. Dilihatnya sebuah gorden yang terhembus oleh tiupan
angin. Matanya berusaha untuk meram namun tak bisa.
Drupadi merasa badannya kedinginan. Ia pun bangkit dari kasurnya
dan berjalan ke arah balkon untuk menutup pintu balkonnya
32
10. EXT. DEPAN PINTU MASUK BALAI KERAJAAN HASTHINA – MALAM
Terdapat dua orang penjaga yang sedang berdiri di setiap sisi
pintu. Mereka menggunakan seragam penjaga kerajaan Hasthina dan
memegang senjata berupa tombak yang panjang. Pintu masuk ke dalam
Balai itu di hiasi oleh ornament-ornamen yang meriah.
Pintunya sedikit terbuka agar memudahkan para pelayan yang sedang
sibuk mondar-mandir membawa sajian makanan dan minuman. Para
perempuan dengan kostum tarian juga bergantian masuk. Penari yang
keluar dari balai itu sangat acak-acakan dan tak sedikit yang
keluar dengan keadaan mabuk. Ada juga yang lari tergesa-gesa
dengan meninggalkan koine mas laksa. Koin itu ada yang terjatuh.
Di ambil lah oleh orang-orang yang melihatnya. Para penjaga itu
juga menyempatkan untuk mengambil koin yang jatuhnya dekat dengan
dirinya.
Penjaga itu menutupi idungnya
PENJAGA 1
Aduhh gusti, bau banget
Penjaga pertama melihat temannya yang juga ikut berjaga menutupi
lubang idungnya dengan ikat kepala miliknya. Penjaga pertama lalu
melepas ikat kepalanya yang sama seperti temannya lalu menutupi
lubang idunya.
Mereka berdua mengamati semua yang bergerak di depan mata mereka.
Penjaga kedua mengamati Drupadi dari kejauhan yang sedang menutup
pintu balkon kamarnya.
PENJAGA 2
Yaa Kresna. Cantik sekali Drupadi itu ya.
Bisa ga ya nanti aku punya istri kaya gitu?
PENJAGA 1
Hahahaha…
Kamu nyium bau dari dalem ya jadi sampe mabok
kaya gini? Hahahah
PENJAGA 2
Berisik, lagi ngayal diganggu
PENJAGA 1
Yaelah mas gitu aja marah
Hehehe…
PENJAGA 2
Engga elah biasa aja ga marah
PENJAGA 1
Nahh gitu mas hehehe…
33
Mereka berdua lalu kembali mengamati keadaan sekitar
PENJAGA 1
Tapi iya sih mas Drupadi tuh cantik banget ya
Penjaga kedua melihat temannya dengan sedikit
kesal
PENJAGA 1
Hehehe… maaf mas aku kan juga mau ngayal kaya
mas. Kapan aku ya bisa punya istri kaya dia. Tau
sih ga mungkin banget bisa dapet kaya dia, tapi
yaa kalo Kresna mau baik aja ya dikit, ngasih
dong yang mirip gitu hehehe…
Datanglah pimpinan keamanan yang mengenakan pakaian sama seperti
penjaga lainnya, namun warnanya sedikit lebih gelap dan terdapat
peling berbahan logam di lengannya.
PIMPINAN KEAMAN
(memotong)
Ehhh kalo kerja jangan kebanyakan ngelamun!
PENJAGA 1
Hehehe… maaf mas maaf
PIMPINAN KEAMANAN
Hmm…
Kalian disuruh menjemput Dewi Drupadi untuk
disuruh ke sini
PENJAGA 2
Hah? Selarut ini?
Buat apaan?
PIMPINAN KEAMANAN
Aduhh ga usah banyak Tanya, aku juga ga tau. Ini
perintah Prabu. Kalian lakuin aja. Cepat
11. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA – MALAM
Keadaan di dalam balai pertemuan kini semakin ricuh. Para Kurawa
tertawa dengan sangat liat. Mereka berlarian mengelilingi balai
ini. Mukanya memerah, bajunya lusuh dan kekuningan karena tuak,
rambutnya berantakan.
DURSASANA
Aduhhh yayi maha raja Hasthina yang perkasa. Aduhh maaf ya kamu
sekarang mantan raja HAHAHAHA
34
Kelima Pandawa itu hanya terdiam seperti patung, kepalanya
menunduk ke bawah. Para ksatria tamu pesta banyak yang tergulai
badannya di lantai.
Semesntara perempuan penari mendekati meja judi tanpa godaan para
kurawa yang sudah mabuk. Penari-penari itu mengambil koin laksa
emas pada tumpukan koin-koin laksa emas yang menggunung berada di
dekat Sangkuni. Mereka mengambil sepenuh-penuhnya yang bisa
mereka bahwa, tak ketinggalan para pelayan istana pun ikut
membawa pulang koin-koin tersebut.
Keadaan sudah tidak kondusif, para Kurawa yang semuanya berjumlah
seratus orang kini mulai merusak semua barang yang ada di dalam
balai istana. Para musisi yang dari tadi melantunkan tembang-
tembang terbaiknya kini merasa takut dan lebih memilih keluar
dari balai pertemuan ini. Tapi sama seperti yang lainnya, mereka
menyempatkan dirinya untuk mendekat ke tumpukan koin-koin emas
laksa. Diambilah koine mas laksa itu semampu mereka semua, ada
yang meninggalkan alat musiknya karena mereka lebih memilih koin
emas laksa itu.
Datanglah Pemimpin Keamanan yang berhadapan dengan Duryudhana
PEMIMPIN KEAMANAN
(berlutut)
Maaf prabu, putri Drupadi tidak bersedia untuk dibawa ke balai
pertemuan
DURYUDHANA
Duhhh kurang ajar…
Coba kau paksa dulu lah bawa kemari
PIMPINAN KEAMANAN
Maaf prabu, kita sudah memaksa menjemput putri Drupadi. tapi
mengancam kita semua. Saya tidak berani prabu.
DURYUDHANA
Alahh kalian ini
Masa sama perempuan kaya gitu aja takut.
Kalian udah bilang belom kalo Hasthina sekarang punya Kurawa?
PEMIMPIN KEAMANAN
Siap prabu, kita sudah memberi tahu kalau Kurawa sudah memiliki
kerajaan Hasthina
DURYUDHANA
Cewek bego!!
Dursasana!! Jemput dia, bawa paksa kesini kalo gam au
DURSASANA
SIAP!!
35
Dursasana berjalan seraya mengamuk. Segala barang dan semua orang
yang mengahalanginya ia tending. Pintu balai pertemuan pun ia
pukul hingga hancur
12. INT. KAMAR TIDUR DRUPADI – MALAM
Dewi Kunti sedang menemani Drupadi yang menangis. Bajunya basah
kuyup yang diakibatkan oleh tangisan dirinya.
DRUPADI
Ibu, ga mungkin kan yayi sebodoh itu?
Aku ini istrinya kan bu? Aku ini manusia kan bu?
DEWI KUNTI
Sudah, mereka pasti becanda. Mereka pasti sedang mabuk di bawah.
Itu semua cuman keisengan mereka aja
DRUPADI
Tapi bu, mereka semua memaksaku. Mereka menarik paksa aku tadi,
ibu liat kan bu?
DEWI KUNTI
Iyaa ibu liat kok, mereka kan hanya disuruh aja sama atasannya.
Mereka ga tau yang benernya kaya gimana. Mereka juga bingung
disuruh jemput kamu secara paksa
DRUPADI
Tapi bu, aku ini jadi barang taruhan bu. Yayi menaruhkan aku bu.
Ia juga udah pasang wilayah kerajaan kita bu. Ga mungkin kan bu
yayi sebodoh itu? Raja ga mungkin kaya gitu kan bu?
13. INT. LORONG ISTANA HASTHINA - MALAM
Lorongnya hanya disinari oleh cahaya rembulan. Ada beberapa lilin
yang menempel pada dinding namun cahayanya tidak mampu bersinar
luas. Kiri kanannya merupakan sebuah jendela yang besar-besar.
Yang menunjukan wilayah kerajaan Hasthina, tetapi hanya terlihat
hitam karena malam sudah sangat larut
Dursasana melangkah dengan emosi, langkahnya sangan menghentak
sehingga SETIAP LANGKAH KAKINYA MENGGEM KESETIAP PENJURU ISTANA.
Dursasana diikuti oleh para kurawa yang juga sedang marah. Para
kurawa itu merusak kaca-kaca jendela
DURSASANA
Ehh… Drupadi, kamu sekarang udah jadi punyanya Kurawa. Sini kamu
harus ikut ke bawah. Jangan ngelawan, kau ga suka kalo liat aku
marah. Kamu harus ikut Drupadi!!!
14. INT. KAMAR TIDUR DRUPADI - MALAM
SUARA DURSASANA SANGAT KENCANG HINGGA TERDENGAR OLEH DRUPADI.
DRUPADI
Engga, aku ga mau.
36
Kalian ga bisa mainin aku seenaknya aja.
Kalian kalo mabuk ga usah bawa-bawa orang lain
bisa ga sih!
Langkah kaki Dursasana semakin kencang. SUARA PARA KURAWA YANG
BERISIK SALING BERSAUTAN PUN KINI SEMAKIN KENCANG DAN JELAS.
Drupadi menghapus air matanya yang membasahi pipinya, akan tetapi
air mata itu terus saja mengalir.
DUAR!!! Hancurlah pintu masuk kamar Drupadi.
BIMA
Ehhh… perempuan bego!! Jangan ngeluh ke aku, ini
semua karena suami mu sendiri, Yudhistira! Kalau
mau bilang langsung sendiri ke dia. Yang ku tau
kau harus ke bawah sekarang!!
DRUPADI
ENGGA!!! Ga perlu
Pergi sana…
Dursasana langsung menjambak ujung rambut Drupadi yang belom
sempat menyelesaikan ucapannya. Dursasana lalu menyeret rambut
Drupadi dan membawanya ke luar kamar
DEWI KUNTI
EHH… Dursasana!!!
Itu perempuan jangan diseret
Yaa ampun gusti Kresna tolong!!
Dursasana lepas!!!
15. INT. LORONG ISTANA HASTHINA - MALAM
Dursasana hanya mengiraukan perkataan Dewi Kunti. Ia terus
menyeret Drupadi yang menyapu serpihan kaca jendela di lantai.
Beberapa beling ada yang tersangkut beling-beling.
16. EXT. JALAN DEPAN BALAI PERTEMUAN KERAJAAN HASTHINA – MALAM
Dursasana masih terus menjambak rambut Drupadi. Drupadi terus-
menerus melawan Dursasana.
DRUPADI
TOLONG!!!
DURSASANA
Hahahaha!!!
Drupadi memukuli tangan Dursasana dan juga menyakarinya, namun
Dursasana sama sekali tidak merasa kesakitan dan malah sedikit
mempercepat langkahnya. Di belakang Dursasana para Kurawa masih
setia mengikuti Dursasana. Kurawa-kurawa itu ada yang mengejek
Drupadi, memuja Drupadi, menggodai Drupadi, mengancam, mencaci
maki Drupadi
37
DRUPADI
DURSASANA!!!
Lepasin ga?
DURSASANA
HAHAHA!!! BUAT APA? HAHAHA!!!
DRUPADI
Kamu mau ngelawan Bima lagi?
DURSASANA
HAHAHA!!! CEWEK BEGO!!!
Sekarang Bima ga bisa apa-apa. Seribu Bima pun
juga ga bakal bisa ngelawan aku sekarang hahaha…
Kasian ya kau ini
Pakaian Drupadi menjadi lusuh dan sobek-sobek. Sutra birunya kini
menjadi berwarna kecoklatan. Rambutnya menjadi kusut karena
digulung oleh Dursasana.
17. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA
Masuklah Dursasana ke dalam balai pertemuan dengan menyeret
Drupadi. Para Kurawa menyambut meriah kedatangan Dursasana.
Mereka semua berteriak bersama-sama dengan kompak. MENYERUKAN
SESUATU YANG TIDAK TERDENGAR DENGAN JELAS. Ada Kurawa yang
mengguyurkan minuman tuaknya ke pada Drupadi.
DURSASANA
Gih sana kamu kalo mau protes!
Dursasana lalu membuang Drupadi menuju Duryudhana selayaknya bola
yang bergelinding. Terlemparlah Drupadi, ia melintasi dari ujung
ke ujung ruang balai pertemuan tersebut. Dirinya melewati
tumpahan-tumpahan tuak yang lengket di lantai. Rambutnya semakin
kusut dan berantakan.
Laju Drupadi terhenti oleh kaki Duryudhana. Drupadi mengankat
wajahnya ke atas dan melihat wajah Duryudhana yang tersenyum.
Wajah putih Drupadi kini memerah. Dilihatnya sekeliling balai
pertemuan itu.
Ia melihat betapa rusuh dan kacaunya suasana di dalam balai. Ada
yang tertidur di lantai, ada yang mabuk-mabukan, ia melihat
muntahan di dinding balai, banyak yang mabuk-mabukan, Kurawa yang
menggila, dilihatnya tumpukan koin emas laksa yang ada di dekat
Sangkuni.
Ia melihat ke arah suami-suaminya yang terdiam kaku di samping
Sangkuni. Matanya melihat ke Yudhistira
DRUPADI
(menangis)
38
Pandawa yang kucintai, suami-suamiku. Kenapa? Kenapa kalian semua
tega seperti ini? Kenapa kalian diam meliat istri kalian kaya
gini? Apa kalian ga sedih melihat aku seperti ini? Kenapa kalian
hanya diam kaya gini? Kalia itu raja! Ayahku sudah memercayakan
kalian untuk mengatur negeri ini. Ini kah cara kalian
membalasnya?
Duryudhana hanya tertawa mendengar ucapan Drupadi
DRUPADI
Yudhistira, suamiku yang kucintai. Apakah ada
orang yang sebodoh dirimu, yang tega menaruhkan
istrinya di meja judi?
Kelima Pandawa itu hanya terdiam mendengar ucapan
isrinya
DURYUDHANA
Udah jangan banyak ngomong, cepat cium kakiku
Drupadi menghiraukan Duryudhana dan masih terdiam
menatap mata Yudhistira
DURYUDHANA
Ehhh bangsat! Cewek bego ini ga mau menyembahku.
Dik, telanjangi dia!
Dursasana pun merusak pakaian Drupadi dan melemparnya ke tengah
balai pertemuan. Para Kurawa dari segala sisi balai berjalan
berkumpul mendekati Drupadi. Duryudhana melepas celananya dan
memerkosa Drupadi. Drupadi melawan para Kurawa dengan paksa namun
kekuatannya tidak bisa menahan tenaga para Kurawa. Ia kemudian
dipegangi kaki dan tangannya, kepalanya pun dipegangi dan
dipaksakan melihat ke lima suaminya yang hanya terdiam melihat
istrinya diperkosa secara giliran.
18. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA
Seratus kurawa berkaparan mendengkur di atas lantai. TERDENGAR
SUARA TANGISAN BANOWATI YANG MENGGEMA DI DALAM BALAI PERTEMUAN.
Drupadi hanya terdiam kaku, pipinya basah, mukanya merah,
rambutnya kusut, bajunya rusak. Para Pandawa terlihat berada di
sudut ruangan, mereka hanya terdiam melihat Drupadi yang dipeluk
oleh Dursasana.
Sangkuni menikmati pipa rokoknya di pinggir jendela, sesekali ia
menghembuskan asap rokoknya ke udara. Pakaian Sangkuni masih
lengkap dan tetap terlihat rapih.
Banowati memukuli dada Duryudhana, tetapi Duryudhana masih tak
sadarkan diri, ia nangis dan berjerit sekencang yang ia bisa.
Drupadi melihat Duryudhana. Wajahnya datar.
39
Kelima Pandawa bergerak menuju pintu keluar. Bima yang berbadan
besar menghampiri Drupadi dan membawa Drupadi ke luar. Sangkuni
melihat Pandawa berjalan ke luar balai. Sangkuni dan Arjuna
saling bertatap-tapana cukup lama. Sangkuni kembali menghisap
pipa rokoknya dan membuang mukanya ke jendela sembari membuang
asap rokoknya dihisapnya. Pergilah kelima Pandawa itu beserta
Drupadi yang digendong oleh Bima.
12 TAHUN KEMUDIAN
19. INT. GUBUG PANDAWA – SIANG
Gubuk ini terbuat dari bamboo berwarna kuning kecoklatan dan
beratapkan serabut kelapa. Dalam gubuknya tidak memiliki sekat
pemisah sehingga menyatu dengan dapur. Gubuk terdapat sebuah
jendela kecil di sisi belakang gubuk tepat diatas tungku api
untuk memasak. Pada bagian depan terdapat sebuah pintu kayu yang
terbuka.
Drupadi sedang memasak di dapur, rambutnya yang lurus terurai
memanjang menyentuh lantai. Yudhistira sedang membaca sebuah buku
bersampul hijau. Arjuna sedang rebahan di sebuah kasur. Sementara
Nakula dan Sadewa sedang bersemedi di depan rumah. Bima kemudian
masuk ke dalam rumah
BIMA
Kaka-kaka ku
YUDHISTIRA
hmm?
BIMA
Hari ini kita udah 12 tahun disini
Arjuna terbangun dari tidurnya. Drupadi menoleh ke arah Bima.
Nakul dan Sadewa menghentikan semedinya
YUDHISTIRA
(menutup bukunya)
Besok kita mulai
ARJUNA
Kemana ka? Kita mau menyamar menjadi siapa?
YUDHISTIRA
Kita harus cari cara biar para Kurawa susah untuk
nyari kita
NAKULA
Mungkin kita bisa nyamar di pasar ka, jadi buruh
atau kuli angkat-angkat barang. Bisa jadi petani
dan mengantarkan hasil panen kita ke pasar lalu
menjualnya
40
SADEWA
(menyambung)
Atau mungkin kita bisa jadi nelayan mas. Kita
bisa bekerja sendiri tanpa harus meminta bantuan
orang lain
ARJUNA
Engga, ga bisa. Semua itu bikin kita malu. Kita
adalah ksatria. Itu semua bukan tempat buat kita.
Kita harus nyari cara yang engga buat kita
semakin malu
YUDHISTIRA
Aku bukan ga mau karena itu semua bikin kita
malu. Tapi semua yang kau usulkan terlalu
beresiko. Semuanya memudahkan para Kurawa untuk
nyari kita. Kau tau sendiri kan betapa loyalnya
para tentara Hasthina dalam bertugas? Kita ga
bisa begitu aja nyamar di suatu tempat yang ramai
dan terbuka seperti itu
Semuanya terdiam. Drupadi berdiri dan menghampiri suaminya
DRUPADI
Mas, aku puny acara
YUDHISTIRA
Apa istriku? Katakan aja?
DRUPADI
Aku kepikiran mas, kita kan sedang berada di
wilayah kerajaan Wirata. Menurutku para mata-mata
Hasthina tidak mungkin mencari sampai ke seluk-
beluk istana kerajaan. Jadi kita akan aman kalau
bersembunyi di dalam Istana Wirata.
NAKULA
Boleh tuh mas
Para Pandawa melihat ke saudaranya yang tertua. Yudhistira sempat
berfikir sejenak.
ARJUNA
Bener mas apa yang dibilang Drupadi. mereka tidak
akan kepikiran kalau mencari ke dalam sebuah
istana. Kita juga kan punya keahlian masing-
masing. Aku bisa menari dan menjadi penari di
dalam istana. Kau bisa menjadi orang kepercayaan
raja Matsyapati karena kau pintar. Bima pinter
masak. Nakula bisa jadi tukang hias kebun istana
41
Wirata. Sadewa bisa jadi orang yang mengatur
ruangan di istana. Jadi bener mas kata Drupadi
BIMA
Mas puny acara lain emang?
YUDHISTIRA
Aku ga ada cara lain sih. Apa kalian semua setuju
kalau kita nyamar di dalam istana Wirata?
SEMUA
Iya mas, kita mau
YUDHISTIRA
Okelah kalau gitu. Besok pagi-pagi kita mulai
berangkat ke sana
Para Pandawa mengangguk dan kembali ke aktifitasnya masing-masing
11 BULAN KEMUDIAN
20. INT. LORONG ISTANA WIRATA – SIANG
Drupadi sedang berjalan di lorong istana Wirata yang panjang.
Lorong itu sangat terbuka. Kiri dan kanannya terdapat pion-pion
yang ditengahnya ada semak-semak yang menjadi pembatas lorong
dengan taman. Lantainya terhampar karpet berwarna merah dengan
pinggiran berwarna emas. Di setiap ujungnya ada masing-masing dua
orang penjaga yang memakai seragam atasan rompi berwarna emas
dengan kain batik berwarna merah dengan corak berwarna coklat.
Penjaganya membawa pedang dan juga tameng yang terbuat dari kayu.
Drupadi berjalan dengan membawa sebuah mangkuk besar yang berisi
buah-buahan. Ia berjalan sangat indah dan bergemulai. Rambutnya
yang hitam dan lurus menyapu lantai lorong itu. Drupadi
mengenakan jubah panjang yang menutupi semua bagian tubuhnya dan
juga tangannya.
Di ujung lorong itu terdapat sebuah tangga yang menuju lantai
atas. Tangga itu dijaga oleh dua orang penjaga.
DRUPADI
(tersenyum)
Selamat siang mas
Kedua penjaga itu hanya tersenyum melihat Drupadi naik ke atas.
Setelah Drupadi pergi meninggalkan mereka, kedua penjaga itu
saling bertatapan
PENJAGA 1
Mas, itu siapa deh? Cantik banget
42
PENJAGA 2
Ga tau aku juga. Ntar pas istirahat aku cari deh
sekalian ngedeketin hehehe…
PENJAGA 1
Yeee… bisa-bisanya. Ntar kalo dia udah punya
suami gimana?
PENJAGA 2
Engga lah ga bakal hehehe…
PENJAGA 1
Iyadeh terserah kamu aja mas. Tapi dia sering
banget ya ke lantai atas ini. Apa dia dayang
pribadinya nyai ratu?
PENJAGA 2
Yaa mungkin, bisa aja kan. Dia cantik terus
anggun kaya gitu, wajar kalo nyai milih dia jadi
dayangnya.
PENJAGA 1
Iya yaa
21. INT. DEPAN KAMAR RATU SUDESNA – SIANG
Drupadi melangkah mendekati sebuah pintu yang terbuat dari kayu
dengan ukiran emas. Ruangan ini memiliki banyak lorong-lorong,
tapi ruangan ini terpusat pada pintu tersebut.
Drupadi mendekati pintu tersebut. Setelah semakin mendekat,
langkahnya terhentikan KICHAKA (35 Tahun). Kichaka mengenakan
rompi dengan aksen emas yang mengelilingi bagian pinggirnya.
Dihiasi pula dengan manik-manik berlian mengkilat. Celananya
adalah kain sutra bermotif batik yang dililitkan dipinggang.
Rambutnya panjang, memiliki brewok tipis dan matanya sedikit
kemerahan.
Drupadi pun kaget. Ia melihat Kichaka yang sedikit mabuk sedang
melihat dirinya. Dilihatnya Drupadi dari ujung kaki hingga ujung
rambutnya. Drupadi hanya membalas Kichaka dengan senyuman yang
dipaksakan. Kichaka pun membalas senyuman Drupadi dengan mesum
dan terlihat menggoda. Drupadi hanya menunduk
KICHAKA
Hallo, cantik. Aku kok baru ngeliat kamu ya?
Drupadi hanya tersenyum tak menjawab Kichaka.
KICHAKA
Kamu baru disini ya?
43
DRUPADI
(menunduk)
Iya prabu
KICHAKA
Ohh pantes
Kichaka lalu memandang muka Drupadi yang cantik
KICHAKA(CONT’D)
Nama kamu siapa cantik?
DRUPADI
(tersenyum)
Nama saya Sarindri, Prabu
KICHAKA
Hai Sarindri yang cantik…
Perkenalkan diriku
(membungkuk)
Namaku adalah Kichaka, aku adik dari raja
Matsyapati dan juga ratu Sudesna.
Drupadi yang menyamar menjadi Sarindri hanya tersenyum risih
mendengarnya
KICHAKA(CONT’D)
Aku adalah pimpinan militer Wirata. Aku udah
bertempur ratusan kali dan selalu menang
Kichaka melirik Sarindri dengan penuh goda, namun Sarindri hanya
tersenyum saja
KICHAKA
Aku hebat kan Sarindri?
SARINDRI
(tersenyum paksa)
Iya yayi hebat, hehehe…
Kichaka tidak menjawab, tatapannya hanya fokus ke wajah Sarindri.
Sarindri merasa risih
SARINDRI
Apakah ada yang bisa saya bantu prabu?
KICHAKA
Ohhh engga ada hehehe…
Sarindri tersenyum
SARINDRI
(pamit dan berjalan)
Saya permisi dulu prabu
44
KICHAKA
(menghadang langkah Sarindri)
Ettt… kamu mau kemana cantik?
SARINDRI
Saya mau mengantarkan buah ini ke kamar nyai ratu
Sudesna, prabu
KICHAKA
Ohh…
Mereka berdua sempat terdiam lama
SARINDRI
(berjalan)
Misi prabu
Kichaka lalu menarik rambut Sarindri yang panjang dengan paksa
sehingga Sarindri kini berada didekapan Kichaka. Mulutnya ditutup
oleh Kichaka sehingga Drupadi hanya bisa bergumama. Drupadi
mencoba untuk melawan Kichaka namun percuma karena tenaganya
kalah jauh.
Kichaka lalu menyeret Sarindri ke sudut lorong. Ia mencoba untuk
membuka pakaian Sarindri dengan paksa. Sarindri mampu menahan
tangan Kichaka yang mencoba merogoh kancing baju Sarindri.
SARINDRI
TOLONG!!!
KICHAKA
Diam!!!
Kichaka mencoba untuk membuka baju Sangkuni. Tetapi TERDENGAR
SUARA LANGKAH KAKI DENGAN CEPAT DAN KENCANG. Datanglah raja
MATSYAPATI (40 Tahun) memarahi Kichaka
RAJA MATSYAPATI
Kichaka!!!
Kichaka yang kaget kemudian membuang jauh Sarindri. Badannya
sedikit gemetar, wajahnya berubah menjadi takut.
RAJA MATSYAPATI
Ngapain kamu??!!!
KICHAKA
(grogi)
Ini ka… hmm anu…
Drupadi merangkak ke kaki sang raja
45
SARINDRI
(menangis)
Tolong aku prabu raja. Aku mau diperkosa oleh
prabu Kichaka, raja.
RAJA MATSYAPATI
(marah)
Benar??!!!
KICHAKA
Iya mas, bener. Aku mau badannya, dan aku selalu
dapet apa yang aku mau
RAJA MATSYAPATI
Tapi perempuan ini tidak mau kau tiduri. Kamu
kalau mau meniduri perempuan, mending dinikahi
jangan sampai kau perkosa seperti ini.
Sarindri kaget mendengar ucapan rajanya. Lalu ia melirik ke
Yudhistira yang menyama menjadi Kanka seorang penasihat raja.
Kichaka hanya terdiam mendengar perkataan kakanya. Ia pun pergi
meninggalkan tempat tanpa bersuara.
RAJA MATSYAPATI
Kau ga papa Sarindri?
SARINDRI
(menahan nangisnya)
Iya tuan, aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah
menyelamatkan aku dari prabu Kichaka.
RAJA MATSYAPATI
Iyaa gapapa, sudah kau ga usah menangis. Jangan
dipikirin lagi ya kejadian tadi. Sekarang mending
kamu pulang ke rumah dan istirahat aja. Ini
buahnya biar aku yang bawa ke Sudesna.
SARINDRI
Baik raja, terima kasih raja.
KANKA
Prabu raja saya izin untuk mengantarkan Sarindri
untuk pulang ke rumahnya
RAJA MATSYAPATI
Baiklah, kau mengantar dulu dia ke rumahnya.
Kalau sudah nanti ketemu aku lagi di balai raja,
aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu.
KANKA
(membungkuk)
Baik prabu raja, terima kasih
46
RAJA MATSYAPATI
Hati hati ya Sarindri
Sarindri hanya menunduk. Pergi lah Raja Matsyapati ke dalam
kamarnya.
DRUPADI
Mas, aku takut
YUHISTIRA
Stt… diam. Jangan disini. Nanti malem kita ketemu
di taman. Kita akan bertemu di tempat tergelap.
Nanti aku akan beri tau saudara-saudara ku untuk
bertemu di sana nanti malam.
DRUPADI
(tersenyum)
Oke mas
Mereka berdua lalu pergi meninggalkan tempat
22. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Arjuna sedang duduk di ujung taman yang gelap. Tidak ada sumber
Cahaya yang besar menyinari taman ini kecuali beberapa kunang-
kunang dan juga cahaya rembulan. Arjuna duduk menyandar pohon
besar yang daunannya lebat.
Tidak lama kemudian, Drupadi datang. Dengan cepat Drupadi berlari
dan memeluk Arjuna serta menangis di pundaknya.
DRUPADI
(menangis)
Mas, aku tadi siang hampir di perkosa Kichaka
ARJUNA
Iya tadi mas udah cerita ke aku. Terus
kamunya sekarang gimana?
DRUPADI
Aku masih takut ka, aku takut Kichaka ngikutin
aku. Aku takut aku kalau nanti Ketemu Kichaka
lagi dan dia menculikku dan memerkosa aku.
ARJUNA
Sekarang kau aman disini sama aku. Nanti juga kan
saudaraku yang lainnya juga datang.
DRUPADI
Aku takut mas. Aku takut diperkosa lagi kaya
dulu.
47
Datanglah Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa ke taman ini.
NAKULA
Kau ga papa kan istriku?
DRUPADI
Aku takut mas, takut Kichaka mengincarku lagi.
Aku ga mau diperkosa lagi.
BIMA
Emang tadi Kichaka ngapain kamu?
DRUPADI
(menahan tangisnya)
Tadi aku mau bawain Sudesna buah-buahan. Terus
pas aku mau masuk ke ruangannya, tiba-tiba ada
Kichaka nungguin aku. Dia ngeliatin aku, nanya
nama aku siapa, mau kemana, terus dia juga
nyombongin dirinya. Aku kan risih mas, aku pamit
izin sama dia kan. Ehh tapi dia malah narik
rambut aku terus maksa aku buat begituan. Untung
ada mas yayi tadi sama raja. Prabu raja tadi
bilang ke dia kalo mau dapetin aku mending
nikahin aku aja. Yaudah deh dia ga jadi merkosa
aku terus pergi.
BIMA
Dasar bangsat!!!
Kichaka harus dibunuh. Dia bisa bikin penyamaran
kita kebongkar mas. Bahaya banget.
ARJUNA
Kayanya dia bakalan terus terang ke prabu raja buat nikahin kamu.
Nanti kalo kamu ditanya mau menikah apa engga sama dia, bilang
aja kalo kamu udah punya suami lima orang gandarwa yang bakal
ngebunuh semua pengganggu kamu. Ntar kalo misal dia masih maksa
buat dapetin kamu, kamu iyain aja. Nanti kita akan bunuh dia pas
kamu lagi berduaan sama kamu
BIMA
Aku aja mas yang bunuh dia.
ARJUNA
Yaudah kalo kamu emang mau bunuh dia. Drupadi
kamu inget ya rencana kita. Kalo emang kamu
dilamar sama Kichaka, kamu bilang ke kita aja
biar kita tau.
DRUPADI
Iya mas, makasih banyak
Fade out
48
23. INT. RUANG MAKAN ISTANA – SIANG
Sadewa menyamar menjadi Tantipala. Dirinya mengenakan jubah
panjang berwarna emas dan putih. Mengenakan topi berwarna putih
dan celana panjang berwarna putih. Rambutnya ia kuncir. Banyak
pelayang-pelayan yang terlihat sedikit kecapean.
TANTIPALA
Nanti meja ini kamu ganti ya jadi meja yang
penjangnya sepanjang manusia. Terus nanti mejanya
dihadepin ke kiri sini biar raja dan ratu bisa
ngeliat pertunjukannya enak. Nah jangan lupa di
ujung sana di kasih dua kursi buat raja sama
ratu. Kiri kanannya masing-masing kamu kasih lima
meja ya sesuai undangannya. Terus di atas mejanya
kamu kasih taplak berwarna merah rumbainya emas.
Piring, mangkok, gelas dan sendok garpunya jangan
lupa. Raja suka warna emas jadi sendok sama
garpunya warna emas. Piringnya putih aja
PELAYAN 1
Baik mas
TANTIPALA
(berbicara ke pelayan satunya)
Nah nanti kamu disitu bikin panggung ya buat
orang yang main musik. Tinggi panggungnya kamu
bikin sama kaya tinggi meja makan biar raja sama
tamu lainnya bisa ngeliat jelas musisinya. Terus
depan panggungnya kamu kasih karpet warna merah.
Pinggir karpenya kamu kasih bunga-bunga ya. Itu
nanti buat panggung penarinya. Hiasan dindingnya
jangan lupa. Pajang juga foto raja sama ratu yang
berdua di atas panggung ya
PELAYAN 2
Siap mas
TANTIPALA
Oke nanti sore semuanya harus udah rapi, saya cek
lagi nanti
PELAYAN
Oke mas
24. INT. KAMAR RATU SUDESNA KERAJAAN WIRATA – MALAM
Sebuah kamar megah yang sangat luas. Kamar itu berbentuk persegi
panjang di sisi sebelah kanannya terdapat balkon yang memiliki
panjangsama dengan kamarnya.
balkonnya ditutupi oleh dua buah gorden, yang pertama merupakan
kain putih yang dapat melihat pemandangan dari dalam kamar ke
luar wilayah Hasthina. Sedangkan kain kedua merupakan kain
49
berbahan sutra berwarna merah yang mempunya corak bermotif bunga-
bunga berwarna emas. Di setiap mata bunga terdapat batu permata
Dinding kamar ini dihiasi oleh pajangan berupa patung dewa.
Terdapat lukisan-lukisan yang bertemakan keindahan negeri Wirata
seperti pwilayah pesisir,sungai, danau, hutan-hutan, lahan
persawahan, bahkan ada juga lukisan wajah Sudesna.
terdapat sebuah kasur besar yang sandaran kasurnya berupa emas
berkilau yang terhiasi batu permata. Kedua sudut bagian depannya
terdapat pion-pion penyangga yang menyesuaikan sandaran kasur.
Kasur itu dialasi oleh sebuah karpet yang berbahan bulu dengan
warna merah yang melebihi lebar kasurnya itu sendiri. Lantainya
berbahan kayu kokoh yang berwarna coklat yang serasi dengan
tempat tidurnya
Sarindri sedang meriasi wajah ratu SUDESNA (38 Tahun). Mereka
duduk saling berhadapan. Ia mendandani ratu Sudesna sehingga
terlihat cantic. Dipakaikannya lipstick berwarna merah matte yang
cocok dengan warna putih kulit sang ratu.
Setelah selesai merias wajah sang ratu, ia menata rambut panjang
sepinggang milik ratu. Rambutnya bergelombang berwarna sedikit
kemerahan. Disisirnya rambut sang ratu oleh Sarindri. Terpejamlah
mata sang ratu
RATU SUDESNA
Sarindri…
SARINDRI
Iya nyai?
RATU SUDESNA
Apa kamu udah memunyai suami?
Sarindri hanya tersenyum, ratu bisa melihatnya di refleksi yang
terpantul oleh kaca di meja rias yang terbuat dari emas. Ratu pun
ikut tersenyum
RATU SUDESNA
(tersenyum)
Apa kau lagi nyari suami?
Sarindri hanya tertawa sedikit
RATU SUDESNA
Kau suka laki-laki yang seperti apa Sarindri?
SARINDRI
50
Aku ga ada tipe-tipe laki-laki nyai. Asalkan dia
baik padaku saja
RATU SADESNA
Tapi kau pasti mempunya tipe suami idaman kan?
SARINDRI
Ga ada nyai, tapi waktu itu aku pernah bermimpi
bertemu dengan Kresna hehehe…
Ratu Sudesna membalikan badannya dengan wajah penasaran
RATU SUDESNA
Bertemu Kresna? Coba ceritain
SARINDRI
Waktu itu aku bertemu dengan Kresna di sebuah
lading rumput yang hijau. langitnya cerah tetapi
cuaca tidak terik dan tiupan anginnya terasa
menjadi sejuk. Aku sedang berdua dengan Kresna.
Mimpinya terasa nyata. Lalu kita berdua merasa
jatuh cinta, akan tetapi Kresna berkata bahwa
dirinya bukanlah jodoh aku yang sebenarnya. Ia
memberikan petunjuk kepada ku kalau jodohku
adalah seseorang lelaki yang mampu membuatku
tidak takut dengan apa yang menghantuiku selama
ini. Dan laki-laki itu mampu membuatku merasakan
kembali apa yang sudah lama tidak aku rasakan
RATU SUDESNA
Cieee… apa kamu udah bertemu orangnya?
Sarindri hanya tersenyum dan kembali menata rambut ratu. Sudesna
hanya tersenyum. Suasana menjadi sepi. Seketika ratu menyeletuk
RATU SUDESNA
Kalau emang bener Kresna bilang kaya gitu,
kemungkin jodoh kamu adalah ksatria hehehe…
Sarindri hanya tertawa begitu juga ratu Sudesna. Tertatalah
rambut ratu sudesna, rambutnya tersanggul rapih dan diberikan
hiasan bungan di pinggirnya.
Sarindri lalu membeberkan beberapa pilihan baju di atas kasur
ratu. Ada yang berwarna emas dan juga warna merah. Sudesna
mencoba keduanya dengan menempelkan baju-baju itu di depannya
sambil mengaca di depan cermin.
RATU SUDESNA
Menurutmu bagus yang mana Sarindri?
SARINDRI
51
Menurut saya lebih bagus yang merah nyai. Nyai
jadi lebih tegas kalo memakai gaun yang ini?
RATU SUDESNA
Bener??
Sarindri hanya mengagguk dan tersenyum. Ratu pun memakai gaun
merah dengan dibantu Sarindri
RATU SUDESNA
Kamu mau ikut ke acara?
SARINDRI
Ahh… ga usah nyai
RATU SUDESNA
Lhoo… kenapa ga mau ikut?
SARINDRI
Aku lagi ga enak badan nyai
RATU SUDESNA
Bener nih kamu ga mau ikut?
SARINDRI
(tersenyum)
Iya nyai
RATU SUDESNA
(tertawa)
Ehh… siapa tau kamu ketemu ksatria itu hehehe…
Sarindri hanya tertawa kecil
RATU SUDESNA
Yaudah kalo kamu ga mau ikut gapapa. Makasih ya
udah ngerias saya malam ini
SARINDRI
(membungkuk)
Iya nyai gapapa. Ada yang bisa saya bantu lagi
nyai?
RATU SUDESNA
Udah ga ada kok. Kamu kalo mau keluar silahkan
aja, mau disini nemenin saya juga gapapa hehehe…
SARINDRI
Ahh… saya keluar saja nyai, ga enak kalau disini
lama. Saya permisi dulu nyai
RATU SUDESNA
52
Ohh iya silahkan. Makasih ya Sarindri
SARINDRI
Iya nyai. Permisi
Keluarlah Sarindri dari kamar sang ratu
25. INT. DAPUR ISTANA WIRATA – MALAM
Ruangannya sangatlah besar dan berbentuk persegi panjang. Di
setiap sisinya terdapat beberapa kompor. Di atas kompor terdapat
jendela kecil yang memanjang menjadi arah asap yang dihasilkan
kompor untuk keluar. Sedangkan pada samping kompor terdapat
sebuah meja yang dipenuhi oleh bahan dan bumbu-bumbu masak.
Di tengah ruangan ini terdapat 4 buah meja memanjang untuk juru
masak menyiapkan hidangannya. Pelayan kerajaan sedang menunggu
instruksi untuk membawa makanan yang telah siap.
Banyak juru masak yang mondar-mandir dari kompor ke meja tengah
untuk menyiapkan hidangan. Tampak Bima yang sedang menyamar
menjadi Balawa sedang mengawasi bawahannya. Sesekali ia membantu
para juru masak lainnya yang merasa kesulitan.
BALAWA
Ini hidangan buat raja. Sebelum di tata pada
piring, coba dulu sama kalian. Gimana rasanya,
kurang asin atau engga, manisnya pas. Jangan
terlalu pedas! Raja ga suka makanan pedas
Para juru masak mencoba makanan yang mereka masak. Ada yang
menambahkan garam ke masakannya, ada yang menambahkan air putiih.
Juru masak yang menyiapkan hidangan pembuka berupa gorengan
menyerahkan masakannya ke Balawa. Balawa menghampirinya dan
menyoba masakan itu
BALAWA
Oke masakannya pas. Sekarang kamu tata aja ya
makanannya.
Juru masak itu pun menganggukan kepalanya dan bergegas untuk
menata hidangan gorengannya. Setelah selesai menata. Ia kembali
mempresentasikannya ke Balawa. Balawa mempercantiknya sedikit,
setelah itu ia memanggil pelayan
BALAWA
Oke siap nih gorengannya, kalian bawa ya ke ruang
makan. Hati-hati bawanya
Pelayan pun lalu mengambil hidangan itu dan berjalan ke luar
dapur kerajaan.
26. INT. RUANG MAKAN ISTANA WIRATA – MALAM
53
Meja makan sudah terpenuhi oleh para tamu undangan raja
Matsyapati dan ratu Sudesna duduk bersampingan di ujung meja yang
menghadap ke panggung pertunjukkan. Di sebelah kanan raja ada
Kanka yang duduk, di sebrangnya adalah Kichaka.
Meja itu panjang dan diberi taplak merah dengan corak kembang
yang warnanya samar-samar, sedangkan pinggirannya diberikan
rumbai-rumbai berwarna emas. Di atas meja itu terdapat sebuah
piring berwarna putih, pada depan bagian kiri piring terdapat
sebuah mangkok putih yang di dalamnya terdapat sebuah sendok dan
garpu yang berwarna emas. Sebelah kanan piring tersedia sebuah
gelas berwarna emas. Khusus gelas raja memiliki batu permata
berwarna merah yang melingkari gelas itu.
Di depan sang raja dan ratu terdapat sebuah panggung pertunjukan.
Para musisi duduk bersila sambil memainkan alat musiknya masing-
masing. Di tengah panggungnya ada seorang sinden yang bernyanyi .
Para tamu undangan dan juga raja serta ratu menikmati lantunan
kembang yang dibawakan musisi tersebut. Setelah beberapa lagu
dimainkan, para tamu dan juga raja serta ratu memberikan
apresiasi kepada musisi tersebut.
Setelah pertunjukan musik selesai, datanglah para penari kerajaan
yang masuk dari arah kiri dan kanan panggung. Mereka menari di
depan panggung yang sudah diberikan karpet berwarna merah yang
sesuai dengan taplak meja makan. Penari itu berjumlah enam orang,
tiga perempuan dan tiga laki-laki. Mereka menari dengan
berpasang-pasangan, gerakan penari itu sangat indah dan membuat
raja terkesima
Di tengah pertunjukan tari itu, munculah Arjuna yang menjadi
seorang penari. Ia merubah kejadian sayembara Hasthina menjadi
gerakan tari. Keenam penari itu seketika merubah dirinya menjadi
seorang aktor yang gerakannya seperti seorang penari. Arjuna
membayangkan para penari itu ialah para kurawa yang mencoba
menyerangnya pada saat sayembara. Akhirnya Arjuna memanah semua
lawan tarinya hingga mereka semua berjatuhan. Lalu ia merangkul
salah satu lawan tarinya yang perempuan dan pergi meninggalkan
panggung tari. Raja Matsyapati berdiri dan bertepuk tangan ke
pada Arjuna. Arjuna dan para penari lainnya membungkuk ke arah
hadirin di meja makan.
Keluarlah para penari itu. Musisi dan sinden tetap di tempat
karena mereka mengiringi jamuan makan mala mini. Datanglah para
pelayan yang semuanya berjumlah dua belas orang yang siap
melayani sendiri setiap masing-masing tamu undangan. Raja dan
ratu bersama para tamunya menyantap hidangan makan malam
27. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
54
Drupadi dan Bima sedang berjalan-jalan di taman. Bima masih
mengenakan baju yang tadi ia gunakan ketika memasak.taman itu
sangat sepi dan hanya ada buangan cahaya dari istana yang sangat
terang.
Banyak tanaman indah di sepanjang taman itu. Kunang-kunang juga
banyak di taman itu. Sesekali Drupadi menangkap kunang-kunang
dengan tangannya dan memberikannya kepada Bima. Mereka lalu
mencari pohon yang besar. Lalu mereka duduk di bawahnya, Drupadi
menyendekan kepalanya di bahu Bima
DRUPADI
Mas, tadi aku dari kamarnya ratu Sudesna
Bima melihat Drupadi dengan sedikit terkejut
BIMA
Lho… ngapain?
DRUPADI
Tadi siang ratu bilang ke aku kalo dia mau aku
yang ngerias wajahnya nyai. Yaudah deh aku tadi
ke kamarnya nyai ratu
BIMA
Ohh bagus dong. Gimana dandanan kamu?
DRUPADI
Bagus kok, nyai juga suka sama riasan aku. Dia ga
ada keluhan sih. Malahan tadi nyai ratu ngajakain
aku buat datang ke acara itu mas
BIMA
Lhoo… kenapa kamu ga ikut aja? Lagian lumayan kan
kamu bisa ngeliat arjuna nari sama makan masakan
aku
DRUPADI
Yaa aku sih maunya ikut mas, cuman kan di acara
itu ada Kichaka juga. Aku takut nanti kalo ikut,
terus Kichakanya nafsu lagi, dia malah langsung
melamarku. Mendingan aku ga ikut deh
BIMA
Ga papa dong, kan kita udah bikin cara kalo nanti
Kichaka macem-macem sama kamu
DRUPADI
Engga deh mas, mendingan ngindar aja
28. INT. RUANG MAKAN ISTANA WIRATA – MALAM
55
Pelayan istana masuk ke dalam ruang makan dengan membawa hidangan
penutup berupa es buah. LANTUNAN MUSIK MASIH MENEMANI JAMUAN
MAKAN MALAM. Pelayan itu kemudian berdiri di samping kanan para
tamu dan mengambil piring kotornya ke nampan. Setelah itu mereka
menaruh es buah yang berada di mangkok dan pergi meninggalkan
ruang makan. Mereka semua menikmati es buah itu
KICHAKA
Kakaku, ratu sudesna. Malam ini kau cantic sekali
RATU SUDESNA
Terima kasih kichaka. Kecantikanku mala mini
dibantu riasan Sarindri. Ia merias wajahku dari
sore tadi
KICHAKA
Sarindri? Duhh ka kalo dia lebih cantik lagi dari
dirimu hahaha…
Semuanya tertawa
RATU SUDESNA
Hahaha… iya dia emang lebih cantik, tapi
secantik-cantiknya dia masih belom memunyai suami
Kanka melihat ratu Sudesna
KICHAKA
Hah? Yang bener ka? Masa cantik kaya gitu belom
punya suami
RATU SUDESNA
Iyaa, tadi aku sedikit berbincang saat dia
meriasku. Aku Tanya apa dia udah punya suami atau
belum, dianya cuman ngejawab senyum aja.
KICHAKA
Wahhh pas banget nih sama aku ka
RAJA MATSYAPATI
Ehh kamu mau nambah lagi? Inget itu istri-istri
kamu ada berapa!
KICHAKA
Hehehe… abisnya gimana mas, mereka semua ga ada
yang cantiknya kaya Sarindri
RATU SUDESNA
Ya kamu kalo mau sama Sarindri, lama raja sana.
Kamu cocok kok sama Sarindri, kayanya yaa
KICHAKA
56
Lhoo… kok kaka bisa bilang aku cocok sama dia?
RATU SUDESNA
Soalnya tadi dia cerita kalo dia mimpi didatengin
Kresna. Katanya jodohnya itu laki-laki yang bisa
bikin Sarindri ngerasain kehidupannya yang dulu
pernah direbut
KICHAKA
Lhaa iya dong ya? Itu mah aku banget, dia tau kan
aku ini siapa? Yaudah mba akum akin yakin
ngelamar dia buat aku jadiin istri
RATU SUDESNA
Kamu yakin?
KICHAKA
Iya mba aku yakin, coba mba panggilin kesini. Aku
mau ngelamar dia sekarang
Ratu Sudesna memanggil salah satu pelayan
RATU SUDESNA
Kamu cari ya Sarindri lagi di mana, nanti suruh
dia datang kesini
Pergilah pelayan itu
29. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Drupadi dan Bima sedang berjalan ke arah Istana. Mereka berdua
bergandengan tangan. Tiba-tiba mereka berdua melepas genggaman
tangannya karena ada seorang pelayan yang datang menghampiri
PELAYAN
Sarindri, kau dipanggil oleh nyai ratu Sudesna di
ruang makan sekarang
Sarindri melihat ke Balawa
SARINDRI
Oke nanti aku akan ke ruang makan, sebentar ya.
Pelayan itu mengangguk dan pergi meninggalkan Sarindri
DRUPADI
Tuhkan mas, kayanya Kichaka mau ngelamar aku
sekarang
BIMA
57
Yaudah kamu tenang aja, kamu sekarang pergi aja
ke ruang makan. Aku panggil yang lainnya terus
kita berkumpul disini. Kamu masih ingetkan
rencana Arjuna waktu itu?
DRUPADI
Masih inget mas, tapi aku takut
BIMA
Percaya sayangku, itu rencana yang bagus. Inget
ya, jangan sampe salah. Kichaka bahaya buat kita
semua, kita udah nanggung bentar lagi bisa balik
ke Hasthina
DRUPADI
Iya mas, aku nanti aku akan mincing Kichaka sesau
rencana Arjuna
BIMA
Yaudah kamu pergi aja sana, jangan buat ratu
nunggu
Drupadi mencium Bima lalu pergi meninggalkan Bima
30. INT. RUANG MAKAN ISTANA WIRATA – MALAM
Datanglah Sarindri ke ruang makan
SARINDRI
Permisi nyai, yayi. Apa kalian memanggil aku?
RATU SUDESNA
Iya Sarindri, sini agak deketan
Sarindri berjalan pelahan mendekat, matanya melihat Kanka yang
hanya terdiam.
SARINDRI
Ada apa nyai?
RAJA MATSYAPATI
Menteri-menteri kalian sebaiknya meninggalkan
ruangan, karena ini masalah pribadi
Semua menterinya keluar, Kanka juga ikut keluar. Namun ketika
dirinya ingin berdiri di tahan oleh raja. Ketika semua menterinya
pergi dan di ruangan itu hanya tersisi ratu dan raja, Kichaka,
Kanka san Sarindri
KICHAKA
Kamu mau ga jadi istri aku?
Sarindri sedikit terkejut.
58
RATU SUDESNA
Pelan-pelan Kichaka, biar Sarindri diberi tahu
dulu alasan kamu ingin menikahinya
RATU SUDESNA
Jadi gini Sarindri, tadi aku cerita ke pada
kichaka kalau kau belum memunyai seorang suami.
Terus aku juga menceritakana mimpimu saat
berjumpa dengan Kresna. Setelah mendengar
ceritanya, Kichaka bersikeras ingin menikahi
dirimu
Sarindri hanya terdiam mendengar ucapan ratu, ia menatap mata
Kanka
RAJA MATSYAPATI
Jadi gimana Sarindri? Apa kamu mau?
SARINDRI
Maaf yayi, maaf nyai, maaf prabu Kichaka. Saya
sebenarnya udah memunyai suami
KICHAKA
Hah??? Siapa suami kamu?
SARINDRI
Mereka adalah gandawa prabu, suami ku adalah
gandarwa yang berjumlah lima orang. Dan mereka
siap membunuh setiap orang yang mencoba
menggangguku
KICHAKA
Alah… kau ini, bohong!
SARINDRI
Benar prabu, aku sudah memunyai suami
KICHAKA
Suruh para suamimu kesini, biar mereka lawan aku.
Mereka piker dirinya siapa bisa ngelawan Kichaka?
Hahaha
RAJA MATSYAPATI
Udahlah adikku. Sarindri udah punya suami seorang
gandarwa, lima orang pula. Kau emang ga cukup
udah punya sepuluh istri?
KICHAKA
59
Mereka semua ga ada yang ngertiin aku. Gini deh
Sarindri. Aku meminta kamu untuk menemaniku tidur
mala mini. Hanya satu malam doang. Gimana?
Sarindri melihat ke arah Kanka. Kanka menganggukan kepalanya
dengan perlahan
SARINDRI
Tapi cuman malam ini aja ya?
KICHAKA
(girang)
Iya janji cuman malam ini aja
31. EXT. TEPI TAMAN SAWAH - MALAM
Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa sedang berada di tepi taman.
Tempatnya gelap dan berisik oleh suara derasnya sungai yang
berada lumayan dekat dari situ.
Mereka menunggu Drupadi. Mereka memerhatikan sebuah lorong jalan.
Drupadi terlihat dari kejauhan sedang menyusuri jalan itu. Dari
kejauhan Drupadi sedikit mengangkat tangannya dan membuat suara
siulan. Bima segera berdiri dan berjalan ke arah lorong itu
32. INT/EXT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Lorong itu merupakan semi terbuka, kiri kanannya tidak ada sekat
dan hanya terdapat pion-pion penyangga atapnya. Ada juga semak-
semak yang menjadi pembatas antara lorong dengan taman istana.
Datanglah Bima, ia menghampiri Drupadi
BIMA
Gimana Kichaka?
DRUPADI
Tadi bener mas Kichaka ngelamar aku. Terus aku
bilang kalo aku udah punya suami. Dia masih aja
maksa mas. Akhirnya dia minta aku buat bermalam
sama dia. Akhirnya aku iyain aja mas dianya.
BIMA
Nahh yaudah bagus. Nanti kamu mikirin cara ya
biar aku tau saat yang pas buat masuk ke dalem
DRUPADI
Oke mas, udah sana ngumpet dulu. Dia cepet
datengnya
Bima pun kembali ke taman, sedangkan Drupadi masuk ke dalam kamar
60
33. EXT. TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
BIMA
Tadi bener kalo Drupadi dilamar sama Kichaka
NAKULA
Terus gimana sekarang
BIMA
Rencana mas Arjuna bisa. Dia bilang kalo udah punya suami lima
gandarwa. tapi kichakanya masih aja mau nidurin Drupadi. jadi dia
minta kalo malam ini tidur ditemenin sama Drupadi. sekarang kita
tinggal nunggu Kichaka berduaan sama Drupadi. Ntar kalo Kichaka
udah masuk ke kamar, kita mendekat ke kamar mereka. Kita tunggu
sampe Drupadi ngasih sinyal, setelah itu aku masuk ke dalam dan
ngebunuh Kichaka. Kalian ngeliatin penjaga aja ya jangan sampe
ketahuan
34. INT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Kichaka berjalan dengan senang, tangan kanannya membawa sebotol
minuman sedangkan tangan kirinya membawa bingkisan bunga
berwarna-warni.
KICHAKA
(memanggil mesra)
Sarindri!
Kichaka berhenti di depan pintu kamar, ia merapihkan pakaiannya,
bunganya, dia juga mengoleskan minyak wangi ke seluruh tubuhnya,
rambutnya disisir sehingga tampak rapih. Masuklah Kichaka ke
dalam kamar
35. EXT. TEPI TAMAN SAWAH – MALAM
Para Pandawa memerhatikan gerak-gerik Kichaka dari jauh. Setelah
kichaka masuk ke dalam kamar. Para Pandawa bergerak mendekati
kamar itu dengan perlahan-lahan
36. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA - MALAM
Kamarnya sangat sederhana, hanya terdapat sebuah kasur berukuran
besar dan lemari pakaian. Di sisi kanannya terdapat sebuah
jendela yang tertutup
Kichaka terdiam melihat kecantikan Sarindri yang terbaring di
atas kasur. Rambutnya yang lurus dan hitam mengkilat terurai
menutupi kasur. Bibirnya merah, kulitnya putih.
KICHAKA
Sarindri sayangku, kau cantik sekali seperti itu
Sarindri hanya tersenyum saja
37. INT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
61
Bima berada di dekat semak-semak, badannya tidak terlihat sama
sekali, Nakula berada di sisi kiri ruangan, Sadewa brada di sisi
belakang kamar. Sementara Arjuna memerhatikan dari jauh
38. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Kichaka menjatuhkan bunganya serta botol minumannya. Ia lalu
berjalan perlahan mendekati Sarindri yang terbaring di kasur.
Kichaka melepaskan secara pelan-pelan atasannya. Begitu juga
Sarindri yang membuka sedikit atasannya tetapi tidak sampai
melepas bajunya.
Dibuangnya baju Kichaka olehnya. Ia lalu duduk di pinggir kasur
bersama Sarindri. Badannya ia pepetkan ke Sarindri, Sarindri
hanya terdiam saja didekatkan Sarindri. Kepala Kichaka mencoba
untuk mencium Sarindri
SARINDRI
Mas…
KICHAKA
Ada apa sayangku?
SARINDRI
Bisa tolong dibuka pintunya? Aku ngerasa
kepanasan eheheh…
Kichaka terlihat sedikit kesal, namun dirinya berusaha
menyembunyikan kekesalannya
KICHAKA
Oke sayang, aku buka pintunya deh
Kichaka bangkit dari kasur. Ia berjalan ke arah pintu dan
membukanya
39. INT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Bima yang bersembunyi di semak-semak menyadari bahwa pintu kamar
itu terbuka. Dirinya melihat Kichaka yang sudah tidak mengenakan
pakaian. Kichaka kemudian masuk kembali ke dalam kamar.
Bima memberikan kode kepada Nakula
BIMA
(berbisik)
Kode. Drupadi
Nakula menganggukan kepalanya
40. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Kichaka berjalan perlahan ke arah Sarindri.
62
KICHAKA
Sarindri sayang…
SARINDRI
(tersenyum)
Iya mas
KICHAKA
Aku milikmu malam ini sayang
Sarindri hanya tersenyum saja karena melihat sosok besar di belakang
Kichaka
DUAR!!!
Diceikiknya leher Kichaka oleh Bima dari belakang dan dia mengangkat
Kichaka ke udara. Kichaka kaku dan tidak bisa berbuat banyak,
tangannya mencoba melepaskan diri dari cekikan Bima. Sarindri hanya
tersenyum saja melihatnya. Mata Kichaka berubah menjadi merah. Bima
mematahkan leher Kichaka dengan mudah. Ia memutar kepala Kichaka ke
belakang
BIMA
(tersenyum)
Hallo sayangku
Kichaka semakin terkejut
KICHAKA
(tercekik)
BIMA???
Bima hanya tersenyum melihat ekspresi Kichaka yang takut. Bima
kemudian membanting Kichaka bolak-balik layaknya sebuah palu yang
sedang memukul sbuah paku. Hancurlah lantai kamar tersebut dan
darah berceceran dimana-mana. Bima kemudian melempar Kichaka ke
arah pintu hingga dinding kamarnya tertembus
41. INT. PINTU MASUK TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Penjaga yang sedang mengamankan pintu masuk ke dalam istana
terkejut karena melihat sosok seperti manusia yang melayang.
Sosok manusia itu melayang sangat tinggi lalu kemudian menghilang
ditertutup pohon.
Mereka berdua sempat terdiam
PENJAGA 1
Apaan tuh?
PENJAGA 2
Ga tau, kita panggil ketua dulu deh
Mereka berdua masuk ke dalam istana dengan tergesa-gesa
63
42. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA
DRUPADI
Kamu mending pergi aja mas sekarang, aku takut kamu ketahuan kalo
yang ngebunuh Kichaka. Para penjaga istana pasti udah ngeliat
bayangan Kichaka yang tadi melayang. Terus mereka udah pasti
nyamperin Kichaka. Mas pergi tolong
BIMA
GA!!!
Biarin aku ngeladenin penjaga itu semua, aku ga takut!
DRUPADI
Mas Bima, pihak istana tahu kalau Kichaka mala
mini hanya berdua bersama ku. Kalau mereka sampai
tau kau ada di sini juga. Mereka akan menghukum
dirimu dan juga aku. Dan penyamaran kita akan
ketahuan. Aku bisa kasih alesan kalo pasa suami-
suamiku yang gandarwa datang dan membunuhnya.
Percaya mas sama aku
BIMA
Okelah aku pergi. Tapi aku akan terus ngeliat
kamu dari jauh
DRUPADI
Yang penting kau ga ketahuan sama para penjaga
itu
Bima lalu pergi dari kamar itu meninggalkan Drupadi
43. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
Ada enam orang penjaga yang datang menghampiri mayat itu.
Mayatnya tersangkut di sebuah pohon tinggi yang memiliki duri-
duri. Satu kakinya berada di atas sedangkan kaki yang lainnya
terkulai mengambang seperti tidak mempunyai tulang. Tangannya
mengambang. Kepalanya sedikit berotasi layaknya sebuah gansing
yang memutar. Mengalir darah dari mulut mayat itu membasahi dahan
dan batang pohon itu.
PENJAGA 1
Panjat sana mas
PENJAGA 2
Ahh kau aja sana yang manjat, make nyuruh-nyuruh
Salah satu dari penjaga itu mengambil sebuah gala panjang dan
menyodok mayat itu. Mayatnya terjatuh cukup tinggi sehingga
membuat kepalanya hampir terlepas. Sekujur tubuh mayat itu
tergores duri dari pohon. Salah satu penjaha mendekatkan diri
menuju mayat itu.
PENJAGA 3
(terkejut)
64
Prabu Kichaka!
Serentak semua penjaga yang lain terkejut sekaligus penasaran dan
akhirnya mendekati mayat Kichaka
PENJAGA 1
(menunjuk kamar Sarindri)
Tadi mayatnya melayang dari sana
Dengan cepat semua penjaga berlari ke arah kamar drupadi
44. INT. KAMAR TIDUR RAJA MATSYAPATI
Raja Matsyapati sedang tertidur. SUARA YANG KENCANG MENGETUK
PINTU MASUK KE DALAM KAMAR RAJA. Raja Matsyapati pun terbangun
RAJA MATSYAPATI
(kesal dan mengantuk)
Siapa??!!!
PENJAGA
Mohon maaf yayi prabu Matsyapati. Para penjaga
yang bertugas menemukan mayat prabu Kichaka
Raja pun tekejut mendengar berita itu ia pun dengan cepat membuka
pintu
RAJA MATSYAPATI
(mengancam)
Kamu jangan bohong!
PENJAGA
Demi Kresna prabu raja. Ada enam orang yang
melihat mayat Kichaka. Kepalanya hampir terputus
dan badannya…
RAJA MATSYAPATI
Udah udah cukup!!!
Saya mau liat sendiri mayatnya. Kamu sekarang
cepat beritahu Sudesna dan juga Kanka tentang
ini. Abis itu panggil Sarindri dan suruh dia ke
balai istana cepat
PENJAGA
Baik prabu
Raja Matsyapati lalu berjalan kencang keluar kamarnya
45. INT. BALAI ISTANA WIRATA – MALAM
Raja sedang duduk di singgasananya, sedangkan ratu Sudesna duduk
di samping raja dan Kanka berdiri di sebelah raja. Sarindri
berada di sebrang raja yang dikawal oleh dua buah penjaga
65
RAJA MATSYAPATI
Sarindri, apa kamu semalam berdua bareng Kichaka
SARINDRI
Benar yayi raja. Aku semalam berduaan dengan
prabu Kichaka
RAJA MATSYAPATI
Apa kau tau dimana Kichaka sekarang?
SARINDRI
Tau yayi raja. Ia sudah menjadi mayat di taman
istana
RAJA MATSYAPATI
Apa kau tau siapa yang membunuh Kichaka?
SARINDRI
Tau yayi raja. Yang membunuh Kichaka adalah
suami-suamiku
RAJA MATSYAPATI
Jadi kau mengakui ya kalau kamu telah ngebunuh
Kichaka. Sekarang juga kamu saya usir dari
wilayah kerajaan Wirata
Menangis lah Sarindri di hadapan mereka semua. Ratu Sudesna
bangkit dan menenangkan Sarindri
KANKA
(memohon)
Tapi mas, sarindri kan emang sudah memunyai
suami. Kichaka juga udah tau kalau Sarindri udah
punya suami. Jadi emang ini semua kesalahan
Kichaka yang udah nakal sama istri orang. Dan ini
bukan kesalahan Sarindri, jadi tolong mas beri
dia kesempatan
RAJA MATSYAPATI
Iya saya tau kalau Sarindri semalam bilang dia
itu udah punya lima orang suami yang semuanya
gandarwa. tapi dia udah membunuh Kichaka.
Membunuh pimpinan tertinggi pertahanan kita
Sudesna. Dan saya takut kalau kabar ini menyebar
sangat cepat dan membuat musuh-musuh kerajaan
akan menyoba menyerang kerajaan kita
Sarindri merangkak di hadapan raja
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi
Skenario drupadi

More Related Content

Recently uploaded

617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
Tiaellyrosyita
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
MuhammadAmin350497
 
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99
 
pembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr ut
pembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr utpembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr ut
pembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr ut
sarahamalia26
 
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdfModul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
MiftaJohanDaehanJo
 
sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134
sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134
sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134
DindaYuliaSafira
 
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdfDAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
AGUSABDULROHIM
 
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
MuhammadRafi159661
 
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking PresentasiGames Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
RayAhmed5
 

Recently uploaded (10)

617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
 
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
 
pembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr ut
pembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr utpembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr ut
pembelajaran kelas rangkap model pembelajaran 221 pkr ut
 
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdfModul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
 
sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134
sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134
sertifikat pesert terbaik. siswa siswi sdn 134
 
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdfDAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
 
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
 
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking PresentasiGames Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
 

Featured

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
Christy Abraham Joy
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
Vit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
MindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
GetSmarter
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
Project for Public Spaces & National Center for Biking and Walking
 

Featured (20)

AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike RoutesMore than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
More than Just Lines on a Map: Best Practices for U.S Bike Routes
 

Skenario drupadi

  • 1. DRUPADI Ditulis Oleh Dhea Algani Berdasarkan Novel Drupadi Karya Seni Gumira Ajidarma Skenario Final Draft UAS 10 Januar 2018
  • 2. 1 1. EXT. ARENA SAYEMBARA KERAJAAN PANCALA – SIANG Arena Sayembara berada di tengah-tengah padang rumput yang hijau. padang rumput itu terdapat sebuah jalan menuju sebuah panggung besar. Beribu-ribu orang berkumpul di sepanjang pinggir jalan itu. Mereka mengenakan pakain terbaik yang dimiliki. Meski Langit sedikit mendung namun masih banyak warga yang datang untuk melihat rombongan kerajaan. Dengan tertib para warga kerajaan pancala yang datang meminggir untuk mempersilahkan rombongan tandu kerajaan yang sedang lewat. Rombongan itu terdiri dari 4 gajah kerajaan yang dihias oleh kain-kain indah yang menutupi tubuhnya. Kepalanya diberikan perhiasan batu permata yang menyegarkan mata, gadingnya dipotong rapih. Gajah kerajaan itu sedang menarik sebuah tandu yang terbuat dari kayu yang dipahat oleh seniman-seniman terbaik milik pancala. Pahatan tersebut dipadukan oleh lapisan-lapisan perak yang menyinari semua mata yang melihatnya. Sementara bagian atas tandu dihiasi dengan berbagai macam warna batu permata mengelilingi seluruh bagian tandu kerajaan bagian atas. Setiap sisinya ditutupi oleh kain tipis berwarna putih yang membuat semua orang penasaran dengan orang yang ada di dalamnya. Warga 1 Mas, bisa liat drupadi ga? Aku cuman liat bayangan item doang Warga 2 Sama lho mas ga bisa liat. cantik banget pasti ya sampe ditutup gini. Nanti kita bisa ikut sayembara ga sih? Warga 1 Engga lah, emang kamu siapa bisa ikut sayembara? Warga 2 Hehehe… Gajah kerajaan itu juga dikawal oleh gajah-gajah perang yang dipasang oleh kain-kain pelindung, kepalanya dipasangi helm yang terbuat dari besi, gadingnya panjang melengkung serta runcing. Gajah perang itu ditunggangi tentara perang yang membawa tombak panjang, memakai baju zirah dan juga helm. Rombongan tandu kerajaan pun juga diikuti oleh iring-iringan musik yang menemani lantunan pujian-pujian para pendeta. Para pemain musik memainkan musik-musik yang berirama lembut dari alat musik seperti seruling, kecapi, gendang, sasando, gong yang dimainkan dengan indah.
  • 3. 2 Musisi tersebut berkumpul sesuai dengan alat musik yang ia kenakan. Pakaian yang digunakan para musisi itu seragam, yaitu atasan telanjang dada bawahan menggunakan kain motif batik berwarna biru yang dililitkan serta penutup kepala berupa kain berwarna hitam. Para warga ada yang bertepuk tangan, menari, bahkan mengikuti pujian pendeta dengan khikmat. Selain itu, para dayang-dayang kerajaan berada tepat disamping para musisi sedang menabur bunga- bunga cerah disepanjang jalan. Banyak warga laki-laki yang mencoba menggodai para dayang tersebut, mengajaknya berbicara, namun para dayang itu hanya tersenyum dan melanjutkan menabur bunga dijalan. 2. INT. TANDU KERAJAAN – SIANG Drupadi (25 Tahun) duduk di tengah tandu yang lega. Kulitnya putih, bibirnya merah, matanya bersinar, dan rambutnya hitam lurus memanjang. Ia mengenakan pakaian panjang berwarna silver yang diberikan aksen berwarna biru. Kepalanya dihiasi dengan mahkota berwarna perak dengan batu permata biru di tengahnya. Di lehernya dikelilingi kalung perhiasan biru yang sesuai dengan batu permata mahkotanya. Di dalam tandu ia ditemani dua dayang yang mengibaskan kipas bulu merak ke arahnya. Interior tandu itu terlihat sama dengan eksterior tandu, berlapis perak, beratapkan batu permata, dan beralaskan karpet bulu berwarna biru yang nyaman. Dari dalam tandu bisa melihat secara jelas ke arah luar tandu. Drupadi sesekali melambaikan tangannya ke warga, namun itu dilakukan untuk membuat citra putri saja dan berbeda dengan ekspresi wajah cantik Drupadi yang sedikit gelisah. Dayang 1 Putri Drupadi kenapa bermuka murung? Apa udara di dalam tandu masih panas? Drupadi (sedih) Bukan, aku merasa takut hari ini. Aku takut pria yang berhasil memenangkan sayembara hanya berusaha untuk mendapatkan wilayah kerajaan dan melecehkan ku. Aku berdoa kepada Kresna agar mendapat jodoh yang tulus mencintaiku dan bukan hanya dari tahta ku. Melihat Drupadi yang sedih, para dayang berdiam karena tidak mau merusak perasaan Drupadi. Tandu Drupadi sudah mendekati arena sayembara di alun-alun. Drupadi memerhatikan para ksatria yang akan mengikuti sayembara hari ini. Mereka saling pamer baju zirahnya masing-masing. Beberapa diantar mereka ada yang melakukan pose tangguh ke arah Drupadi yang sebenarnya mereka tidak bisa melihat Drupadi.
  • 4. 3 Drupadi Lihat mereka, Mereka kira aku tertarik dengan kemewahan yang mereka miliki. Duryudhana (35 Tahun) tiba-tiba muncul dan memamerkan zirahnya. Baju itu terbuat dari kulit yang tebal, di lehernya terpasang sebuah bajar emas yang bertahtakan sebuah batu permata berwarna ungu. Sementara bawahannya mengenakan sebuah kain 2 lapis, yang pertama berlapiskan besi, [ada lapis kedua ialah kain sutra berwarna ungu kehitaman Duryudhana (berteriak) AKU AKAN MEMBAWA PULANG DRUPADI MALAM INI HAHAHA… Semua warga menyoraki Duryudhana dengan kesal. Ada beberapa dari mereka yang melempari Duryudhana dengan batu. 3. EXT. ARENA SAYEMBARA KERAJAAN PANCALA – SIANG Di tengah padang rumput itu terdapat sebuah panggung megah yang beralaskan kayu. Atasnya berteduhkan kipas yang berbahan dari bulu burung merak berwarna biru. terdapat banyak pohon yang berbaris di setiap sisi sepanjang jalan menuju panggung itu. Warga yang menyaksikan sayembara begitu teratur berdiri dibelakang pembatas yang terbuat dari tali perak berwarna biru Para pemain musik semakin menaikan tempo musiknya masing-masing. Begitu pula dengan pendeta yang semakin kencang berdoa. Para warga yang datang pun semakin senang dan juga histeris melihat tandu Drupadi datang mendekati panggung sayembara. Para pemain musik menghentikan permainan musiknya setelh semakin mendekati panggung sayembara. Penonton yang semula berteriak memanggil nama Drupadi kini ikut terdiam. Pendeta semakin kencang mengucapkan jampe-jampe doanya. Duryudana terlihat senyum ketika tandu Drupadi berhenti. Semua yang berada di arena itu terdiam menunggu Drupadi keluar dari tandu. Tanpa disuruh, gajah pembawa tandu drupadi itu menundukkan badannya, pengawal parade dengan sigap membawa sebuah tangga kecil untuk yang terbuat dari perak berwarna biru yang terukir motif bunga berwarna biru. DRUPADA (55 Tahun) berdiri di tengah panggung sayembara, ia menggunakan jubah berbahan kain sutra yang berwarna biru langit dengan aksen perak. Kepalanya dihiasi mahkota kerajaan dengan 3 buah batu permata Drupada Hari ini, semua ksatria dari seluruh dunia telah berkumpul ke wilayah kerajaan Pancala.
  • 5. 4 Semua warga yang menonton sayembara bertepuk tangan. Para musisi juga memainkan musik gembira Drupada (Cont’d) Tujuan mereka berkumpul di wilayah kerajaan Pancala, tidak lain adalah untung mengikuti sayembara yang dibuat kerajaan Pancala. Sayembara tersebut ialah mencari seseorang yang mampu merentangkan busur dan membidik anak panahnya tepat mengenai sasaran. Datanglah 4 orang pelayan bertubuh kekar yang menggotong sebuah busur panah besar berwarna perak serta talinya berwarna biru yang diletakan di sebuah meja emas. Seorang pelayan perempuan datang dengan membawa sebuah anak panah yang mata panahnya bertahtakan berlian di kedua sisinya Drupada Ada pula syarat yang harus Peserta sayembara penuhi. Peserta haruslah berasal dari golongan yang tidak lebih rendah derajatnya dari Drupadi dan jelas siapa keluarganya serta asal-usulnya. Jika peserta memenuhi syarat dan berhasil membidik anak panah tepat mengenai sasaran, maka ia berhak untuk menikahi Drupadi. Warga yang hadir bersorak-sorai mendengar pengumuman rajanya. Drupada Semua warga yang datang menyaksikan sayembara ini. Para ksatria yang telah hadir pada sayembara kali ini. Ini lah Drupadi yang akan kalian perebutkan!!! Semua warga semakin berteriak memanggil nama Drupadi. gajah pembawa tandu pun menyibakkan tirai tandu dengan belalainya. Semua yang berada di arena sayembara pun terdiam hening. Keluarlah dua orang dayang dari dalam tandu itu terlebih dahulu. Mereka mengankat kipas bulunya ke atas sehingga membentuk seperti atap di atas tirai keluar tandu. Tak lama Drupadi keluar dari dalam tandu. Semua warga tepuk tangan dan berdecak kagum melihat kecantikan Drupadi. Para musisi rombongan tandu memainkan alat musik yang mengiringi langkah kaki Drupadi. rambut Drupadi terurai panjang, rambutnya panjang sehingga menyentuh kakinya. Ia berjalan di atas karpet berwarna biru yang menuntunnya menuju panggung. Drupada Dengan ini SAYEMBARA DIMULAI!
  • 6. 5 Drupada pun duduk di singgasananya yang besar. Singgasana tersebut berhiaskan batu permata berwarna biru sebanyak 5 buah. Datu batu permata tersebut ada yang berukuran besar yang berada di tengah bagian atas singgasana. Singgasana itu diukir dengan cantik. Bagian untuk senderan lengannya terdapat bantalan impuk yang berbahan bulu binatang yang sama dengan dudukan pada kursi tersebut. Tirai yang menutupi belakang panggung terbuka. Di dalamnya terdapat sebuah perempuan yang sedang menari. Perempuan itu mengenakan pakaian yang terbuat bulu merak berwarna perak dengan totol-totol berwarna biru yang mengkilat ketika terpantul cahaya matahari. Di atas kepala penari itu terdapat seekor burung kecil berwarna hijau kekuningan. Burung itu menempel di atas kepala sang penari, sesekali ia melompot ke kiri dan ke kanan. Dari sisi kiri panggung, terlihat para ksatria sedang mengantri, urutan peserta sayembara dimulai dari yang terdepan hingga kebelakang. Setiap ksatria tersebut ditemani oleh setidaknya satu orang yang merupakan penyuruh pribadinya ataupun seorang dukun yang membantu majikannya memenangkan sayembara. Banyak ksatria yang mencoba untuk memanah menggunakan busur yang telah. Namun mereka tidak ada yang mampu mengangkat busur panah tersebut sama sekali. Para warga yang menyaksikan menyoraki ksatria yang gagal. Semua ksatri sudah mencoba mengangkat busur itu dan kini hanya tersisa Duryudhana seorang. Duryudhana maju ke arah busur, ia berjalan dengan sombong dan menatapa mata Drupadi dengan senyuman. Disaat ia berdiri di dekat meja busur itu ia berkata Duryudhana Ehh Drupada, hari ini adalah hari terbaikmu karena kau akan mempunyai mantu seorang raja kaya. Aku mempunyai wilayah kerajaan yang luas, dengan ini kita bersama–sama akan menguasai dunia HAHAHAHA… Sementara kau Drupadi, kau sangat cantik sekali hari ini. Kau akan senang dan beruntung sekali jika bisa menjadi suamiku. Kau tidak perlu taku akan diriku yang tidak mampu memuaskan batinmu Drupadi membuang muka ketika Duryudhana memandang wajahnya. Duryudhana mengambil busur panah tersebut dengan sombong. Akan tetapi karena busur tersebur berat, dirinya susah payah mencoba mengangkat busur tersebut.
  • 7. 6 Tingkah laku Duryudhana ditertawakan seluruh penonton. Kaki Duryudhana terlihat tidak mampu menegakkan tubuhnya karena mengangkat busur yang berat itu, akhirnya ia pun terjatuh dan tertimpa busur panah itu. Seluruh manusia yang ada pada area sayembara pun tertawa melihat Duryudhana yang terjatuh. KARNA (30 Tahun) pun membantu Duryudhana bangkit. Duryudhana Aku bersumpah Drupada, kau telah memantrai busur panah tersebut sehingga tidak ada yang mampu untuk membentankan anak panah. Jika kau tidak menyerahkan Drupadi kepadaku, akan ku rebut negerimu sekarang!! Drupada bangkit dari duduknya, begitu juga para personil penjaga Pancala yang mengamankan kegiatan sayembara tersebut. Karna mengambil busur panah yang tergeletak dan merentangkan busurnya. Semua warga bahkan Drupada terkejut akan kekuatan Karna yang berhasil merentangkan busur panah tersebut. Ia mengambil nafas yang dalam dan mengarahkan panahnya ke arah burung tersebut. Drupadi (memotong Karna) Tunggu dulu!! Karna menahan tarikan busur panahnya Drupadi Maafkan diriku, namun sayembara ini tidak boleh diikuti oleh mereka yang derajatnya lebih rednah dari kami Karna menurunkan busur panahnya Drupadi Maafkan aku Karna. Aku tidak bermaksud membuatmu malu di depan kita semua. Tapi aku tidak mungkin menikahi seseorang dengan derajat yang lebih rendah dari pada diriku. Karna Apakah kau tidak percaya bahwa diriku adalah seorang Ksatria? Aku adalah murid dari mahaguru Dorna, dan aku salah satu murid terbaik yang pernah ia ajari. Drupadi Aku tidak meragukan kesaktianmu Karna. Kita semua tau betapa hebatnya dirimu di medan pertempuran. Tapi siapakah kamu sebenarnya Karna? Dirimu
  • 8. 7 bukanlah seorang putra istana. Kamu hanyalah seorang anak pungut yang tidak jelas asal- usulnya. Karna (bersuara pelan dan pasrah) Aku tidak percaya kau mengatakan hal itu di depan semua orang seperti ini Karna menundukan mukanya sembari meletakan busur panah beserta anak panahnya kembali ke atas meja. Karna kembali ke tempat semula dengan berjalan pelan dan terlihat lesu. Drupadi Maafkan aku Karna, tapi itu sudah menjadi peraturan sayembara ini. Awan terlihat semakin mendung. Semua peserta sayembara tidak ada yang bisa menarik busur panah. Seorang laki-laki seperti seorang pendeta berjalan ke arah busur dari tempat para ksatria berkumpul. Ia menggunakan rompi yang terbuat dari bahan kulit rusa, rambutnya ikal serta panjang sampai ke bahu dan menutupi sebagian besar wajahnya Ia memandang ke arah langit dan mengangkat kedua tangannya. Seketika langit menjadi cerah dan turun beberapa kelopak bunga dari langit. Para warga merasa senang dan mendukung pria itu untuk mengikuti sayembara. Pria itu menghadapkan badannya dan memberi hormat kepada Drupadi Pendeta Itulah persembahan dariku untukmu putri. Bolehkah aku untuk mengikuti sayembara ini? Drupadi (tersenyum riang) Tiada larangan bagimu, brahmana muda Pendeta itu tersenyum kepada Drupadi dan mengambil busur panah. Dengan mudah ia berhasil mengangkat busurnya dan merentangkan anak panahnya oada busur itu. Matanya melirik ke arah Drupadi dan lirikan itu dijawab Drupadi dengan anggukan yang gemulai serta sebuah senyuman. Pendeta tersebut mengarahkan anak panahnya ke arah burung yang berada di atas penari. Pendeta itu tampak tegang. Burung kecil itu berloncat-loncat di atas penari yang semakin lincah. IRINGAN PEMAIN MUSIK SEMAKIN KENCANG, KENDANG YANG MENGENTAK-NGENTAK SEMAKIN MEMBUAT SUASANA DI ARENA ITU MENJADI TEGANG. Mata pendeta itu tertuju kepada arah ujung mata panah yang sejajar dengan burung. Gerakan penari tersebut semakin lincah dan
  • 9. 8 membuat gerakan yang tidak terduga. Dilepaslah anak panah tersebut oleh sang pendeta. Burung itupun terkena anak panah dan terpental hingga kepangkuan Drupada. Keadaan arena sayembara menjadi sepi. TIDAK ADA SUARA MUSIK IRING-IRINGAN KALI INI. Drupada bangkit dari duduknya dan mengangkat burung yang tertancap anak panah. Serentak para warga yang melihat bertepuk tangan dan bersorak memuja kehebatan pemuda itu DURYUDHANA (berteriak) Tidak sah!! Laki-laki itu menyalahi peraturan yang ada! Dia bukan lah seorang ksatria! DRUPADI Apa salahnya jika ia bukan seorang ksatria? Ia adalah seorang Brahmana, tidak lebih rendah dari seorang ksatria (melihat ke arah Drupada) Ayah, aku ingin menikah dengan pemuda itu Para warga terkejut melihat pemuda itu yang menunjukkan wajahnya. Pendeta itu adalah ARJUNA (30 Tahun) ARJUNA Ini aku Duryudhana! Jika kau tidak setuju Drupadi menikah denganku, majulah kalian semua! DURYUDHANA Arjuna?! Arjuna melesatkan panahnya ke arah Duryudhana, namun ditepis oleh Karna menggunakan pedangnya. DURYUDHANA Kurawa!! Seketika muncul lah para Kurawa yang berjumlah serratus orang dari setiap sudut. Mereka menggunakan pakaian yang sama yaitu rompi berwarna emas dengan aksen berwarna ungu dengan kain berwarna kain denga corak putih yang dililitkan seperti sarung. Arjuna melepaskan sebuah anak panah yang ia mantrai sehingga ujung mata panahnya terbakar. Dilepaskanlah anak panah itu ke udara, disaat melayang anak panah itu terpisah sebanyak seratus buah yang tertuju kepada para kurawa. Karna mengibaskan tangannya sehingga terjadi lah hembusan angina yang mematahkan laju anak panah Arjuna. Para kurawa dengan cepat berlari menyerang Arjuna. BIMA (29 Tahun) muncul dari kerumunan warga ia berpakaian sama seperti Arjuna, berbadan tinggi dan kekar. Bima memnyeret sebuah
  • 10. 9 batang kayu yang panjang dan besar. Para penonton yang berada di arena sayembara seketika kabur menjauhi panggung sayembara. Manusia berbadan besar itu kemudian mengibaskan batang kayunya ke arah kurawa yang secara bergerombol mendatangi Arjuna sehingga mereka semua terhempas melayang. DURYUDHANA Bima?!! DURSASANA (34 Tahun) yang berada di tenda milik Kurawa terkejut dan bangkit dari duduknya. Ia meloncat ke arah Bima dari belakang dan berusaha untuk mencekik leher Bima. Bima dengan mudahnya melempar Dursasana ke arah tenda Kurawa Seketika hujan turun deras membasahi arena sayembara. Tentara Pihak Kurawa mundur mencari tempat berteduh. Banyak mayat pasukan tentara Kurawa yang mati tergeletak pada arena sayembara. BIMA Barang siapa yang masih menginginkan Drupadi untuk dijadikan istri, majulah hadapi kita berdua SUARA BIMA TERDENGAR SANGAT KERAS SEPERTI GELEDEK Cut To 4. INT. GUBUK PARA PANDAWA – MALAM Gubuk ini terbuat dari bamboo berwarna kuning kehijauan dan beratapkan serabut kelapa. Dalam gubuknya tidak memiliki sekat pemisah sehingga menyatu dengan dapur. Gubuk terdapat sebuah jendela kecil di sisi belakang gubuk tepat diatas tungku api untuk memasak. Pada bagian depan tidak terdapat pintu dan hanya ditutupi oleh sebuah kain. Ruangan itu tersinari oleh api yang menyala di dapur YUDHISTIRA (32 Tahun), Arjuna, Bima, NAKULA (27 Tahun), SADEWA (27 Tahun), DEWI KUNTI (50 Tahun), dan Drupadi berada di tengah gubuk. Mereka duduk melingkar, Arjuna duduk dekat dengan pintu keluar, Drupadi berada di seberang tepat di samping Dewi Kunti. Yudhistira, Nakula, dan sadewa bertelanjang dada dengan bawahan berupa kain batik yang dililitkan dengan motif dan warna berbeda. Arjuna, Bima, Drupadi masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat sayembara. Dewi kunti mengenakan pakaian seperti jubah putih yang menutupi semua badannya hingga ke kaki. Rambut panjangnya tersanggul rapih Mereka semua terdiam. Tidak ada yang berani tatap muka kecuali Drupadi yang memerhatikan wajah Arjuna. DEWI KUNTI Jadi gimana keputusannya?
  • 11. 10 Mereka semua masih terdiam, tidak ada yang menjawab pertanyaan ibunya. Yudhistira menangkap Drupadi yang malu-malu memerhatikan wajah Arjuna. YUDHISTIRA (melihat ke Arjuna) Karena kau yang memenangkan sayembara tadi, maka Drupadi adalah istrimu ARJUNA Aku sudah bilang mas, aku ngga mungkin ngeduluin mas. Kamu saudara kita yang paling tua dan belum menikah. Jadi kau yang lebih pantas menjadikan Drupadi sebagai IStrimu. YUDHISTIRA Aku rela jika kau menikah duluan. Karena kau sudah mendapatkan calon istri yang baik. Jika kau bahagia, maka mas pun ikut bahagia. ARJUNA Tidak bisa mas. Ibu, aku tidak ingin menikah duluan sebelum mas menikah Suasana hening kembal. Raut wajah Drupadi terlihat sedikit sedih mendengar perkataan Arjuna. BIMA Kalau begini terus, lebih baik kita semua menikah dengan Drupadi. Drupadi berusaha menyembunyikan perasaan terkejutnya, ia dengan reflek menggenggam tangan dewi kunti. Dewi kunti melihat muka Drupadi yang terlihat gelisah. DEWI KUNTI Gimana Drupadi? kau ingin menikah dengan siapa? Drupadi terdiam sejenak, kepalanya menunduk. DRUPADI (bersuara pelan) Aku menerima semua keputusan apapun yang pandawa putuskan ibu. Aku tidak keberatan menikah dengan Pandawa DEWI KUNTI Arjuna, apa kau yakin tidak ingin menikahi Drupadi? kau yang sudah memenangkan sayembara ini
  • 12. 11 ARJUNA Mas saat ini belom menikah ibu. Aku tidak ingin menduluinya menikah. Biarlah mas dulu yang menikahi Drupadi. aku ikhlas. Lagi pula aku tidak mungkin mampu menikahinya sendiri. Suasana Gubuk itu kembali hening. HANYA SUARA BARA APA DAN HEMBUSAN ANGIN YANG DIIKUTI RINTIK GERIMIS. DEWI KUNTI Anak-anakku… Ibu telah membuat keputusan. Karena Arjuna tidak ingin menikahi Drupadi sebab Yudhistira belum menikah Dan juga supaya tetap adil diantara kalian, ibu memutuskan kalau kalian semua akan menjadi suami dari Drupadi Kelima pandawa hanya terdiam mendengar ucapan ibunya. Mereka menundukkan kepalanya. Cut to 5. INT. KAMAR TIDUR TUDHISTIRA – MALAM Sebuah kamar tidur mewah yang tidak terlalu besar. Kamar itu dindingnya berwarna biru. kusennya terukir indah bunga-bunga dan juga kuda.dindingnya dihiasi beberapa lukisan yang menunjukkan pemandangan indah tanah Hasthina. Gunung-gunung, sawah, dan hutan menjadi tema isi lukisan itu. Dinding bagian timurnya terdapat sebuah balkon. Balkon itu ditutupi oleh gorden berwarna perak dengan motif bercorak bunga dan kuda, bawahnya terdapat rumbai-rumbai berwarna biru. kusennya berwarna biru yang serasi dengan rumbaian gordennya. Kasurnya terbuat dari bahan kayu berwarna coklat yang memudar. Sandaran kasurnya dilapisi oleh sesuatu yang empuk dan memiliki motif kotak-kotak wajit. Tepi pinggirnya dibatasi oleh kayu yang terukir. Sudut ujung kasur bagian depan terdapar pion-pion yang meninggi dan terhubung sebuah papan kayu yang menempel pada bagian belakang kasur. Sisi bagian atasnya tergantung sebuah kain tipis yang bisa dibuka dan ditutup. Pada bawah kasurnya terhampas sebuah karpet lebar yang melebih lebar kasur. Karpet itu terbuat dari bahan bulu halus.Lantainya berbahan kayu kokoh yang berwarna krem pucat hampir berwarna putih Di atas kasur itu terbaring Yudhistira beserta Drupadi yang saling memeluk satu sama lain dengan bertelanjang dada di salam selimut. Yudhistira tertidur dipelukan istirnya namun Drupadi masih terjaga. Drupadi melepaskan pelukan suaminya dan berjalan
  • 13. 12 mengambil sebuah kain sutra berwarna putih. Ia berjalan ke luar kamarnya 6. INT. AULA KERAJAAN HASTHINA – MALAM Aula ini sangat luas dan terdiri dari 2 lantai. Lantai kedua terdapat pintu-pintu yang terhubung ke dalam kamar tidur. Ada juga sebuah lorong tanpa pintu. Terdapat hiasan bunga di bagian bawah dinding, sedangkan bagian tengah keatas dihiasi oleh lukisan pemandangan terbaik negeri Hasthina. Di sisi kanan dan kirinya terdapat tangga yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. Tangga itu dialasi karpet biru yang seirama dengan yang ada di lantai 1 dan 2. Pada lantai satunya merupakan ruang singgasana raja. Terdapat singgasana Drupada yang sama ketika ia gunakan pada acara sayembara. Di sisi kiri dan kanannya terdapat penjaga yang menggunakan baju zirah yang sama pada pengamanan sayembara. Dibekali tombak yang panjangnya melebihi dirinya. Di seberang singgasana terdapat sebuah pintu utama Istana. Pintu itu sangat besar berbentuk U terbalik, panjangnya dari dasar lantai pertama hingga atap lantai ke dua. Pintu itu terbuat dari perak dan terukir motif bercorak bunga serta kuda. Di setiap dindingnya dihiasi oleh mantan para raja yang pernah memimpin Hasthina. Raja Drupada sedang duduk di kursi singgasananya. Masuk lah Arjuna dari pintu utama. Ia melihat Drupadi yang baru saja keluar dari kamar tidur Yudhistira. Drupadi memperbaiki kain penutup tubuhnya yang sedikit longgar. Arjuna melihat Drupadi dan merasa cemburu lalu pergi dengan sedikit tergesa-gesa. Drupadi menyadari rasa cemburu yang dirasakan Arjuna dan mencoba mengejar langkah Arjuna. Namun Arjuna tidak bisa ia kejar. Drupada yang melihat kejadian tersebut hanya terdiam dan pergi meninggalkan Drupadi sendiri di ruangan itu. 7. INT. AULA KERAJAAN HASTHINA – PAGI Berdiri sejajar kelima Pandawa di depan Drupada yang duduk di singgasananya. Drupadi berdiri di samping singgasana ayahnya. DRUPADA Bagaimana malam pertama kalian tinggal di istanaku ini? YUDHISTIRA Sangat nyaman rajaku, terima kasih sudah menerima kami berlima untuk tinggal di istana mu raja. BIMA
  • 14. 13 Sungguh megah istanamu ini raja. Pelayanan yang baginda berikan juga sangat menyenangkan kami berlima. Kelima pandawa itu memberikan hormat kepada Raja Drupada. Drupadi tersenyum melihat para suaminya yang memberikan hormat. DRUPADA Saya senang bisa membuat kalian merasa nyaman tinggal di negeriku. Mulailah kalian menjelajahi negeriku. Karena kalian berhak menguasai wilayahku ini ketika diriku wafat nanti. Para pandawa tersenyum dan membungkukan badannya untuk Drupada DRUPADA Akan tetapi aku memiliki satu syarat lagi yang harus dipenuhi oleh semua mantuku. YUDHISTIRA Syarat apa ayah? Beri tahu kami dan kita akan memenuhi syarat yang ayah berikan kepada kita DRUPADA Drupadi adalah satu-satunya anakku, ia adalah seorang perempuan. Meskipun dirinya adalah seorang putri kerajaan, tetapi seringkali seorang perempuan suaranya jarang didengar dalam sebuah argument. Jadi aku minta agar kau mendengar masukan yang ia berikan kepada kalian. Para pandawa mengangguk atas apa yang dibilang oleh Drupada DRUPADA (CONT’D) Selain itu tolong jaga perasaan Istri kalian. Semalam aku elihat Arjuna mendapati Drupadi yang telah usai berduaan dengan Yudhistira. Yudhistri melihat ke arah Arjuna yang menundukkan wajahnya DRUPADA (cont’d) Oleh karena itu, aku akan membuat peraturan untuk kalian demi perasaan hati anakku dan juga kalian. Kalian tidak boleh melihat Drupadi yang sedang bermesraan bersama salah satu dari kelima suaminya. Jika kalian melihat dan merasa cemburu, maka kalian harus mengasingkan diri kalian sendiri di hutan selama sebulan penuh ARJUNA Maaf kan aku Drupadi, semalem aku memang merasa cemburu melihat mu yang hanya tertutup kain saja.
  • 15. 14 Dan aku sengaja pergi meninggalkanmu begitu saja karena perasaanku terluka melihat orang yang aku saying berduaan bersama kakak sendiri. Drupadi tersenyum sekaligus merasa sedih mendengar ungkapan Arjuna BIMA Baik raja, kita akan menghargai Drupadi layaknya kita menghargai ibu kami. Dan kamu akan berusaha seadil mungkin kepada Drupadi DRUPADA (cont’d) Aku mempercayai kalian wahai anak-anakku cut to 8. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA – MALAM Terjadi pesta besar yang diselenggarakan di dalam balai istana Hasthina. Balai pertemuan istana Hasthina sangatlah luas. Ruangan ini berbentuk segi 7. Sisi datarnya yang berseberangan dengan sisi ujung melancip merupakan pintu masuk untuk ke dalam balai pertemuan. Pintu itu berwarna biru yang mengkilap. Terukir ukiran corak bermotif bunga dan juga kuda. Ukiran tersebut dilapisi perak dan dihiasi batu permata biru dan hijau Dinding ruangan tersebut berwarna biru. alasnya merupakan kayu kokoh yang berwarna krem pucat hampir berwarna putih, sedangkan alasnya tertutup oleh kaca yang mengerucut sehingga nampak langit malam yang dipenuhi dengan bintang. Bagian dalam ruangan itu terbagi menjadi dua bagian, sisi luar dan sisi dalam. Pada bagian luar terdapat beberapa meja bundar yang mengitari seluruh sisi luar balai pertemuan. Setiap meja tersedia 6 buah kursi. Meja itu diberikan taplak meja berwarna biru yang serasi dengan pelapis tempat duduknya. Di ujung ruang ini terdapat panggung pertunjukkan. Pada bagian belakang panggung diisi dengan kelompok musisi, mereka terbagi sesuai alat musik yang digunakan. Ada yang memainkan alat musik seruling, kecapi, gendang, sasando, serta gong. Mereka memainkan musik-musik berirama cepat dan cerita. Pada bagian depan panggung merupakan arena pertunjukan tari- tarian. Semua penari-penari yang tampil merupakan perempuan terbaik dan tercantik senegeri Hasthina. Meskipun telah disiapkan tempat untuk menari, tetapi mereka berkeliling mencari ksatria- ksatria yang setengah mabuk. Mereka merayu untuk para ksatria tersebut sehingga dapat mengambil harta ksatria tersebut. Pesta ini dihadiri oleh seluruh perwakilan kerajaan yang ada di dunia. Baik para Brahmana maupun ksatria datang ke acara ini.
  • 16. 15 Para Brahmana menggunakan pakaian berupa jubah panjang mereka masing-masing, sedangkan para ksatrianya menggunakan baju perang. Seluruh ksatria yang hadir Nampak saling memamerkan baju zirahnya satu sama lain. Hampir seluruh manusia yang berada di dalam balai ini bermabuk-mabukan, tertawa dengan lantang, menggodai perempuan, ada sepasang ksatria yang berkelahi karena merebutkan seorang penari yang tidak terlalu menggoda, dan menarik paksa penari serta mencumbuinya dengan paksa. Pesta ini juga dihadiri para Kurawa. SANGKUNI (34 Tahun), Duryudhana, Banowati (30 Tahun), DURSASANA (33 Tahun), DORNA (50 Tahun), serta Karna duduk melingkar pada sebuah meja. Duryudhana sedang mengamati perempuan yang menari dengan luwes. SANGKUNI Ehh mas… Duryudhana terganggu karena dipanggil oleh Sangkuni, ia lalu melihat Sangkuni yang tersenyum licik sambal menaikan satu alisnya. DURYUDHANA Nggak, aku nggak ngincer dia. (melihat ke arah Banowati) Tenang aja sayangku, aku masih mencintaimu SANGKUNI (memotong Duryudhana) Hehh… bukan itu. Yudhistira DURYUDHANA Yudhistira? Kenapa dia? SANGKUNI (mendekatkan kepalanya ke Duryudhana) Kau mau tau rahasia dia ga? DURYUDHANA Rahasia? Apaan emangnya? SANGKUNI Dia ga jago main judi DURYUDHANA Ohh… terus kenapa emang kalo dia ga jago? SANGKUNI Masa mas ga ngerti sih maksud aku? DURYUDHANA
  • 17. 16 Hah? Apasih mas ga ngerti SANGKUNI Duh mas… Gini ya, Yudhistira itu ga jago judi, tapi dia kalo udah ngejudi suka ga tau batasannya. Ngerti ga maksud aku apa? DURYUDHANA (tersenyum) Ohh… iya iya iya Terus-terus gimana? SANGKUNI Ada mas. Kita miskinin dia malem ini, mau ga? DURYUDHANA Hah?? Kamu udah punya rencananya emang? Sangkuni lalu membisikan sesuatu kepada Duryudhana. Duryudhana menlihat kesekeliling balai pertemuan untuk mencari dimana Yudhistira berada. Yudhistira sedang duduk berada di ujung sebrang. Sangkuni dan Duryudhana berjalan menghampiri Yudhistira yang sedang minum serta melihat pestanya. SANGKUNI Heyy Yudhistira! Yudhistira menengok ke arah Sangkuni SANGKUNI Kamu ga bosen ngeliatin orang mabuk-mabukan dari tadi? Yudhistira tidak merespon ucapan Sangkuni. Duryudhana menyeret sebuah meja kecil ke hadapan Yudhistira. DURYUDHANA Daripada kamu cuman ngeliatin mereka mabuk- mabukan. Mending kita ngejudi aja. Aku tau kamu kan dari kecil suka main dadu kaya gini. Perhatian Yudhistira tersita oleh SUARA KOCOKAN DADU yang dibunyukan Duryudhana YUDHISTIRA Ayolah, aku bosen ngeliat mereka semua para mabuk-mabukan ga jelas DURYUDHANA
  • 18. 17 Siap!! Kamu mau masang berapa? YUDHISTIRA (mengeluarkan kantung emas) Kita buka seratus keping laksa dulu aja, itu semua uangku yang kini kupegang. DURYUDHANA (berpura-pura) Wahhh itu banyak sekali! Kau yakin mau bertaruh sebanyak itu di awal gini? Yaudahlah namanya juga judi, kita kan cuman iseng iseng doang ya Duryudhana menaruh seratus keping laksa di atas meja. Ia kemudian memasukan 2 buah biji dadu berwarna ungu dengan titik berwarna putih ke dalam sebuah gelas kecil yang tidak tembus pandang. Duryudhana mengocok dadu itu perlahan-lahan. Yudhistira terlihat belom semangat mengikuti permainan. Duryudhana menaruh gelas itu telungkup di atas meja DURYUDAHAN Angka berapa, yayi? YUDHISTIRA Aku coba angka empat DURYUDHANA Kau yakin? Jangan coba coba lho! YUDHISTIRA Iya aku yakin, angka empat Duryudhana membuka gelas tersebut, Sangkuni dan Karna tidak terlalu memerhatikan DURYUDHANA (berpura-pura kecewa) Wahh aku kalah! Semangat Yudhistira muncul seketika, dirinya tersenyum DURYUDHANA Gila kau ya! Beruntung banget!! SUARA TERIAKAN DURYUDHANA membuat perhatian Karna tertuju pada meja judi tersebut KARNA Kenapa? kenapa?? Kau menang ka? DURYUDHANA
  • 19. 18 Engga… engga… bukan aku Yudhistira menang! Menang seratus laksa!!! Sangkuni, Duryudhana, dan Karna bertepuk tangan, yudhistira senang kegirangan. Yudhistira mengambil koin laksa milik Druyudhana ke bagian mejanya. Duryudhana memasukan kembali biji dadu tersebut ke dalam gelas dan mengocok dadu tersebut. Arjuna dan Bima sedang menyambut beberapa undangan yang datang, Arjuna melihat ke arah Yudhistira. ARJUNA Ehh… liat kaka kita, ia dikelilingi Kurawa BIMA (melihat ke arah Yudhistira) Kita kesana aja Arjuna dan Bima berjalan mendekati Yudhistira. Ia melihat Yudhistira berdiri dan mengangkat tangannya yang dipenuhi oleh koin emas laksa. Arjuna berlari kecil menghampiri kakanya. Sementara Bima terlihat raut muka yang tidak senang BIMA (mengenyitkan dahinya) Hoi! Ngapain sih!! Arjuna! Kasih tau kakamu suruh berhenti judinya! Ini udah malam, kita belom bersiap-siap besok untuk pulang ARJUNA Udahlah Bima, biarkan kakamu menang. Bentar lagi lah ya, gampang kalau urusan beres-beres buat besok pulang. Sekarang kakamu lagi menang judinya. Jarang banget dia menang main judi. Jadi sekarang biarin aja dulu kakamu main judi, kamu mau ngerusakin kesenangan dia? Bima tidak menjawab, ia terlihat tidak senang melihat kakanya yang memenangkan judinya. Ia lalu menyandarrkan punggungnya ke sebuah pion tepat di samping Yudhistira Sangkuni sedang bersender di sebuah kursi sambal menghisap pipanya. TERDENGAR SUARA RICUH DARI MEJA JUDI. Sangkuni melirik ke arah meja judi itu. Ia menyeretkan kursinya ke samping Duryudhana SANGKUNI Gimana? Siapa yang menang?
  • 20. 19 (meliat tumpukan koin milik Yudhistira) Wihhh… banyak sekali koin mu yayi! Hebat… hebat… (menatap Duryudhana) Kau malu-maluin kurawa aja DURYUDHANA Hahaha dia memang nasibnya saja yang sedang bagus. Baru mulai aja dia udah nekad masang seratus koin langsung menang sampai sekarang Semua ksatria yang baru mengikuti judi bertepuk tangan dan bersorak sorai mendengar perkataan Duryudhana SANGKUNI Gila! Gila! Yayi, hebat banget ya kamu YUDHISTIRA Hehehe… terima kasih hehe… SANGKUNI Coba sini kamu lawan aku ya. Siapa tau udah ga ada lagi keberuntungannya (melirik tajam dengan senyum ke Duryudhana) YUDHISTIRA Boleh… boleh… aku juga mau coba seberapa jagonya kamu berjudi hahaha SANGKUNI (berbicara kepada seorang pelayan) Hey kau!! Ambilkan semua uangku kesini Pelayan itu pun pergi mengambil uang milik Sangkuni Terjadi kesemerawutan di tengah balai pertemuan. Lantainya terdapat tumpahan tuak yang lengket. Banyak para ksatria yang tampak tidur di lantai yang lengket itu. Para ksatria lainnya yang mabuk menggodai setiap perempuan yang lewat di hadapannya. Ada yang nekat menyergap seorang penari yang sedang menari hingga mereka berdua terjatuh. Perempuan itu dicumbui dengan sangat nafsunya. Seorang pelayan datang mendekati meja judi dengan mendorong gerobak yang mengankut sebuah kantung besar berisikan koin laksa emas. Pelayan itu diberikan sangkuni dua buah keping koin laksa emas SANGKUNI Ayo yayi, mau masang berapa?
  • 21. 20 YUDHISTIRA Aku pasang seribu dulu DURYUDHANA Seribu laksa? Ga kebanyakan tuh? YUDHISTIRA Hahaha… engga, tenang aja. Nasibku kan lagi bagus hari ini, santai aja Mereka semua tertawa bersama-sama. Sangkuni memasukan dadu ke dalam gelas dan dikocoklah dadu tersebut. Yudhistira mencoba mendengar suara dadu tapi percuma karena tidak ada suara yang terdengar. Ditaruhlah gelas itu ke atas meja SANGKUNI Angka berapa yayi? Yudhistira terdiam sejenak, matanya berfokus kepada gelas yang dipegangi oleh Sangkuni. Masih terdengar SUARA ALUNAN IRINGAN MUSIK DAN SUARA TAWA PARA KSATRIA MABUK. YUDHISTIRA (berteriak) Angka lima! Diangkat lah gelas itu oleh Sangkuni, dan yang muncul adalah angka empat. SANGKUNI (meledek) Menang! Menang!! Menang!!! Hahahahaha!!!! Semua yang menonton judi tersebut tertawa melihat Yudhistira yang kalah DURYUDHANA Gapapa yayi, masih awal biarin lah Sangkuni menang dulu. Kasih dulu dia menang di awal ahhahaah Yudhistira hanya tersenyum, ia menyerahkan koin laksa emasnya kepada Sangkuni SANGKUNI Lagi yayi! Ayoo!! Yudhistira melihat ke arah Arjuna, namun Arjuna hanya diam
  • 22. 21 DURYUDHANA Ehh… ga usah liat adik mu itu, yang main kan kamu bukan dia YUDHISTIRA Okelah, aku masang semua uangku Sangkuni dan Duryudhana saling mencuri perhatian, keduanya tersenyum DURYUDHANA (berpura-pura) Hah??!!! Kau gila yayi! Masa semua uangmu kau pasang? YUDHISTIRA Hahaha… gapapa kok Sekarang aku yang menang, liat aja nih ya Ayo cepat kocok dadunya Sangkuni memasukan dadunya lalu ia kocok dadu itu dengan cepat. Yudhistira memerhatikan kocokan Sangkuni dengan seksama. Digebraknya gelas itu oleh Sangkuni ke atas meja SANGKUNI Mau masang angka berapa? YUDHISTIRA Angka tiga! Dibukanya gelas itu DURYUDHANA HAHAHAHA!!! Kalah, kalah, kalah!!! HAHAHAHA!!! Yudhistira memberikan semua uangnya yang ada ke pada Sangkuni. Semua orang yang menonton judi itu tertawa terbahak-bahak meledek Yudhistira Yudhistira bangkit dari duduknya, tapi ditahan oleh Duryudhana DURYUDHANA Ehh… mau kemana? YUDHISTIRA Udah judinya, aku udah ga megang uang lagi DURYUDHANA
  • 23. 22 Pasti masih ada lah, masa raja kaya kamu cuman bawa uang seratus koin laksa doing. Keluarin lagi lah semua uangmu yang kau bawa ke Hasthina. Malu dong masa raja cuman bawa uang seratus koin laksa doing? Emangnya kamu miskin? Hahahaha… ARJUNA Malu?!! Miskin??!!! Hahaha… Ayo mas, kamu masang pake uang punyaku aja Arjuna memanggil seorang pelayan NAKULA & SADEWA (BERBARENGAN kita juga mas BIMA Haduhhh… Yaudah aku juga deh. Biar mereka tau kalo kita ga miskin hahahaha… ARJUNA Tolong ambil juga semua harta kita yang ada di kamar kita. semuanya Pelayan itu pun pergi. Sebelum meninggalkan balai pertemuan, ia mengajak pelayan-pelayan lainnya yang berada di dalam balai untuk membantunya Menggunung koin-koin emas laksa milik Sangkuni di lantai.Perempuan-perempuan yang dipeluk oleh para Kurawa dikit demi sedikit mengambil koin mas laksa itu. Para pelayan juga diam-diam merangkak di lantai dan memasukan banyak koine mas ke dalam kantungnya. Namun koin itu masih tetap menggunung dan berkilauan. Sesekali Sangkuni melempar koin itu ke tengah ruangan dan orang- orang yang mabuk itu langsung berebut. Para perempuannya juga mengincar koin-koin itu. Para pemain musik sedikit kewalahan mengikuti irama para penari yang dipaksa menari dengan lincah. Tak lama pelayan itu kembali ke meja judi. Mereka datang berlima dengan gerobak masing-masing yang mengangkut sebuah kantong besar
  • 24. 23 berisi koine mas. Diletakannya kantong tersebut berdekatan dengan Yudhistira. SANGKUNI Banyak banget ya hahaha… Ayo, sekarang mau masang berapa? Yudhistira sempat berfikir sebentar. YUDHISTIRA Hmm… semuanya aja DURYUDHANA (pura-pura terkejut) Hah?? Semuanya?? Kamu yakin yayi? YUDHISTIRA Iya yakin, semuanya aja SANGKUNI Emang kamu udah itung itu ada berapa banyak koin laksa? YUDHISTIRA Udahlah ga usah diitung, itu pasti ada ratusan ribu koin laksa DURYUDHANA Ratusan ribu?? Itu sama kaya anggaran kerajaan kan? Kamu mau bangkrut emangnya? Sangkuni melihat Duryudhana sedikit tersenyum YUDHISTIRA Hahaha… engga lah, aku kan pasti menang hahahaha… DURYUDHANA Yaudahlah terserah yayi aja kalo gitu, kalo kalah ga bisa minta balik lagi ya uangnya hahaha… Semua yang ada di dekat meja itu tertawa. Sangkuni mengocok kembali gelas yang terisi dadu SANGKUNI Ayo yayi, angka berapa nih? Yudhistira ia memerhatikan suara dadu yang berbenturan di dalam gelas, namun percuma karena SUARA MUSIK YANG TERDENGAR SANGATLAH
  • 25. 24 KERAS sehinnga dadu itu tidak terdengar. Sangkuni menaruh gelas itu ke meja SANGKUNI Angka berapa yayi? YUDHISTIRA Angka 1! SANGKUNI Okee, kamu aja yang buka gelasnya Yudhistira pun mengankat gelas tersebut. Semua yang menonton mendadak berdesak-desakan ingin tahu angka berapa yang muncul DURYUDHANA Lima!! Semua yang menonton tertawa terbahak-bahak DURYUDHANA (CONT’D) Menang! Menang lagi menang lagi! HAHAHAHA… Penonton berteriak menyoraki Yudhistira KARNA Hahaha… Raja miskin! Ehh ada raja miskin ehh hahahaha… DURYUDHANA Pagi raja, malam gembel hahahaha… Bima merasa kesal BIMA Curang!!! Dadunya dipakein mantra tuh! SANGKUNI Ehhh kalo kalah ngaku aja, ini dadunya masih sama dari yang tadi dipake pas yayi menang besar di awal. Gimana bisa dicurangin coba? DURYUDHANA Bima, ini kan judi. Menang kalah ya cuman dari keberuntungan doang. Yayimu itu lagi sial sekarang hahaha…
  • 26. 25 emosi bima mereda BIMA Yaudah lah mas, udahan aja lah. Besok kan kita pulang DURYUDHANA (memotong) Nahh justru itu, karena besok semua kita pulang makanya kita habisa-habisan di sini sekarang. Kapan lagi kita bisa kaya gini, besok-besok bakal susah buat ketemu lagi. Nih ya mumpung kalia sekarang udah miskin, ga megang uang lagi hahaha… Kita akan masang semua yang kita punya. Uang, kereta emas, seribu kuda, seribu gajah. Kalo Sangkuni kalah, itu semua jadi punya kalian. Tapi kalo kalian kalah, punya kalian jadi milik kita Yudhistira berfikir sedikit lama SANGKUNI Gimana yayi? Ikut ga? Jangan tanggung-tanggung kalo judi. Apalagi kau itukan raja, masa diajak taruhan kaya gini nolak. Ga mau kan dibilang raja penakut? Hahaha… Yudhistira hanya terdiam YUDHISTIRA Baiklah, aku ikut. Aku pasang semuanya KARNA Hahaha… Hati-hati wahai raja agung yang miskin. Ntar kalo kalah pulangnya jalan kaki Hahaha… Semuanya tertawa, kecuali para Pandawa yang mulai tegang dan Sangkuni. Sangkuni tidak mendengar lelucon itu dan melihat curiga Yudhistira. YUDHISTIRA Gapapa. Ayo kocok dadunya! Sangkuni sedikit tersentak mendengar ucapan Yudhistira. Dirinya pun mengocok gelas yang di dalamnya terdapat dadu. Dikocoknya dadu itu pelan-pelan. Yudhistira memerhatikan kocokan itu dengan serius. Duryudhana hanya melihat Yudhistira dengan tersenyum.
  • 27. 26 Sangkuni meletakan gelas itu ke atas meja. Para penonton semakin dekat meja judi tersebut. Sangkuni dan Yudhistira terdiam. Mata Yudhistira tertuju kepada gelas itu. Dirinya hanya focus ke pada gelas dan bukan yang lain. SANGKUNI Angka berapa? Yudhisitira masih terdiam SANGKUNI Yayi? YUDHISTIRA (pasrah) Angka berapa aja lah Sangkuni sedikit kaget dan menggeleng-gelengkan kepalanya ketika mendengar ucapan itu DURYUDHANA Ehh kamu ini sedang berjudi, ga boleh ngomong kaya gitu. Kau yang bermain berarti kau yang nentuin sendiri. Gimana sih! YUDHISTIRA (terpaksa) Yaudahlah angka empat aja KARNA Cepetan buka gelasnya! Para kurawa mengelilingi meja judi itu dengan berdesak-desakan. Datang lah DURSILAWATI (29 Tahun) yang menerobos dari belakang. Pakaian putih sutranya terdapat bercak-bercak tuak yang sedikit agak kekuningan. Rambutnya acak-acak. Dirinya menumpu pada pundak Duryudhana. Sangkuni pun membuka gelas itu dengan perlahan. Semua orang mendekatkan mukanya ke meja judi KARNA Hahahaha!!! Menang!! Menang!! Semua orang tertawa. Para Kurawa berjingkrak-jingkrak dengan rusuh. Mereka menumpahkan botol tuak yang dipegangnya ke muka mereka DURSILAWATI Ehh kalian… hahaha Nanti gimana pulangnya? Jalan kaki? Hahaha…
  • 28. 27 Jauh kan dari sini kalo pulangnya jalan kaki. Mendingan kalian ikut aku aja jadi tukang kebunku hahaha… Ehh tapi kalo Arjuna, kamu boleh kok saying jadi tukang pijat pribadiku sekalian mandiin aku juga ya YUDHISTIRA (melihat Dursilawati) Haduhhh kita ini belom jadi budakmu. Kita masih punya wilayah kekuasaan yang lebih besar dari kalian para Kurawa. Duryudhana melirik sambil tersenyum ke Sangkuni DURYUDHANA Ayolah sekalian aja kamu pasang tuh wilayah kerajaan kamu. Kita masang wilayah kita, kamu masang wilayah kamu. Gimana? Berani ga? Tanggung lah udah segini kalo ga sekalian semuanya aja! BANOWATI (memotong suaminya) Udahlah yayi, gausah didengerin dia. Ini udah kebanyakan yang kamu pasang. Kasian Dewi kunti sama Drupadi Duryudhana menampar Banowati hingga terjatuh. Banowati pun menangis, Dursilawati mencoba menenangkan Banowati DURYUDHANA Diem!! Bukannya dukung suaminya malah milih merhatiin mereka Cewek bego!! Acara pesta masih berlangsung dengan ramai dan para ksatria masih terus bermabuk-mabukan. Akan tetapi suasana sekitar meja judi itu menjadi hening. Tidak ada yang mengejek para Pandawa. Banowati segera bangkit dan terdiam di tempat. SANGKUNI Gimana yayi? Berani masang apa ga? Yudhistira tertunduk KARNA
  • 29. 28 Ayolah yayi, kau ini kan raja agung yang dikenal orang banyak sebagai raja yang pintar, sakti, kuat. Kau kan ditakuti seluruh musuh-musuhmu waktu perang. Masa ngelawan judi kaya gini aja kamu nyerah sih? Ga malu ntar kalo banyak orang yang ngeledekin kamu karena udah nyerah di meja judi? Apalagi warga-wargamu yang malu punya pemimpin yang nyalinya kecil kaya kamu? DURYUDHANA Coba yayi bayangkan, kau malam ini berpeluang merebut sebuah wilayah kerajaan yang luas dan makmur beserta isinya dengan cara berjudi dan hanya perlu waktu satu malam! Semua penguasa di dunia ini pasti akan takut ke padamu. Kau akan disegani seluruh penguasa yang ada. kehebatanmu akan tersebar luas dan cepat. Apa yayi ga mau kaya gitu? YUDHISTIRA (dengan datar dan pasrah) Okelah, kenapa engga? Para kurawa berteriak histeris. Mereka bertepuk tangan dan menginjak-nginjak lantai. Mereka sudah tidak lagi tertarik dengan para penari-penari tersebut dan lebih memilih mendekati meja judi tersebut. DURYUDHANA Setuju ya yayi? Siap-siap ya kau kalah hahahah… Dan ingat, ini permainan laki-laki. Kalau kalah diterima aja. Ga ada ya nanti kamu memohon minta ampun dan merayu ke pada kita supaya dikembalikan harta-hartamu ini hahahah… Yudhistira hanya terdiam tidak menanggapinya DURSILAWATI Mas arjuna, siap-siap ya ikut sama aku hehehe… Arjuna juga merasa jijik dengan perkataan Dursilawati SANGKUNI Siap yayi? YUDHISTIRA Iya SANGKUNI
  • 30. 29 Baiklah, tanggung sendiri ya nanti Sangkuni pun memasukan dadunya kembali ke dalam gelas. Ia mengocok gelas itu dengan perlahan-lahan. Yudhistira menatap gelas itu dengan tajam. Dahinya berkeringat. Lengannya sedikit bergetar. Mulutnya berkomat-kamit menyebutkan mantra. Sangkuni semakin mengencangkan kocokan dadunya. Yudhistira mencoba mendengarkan suara aduan dari dadu tersebut namun suara itu masih kalah dari SUARA IRING-IRINGAN MUSIK DAN TERIAKAN PARA HADIRIN PESTA YANG MABUK. Ditaruhnya gelas itu di atas meja SANGKUNI Jadi angka berapa yayi sekarang? Dursilawati berjalan ke arah YUdhistira dan memeluknya dari belakang serta mengelus-elus dadanya Dursilawati (menggoda) Ayo yayi, jangan takut. Katakan saja berapa angka yang muncul di pikiranmu. Ga usah ragu-ragu. Kali ini kau pasti berhasil membalas dendam kekalahanmu mala mini. Drupadi pasti sangat bangga padamu mas. Kau sudah memberikan istrimu yang cantik kekuasaan yang sangat luas. Kini ia semakin mencintaimu, aku jamin itu Keringat Yudhistira mengucur semakin deras. YUDHISTIRA Angka 6!! Para kurawa saling bertumpuk-tumpukan serta berdesakan agar bisa melihat dadu dengan jelas. Sangkuni menatap mata Yudhistira. Tatapan matanya kosong Sangkuni membuka tutup gelasnya. Semua tertawa terbahak-bahak dan semakin menggila. Wajahnya para Kurawa semakin memerah dan ada yang menangis karena tertawa. Mereka melempar tuaknya ke udara sehingga terjadilah hujan tuak yang membasahi sekitaran meja judi DURSILAWATI Maafkan aku mas saying tapi kini kau udah ga jadi seorang raja Hehehe… maaf ya hehehe…
  • 31. 30 Dursilawati pergi meninggalkan Yudhistira KARNA Eeee… raja miskin eeee… Ehhh maaf, kau kan sekarang mantan raja hahaha… Semua tertawa, hanya kelima Pandawa yang tidak tertawa. Duryudhana berjalan menghampiri yudhistira dan merangkul bahunya DURYUDHANA (menahan ketawanya) Coba yayi bayangkan, kau malam ini sudah kalah telak… Yudhistira melihat Duryudhana dan merasa marah DURYUDHANA (CONT’D) (menahan emosi Yudhistira) Heyyy… sabar dulu sabar yayi. Gini yayi, kamu malami ini kan sudah kalah telak. Semua harta yang kamu punya, semua wilayah kerajaan yang kamu kuasai udah jatuh berpindah tangan. Kini yayi punya kesempatan untuk menjadi yang paling ditakuti seluruh ksatria bahkan seluruh raja yang ada di seluruh dunia. Yayi berpeluang melakukan balas dendam yang indah malam ini dengan hanya melakukan judi dan tidak memerlukan biaya militer yang besar. Duryudhana mendapatkan perhatian Yudhistira. DURYUDHANA (CONT’D) Kau bisa merebut sebuah wilayah kerajaan yang luas milik kami dan makmur beserta isinya dengan cara berjudi dan hanya perlu waktu satu malam! Semua penguasa di dunia ini pasti akan takut ke padamu. Kau akan disegani seluruh penguasa yang ada. kehebatanmu akan tersebar luas dan cepat. Apa yayi ga mau kaya gitu? YUDHISTIRA Tapi aku udah ga ada apa apa lagi mas. Kau kan tau aku udah ngeluarin semua yang aku punya DURYUDHANA Kamu masih punya sesuatu kok yang berharga Duryudhana menunjuk dada Yudhistira, lalu melihat ke arah para Pandawa, serta memberikan kode sebuah kecupan ke pada Yudhistira. Yudhistira sempat berpikir agak lama. YUDHISTIRA
  • 32. 31 Okedeh, kita mulai lagi!! SANGKUNI Kau mau taruhan pake apa yayi? YUDHISTIRA Aku mau naruh diriku!! 9. INT. KAMAR TIDUR DRUPADI - MALAM Sebuah kamar megah yang sangat luas. Kamar itu berbentuk lingkaran yang terdapat beberapa balkon, memudahkan orang yang berada di dalam ruangan ini untuk melihat semua wilayah kekuasaan Hasthina. Setiap balkonnya ditutupi oleh dua buah gorden, yang pertama merupakan kain putih yang dapat melihat pemandangan dari dalam kamar ke luar wilayah Hasthina. Sedangkan kain kedua merupakan kain berbahan sutra berwarna perka yang mempunya motif bunga- bunga. Di setiap mata bunga terdapat batu permata yang mempunyai macam-macam warna namun didominasi oleh warna biru serta hijau. Dinding kamar ini dihiasi oleh pajangan berupa patung dewa. Terdapat lukisan-lukisan yang bertemakan keindahan negeri Hasthina seperti sungai, danau, hutan-hutan, lahan persawahan. Pada sisi dinding tengah terdapat sebuah kasur yang besar, sandarannya kasurnya berupa emas putih berkilau yang dihiasi batu permata berwarna biru dan hijau. di kedua sudut bagian depannya terdapat pion-pion penyangga yang menyesuaikan sandaran kasur. Kasur itu dialasi oleh sebuah karpet yang berbahan bulu Pada bawah kasurnya terhampar sebuah karpet lebar yang melebihi lebar kasurnya itu sendiri. Karpet itu terbuat dari bahan bulu halus berwarna biru yang mempunyai motif mirip dengan bulu burung merak. Lantainya berbahan kayu kokoh yang berwarna krem pucat hampir berwarna putih Drupadi berjalan menuju kasur dari salah satu balkonnya. Ia mengenakan piyama yang berbahan sutra berwarna biru langit. TIDAK TERDENGAR SUARA KERISUHAN PESTA. Drupadi melepaskan kunciran rambutnya hingga tergurai indah rambutnya yang lurus. Ia lalu berbaring di atas kasur. Drupadi merentangkan rambutnya pada bantal. Dicobanya untuk memejamkan mata, tetapi ia merasa gelisah. Dilihatnya sebuah gorden yang terhembus oleh tiupan angin. Matanya berusaha untuk meram namun tak bisa. Drupadi merasa badannya kedinginan. Ia pun bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah balkon untuk menutup pintu balkonnya
  • 33. 32 10. EXT. DEPAN PINTU MASUK BALAI KERAJAAN HASTHINA – MALAM Terdapat dua orang penjaga yang sedang berdiri di setiap sisi pintu. Mereka menggunakan seragam penjaga kerajaan Hasthina dan memegang senjata berupa tombak yang panjang. Pintu masuk ke dalam Balai itu di hiasi oleh ornament-ornamen yang meriah. Pintunya sedikit terbuka agar memudahkan para pelayan yang sedang sibuk mondar-mandir membawa sajian makanan dan minuman. Para perempuan dengan kostum tarian juga bergantian masuk. Penari yang keluar dari balai itu sangat acak-acakan dan tak sedikit yang keluar dengan keadaan mabuk. Ada juga yang lari tergesa-gesa dengan meninggalkan koine mas laksa. Koin itu ada yang terjatuh. Di ambil lah oleh orang-orang yang melihatnya. Para penjaga itu juga menyempatkan untuk mengambil koin yang jatuhnya dekat dengan dirinya. Penjaga itu menutupi idungnya PENJAGA 1 Aduhh gusti, bau banget Penjaga pertama melihat temannya yang juga ikut berjaga menutupi lubang idungnya dengan ikat kepala miliknya. Penjaga pertama lalu melepas ikat kepalanya yang sama seperti temannya lalu menutupi lubang idunya. Mereka berdua mengamati semua yang bergerak di depan mata mereka. Penjaga kedua mengamati Drupadi dari kejauhan yang sedang menutup pintu balkon kamarnya. PENJAGA 2 Yaa Kresna. Cantik sekali Drupadi itu ya. Bisa ga ya nanti aku punya istri kaya gitu? PENJAGA 1 Hahahaha… Kamu nyium bau dari dalem ya jadi sampe mabok kaya gini? Hahahah PENJAGA 2 Berisik, lagi ngayal diganggu PENJAGA 1 Yaelah mas gitu aja marah Hehehe… PENJAGA 2 Engga elah biasa aja ga marah PENJAGA 1 Nahh gitu mas hehehe…
  • 34. 33 Mereka berdua lalu kembali mengamati keadaan sekitar PENJAGA 1 Tapi iya sih mas Drupadi tuh cantik banget ya Penjaga kedua melihat temannya dengan sedikit kesal PENJAGA 1 Hehehe… maaf mas aku kan juga mau ngayal kaya mas. Kapan aku ya bisa punya istri kaya dia. Tau sih ga mungkin banget bisa dapet kaya dia, tapi yaa kalo Kresna mau baik aja ya dikit, ngasih dong yang mirip gitu hehehe… Datanglah pimpinan keamanan yang mengenakan pakaian sama seperti penjaga lainnya, namun warnanya sedikit lebih gelap dan terdapat peling berbahan logam di lengannya. PIMPINAN KEAMAN (memotong) Ehhh kalo kerja jangan kebanyakan ngelamun! PENJAGA 1 Hehehe… maaf mas maaf PIMPINAN KEAMANAN Hmm… Kalian disuruh menjemput Dewi Drupadi untuk disuruh ke sini PENJAGA 2 Hah? Selarut ini? Buat apaan? PIMPINAN KEAMANAN Aduhh ga usah banyak Tanya, aku juga ga tau. Ini perintah Prabu. Kalian lakuin aja. Cepat 11. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA – MALAM Keadaan di dalam balai pertemuan kini semakin ricuh. Para Kurawa tertawa dengan sangat liat. Mereka berlarian mengelilingi balai ini. Mukanya memerah, bajunya lusuh dan kekuningan karena tuak, rambutnya berantakan. DURSASANA Aduhhh yayi maha raja Hasthina yang perkasa. Aduhh maaf ya kamu sekarang mantan raja HAHAHAHA
  • 35. 34 Kelima Pandawa itu hanya terdiam seperti patung, kepalanya menunduk ke bawah. Para ksatria tamu pesta banyak yang tergulai badannya di lantai. Semesntara perempuan penari mendekati meja judi tanpa godaan para kurawa yang sudah mabuk. Penari-penari itu mengambil koin laksa emas pada tumpukan koin-koin laksa emas yang menggunung berada di dekat Sangkuni. Mereka mengambil sepenuh-penuhnya yang bisa mereka bahwa, tak ketinggalan para pelayan istana pun ikut membawa pulang koin-koin tersebut. Keadaan sudah tidak kondusif, para Kurawa yang semuanya berjumlah seratus orang kini mulai merusak semua barang yang ada di dalam balai istana. Para musisi yang dari tadi melantunkan tembang- tembang terbaiknya kini merasa takut dan lebih memilih keluar dari balai pertemuan ini. Tapi sama seperti yang lainnya, mereka menyempatkan dirinya untuk mendekat ke tumpukan koin-koin emas laksa. Diambilah koine mas laksa itu semampu mereka semua, ada yang meninggalkan alat musiknya karena mereka lebih memilih koin emas laksa itu. Datanglah Pemimpin Keamanan yang berhadapan dengan Duryudhana PEMIMPIN KEAMANAN (berlutut) Maaf prabu, putri Drupadi tidak bersedia untuk dibawa ke balai pertemuan DURYUDHANA Duhhh kurang ajar… Coba kau paksa dulu lah bawa kemari PIMPINAN KEAMANAN Maaf prabu, kita sudah memaksa menjemput putri Drupadi. tapi mengancam kita semua. Saya tidak berani prabu. DURYUDHANA Alahh kalian ini Masa sama perempuan kaya gitu aja takut. Kalian udah bilang belom kalo Hasthina sekarang punya Kurawa? PEMIMPIN KEAMANAN Siap prabu, kita sudah memberi tahu kalau Kurawa sudah memiliki kerajaan Hasthina DURYUDHANA Cewek bego!! Dursasana!! Jemput dia, bawa paksa kesini kalo gam au DURSASANA SIAP!!
  • 36. 35 Dursasana berjalan seraya mengamuk. Segala barang dan semua orang yang mengahalanginya ia tending. Pintu balai pertemuan pun ia pukul hingga hancur 12. INT. KAMAR TIDUR DRUPADI – MALAM Dewi Kunti sedang menemani Drupadi yang menangis. Bajunya basah kuyup yang diakibatkan oleh tangisan dirinya. DRUPADI Ibu, ga mungkin kan yayi sebodoh itu? Aku ini istrinya kan bu? Aku ini manusia kan bu? DEWI KUNTI Sudah, mereka pasti becanda. Mereka pasti sedang mabuk di bawah. Itu semua cuman keisengan mereka aja DRUPADI Tapi bu, mereka semua memaksaku. Mereka menarik paksa aku tadi, ibu liat kan bu? DEWI KUNTI Iyaa ibu liat kok, mereka kan hanya disuruh aja sama atasannya. Mereka ga tau yang benernya kaya gimana. Mereka juga bingung disuruh jemput kamu secara paksa DRUPADI Tapi bu, aku ini jadi barang taruhan bu. Yayi menaruhkan aku bu. Ia juga udah pasang wilayah kerajaan kita bu. Ga mungkin kan bu yayi sebodoh itu? Raja ga mungkin kaya gitu kan bu? 13. INT. LORONG ISTANA HASTHINA - MALAM Lorongnya hanya disinari oleh cahaya rembulan. Ada beberapa lilin yang menempel pada dinding namun cahayanya tidak mampu bersinar luas. Kiri kanannya merupakan sebuah jendela yang besar-besar. Yang menunjukan wilayah kerajaan Hasthina, tetapi hanya terlihat hitam karena malam sudah sangat larut Dursasana melangkah dengan emosi, langkahnya sangan menghentak sehingga SETIAP LANGKAH KAKINYA MENGGEM KESETIAP PENJURU ISTANA. Dursasana diikuti oleh para kurawa yang juga sedang marah. Para kurawa itu merusak kaca-kaca jendela DURSASANA Ehh… Drupadi, kamu sekarang udah jadi punyanya Kurawa. Sini kamu harus ikut ke bawah. Jangan ngelawan, kau ga suka kalo liat aku marah. Kamu harus ikut Drupadi!!! 14. INT. KAMAR TIDUR DRUPADI - MALAM SUARA DURSASANA SANGAT KENCANG HINGGA TERDENGAR OLEH DRUPADI. DRUPADI Engga, aku ga mau.
  • 37. 36 Kalian ga bisa mainin aku seenaknya aja. Kalian kalo mabuk ga usah bawa-bawa orang lain bisa ga sih! Langkah kaki Dursasana semakin kencang. SUARA PARA KURAWA YANG BERISIK SALING BERSAUTAN PUN KINI SEMAKIN KENCANG DAN JELAS. Drupadi menghapus air matanya yang membasahi pipinya, akan tetapi air mata itu terus saja mengalir. DUAR!!! Hancurlah pintu masuk kamar Drupadi. BIMA Ehhh… perempuan bego!! Jangan ngeluh ke aku, ini semua karena suami mu sendiri, Yudhistira! Kalau mau bilang langsung sendiri ke dia. Yang ku tau kau harus ke bawah sekarang!! DRUPADI ENGGA!!! Ga perlu Pergi sana… Dursasana langsung menjambak ujung rambut Drupadi yang belom sempat menyelesaikan ucapannya. Dursasana lalu menyeret rambut Drupadi dan membawanya ke luar kamar DEWI KUNTI EHH… Dursasana!!! Itu perempuan jangan diseret Yaa ampun gusti Kresna tolong!! Dursasana lepas!!! 15. INT. LORONG ISTANA HASTHINA - MALAM Dursasana hanya mengiraukan perkataan Dewi Kunti. Ia terus menyeret Drupadi yang menyapu serpihan kaca jendela di lantai. Beberapa beling ada yang tersangkut beling-beling. 16. EXT. JALAN DEPAN BALAI PERTEMUAN KERAJAAN HASTHINA – MALAM Dursasana masih terus menjambak rambut Drupadi. Drupadi terus- menerus melawan Dursasana. DRUPADI TOLONG!!! DURSASANA Hahahaha!!! Drupadi memukuli tangan Dursasana dan juga menyakarinya, namun Dursasana sama sekali tidak merasa kesakitan dan malah sedikit mempercepat langkahnya. Di belakang Dursasana para Kurawa masih setia mengikuti Dursasana. Kurawa-kurawa itu ada yang mengejek Drupadi, memuja Drupadi, menggodai Drupadi, mengancam, mencaci maki Drupadi
  • 38. 37 DRUPADI DURSASANA!!! Lepasin ga? DURSASANA HAHAHA!!! BUAT APA? HAHAHA!!! DRUPADI Kamu mau ngelawan Bima lagi? DURSASANA HAHAHA!!! CEWEK BEGO!!! Sekarang Bima ga bisa apa-apa. Seribu Bima pun juga ga bakal bisa ngelawan aku sekarang hahaha… Kasian ya kau ini Pakaian Drupadi menjadi lusuh dan sobek-sobek. Sutra birunya kini menjadi berwarna kecoklatan. Rambutnya menjadi kusut karena digulung oleh Dursasana. 17. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA Masuklah Dursasana ke dalam balai pertemuan dengan menyeret Drupadi. Para Kurawa menyambut meriah kedatangan Dursasana. Mereka semua berteriak bersama-sama dengan kompak. MENYERUKAN SESUATU YANG TIDAK TERDENGAR DENGAN JELAS. Ada Kurawa yang mengguyurkan minuman tuaknya ke pada Drupadi. DURSASANA Gih sana kamu kalo mau protes! Dursasana lalu membuang Drupadi menuju Duryudhana selayaknya bola yang bergelinding. Terlemparlah Drupadi, ia melintasi dari ujung ke ujung ruang balai pertemuan tersebut. Dirinya melewati tumpahan-tumpahan tuak yang lengket di lantai. Rambutnya semakin kusut dan berantakan. Laju Drupadi terhenti oleh kaki Duryudhana. Drupadi mengankat wajahnya ke atas dan melihat wajah Duryudhana yang tersenyum. Wajah putih Drupadi kini memerah. Dilihatnya sekeliling balai pertemuan itu. Ia melihat betapa rusuh dan kacaunya suasana di dalam balai. Ada yang tertidur di lantai, ada yang mabuk-mabukan, ia melihat muntahan di dinding balai, banyak yang mabuk-mabukan, Kurawa yang menggila, dilihatnya tumpukan koin emas laksa yang ada di dekat Sangkuni. Ia melihat ke arah suami-suaminya yang terdiam kaku di samping Sangkuni. Matanya melihat ke Yudhistira DRUPADI (menangis)
  • 39. 38 Pandawa yang kucintai, suami-suamiku. Kenapa? Kenapa kalian semua tega seperti ini? Kenapa kalian diam meliat istri kalian kaya gini? Apa kalian ga sedih melihat aku seperti ini? Kenapa kalian hanya diam kaya gini? Kalia itu raja! Ayahku sudah memercayakan kalian untuk mengatur negeri ini. Ini kah cara kalian membalasnya? Duryudhana hanya tertawa mendengar ucapan Drupadi DRUPADI Yudhistira, suamiku yang kucintai. Apakah ada orang yang sebodoh dirimu, yang tega menaruhkan istrinya di meja judi? Kelima Pandawa itu hanya terdiam mendengar ucapan isrinya DURYUDHANA Udah jangan banyak ngomong, cepat cium kakiku Drupadi menghiraukan Duryudhana dan masih terdiam menatap mata Yudhistira DURYUDHANA Ehhh bangsat! Cewek bego ini ga mau menyembahku. Dik, telanjangi dia! Dursasana pun merusak pakaian Drupadi dan melemparnya ke tengah balai pertemuan. Para Kurawa dari segala sisi balai berjalan berkumpul mendekati Drupadi. Duryudhana melepas celananya dan memerkosa Drupadi. Drupadi melawan para Kurawa dengan paksa namun kekuatannya tidak bisa menahan tenaga para Kurawa. Ia kemudian dipegangi kaki dan tangannya, kepalanya pun dipegangi dan dipaksakan melihat ke lima suaminya yang hanya terdiam melihat istrinya diperkosa secara giliran. 18. INT. BALAI PERTEMUAN ISTANA HASTHINA Seratus kurawa berkaparan mendengkur di atas lantai. TERDENGAR SUARA TANGISAN BANOWATI YANG MENGGEMA DI DALAM BALAI PERTEMUAN. Drupadi hanya terdiam kaku, pipinya basah, mukanya merah, rambutnya kusut, bajunya rusak. Para Pandawa terlihat berada di sudut ruangan, mereka hanya terdiam melihat Drupadi yang dipeluk oleh Dursasana. Sangkuni menikmati pipa rokoknya di pinggir jendela, sesekali ia menghembuskan asap rokoknya ke udara. Pakaian Sangkuni masih lengkap dan tetap terlihat rapih. Banowati memukuli dada Duryudhana, tetapi Duryudhana masih tak sadarkan diri, ia nangis dan berjerit sekencang yang ia bisa. Drupadi melihat Duryudhana. Wajahnya datar.
  • 40. 39 Kelima Pandawa bergerak menuju pintu keluar. Bima yang berbadan besar menghampiri Drupadi dan membawa Drupadi ke luar. Sangkuni melihat Pandawa berjalan ke luar balai. Sangkuni dan Arjuna saling bertatap-tapana cukup lama. Sangkuni kembali menghisap pipa rokoknya dan membuang mukanya ke jendela sembari membuang asap rokoknya dihisapnya. Pergilah kelima Pandawa itu beserta Drupadi yang digendong oleh Bima. 12 TAHUN KEMUDIAN 19. INT. GUBUG PANDAWA – SIANG Gubuk ini terbuat dari bamboo berwarna kuning kecoklatan dan beratapkan serabut kelapa. Dalam gubuknya tidak memiliki sekat pemisah sehingga menyatu dengan dapur. Gubuk terdapat sebuah jendela kecil di sisi belakang gubuk tepat diatas tungku api untuk memasak. Pada bagian depan terdapat sebuah pintu kayu yang terbuka. Drupadi sedang memasak di dapur, rambutnya yang lurus terurai memanjang menyentuh lantai. Yudhistira sedang membaca sebuah buku bersampul hijau. Arjuna sedang rebahan di sebuah kasur. Sementara Nakula dan Sadewa sedang bersemedi di depan rumah. Bima kemudian masuk ke dalam rumah BIMA Kaka-kaka ku YUDHISTIRA hmm? BIMA Hari ini kita udah 12 tahun disini Arjuna terbangun dari tidurnya. Drupadi menoleh ke arah Bima. Nakul dan Sadewa menghentikan semedinya YUDHISTIRA (menutup bukunya) Besok kita mulai ARJUNA Kemana ka? Kita mau menyamar menjadi siapa? YUDHISTIRA Kita harus cari cara biar para Kurawa susah untuk nyari kita NAKULA Mungkin kita bisa nyamar di pasar ka, jadi buruh atau kuli angkat-angkat barang. Bisa jadi petani dan mengantarkan hasil panen kita ke pasar lalu menjualnya
  • 41. 40 SADEWA (menyambung) Atau mungkin kita bisa jadi nelayan mas. Kita bisa bekerja sendiri tanpa harus meminta bantuan orang lain ARJUNA Engga, ga bisa. Semua itu bikin kita malu. Kita adalah ksatria. Itu semua bukan tempat buat kita. Kita harus nyari cara yang engga buat kita semakin malu YUDHISTIRA Aku bukan ga mau karena itu semua bikin kita malu. Tapi semua yang kau usulkan terlalu beresiko. Semuanya memudahkan para Kurawa untuk nyari kita. Kau tau sendiri kan betapa loyalnya para tentara Hasthina dalam bertugas? Kita ga bisa begitu aja nyamar di suatu tempat yang ramai dan terbuka seperti itu Semuanya terdiam. Drupadi berdiri dan menghampiri suaminya DRUPADI Mas, aku puny acara YUDHISTIRA Apa istriku? Katakan aja? DRUPADI Aku kepikiran mas, kita kan sedang berada di wilayah kerajaan Wirata. Menurutku para mata-mata Hasthina tidak mungkin mencari sampai ke seluk- beluk istana kerajaan. Jadi kita akan aman kalau bersembunyi di dalam Istana Wirata. NAKULA Boleh tuh mas Para Pandawa melihat ke saudaranya yang tertua. Yudhistira sempat berfikir sejenak. ARJUNA Bener mas apa yang dibilang Drupadi. mereka tidak akan kepikiran kalau mencari ke dalam sebuah istana. Kita juga kan punya keahlian masing- masing. Aku bisa menari dan menjadi penari di dalam istana. Kau bisa menjadi orang kepercayaan raja Matsyapati karena kau pintar. Bima pinter masak. Nakula bisa jadi tukang hias kebun istana
  • 42. 41 Wirata. Sadewa bisa jadi orang yang mengatur ruangan di istana. Jadi bener mas kata Drupadi BIMA Mas puny acara lain emang? YUDHISTIRA Aku ga ada cara lain sih. Apa kalian semua setuju kalau kita nyamar di dalam istana Wirata? SEMUA Iya mas, kita mau YUDHISTIRA Okelah kalau gitu. Besok pagi-pagi kita mulai berangkat ke sana Para Pandawa mengangguk dan kembali ke aktifitasnya masing-masing 11 BULAN KEMUDIAN 20. INT. LORONG ISTANA WIRATA – SIANG Drupadi sedang berjalan di lorong istana Wirata yang panjang. Lorong itu sangat terbuka. Kiri dan kanannya terdapat pion-pion yang ditengahnya ada semak-semak yang menjadi pembatas lorong dengan taman. Lantainya terhampar karpet berwarna merah dengan pinggiran berwarna emas. Di setiap ujungnya ada masing-masing dua orang penjaga yang memakai seragam atasan rompi berwarna emas dengan kain batik berwarna merah dengan corak berwarna coklat. Penjaganya membawa pedang dan juga tameng yang terbuat dari kayu. Drupadi berjalan dengan membawa sebuah mangkuk besar yang berisi buah-buahan. Ia berjalan sangat indah dan bergemulai. Rambutnya yang hitam dan lurus menyapu lantai lorong itu. Drupadi mengenakan jubah panjang yang menutupi semua bagian tubuhnya dan juga tangannya. Di ujung lorong itu terdapat sebuah tangga yang menuju lantai atas. Tangga itu dijaga oleh dua orang penjaga. DRUPADI (tersenyum) Selamat siang mas Kedua penjaga itu hanya tersenyum melihat Drupadi naik ke atas. Setelah Drupadi pergi meninggalkan mereka, kedua penjaga itu saling bertatapan PENJAGA 1 Mas, itu siapa deh? Cantik banget
  • 43. 42 PENJAGA 2 Ga tau aku juga. Ntar pas istirahat aku cari deh sekalian ngedeketin hehehe… PENJAGA 1 Yeee… bisa-bisanya. Ntar kalo dia udah punya suami gimana? PENJAGA 2 Engga lah ga bakal hehehe… PENJAGA 1 Iyadeh terserah kamu aja mas. Tapi dia sering banget ya ke lantai atas ini. Apa dia dayang pribadinya nyai ratu? PENJAGA 2 Yaa mungkin, bisa aja kan. Dia cantik terus anggun kaya gitu, wajar kalo nyai milih dia jadi dayangnya. PENJAGA 1 Iya yaa 21. INT. DEPAN KAMAR RATU SUDESNA – SIANG Drupadi melangkah mendekati sebuah pintu yang terbuat dari kayu dengan ukiran emas. Ruangan ini memiliki banyak lorong-lorong, tapi ruangan ini terpusat pada pintu tersebut. Drupadi mendekati pintu tersebut. Setelah semakin mendekat, langkahnya terhentikan KICHAKA (35 Tahun). Kichaka mengenakan rompi dengan aksen emas yang mengelilingi bagian pinggirnya. Dihiasi pula dengan manik-manik berlian mengkilat. Celananya adalah kain sutra bermotif batik yang dililitkan dipinggang. Rambutnya panjang, memiliki brewok tipis dan matanya sedikit kemerahan. Drupadi pun kaget. Ia melihat Kichaka yang sedikit mabuk sedang melihat dirinya. Dilihatnya Drupadi dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Drupadi hanya membalas Kichaka dengan senyuman yang dipaksakan. Kichaka pun membalas senyuman Drupadi dengan mesum dan terlihat menggoda. Drupadi hanya menunduk KICHAKA Hallo, cantik. Aku kok baru ngeliat kamu ya? Drupadi hanya tersenyum tak menjawab Kichaka. KICHAKA Kamu baru disini ya?
  • 44. 43 DRUPADI (menunduk) Iya prabu KICHAKA Ohh pantes Kichaka lalu memandang muka Drupadi yang cantik KICHAKA(CONT’D) Nama kamu siapa cantik? DRUPADI (tersenyum) Nama saya Sarindri, Prabu KICHAKA Hai Sarindri yang cantik… Perkenalkan diriku (membungkuk) Namaku adalah Kichaka, aku adik dari raja Matsyapati dan juga ratu Sudesna. Drupadi yang menyamar menjadi Sarindri hanya tersenyum risih mendengarnya KICHAKA(CONT’D) Aku adalah pimpinan militer Wirata. Aku udah bertempur ratusan kali dan selalu menang Kichaka melirik Sarindri dengan penuh goda, namun Sarindri hanya tersenyum saja KICHAKA Aku hebat kan Sarindri? SARINDRI (tersenyum paksa) Iya yayi hebat, hehehe… Kichaka tidak menjawab, tatapannya hanya fokus ke wajah Sarindri. Sarindri merasa risih SARINDRI Apakah ada yang bisa saya bantu prabu? KICHAKA Ohhh engga ada hehehe… Sarindri tersenyum SARINDRI (pamit dan berjalan) Saya permisi dulu prabu
  • 45. 44 KICHAKA (menghadang langkah Sarindri) Ettt… kamu mau kemana cantik? SARINDRI Saya mau mengantarkan buah ini ke kamar nyai ratu Sudesna, prabu KICHAKA Ohh… Mereka berdua sempat terdiam lama SARINDRI (berjalan) Misi prabu Kichaka lalu menarik rambut Sarindri yang panjang dengan paksa sehingga Sarindri kini berada didekapan Kichaka. Mulutnya ditutup oleh Kichaka sehingga Drupadi hanya bisa bergumama. Drupadi mencoba untuk melawan Kichaka namun percuma karena tenaganya kalah jauh. Kichaka lalu menyeret Sarindri ke sudut lorong. Ia mencoba untuk membuka pakaian Sarindri dengan paksa. Sarindri mampu menahan tangan Kichaka yang mencoba merogoh kancing baju Sarindri. SARINDRI TOLONG!!! KICHAKA Diam!!! Kichaka mencoba untuk membuka baju Sangkuni. Tetapi TERDENGAR SUARA LANGKAH KAKI DENGAN CEPAT DAN KENCANG. Datanglah raja MATSYAPATI (40 Tahun) memarahi Kichaka RAJA MATSYAPATI Kichaka!!! Kichaka yang kaget kemudian membuang jauh Sarindri. Badannya sedikit gemetar, wajahnya berubah menjadi takut. RAJA MATSYAPATI Ngapain kamu??!!! KICHAKA (grogi) Ini ka… hmm anu… Drupadi merangkak ke kaki sang raja
  • 46. 45 SARINDRI (menangis) Tolong aku prabu raja. Aku mau diperkosa oleh prabu Kichaka, raja. RAJA MATSYAPATI (marah) Benar??!!! KICHAKA Iya mas, bener. Aku mau badannya, dan aku selalu dapet apa yang aku mau RAJA MATSYAPATI Tapi perempuan ini tidak mau kau tiduri. Kamu kalau mau meniduri perempuan, mending dinikahi jangan sampai kau perkosa seperti ini. Sarindri kaget mendengar ucapan rajanya. Lalu ia melirik ke Yudhistira yang menyama menjadi Kanka seorang penasihat raja. Kichaka hanya terdiam mendengar perkataan kakanya. Ia pun pergi meninggalkan tempat tanpa bersuara. RAJA MATSYAPATI Kau ga papa Sarindri? SARINDRI (menahan nangisnya) Iya tuan, aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah menyelamatkan aku dari prabu Kichaka. RAJA MATSYAPATI Iyaa gapapa, sudah kau ga usah menangis. Jangan dipikirin lagi ya kejadian tadi. Sekarang mending kamu pulang ke rumah dan istirahat aja. Ini buahnya biar aku yang bawa ke Sudesna. SARINDRI Baik raja, terima kasih raja. KANKA Prabu raja saya izin untuk mengantarkan Sarindri untuk pulang ke rumahnya RAJA MATSYAPATI Baiklah, kau mengantar dulu dia ke rumahnya. Kalau sudah nanti ketemu aku lagi di balai raja, aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu. KANKA (membungkuk) Baik prabu raja, terima kasih
  • 47. 46 RAJA MATSYAPATI Hati hati ya Sarindri Sarindri hanya menunduk. Pergi lah Raja Matsyapati ke dalam kamarnya. DRUPADI Mas, aku takut YUHISTIRA Stt… diam. Jangan disini. Nanti malem kita ketemu di taman. Kita akan bertemu di tempat tergelap. Nanti aku akan beri tau saudara-saudara ku untuk bertemu di sana nanti malam. DRUPADI (tersenyum) Oke mas Mereka berdua lalu pergi meninggalkan tempat 22. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Arjuna sedang duduk di ujung taman yang gelap. Tidak ada sumber Cahaya yang besar menyinari taman ini kecuali beberapa kunang- kunang dan juga cahaya rembulan. Arjuna duduk menyandar pohon besar yang daunannya lebat. Tidak lama kemudian, Drupadi datang. Dengan cepat Drupadi berlari dan memeluk Arjuna serta menangis di pundaknya. DRUPADI (menangis) Mas, aku tadi siang hampir di perkosa Kichaka ARJUNA Iya tadi mas udah cerita ke aku. Terus kamunya sekarang gimana? DRUPADI Aku masih takut ka, aku takut Kichaka ngikutin aku. Aku takut aku kalau nanti Ketemu Kichaka lagi dan dia menculikku dan memerkosa aku. ARJUNA Sekarang kau aman disini sama aku. Nanti juga kan saudaraku yang lainnya juga datang. DRUPADI Aku takut mas. Aku takut diperkosa lagi kaya dulu.
  • 48. 47 Datanglah Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa ke taman ini. NAKULA Kau ga papa kan istriku? DRUPADI Aku takut mas, takut Kichaka mengincarku lagi. Aku ga mau diperkosa lagi. BIMA Emang tadi Kichaka ngapain kamu? DRUPADI (menahan tangisnya) Tadi aku mau bawain Sudesna buah-buahan. Terus pas aku mau masuk ke ruangannya, tiba-tiba ada Kichaka nungguin aku. Dia ngeliatin aku, nanya nama aku siapa, mau kemana, terus dia juga nyombongin dirinya. Aku kan risih mas, aku pamit izin sama dia kan. Ehh tapi dia malah narik rambut aku terus maksa aku buat begituan. Untung ada mas yayi tadi sama raja. Prabu raja tadi bilang ke dia kalo mau dapetin aku mending nikahin aku aja. Yaudah deh dia ga jadi merkosa aku terus pergi. BIMA Dasar bangsat!!! Kichaka harus dibunuh. Dia bisa bikin penyamaran kita kebongkar mas. Bahaya banget. ARJUNA Kayanya dia bakalan terus terang ke prabu raja buat nikahin kamu. Nanti kalo kamu ditanya mau menikah apa engga sama dia, bilang aja kalo kamu udah punya suami lima orang gandarwa yang bakal ngebunuh semua pengganggu kamu. Ntar kalo misal dia masih maksa buat dapetin kamu, kamu iyain aja. Nanti kita akan bunuh dia pas kamu lagi berduaan sama kamu BIMA Aku aja mas yang bunuh dia. ARJUNA Yaudah kalo kamu emang mau bunuh dia. Drupadi kamu inget ya rencana kita. Kalo emang kamu dilamar sama Kichaka, kamu bilang ke kita aja biar kita tau. DRUPADI Iya mas, makasih banyak Fade out
  • 49. 48 23. INT. RUANG MAKAN ISTANA – SIANG Sadewa menyamar menjadi Tantipala. Dirinya mengenakan jubah panjang berwarna emas dan putih. Mengenakan topi berwarna putih dan celana panjang berwarna putih. Rambutnya ia kuncir. Banyak pelayang-pelayan yang terlihat sedikit kecapean. TANTIPALA Nanti meja ini kamu ganti ya jadi meja yang penjangnya sepanjang manusia. Terus nanti mejanya dihadepin ke kiri sini biar raja dan ratu bisa ngeliat pertunjukannya enak. Nah jangan lupa di ujung sana di kasih dua kursi buat raja sama ratu. Kiri kanannya masing-masing kamu kasih lima meja ya sesuai undangannya. Terus di atas mejanya kamu kasih taplak berwarna merah rumbainya emas. Piring, mangkok, gelas dan sendok garpunya jangan lupa. Raja suka warna emas jadi sendok sama garpunya warna emas. Piringnya putih aja PELAYAN 1 Baik mas TANTIPALA (berbicara ke pelayan satunya) Nah nanti kamu disitu bikin panggung ya buat orang yang main musik. Tinggi panggungnya kamu bikin sama kaya tinggi meja makan biar raja sama tamu lainnya bisa ngeliat jelas musisinya. Terus depan panggungnya kamu kasih karpet warna merah. Pinggir karpenya kamu kasih bunga-bunga ya. Itu nanti buat panggung penarinya. Hiasan dindingnya jangan lupa. Pajang juga foto raja sama ratu yang berdua di atas panggung ya PELAYAN 2 Siap mas TANTIPALA Oke nanti sore semuanya harus udah rapi, saya cek lagi nanti PELAYAN Oke mas 24. INT. KAMAR RATU SUDESNA KERAJAAN WIRATA – MALAM Sebuah kamar megah yang sangat luas. Kamar itu berbentuk persegi panjang di sisi sebelah kanannya terdapat balkon yang memiliki panjangsama dengan kamarnya. balkonnya ditutupi oleh dua buah gorden, yang pertama merupakan kain putih yang dapat melihat pemandangan dari dalam kamar ke luar wilayah Hasthina. Sedangkan kain kedua merupakan kain
  • 50. 49 berbahan sutra berwarna merah yang mempunya corak bermotif bunga- bunga berwarna emas. Di setiap mata bunga terdapat batu permata Dinding kamar ini dihiasi oleh pajangan berupa patung dewa. Terdapat lukisan-lukisan yang bertemakan keindahan negeri Wirata seperti pwilayah pesisir,sungai, danau, hutan-hutan, lahan persawahan, bahkan ada juga lukisan wajah Sudesna. terdapat sebuah kasur besar yang sandaran kasurnya berupa emas berkilau yang terhiasi batu permata. Kedua sudut bagian depannya terdapat pion-pion penyangga yang menyesuaikan sandaran kasur. Kasur itu dialasi oleh sebuah karpet yang berbahan bulu dengan warna merah yang melebihi lebar kasurnya itu sendiri. Lantainya berbahan kayu kokoh yang berwarna coklat yang serasi dengan tempat tidurnya Sarindri sedang meriasi wajah ratu SUDESNA (38 Tahun). Mereka duduk saling berhadapan. Ia mendandani ratu Sudesna sehingga terlihat cantic. Dipakaikannya lipstick berwarna merah matte yang cocok dengan warna putih kulit sang ratu. Setelah selesai merias wajah sang ratu, ia menata rambut panjang sepinggang milik ratu. Rambutnya bergelombang berwarna sedikit kemerahan. Disisirnya rambut sang ratu oleh Sarindri. Terpejamlah mata sang ratu RATU SUDESNA Sarindri… SARINDRI Iya nyai? RATU SUDESNA Apa kamu udah memunyai suami? Sarindri hanya tersenyum, ratu bisa melihatnya di refleksi yang terpantul oleh kaca di meja rias yang terbuat dari emas. Ratu pun ikut tersenyum RATU SUDESNA (tersenyum) Apa kau lagi nyari suami? Sarindri hanya tertawa sedikit RATU SUDESNA Kau suka laki-laki yang seperti apa Sarindri? SARINDRI
  • 51. 50 Aku ga ada tipe-tipe laki-laki nyai. Asalkan dia baik padaku saja RATU SADESNA Tapi kau pasti mempunya tipe suami idaman kan? SARINDRI Ga ada nyai, tapi waktu itu aku pernah bermimpi bertemu dengan Kresna hehehe… Ratu Sudesna membalikan badannya dengan wajah penasaran RATU SUDESNA Bertemu Kresna? Coba ceritain SARINDRI Waktu itu aku bertemu dengan Kresna di sebuah lading rumput yang hijau. langitnya cerah tetapi cuaca tidak terik dan tiupan anginnya terasa menjadi sejuk. Aku sedang berdua dengan Kresna. Mimpinya terasa nyata. Lalu kita berdua merasa jatuh cinta, akan tetapi Kresna berkata bahwa dirinya bukanlah jodoh aku yang sebenarnya. Ia memberikan petunjuk kepada ku kalau jodohku adalah seseorang lelaki yang mampu membuatku tidak takut dengan apa yang menghantuiku selama ini. Dan laki-laki itu mampu membuatku merasakan kembali apa yang sudah lama tidak aku rasakan RATU SUDESNA Cieee… apa kamu udah bertemu orangnya? Sarindri hanya tersenyum dan kembali menata rambut ratu. Sudesna hanya tersenyum. Suasana menjadi sepi. Seketika ratu menyeletuk RATU SUDESNA Kalau emang bener Kresna bilang kaya gitu, kemungkin jodoh kamu adalah ksatria hehehe… Sarindri hanya tertawa begitu juga ratu Sudesna. Tertatalah rambut ratu sudesna, rambutnya tersanggul rapih dan diberikan hiasan bungan di pinggirnya. Sarindri lalu membeberkan beberapa pilihan baju di atas kasur ratu. Ada yang berwarna emas dan juga warna merah. Sudesna mencoba keduanya dengan menempelkan baju-baju itu di depannya sambil mengaca di depan cermin. RATU SUDESNA Menurutmu bagus yang mana Sarindri? SARINDRI
  • 52. 51 Menurut saya lebih bagus yang merah nyai. Nyai jadi lebih tegas kalo memakai gaun yang ini? RATU SUDESNA Bener?? Sarindri hanya mengagguk dan tersenyum. Ratu pun memakai gaun merah dengan dibantu Sarindri RATU SUDESNA Kamu mau ikut ke acara? SARINDRI Ahh… ga usah nyai RATU SUDESNA Lhoo… kenapa ga mau ikut? SARINDRI Aku lagi ga enak badan nyai RATU SUDESNA Bener nih kamu ga mau ikut? SARINDRI (tersenyum) Iya nyai RATU SUDESNA (tertawa) Ehh… siapa tau kamu ketemu ksatria itu hehehe… Sarindri hanya tertawa kecil RATU SUDESNA Yaudah kalo kamu ga mau ikut gapapa. Makasih ya udah ngerias saya malam ini SARINDRI (membungkuk) Iya nyai gapapa. Ada yang bisa saya bantu lagi nyai? RATU SUDESNA Udah ga ada kok. Kamu kalo mau keluar silahkan aja, mau disini nemenin saya juga gapapa hehehe… SARINDRI Ahh… saya keluar saja nyai, ga enak kalau disini lama. Saya permisi dulu nyai RATU SUDESNA
  • 53. 52 Ohh iya silahkan. Makasih ya Sarindri SARINDRI Iya nyai. Permisi Keluarlah Sarindri dari kamar sang ratu 25. INT. DAPUR ISTANA WIRATA – MALAM Ruangannya sangatlah besar dan berbentuk persegi panjang. Di setiap sisinya terdapat beberapa kompor. Di atas kompor terdapat jendela kecil yang memanjang menjadi arah asap yang dihasilkan kompor untuk keluar. Sedangkan pada samping kompor terdapat sebuah meja yang dipenuhi oleh bahan dan bumbu-bumbu masak. Di tengah ruangan ini terdapat 4 buah meja memanjang untuk juru masak menyiapkan hidangannya. Pelayan kerajaan sedang menunggu instruksi untuk membawa makanan yang telah siap. Banyak juru masak yang mondar-mandir dari kompor ke meja tengah untuk menyiapkan hidangan. Tampak Bima yang sedang menyamar menjadi Balawa sedang mengawasi bawahannya. Sesekali ia membantu para juru masak lainnya yang merasa kesulitan. BALAWA Ini hidangan buat raja. Sebelum di tata pada piring, coba dulu sama kalian. Gimana rasanya, kurang asin atau engga, manisnya pas. Jangan terlalu pedas! Raja ga suka makanan pedas Para juru masak mencoba makanan yang mereka masak. Ada yang menambahkan garam ke masakannya, ada yang menambahkan air putiih. Juru masak yang menyiapkan hidangan pembuka berupa gorengan menyerahkan masakannya ke Balawa. Balawa menghampirinya dan menyoba masakan itu BALAWA Oke masakannya pas. Sekarang kamu tata aja ya makanannya. Juru masak itu pun menganggukan kepalanya dan bergegas untuk menata hidangan gorengannya. Setelah selesai menata. Ia kembali mempresentasikannya ke Balawa. Balawa mempercantiknya sedikit, setelah itu ia memanggil pelayan BALAWA Oke siap nih gorengannya, kalian bawa ya ke ruang makan. Hati-hati bawanya Pelayan pun lalu mengambil hidangan itu dan berjalan ke luar dapur kerajaan. 26. INT. RUANG MAKAN ISTANA WIRATA – MALAM
  • 54. 53 Meja makan sudah terpenuhi oleh para tamu undangan raja Matsyapati dan ratu Sudesna duduk bersampingan di ujung meja yang menghadap ke panggung pertunjukkan. Di sebelah kanan raja ada Kanka yang duduk, di sebrangnya adalah Kichaka. Meja itu panjang dan diberi taplak merah dengan corak kembang yang warnanya samar-samar, sedangkan pinggirannya diberikan rumbai-rumbai berwarna emas. Di atas meja itu terdapat sebuah piring berwarna putih, pada depan bagian kiri piring terdapat sebuah mangkok putih yang di dalamnya terdapat sebuah sendok dan garpu yang berwarna emas. Sebelah kanan piring tersedia sebuah gelas berwarna emas. Khusus gelas raja memiliki batu permata berwarna merah yang melingkari gelas itu. Di depan sang raja dan ratu terdapat sebuah panggung pertunjukan. Para musisi duduk bersila sambil memainkan alat musiknya masing- masing. Di tengah panggungnya ada seorang sinden yang bernyanyi . Para tamu undangan dan juga raja serta ratu menikmati lantunan kembang yang dibawakan musisi tersebut. Setelah beberapa lagu dimainkan, para tamu dan juga raja serta ratu memberikan apresiasi kepada musisi tersebut. Setelah pertunjukan musik selesai, datanglah para penari kerajaan yang masuk dari arah kiri dan kanan panggung. Mereka menari di depan panggung yang sudah diberikan karpet berwarna merah yang sesuai dengan taplak meja makan. Penari itu berjumlah enam orang, tiga perempuan dan tiga laki-laki. Mereka menari dengan berpasang-pasangan, gerakan penari itu sangat indah dan membuat raja terkesima Di tengah pertunjukan tari itu, munculah Arjuna yang menjadi seorang penari. Ia merubah kejadian sayembara Hasthina menjadi gerakan tari. Keenam penari itu seketika merubah dirinya menjadi seorang aktor yang gerakannya seperti seorang penari. Arjuna membayangkan para penari itu ialah para kurawa yang mencoba menyerangnya pada saat sayembara. Akhirnya Arjuna memanah semua lawan tarinya hingga mereka semua berjatuhan. Lalu ia merangkul salah satu lawan tarinya yang perempuan dan pergi meninggalkan panggung tari. Raja Matsyapati berdiri dan bertepuk tangan ke pada Arjuna. Arjuna dan para penari lainnya membungkuk ke arah hadirin di meja makan. Keluarlah para penari itu. Musisi dan sinden tetap di tempat karena mereka mengiringi jamuan makan mala mini. Datanglah para pelayan yang semuanya berjumlah dua belas orang yang siap melayani sendiri setiap masing-masing tamu undangan. Raja dan ratu bersama para tamunya menyantap hidangan makan malam 27. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
  • 55. 54 Drupadi dan Bima sedang berjalan-jalan di taman. Bima masih mengenakan baju yang tadi ia gunakan ketika memasak.taman itu sangat sepi dan hanya ada buangan cahaya dari istana yang sangat terang. Banyak tanaman indah di sepanjang taman itu. Kunang-kunang juga banyak di taman itu. Sesekali Drupadi menangkap kunang-kunang dengan tangannya dan memberikannya kepada Bima. Mereka lalu mencari pohon yang besar. Lalu mereka duduk di bawahnya, Drupadi menyendekan kepalanya di bahu Bima DRUPADI Mas, tadi aku dari kamarnya ratu Sudesna Bima melihat Drupadi dengan sedikit terkejut BIMA Lho… ngapain? DRUPADI Tadi siang ratu bilang ke aku kalo dia mau aku yang ngerias wajahnya nyai. Yaudah deh aku tadi ke kamarnya nyai ratu BIMA Ohh bagus dong. Gimana dandanan kamu? DRUPADI Bagus kok, nyai juga suka sama riasan aku. Dia ga ada keluhan sih. Malahan tadi nyai ratu ngajakain aku buat datang ke acara itu mas BIMA Lhoo… kenapa kamu ga ikut aja? Lagian lumayan kan kamu bisa ngeliat arjuna nari sama makan masakan aku DRUPADI Yaa aku sih maunya ikut mas, cuman kan di acara itu ada Kichaka juga. Aku takut nanti kalo ikut, terus Kichakanya nafsu lagi, dia malah langsung melamarku. Mendingan aku ga ikut deh BIMA Ga papa dong, kan kita udah bikin cara kalo nanti Kichaka macem-macem sama kamu DRUPADI Engga deh mas, mendingan ngindar aja 28. INT. RUANG MAKAN ISTANA WIRATA – MALAM
  • 56. 55 Pelayan istana masuk ke dalam ruang makan dengan membawa hidangan penutup berupa es buah. LANTUNAN MUSIK MASIH MENEMANI JAMUAN MAKAN MALAM. Pelayan itu kemudian berdiri di samping kanan para tamu dan mengambil piring kotornya ke nampan. Setelah itu mereka menaruh es buah yang berada di mangkok dan pergi meninggalkan ruang makan. Mereka semua menikmati es buah itu KICHAKA Kakaku, ratu sudesna. Malam ini kau cantic sekali RATU SUDESNA Terima kasih kichaka. Kecantikanku mala mini dibantu riasan Sarindri. Ia merias wajahku dari sore tadi KICHAKA Sarindri? Duhh ka kalo dia lebih cantik lagi dari dirimu hahaha… Semuanya tertawa RATU SUDESNA Hahaha… iya dia emang lebih cantik, tapi secantik-cantiknya dia masih belom memunyai suami Kanka melihat ratu Sudesna KICHAKA Hah? Yang bener ka? Masa cantik kaya gitu belom punya suami RATU SUDESNA Iyaa, tadi aku sedikit berbincang saat dia meriasku. Aku Tanya apa dia udah punya suami atau belum, dianya cuman ngejawab senyum aja. KICHAKA Wahhh pas banget nih sama aku ka RAJA MATSYAPATI Ehh kamu mau nambah lagi? Inget itu istri-istri kamu ada berapa! KICHAKA Hehehe… abisnya gimana mas, mereka semua ga ada yang cantiknya kaya Sarindri RATU SUDESNA Ya kamu kalo mau sama Sarindri, lama raja sana. Kamu cocok kok sama Sarindri, kayanya yaa KICHAKA
  • 57. 56 Lhoo… kok kaka bisa bilang aku cocok sama dia? RATU SUDESNA Soalnya tadi dia cerita kalo dia mimpi didatengin Kresna. Katanya jodohnya itu laki-laki yang bisa bikin Sarindri ngerasain kehidupannya yang dulu pernah direbut KICHAKA Lhaa iya dong ya? Itu mah aku banget, dia tau kan aku ini siapa? Yaudah mba akum akin yakin ngelamar dia buat aku jadiin istri RATU SUDESNA Kamu yakin? KICHAKA Iya mba aku yakin, coba mba panggilin kesini. Aku mau ngelamar dia sekarang Ratu Sudesna memanggil salah satu pelayan RATU SUDESNA Kamu cari ya Sarindri lagi di mana, nanti suruh dia datang kesini Pergilah pelayan itu 29. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Drupadi dan Bima sedang berjalan ke arah Istana. Mereka berdua bergandengan tangan. Tiba-tiba mereka berdua melepas genggaman tangannya karena ada seorang pelayan yang datang menghampiri PELAYAN Sarindri, kau dipanggil oleh nyai ratu Sudesna di ruang makan sekarang Sarindri melihat ke Balawa SARINDRI Oke nanti aku akan ke ruang makan, sebentar ya. Pelayan itu mengangguk dan pergi meninggalkan Sarindri DRUPADI Tuhkan mas, kayanya Kichaka mau ngelamar aku sekarang BIMA
  • 58. 57 Yaudah kamu tenang aja, kamu sekarang pergi aja ke ruang makan. Aku panggil yang lainnya terus kita berkumpul disini. Kamu masih ingetkan rencana Arjuna waktu itu? DRUPADI Masih inget mas, tapi aku takut BIMA Percaya sayangku, itu rencana yang bagus. Inget ya, jangan sampe salah. Kichaka bahaya buat kita semua, kita udah nanggung bentar lagi bisa balik ke Hasthina DRUPADI Iya mas, aku nanti aku akan mincing Kichaka sesau rencana Arjuna BIMA Yaudah kamu pergi aja sana, jangan buat ratu nunggu Drupadi mencium Bima lalu pergi meninggalkan Bima 30. INT. RUANG MAKAN ISTANA WIRATA – MALAM Datanglah Sarindri ke ruang makan SARINDRI Permisi nyai, yayi. Apa kalian memanggil aku? RATU SUDESNA Iya Sarindri, sini agak deketan Sarindri berjalan pelahan mendekat, matanya melihat Kanka yang hanya terdiam. SARINDRI Ada apa nyai? RAJA MATSYAPATI Menteri-menteri kalian sebaiknya meninggalkan ruangan, karena ini masalah pribadi Semua menterinya keluar, Kanka juga ikut keluar. Namun ketika dirinya ingin berdiri di tahan oleh raja. Ketika semua menterinya pergi dan di ruangan itu hanya tersisi ratu dan raja, Kichaka, Kanka san Sarindri KICHAKA Kamu mau ga jadi istri aku? Sarindri sedikit terkejut.
  • 59. 58 RATU SUDESNA Pelan-pelan Kichaka, biar Sarindri diberi tahu dulu alasan kamu ingin menikahinya RATU SUDESNA Jadi gini Sarindri, tadi aku cerita ke pada kichaka kalau kau belum memunyai seorang suami. Terus aku juga menceritakana mimpimu saat berjumpa dengan Kresna. Setelah mendengar ceritanya, Kichaka bersikeras ingin menikahi dirimu Sarindri hanya terdiam mendengar ucapan ratu, ia menatap mata Kanka RAJA MATSYAPATI Jadi gimana Sarindri? Apa kamu mau? SARINDRI Maaf yayi, maaf nyai, maaf prabu Kichaka. Saya sebenarnya udah memunyai suami KICHAKA Hah??? Siapa suami kamu? SARINDRI Mereka adalah gandawa prabu, suami ku adalah gandarwa yang berjumlah lima orang. Dan mereka siap membunuh setiap orang yang mencoba menggangguku KICHAKA Alah… kau ini, bohong! SARINDRI Benar prabu, aku sudah memunyai suami KICHAKA Suruh para suamimu kesini, biar mereka lawan aku. Mereka piker dirinya siapa bisa ngelawan Kichaka? Hahaha RAJA MATSYAPATI Udahlah adikku. Sarindri udah punya suami seorang gandarwa, lima orang pula. Kau emang ga cukup udah punya sepuluh istri? KICHAKA
  • 60. 59 Mereka semua ga ada yang ngertiin aku. Gini deh Sarindri. Aku meminta kamu untuk menemaniku tidur mala mini. Hanya satu malam doang. Gimana? Sarindri melihat ke arah Kanka. Kanka menganggukan kepalanya dengan perlahan SARINDRI Tapi cuman malam ini aja ya? KICHAKA (girang) Iya janji cuman malam ini aja 31. EXT. TEPI TAMAN SAWAH - MALAM Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa sedang berada di tepi taman. Tempatnya gelap dan berisik oleh suara derasnya sungai yang berada lumayan dekat dari situ. Mereka menunggu Drupadi. Mereka memerhatikan sebuah lorong jalan. Drupadi terlihat dari kejauhan sedang menyusuri jalan itu. Dari kejauhan Drupadi sedikit mengangkat tangannya dan membuat suara siulan. Bima segera berdiri dan berjalan ke arah lorong itu 32. INT/EXT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Lorong itu merupakan semi terbuka, kiri kanannya tidak ada sekat dan hanya terdapat pion-pion penyangga atapnya. Ada juga semak- semak yang menjadi pembatas antara lorong dengan taman istana. Datanglah Bima, ia menghampiri Drupadi BIMA Gimana Kichaka? DRUPADI Tadi bener mas Kichaka ngelamar aku. Terus aku bilang kalo aku udah punya suami. Dia masih aja maksa mas. Akhirnya dia minta aku buat bermalam sama dia. Akhirnya aku iyain aja mas dianya. BIMA Nahh yaudah bagus. Nanti kamu mikirin cara ya biar aku tau saat yang pas buat masuk ke dalem DRUPADI Oke mas, udah sana ngumpet dulu. Dia cepet datengnya Bima pun kembali ke taman, sedangkan Drupadi masuk ke dalam kamar
  • 61. 60 33. EXT. TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM BIMA Tadi bener kalo Drupadi dilamar sama Kichaka NAKULA Terus gimana sekarang BIMA Rencana mas Arjuna bisa. Dia bilang kalo udah punya suami lima gandarwa. tapi kichakanya masih aja mau nidurin Drupadi. jadi dia minta kalo malam ini tidur ditemenin sama Drupadi. sekarang kita tinggal nunggu Kichaka berduaan sama Drupadi. Ntar kalo Kichaka udah masuk ke kamar, kita mendekat ke kamar mereka. Kita tunggu sampe Drupadi ngasih sinyal, setelah itu aku masuk ke dalam dan ngebunuh Kichaka. Kalian ngeliatin penjaga aja ya jangan sampe ketahuan 34. INT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Kichaka berjalan dengan senang, tangan kanannya membawa sebotol minuman sedangkan tangan kirinya membawa bingkisan bunga berwarna-warni. KICHAKA (memanggil mesra) Sarindri! Kichaka berhenti di depan pintu kamar, ia merapihkan pakaiannya, bunganya, dia juga mengoleskan minyak wangi ke seluruh tubuhnya, rambutnya disisir sehingga tampak rapih. Masuklah Kichaka ke dalam kamar 35. EXT. TEPI TAMAN SAWAH – MALAM Para Pandawa memerhatikan gerak-gerik Kichaka dari jauh. Setelah kichaka masuk ke dalam kamar. Para Pandawa bergerak mendekati kamar itu dengan perlahan-lahan 36. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA - MALAM Kamarnya sangat sederhana, hanya terdapat sebuah kasur berukuran besar dan lemari pakaian. Di sisi kanannya terdapat sebuah jendela yang tertutup Kichaka terdiam melihat kecantikan Sarindri yang terbaring di atas kasur. Rambutnya yang lurus dan hitam mengkilat terurai menutupi kasur. Bibirnya merah, kulitnya putih. KICHAKA Sarindri sayangku, kau cantik sekali seperti itu Sarindri hanya tersenyum saja 37. INT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM
  • 62. 61 Bima berada di dekat semak-semak, badannya tidak terlihat sama sekali, Nakula berada di sisi kiri ruangan, Sadewa brada di sisi belakang kamar. Sementara Arjuna memerhatikan dari jauh 38. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Kichaka menjatuhkan bunganya serta botol minumannya. Ia lalu berjalan perlahan mendekati Sarindri yang terbaring di kasur. Kichaka melepaskan secara pelan-pelan atasannya. Begitu juga Sarindri yang membuka sedikit atasannya tetapi tidak sampai melepas bajunya. Dibuangnya baju Kichaka olehnya. Ia lalu duduk di pinggir kasur bersama Sarindri. Badannya ia pepetkan ke Sarindri, Sarindri hanya terdiam saja didekatkan Sarindri. Kepala Kichaka mencoba untuk mencium Sarindri SARINDRI Mas… KICHAKA Ada apa sayangku? SARINDRI Bisa tolong dibuka pintunya? Aku ngerasa kepanasan eheheh… Kichaka terlihat sedikit kesal, namun dirinya berusaha menyembunyikan kekesalannya KICHAKA Oke sayang, aku buka pintunya deh Kichaka bangkit dari kasur. Ia berjalan ke arah pintu dan membukanya 39. INT. DEPAN KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Bima yang bersembunyi di semak-semak menyadari bahwa pintu kamar itu terbuka. Dirinya melihat Kichaka yang sudah tidak mengenakan pakaian. Kichaka kemudian masuk kembali ke dalam kamar. Bima memberikan kode kepada Nakula BIMA (berbisik) Kode. Drupadi Nakula menganggukan kepalanya 40. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Kichaka berjalan perlahan ke arah Sarindri.
  • 63. 62 KICHAKA Sarindri sayang… SARINDRI (tersenyum) Iya mas KICHAKA Aku milikmu malam ini sayang Sarindri hanya tersenyum saja karena melihat sosok besar di belakang Kichaka DUAR!!! Diceikiknya leher Kichaka oleh Bima dari belakang dan dia mengangkat Kichaka ke udara. Kichaka kaku dan tidak bisa berbuat banyak, tangannya mencoba melepaskan diri dari cekikan Bima. Sarindri hanya tersenyum saja melihatnya. Mata Kichaka berubah menjadi merah. Bima mematahkan leher Kichaka dengan mudah. Ia memutar kepala Kichaka ke belakang BIMA (tersenyum) Hallo sayangku Kichaka semakin terkejut KICHAKA (tercekik) BIMA??? Bima hanya tersenyum melihat ekspresi Kichaka yang takut. Bima kemudian membanting Kichaka bolak-balik layaknya sebuah palu yang sedang memukul sbuah paku. Hancurlah lantai kamar tersebut dan darah berceceran dimana-mana. Bima kemudian melempar Kichaka ke arah pintu hingga dinding kamarnya tertembus 41. INT. PINTU MASUK TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Penjaga yang sedang mengamankan pintu masuk ke dalam istana terkejut karena melihat sosok seperti manusia yang melayang. Sosok manusia itu melayang sangat tinggi lalu kemudian menghilang ditertutup pohon. Mereka berdua sempat terdiam PENJAGA 1 Apaan tuh? PENJAGA 2 Ga tau, kita panggil ketua dulu deh Mereka berdua masuk ke dalam istana dengan tergesa-gesa
  • 64. 63 42. INT. KAMAR TIDUR TEPI TAMAN ISTANA WIRATA DRUPADI Kamu mending pergi aja mas sekarang, aku takut kamu ketahuan kalo yang ngebunuh Kichaka. Para penjaga istana pasti udah ngeliat bayangan Kichaka yang tadi melayang. Terus mereka udah pasti nyamperin Kichaka. Mas pergi tolong BIMA GA!!! Biarin aku ngeladenin penjaga itu semua, aku ga takut! DRUPADI Mas Bima, pihak istana tahu kalau Kichaka mala mini hanya berdua bersama ku. Kalau mereka sampai tau kau ada di sini juga. Mereka akan menghukum dirimu dan juga aku. Dan penyamaran kita akan ketahuan. Aku bisa kasih alesan kalo pasa suami- suamiku yang gandarwa datang dan membunuhnya. Percaya mas sama aku BIMA Okelah aku pergi. Tapi aku akan terus ngeliat kamu dari jauh DRUPADI Yang penting kau ga ketahuan sama para penjaga itu Bima lalu pergi dari kamar itu meninggalkan Drupadi 43. EXT. TAMAN ISTANA WIRATA – MALAM Ada enam orang penjaga yang datang menghampiri mayat itu. Mayatnya tersangkut di sebuah pohon tinggi yang memiliki duri- duri. Satu kakinya berada di atas sedangkan kaki yang lainnya terkulai mengambang seperti tidak mempunyai tulang. Tangannya mengambang. Kepalanya sedikit berotasi layaknya sebuah gansing yang memutar. Mengalir darah dari mulut mayat itu membasahi dahan dan batang pohon itu. PENJAGA 1 Panjat sana mas PENJAGA 2 Ahh kau aja sana yang manjat, make nyuruh-nyuruh Salah satu dari penjaga itu mengambil sebuah gala panjang dan menyodok mayat itu. Mayatnya terjatuh cukup tinggi sehingga membuat kepalanya hampir terlepas. Sekujur tubuh mayat itu tergores duri dari pohon. Salah satu penjaha mendekatkan diri menuju mayat itu. PENJAGA 3 (terkejut)
  • 65. 64 Prabu Kichaka! Serentak semua penjaga yang lain terkejut sekaligus penasaran dan akhirnya mendekati mayat Kichaka PENJAGA 1 (menunjuk kamar Sarindri) Tadi mayatnya melayang dari sana Dengan cepat semua penjaga berlari ke arah kamar drupadi 44. INT. KAMAR TIDUR RAJA MATSYAPATI Raja Matsyapati sedang tertidur. SUARA YANG KENCANG MENGETUK PINTU MASUK KE DALAM KAMAR RAJA. Raja Matsyapati pun terbangun RAJA MATSYAPATI (kesal dan mengantuk) Siapa??!!! PENJAGA Mohon maaf yayi prabu Matsyapati. Para penjaga yang bertugas menemukan mayat prabu Kichaka Raja pun tekejut mendengar berita itu ia pun dengan cepat membuka pintu RAJA MATSYAPATI (mengancam) Kamu jangan bohong! PENJAGA Demi Kresna prabu raja. Ada enam orang yang melihat mayat Kichaka. Kepalanya hampir terputus dan badannya… RAJA MATSYAPATI Udah udah cukup!!! Saya mau liat sendiri mayatnya. Kamu sekarang cepat beritahu Sudesna dan juga Kanka tentang ini. Abis itu panggil Sarindri dan suruh dia ke balai istana cepat PENJAGA Baik prabu Raja Matsyapati lalu berjalan kencang keluar kamarnya 45. INT. BALAI ISTANA WIRATA – MALAM Raja sedang duduk di singgasananya, sedangkan ratu Sudesna duduk di samping raja dan Kanka berdiri di sebelah raja. Sarindri berada di sebrang raja yang dikawal oleh dua buah penjaga
  • 66. 65 RAJA MATSYAPATI Sarindri, apa kamu semalam berdua bareng Kichaka SARINDRI Benar yayi raja. Aku semalam berduaan dengan prabu Kichaka RAJA MATSYAPATI Apa kau tau dimana Kichaka sekarang? SARINDRI Tau yayi raja. Ia sudah menjadi mayat di taman istana RAJA MATSYAPATI Apa kau tau siapa yang membunuh Kichaka? SARINDRI Tau yayi raja. Yang membunuh Kichaka adalah suami-suamiku RAJA MATSYAPATI Jadi kau mengakui ya kalau kamu telah ngebunuh Kichaka. Sekarang juga kamu saya usir dari wilayah kerajaan Wirata Menangis lah Sarindri di hadapan mereka semua. Ratu Sudesna bangkit dan menenangkan Sarindri KANKA (memohon) Tapi mas, sarindri kan emang sudah memunyai suami. Kichaka juga udah tau kalau Sarindri udah punya suami. Jadi emang ini semua kesalahan Kichaka yang udah nakal sama istri orang. Dan ini bukan kesalahan Sarindri, jadi tolong mas beri dia kesempatan RAJA MATSYAPATI Iya saya tau kalau Sarindri semalam bilang dia itu udah punya lima orang suami yang semuanya gandarwa. tapi dia udah membunuh Kichaka. Membunuh pimpinan tertinggi pertahanan kita Sudesna. Dan saya takut kalau kabar ini menyebar sangat cepat dan membuat musuh-musuh kerajaan akan menyoba menyerang kerajaan kita Sarindri merangkak di hadapan raja