“ Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.”
Didirikan di Jakarta, tepatnya di daerah Gempol-Kemayoran pada tahun 1952, institusi pendidikan ini semula diberi nama Akademi Penerbangan Indonesia (API). Pada tahun 1954 API dipindahkan dari Jakarta ke kampusnya yang baru, di wilayah kecamatan Legok, Tangerang (lebih dikenal oleh masyarakat penerbangan dengan kampus Curug).
Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) adalah perguruan tinggi kedinasan di lingkungan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang memiliki tugas pokok pelaksanaan/menyelenggarakan program pendidikan profesional di bidang penerbangan.
Kampus STPI terletak di dalam komplek Bandar Udara Budiarto. Memiliki lahan dengan luas kurang lebih 545 Ha, dan menempati 4 daerah yaitu Serdang Wetan, Rancagong, Kemuning, dan Palasari di kecamatan Legok, kewedanan Curug, kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Berawal dari Akademi Penerbangan Indonesia (API) yang didirikan tanggal 1 juni 1952 di Gempol, Kemayoran Jakarta. Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan, dan kebutuhan industri penerbangan, API beberapa kali mengalami perubahan baik nama maupun statusnya antara lain:
Tahun 1954 : API pindah ke Curug – Tangerang.
Tahun 1969 : API berubah nama menjadi Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Tahun 1978 : LPPU berubah nama menjadi Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (PLP) di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan.
Tahun 2000 : Tepatnya tanggal 10 Maret 2000, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 2010 PLP berubah menjadi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia yang disingkat menjadi STPI.
Visi
Menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional dan internasional untuk menuju pusat keunggulan (Centre of Excellence) yang berstandar internasional.
Misi
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian teknologi terapan di bidang penerbangan dalam rangka mencerdaskan bangsa dengan menciptakan sumber daya manusia penerbangan yang memiliki iman dan taqwa, berkualitas internasional, mampu, bersaing, mandiri dan profesional.
Tujuan
Membentuk manusia penerbangan Indonesia yang ahli dan terampil dalam bidangnya, memiliki sikap sesuai Lima Citra Manusia Perhubungan, memiliki jiwa korsa yang tinggi, berbudi pekerti luhur, memiliki kesadaran bertanggungjawab dalam pengembangan dunia penerbangan dan mewujudkan keselamatan penerbangan serta siap memangku jabatan negara atau jabatan dalam organisasi penerbangan.
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...MachfuzaEnjeliPutri
Laporan ini menjelaskan proses sertifkasi tabung pitot yang mencakup deskripsi part dan produsen, regulasi kelaikan udara, serta deskripsi jenis dan tempat pengujian.
“ Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.”
Didirikan di Jakarta, tepatnya di daerah Gempol-Kemayoran pada tahun 1952, institusi pendidikan ini semula diberi nama Akademi Penerbangan Indonesia (API). Pada tahun 1954 API dipindahkan dari Jakarta ke kampusnya yang baru, di wilayah kecamatan Legok, Tangerang (lebih dikenal oleh masyarakat penerbangan dengan kampus Curug).
Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) adalah perguruan tinggi kedinasan di lingkungan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang memiliki tugas pokok pelaksanaan/menyelenggarakan program pendidikan profesional di bidang penerbangan.
Kampus STPI terletak di dalam komplek Bandar Udara Budiarto. Memiliki lahan dengan luas kurang lebih 545 Ha, dan menempati 4 daerah yaitu Serdang Wetan, Rancagong, Kemuning, dan Palasari di kecamatan Legok, kewedanan Curug, kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Berawal dari Akademi Penerbangan Indonesia (API) yang didirikan tanggal 1 juni 1952 di Gempol, Kemayoran Jakarta. Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan, dan kebutuhan industri penerbangan, API beberapa kali mengalami perubahan baik nama maupun statusnya antara lain:
Tahun 1954 : API pindah ke Curug – Tangerang.
Tahun 1969 : API berubah nama menjadi Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU) di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Tahun 1978 : LPPU berubah nama menjadi Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (PLP) di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan.
Tahun 2000 : Tepatnya tanggal 10 Maret 2000, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 2010 PLP berubah menjadi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia yang disingkat menjadi STPI.
Visi
Menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional dan internasional untuk menuju pusat keunggulan (Centre of Excellence) yang berstandar internasional.
Misi
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian teknologi terapan di bidang penerbangan dalam rangka mencerdaskan bangsa dengan menciptakan sumber daya manusia penerbangan yang memiliki iman dan taqwa, berkualitas internasional, mampu, bersaing, mandiri dan profesional.
Tujuan
Membentuk manusia penerbangan Indonesia yang ahli dan terampil dalam bidangnya, memiliki sikap sesuai Lima Citra Manusia Perhubungan, memiliki jiwa korsa yang tinggi, berbudi pekerti luhur, memiliki kesadaran bertanggungjawab dalam pengembangan dunia penerbangan dan mewujudkan keselamatan penerbangan serta siap memangku jabatan negara atau jabatan dalam organisasi penerbangan.
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...MachfuzaEnjeliPutri
Laporan ini menjelaskan proses sertifkasi tabung pitot yang mencakup deskripsi part dan produsen, regulasi kelaikan udara, serta deskripsi jenis dan tempat pengujian.
1. 4^
K E M E N T E
H M D I R E K T O R A T J E N I
^ ^ • H ^ Jalan Medan Merdeka Barat No. 8
Jakarta 10110
RIAN PERHUBUN
lERAL PERHUBUI
Telepon : 3505136-3505137
3811308
GAN
IGAN UDARA
Fax : 3505135-3505139
3507144
Nomor : A U . 4 0 ^ / ^ / D C ] U • O l ^ P F U J a k a r t a , 2 3 November2015
Klasifikasi : Penting
Lampiran ; -
Perihal : Sistem Pemantauan Pergerakan Kepada
Pesawat Udara Yth. PERIKSA ALAMAT TERLAMPIR
1 . Mengacu pada Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil CASK 1 2 1 . 1 2 5
Flight Following System: Flag, Domestic and Supplemental Air Carriers
dan CASK 1 3 5 . 6 1 3 Flight Watchand Flight Following Systems.
2. Sehubungan dengan butir 1 (satu) tersebut dan dalam rangka meningkatkan
keselamatan penerbangan di Indonesia, maka kepada setiap operator
pesawat udara pemegang sertifikat AOC 121 dan AOC 135 diwajibkan
untuk memiliki sistem pemantauan pergerakan pesawat udara yang dapat
menampilkan posisi, ketinggian, arah dan kecepatan pesawat udara.
3. Untuk itu pemegang sertifikat AOC 121 dan AOC 135 harus menggunakan
sistem pemantauan pergerakan pesawat udara seperti dimaksud diatas
dalamjangka waktu 18 (delapan belas) bulan sejak surat ini diterbitkan.
4. Demikian, untuk menjadi perhatian.
ENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
Tembusan:
1. Menteri Perhubungan
2. Direktur Kelaikan Udara dan
Pengoperasian Pesawat Udara;
3. Direktur Angkutan Udara;
SUPRASETYO
ina Utama Muda (IV/c)
19580523 198703 1 001
2. Lampiran Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor :AU-^O^/l/^ / o ^ D m ? ? U M
Tanggal : UOfemUr
Kepada Yth. :
1. PT. Garuda Indonesia
2. P1. 1ngana Air Service
3. PT. Pelita Air Service
4- PT. Indonesia Air AsiaJ .
PT. Lion Mentari Airlines
6. PT. Wing Abadi Airlines
7. PT. Cardig Air
8. PT. Tn MG Intra Asia Airlines
9. PT. Nusantara Air Charter
10. PT. Indonesia Air Transport
11. PT. Snwijaya Air
Yl.
T i T ' Ty A T O x
PT. KAL Star13.
T A T * T ' 1 "I—' A • 1 • •
PT. Travel Express Aviation Service-1 A
14.
PT. Asialink Cargo Express
15. PT. MY INDO Airlines
16. PT. Aviastar Mandiri
17. PT. Jayawijaya Dirgantara
18.
W A I T ' ^ * . * 1 ' 1 T 1 *
PT. Citilink Indonesia19. PT. Transnusa Aviation Mandin
20. PT. Batik Air Nusantara
21.
T A r f - i T J A • A • T~' X
PT. Indonesia Air Asia Extra22.
A T A X A A •
PT. NAM Air23.
TAT« * * r* J T 1 *
PT. Airfast Indonesia24.
T A m A i >—1 •! r 1 1
PT. Sayap Garuda Indah25. PT. Asian One Air
26.
•WAIT"' ' T T i
PT. Travira Utama27. PT. Derazona Air Service
28. PT. National Utility Helicopter
29. PT. Alfa Trans Dirgantara
30. PT. Deraya Air Taxi
31. PT. White Sky Aviation
32. PT. Gatari Air Service
33. PT. Intan Angkasa Air Service
34. PT. AirPacific Utama
35. PT. Traswisata Prima Aviation
36. PT. Pura Wisata Baruna
37. PT. Penerbangan Angkasa Semesta
38. PT. Asi Pudjiastuti
39. PT. Aviastar Mandiri
40. PT. Dabi Air Nusantara
41. Pusat Kalibrasi Fasilitas
3. A 1
41.
rusat KaiiDrasi rasiutas renerDangan
4z. r 1. nKspres iransponasi AntarDcnua
4-5. r 1. r egasus Air ocrvice
AA
44.
r 1. in — ivi.Lr intra Asia Airiines
45. r 1. tastmao
46. r 1. Uninao Air Lnarter
A n
47.
r 1. Heviliit AviationA o46. PT. Johnlin Air Transport4 7 .
r 1. iznggang Air ocrvice
5U. r I. burya Air
51. PT. Ersa Eastern Aviation
5z.
MM t A A ^4 XX «A4 4 r A 4 44 A 1 4 4 4^ -4*^ X A
r 1. Mattnew Air JNusantara55. r 1. iviaria rsuana Auacii
54.
T J T * A 4#4^4~4*>M T M 4 - ] n n n n 4 4-1
r 1. Airbom Indonesia55. PT. Angkasa Super Service
56. PT. Komala Indonesia
57. PT. Elang Lintas Indonesia
58. PT. Elang Nusantara Air
59. PT. Alda Trans Papua
60. PT. Weststar Aviation Indonesia
Tembusan:
1. Menteri Perhubungan
2. Direktur Kelaikan Udara dan
Pengoperasian Pesawat Udara;
3. Direktur Angkutan Udara.
DIRE ERHUBUNGAN UDARA
^femhilia Utama Muda (IV/c)
-NI£^19580523 198703 1 001