SlideShare a Scribd company logo
PENELUSURAN DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN
PESAWAT SINAR-X MEDIK DI STTN-BATAN
Sujatno1
, Ana Maisyarotun Nasitoh2
, Zaenal Abidin3
1) STTN-BATAN, Jl. Babarsari Po. Box 6101 YKBB Jogjakarta
2) Mahasiswa STTN-BATAN, 3) Dosen STTN-BATAN
E-mail : ontayus1@Yahoo.com
ABSTRAK
PENELUSURAN DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PESAWAT SINAR-X MEDIK DI STTN -
BATAN. Telah dilakukan penelusuran dan identifikasi perangkat pesawat sinar-X medik di STTN yang
mengalami kerusakan. Penelusuran dilakukan untuk mencari penyebab kerusakan, lokasi kerusakan dan
komponen yang mengalami kerusakan. Sehingga dapat diidentifikasi dan jika terjadi kerusakan komponen
dapat segera dicarikan suku cadangnya. Pesawat sinar-X medik digunakan sebagai sarana pembelajaran terori
maupun praktikum mahasiswa. Kerusakan pesawat sinar-X akan mengganggu jalannya pengajaran
praktikum. Untuk itu pesawat ini akan segera diperbaiki dengan menggunakan selain penelusuran dan
identifikasi menggunakan metode deteksi, serta melokalisir kerusakan yaitu secara sequensial maupun non
sequensial. Dengan pendekatan beberapa metode diharapkan dapat mengetahui letak dan bagian kerusakan
pesawat sinar-X, sehingga dapat mengidentifikasi dan mendata komponen yang harus diganti. Dari hasil
identifikasi dan pengujian menunjukkan bahwa pesawat sinar-X memerlukan perbaikan pada rumah tabung
serta pergantian insert tabung.
Kata kunci: medik, kerusakan, pesawat sinar-X, metode
ABSTRACT
TROUBLES AND IDENTIFICATION OF AIRCRAFT DAMAGE IN MEDICAL X-RAY STTN - BATAN. Has
conducted a search and identification of aircraft devices in the medical X-ray STTN damaged. The search is
conducted to find the cause of the malfunction, the location of the damage and damaged components. So it
can be identified and if the component failure can be immediately looked for the spare parts. Aircraft medical
X-rays are used as a learning tool terori and practicum students. X-ray damage to aircraft to disrupt the
teaching practicum. For that this plane will be remedied by using other than search and identification using
detection methods, as well as localize the damage that sequentially and non-sequentially. With the approach
of some of the methods are expected to know the location and part plane X-ray damage, so as to identify and
record the components that must be replaced. From the results of the identification and testing showed that
the plane X-ray tube requires improvements on the house and turn the insert tube.
Key words: medical, damage, machine X-ray, method
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
____________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
312
_____________________
PENDAHULUAN
Pesawat sinar-X telah dikembangkan di
berbagai Negara termasuk Indonesia melalui
Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir. Hasil rekayasa
selanjutnya dilakukan uji klinis di Rumah
Sakit. Setelah beberapa tahun di rumah sakit
yaitu sejak 1998 hingga 2006, pesawat sinar-X
mengalami kerusakan terutama pada bagian
tabungnya. Saat ini, ketiga pesawat sinar-X
ditempatkan di STTN (Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir). Berdasarkan penelitian
sebelumnya mengenai kelayakan dari tiga
pesawat sinar-X, dilakukan perbaikan pada
bagian tabung dengan mengganti tabung insert.
Namun dalam pemakaian pesawat sinar-X
sering tidak mengikuti prosedur pengoperasian,
lingkungan alat yang tidak sesuai dan
kurangnya perawatan, sehingga pesawat sinar-
X saat ini kembali mengalami kerusakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
dilakukan penelitian analisis kerusakan
pesawat sinar-X medik STTN-BATAN
Analisis dilakukan untuk mengetahui
kerusakan yang terjadi dan tindakan lanjutan
untuk menangani kerusakan tersebut, sehingga
pesawat sinar-X dapat digunakan kembali
untuk sarana pembelajaran mahasiswa STTN.
Analisis kerusakan dilakukan pada kolimator,
tabung sinar-X, kabel tegangan tinggi untuk
mendeteksi kerusakan, melokalisir kerusakan,
dan menentukan metode perbaikan.
TEORI
Sinar-X
Sinar-X merupakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang
pendek pada spektrum elektromagnetik.
Dikarenakan oleh panjang gelombang yang
pendek, sinar-X dapat menembus bahan yang
dilaluinya
Secara fisika sinar-X dibagi menjadi dua
berdasarkan proses pembentukannya yaitu
sinar-X karakteristik dan sinar-X
bremstrahlung. Sinar-X karakteristik
dihasilkan pada proses transisi elektron dari
kulit atom yang lebih luar ke kulit atom yang
lebih dalam. Tingkat energi yang dilepaskan
tergantung dari jenis unsurnya. Spektrum yang
dihasilkan berupa spektrum energi tunggal
(diskrit). Sedangkan sinar-X bremstrahlung
terjadi karena adanya elektron yang mendekati
atom target (anoda) dan berinteraksi dengan
atom bahan anoda, tepatnya dengan elektron
luar atom tersebut. Elektron mengalami
perlambatan sehingga mengeluarkan radiasi.
Spektrum radiasi yang dihasilkan bersifat
kontinyu [12]
.
Gambar 1. Sinar-X Bremstrahlung[1]
Gambar 2. Sinar-X karakteristik[1]
Pesawat Sinar-X
Pesawat sinar-X adalah suatu alat yang
digunakan untuk melakukan diagnosa medis
dengan menggunakan sinar-X[2]
. Bagian-
bagian pesawat sinar-X terdiri dai tabung sinar-
X, sumber tegangan tinggi (HV), dan unit
pengatur. Bagian pesawat sinar-X dapat dilihat
pada Gambar 3.
2
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
____________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
313
_____________________
Gambar 3. Bagian Utama Pesawat Sinar-
X [3]
Tabung sinar-X berisi filamen yang juga
sebagai katoda dan berisi anoda. Filamen
terbuat dari tungsten, sedangkan anoda terbuat
dari logam anoda (Cu, Fe atau Ni). Anoda
biasanya dibuat berputar supaya permukaannya
tidak cepat rusak yang disebabkan tumbukan
elektron. Tabung sinar-X dan bagian-
bagiannya ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Tabung sinar-X dan housing[4]
Pross terbentuknya sinar-X di dalam tabung
sinar-X adalah sebagai berikut[5]
:
1. Pelepasan elektron ketika filament
dialiri arus listrik yang cukup besar.
2. Percepatan elektron yang disebabkan
oleh beda potensial yang tinggi antara
katoda dan anoda.
3. Arus elektron dipusatkan ke target
(anoda) dan berhenti seketika saat
menumbuk target.
4. Energi kinetis elektron berubah
menjadi panas dan sinar-X
Pemeliharaan Instrumentasi
Pemeliharaan atau sering disebut
maintenance merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk menjaga kerja dari suatu
peralatan atau sistem agar peralatan atau sistem
tersebut dapat bekerja atau beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan.
Pemeliharaan korektif merupakan segala
tindakan untuk mengembalikan peralatan ke
kondisi alat dapat berfungsi secara optimum.
Hal ini dapat berupa reparasi pada rangkaian
elektronik atau bagian mekanik serta adaptasi
peralatan terhadap keadaan lingkungan[10]
.
Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan
perbaikan terdapat tiga tahap yang dilalui
dalam mencari kerusakan dan mereparasi,
yaitu:Deteksi kerusakan (fault detection).
Setelah memperoleh laporan kerusakan alat
yang disampaikan oleh operator, kemudian
dilakukan uji fungsi alat untuk mengkonfirmasi
adanya kerusakan dan memberi informasi
dalam diagnosa kerusakan. Melokalisir
kerusakan (fault location). Pengambilan
keputusan untuk menentukan bagian kerusakan
memerlukan pemeriksaan ulang pada hasil-
hasil pengukuran sebelumnya. Dalam
menentukan kerusakan terdapat metode yang
dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
METODE PENELITIAN
Untuk melakukan analisis pesawat sinar-
X yang berada di STTN-BATAN diperlukan
peralatan berupa multimeter, kunci pass,
obeng, tang, dan power supply.
Langkah Penelitian
1. Memersiapkan alat dan bahan
2. Memastikan daya dan alat dalam
keadaan mati.
3. Memeriksa sambungan kabel, lampu,
dan timer kolimator dengan memberi
catu tegangan dan mengukur tahanan
kabel.
4. Melakukan pengujian pada housing
tabung secaa visual dan memeriksa
fiamen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deteksi kerusakan dilakukan dengan
metode observasi yang dilanjutkan dengan
pengujian-pengujian yang sesuai untuk
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
____________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
314
_____________________
memastikan bagian alat yang didiagnosa
mengalami kerusakan. Dalam pelaksanaan
pengujian diperlukan dokumentasi penyebab
kerusakan, jenis pemeriksaan yang dilakukan
dan hasil pengujian sehingga dapat dijadikan
acuan dalam pengujian selanjutnya.
Observasi dilakukan ketika kerusakan
terjadi dengan mengamati adanya kesalahan
operator (human error), bau terbakar pada alat
atau adanya suara yang tidak biasa dan dari
mana asalnya. Pemeriksaan teknis yang
digunakan serta pengamatan secara visual pada
alat seperti sisa terbakar pada ujung kabel
tegangan tinggi dapat membantu dan
memudahkan dalam melokalisir kerusakan.
Pengujian dilakukan dengan mengacu pada
buku petunjuk pengoperasian alat dan literatur
terkait yang dapat memberikan penjelasan
bagia-bagian alat serta perawatannya.
Melokalisir kerusakan dapat dilakukan
menggunakan metode non sequential dengan
melakukan analisa teoritis pada penyebab
kerusakan dan akibatnya, namun hasil pada
metode ini kurang kuat sehingga diperlukan
pengujian menggunakan metode sequential
untuk memastikan bagian alat yang mengalami
kerusakan. Pengujian dengan metode
sequential non sistematik yaitu pengujian
secara acak, pengujian dapat dilakukan
berulang kali pada bagian yang sama sehingga
jenis pengujian ini kurang efisien. Pengujian
dengan metode sequential sistematik
berdasarkan keandalan alat memerlukan data-
data unjuk kerja alat dalam penentuan
kerusakan sedangkan alat yang diuji tidak
dilengkapi dengan data keandalan sehingga
metode ini sulit dilakukan. Pengujian
berdasarkan struktur fungsi alat dapat
dilakukan dengan melakukan pengujian pada
bagian-bagian alat secara berurutan yang
mendekati pusat kerusakan sehingga pengujian
dapat menghemat waktu.
Lokalisir kerusakan dilakukan dengan
melakukan pemgujian pada bagian pesawat
sinar-X menggunakan metode sequential
sistematis dilakukan berdasarkan fungsi
struktur dari alat. Lokalisir melalui pengujian
yang dilakukan sedekat mungkin ke pusat
kerusakan. Selain itu juga digunakan metode
sequential sistematis berdasarkan pada struktur
mekanik dari peralatan. Pemilihan metode
lokalisir kerusakan didasarkan pada cara yang
lebih cepat dalam menentukan lokasi
kerusakan.
Pengujian kolimator dilakukan dengan
memeriksa tahanan kabel listrik yang menuju
kolimator menggunakan multimeter yang
diatur pada Ohmmeter. Selain itu pemeriksaan
juga dilakukan pada timer dan lampu kolimator
dengan memberi catu daya tegangan dc 12 volt
untuk mengetahui kondisinya. Hasil pengujian
kolimator diperoleh data seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengujian Kolimator
No. Item uji fungsi Keterangan
1. Sambungan kabel
listrik
Tidak putus Menggunakan Ohmmeter
untuk mengetahui tahanan
pada kabel
2. Lampu kolimator ON (12 volt) Menggunakan power
supply DC 12 volt
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa
kabel listrik yang menuju kolimator memiliki
resistansi yang sangat rendah yaitu nol. Selain
itu, lampu kolimator masih menyala ketika
diberi catu daya sebesar 12 volt DC dan timer
masih berfungsi normal. Pengujian selanjutnya
dilakukan pada tabung sinar-X dilakukan pada
housing tabung secara visual, kabel listrik
motor anoda, dan kondisi filamen. Pengujian
anoda dilakukan dengan mengukur tahanan
dari kabel listrik yang menuju anoda dan
kondisi filamen menggunakan multimeter yang
diatur pada Ohmmeter serta mengamati nyala
filamen ketika diberi catu daya sebesar 12 volt
pada filamen seperti pada Gambar 5.
12 volt DC
Gambar 5. Pengujian filamen tabung sinar-X
Data hasil pengujian seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengujian filamen
No. Filamen Nyala Filamen Gambar
1. Hubung Nyala
4
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
____________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
315
_____________________
Dari hasil pengujian, filamen memiliki
resistansi rendah dan masih menyala sehingga
dapat disimpulkan bahwa filamen tidak putus.
Pengujian housing tabung tidak terlihat adanya
kebocoran namun pada meja radiografi
terdapat sisa-sisa oli yang telah mengering.
Setelah pengujian filamen, kolimator
dilepas untuk memeriksa kondisi tabung insert.
Hasil pengujian kebocoran pendingin dan
tabung insert dapat dilihat pada Gambar 6 dan
Gambar 7.
Gambar 6. Oli pendingin di dalam tabung
Gambar 7. Tabung insert terisi oli pendingin
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
tabung mengalami kebocoran pada tabung dan
dan tabung insert memiliki celah sehingga oli
pendingin dapat masuk ke dalamnya.
Setelah dilakukan pengujian pada
kolimator, tabung sinar-X, dan sambungan
kabel tegangan tinggi diperoleh hasil bahwa
kolimator dan kabel tegangan tinggi tidak
mengalami kerusakan. Sedangkan pada tabung
menunjukkan tanda-tanda adanya kerusakan.
Kerusakan tersebut adalah indikasi kebocoran
pada housing dan adanya celah pada tabung
insert.
Setelah ditentukan lokasi kerusakan,
tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah
Analisis kerusakan. Analisis kerusakan
dilakukan pada penyebab kerusakan, akibat
kerusakan dan metode perbaikan kerusakan.
Panas tinggi yang dihasilkan di dalam
tabung sinar-X memerlukan pendinginan dari
oli untuk mencegah resiko kerusakan tabung.
Namun dalam kenyataanya, housing tabung
mengalami kebocoran sehingga oli berkurang
dan pendinginan tidak optimal.
Kebocoran housing menandakan adanya
celah-celah yang mengakibatkan masuknya
udara pada tabung. Interaksi udara dan
tegangan tinggi dapat memicu terjadinya
percikan bunga api di dalam tabung. Tabung
yang terisi udara menjadi tidak stabil (gassy)
dan mengindikasikan kegagalan parameter
penembakan, yaitu arus dan tegangan tinggi.
Ketidakstabilan akan terjadi ketika dilakukan
penembakan dengan kV tinggi setelah tabung
digunakan dengan kV sedang atau rendah
dalam waktu yang lama. Selain itu
ketidakstabilan tabung sinar-X dapat
mengakibatkan arus mA pada tabung melebihi
nilai penembakan yang sebenarnya.
Tabung insert terisi oleh oli pendingin.
Hal ini menunjukkan bahwa tabung insert
mengalami kerusakan karena karena masuknya
pendingin juga menandakan udara dapat masuk
ke dalam tabung. Udara yang masuk ke dalam
tabung dapat menyebabkan konsleting di
dalamnya karena anoda dan katoda berada
dalam satu sambungan.
Kerusakan terjadi karena suhu tinggi
pada tabung insert. Panas yang berlebihan
tidak dapat didinginkan secara optimal oleh
pendingin karena minyak pendingin berkurang
ataupun kurangnya pemanasan pada saat
pengoperasian pesawat sinar-Xketika suhu
lingkungan tabung insert yaitu oli pendingin
masih rendah dan penembakan dilakukan,
maka akan terjadi perbedaan suhu pada sistem
(tabung insert) dan lingkungan (oli pendingin).
Perbedaan suhu yang terlalu tinggi
menyebabkan tabung insert mengalami
kerusakan berupa pecahnya glass tabung.
Metode perbaikan pesawat sinar-X dapat
berupa perbaikan dan penggantian. Dalam
melakukan perbaikan perlu
mempertimbangkan pilihan untuk
memperbaiki sendiri atau mengembalikan alat
ke pabrik.
Tindakan perbaikan ini dipilih
berdasarkan kebijakan pemeliharaan yang telah
ditetapkan oleh instansi terkait yaitu STTN-
BATAN. Kebijakan pemeliharaan dibuat
dengan pertimbangan waktu, tingkat
keberhasilan unjuk kerja alat dan nilai
ekonomis dari perbaikan itu sendiri.
Kerusakan pada housing tabung
memerlukan perbaikan pada karet penahan
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
____________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
316
_____________________
maupun kaca penahan pada focal spot agar
tidak lagi terdapat celah-celah yang dapat
mengakibatkan kebocoran pendingin dan
masuknya udara ke dalam tabung. Perbaikan
dilakukan dengan mengirimkan tabung ke
suppliyer, metode perbaikan pada housing
tabung dinilai lebih ekonomis dibandingkan
melakukan penggantian housing. Selain itu
perbaikan juga memiliki peluang keberhasilan
tinggi, dan waktu perbaikan yang sesuai.
Tabung insert yang mengalami
kerusakan tidak dapat dilakukan perbaikan
sehingga memerlukan metode perbaikan
berupa penggantian tabung. Penggantian dan
pemasangan kembali tabung pada perbaikan ini
tidak dapat dilakukan oleh instansi sehingga
perbaikan akan dilakukan oleh suppliyer
tabung.
KESIMPULAN
Hasil pengujian dan analisis kerusakan
pesawat sinar-X data disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kolimator dan sambungan kabel
tegangan tinggi dalam kondisi baik.
2. Kerusakan dapat dilokalisir
menggunakan metode sequential
sistematis.
3. Housing tabung mengalami kebocoran
oli pendingin dan memerlukan
perbaikan.
4. Tabung insert terisi oli pendingin dan
memerlukan penggantian agar pesawat
sinar-X dapat beroperasi kembali
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan selesainya penelitian ini penulis
mengucapkan banyak terima kaih kepada
kedua pembimbing dan teman-teman
mahasiswa yang telah membantu
SARAN
1. Pemeliharaan pencegahan seperti
perawatan rutin pada pesawat sinar-X
2. Perlu dilakukan untuk menjaga unjuk
kerja pesawat sinar-X dan mencegah
kerusakan.
3. Fasilitas ruangan pesawat sinar-X
perlu dilakukan perbaikan agar
mempermudah penggunaan pesawat
sinar-X, seperti lampu ruangan.
4. Perlu diadakan logbook pemakaian
pesawat sinar-X agar dapat diketahui
rekap kondisi pesawat sinar-X selama
penggunaan.
5. Pelatihan penggunaan dan perawatan
rutin pesawat sinar-X perlu diadakan
untuk operator maupun pengguna alat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aji, Adhitya Bayu. 2013. Uji Kesesuaian
Pesawat Sinar-X di Laboratorium X-Ray
Medik STTN-BATAN Yogyakarta. Tugas
Akhir DIV STTN-BATAN. Yogyakarta
2. BAPAETEN. 2013. Cara Kerja Pesawat
Sinar-X. Pelatihan Uji Kesesuaian Pesawat
sinar-X Balai Diklat dan Pelatihan
BAPETEN. Jakarta
3. Abidin, Zaenal, dkk. 2012. Refurbishing
Pesawat Sinar-X Diagnostik Eks. Litbang
BATAN. Prosiding Seminar Nasional SDM
Teknologi Nuklir. Yogyakarta.
4. McClelland, Ian R. 2004. X-ray Equipment
Maintenance and Repairs Workbook for
Radiographers and Radiological
Technologists. World Health Organization.
Geneva
5. Prajitno. 2008. Pemeliharaan
Instrumentasi Nuklir. Bahan ajar mata
kuliah Pemeliharaan Instrumentasi Nuklir.
Yogyakarta
TANYA JAWAB
Pertanyaan
Posisi oli pendingin terhadap tabugn sinar X
dimana? Sehingga bisa masuk ke tabung gelas
sinar X
Jawaban
Minyak pendingin/oli terletak di luar insert
tabung karena fungsinya sebagai pendingin
insert tersebut. Jika insert tabung pecah atau
retak maka oli bisa masuk ke tabung gelas
sinar X.
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
____________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
317
_____________________

More Related Content

Viewers also liked

Ch. 7 FIT5, CIS 110 13F
Ch. 7 FIT5, CIS 110 13FCh. 7 FIT5, CIS 110 13F
Ch. 7 FIT5, CIS 110 13F
mh-108
 
Hyvien käytänteiden vaihtopiiri
Hyvien käytänteiden vaihtopiiriHyvien käytänteiden vaihtopiiri
Hyvien käytänteiden vaihtopiiri
PaulaharjuOulu
 
Revago20141004 andre - de overtreffende aeonen
Revago20141004 andre - de overtreffende aeonenRevago20141004 andre - de overtreffende aeonen
Revago20141004 andre - de overtreffende aeonen
missim77
 
Digipack 3rd draft
Digipack 3rd draftDigipack 3rd draft
Digipack 3rd draft
jam3scoles
 
Makalah batam zae totok
Makalah batam zae totokMakalah batam zae totok
Makalah batam zae totok
Pak Zaenal
 
Beatles redes sociais
Beatles redes sociaisBeatles redes sociais
Beatles redes sociais
llucky14
 

Viewers also liked (7)

Ch. 7 FIT5, CIS 110 13F
Ch. 7 FIT5, CIS 110 13FCh. 7 FIT5, CIS 110 13F
Ch. 7 FIT5, CIS 110 13F
 
Hyvien käytänteiden vaihtopiiri
Hyvien käytänteiden vaihtopiiriHyvien käytänteiden vaihtopiiri
Hyvien käytänteiden vaihtopiiri
 
Revago20141004 andre - de overtreffende aeonen
Revago20141004 andre - de overtreffende aeonenRevago20141004 andre - de overtreffende aeonen
Revago20141004 andre - de overtreffende aeonen
 
Digipack 3rd draft
Digipack 3rd draftDigipack 3rd draft
Digipack 3rd draft
 
Makalah batam zae totok
Makalah batam zae totokMakalah batam zae totok
Makalah batam zae totok
 
Beatles redes sociais
Beatles redes sociaisBeatles redes sociais
Beatles redes sociais
 
Carolina bedoya bedoya
Carolina bedoya bedoyaCarolina bedoya bedoya
Carolina bedoya bedoya
 

Similar to sinar x

Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioRaimondus Tabulagatta
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)p4n71
 
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
Kk09   menggunakan instrumen kontrolKk09   menggunakan instrumen kontrol
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
Eko Supriyadi
 
1455612461 (1)
1455612461 (1)1455612461 (1)
1455612461 (1)
Khrisdiantoro Nugroho
 
Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
15061397.ppt
15061397.ppt15061397.ppt
15061397.ppt
ginamoina
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
FennyAndriani4
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)Redo Pariansah
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
AnaFizha
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
umiinayah1
 
Termodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekananTermodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekanan
jayamartha
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Simon Patabang
 
Keselamatan radiasi pada body scanner
Keselamatan radiasi pada body scannerKeselamatan radiasi pada body scanner
Keselamatan radiasi pada body scanner
sunarya afaf
 
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
VanLithJulianti
 
tugas alat ukur teknologi
tugas alat ukur teknologitugas alat ukur teknologi
tugas alat ukur teknologi
roy apr
 
Laporan1
Laporan1Laporan1
Laporan1
Admal Wijaya
 
Alfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptx
Alfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptxAlfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptx
Alfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptx
MuhamadRifai60
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
Nopiputri
 

Similar to sinar x (19)

Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
 
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
Kk09   menggunakan instrumen kontrolKk09   menggunakan instrumen kontrol
Kk09 menggunakan instrumen kontrol
 
1455612461 (1)
1455612461 (1)1455612461 (1)
1455612461 (1)
 
Ppt instrumen
Ppt instrumenPpt instrumen
Ppt instrumen
 
Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
Modul1_NDT
 
15061397.ppt
15061397.ppt15061397.ppt
15061397.ppt
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
 
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxBAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
 
Termodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekananTermodinamika (1- 2) m tekanan
Termodinamika (1- 2) m tekanan
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Keselamatan radiasi pada body scanner
Keselamatan radiasi pada body scannerKeselamatan radiasi pada body scanner
Keselamatan radiasi pada body scanner
 
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptxppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
ppt kurmer kelas x BAB 1- HAKIKAT FISIKA.pptx
 
tugas alat ukur teknologi
tugas alat ukur teknologitugas alat ukur teknologi
tugas alat ukur teknologi
 
Laporan1
Laporan1Laporan1
Laporan1
 
Alfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptx
Alfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptxAlfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptx
Alfakes Kalibrasi Alat Kesehatan.pptx
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 

More from Pak Zaenal

2015 apron jfn zae
2015 apron  jfn zae2015 apron  jfn zae
2015 apron jfn zae
Pak Zaenal
 
Soal midtest k3 2014
Soal midtest k3 2014Soal midtest k3 2014
Soal midtest k3 2014
Pak Zaenal
 
Kumpulan abstrak makalah sdm x
Kumpulan abstrak makalah sdm xKumpulan abstrak makalah sdm x
Kumpulan abstrak makalah sdm x
Pak Zaenal
 
ATN utk Kedokteran
ATN utk KedokteranATN utk Kedokteran
ATN utk Kedokteran
Pak Zaenal
 
Aplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenalAplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenal
Pak Zaenal
 
Radiografi zae
Radiografi zaeRadiografi zae
Radiografi zaePak Zaenal
 

More from Pak Zaenal (6)

2015 apron jfn zae
2015 apron  jfn zae2015 apron  jfn zae
2015 apron jfn zae
 
Soal midtest k3 2014
Soal midtest k3 2014Soal midtest k3 2014
Soal midtest k3 2014
 
Kumpulan abstrak makalah sdm x
Kumpulan abstrak makalah sdm xKumpulan abstrak makalah sdm x
Kumpulan abstrak makalah sdm x
 
ATN utk Kedokteran
ATN utk KedokteranATN utk Kedokteran
ATN utk Kedokteran
 
Aplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenalAplikasi tn zaenal
Aplikasi tn zaenal
 
Radiografi zae
Radiografi zaeRadiografi zae
Radiografi zae
 

sinar x

  • 1. PENELUSURAN DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PESAWAT SINAR-X MEDIK DI STTN-BATAN Sujatno1 , Ana Maisyarotun Nasitoh2 , Zaenal Abidin3 1) STTN-BATAN, Jl. Babarsari Po. Box 6101 YKBB Jogjakarta 2) Mahasiswa STTN-BATAN, 3) Dosen STTN-BATAN E-mail : ontayus1@Yahoo.com ABSTRAK PENELUSURAN DAN IDENTIFIKASI KERUSAKAN PESAWAT SINAR-X MEDIK DI STTN - BATAN. Telah dilakukan penelusuran dan identifikasi perangkat pesawat sinar-X medik di STTN yang mengalami kerusakan. Penelusuran dilakukan untuk mencari penyebab kerusakan, lokasi kerusakan dan komponen yang mengalami kerusakan. Sehingga dapat diidentifikasi dan jika terjadi kerusakan komponen dapat segera dicarikan suku cadangnya. Pesawat sinar-X medik digunakan sebagai sarana pembelajaran terori maupun praktikum mahasiswa. Kerusakan pesawat sinar-X akan mengganggu jalannya pengajaran praktikum. Untuk itu pesawat ini akan segera diperbaiki dengan menggunakan selain penelusuran dan identifikasi menggunakan metode deteksi, serta melokalisir kerusakan yaitu secara sequensial maupun non sequensial. Dengan pendekatan beberapa metode diharapkan dapat mengetahui letak dan bagian kerusakan pesawat sinar-X, sehingga dapat mengidentifikasi dan mendata komponen yang harus diganti. Dari hasil identifikasi dan pengujian menunjukkan bahwa pesawat sinar-X memerlukan perbaikan pada rumah tabung serta pergantian insert tabung. Kata kunci: medik, kerusakan, pesawat sinar-X, metode ABSTRACT TROUBLES AND IDENTIFICATION OF AIRCRAFT DAMAGE IN MEDICAL X-RAY STTN - BATAN. Has conducted a search and identification of aircraft devices in the medical X-ray STTN damaged. The search is conducted to find the cause of the malfunction, the location of the damage and damaged components. So it can be identified and if the component failure can be immediately looked for the spare parts. Aircraft medical X-rays are used as a learning tool terori and practicum students. X-ray damage to aircraft to disrupt the teaching practicum. For that this plane will be remedied by using other than search and identification using detection methods, as well as localize the damage that sequentially and non-sequentially. With the approach of some of the methods are expected to know the location and part plane X-ray damage, so as to identify and record the components that must be replaced. From the results of the identification and testing showed that the plane X-ray tube requires improvements on the house and turn the insert tube. Key words: medical, damage, machine X-ray, method SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 ____________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 312 _____________________
  • 2. PENDAHULUAN Pesawat sinar-X telah dikembangkan di berbagai Negara termasuk Indonesia melalui Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir. Hasil rekayasa selanjutnya dilakukan uji klinis di Rumah Sakit. Setelah beberapa tahun di rumah sakit yaitu sejak 1998 hingga 2006, pesawat sinar-X mengalami kerusakan terutama pada bagian tabungnya. Saat ini, ketiga pesawat sinar-X ditempatkan di STTN (Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir). Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai kelayakan dari tiga pesawat sinar-X, dilakukan perbaikan pada bagian tabung dengan mengganti tabung insert. Namun dalam pemakaian pesawat sinar-X sering tidak mengikuti prosedur pengoperasian, lingkungan alat yang tidak sesuai dan kurangnya perawatan, sehingga pesawat sinar- X saat ini kembali mengalami kerusakan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian analisis kerusakan pesawat sinar-X medik STTN-BATAN Analisis dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi dan tindakan lanjutan untuk menangani kerusakan tersebut, sehingga pesawat sinar-X dapat digunakan kembali untuk sarana pembelajaran mahasiswa STTN. Analisis kerusakan dilakukan pada kolimator, tabung sinar-X, kabel tegangan tinggi untuk mendeteksi kerusakan, melokalisir kerusakan, dan menentukan metode perbaikan. TEORI Sinar-X Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek pada spektrum elektromagnetik. Dikarenakan oleh panjang gelombang yang pendek, sinar-X dapat menembus bahan yang dilaluinya Secara fisika sinar-X dibagi menjadi dua berdasarkan proses pembentukannya yaitu sinar-X karakteristik dan sinar-X bremstrahlung. Sinar-X karakteristik dihasilkan pada proses transisi elektron dari kulit atom yang lebih luar ke kulit atom yang lebih dalam. Tingkat energi yang dilepaskan tergantung dari jenis unsurnya. Spektrum yang dihasilkan berupa spektrum energi tunggal (diskrit). Sedangkan sinar-X bremstrahlung terjadi karena adanya elektron yang mendekati atom target (anoda) dan berinteraksi dengan atom bahan anoda, tepatnya dengan elektron luar atom tersebut. Elektron mengalami perlambatan sehingga mengeluarkan radiasi. Spektrum radiasi yang dihasilkan bersifat kontinyu [12] . Gambar 1. Sinar-X Bremstrahlung[1] Gambar 2. Sinar-X karakteristik[1] Pesawat Sinar-X Pesawat sinar-X adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan diagnosa medis dengan menggunakan sinar-X[2] . Bagian- bagian pesawat sinar-X terdiri dai tabung sinar- X, sumber tegangan tinggi (HV), dan unit pengatur. Bagian pesawat sinar-X dapat dilihat pada Gambar 3. 2 SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 ____________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 313 _____________________
  • 3. Gambar 3. Bagian Utama Pesawat Sinar- X [3] Tabung sinar-X berisi filamen yang juga sebagai katoda dan berisi anoda. Filamen terbuat dari tungsten, sedangkan anoda terbuat dari logam anoda (Cu, Fe atau Ni). Anoda biasanya dibuat berputar supaya permukaannya tidak cepat rusak yang disebabkan tumbukan elektron. Tabung sinar-X dan bagian- bagiannya ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Tabung sinar-X dan housing[4] Pross terbentuknya sinar-X di dalam tabung sinar-X adalah sebagai berikut[5] : 1. Pelepasan elektron ketika filament dialiri arus listrik yang cukup besar. 2. Percepatan elektron yang disebabkan oleh beda potensial yang tinggi antara katoda dan anoda. 3. Arus elektron dipusatkan ke target (anoda) dan berhenti seketika saat menumbuk target. 4. Energi kinetis elektron berubah menjadi panas dan sinar-X Pemeliharaan Instrumentasi Pemeliharaan atau sering disebut maintenance merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kerja dari suatu peralatan atau sistem agar peralatan atau sistem tersebut dapat bekerja atau beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan korektif merupakan segala tindakan untuk mengembalikan peralatan ke kondisi alat dapat berfungsi secara optimum. Hal ini dapat berupa reparasi pada rangkaian elektronik atau bagian mekanik serta adaptasi peralatan terhadap keadaan lingkungan[10] . Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan perbaikan terdapat tiga tahap yang dilalui dalam mencari kerusakan dan mereparasi, yaitu:Deteksi kerusakan (fault detection). Setelah memperoleh laporan kerusakan alat yang disampaikan oleh operator, kemudian dilakukan uji fungsi alat untuk mengkonfirmasi adanya kerusakan dan memberi informasi dalam diagnosa kerusakan. Melokalisir kerusakan (fault location). Pengambilan keputusan untuk menentukan bagian kerusakan memerlukan pemeriksaan ulang pada hasil- hasil pengukuran sebelumnya. Dalam menentukan kerusakan terdapat metode yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. METODE PENELITIAN Untuk melakukan analisis pesawat sinar- X yang berada di STTN-BATAN diperlukan peralatan berupa multimeter, kunci pass, obeng, tang, dan power supply. Langkah Penelitian 1. Memersiapkan alat dan bahan 2. Memastikan daya dan alat dalam keadaan mati. 3. Memeriksa sambungan kabel, lampu, dan timer kolimator dengan memberi catu tegangan dan mengukur tahanan kabel. 4. Melakukan pengujian pada housing tabung secaa visual dan memeriksa fiamen. HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi kerusakan dilakukan dengan metode observasi yang dilanjutkan dengan pengujian-pengujian yang sesuai untuk SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 ____________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 314 _____________________
  • 4. memastikan bagian alat yang didiagnosa mengalami kerusakan. Dalam pelaksanaan pengujian diperlukan dokumentasi penyebab kerusakan, jenis pemeriksaan yang dilakukan dan hasil pengujian sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengujian selanjutnya. Observasi dilakukan ketika kerusakan terjadi dengan mengamati adanya kesalahan operator (human error), bau terbakar pada alat atau adanya suara yang tidak biasa dan dari mana asalnya. Pemeriksaan teknis yang digunakan serta pengamatan secara visual pada alat seperti sisa terbakar pada ujung kabel tegangan tinggi dapat membantu dan memudahkan dalam melokalisir kerusakan. Pengujian dilakukan dengan mengacu pada buku petunjuk pengoperasian alat dan literatur terkait yang dapat memberikan penjelasan bagia-bagian alat serta perawatannya. Melokalisir kerusakan dapat dilakukan menggunakan metode non sequential dengan melakukan analisa teoritis pada penyebab kerusakan dan akibatnya, namun hasil pada metode ini kurang kuat sehingga diperlukan pengujian menggunakan metode sequential untuk memastikan bagian alat yang mengalami kerusakan. Pengujian dengan metode sequential non sistematik yaitu pengujian secara acak, pengujian dapat dilakukan berulang kali pada bagian yang sama sehingga jenis pengujian ini kurang efisien. Pengujian dengan metode sequential sistematik berdasarkan keandalan alat memerlukan data- data unjuk kerja alat dalam penentuan kerusakan sedangkan alat yang diuji tidak dilengkapi dengan data keandalan sehingga metode ini sulit dilakukan. Pengujian berdasarkan struktur fungsi alat dapat dilakukan dengan melakukan pengujian pada bagian-bagian alat secara berurutan yang mendekati pusat kerusakan sehingga pengujian dapat menghemat waktu. Lokalisir kerusakan dilakukan dengan melakukan pemgujian pada bagian pesawat sinar-X menggunakan metode sequential sistematis dilakukan berdasarkan fungsi struktur dari alat. Lokalisir melalui pengujian yang dilakukan sedekat mungkin ke pusat kerusakan. Selain itu juga digunakan metode sequential sistematis berdasarkan pada struktur mekanik dari peralatan. Pemilihan metode lokalisir kerusakan didasarkan pada cara yang lebih cepat dalam menentukan lokasi kerusakan. Pengujian kolimator dilakukan dengan memeriksa tahanan kabel listrik yang menuju kolimator menggunakan multimeter yang diatur pada Ohmmeter. Selain itu pemeriksaan juga dilakukan pada timer dan lampu kolimator dengan memberi catu daya tegangan dc 12 volt untuk mengetahui kondisinya. Hasil pengujian kolimator diperoleh data seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pengujian Kolimator No. Item uji fungsi Keterangan 1. Sambungan kabel listrik Tidak putus Menggunakan Ohmmeter untuk mengetahui tahanan pada kabel 2. Lampu kolimator ON (12 volt) Menggunakan power supply DC 12 volt Dari data di atas, dapat diketahui bahwa kabel listrik yang menuju kolimator memiliki resistansi yang sangat rendah yaitu nol. Selain itu, lampu kolimator masih menyala ketika diberi catu daya sebesar 12 volt DC dan timer masih berfungsi normal. Pengujian selanjutnya dilakukan pada tabung sinar-X dilakukan pada housing tabung secara visual, kabel listrik motor anoda, dan kondisi filamen. Pengujian anoda dilakukan dengan mengukur tahanan dari kabel listrik yang menuju anoda dan kondisi filamen menggunakan multimeter yang diatur pada Ohmmeter serta mengamati nyala filamen ketika diberi catu daya sebesar 12 volt pada filamen seperti pada Gambar 5. 12 volt DC Gambar 5. Pengujian filamen tabung sinar-X Data hasil pengujian seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Pengujian filamen No. Filamen Nyala Filamen Gambar 1. Hubung Nyala 4 SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 ____________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 315 _____________________
  • 5. Dari hasil pengujian, filamen memiliki resistansi rendah dan masih menyala sehingga dapat disimpulkan bahwa filamen tidak putus. Pengujian housing tabung tidak terlihat adanya kebocoran namun pada meja radiografi terdapat sisa-sisa oli yang telah mengering. Setelah pengujian filamen, kolimator dilepas untuk memeriksa kondisi tabung insert. Hasil pengujian kebocoran pendingin dan tabung insert dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7. Gambar 6. Oli pendingin di dalam tabung Gambar 7. Tabung insert terisi oli pendingin Hasil pengujian menunjukkan bahwa tabung mengalami kebocoran pada tabung dan dan tabung insert memiliki celah sehingga oli pendingin dapat masuk ke dalamnya. Setelah dilakukan pengujian pada kolimator, tabung sinar-X, dan sambungan kabel tegangan tinggi diperoleh hasil bahwa kolimator dan kabel tegangan tinggi tidak mengalami kerusakan. Sedangkan pada tabung menunjukkan tanda-tanda adanya kerusakan. Kerusakan tersebut adalah indikasi kebocoran pada housing dan adanya celah pada tabung insert. Setelah ditentukan lokasi kerusakan, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah Analisis kerusakan. Analisis kerusakan dilakukan pada penyebab kerusakan, akibat kerusakan dan metode perbaikan kerusakan. Panas tinggi yang dihasilkan di dalam tabung sinar-X memerlukan pendinginan dari oli untuk mencegah resiko kerusakan tabung. Namun dalam kenyataanya, housing tabung mengalami kebocoran sehingga oli berkurang dan pendinginan tidak optimal. Kebocoran housing menandakan adanya celah-celah yang mengakibatkan masuknya udara pada tabung. Interaksi udara dan tegangan tinggi dapat memicu terjadinya percikan bunga api di dalam tabung. Tabung yang terisi udara menjadi tidak stabil (gassy) dan mengindikasikan kegagalan parameter penembakan, yaitu arus dan tegangan tinggi. Ketidakstabilan akan terjadi ketika dilakukan penembakan dengan kV tinggi setelah tabung digunakan dengan kV sedang atau rendah dalam waktu yang lama. Selain itu ketidakstabilan tabung sinar-X dapat mengakibatkan arus mA pada tabung melebihi nilai penembakan yang sebenarnya. Tabung insert terisi oleh oli pendingin. Hal ini menunjukkan bahwa tabung insert mengalami kerusakan karena karena masuknya pendingin juga menandakan udara dapat masuk ke dalam tabung. Udara yang masuk ke dalam tabung dapat menyebabkan konsleting di dalamnya karena anoda dan katoda berada dalam satu sambungan. Kerusakan terjadi karena suhu tinggi pada tabung insert. Panas yang berlebihan tidak dapat didinginkan secara optimal oleh pendingin karena minyak pendingin berkurang ataupun kurangnya pemanasan pada saat pengoperasian pesawat sinar-Xketika suhu lingkungan tabung insert yaitu oli pendingin masih rendah dan penembakan dilakukan, maka akan terjadi perbedaan suhu pada sistem (tabung insert) dan lingkungan (oli pendingin). Perbedaan suhu yang terlalu tinggi menyebabkan tabung insert mengalami kerusakan berupa pecahnya glass tabung. Metode perbaikan pesawat sinar-X dapat berupa perbaikan dan penggantian. Dalam melakukan perbaikan perlu mempertimbangkan pilihan untuk memperbaiki sendiri atau mengembalikan alat ke pabrik. Tindakan perbaikan ini dipilih berdasarkan kebijakan pemeliharaan yang telah ditetapkan oleh instansi terkait yaitu STTN- BATAN. Kebijakan pemeliharaan dibuat dengan pertimbangan waktu, tingkat keberhasilan unjuk kerja alat dan nilai ekonomis dari perbaikan itu sendiri. Kerusakan pada housing tabung memerlukan perbaikan pada karet penahan SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 ____________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 316 _____________________
  • 6. maupun kaca penahan pada focal spot agar tidak lagi terdapat celah-celah yang dapat mengakibatkan kebocoran pendingin dan masuknya udara ke dalam tabung. Perbaikan dilakukan dengan mengirimkan tabung ke suppliyer, metode perbaikan pada housing tabung dinilai lebih ekonomis dibandingkan melakukan penggantian housing. Selain itu perbaikan juga memiliki peluang keberhasilan tinggi, dan waktu perbaikan yang sesuai. Tabung insert yang mengalami kerusakan tidak dapat dilakukan perbaikan sehingga memerlukan metode perbaikan berupa penggantian tabung. Penggantian dan pemasangan kembali tabung pada perbaikan ini tidak dapat dilakukan oleh instansi sehingga perbaikan akan dilakukan oleh suppliyer tabung. KESIMPULAN Hasil pengujian dan analisis kerusakan pesawat sinar-X data disimpulkan sebagai berikut: 1. Kolimator dan sambungan kabel tegangan tinggi dalam kondisi baik. 2. Kerusakan dapat dilokalisir menggunakan metode sequential sistematis. 3. Housing tabung mengalami kebocoran oli pendingin dan memerlukan perbaikan. 4. Tabung insert terisi oli pendingin dan memerlukan penggantian agar pesawat sinar-X dapat beroperasi kembali UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penelitian ini penulis mengucapkan banyak terima kaih kepada kedua pembimbing dan teman-teman mahasiswa yang telah membantu SARAN 1. Pemeliharaan pencegahan seperti perawatan rutin pada pesawat sinar-X 2. Perlu dilakukan untuk menjaga unjuk kerja pesawat sinar-X dan mencegah kerusakan. 3. Fasilitas ruangan pesawat sinar-X perlu dilakukan perbaikan agar mempermudah penggunaan pesawat sinar-X, seperti lampu ruangan. 4. Perlu diadakan logbook pemakaian pesawat sinar-X agar dapat diketahui rekap kondisi pesawat sinar-X selama penggunaan. 5. Pelatihan penggunaan dan perawatan rutin pesawat sinar-X perlu diadakan untuk operator maupun pengguna alat. DAFTAR PUSTAKA 1. Aji, Adhitya Bayu. 2013. Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X di Laboratorium X-Ray Medik STTN-BATAN Yogyakarta. Tugas Akhir DIV STTN-BATAN. Yogyakarta 2. BAPAETEN. 2013. Cara Kerja Pesawat Sinar-X. Pelatihan Uji Kesesuaian Pesawat sinar-X Balai Diklat dan Pelatihan BAPETEN. Jakarta 3. Abidin, Zaenal, dkk. 2012. Refurbishing Pesawat Sinar-X Diagnostik Eks. Litbang BATAN. Prosiding Seminar Nasional SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta. 4. McClelland, Ian R. 2004. X-ray Equipment Maintenance and Repairs Workbook for Radiographers and Radiological Technologists. World Health Organization. Geneva 5. Prajitno. 2008. Pemeliharaan Instrumentasi Nuklir. Bahan ajar mata kuliah Pemeliharaan Instrumentasi Nuklir. Yogyakarta TANYA JAWAB Pertanyaan Posisi oli pendingin terhadap tabugn sinar X dimana? Sehingga bisa masuk ke tabung gelas sinar X Jawaban Minyak pendingin/oli terletak di luar insert tabung karena fungsinya sebagai pendingin insert tersebut. Jika insert tabung pecah atau retak maka oli bisa masuk ke tabung gelas sinar X. SEMINAR NASIONAL XI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015 ISSN 1978-0176 ____________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________ 317 _____________________