Dokumen tersebut membahas tentang manfaat sistem e-learning bagi mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa, e-learning memungkinkan fleksibilitas belajar tinggi karena dapat mengakses materi kapan saja dan di mana saja. Bagi dosen, e-learning memudahkan pemutakhiran materi dan mengontrol kegiatan belajar mahasiswa. Implemetasi e-learning yang efektif membutuhkan infrastruktur seperti jaringan internet, perangkat keras, sistem a
Sim, bunga lahir wana, prof. dr. hapzi ali. artikel uts implementasi sim pada...
Sim, bunga lahir wana, prof. dr. hapzi ali, sistem e learning, mercubuana, 2017
1. Nama : Bunga Lahir Wana
NIM : 43116110111
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali Mm.
Mata kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Smaratungga (2009) mengungkapkan manfaat e-learning yang dapat dilihat dari dua sudut yaitu:
a. Dari sudut Mahasiswa
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang
demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau
daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-learning akan memberikan manfaat kepada
peserta didik yang:
1. belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya,
2. mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari
materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa
asing dan keterampilan di bidang komputer,
3. merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di
rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang
dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau
bahkan yang berada di luar negeri, dan
4. tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan. b. Dari sudut
instruktur
Dengan adanya kegiatan e-learning, beberapa manfaat yang diperoleh Dosen antara lain adalah
bahwa Dosen dapat:
1. lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena
waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan
peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari,
serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,
4. mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu, dan
5. memeriksa jawaban Mahasiswa dan memberitahukan hasilnya kepada Mahasiswa.
2. Saran dan Tanggapan
Tanggapan saya tentang sistem elearning yang ada di Universitas Mercubuana sangat baik karena
memudahkan mahasiswa bias mengakses materi dan pembelajaran di mana saja dan dapat
mengerjakan tugas kapanpun yang di inginkan.
Saran dan rekomendasi dari saya adalah purlu adanya penambahan fitur video call agar dosen
dapat menyampaikan materi lebih jelas dan di mengerti oleh mahasiswa. Sehinngga mahasiswa
dapat memehami materi dengan lengkap.
1. Apa yang dimaksud dengan elearning dan jelaskan komponen system
informasi dari e-learning
Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu
media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer
memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis
web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah
yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa
Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan
komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau
perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu
(Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan
sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan
multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari
teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk
di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya
berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan
layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika
pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS),
yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen
kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian
online yang semuanya terakses dengan internet.
3. c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org,
ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.
2. Untuk Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya apa
saja yang diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan
efisien.
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :
Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari;
contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon
penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia
berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya
Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik
untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat mempelajari
sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya
dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara
melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang
subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu
ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan”
dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi
lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.
Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi
mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli
dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.
Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara
sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap
subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi
dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-
directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai
tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal
tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut