1. Karbon aktif dari ampas tebu dapat menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas dengan maksimal pada konsentrasi 3 gram dan waktu 80 menit.
2. Kadar asam lemak bebas terendah yang diperoleh adalah 0,2723% memenuhi standar kualitas minyak goreng.
3. Saran lanjutan termasuk penelitian struktur karbon aktif dan kemampuan adsorbsinya terhadap zat lain.
absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebuYoga Firmansyah
Absorpsi, Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Serat Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu
Bioaktivitas kulit jeruk purut pada rayap tanah mutiadewi68
Ekstraksi minyak atsiri kulit jeruk purut (Cytrus hystric D.C) telah dilakukan melalui destilasi uap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen yang terdapat dalam minyak kulit jeruk purut yang diisolasi dengan destilasi uap serta menguji aktivitas termisida dari kandungan zat dalam minyak atsiri kulit jeruk purut terhadap rayap tanah. Kulit jeruk purut yang telah dipotong-potong didestilasi selama 5 jam. Minyak atsiri yang diperoleh diterapkan untuk menentukan aktivitas antirayap dengan metode cellulose pads yang telah dimodifikasi menggunakan rayap tanah (Coptotermes sp). Minyak atsiri yang diperoleh dari proses destilasi uap memiliki rendemen 0,5%. Hasil analisis menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa minyak jeruk purut mengandung beberapa senyawa utama (citronella 14,18%, cyclohexene 10,10%, β-citronella8,54%, beta phellandrene 4,47%, citronellyl acetate 1,95%). Hasil uji aktivitas antirayap dengan pelarut dietil eter pada konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% menunjukkan bahwa minyak jeruk purut memiliki aktivitas antirayap terhadap rayap tanah (Coptotermes sp). Aktivitas paling tinggi sebesar 100% kematian pada konsentrasi 20% dan 25% dalam waktu uji selama kurang dari 5 hari.
absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebuYoga Firmansyah
Absorpsi, Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi Absorpsi minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak minyak Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Jelantah Serat Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu Ampas tebu
Bioaktivitas kulit jeruk purut pada rayap tanah mutiadewi68
Ekstraksi minyak atsiri kulit jeruk purut (Cytrus hystric D.C) telah dilakukan melalui destilasi uap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen yang terdapat dalam minyak kulit jeruk purut yang diisolasi dengan destilasi uap serta menguji aktivitas termisida dari kandungan zat dalam minyak atsiri kulit jeruk purut terhadap rayap tanah. Kulit jeruk purut yang telah dipotong-potong didestilasi selama 5 jam. Minyak atsiri yang diperoleh diterapkan untuk menentukan aktivitas antirayap dengan metode cellulose pads yang telah dimodifikasi menggunakan rayap tanah (Coptotermes sp). Minyak atsiri yang diperoleh dari proses destilasi uap memiliki rendemen 0,5%. Hasil analisis menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa minyak jeruk purut mengandung beberapa senyawa utama (citronella 14,18%, cyclohexene 10,10%, β-citronella8,54%, beta phellandrene 4,47%, citronellyl acetate 1,95%). Hasil uji aktivitas antirayap dengan pelarut dietil eter pada konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% menunjukkan bahwa minyak jeruk purut memiliki aktivitas antirayap terhadap rayap tanah (Coptotermes sp). Aktivitas paling tinggi sebesar 100% kematian pada konsentrasi 20% dan 25% dalam waktu uji selama kurang dari 5 hari.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Seminar ampas tebu
1. Pengaruh Waktu Perendaman dan Konsentrasi
Karbon Aktif dari Ampas Tebu untuk Menurunkan
Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) pada
Minyak Jelantah
Pembimbing : Ir. Tuasikal M Amin, M.Sc
Disusun Oleh :
Ziadaturrohmah (11521070)
2. Latar belakang
• Minyak
Minyak goreng sulit dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Makanan yang digoreng biasanya
menjadi lebih lezat dan gurih, tanpa tambahan
bumbu bermacam-macam, dengan demikian,
menggoreng adalah cara yang paling sederhana
untuk memasak (Arini, 1999:2). Dalam proses
penggorengan, minyak goreng berperan sebagai
media untuk perpindahan panas yang cepat
dan merata pada permukaan bahan yang
digoreng (Maskan dan Bagci, 2003:1).
3. Latar Belakang
• Ampas tebu
Ampas tebu adalah limbah pertanian tebu
hasil gilingan yang telah diambil niranya
(cairan tebu).Kandungan ampas tebu yang
digunakan untuk menyerap FFA adalah
karbon.
4. Batasan Masalah
1. Sampel minyak goreng yang akan diteliti adalah minyak
goreng bekas (minyak jelantah).
2. Adsorben yang digunakan karbon aktif dari ampas tebu
dengan senyawa aktivasi HCL 0,4 N
3. Konsentrasi arang aktif yang digunakan untuk adsorpsi
jelantah adalah 1 gr,2gr dan 3gr dan waktu yang
digunakan adalah 40 menit, 60 menit dan 80 menit.
4. Parameter kualitas minyak goreng bekas adalah Asam
lemak bebas (FFA).
5. Rumusan Masalah
1. Apakah karbon aktif dari ampas tebu dapat
digunakan sebagai adsorben untuk
menurunkan kadar Asam Lemak Bebas (FFA).
2. Pada saat konsentrasi dan waktu berapakah
karbon aktif ampas tebu dapat bekerja secara
maksimal.
3. Berapa kadar asam lemak bebas (FFA) pada
minyak goreng bekas (jelantah) yang
diturunkan setelah diadsopsi.
6. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan kualitas minyak goreng
bekas melalui pemurnian menggunakan
adsorben dari ampas tebu.
2. Mengetahui waktu operasi konsentrasi
karbon ampas tebu yang paling baik diantara
variasi waktu dan konentrasi yang digunakan
untuk proses adsorpsi minyak goreng bekas
dengan menggunakan arang aktif dari ampas
tebu.
7. Manfaat Penelitian
• Meningkatkan nilai tambah dan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya alam yang berupa
ampas tebu
• Meningkatkan mutu minyak goreng bekas
sehingga aman dikonsumsi kembali dan
dapat dijadikan bahan baku serta bahan
penunjang pada kegiatan industri.
8. Metode Penelitian
• Diagram pembuatan karbon aktif
Karbon Aktif
Oven bahan baku
Pencucian
Aktifasi
Karbonisasi
Dehidrasi
Preparasibahan baku
9. Metode Penelitian
• proses adsorpsi minyak jelantah dengan
karbon aktif .
Dianalisa asam lemak bebasnya (%FFA),
Penyaringan dengn kertas saring
Pengadukan (100 rpm, sesuai waktu yang
ditentukan, 40 menit, 60 menit dan 80 menit
Penambahan adsorben arang aktif sesuai
Variasi masing-masing
Minyak goreng bekas masing-masing sample
150 ml
10. Analisa Minyak Goreng
• Penentuan Asam Lemak Bebas
Ditimbang sebesar 14,1 gram minyak goreng dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
kemudian ditambahkan alkohol netral 96%
sebanyak 50 ml, kemudian dipanaskan sampai
mendidih, didiamkan selama 10 menit, setelah
itu ditambahkan 2 ml indikator PP, dilakukan
titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH sampai muncul
warna merah jambu dan tidak hilang selama 30
detik. Dihitung asam lemak bebas (%FFA)
12. Hasil Penilitian
• Pada grafik di atas didapatkan hasil kadar asam lemak
bebas (free fatty acid) minyak jelantah dengan
pretreatment arang aktif ampas tebu yang
menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan nilai FFA
dengan pretreatment menggunakan arang aktif ampas
tebu sebagai adsorben. Pada sampel awal minyak
jelantah yang belum ditambahkan karbon aktif kadar
asam lemak bebasnya adalah sebesar 1,0712%, setelah
minyak jelantah ditambahkan karbon aktif dengan
berbagai variasi konsentrasi absorben nilai FFA yang
dihasilkan cenderung menurun, dan didapatkan kadar
FFA tekecil sebesar 0,2723% dengan konsentrasi
adsorben 3 g dan waktu pengadukan 80 menit.
13. Kesimpulan
• Arang aktif dari ampas tebu dapat digunakan
untuk mengadsorbsi minyak bekas, sehingga
diperoleh mutu minyak bekas yang lebih baik
dengan cara menurunkan kadar Asam lemak
bebas (FFA) . Diperoleh kadar FFA terkecil sebesar
0,2723% dengan menggunakan massa arang
aktif 3 gram dan waktu pengadukan selama 80
menit. Hasil ini sudah memenuhi standar kualitas
minyak goreng (SNI 06-3741-1995) yaitu
maksimal 0,3 %.
14. Kesimpulan
• Semakin banyak konsentrasi arang aktif yang
dimasukkan ke dalam minyak jelantah dengan
waktu kontak selama 80 menit maka semakin
besar Asam Lemak Bebas (FFA) pada minyak
jelantah diserap oleh adsorben
16. Saran
• Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk
meningkatkan kualitas minyak goreng bekas
menggunakan karbon aktif ampas tebu
sebagai adsorben. Baik dengan menambah
massa adsorben maupun dengan
memperkecil ukuran adsorben, aktivasi
menggunakan aktivator lain dan variasi
kosentrasinya, metode aktivasi dan
sebagainya..
17. Saran
• Perlu dilakukan penelitian mengenai
identifikasi struktur dan gugus aktif pada
karbon aktif ampas tebu untuk mengetahui
proses adsorbs secara kimia.
• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kemampuan adsorbs arang aktif
ampas tebu terhadap adsorbat lain seperti
logam berat, bilangan asam, bilangan
peroksida, dan sebagainya.
18. Saran
• Perlu dilakukan peneltian uji kualitas arang
aktif ampas tebu yang lebih lengkap seperti
penentuan rendemen, penentuan kadar abu,
penentuan kadar karbon terikat, dan penentuan
daya serap benzene dan kloroform.
• Perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan
karoten, aldehid, keton dalam minyak baru,
bekas, sesudah dan adsorbs dengan karbon
aktif ampas tebu