Latar belakang: Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi mulai dari email, dentin
dan meluas ke arah pulpa. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018, ditemui
prevalensi gigi berlubang/rusak/karies untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
55,5%, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, Kabupaten Jeneponto
juga ditemukan prevalensi yang cukup besar yaitu 48,27% yang didominasi oleh
usia 5-9 tahun. Pengetahuan yang baik akan memberikan dampak perilaku
kesehatan gigi dan mulut yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan:
meningkatkan pengetahuan siswa SDN 82 Bontokatangka terhadap kesehatan gigi
dan mulut. Metode: Penyuluhan dengan teknik demonstrasi dan ceramah di
hadapan siswa menggunakan media flichart, model studi, sikat gigi dan pasta gigi
serta mengukur tingkat pengetahuan dengan kuisioner pre-test dan post-test.
Jumlah responden sebanyak 36 anak SDN 82 Bonto Katangka, Kec. Tarowang,
Kab. Jeneponto. Hasil: Sejumlah 36 responden mengalami peningkatan
pengetahuan dari kurang menjadi baik setelah diberikan penyuluhan yaitu sebesar
36,2%. Simpulan: Seluruh responden mengalami peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut.
zxcvbnm
1. Karies gigi merupakan masalah kesehatan utama pada anak sekolah usia 6-12 tahun. Faktor yang mempengaruhinya antara lain pola makan yang kaya karbohidrat terutama makanan manis, dan kebiasaan menggosok gigi.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makanan jajanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa SD di Bandung. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku menyikat gigi pada siswa SD Inpres Perumnas 1 Makassar. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan yang baik dengan perilaku menyikat gigi yang baik pada siswa tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi periodontitis pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2011.
2. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil mengalami periodontitis dan lebih dari separuh memiliki periodontitis derajat dua dan apikal.
3. Disarankan untuk meningkatkan promosi kesehatan gigi dan mulut bag
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Masalah kesehatan gigi terbesar di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit sebesar 45,3%, sedangkan masalah mulut terbesar adalah gusi bengkak sebesar 14%. Mayoritas penduduk Indonesia memiliki perilaku menyikat gigi yang baik tetapi hanya sedikit yang menyikat gigi pada wak
Latar belakang: Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi mulai dari email, dentin
dan meluas ke arah pulpa. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2018, ditemui
prevalensi gigi berlubang/rusak/karies untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
55,5%, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, Kabupaten Jeneponto
juga ditemukan prevalensi yang cukup besar yaitu 48,27% yang didominasi oleh
usia 5-9 tahun. Pengetahuan yang baik akan memberikan dampak perilaku
kesehatan gigi dan mulut yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan:
meningkatkan pengetahuan siswa SDN 82 Bontokatangka terhadap kesehatan gigi
dan mulut. Metode: Penyuluhan dengan teknik demonstrasi dan ceramah di
hadapan siswa menggunakan media flichart, model studi, sikat gigi dan pasta gigi
serta mengukur tingkat pengetahuan dengan kuisioner pre-test dan post-test.
Jumlah responden sebanyak 36 anak SDN 82 Bonto Katangka, Kec. Tarowang,
Kab. Jeneponto. Hasil: Sejumlah 36 responden mengalami peningkatan
pengetahuan dari kurang menjadi baik setelah diberikan penyuluhan yaitu sebesar
36,2%. Simpulan: Seluruh responden mengalami peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut.
zxcvbnm
1. Karies gigi merupakan masalah kesehatan utama pada anak sekolah usia 6-12 tahun. Faktor yang mempengaruhinya antara lain pola makan yang kaya karbohidrat terutama makanan manis, dan kebiasaan menggosok gigi.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makanan jajanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada siswa SD di Bandung. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku menyikat gigi pada anak sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan perilaku menyikat gigi pada siswa SD Inpres Perumnas 1 Makassar. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan yang baik dengan perilaku menyikat gigi yang baik pada siswa tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi periodontitis pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2011.
2. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil mengalami periodontitis dan lebih dari separuh memiliki periodontitis derajat dua dan apikal.
3. Disarankan untuk meningkatkan promosi kesehatan gigi dan mulut bag
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Masalah kesehatan gigi terbesar di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit sebesar 45,3%, sedangkan masalah mulut terbesar adalah gusi bengkak sebesar 14%. Mayoritas penduduk Indonesia memiliki perilaku menyikat gigi yang baik tetapi hanya sedikit yang menyikat gigi pada wak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 9-10 tahun di SDN Ngebel Gede II Sleman Yogyakarta. Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyuluhan sebelumnya menggunakan poster dan model gigi, namun belum pernah menggunakan boneka tangan. Peneliti bermaksud menguji
Penelitian ini menguji pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap indeks kebersihan gigi (OHI-S) dan indeks gingiva murid SD di Garut. Hasilnya menunjukkan peningkatan OHI-S dan penurunan gingivitis setelah penyuluhan selama 24 hari.
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdfssusere15b7a
Dokumen tersebut memberikan petunjuk tentang penilaian kesehatan mulut pasien melalui beberapa indeks seperti CPITN, kegoyahan gigi, resesi gingiva, OHI, PI, GI, BOP, PD. Termasuk cara melakukan pengukuran, gigi yang digunakan sebagai indeks, dan kriteria masing-masing indeks.
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, pasien mengalami keluhan gigi palsu longgar akibat resorpsi jaringan pendukung yang berlanjut selama 8 tahun pemakaian gigi palsu dan penyakit osteoporosis yang dimiliki pasien. Perawatan pendahuluan perlu dilakukan untuk mengobati cheilitis di sudut mulut sebelum pembuatan gigi palsu baru.
1) Penelitian ini mengkaji hubungan antara intensitas merokok dan keparahan karies gigi pada pria Indonesia berusia 45-54 tahun berdasarkan data Riskesdas 2007.
2) Ditemukan bahwa semakin berat intensitas merokok seseorang, maka risiko terkena karies gigi parah semakin besar.
3) Perokok berat memiliki risiko karies gigi parah 1,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok.
Penelitian ini mengkaji hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada gigi sulung anak usia 4-5 tahun di beberapa TK di Kota Padang. Hasilnya menunjukkan bahwa responden dengan status sosial ekonomi tidak miskin dan status karies baik lebih dominan. Namun, secara statistik tidak ditemukan hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada anak. Disarankan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pewarnaan ekstrinsik dan gingivitis pada pria merokok berusia 30-34 tahun di Koperasi Bakti Makmur Depok.
2. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi, semakin banyak jumlah gigi yang mengalami pewarnaan ekstrinsik dan gingivitis. Perokok berat cenderung memiliki lebih banyak gigi yang terkena dampak
Pasien wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan gusi membesar selama setahun terakhir. Pemeriksaan menemukan pembesaran gingiva di gigi anterior rahang bawah dengan indeks gingiva 2 dan pseudo pocket 6 mm. Pasien juga mengalami crowding gigi anterior rahang bawah.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar pada tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, serta tinjauan pustaka mengenai karies gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Dokumen juga membahas tinjauan pustaka tentang karies gigi dan prevalensi karies."
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 9-10 tahun di SDN Ngebel Gede II Sleman Yogyakarta. Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyuluhan sebelumnya menggunakan poster dan model gigi, namun belum pernah menggunakan boneka tangan. Peneliti bermaksud menguji
Penelitian ini menguji pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap indeks kebersihan gigi (OHI-S) dan indeks gingiva murid SD di Garut. Hasilnya menunjukkan peningkatan OHI-S dan penurunan gingivitis setelah penyuluhan selama 24 hari.
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdfssusere15b7a
Dokumen tersebut memberikan petunjuk tentang penilaian kesehatan mulut pasien melalui beberapa indeks seperti CPITN, kegoyahan gigi, resesi gingiva, OHI, PI, GI, BOP, PD. Termasuk cara melakukan pengukuran, gigi yang digunakan sebagai indeks, dan kriteria masing-masing indeks.
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, pasien mengalami keluhan gigi palsu longgar akibat resorpsi jaringan pendukung yang berlanjut selama 8 tahun pemakaian gigi palsu dan penyakit osteoporosis yang dimiliki pasien. Perawatan pendahuluan perlu dilakukan untuk mengobati cheilitis di sudut mulut sebelum pembuatan gigi palsu baru.
1) Penelitian ini mengkaji hubungan antara intensitas merokok dan keparahan karies gigi pada pria Indonesia berusia 45-54 tahun berdasarkan data Riskesdas 2007.
2) Ditemukan bahwa semakin berat intensitas merokok seseorang, maka risiko terkena karies gigi parah semakin besar.
3) Perokok berat memiliki risiko karies gigi parah 1,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok.
Penelitian ini mengkaji hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada gigi sulung anak usia 4-5 tahun di beberapa TK di Kota Padang. Hasilnya menunjukkan bahwa responden dengan status sosial ekonomi tidak miskin dan status karies baik lebih dominan. Namun, secara statistik tidak ditemukan hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan kejadian karies pada anak. Disarankan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pewarnaan ekstrinsik dan gingivitis pada pria merokok berusia 30-34 tahun di Koperasi Bakti Makmur Depok.
2. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi, semakin banyak jumlah gigi yang mengalami pewarnaan ekstrinsik dan gingivitis. Perokok berat cenderung memiliki lebih banyak gigi yang terkena dampak
Pasien wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan gusi membesar selama setahun terakhir. Pemeriksaan menemukan pembesaran gingiva di gigi anterior rahang bawah dengan indeks gingiva 2 dan pseudo pocket 6 mm. Pasien juga mengalami crowding gigi anterior rahang bawah.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar pada tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan, serta tinjauan pustaka mengenai karies gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar tahun 2011. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Dokumen juga membahas tinjauan pustaka tentang karies gigi dan prevalensi karies."
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
1. SEMINAR HASIL
S I T T I A S M A
NIM : PO.71.3.261.19.1.043
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021-2022
PENGARUH PENGGUNAAN TUSUK GIGI
TERHADAP KESEHATAN JARINGAN
PERIODONTAL
(STUDY LITERATUR)
2. LATAR
BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting bagi
kesehatan tubuh terutama pada rongga mulut yaitu pada jaringan lunak gigi.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan bahwa masalah terbesar dari kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia ialah sakit gigi, gigi rusak, gigi yang berlubang sebanyak 45,3%
serta gusi yang bengkak atau abses (keluar bisul) sebanyak 14%. Penyakit
pada jaringan periodontal (gusi) ialah penyakit yang paling banyak terjadi
dan terdapat pada urutan ke 11 (Infodatin, 2019).
Penggunaan Tusuk gigi merupakan salah satu masalah yang sering
dilakukan oleh masyarakat dengan kasus pengguna tusuk gigi berusia 20-60
tahun. Penggunaan tusuk gigi yang berlebihan dapat merusak jaringan
lunak disekitar gigi efeknya yaitu menyebabkan inflamasi pada gingiva,
infeksi gusi serta jarak antar gigi yang berdekatan bertambah
3. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang
di atas, maka peneliti Ingin mengetahui
bagaimana pengaruh penggunaan tusuk
gigi terhadap kesehatan jaringan
periodontal ?
Untuk menjelaskan pengaruh
penggunaan tusuk gigi terhadap
kesehatan jaringan periodontal
TUJUAN
PENELITIAN
4. Hasil dan
Pembahasan
Penelitian ini berasal dari pengolahan data
menggunakan metode literatur review dengan
menggunakan 5 jurnal dan data yang berasal dari
penelitian sebelumnya. Beberapa jurnal yang
sesuai dengan standar didapatkan dari
researchgate dan google scholar dan memiliki
hasil yang hampir sama
5. Hasil dan
Pembahasan
Hasil review 5 jurnal ditemukan rata rata sampel berusia
20-60 tahun
Menggunakan metode observasional analitik
Untuk mengetahui
pengaruh penggunaan
tusuk gigi terhadap
kesehatan jaringan
periodontal
6. Literatur Penelitian Pengaruh Penggunaan Tusuk Gigi
terhadap Kesehatan Jaringan Periodontal
Penelitian oleh Ellis Mirawati, (2017) Penelitian Asmawati, Adriatman Rasak,
(2019)
Dari 50 Responden yang berusia 14-35
tahun terdapat 27 orang yang memiliki
rata rata kedalaman CAL sebesar 4,0 mm
dan 23 orang memiliki rata rata
kedalaman 1,5 mm. Diperoleh hasil
kedalaman perlekatan klinis pada gingiva
sebesar 4 mm dengan signifikan 0,000.
Karena sig < 0,05 maka terdapat
pengaruh penggunaan tusuk gigi
berpenampang bulat terhadap clinical
attachment loss (CAL).
Dari 128 orang yang berusia 20-60 tahun.
Dengan Kriteria status gingiva yang
mengalami inflamasi ringan sebanyak 47
orang 36,7% inflamasi sedang, sebanyak
55 orang 43% dan pada inflamasi berat
sebanyak 26 orang ditemukan 20,3% .
dibuktikan dengan signifikan p value 0,03
menunjukkan ada hubungan penggunaan
tusuk gigi terhadap gingiva.
7. Literatur Penelitian Pengaruh Penggunaan Tusuk Gigi
terhadap Kesehatan Jaringan Periodontal
Penelitian oleh Kartika E, dkk (2016) Penelitian Made Dwi S.R, (2014)
Dari 52 sampel menunjukkan bahwa
penggunaan tusuk gigi dapat
menyebabkan terjadinya saku gusi
dibandingkan tidak menggunakan tusuk
gigi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan
skor CPITN, skor tertinggi penggunaan
tusuk gigi adalah skor 3 sebanyak 14
orang menunjukkan adanya saku gusi
dangkal sedangkan yang tidak
menggunakan tusuk gigi skor tertinggi
yaitu skor 2 sebanyak 19 orang
menunjukkan adanya kalkulus
subgingiva.
Dari 44 responden dengan rata rata usia
19,5 ditemukan menggunanakan tusuk
gigi dengan kedalaman Clinical
Attachement Loss 2,9 mm sedangkan usia
18,5 ditemukan kedalaman 1,6 mm. Hal
ini mengalami pengaruh peningkatan
kedalaman Clinical Attachment Loss pada
pengguna tusuk gigi dan yang bukan
pengguna
8. Literatur Penelitian Pengaruh Penggunaan Tusuk Gigi
terhadap Kesehatan Jaringan Periodontal
Penelitian oleh Seok Heon Ju dan Kim
Jong Gwang, (2004)
Dari 15 pasien yang berusia 29-65 tahun
dengan rata rata usia 45,7 tahun
menggunakan metode eksperimen dan
kontrol. Hal ini menujukkan bahwa pasien
yang menderita poket periodontal dengan
kedalaman 4-6 mm. penggunaan tusuk
gigi baru tersebut juga mengalami
pandarahan selama probing serta
inflamasi pada gingiva
9. Dari kesimpulan beberapa jurnal diatas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan tusuk gigi berpengaruh
terhadap kesehatan periodontal. Dimana gingiva dapat
mengalami inflamasi akibat penggunaan tusuk gigi yang
tidak tepat dan sering dilakukan dalam jangka waktu
yang lama dapat mengakibatkan gusi menjadi turun yang
menimbulkan rasa tidak nyaman.
1. Masyarakat perlu mengetahui tentang akibat dari
penggunaan tusuk gigi yang ceroboh agar dapat
berhati hati dalam menggunakannya
2. Sebaiknya masyarakat memilih dental floss/benang gigi
untuk membesihkan sisa makanan yang terselip
diantara sela sela gigi
3. Perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang bagaimana cara merawat kebersihan dan
kesehatan rongga mulut.
Kesimpulan
Saran