NAMA :YUNUS LANGI’ NA
KELAS : A
STANBUK ; 216212025
3.1 PENDAHULUAN
Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara
pemanasan, dengan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi
pada kondisi logam dalam keadaan plastis atau leleh.
Sambungan las banyak digunakan pada:
Konstruksi baja, Ketel uap dan tangki, Permesinan
Keunggulan dibandingkan dengan sambungan lainnya:
Lebih murah dan lebih ringan
Tidak ada pengurangan luas penampang
Permukaan sambungan bisa dibuat rata
Bahaya terhadap korosi kurang
Mudah perbersiahannya
Tampak lebih bagus
Kekurangan:
Hanya untuk logam sejenis
Terjadi perubahan struktur material pada daerah HAZ
Pengelasan dilapangan lebih sukar dari sambungan keling/baut
Sambungan Cendrung melengkung
 BENTUK KAMPUH
LAS:
Bentuk kampuh las
sangat ditentukan
dari tebal pelat yang
disambung serta
besarnya beban yang
diterima sambungan.
Kampuh dibedakan
menjadi kampuh:
I, X, V, U serta Y,
seperti gambar
berikut:
 SAMBUNGAN
TUMPUL
 SAMBUNGAN
SIKU
 SAMBUNGAN
KELILING
 Kualitas Sambungan Las
Kualitas sambungan las ditentukan oleh:
1. Memanfaatkan mampu las dari material
2. Persiapan dan pelaksanaan dikontrol oleh personil yang
kompeten
3. Metoda pengelasan disesuaikan dengan karakteristik dan
tebal material serta beban
4. Kesesuain antara logam pengisi dengan logam induk
5. Tukang las yang bersetifikat dan terawasi
6. Kualitas las di cek dengan metoda NDT
 Klasifikasi Kualitas
 Sambungan kelas I
 Bila persyaratan 1 – 6 dipenuhi, dan pengelasan khusus untuk
kekuatan dan kualitas material yang tinggi
 Sambungan kelas II
 Persyaratan 1-5 dipenuhi, prosedur pengelasan normal untuk
beban statis maupun dinamis
 Sambungan kelas III
 Tidak ada persyaratan khusus dan sambungan tidak perlu di
test
 Dimensi:
• Sambungan tumpul:
 Tinggi sambungan a = tebal pelat S (pelat yang disambung
sama tebalnya)
 Bila pelat yang disambung tebalnya berbeda, maka tebal las a =
Smin.
 Panjang las pada umumnya diambil sama dengan lebas pelat, l
(panjang las) = b (lebar pelat)
• Sambungan Siku:
 Tinggi sambungan a = tinggi segitiga logam pengisi, lihat
gambar
 Bila pelat yang disambung sama tebalnya, maka a  0,7.S
3mm
 Bila pelat yang disambung tebalnya berbeda, maka tebal las
a  0,7.Smin. 3mm
 Panjang las pada umumnya diambil sama dengan lebas pelat, l
(panjang las) = b (lebar pelat)
• Sambungan Keliling
 Dimensi sambungan diambil sama dengan sambungan siku
a) dan
b) Beban
lengkung dan
geser
c) Beban
lengkung dan
tekan
d) Arah tegangan
pada
sambungan
siku
 Komponen mesin pada
umumnya menerima
beban dinamis, jadi dalam
perhitungan kekuatan
sedikit berbeda dengan
konstruksi baja yang
hanya menerima beban
statis.
 Pembebanan
Tarik, Tekan,
Geser atau
Lengkung.
Perhitungan pada beban
diatas sama dengan pada
konstruksi baja
 Las titik merupakan
sambungan yang
ekonomis dan
sangat cocok untuk
menyambung pelat-
pelat tipis, terutama
untuk produksi seri
dan masal.
 Sambungan las titik
dapat dibuat 1 lapis
atau 2 lapis
sambungan,
sedangkan susunan
titik las bervariasi
seperti terlihat pada
gambar disamping.
seri
seri paralel
paralel zigzag
zigzag
Tabel:
Tabel:
dimensi
dimensi
sambungan
sambungan
 Sebuah dudukan bantalan
dari suatu poros yang
terbuat dari bahan St 50,
mengalami patah. Poros
tersebut kemudian
direparasi dengan
penyambungan las, dimensi
dudukan bantalan seperti
pada gambar disamping.
Sambungan las yang
digunakan adalah
sambungan siku keliling
dan tebalnya a = 5 mm.
Sambungan kemudian
mengalami perlakuan panas
untuk menghilangkan
tegangan sisa.
Buktikanlah apakah sambungan kuat menerima beban, bila gaya
Buktikanlah apakah sambungan kuat menerima beban, bila gaya
tumpuan pada bantalan F = 12 000 N, dan momen torsi yang
tumpuan pada bantalan F = 12 000 N, dan momen torsi yang
diterima poros adalah Mt = 850 Nm (tarik-tarik dinamis)
diterima poros adalah Mt = 850 Nm (tarik-tarik dinamis)
Sambungan_Las_Elemen_Mesin_sambungan las_ppt.ppt

Sambungan_Las_Elemen_Mesin_sambungan las_ppt.ppt

  • 1.
    NAMA :YUNUS LANGI’NA KELAS : A STANBUK ; 216212025
  • 2.
    3.1 PENDAHULUAN Sambungan lasadalah sambungan antara dua logam dengan cara pemanasan, dengan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi logam dalam keadaan plastis atau leleh. Sambungan las banyak digunakan pada: Konstruksi baja, Ketel uap dan tangki, Permesinan Keunggulan dibandingkan dengan sambungan lainnya: Lebih murah dan lebih ringan Tidak ada pengurangan luas penampang Permukaan sambungan bisa dibuat rata Bahaya terhadap korosi kurang Mudah perbersiahannya Tampak lebih bagus Kekurangan: Hanya untuk logam sejenis Terjadi perubahan struktur material pada daerah HAZ Pengelasan dilapangan lebih sukar dari sambungan keling/baut Sambungan Cendrung melengkung
  • 3.
     BENTUK KAMPUH LAS: Bentukkampuh las sangat ditentukan dari tebal pelat yang disambung serta besarnya beban yang diterima sambungan. Kampuh dibedakan menjadi kampuh: I, X, V, U serta Y, seperti gambar berikut:
  • 4.
  • 6.
     Kualitas SambunganLas Kualitas sambungan las ditentukan oleh: 1. Memanfaatkan mampu las dari material 2. Persiapan dan pelaksanaan dikontrol oleh personil yang kompeten 3. Metoda pengelasan disesuaikan dengan karakteristik dan tebal material serta beban 4. Kesesuain antara logam pengisi dengan logam induk 5. Tukang las yang bersetifikat dan terawasi 6. Kualitas las di cek dengan metoda NDT  Klasifikasi Kualitas  Sambungan kelas I  Bila persyaratan 1 – 6 dipenuhi, dan pengelasan khusus untuk kekuatan dan kualitas material yang tinggi  Sambungan kelas II  Persyaratan 1-5 dipenuhi, prosedur pengelasan normal untuk beban statis maupun dinamis  Sambungan kelas III  Tidak ada persyaratan khusus dan sambungan tidak perlu di test
  • 7.
     Dimensi: • Sambungantumpul:  Tinggi sambungan a = tebal pelat S (pelat yang disambung sama tebalnya)  Bila pelat yang disambung tebalnya berbeda, maka tebal las a = Smin.  Panjang las pada umumnya diambil sama dengan lebas pelat, l (panjang las) = b (lebar pelat) • Sambungan Siku:  Tinggi sambungan a = tinggi segitiga logam pengisi, lihat gambar  Bila pelat yang disambung sama tebalnya, maka a  0,7.S 3mm  Bila pelat yang disambung tebalnya berbeda, maka tebal las a  0,7.Smin. 3mm  Panjang las pada umumnya diambil sama dengan lebas pelat, l (panjang las) = b (lebar pelat) • Sambungan Keliling  Dimensi sambungan diambil sama dengan sambungan siku
  • 8.
    a) dan b) Beban lengkungdan geser c) Beban lengkung dan tekan d) Arah tegangan pada sambungan siku
  • 10.
     Komponen mesinpada umumnya menerima beban dinamis, jadi dalam perhitungan kekuatan sedikit berbeda dengan konstruksi baja yang hanya menerima beban statis.  Pembebanan Tarik, Tekan, Geser atau Lengkung. Perhitungan pada beban diatas sama dengan pada konstruksi baja
  • 11.
     Las titikmerupakan sambungan yang ekonomis dan sangat cocok untuk menyambung pelat- pelat tipis, terutama untuk produksi seri dan masal.  Sambungan las titik dapat dibuat 1 lapis atau 2 lapis sambungan, sedangkan susunan titik las bervariasi seperti terlihat pada gambar disamping.
  • 12.
  • 13.
     Sebuah dudukanbantalan dari suatu poros yang terbuat dari bahan St 50, mengalami patah. Poros tersebut kemudian direparasi dengan penyambungan las, dimensi dudukan bantalan seperti pada gambar disamping. Sambungan las yang digunakan adalah sambungan siku keliling dan tebalnya a = 5 mm. Sambungan kemudian mengalami perlakuan panas untuk menghilangkan tegangan sisa. Buktikanlah apakah sambungan kuat menerima beban, bila gaya Buktikanlah apakah sambungan kuat menerima beban, bila gaya tumpuan pada bantalan F = 12 000 N, dan momen torsi yang tumpuan pada bantalan F = 12 000 N, dan momen torsi yang diterima poros adalah Mt = 850 Nm (tarik-tarik dinamis) diterima poros adalah Mt = 850 Nm (tarik-tarik dinamis)