Dokumen tersebut merupakan Peraturan Presiden tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur tentang kedudukan, tugas, fungsi, dan organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdiri dari Sekretariat Jenderal, 6 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 2 Badan, serta Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud no 11 tahun 2015 tentang OTK KemendikbudHadi Wuryanto
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2015
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
Peraturan ini mengatur tentang implementasi kurikulum di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan menengah kejuruan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Implementasi kurikulum di sekolah-sekolah tersebut menggunakan pedoman yang mencakup penyusunan dan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran, dan evaluasi kurikulum.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdiri dari Sekretariat Jenderal, 6 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 2 Badan, serta Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud no 11 tahun 2015 tentang OTK KemendikbudHadi Wuryanto
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2015
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
Peraturan ini mengatur tentang implementasi kurikulum di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan menengah kejuruan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Implementasi kurikulum di sekolah-sekolah tersebut menggunakan pedoman yang mencakup penyusunan dan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran, dan evaluasi kurikulum.
Peraturan Menteri ini mengatur tentang implementasi kurikulum baru pada sekolah dasar, menengah, dan kejuruan secara bertahap mulai tahun 2013/2014. Kurikulum di tingkat sekolah (KTSP) harus mengacu pada standar nasional, tetapi dapat menambahkan muatan lokal dan kekhasan sekolah berdasarkan kondisi daerah dan peserta didik. Pedoman ini memberikan panduan penyusunan dan pengelolaan KTSP.
05 permendikbud nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran layak biro ...Ikhsan Ikhsanudin
KURIKULUM 2013
Mendikbud telah menandatangani satu set perangkat Kurikulum 2013 yang terdiri atas:
1. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
2. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
3. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
5. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Isinya mencakup penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela Negara melalui pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan; pembinaan dan kerja sama dalam pengabdian sesuai profesi; pengelolaan Komponen Pendukung; pembentukan Komponen Cadangan; serta Mobilisasi dan Demobilis
Permen tahun2014 nomor038 teks pelajaran dan buku panduan guru untuk sekolah ...Winarto Winartoap
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 38 Tahun 2014 menetapkan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk sekolah dasar kelas I dan IV semester II yang layak digunakan dalam pembelajaran, serta mulai berlaku pada semester II tahun pelajaran 2013/2014.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini menetapkan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional untuk periode 2010-2014 sebagai pedoman pengembangan pendidikan di seluruh Indonesia. Rencana strategis ini dievaluasi setiap tahun dan secara keseluruhan pada akhir masa pelaksanaannya.
Peraturan ini mengatur tentang muatan lokal kurikulum 2013 yang meliputi pengertian, tujuan, prinsip pengembangan, jenis, integrasi ke mata pelajaran, pengembangan, dan pelaksanaannya di sekolah dengan memperhatikan sumber daya tersedia.
Peraturan ini mengatur tentang alih jabatan/tugas PNS non dosen menjadi PNS dosen. PNS non dosen harus memenuhi syarat tertentu seperti memiliki kualifikasi akademik minimal S2 dengan IPK 3,00 dan latar belakang bidang ilmu yang sesuai dengan mata kuliah yang akan diampu. Tata cara alih jabatannya meliputi permohonan ke rektor, persetujuan instansi asal dan rekomendasi dari Direktur Jenderal sebel
Peraturan ini mengatur tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Nasional tahun 2021. Lingkupnya mencakup kepesertaan, pelaksana, penyiapan instrumen, pelaksanaan teknis, pengolahan hasil, pemantauan, biaya, penanganan masalah, dan sanksi. Peserta asesmen terdiri atas kepala sekolah, guru, dan siswa sampel pada tingkat SD kelas 5, SMP kelas 8, dan SMA kelas 11.
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Welly Indriany
Peraturan Menteri ini mengatur tentang implementasi kurikulum di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan menengah kejuruan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Implementasi kurikulum di sekolah-sekolah tersebut menggunakan pedoman yang mencakup penyusunan dan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran, dan evaluasi kur
Peraturan Menteri ini mengatur tentang implementasi kurikulum baru pada sekolah dasar, menengah, dan kejuruan secara bertahap mulai tahun 2013/2014. Kurikulum di tingkat sekolah (KTSP) harus mengacu pada standar nasional, tetapi dapat menambahkan muatan lokal dan kekhasan sekolah berdasarkan kondisi daerah dan peserta didik. Pedoman ini memberikan panduan penyusunan dan pengelolaan KTSP.
05 permendikbud nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran layak biro ...Ikhsan Ikhsanudin
KURIKULUM 2013
Mendikbud telah menandatangani satu set perangkat Kurikulum 2013 yang terdiri atas:
1. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
2. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
3. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Ditandatangani pada 10 Juni 2013)
5. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Isinya mencakup penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela Negara melalui pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan; pembinaan dan kerja sama dalam pengabdian sesuai profesi; pengelolaan Komponen Pendukung; pembentukan Komponen Cadangan; serta Mobilisasi dan Demobilis
Permen tahun2014 nomor038 teks pelajaran dan buku panduan guru untuk sekolah ...Winarto Winartoap
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 38 Tahun 2014 menetapkan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk sekolah dasar kelas I dan IV semester II yang layak digunakan dalam pembelajaran, serta mulai berlaku pada semester II tahun pelajaran 2013/2014.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini menetapkan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional untuk periode 2010-2014 sebagai pedoman pengembangan pendidikan di seluruh Indonesia. Rencana strategis ini dievaluasi setiap tahun dan secara keseluruhan pada akhir masa pelaksanaannya.
Peraturan ini mengatur tentang muatan lokal kurikulum 2013 yang meliputi pengertian, tujuan, prinsip pengembangan, jenis, integrasi ke mata pelajaran, pengembangan, dan pelaksanaannya di sekolah dengan memperhatikan sumber daya tersedia.
Peraturan ini mengatur tentang alih jabatan/tugas PNS non dosen menjadi PNS dosen. PNS non dosen harus memenuhi syarat tertentu seperti memiliki kualifikasi akademik minimal S2 dengan IPK 3,00 dan latar belakang bidang ilmu yang sesuai dengan mata kuliah yang akan diampu. Tata cara alih jabatannya meliputi permohonan ke rektor, persetujuan instansi asal dan rekomendasi dari Direktur Jenderal sebel
Peraturan ini mengatur tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Asesmen Nasional tahun 2021. Lingkupnya mencakup kepesertaan, pelaksana, penyiapan instrumen, pelaksanaan teknis, pengolahan hasil, pemantauan, biaya, penanganan masalah, dan sanksi. Peserta asesmen terdiri atas kepala sekolah, guru, dan siswa sampel pada tingkat SD kelas 5, SMP kelas 8, dan SMA kelas 11.
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Welly Indriany
Peraturan Menteri ini mengatur tentang implementasi kurikulum di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan menengah kejuruan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Implementasi kurikulum di sekolah-sekolah tersebut menggunakan pedoman yang mencakup penyusunan dan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran, dan evaluasi kur
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garudaOperator Warnet Vast Raha
Peraturan Menteri ini mengatur tentang implementasi kurikulum baru pada sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan menengah kejuruan secara bertahap mulai tahun 2013/2014. Kurikulum di tingkat satuan pendidikan disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun berdasarkan pedoman ini dengan memperhatikan visi, misi, tujuan pendidikan sekolah, dan muatan nasional, daerah, serta kekhasan sekolah.
Surat ini menyampaikan salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah kepada berbagai pihak terkait seperti komisi DPR, kementerian, dan pemerintah daerah untuk diketahui dan digunakan.
Peraturan ini mengatur prosedur operasional standar pelaksanaan Asesmen Nasional tahun 2021. Lingkup peserta asesmen mencakup satuan pendidikan formal dan nonformal yang terdaftar di Dapodik atau EMIS. Peserta didik yang terpilih secara sampling akan mengikuti asesmen kompetensi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Peraturan Menteri ini menetapkan Statuta Universitas Nusa Cendana yang mengatur tentang ketentuan umum, identitas, dan penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi di Universitas Nusa Cendana.
Peraturan Presiden ini membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertugas mengoordinasikan kebijakan terkait kemaritiman dan investasi antar kementerian/lembaga terkait. Kementerian ini terdiri atas sekretariat dan beberapa deputi bidang yang menangani koordinasi di bidang kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa, serta infrastruktur.
09. permendikbud nomor 71 tahun 2013 ttg buku teks pelajaran layakTholee Bablaas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menetapkan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah yang layak digunakan dalam pembelajaran. Buku-buku tersebut tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Similar to Salinan perpres nomor 72 tahun 2019 (20)
Keputusan Presiden menambah cuti bersama pegawai negeri pada tanggal 28 dan 30 Juni 2023 untuk merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah. Dengan demikian total cuti bersama tahun 2023 menjadi enam hari.
Sikap Dosen2 UGM tentang Prof Kehormatan_2_Jan_0951 (3).pdfshirizkiku
Dokumen tersebut berisi pernyataan penolakan dari beberapa dosen UGM terhadap usulan pemberian gelar Guru Besar Kehormatan kepada individu di sektor non-akademik. Pernyataan penolakan didasarkan pada alasan bahwa jabatan profesor merupakan jabatan akademik, bukan gelar, dan pemberian gelar kehormatan kepada non-akademik dapat merendahkan martabat keilmuan UGM.
1. Menimbang
Mengingat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Keputusan
Presiden Nomor 113/P Tahun 2Ol9 tentang
Pembenhrkan Kementerian Negara dan Pengangkatan
Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun
2Ol9-2O24 dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal
11 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OO8 tentang
Kementerian Negara, serta dalam rangka menjaga
keberlangsungan pelaksanaan program dan anggaran
Tahun 2019, perlu menetapkan Peraturan Presiden
tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun L945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2OO3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor a301);
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3
Nomor a3O1);
SK No 009545 A
4. Undang
SALINAN
NOMOR 72 TAHUN 2OI9
2. Menetapkan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2OIO tentang
Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OlO Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5168);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2Ol2 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2Ol7 tentang
Sistem Perbukuan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol7 Nomor lO2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6053);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol7 tentang
Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol7 Nomor lO4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055);
8. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2019 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2Ol9-2O24
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI9
Nomor 2O2l;
9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 2O3l;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
SK No 016026 A
BABI...
3. PRESIDEN
REPUBLIK !NDONESIA
-3-
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
(21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin
oleh Menteri.
Pasal 2
(1) Dalam memimpin Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri dibantu oleh Wakil Menteri
sesuai dengan penunjukan Presiden.
(21 Wakil Menteri diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.
(3) Wakil Menteri berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(41 Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri
dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian.
(5) Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (41, meliputi:
a. membantu Menteri dalam perLlmusan dan/atau
pelaksanaan kebijakan Kementerian; dan
b. membantu Menteri dalam mengoordinasikan
pencapaian kebijakan strategis lintas unit
organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau
eselon I atau di lingkungan Kementerian.
Pasal 3
Menteri dan Wakil Menteri merupakan satu kesatuan
unsur pemimpin kementerian.
SK No 016027 A
Pasal4...
4. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Pasal 4
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan
pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan
pendidikan masyarakat, serta pengelolaan
kebudayaan;
b. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang standar kualitas sistem pembelajaran,
lembaga pendidikan tinggi, sumber daya manusia
serta sarana dan prasarana pendidikan tinggi, dan
keterjangkauan layanan pendidikan tinggi;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu
dan kesejahteraan guru dan pendidik lainnya, serta
tenaga kependidikan;
d. pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi, dan pendidikan
masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan;
e. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
f. pengelolaan .
SK No 016028 A
5. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
f. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;
g. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
h. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan di daerah;
i. pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan bahasa dan sastra Indonesia;
j. pelaksanaan pengelolaan sistem perbukuan;
k. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di
bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi,
dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan
kebudayaan; dan
1. pelaksanaan dukungan substantif untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 6
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas:
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
c. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat;
SK No 016029 A
d. Direktorat .
6. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
d. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah;
e. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan;
f. Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahrran,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
g. Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahrlan,
Teknologi Pendidikan Tinggi;
h. Direktorat Jenderal Kebudayaan;
i. InspektoratJenderal;
j. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan;
k. Badan Penelitian dan Pengembangan;
L Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing;
m. Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah;
n. Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter;
o. Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan
Kebudayaan; dan
p. Staf Ahli Bidang Akademik.
Bagian Kedua
Sekretariat Jenderal
Pasal 7
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris
Jenderal.
Pasal 8
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
SK No 016030 A
Pasal 9
7. PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
b. koordinasi dan pen5rusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata
laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/
kekayaan negara dan pengelolaan pengadaan
barangljasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketiga
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pasal 10
(1) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
SK No 016031 A
Pasal 11...
8. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Pasal 1 1
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru dan
pendidik lainnya, serta tenaga kependidikan.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 1, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan guru
dan pendidik lainnya serta tenaga kependidikan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pen5rusunan
rencana kebutuhan dan pengendalian formasi,
pengembangan karir, peningkatan kualifikasi dan
kompetensi, pemindahan, dan peningkatan
kesejahteraan guru dan pendidik lainnya;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang penJrusunan
rencana kebutuhan, peningkatan kualifikasi dan
kompetensi, pemindahan lintas daerah provinsi, dan
pe nin gkatan ke sej ahteraan tenaga kependidikan ;
d. penJrusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pembinaan guru dan pendidik lainnya
serta tenaga kependidikan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan guru dan pendidik lainnya serta tenaga
kependidikan;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pembinaan guru dan pendidik lainnya serta tenaga
kependidikan;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
SK No 016032 A
Bagian
9. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Bagian Keempat
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat
Pasal 13
(1) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 14
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pendidikan anak usia dini dan
pendidikan masyarakat.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta
didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata
kelola pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
kualitas pendidikan karakter peserta didik, fasilitasi
sumber daya, pemberian izin dan kerja sama
penyelenggaraan satuan dan/atau program yang
diselenggarakan perwakilan negara asing atau
lembaga asing, dan penjaminan mutu pendidikan
anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
SK No 016033 A
c. penyusunan
10. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-10-
c. pen5rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang kurikulum, peserta didik, sarana dan
prasarana, pendanaan, dan tata kelola pendidikan
anak usia dini dan pendidikan masyarakat;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pendidikan anak usia dini dan pendidikan
masyarakat;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Menteri.
Bagian Kelima
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Pasal 16
(1) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah berada di bawah dan bertanggung jawab
kepad Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 17
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dasar dan
menengah.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah menyelenggarakan fungsi:
SK No 016034 A
a. perumusan
11. trRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 11-
a. perumusan kebijakan di bidang kurikulum, peserta
didik, sarana dan prasarana, pendanaan, dan tata
kelola pendidikan dasar dan menengah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
kualitas pendidikan karakter peserta didik, fasilitasi
sumber daya, pemberian izin dan kerja sama
penyelenggaraan satuan pendidikan yang
diselenggarakan perwakilan negara asing atau
lembaga asing, penyelenggaraan pendidikan di
daerah khusus dan daerah tertinggal (pendidikan
layanan khusus), dan penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah;
c. fasilitasi pembangunan teaching factory dan
technopark di lingkungan Sekolah Menengah
Kejuruan;
d. pen5rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pendidikan dasar dan menengah;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pendidikan dasar dan menengah;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pendidikan dasar dan menengah;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keenam
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiwaan
Pasal 19
(1) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan dipimpin oleh Direktur Jenderal'
SK No 009546 A
Pasal20...
12. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_t2_
Pasal 20
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembelajaran dan
kemahasiswaan.
Pasal 2 1
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan menyelenggarakan fungsi:
a. perlrmusan kebijakan di bidang standar kualitas
sistem pembelajaran dan kemahasiswaan;
b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
keterjangkauan layanan pendidikan tinggi dan
penyelarasan dunia pendidikan dan dunia kerja;
c. perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang sistem penjaminan mutu internal
pendidikan tinggi;
d. pengawasan dan pengendalian bidang pembelajaran
dan kemahasiswaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pembelajaran dan kemahasiswaan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketujuh
Direktorat Jenderal Kelembagaan
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Pasal22
(1) Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahrlan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
SK No 016036 A
(2) Direktorat
13. trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
(2) Direktorat Jenderal Kelembagaan
Pengetahllan, Teknologi, dan Pendidikan
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Ilmu
Tinggi
Pasal 23
Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahrlan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebdakan di bidang kelembagaan pendidikan tinggi
serta perumusan kebijakan, koordinasi, dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kelembagaan pendidikan tinggi dan lembaga layanan
pendidikan tinggi;
b. perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu
pengetahtran, teknologi, serta kawasan sains dan
teknologi;
c. pelaksanaan pembangunan dan fasilitasi kawasan
sains dan teknologi di kawasan politeknik;
d. perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan
mutu lembaga penelitian dan pengembangan;
e. perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan
mutu eksternal pendidikan tinggi;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
kelembagaan ilmu pengetahllan, teknologi, dan
pendidikan tinggi;
SK No 009587 A
g. pelaksanaan
14. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA
-14-
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Kelembagaan Ilmu PengetahLlan, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kedelapan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahlran, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Pasal 25
(1) Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahlran,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 26
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang sumber daya pendidikan tinggi
serta perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 26, Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
menyelenggarakan fungsi :
SK No 016038 A
a. perumusan .
15. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 15_
a. perumusan, koordinasi, dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan di bidang keahlian,
kepakaran, kompetensi manusia dan
pengorganisasiannya, kekayaan intelektual dan
informasi, serta sarana dan prasarana ilmu
pengetahuan dan teknologi;
b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
sumber daya pendidikan tinggi;
c. perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan
mutu sumber daya manusia dan sarana prasarana
ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
sumber daya ilmu pengetahrlan, teknologi, dan
pendidikan tinggi;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Sumber Daya Ilmu Pengetahllan, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesembilan
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Pasal 28
(1) Direktorat Jenderal Kebudayaan berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Kebudayaan dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 29
Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai tugas
menyelenggarakan perLlmusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang perfilman, kesenian, tradisi,
kepercayaan terhadap Trhan Yang Maha Esa, sejarah,
cagat budaya, permuseuman, warisan budaya, dan
kebudayaan lainnya.
SK No 016039 A
Pasal 30 .
16. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16-
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29, Direktorat Jenderal Kebudayaan
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perfilman, kesenian,
tradisi, kepercayaan terhadap Thhan Yang Maha
Esa, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan
budaya, dan kebudayaan lainnya;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan dan
pelestarian kesenian, sejarah, dan tradisi;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
pemahaman nilai-nilai kesejarahan dan wawasan
kebangsaan;
d. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
lembaga kepercayaan terhadap Trhan Yang Maha
Esa, pengelolaan cagar budaya, warisan budaya
nasional dan dunia, dan museum nasional,
pembinaan dan perizinan perfilman nasional,
promosi, diplomasi, dan pertukaran budaya antar
daerah dan antar negara, serta pembinaan dan
pengembangan tenaga kebudayaan;
e. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang perfilman, kesenian, tradisi, kepercayaan
terhadap Ttrhan Yang Maha Esa, sejarah, cagar
budaya, permuseuman, warisan budaya, dan
kebudayaan lainnya;
f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perfilman, kesenian, tradisi, kepercayaan terhadap
Trhan Yang Maha Esa, sejarah, cagar budaya,
permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan
lainnya;
g. pengelolaan sistem pendataan kebudayaan;
SK No 016040 A
h. pelaksanaan
17. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-17-
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah,
cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan
kebudayaan lainnya;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Kebudayaan; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesepuluh
Inspektorat Jenderal
Pasal 31
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur
Jenderal.
Pasal 32
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas
menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap
kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
SK No 016041 A
c. pelaksanaan
18. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA
_ 18_
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri;
d. pen5rusunan laporan hasil pengawasan di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesebelas
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
Pasal 34
(1) Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
dipimpin oleh Kepala Badan.
Pasal 35
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan
sastra serta pengembangan, pembinaan, dan
pengawasan sistem perbukuan.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 35, Badan Pengembangan Bahasa dan
Perbukuan menyelenggarakan fungsi:
a. penJrusunan kebijakan teknis, rencana, program,
dan anggaran pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan bahasa dan sastra serta
pengembangan, pembinaan, dan pengawasan sistem
perbukuan;
SK No 016042A
b. pelaksanaan
19. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_t9_
b. pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan bahasa dan sastra Indonesia;
c. pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan
pengawasan sistem perbukuan;
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
bahasa dan sastra serta pengembangan, pembinaan,
dan pengawasan sistem perbukuan;
e. pelaksanaan administrasi Badan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keduabelas
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pasal 37
(1) Badan Penelitian dan Pengembangan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh
Kepala Badan.
Pasal 38
Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan
pendidikan masyarakat, serta kebudayaan.
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38, Badan Penelitian dan Pengembangan
menyelenggarakan fungsi:
SK No 016043 A
a. penyusunan.
20. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
a. pen5rusunan kebijakan teknis, program, dan
anggaran penelitian dan pengembangan di bidang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan
pendidikan masyarakat, serta kebudayaan;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di
bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan
pendidikan masyarakat, serta kebudayaan;
c. pemantaLlan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi, dan pendidikan
masyarakat, serta kebudayaan;
d. pelaksanaan administrasi Badan, dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketigabelas
Staf Ahli
Pasal 40
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri dan secara administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.
Pasal 41
(1) Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
inovasi dan daya saing.
SK No 016044 A
(2) Staf ...
21. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA
-2r-
(21 Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah
mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
dengan bidang hubungan pusat dan daerah.
(3) Staf Ahli Bidang Pembangunan Karakter mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pembangunan karakter.
(41 Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan
Kebudayaan mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada
Menteri terkait dengan bidang regulasi pendidikan
dan kebudayaan.
(5) Staf Ahli Bidang Akademik mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis
kepada Menteri terkait dengan bidang akademik.
Bagian Keempatbelas
Pusat
Pasal,42
(1) Dalam rangka memberikan dukungan substantif di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dapat dibentuk Pusat.
(21 Pembentukan Pusat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didasarkan pada analisis organisasi dan
beban kerja.
Bagian Kelimabelas
Jabatan Fungsional
Pasal 43
Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan
kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perllndang-undangan.
SK No 016045 A
BAB III
22. FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA.
-22-
BAB III
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 44
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional
dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat
dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.
Pasal 45
Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 46
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, harus menerapkan
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Pasal 47
(1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus
menyusun proses bisnis yang menggambarkan tata
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
(2) Proses bisnis antar unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
SK No 016053 A
Pasal48...
23. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
Pasal 48
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden
mengenai hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan
pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan
secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 49
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus
men5rusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban
kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 5O
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dalam melaksanakan tugasnya harus
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan maupun dalam hubungan
antar kementerian dengan lembaga lain yang terkait.
Pasal 51
Semua unsur di lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-
masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 52
(1) Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan dan
memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian tugas
yang telah ditetapkan.
SK No 016047 A
(2) Pengarahan. . .
24. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-24-
(2) Pengarahan dan petunjuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus diikuti dan dipatuhi oleh
bawahan secara bertanggung jawab serta
dilaporkan secara berkala sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 53
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan
organisasi harus melakukan pembinaan
pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya
unit
dan
BAB V
PENDANAAN
Pasal 54
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 55
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan
organisasi, dan tata kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.
SK No 016048 A
BABVII ...
25. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA
-25-
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 56
Berdasarkan Peraturan Presiden ini, maka:
a. pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan di lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 13 Tahun 2015, dialihkan menjadi
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
b. pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Kelembagaan Ilmu Pengetahtlan, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi di lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015,
dialihkan menjadi tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahtl€u:r, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
c. pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi di lingkungan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun
2015, dialihkan menjadi tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan; dan
d. pelaksanaan tugas Staf Ahli Bidang Akademik di
lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015
dialihkan menjadi tugas Staf Ahli Bidang Akademik
di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pasal57...
SK No 016049 A
26. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-26-
Pasal 57
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku,
ketentuan pelaksanaan dari:
a. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 101 Tahun 2Ol8 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 14
Tahun 2Ol5 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
b. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
dan fungsi di bidang pendidikan tinggi;
masih berlaku sepanjang tidak bertentangan danlatau
belum diubah atau diganti dengan peraturan baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
Pasal 58
(1) Dalam rangka menjaga keberlangsungan
pelaksanaan program dan anggaran Tahun 2019,
susunan organisasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang disusun berdasarkan Peraturan
Presiden ini berlaku paling lama sampai dengan
tanggal 31 Desember 2OI9.
(21 Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), organisasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
harus dilakukan penataan organisasi yang
disesuaikan dengan strategi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
pelaksanaan visi Presiden, yang pen5rusunannya
disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SK No 016054 A
(3) Penataan...
27. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27 -
(3) Penataan organisasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (21
ditetapkan dengan Peraturan Presiden atas usul
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.
Pasal 59
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan beserta pejabat yang memangku jabatan pada
struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal
6, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai
dilakukan penataan kembali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 ayat (2).
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6O
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, maka
ketentuan mengenai:
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 14 Tahun 2Ol5 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 101
Tahun 2Ol8 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan
b. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2Ol5 tentang
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi sepanjang mengatur mengenai tugas
pemerintahan di bidang pendidikan tinggi,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 61
Peraturan Presiden ini mulai
diundangkan.
berlaku pada tanggal
Agar
SK No 016055 A
28. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-28-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Oktober 2Ol9
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Oktober 2079
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR2OT
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
INDONESIA
Bidang Hukum dan
-undangan,
SK No 016059 A
Djaman