1. Juni
2011
Melukis Warna-Warni
Indonesia
Roadmap Gerakan Politik KM ITB 2011 – 2012
“Karena kami ingin agar setiap hela nafas kami membawa bangsa ini merenggut kembali takdir
kejayaannya”
Kabinet KM ITB
Kementerian Koordinator Bidang Eksternal KM ITB 2011 ‐ 2012
Juni 2011
2.
ROAADMAP GER
P RAKAN POL
N LITIK K ITB 2011
KM B 1
– 2012
KONDISI
I AWAL (201
10 – 2011)
Berbicara mmengenai kampu terbaik bangs kita bukan be
us sa, erbicara mengen kampus deng input tebaik bukan juga berbicara
nai gan k,
mengenai fa asilitas terbaik. Namun kita berrbicara mengena kampus yang paling besar m
ai g manfaatnya untu bangsa. Kare itu,
uk ena
tiada alasan bagi kita –mahasiswa ITB– unt tidak memikiirkan bangsanya dan berbuat untuk kebaikan In
n tuk a, ndonesia.
Hingga tahu 2011, setidak
un knya kita bisa meembagi isu yang berkembang te
g erkait kondisi ma Indonesia ke dalam dua kellompok
akro e
isu: isu stra
ategis dan isu kontemporer. K menyebut is strategis dikarenakan isu in menyangkut sektor-sektor st
Kita su ni trategis
bangsa dan berdampak langsung kepada m
n masyarakat bany serta isu-ny bersifat eskala Contoh isu strategis adalah terkait
yak, ya atif. h
energi, indu
ustri, pangan, lin
ngkungan, pendiidikan. Sedangk isu kontemp
kan porer adalah isu cabang, yang b menjadi pe
bisa emantik
agar kita da membawa kea rah isu strate
apat k egisnya.
Pertengahan 2010 kita diha adapkan pada isu Kenaikan TD ataupun pad awal 2011 ke
DL, da emarin kita juga dihadapkan pa isu
a ada
Pembatasan Subsidi BBM. Kedua isu ini a
n adalah isu kont temporer dimana bisa kita jadik pemantik te
a kan erhadap isu yang lebih
strategis yaitu tentang tidak maksimalnya d
k diversifikasi di Indonesia dan tida berdaulatnya bangsa ini atas energinya. Seh
ak a s hingga,
kita bisa meembawa isu stra ategis terkait diversifikasi energi dan revisi UU MMigas. Contoh lainnya mengena isu strategis d isu
ai dan
kontempore yang terjadi se
er elama awal 2010 hingga awal 20 bisa dilihat m
0 011 melalui tabel ber
rikut:
Bidang
g Isu Strategis Isu Kontemp porer 2010 - 2011
Evalua ACFTA
asi
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d Anggaran IPTEK
A K
Krisis Pangan
s
Koorupsi
Moral Pejabat
Gedung Baru DPR
g
Ceentury
Professionalitas
P
Politik
k Gedung Baru DPR
g
Ta Pemerintahan
ata Kasus Gayus
Ceentury
Pe
enegakan Hukum
m
Kasus Gayus
Evalua ACFTA
asi
Deindustrialisasi
D Kenaiikan TDL
Pembatasan Subsidi BBM
UMKM Evalua ACFTA
asi
Ekonom
mi
Pembatasan Subsidi BBM
IPO Garuda
Neoliberalisme Perekon
nomian
IPO Krakatau Steel
Anggaran Defisit
Akse
esibilitas Pendidikan PP No. 66
PP No. 66
Sosial Bud
daya
Liberalisasi Pendidik
kan RU PT
UU
RSBI
R
Kenaiikan TDL
Div
versifikasi Energ
gi
Pembatasan Subsidi BBM
Pertahanan Ke
eamanan
Kenaiikan TDL
Liberalisasi Energ
gi
Pembatasan Subsidi BBM
3. Impo Beras
or
Diversifika Pangan dan T
asi Teknologi
Harga Cabai dan Kebutuhan
n
Pangan
Pokok
Harga Cabai dan Kebutuhan
n
Kes
sejahteraan Peta
ani
Pokok
Kedaulatan dan Kehormata Negara
n an Kasus Kejjahatan TKW
TREND S
SELANJUTNY
YA
Jika kita am trend selanjjutnya terkait isu strategis yang ada pada tiap bidangnya, isu kontemporer in akan terus menerus
mati u g p ni
berulang hinngga ada perub bahan berarti pa tiap bidangn sehingga is strategis yang sudah kita inv
ada nya, su ventarisasi hilan atau
ng
tercapai. Se
emisal diversifika energi tercap ataupun liber
asi pai, ralisasi energi hilang.
Dalam bidang IPTEK, isu strategis yang k sorot adalah terkait anggar IPTEK yang dianggarkan. P
s kita h ran Pasalnya, setiap tahun
p
anggaran pa kementerian ini merupakan salah satu pos yang kecil. Jika pada tahun 20 kemarin sebanyak Rp.650,5 miliar,
ada n n a 010 5
tahun ini ha
anya sebesar Rp.440,7 miliar. J
Jumlah yang se eharga sekitar 1-2 tower apartemen. Selama anggaran IPTEK masih
K
minim, maka selama itu pula isu daya saing industri bangsa yang lemah ma akan tetap ada.
a g a asih
Dalam bidang Politik, isu sttrategis yang ak tetap disoro adalah moral dan professiona
kan oti alitas pejabat, ta pemerintaha dan
ata an,
penegakan hukum. Isu kor rupsi yang dilakkukan para peja abat negara aka tetap menjad isu hangat ya menyita per
an di ang rhatian.
Pasalnya jik kita amati, se
ka etiap tahun setidaknya terjadi du kasus korupsi yang mencuat hingga ke mediia massa. Tidak hanya
ua k
itu, moral p
pejabat seperti tidur ketika sidang, pejabat yan bermewah-mewahan, atau b
t ng berbicara yang t tidak pantas jug bisa
ga
menyita perrhatian kita.
Selanjutnya dalam bidang Ekonomi, isu da saing indust bangsa dan kekuatan UMKM akan juga me
a aya tri M ewarnai pergolak isu
kan
nasional. Beeberapa pekan yang lalu bahkan Menko Pereko
y n onomian Hatta R
Rajasa menginstr ruksikan kepada Menteri Perind
a dustrian
dan Menteri Perdagangan untuk melakukan evaluasi terha
u adap kondisi per
rindustrian pasca diberlakukan A
a ACFTA, bahkan beliau
n
mengatakan bahwa bukan tidak mungkin p
n perjanjian ini ak dibatalkan. H ini didukung dengan isu de
kan Hal g eindustrialisasi, d
dimana
industri Indo
onesia mengala pertumbuha minus mulai tahun 2004, hingga pada tahu 2009 pertum
ami an un mbuhannya hany 2%.ya
Bahkan indu tekstil, kulit kayu, dan alas kaki mengalami pertumbuhan -5
ustri 5%.
Selain itu, liberalisasi ekonomi juga harus kita jadikan com
mmon enemy. H ini dikarenak akan ‘melum
Hal kan mpuhkan’ kema andirian
kita. Sehing lama kelama kita tidak lag berdaulat. Bay
gga aan gi yangkan, sebuah negara yang industri strategis
snya tidak lagi dikuasai
penuh, ibara sebuah singa yang salah sat taringnya kero
at a tu opos. Itulah yang dialami Indone dengan IPO Krakatau Stee atau
esia O el,
IPO Garuda Indonesia. Ma
a asalahnya lagi, Indonesia belum seperti ma
mlah acan yang ditak namun sudah kehilangan s
kuti, senjata
alamiahnya. Selama liberaliisasi masih terja aset-aset neg ini semakin lama akan sem
adi, gara n makin sedikit.
Dalam bidang Sosial Budaya, hal yang me enjadi isu strate sejak kepen
egis ngurusan Presid KM Shana Fatina, dan dite
den eruskan
oleh Preside KM Herry Dh
en harmawan adala mengenai liberalisasi pendid
ah dikan dan aksesibilitasnya. Sete digagalkann UU
elah nya
BHP oleh M lantas buka berarti tanggu jawab pemerintah untuk m
MK, an ung melaksanakan Le etter of Intent (L dengan IMF akan
LoI) F
selesai. Libeeralisasi akan te terjadi, dan sekarang payu hukum yang menaungi pen
etap n ung g ndidikan tinggi di Indonesia ada PP
alah
No. 66 Tahu 2010 yang ba
un ahkan menempaatkan peran pem merintah “semam
mpunya” dalam pengelolaan per rguruan tinggi. S ini
Saat
sedang diba ahas mengenai RUU PT, dan kita harus sam ma-sama menga awal proses ini, agar tidak ada lagi celah leg
, a galisasi
liberalisasi pendidikan di Indonesia, yang berpengaruh p pula pada aksessibilitas pendidikan, terutama b bagi masyaraka tidak
at
mampu.
4.
Bidang yang terakhir, yaitu Pertahanan Ke
g eamanan. Isu str
rategis terkait diiversifikasi energ di Indonesia b
gi butuh untuk sela kita
alu
kawal setida
aknya hingga ta ahun 2025 (berd dasarkan Bluepr Pengelolaan Energi Nasiona Pada tahun itu, target pemerintah
rint n al).
adalah pemmakaian minyak bumi kurang da 20%, gas bu lebih dari 30%, batu bara lebih dari 33%, biofuel lebih da 5%,
ari umi ari
panas bumii lebih dari 5%, EBT lainnya leb dari 5%, dan CBM lebih dar 2%. Adapun k
bih n ri komposisi pemak kaian energi Ind
donesia
sekarang ini dapat kita lihat dari chart beriku
ut.
Selama diveersifikasi energi Indonesia belum maksimal, ma saat itu pula kenaikan TDL dan kenaikan harga BBM masih akan
m aka a
mendera kit Hal ini dikar
ta. renakan BBM da TDL masih b
an bergantung pada harga minyak dunia, dimana Indonesia –wa
k alaupun
penghasil m
minyak– namun itu tidak signifikaan.
Isu liberalisa energi juga masih akan kita hadapi, hal ini dikarenakan k
asi a kontrak-kontrak d
dengan pihak as masih akan terus
sing n
berdatangan Selama hal itu masih terjadi, k masih tidak akan berdaulat atas energi yang kita miliki.
n. u kita g
Selain itu, is strategis dive
su ersifikasi pangan dan teknologi p
n pangan akan sellalu menjadi isu strategis. Selam diversifikasi p
ma pangan
dan teknolo oginya masih be elum berkemban maka jangan heran bila kita masih kesulitan dalam swasem
ng, n n mbada beras. S Sebagai
bukti, pada tahun 2010 kita harus mengim
a mpor beras seba anyak 1,33 juta ton (senilai den
ngan Rp.29 Triliun). Sungguh ir ronis di
tengah juluk negara agra Padahal, tah 2008 dan 20 kita mengallami swasembad beras. Dalam hal ini, kesejah
kan aris. hun 009 da m hteraan
petani juga memainkan peranan penting, dimana kita bisa belajar ketika UU No. 12 Ta ahun 1992 disah hkan, maka liberalisasi
sektor pang dimulai, dan petani beralih kepada tanam yang lebih m
gan n h man menguntungkan ketimbang pad Kita tidak ma lagi
n di. au
mendengar petani Indonesia miskin dan pada akhirnya men ninggalkan padi untuk ditanam.
WHAT TO
O DO?
Saatnya kita beralih dari medan kondisi ke medan aksi. S
a m e Sebuah rekayas dirancang di sini, karena kita sedang merek
sa a kayasa
sebuah banngsa, merekayas Indonesia. Sehingga, kita ha merancang bagaimana cara kita berbuat dan strategi apa yang
sa arus g a
akan kita buat dengan melihat kepada po otensi yang kita miliki, potensi m
mahasiswa ITB pada khususny dan mahasisw se-
ya wa
Indonesia pada umumnya.
Pada hakikaatnya, dengan mengadopsi mo Triple Helix yang dikembangkan Henry Et
m odel x tzkowitz, kita bisa melihat bahw ITB
wa
sebagai perrguruan tinggi te
eknik dan centre of technology a
e akan sangat era berhubungan dengan masyar
at rakat ekonomi-in
ndustri.
Itulah meng
gapa sekarang frame yang terb
f bangun di benak mahasiswanya adalah ‘perusa
k a ahaan’, bukan p pemerintahan, ataupun
LSM. Perinddustrian di Indon
nesia memegang peranan pentin Ibarat sebua mobil, industr adalah mesinn Perindustria yang
g ng. ah ri nya. an
baik akan be
erdampak pada bergairahnya se ektor riil yang meenjadi motor per
rekonomian.
5.
ITB sendiri mempunyai baanyak jurusan y yang berhubung langsung dengan perindus
gan strian. Jika kita melihat pada iindustri
manufaktur saja, maka juru
usan-jurusan ya terkait ke d
ang dalamnya, dianta
aranya adalah T Teknik Industri, Teknik Mesin, Teknik
Penerbanga Teknik Material, Teknik Fisik Teknik Kimia dan banyak ju
an, ka, a, urusan lain di FTI, STEI, SF, SITH, SBM, dan FSRD.
Melihat pad besarnya pot
da tensi ini, maka isu perindustrian yang telah dibangun pada ke epengurusan He Dharmawan akan
erry
tetap di lanjutkan.
Potensi lain
nnya di ITB adallah adanya jurus yang terkait dengan kondis natural resour
san t si rces Indonesia. Jika melihat pada sub
bahasan se ebelumnya, isu tentang energi ini akan mas sangat hang Hal ini me
sih gat. enjadi peluang bagi kita untuk turut
berkontribus dalam mereka
si ayasa Indonesia Teman-teman di jurusan sep Teknik Perm
a. n perti minyakan, Teknik Pertambanga dan
an,
jurusan lain di FTTM, FITB atau fakultas lainnya. Untuk iitu, isu Energi y
B, yang telah diban
ngun pada kepeengurusan Izul, SShana,
Yusuf, dan HHerry tetap akan dilanjutkan.
n
Terakhir, isu yang akan kita bawa lagi adalah isu yang hin
u a masih hangat, ya pendidikan. Aksi ITB untuk semua
ngga sekarang m aitu
bukan meru upakan akhir, namun awal bagi p
pengawalan mahasiswa terhada isu pendidika tidak hanya d kampus, namu juga
ap an, di un
dalam tatara nasional. Ha ini karena kita sendiri adalah objek sekalligus subjek pendidikan, yang seha
an al a s arusnya kritis terhadap
arah pendiddikan nasional kita.
Lebih lanjut mengenai pe
t, enjabaran langka yang akan kita lakukan ter
ah rhadap empat iisu ini (Industri, energi, panga dan
, an,
pendidikan) selama setahun ke depan, akan dijabarkan dalam tabel berikut
n t.
6. How to?
Subbidang Isu St
trategis Capaian
Sosial Politik
S Kajian Strategi
is Hubu
ungan Luar
Himpun kajian ma
assa Pelihara jaringan: DPR
Bangun A
Afiliasi: BEM-SI, API, kampus: MTI, HM
MM, Komisi VI, Pelaku industri
Deindus
strialisasi
APIN
NDO, HIPMI, dll HIMATEK, KMPN, HATI, (asosia Menkop,
asi),
KSEP, dll Menpe Mendag
erin,
Pembatalan/penanggguhan
Industri
perjanjian ACFTA
A RDP ke DPR dan Menko
e Bangun Roadmap: High cost
UM
MKM
Pe
erekonomian economy, deindustriialisasi
Neolibe
eralisme Petisi ta
anda tangan jika ()
Perekoonomian maka () terkait ACFTA
Himpun kajian ma
assa Pelihara jaringan: DPR
Bangun Afiliasi: BEM-SI,
n
kampus: PATRA, TEERRA, Komis VII, LSM,
si
REFOORMINER, IRESS
Diversifik Energi
kasi GEA, HATI, PSIK dll
K, Kement terian ESDM
RDP ke DPR dan Bangun Roadma ap:
Kem
menterian ESDM Liberalisasi, diversiifikasi
Energi - Pangan Revisi UU Migas
s
Follow up Komunitas Energi
s
Ke-MK Judicial Review
K: Nasional Mahasis
swa
Liberalis Energi
sasi Indonesia
Bangun partisipasi: aksi isu
kontemporer
k
Bangun afiliasi: BEM-SI, Himpun kajian ma
assa Pelihara jjaringan: LSM,
Aksesibilita Pendidikan
as
Kobar kampus BEM, Pemerintah
Re PP No. 66 Tahun 2
evisi 2010 atau
Pendidikan RDP ke DPR dan
Pengawalan RUU PT Bangun roadma ap:
Liberalisas Pendidikan
si Kemen
ntrian Pendidikan
aksesibilitas dan liberalisasi
Nasional
7.
NATION ENGINEERI
ING
Sekarang m kita tanya ke dalam hati kita masih rinduka kita dengan k
mari e a, ah kebesaran mahaasiswa? Ketika penguasa pongah dan
bebal meng ggunakan tangan besinya, seket itu mereka tu ke jalan un mengajak se
n tika urun ntuk ebanyak-banyak knya masyaraka untuk
at
kritis. Ketika undang-undan yang ada ma menindas r
a ng alah rakyat, maka meerekapun berkonsolidasi, berafiliasi, dan memb
bangun
sebuah kekuatan besar, berrgelombang-gelo ombang untuk m
menghantam hal tersebut.
siswa yang dahu juga ikut men
Kini, mahas ulu nentukan arah p bangsa, hanya sibuk dengan bangku kuliahnya, tugas-
perkembangan b
tugasnya, ponsel-ponselnya laptop-laptopn dan lainnya. Kedepannya, h ini tidak boleh lagi terjadi, ma
a, nya, hal ahasiswa harus segera
pada perannya sebagai kontrol s
kembali kep s sosial.
Sebagai penjelasan, selain dari subbidang tersebut, kita te akan meng
etap hadap semua isu yang berkemb
gambil sikap terh bang di
masyarakat Sebagai conto pornografi, ko
t. oh: orupsi, dan lainn Hanya saja, untuk isu eska
nya. alatif, kita nantiny akan berfokus pada
ya
empat bidan tersebut. Semoga langkah ini bermanfaat b usaha perb
ng bagi baikan bangsa d masyarakat ini. Salam cinta untuk
dan a
perdamaian dan perjuangan
n n.
8.
PLATFOR
RM ESKALA SI ISU INDU
USTRI KM IT
TB 2011 – 2 012
KONDISI
I PERINDUS
STRIAN IND ONESIA 19 67 – 2004
Situasi dunia ke depan dih
hadapkan pada berbagai tantanngan ekonomi, semakin terbata
asnya energi minyak bumi, kemmajuan
teknologi ya menjadikan daya saing mu produk tidak bisa bertahan lama, ditambah lagi dengan lib
ang utu beralisasi perdag
gangan
yang akan dihadapi, bahk isu lingkun
kan ngan turut menndorong gerakan masyarakat dunia untuk m mencegah penge elolaan
lingkungan y
yang merusak kualitas kehidupa masyarakat.
k an
Sejak tahun 1967 hingga 2004 struktur perekonomian Indonesia men
n ngalami peruba ahan yang signifikan. Perlahan n-lahan
kontribusi ssektor industri te
erhadap PDB s semakin mening gkat hingga dar 7.3% hingga 28.1%. 1 Sebalik
ri knya, sektor pertanian
menurun da pertambanga cenderung k
an an konstan. Indones mulai lepas landas dari negara agraris me
sia enjadi negara in
ndustri.
Industri-indu berkemban di Indonesia, baik yang investasi asing, ataupun investasi d
ustri ng dalam negeri. B
Beberapa industri yang
menjadi ung ggulan Indonesia saat itu adalah tekstil, garmen, alas kaki, rotan dan lainnya.
a h n,
Infrastruktur juga mengalami perkembang yang sanga signifikan dalam rentang wa
r gan at aktu tersebut. JJalan-jalan raya mulai
a
dikembangk kan, jalan tol dibangun, beberapa pelabuhan laut dikemba
d n angkan, jaringan listrik, gas, d air juga se
n dan emakin
dikembangk kan.
1 Departemen Perindustrian RI Laporan Pengem
n I. mbangan Sektor In
ndustri 2004 – 200 2009
09.
9.
KONDISI
I PERINDUS
STRIAN IND ONESIA 200
04 – 2009
Namun seja 2004 hingga 2009, kontribus sektor industr terhadap PDB semakin menu
ak si ri B unjukkan tren peenurunan. Departemen
Perindustria RI melaporka bahwa kontrib sektor indus terhadap PD menurun dari 28,1% menjadi 27,34%. Tidak hanya
an an busi stri DB k
itu, sektor in
ndustri semakin menunjukkan peertumbuhan min dari 6,38% di tahun 2004, m
nus, menjadi 4,60%; 4,59%; 4,67%; 3,66%;
dan 2,31% pada tahun 200 Melihat keny
09. yataan ini, banya pengamat ek
ak konomi mengind dikasikan terjadinya “deindustria
alisasi”.
Hal ini juga ditunjukkan dengan penurunan kapasitas terp
n pasang industri d 80% menjadi 60%, penurunan jumlah unit usaha
dari
industri skalla sedang dan besar, dan penur
runan signifikan dari indeks prod
duksi industri sed
dang dan besar.2.
Deindustriallisasi yang terja semakin diperparah dengan sejumlah perd
adi n dagangan bebas yang diikuti o Indonesia, seperti
s oleh
ASEAN – C China Free Trade Agreement (A ACFTA), Indones – Japan Eco
sia onomic Partners Agreement (IJ-EPA), dan la
ship ainnya.
Industri kita ibarat menghad lawan berat semacam Chin dan Jepang y
dapi t na yang perindustriannya sudah sa
angat mumpuni. United
Nations Ind dustrial Develop
pment Organizat tion (UNIDO) mmelaporkan bahwa China menduduki posisi p pertama dalam kinerja
industri di A Timur dan Tenggara, seda
Asia T angkan Indonesia pada urutan k
a ke-38. Tidak han itu, pertumb
nya buhan nilai eksp dan
por
impor Indon nesia dalam lima tahun terakhir t
a tercatat 11,50% berbanding 24,4
47%.
BEBERAP
PA CONTOH
H
Memang tidak semua ca abang
industri meng galami
deindustrialisasi. Namun, gejala
g
umum me enunjukkan bahwa
b
walaupun tidak semua, industri
yang mengalami
deindustrialisasi jauh lebih
banyak dibaandingkan yang tidak
mengalami deindustrialisasi.
Tabel berikut adalah laju
pertumbuha industri 200 –
an 04
2009. Data ini diambil dari
a
Badan Pusa Statistik RI. Kita dapat meliha mana bahwa h
at K at hanya industri b
barang kayu dan hasil hutan yan menunjukkan gejala
n ng n
pertumbuha yaitu terus menanjak dari -2,07% sampai 2,44%. Indu
an, ustri alat angku mesin, dan peralatan men
ut, ngalami
pertumbuha konstan, yaitu sekitar 9,7% da
an u alam beberapa t
tahun tersakhir.
Sisanya, ma ayoritas cabang industri menga
g anan, minuman, tembakau, tek
alami penurunan. Industri maka kstil, barang kulit, alas
kaki, kertas, barang cetaka pupuk, kimia barang dari ka
an, a, aret, semen, ba
arang galian non logam, logam dasar, besi, bajja, dan
n
lainnya.
2 Ibid
10.
KONDISI
I 2010 – 20 11
Sampai saa ini bangun ind
at dustri di Indones masih disoko Industri bes sekitar 70%, sisanya industr kecil dan menengah.
sia ong sar ri
Dari posisi t
tersebut, 45% merupakan indus berbasis sum daya alam (
m stri mber (resources base industries), 17 merupakan iindustri
ed 7%
padat tenag kerja (labour intensives indu
ga r ustries), sedangk sisanya ters
kan sebar antara ind
dustri padat mo dan industri padat
odal
teknologi. O karenanya, pengembangan industri perlu d
Oleh n diarahkan demi t
tercapainya kese
eimbangan pera antara industr kecil-
an ri
menengah dan industri be esar. Demikian pula industri ya berbasis pa
ang adat modal dan teknologi haru lebih didoron dan
n us ng
difokuskan uuntuk menyeimbbangkan dengan industri yang berbasis Tenaga Kerja dan Sumb Daya Alam.
n ber
Ditinjau darii persebaran wila
ayah, sebanyak 73,5% industri besar masih terk
konsentrasi di P
Pulau Jawa, sisanya di luar Pulau Jawa
u
dan Bali. Lookasi industri un Pulau Jawa, terbanyak be
ntuk erada di Jawa BBarat sekitar 27,52% sebesar 1 19,6% berada d Jawa
di
Timur sedan ngkan di luar Pu Jawa, terko
ulau onsentrasi di Sumatera, kurang lebih 18,37%. P Persebaran Indu di Kawasan Timur
ustri n
Indonesia ssebesar 2,74% berlokasi di Pula Sulawesi, Ma
b au aluku dan Papua. Perkembanga ekspor nasio selama tiga tahun
an onal a
terakhir seb
belum krisis 2009 menunjukkan peningkatan yang menggembir
9 rakan. Total realisasi ekspor pad tahun 2007 t
da tercatat
sebesa US$ 114.10
ar 00,89 juta men ningkat
13,20% dari tahun 2
% 2006 dan pada tahun
Summbangan Industtri 2008 pertumbuhan ekspor men ningkat
sebesa 20,09% deng nilai sebesa US$
ar gan ar
Indonesi
ia (PDB) 137.0220,42 juta.
Perkem
mbangan Impor nasional selam tiga
ma
tahun terakhir juga m
mengalami penin
ngkatan
Ba
asis SDA yang tinggi. Total immpor Indonesia pada
a
38% 45% tahun 2
2007 sebesar US$ 74.473,43 juta atau
Pa
adat Tenaga Ke
erja meninggkat 21,96% d dari tahun 200 dan
06
pada tahun 2008 pertumbuhan impor
17%
%
meninggkat sebesar 7 73,48% dengan nilai
Pa
adat Modal dan
n
sebesa US$ 129.197,31 juta. Kond ini
ar disi
Te
eknologi
menunnjukkan terjadi peningkatan impor
sebesa 3,32 kali.
ar
Pemicuunya adalah pe
eningkatan impo pada
or
kelompok TTPT, Kulit dan alas kaki, Biji Tem
mbaga dan pera alatannya serta PPermata dan Peerhiasan. Permas
salahan yang diihadapi
dalam meng gembangkan ind dustri lebih lanju ke depan ant
ut tara lain: lemahn prasarana d sarana, keterbatasan berpr
nya dan roduksi
barang seteengah jadi dan komponen di d dalam negeri; keeterbatasan industri berteknolo tinggi; kesen
ogi njangan pemban ngunan
daerah; kete
erbatasan penguasaan pasar d domestik; ketergantungan ekspo pada beberap komoditi dan negara tujuan; belum
or pa n
kuatnya per Industri kecil dan menengah.
ran
KONDISI
I PASCA PEM
MBERLAKU AN ASEAN‐
‐CHINA FRE
EE TRADE A REA (ACFTA
A)
ACFTA, me eskipun baru dib
berlakukan pada tahun 2010, na
a amun penandatanganan perjanjian sudah dilak
kukan sejak Nov
vember
2004. Selam rentang tahun disepakatinya perjanjian dan p
ma pemberlakuan, P
Pemerintah Indo
onesia mengakui bahwa meman tidak
ng
11.
mempersiap pkan strategi khusus dan terenc
cana untuk menghadapi era ini. Hal ini diakui oleh Menteri Periindustrian MS HHidayat.
Meskipun P Pemerintah Indonesia telah men ngusulkan untuk melakukan ren
k negosiasi untuk 228 pos tarif pr roduk yang berp potensi
injuries agar pengenaan be ebas bea masuk dapat ditunda p
pelaksanaanya, namun sayangn hal itu tidak b
nya berjalan dan Ind
donesia
terpaksa ha terus berjala dengan mekanisme ACFTA. Ini berarti, seja awal Indonesia tidak siap, da ACFTA dinila cacat
arus an . ak an ai
bagi Indoneesia.
Hasil evalua dua tahun pemberlakuan A
asi p ACFTA Kemente erian Perindustriian menyatakan bahwa enam p
n produk injuries karena
ACFTA, yaitu industri tekstil dan produk tek
kstil/TPT, makan dan minuma elektronik, alas kaki, kosmet serta industr jamu.
nan an, tik, ri
Nyatanya keekhawatiran ma ayoritas publik In
ndonesia benar dalam menilai ddampak ACFTA. Sejak 1 Januari 2010, ketika A
. ACFTA
diberlakukan hingga saat ini, produksi industri nasional mmenurun sampai 50 persen kar rena kalahnya p
persaingan, khus susnya
pada produk usaha kecil da menengah, di pasar dalam ne
k an egeri.
Akibatnya aadalah sektor inddustri terpaksa m
memangkas jum tenaga kerja hingga 20 per
mlah a rsen. Padahal, p
pertambahan an ngkatan
kerja baru m
mencapai dua ju per tahun. Itu berarti jumlah pengangguran terus meningka dari 8.9 juta p
uta at pada 2009 menjadi 9.2
juta orang p
pada tahun ini (2
2011). Begitupula dalam hal nera perdagangan Indonesia teru menurun. Seb
a aca us bagai contoh, jik pada
ka
2006 Indone masih meniikmati surplus USD39,7 miliar da perdagangan tahun ini Indon
esia ari n, nesia hanya men ndapatkan keuntungan
sebesar US SD22,1 miliar. Tergerusnya su urplus perdagangan itu, diseb
babkan oleh kia timpangnya neraca ekspor
an r-impor
Indonesia dan China. Pada 2000-2007 nera perdagangan Indonesia-China masih seimb
aca bang, tapi lambatt-laun Indonesia malah
a
mengalami defisit.3
Pada 2010 saja, defisit pe
erdagangan Indo
onesia dengan China sudah m mencapai USD 7 miliar. Data itu menunjukkan begitu
u
derasnya ar barang dan jasa dari China yang masuk ke Indonesia, mula dari remeh-tem seperti pen hingga barang yang
rus j ai meh niti
sesungguhn sudah banya di negeri ini (E
nya ak Editorial MI, Jum 29 April 2011
mat 1).
Kementerian Perindustrian telah mengevalluasi tujuh jenis produk industri yakni besi dan baja, tekstil dan produk tekstil (TPT),
n
kosmetika, mainan anak, alas kaki, lampu, dan loudspeaker. Dirjen Basis Industri Manufa aktur (BIM) Kem menterian Perind
dustrian
(Kemenperin) Panggah Susanto mengatak kan, dari tujuh produk tersebut terdapat lima jenis produk ut
t, tama yang men ngalami
lonjakan imp yang signifik Kelima prod itu adalah be dan baja, TPT mainan anak, kosmetika, dan alas kaki.
por kan. duk esi T, , n
Berdasar da Badan Pusa Statistik (BPS) selama Febru 2011 perdag
ata at ), uari gangan Indonesia dengan China juga mencatat defisit
a t
US$ 324,5 juta. Defisit ner
raca perdaganga nonmigas de
an engan China pa periode Januari-Oktober 20 mencapai US$ 5,3
ada 010
miliar. Angk itu mengalam peningkatan s
ka mi sebesar US$ 1,4 miliar dibandin
4 ngkan periode ya sama tahun 2009 senilai U 3,9
ang n US$
miliar.
CAPAIAN
N YANG DIH
HARAPKAN
Capaian ya diharapkan dalam eskalas isu industri ini pada dasar
ang si rnya adalah kes
siapan perindus
strian nasional dalam
menghadap liberalisasi pe
pi erdagangan. Buk anti pada liiberalisasi perda
kan agangan, namun lebih kepada kesiapan kita ssemua.
Oleh karena itu, capaian konkrit yang dihara
a apkan adalah pe
enangguhan sem
mentara ACFTA.
3 Badan Pusa Statistik. http://w
at www.bps.go.id
12.
ESKALASI ISU I NDUSTRI
E
Mei Juni Juli Agustus September
S Oktob
ber November Desember J
Januari Februari Maret
Eskalasi
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Industri
Persiapan Kajian
Pengangkatan
Opini
Audiensi ke
Depdag dan
Menko
Keterangan:
K
• Persiapan dan kajian isu strate industri-ekonomi akan dimulai sejak bulan Juli 2011, da akan distop dahulu untuk diisi isu ene sekitar bulan Ag
egis k an ergi gustus-Oktober
2011. Kajia akan dilanjutkan la pada November-D
an agi Desember 2011.
• Pengangka opini, berupa ak penyikapan ke ma
atan ksi asyarakat (metode tiidak hanya demonstr
rasi) akan dilakukan sekitar bulan Janua 2012 (Momentum Kenaikan TDL
ari
2012 dan Evaluasi 2 Tahun ACFTA). Pengangkatan opini selanjutnya ad pada pekan ketiga Februari 2012 (Mom
E n da a mentum Hari Pekerja Nasional).
a
• Akan ada audiensi dan tuntutan terkait penangguhan ACFTA kepada D
a Departemen Perdaga angan dan Kementerian Koordinator Bida Perekonomian. Rencana akan
ang
kita lakukan pekan pertama dan kedua Februari 201
n n 12.
• Pekan keem Agustus dan pe
mpat ekan pertama Septem 2011 adalah libur Idul Fitri.
mber
• Pekan kedu dan ketiga Maret 2012 akan diisi den
ua ngan SIMPOSIUM GERAKAN POLITIK M MAHASISWA 2011 – 2012. Di sana kita akan mengevaluasi gerakan politik
selama sa tahun ke belak
atu kang dan merencan nakan format gerak kan politik satu tah
hun ke depan bers sama dengan mah hasiswa BEM Selur
ruh Indonesia.
13.
PLATFOR
RM ESKALA SI ISU ENER
RGI KM ITB 2011 – 201 2
PARADIG
GMA AWAL
L PENGELOL
LAAN ENER GI INDONE SIA
Berbicara m
mengenai penge elolaan energi di Indonesia, kita tidak bisa men
a nempatkan ener hanya pada bidang perekon
rgi nomian.
Karena jika hanya itu saja yang dipertimb
a bangkan, pastinya Pasal 33 UU 1945 akan dihapuskan. Te
UD erlebih lagi, para
adigma
perekonomian kita adalah paradigma pasar bebas yang libe
p r eral.
Namun, Pas 33 UUD 194 yang hingga s
sal 45 sekarang menjad jiwa pengelola energi Indon
di aan nesia masih teta kokoh tertulis dalam
ap s
UUD 1945. Bahkan, banyak pihak sangat mengelu-elukan pasal ini karen memang men
n na njadi pembeda aantara sistem ekkonomi
Indonesia ddengan sistem ekonomi libera Perbedaann adalah bah
al. nya hwa pengelolaa energi di In
an ndonesia tidak hanya
mempertimb bangkan aspek ekonomis, namun juga aspek k
kedaulatan nega yang diejaw
ara, wantahkan dalam perspektif keta
m ahanan
nasional. Se lagi, itulah bedanya.
ekali b
Perspektif k
ketahanan nasio dalam energ bermakna bahwa energi haru tersedia seca berkesinamb
onal gi us ara bungan serta dib
barengi
dengan kem mampuan daya beli masyaraka
at. 4 Bahasa bisnisnya adalah ko
olaborasi antara energi yang m
a mencukupi dan murah.
Pasal 33 UU 1945 menegaskan bahwa ne
UD egara berkewajib mewujudkan hal tersebut.
ban n
Lebih teknisny Pasal 33 UUD 1945 m
ya, mengisyaratkan bahwa
memang aspe pengawasan dan pemegang kuasa miner dan
ek ral
pertambangan ada pada negara, dalam hal ini pemerintah. Itulah
.
makna kedaula energi, yang berkaitan dengan energi jika d
atan ditinjau
Kem
mampuan dari aspek keta
ahanan nasionall. Satu lagi, dari aspek ekonomi, Pasal
Terseddia daya beli
d
maasyarakat 33 UUD 1945 juga mensyaratkan bahwa pelaksanaan usaha
a
berkesinam harusnya dilakuukan oleh perus sahaan negara. SSederhananya, negara
bungaan
sebagai pemilik mineral right, p
k pemerintah pemegang hak atas mining
right, dan peru
usahaan negara sebagai pemeg gang pelaksana usaha
pertambangan (economic right t).
Ketahan
an Hal inilah yaang menjadi paradigma awall pengelolaan energi
Energi
E Indonesia. Tenntunya, yang k maksud pa
kita aradigma awal adalah
bahwa sebelu dilakukan amandemen, inilah yang m
um menjadi
semangat filoso pengelolaan energi Indones
ofis n sia.
KONDISI F AKTUAL PE NGELOLAA N MIGAS
Kenyataann paradigma pengelolaan mig nasional ma terlalu berfo
nya, gas asih gutamaan ekspo dalam dalam bentuk
okus pada peng or
bahan menntah untuk men
ncapai target pe
enerimaan nega (material). Indonesia masih memandang bahwa migas adalah
ara
4 Sutadi Pudjo Utomo. Format dan Wujud Keber
rpihakan Negara D
Dalam Pengelolaa Migas di Berbag Negara. 2010
an gai
14.
komoditas y yang membawa keuntungan dan pendapatan ya besar bagi k
n ang keuangan negara Padahal, hakiikat dari sumber energi
a. r
adalah jelas s-jelas untuk me
enjadi ‘bahan bakar’ bagi perekoonomian nasiona dan juga ‘senjjata’ kedaulatan negara. Perind
al n dustrian
dan jasa, traansportasi, atau bahkan sektor ppenganpun butu energi. Sehing seharusnya keuntungan multiplier dari keta
uh gga, a ahanan
energi jauh lebih besar dar ripada hanya peenjualan saja. Haasilnya, keterga
antungan penerim
maan negara da sektor migas masih
ari s
tinggi, yaitu rata-rata hampir 30% dari total penerimaan neg dalam 5 tah terakhir.
gara hun
Akhirnya, kkebijakan ekspo komoditas m
or migas yang sela ama ini cukup berperan di daalam penerimaa negara sela
an ama ini
menyebabk kontribusi miigas baik sebaga bahan baku m
kan ai maupun sumber energi, didalam peningkatan niilai tambah bagi sektor
r m
industri dan kegiatan ekono di dalam negeri tidak optima Kebijakan DM Migas yang mewajibkan kontraktor migas (
omi al. MO (KKKS)
menyerahka 25% dari has produksi min
an sil nyak bumi dan/a gas bumi b
atau bagian kontrakto belum dapat menjamin peme
or enuhan
kebutuhan m migas di dalam negeri.
n
cadangan sumb daya migas sebagai bagian dari strategi m
Tidak hanya itu, Indonesia belum memilikii kebijakan penc
a ber menjaga
keamanan s supply energi di masa yang aka datang dalam bentuk keputu
an m usan politik nega misalnya melalui kebijakan energi
ara,
nasional dite
etapkan Pemerin bersama D RI yang bers mengikat da diimplementa
ntah DPR sifat an asikan secara ko
onsisten.
Penguatan perusahaan negara di dalam p pengelolaan mig nasional se
gas ebagai bagian d strategi optimalisasi peman
dari nfaatan
sumber day migas bagi kepentingan na
ya asional dan penningkatan ketah
hanan nasional belum dilaksan
nakan secara ooptimal.
Berdasarkan data tahun 2009, Share produ minyak bum PT Pertamina hanya sebesar 13,5% dari total produksi nasion dan
uksi mi nal
share produ gas bumi PT Pertamina han sebesar 15% dari total produ gas bumi na
uksi T nya % uksi asional;
TANTAN
NGAN YANG
G DIHADAPI
baran tentang makna filosofis d kodisi real Migas Indonesia kini kita bera pada hal-ha yang terus menerus
Dari penjab m dan a, alih al
membuat kita gelisah dan menjadi hal yang perlu kita prioritaskan untuk d
m g diselesaikan, aga cita-cita kita a
ar akan ketahanan energi
nasional dapat terpenuhi. Kita menghadapi banyak tantangan yang harus d
K dijawab, berikut beberapa tantan ngan tersebut.
• Hingga tahun 200 share minya bumi di dalam penyediaan e
09, ak m energi nasional masih relatif tin mencapai hampir
nggi
50 dalam energ (primer) mix nasional;
0% gy
• Keetergantungan yang tinggi terha
y adap minyak bum belum diimba oleh peningkatan cadangan terbukti dan pro
mi angi n oduksi,
dimana dalam 1 dekade terakhir c
d cadangan terbuk mengalami penurunan dari 5 miliar tahun 2
kti 5,1 2000 menjadi 4,4 miliar
4
ahun 2009 atau rata-rata 1,4% per tahun, sedangkan tingkat pro
ta r oduksi pada perio yang sama mengalami penurunan
ode
da 1,4 juta barel per hari menjad 0,95 juta barell per hari atau m
ari di menurun rata-rata 3,5 persen per tahun;
a r
• Se tahun 2004 Indonesia sud menjadi ne oil importer ak
ejak 4, dah et kibat kemampua produksi dalam negeri tidak dapat
an k
mengimbangi per rtumbuhan konsu
umsi. Pada tahu 2009 konsum minyak bumi mencapai 1,34 jjuta barel per ha atau
un msi ari
lebih tinggi diband
dingkan kemamppuan produksi se
ebesar 0,95 juta barel per hari;
a
• Pa periode 200
ada 04-2008, impor BBM mengalam peningkatan d 339 ribu bar per hari men
mi dari rel njadi 424 ribu ba per
arel
ha atau rata-rata 6,3% per tahun Nilai impor BB pada periode tersebut menc
ari a n. BM e capai US$ 48,73 miliar yang terd dari
3 diri
biaya impor prem
mium sebesar US 16.0 miliar, b
S$ biaya impor solar sebesar US$ 2
29,59 miliar dan biaya impor keerosene
ebesar US$ 3,14 miliar;
se 4
• Daalam 1 dekade terakhir penam
mbahan cadanga terbukti gas bumi nasional t
an tidak terlalu siginifikan, dari 94, TCF
,6
ta
ahun 2000 menccapai 112, 3 TCF tahun 2009, a hanya tumb rata-rata 2,1 per tahun. Demikian pula d
atau buh 1% dengan
15. ngkat produksi meningkat dari 6 miliar kaki ku per hari (SC
tin m 6,3 ubik CFD) menjadi 7 miliar SCFD ata hanya tumbu rata-
au uh
ra 1,2% per tahu pada periode yang sama
ata un e
• Indonesia merupaakan produsen g bumi terbes kesepuluh di dunia dan terbe kedua di A Pasifik pada tahun
gas sar esar Asia a
009, namun demikian pemanfa
20 aatannya di dala negeri belum optimal. Sek
am kitar 50% dari t
total produksi te
ersebut
dialokasikan untuk ekspor, baik d
dalam bentuk LN maupun gas bumi. Share gas bumi di dalam energy (prime mix
NG s er)
asional hanya se
na ebesar 19% dari total konsumsi energi yang mencapai 1,1 miliar BOE;
r
• Beerdasarkan Nera Gas Nasion pada tahun iini diproyeksikan terdapat defisit gas mencapai sekitar 1 miliar SCFD,
aca nal, n
te
erutama di Jawa (0,44 miliar SCF dan Sumater (0,34 miliar S
FD ra SCFD) yang diak
kibatkan oleh kek
kurangan pasok dan
kan
ke
eterbatasan infra
astruktur.
CAPAIAN
N YANG DIH
HARAPKAN
Tentunya, d pemaparan di atas, kita memimpikan akan ketahanan en
dari n nergi Indonesia, dimana energi bukan hanya teersedia
secara berk
kesinambungan dalam jumlah yang mencukupi, akan tetapi juga mudah te erjangkau oleh masyarakat, terutama
harganya. S
Sehingga harga bahan-bahan ya lainpun aka stabil. Kita be
ang an erpikir bahwa ke
etahanan energi dapat dicapai d
dengan
dua hal:
1. Diversifikasi energ yaitu bagaimana agar semua karunia yang d
gi, a diberikan Tuhan kepada bangsa kita, bumi kita, dapat
n a
kit maksimalkan untuk kemakmu rakyat.
ta uran
2. Naasionalisasi ase energi, yaitu te
et entang bagaiman titah Tuhan y
na tipkan sumber da yang ada di dalam
yang telah menit aya
bu untuk kita, hanya untuk kita bukan untuk m
umi h a, manusia yang serakah, sehingg menggunakan energi dalam jumlah
ga
ya sangat boros.
ang
Untuk kepe engurusan tahun ini, kita akan berfokus pada poin kedua. Se
n ehingga, hal yang menjadi aka masalah yang perlu
ar g
diselesaikan adalah legitimasi liberalisme d
n dalam sektor en
nergi. Hal ini terrtuang secara ga
amblang pada U No. 22 tahun 2001
UU n
(UU Migas). Untuk itulah, go besar yang h
oal hendak dicapai a
adalah dilanjutkaannya pembahasan UU Migas y yang sedang terh
henti di
DPR. Padahal, kita sama-s sama mengetah bahwa pada tahun 2010 U Migas sudah masuk ke dalam Program Le
hui a UU h egislasi
Nasional. Teembakan kita terutama terkait pa tentang libe
asal eralisasi sektor h
hulu.
16.
ESKALASI ISU E
E ENERGI
Mei Juni Juli Agustus September Okto
ober November Desember Januari Februari Maret
Eskalasi
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Energi
Persiapan Kajian
Pengangkatan
Opini
Rakernas BEM SI
Audiensi
PROLEGNAS UU
Migas
Draft revisi UU
Migas dari
Mahasiswa
Keterangan:
K
• Persiapan dan kajian energi ak mulai intens diadakan di kampus pa Agustus hingga Oktober. Kejaran ya ingin dicapai dallam kajian tersebut a
kan ada ang adalah adanya
usulan pasa yang direvisi dalam UU Migas dan pas penggantinya.
al m sal
• Pengangkaatan opini terkait libe
eralisasi di sektor en
nergi, berupa aksi ppenyikapan ke masy yarakat (metode tidak hanya demonstras akan dilakukan p
si) pada Mei 2011
(Momentum Kebangkitan Nasio
m onal), September 201 (Hari ESDM), pek ketiga Oktober 20 (7 Tahun SBY da 2 Tahun SBY-Boe
11 kan 011 an ediono), pekan keem November
mpat
hingga pek kedua Desember (Hari Nusantara), da Januari 2012 (Ken
kan r an naikan TDL 2012).
• Rapat Kerja Nasional Badan E Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indo onesia akan dilaksan nakan di Bandung pa Juli 2011. Sebagai koordinator isu e
ada energi, KM ITB
akan meleggitimasi gerakan energi dalam skala nasio onal. Sehingga isu ennergi tetap menjadi c
concern bersama mahasiswa Indonesia.
• Pada bulan November, kita aka melakukan audiensi ke DPR terkait den
n an ngan usaha membah kembali UU Miga dalam Program Le
has as egislasi Nasional (Pro
olegnas).
• Pada Febru 2012, kita bersa dengan BEM S
uari ama Seluruh Indonesia ak kembali datang k DPR untuk mena
kan ke anyakan perihal perk
kembangan pembaha asan revisi UU
Migas dan memberikan draft rev UU Migas dari m
visi mahasiswa.
• Pekan keem Agustus dan pe
mpat ekan pertama Septem 2011 adalah libur Idul Fitri.
mber
• Pekan kedu dan ketiga Maret 2012 akan diisi den
ua ngan SIMPOSIUM GERAKAN POLITIK M MAHASISWA 2011 – 2012. Di sana kita akan mengevaluasi gerakan politik
selama sa tahun ke belak
atu kang dan merencan nakan format gerak kan politik satu tah hun ke depan bers sama dengan mah hasiswa BEM Selur ruh Indonesia.