Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI SMA PGRI 3 Jakarta tentang materi Syaja'ah melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Model ini diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan meningkatkan prestasi belajar yang sebelumnya mengalami penurunan. Tujuan khusus penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dan mencari model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
So far, the movement of character building in educational institutions is not yet effective. It can be seen that students schools do not behave well as represented by the occurrence of juvenile delinquency in various forms which even against the law. There must be a collaboration between school and parent as to support the implementation of character education. Family is the basis for developing students’ good character.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
So far, the movement of character building in educational institutions is not yet effective. It can be seen that students schools do not behave well as represented by the occurrence of juvenile delinquency in various forms which even against the law. There must be a collaboration between school and parent as to support the implementation of character education. Family is the basis for developing students’ good character.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
PTK SMA PGRI 3.pdf
1. 1
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Peningkatan Pemahaman mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Tentang Syaja’ah Melalui Metode Problem Based Learning Pada Siswa
Kelas XI SMA PGRI 3 Jakarta
Disusun oleh
Tarjono
Guru Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti
SMA PGRI 3 Jakarta
2. 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................3
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 3
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4
C. Pembatasan masalah ......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
E. Tujuan penelitian ............................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI ...........................................................................7
A. Deskripsi Teori ................................................................................................... 7
1. Teori Belajar ....................................................................................................... 8
2. Teori Hasil Belajar ............................................................................................. 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................13
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 13
B. Persiapan Penelitian ........................................................................................ 13
C. Subjek Penelitian ............................................................................................. 13
D. Sumber Data ..................................................................................................... 13
E. Teknik dan Pengumpulan Data ...................................................................... 13
F. Analisis Data ..................................................................................................... 13
G. Instrument Penelitian ...................................................................................... 14
H. Prosedur / Langkah-langkah Penelitian ........................................................ 14
I. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ...........................................................................14
J. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ..........................................................................22
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 31
3. 3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan proposal
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Pemahaman mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam tentang syaja’ah melalui metode Problem Based Learning Pada
Siswa Kelas XI SMA PGRI 3 Jakarta.
Proposal penelitian tindakan kelas ini kami susun untuk memenuhi salahsatu tugas
Lokakarya penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus dan
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini
selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
Penulis, 11 September 2019
Tarjono, S.Pd.I
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama merupakan bagian terpadu yang dimuat dalam kurikulum pendidikan maupun
melekat pada setiap mata pelajaran sebagai bagian dari pendidikan nilai. Oleh karena itu nilai-nilai
agama akan selalu memberikan corak pada pendidikan nasional.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasar, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Pada jenjang pendidikan menengah, pendidikan agama merupakan pendidikan wajib. Jadi
pendidikan agama dalam sistem pendidkan nasional keberadaannya sangat penting. Persoalan atau
tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama sebagai suatu mata pelajaran di sekolah
saat ini adalah bagaimana agar pendidikan agama tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama,
tetapi dapat mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas
keberagamaan yang kuat. Dengan demikian, materi pendidikan agama tidak hanya menjadi
pengetahuan, tetapi dapat membentuk sikap dan kepribadian peserta didik sehingga menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa dalam arti sesungguhnya, apalagi pada saat-saat seperti sekarang yang
tampaknya muncul gejala terjadinya pergeseran nilai-nilai yang ada sebagai akibat majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebuah mata pelajaran yang kedudukannya setara dengan
mata pelajaran lain, maka Pendidikan Agama Islam memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik
tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran
pokok yang terdapat dalam agama Islam, sehingga Pendidikan Agama Islam merupakan
bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam
b. Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok pokok yang menjadi komponen
penting sehingga tidak mungkin dapat dipisahkan dari mata pelajaran lain karena Pendidikan
Agama Islam bertujuan untuk mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.
c. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang
berbudi pekerti luhur , berakhlak mulia dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang pola
kehidupan orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
d. Prinsip dasar dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam tertuang dalam tiga aspek kerangka
dasar ajaran Islam yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Aqidah berisikan penjabaran dari konsep
iman, sementara syariah berisikan penjabaran dari konsep ibadah dan muamalah dan akhlak
berisikan penjabaran dari konsip ihsan atau sifat-sifat terpuji.
e. Tujuan akhir dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang
berakhlak musia. Dengan demikian, pendidikan akhlak adalah jiwa Pendidikan Agama Islam.
f. Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh peserta
didik yang beragama Islam.
5. 5
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga
berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Perbedaan ini
mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Proses pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak.
Pembelajaran semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta ketidak bermaknaan
pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah
terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa. Keberhasilan
tersebut tidak terlepas dari peran guru yang memberikan pelayanan terbaik bagi siswa serta mampu
mengemas metode pembelajaran yang dapat diterima sepenuhnya oleh siswa di sekolah. Keberhasilan
pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah perilaku dan pola pikir
semuanya (Surawan : 2020).
Untuk mengatasi kesulitan proses pembelajaran dalam materi Syaja’ah, maka usaha yang akan
ditempuh dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan penggunaan model
pembelajaran sehingga diharapkan akan terjadi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM), khususnya pada materi pelajaran Syaja’ah ( Hikmah dan manfaat sifat syaja’ah ).
Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran yang
membuat siswa tidak jenuh dalam belajar. Salah satunya model Problem Based Learning (PBL) yang
dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir sehingga siswa tidak hanya mengandalkan teori
semata, namun juga menemukan pemecahan masalah secara mandiri dan menemukan kebermaknaan
dalam belajar. Model Problem Based Learning ini bercirikan penggunaan masalah dalam kehidupan
nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa dan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan
berpikir secara kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan. PBL berfokus pada
penyajian suatu permasalahan baik nyata maupun simulasi kepada siswa, kemudian siswa diminta
mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian, teori, konsep, maupun prinsip yang dipelajari.
“Model pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan para proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran ini tidak
mengharapkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi
siswa dituntut aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan yang terakhir
menyimpulkan. Kata kunci dari pembelajaran ini adalah tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
Pelaksanaan PBL sepenuhnya tergantung pada keaktifan, sikap dan keterampilan siswa selama
KBM. Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, sedangkan pembelajaran
didominasi oleh aktivitas siswa dalam membangun pengetahuan melalui proses ilmiah seperti
mengamati, menanya, menerapkan, mengolah data, melakukan percobaan, melaporkan hasil, dan
merumuskan kesimpulan dengan proses yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga produk
pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih kuat.
B. I d e n t i f i k a s i M a s a l a h
Berdasarkan latar belakang di atas, serta harapan penulis dengan mengunakan
model Problem Based Learning dalam proses KBM diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dari sebelumnya, maka penulismengidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
6. 6
• Kurangnya motivasi para peserta didik untuk belajar atau berpartisipasi di dalam belajar.
• Di dalam melakukan pembelajaran metode yang digunakan terlalu monoton dalam proses
pembelajaran di sekolah.
• Prestasi siswa yang semakin rendah dan mengalami kemerosotan nilai
Untuk mengatasi kesulitan proses pembelajaran dalam materi Syaja’ah di atas, maka usaha yang
akan ditempuh dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan penggunaan
model pembelajaran sehingga diharapkan akan terjadi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM), khususnya pada materi pelajaran Syaja’ah( Hikmah dan manfaat sifat
syaja’ah ).
Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran yang
membuat siswa tidak jenuh dalam belajar. Salah satunya model Problem Based Learning (PBL) yang
dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir sehingga siswa tidak hanya mengndalkan teori
semata, namun juga menemukan pemecahan masalah secara mandiri dan menemukan kebermaknaan
dalam belajar.
Model Problem Based Learning ini bercirikan penggunaan masalah dalam kehidupan nyata sebagai
suatu yang harus dipelajari siswa dan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir secara
kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan. PBL berfokus pada penyajian suatu
permasalahan baik nyata maupun simulasi kepada siswa, kemudian siswa diminta mencari
pemecahannya melalui serangkaian penelitian, teori, konsep, maupun prinsip yang dipelajari. “Model
pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan para proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran ini tidak
mengharapkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi
siswa dituntut aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan yang terakhir
menyimpulkan. Kata kunci dari pembelajaran ini adalah tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
Pelaksanaan PBL sepenuhnya tergantung pada keaktifan, sikap dan keterampilan siswa selama
KBM. Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, sedangkan pembelajaran
didominasi oleh aktivitas siswa dalam membangun pengetahuan melalui proses ilmiah seperti
mengamati, menanya, menerapkan, mengolah data, melakukan percobaan, melaporkan hasil, dan
merumuskan kesimpulan dengan proses yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga produk
pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih kuat.
C. Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar peserta didik pada pelajaran pendidikan agama
Islam materi Syaja’ah dengan model pembelajaran Problem Based Learning
2. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka tujuan ini
adalah:
1) Meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam pada materi Syaja’ah (berani membela
kebenaran) dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada peserta
didik kelas XI IPS 2 SMA PGRI 3 Jakarta.
7. 7
2) Mencari alternatif model pembelajaran yang lebih baik dan sesuai dengan karekteristik siswa
dan karakteristik materi.
3) Meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
pendidikan agama Islam.
E. Manfaat penelitian tindakan kelas ini diharapkan antara lain:
1. Bagi peserta didik:
a. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar
b. Terselenggaranya proses pembelajaran yang menarik dan Menyenangkan
c. Meningkatkan kerja sama dan semangat komonikasi ilmiah dalam belajar
d. Meningkatkan hasil belajar dan pemahaman bagi peserta didik.
2. Bagi guru:
a. Untuk memperbaiki pembelajaran dan menciptakan kondisi belajar yang menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik
b. Meningkatkan motivasi guru PAI untuk selalu berupaya menemukan dan menggali pendekatan
yang efektif, efisien, menyenangkan dan bermakna
c. Meningkatkan kretivitas guru PAI untuk memcapai pembelajaran yang berkualitas.
3. Bagi kepala sekolah:
Sebagai hasil evaluasi kemampuan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran kepada
peningkatan mutu hasil belajar.
4. Bagi masyarakat dan orang tua murid:
a. Upaya menaruh kepercayaan yang lebih terhadap sekolah
b. Meningkatkan kajian keilmuan dan model pembelajaran
c. Meningkatkan kerjasama antar sekolah, masyarakat dan orang tua
8. 8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritik
Dalam penelitian ini ada beberapa deskripsi teoritis yang berhubungan dengan permasalahan yang
sudah ditentukan.
Deskripsi teori ini terdiri dari:
1) Teori Belajar
2) Teori Hasil Belajar
3) Teori Pembelajaran
4) Teori Model Pembelajaran Problem Based Learning
5) Teori materi Syaja’ah (berani dalam membela kebenaran)
1. Teori Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
kemampuan diri. Dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu
melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Arifin (2010:10) menyatakan bahwa "belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena
interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman".
Belajar menurut Benny A. Pribadi (2009 :6) , adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
agar memiliki kompetensi berupa ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga
dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu
proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan/ kompetensi personal.
Belajar menurut Gagne Berlinger adalah sebagai proses dimana suatu organism berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar adalah suatu proses pada semua orang yang
berlangsung seumur hidup.
Gagne mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang
dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan/direncanakan.
Menurut Bloom dalam Benny ( 2009: 6), belajar mempunyai tiga domain / kawasan belajar , yaitu :
kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang.
Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu:
a. Proses Belajar
Proses belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seorang
dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri
tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Guru tidak
dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan peserta didik.
b.Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga domain yaitu: Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu berkaitan dengn
kemampuan intelektual manusia, domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau
emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai nilai-nilai membentuk sikap seseorang. Domain
9. 9
psikomotorik berkaitan dengan perilaku dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik (gerak
fisik).
c. Pengalaman
Belajar pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
berbuat melalui berbagai pengalaman.
2. Teori Hasil Belajar
Proses Pembelajaran mengandung dua unsur penting yaitu proses dan hasil belajar. Proses
adalah kegiatan yang dilaksanakan peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan
hasil belajar adalah berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima
pengalaman belajar. Hasil belajar yang di maksud disini adalah hasil belajar Biologi. Hasil Belajar
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.Dimana tingkat keberhasilan peserta didik ditandai selalu
dengan skor, angka, kata atau huruf.
Sudjana (2010: 28 ) mengatakan bahwa hasil belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik
setelah menerima pengalaman belajarnya.
Perubahan tingkah laku dikatakan sebagai hasil belajar, apabila:
a. Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan menekankan pentingnya tujuan mengajar. Ketegasan
dalam menetapkan tujuan akan memberikan arah yang jelas pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan pertanyaan mengenai kemampuan
atau tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti pelajaran.
Tingkat pencapaian tujuan menunjukkan kualitas pembelajaran.
b. Hasil belajar merupakan proses kegiatan belajar yang disadari. Peserta didik yang terkreativitas
akan menunjukkan belajar dengan penuh kesadaran, kesungguhan, tidak ada paksaan untuk
memperoleh tingkat penguasaan pengetahuan. Disamping itu motivasi sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan dan konsentrasi peserta didik pada pelajaran
c. Hasil belajar sebagai proses latihan.
Latihan-latihan adalah suatu pengulangan atau tindakan sebagai respon terhadap rangsangan
dari luar, dalam rangka memperoleh kemampuan baru untuk bertindak. Latihan merupakan
proses belajar yang disadari oleh pelakunya.
Menurut Ngalim Purwanto (2006.33) hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami
proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur.
Hasil adalah suatu perubahan diri bukan hanya pada perubahan pengetahuan , tapi juga
perubahan kecakapan, sikap, pengertian dan penghargaan diri pada individu tersebut.
3. Teori Pembelajaran
Pembelajaran menurut Winkel. Gagne dan Miarso yang dikutip Siregar, Eveline (2010:12)
adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
10. 10
intern yang berlangsung dialami peserta didik. Pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara
seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.
Menurut Miarso dalam Eveline (2010:12) Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang
dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali"
a. Pembelajaran harus membuat peserta didik belajar
b. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu, sebelum proses dilaksanakan.
c. Pelaksanaanya terkendali ,baik isinya, waktu, proses dan hasilnya
d. Upaya sadar dan disengaja
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru dikelas.
4. Model Pembelajaran Problem based learning (PBL)
Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah metode yang
mengenalkan siswa pada suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang dibahas. Siswa
kemudian akan diminta untuk mencari solusi untuk menyelesaikan kasus/masalah tersebut. Bedanya
pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran berbasis proyek adalah pada pembelajaran
berbasis masalah, solusi yang ditawarkan tidak harus berbentuk produk. Proses pencarian jawaban dari
masalah yang dihadapi merupakan fokus utama dan hasil akhirnya bukanlah menentukan salah atau
benar karena bersifat terbuka.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
1. Bersifat students-centered atau berpusat pada siswa.
2. Dapat diselesaikan dalam waktu yang pendek (singkat) atau tidak terlalu lama.
3. kegiatan dimulai dengan sajian masalah yang harus dipecahkan atau dipelajari lebih lanjut oleh
siswa. Masalah yang disajikan seringkali dibingkai dalam skenario atau format studi kasus.
Masalah biasanya akan dirancang dengan meniru kompleksitas permasalahan di kehidupan
nyata. Tugas belajar yang dilakukan siswa pun sangat bervariasi dalam cakupan, waktu dan
kecanggihan.
4. Hasil akhirnya adalah solusi dari masalah yang diberikan dan tidak harus dalam bentuk produk
khusus. Bisa saja hasil akhirnya berupa tulisan atau presentasi.
Langkah-Langkah Penerapan Problem Based Learning
1. langkah pertama adalah menyampaikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Kemudian, guru menyajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan siswa. Masalah ini
berguna untuk meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif. Setiap siswa
harus memahami berbagai istilah serta konsep yang ada dalam masalah. Guru memiliki peran
penting sebagai pemberi motivasi agar setiap siswa terlibat langsung dalam pemecahan masalah.
Contoh Problem based learning misalnya guru menunjukkan sebuah foto atau video tentang
sampah yang menumpuk di pinggir jalan.
11. 11
2. langkah kedua yaitu pengorganisasian siswa. Setiap siswa dalam kelompoknya akan
menyampaikan informasi yang sudah dimiliki tentang masalah yang ada. Kemudian, mereka
akan berdiskusi untuk membahas informasi faktual, dan juga informasi yang dimiliki setiap
siswa. Pada tahap ini kegiatan brainstorming dilakukan. Guru berperan membantu siswa untuk
mengorganisasikan tugas belajar yang relevan dengan masalah yang disajikan.
Dari langkah pertama, Guru meminta siswa memberikan pendapatnya tentang gambar atau video
yang diberikan. Dan dibimbing untuk dapat mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan dari
gambar tersebut yang harus ditemukan penyelesaiannya.
3. Selanjutnya, Guru melakukan kegiatan pembimbingan untuk mendorong siswa dalam
pengumpulan informasi yang relevan, melaksanakan eksperimen, hingga mendapat insight
untuk pemecahan masalah. Pada tahap ini guru dapat memberikan lembar kerja yang dapat
memandu siswa dalam melakukan investigasi, mendalami materi, dan untuk menemukan solusi.
4. Guru selain melakukan proses pembimbingan juga dapat membantu siswa ketika proses
perencanaan dan penyajian hasil akhir. Beberapa di antaranya seperti video, model, laporan, dan
membagi tugas di antara anggota dalam kelompok.
Tahap keempat ini adalah periode dimana siswa mencatat data hasil penyelidikan kelompok dalam
Lembar Kerja, mengolah data yang diperoleh dari kelompoknya, dan menjawab pertanyaan pada
Lembar Kerja. Selanjutnya siswa menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk yang sudah
disepakati. Bisa menggunaka taabel, infografis, dan lain sebagainya.
5. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dan juga refleksi. Guru dapat mengarahkan siswa
untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses yang dijalankan dalam penyelidikan. Pada
akhir pembelajaran, siswa dan guru mengevaluasi hasil penyelidikan melalui diskusi kelas. Guru
membimbing siswa untuk menganalisis hasil pemecahan masalah tentang jumlah penduduk dan sampah
di lingkungan sekitar. Siswa diharapkan menggunakan buku sumber untuk membantu mengevaluasi
hasil diskusi. Selanjutnya, siswa akan mempresentasikan hasil penyelidikan dan diskusi di depan kelas
dan kemudian dilakukan kegiatan penyamaan persepsi. Guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang telah dipelajari siswa menggunakan paper and pencil test atau authentic
assessment.
Teori Materi Syaja’ah (Berani Membela Kebenaran)
A. Pengertian Syaja'ah
Menurut bahasa Syaja'ah merupakan bahasa Arab yang berasal dari syaju'a-yasju'u-syaja'atan (ﺷﺠﻊ -
ﯾﺸﺠﻊ
-
ﺷﺠﺎﻋﺔ ) yang artinya berani.
Lawan dari Syaja'ah adalah Al-Jubn (ْﻦﺒُﺠ)اﻟ yang berarti pengecut.
Sedangkan secara istilah pengertian Syaja'ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian, untuk membela
dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji.
B. Dalil Naqli tentang Syaja'ah
Dalil naqli adalah dalil yang dinukil (diambil/bersumber) dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah).
Banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk bersifat Syaja'ah. Diantaranya adalah dalam
QS. Ali Imron: 139
12. 12
َ
ﻻ َو
ﻮاُﻨِﮭَﺗ
َ
ﻻ َو
ﻮاُﻧَﺰْﺤَﺗ
ُﻢُﺘْﻧَأ َو
َن ْﻮَﻠْﻋَ ْ
اﻷ
ْنِإ
ْﻢُﺘْﻨُﻛ
َِﯿﻦﻨِﻣْﺆُﻣ
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-
orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imron 3: 139).
C. Tanda-tanda Orang yang Memiliki Sifat Syaja'ah
Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:
1. Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya telah memberikan contoh syaja'ah dalam
jihad fi sabilillah. Diantaranya keberanian yang diperlihatkan ketika perang Badar. Dengan kekuatan
300 orang, mereka dengan ikhlas dan gagah berani menghadapi kekuatan kafir Quraisy yang jumlahnya
tiga kali lipat (kurang lebih 1000 orang). Dengan izin Allah, kaum muslimin memperoleh kemenangan
gilang gemilang.
2. Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq)
"Qulil haqqa walau kaana murran" (Katakanlah yang benar/haq, meskipun pahit (akibatnya)!. Kita harus
sentiasa berani dalam mengatakan kebenaran, meskipun di hadapan penguasa zhalim. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ُﻞَﻀْﻓَأ
ِدﺎَﮭ ِﺠْاﻟ
ُﺔَﻤِﻠَﻛ
ٍلْﺪَﻋ
َﺪْﻨِﻋ
ٍﺎنَﻄْﻠُﺳ
ٍِﺮﺋﺎَﺟ
"Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zhalim" (HR.
Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Dalam mengatakan kebenaran membutuhkan sikap amar ma'ruf nahyi munkar. Amar ma'ruf artinya
perintah kepada kebaikan dan nahyi munkar artinya melarang/mencegah keburukan. (Amar ma'ruf
nahyi munkar: memerintah kepada kebaikan dan mencegah/melarang berbuat keburukan)
Amar ma'ruf nahyi munkar merupakan cita-cita dan nilai luhur dari umat manusia. Apabila tidak ada
amar ma'ruf nahyi munkar maka tidak akan ada ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Apabila
tidak ada ketaatan kepada Allah T'ala maka azab Allah akan datang menghampiri. Jika tidak taat kepada
Allah masih aman-aman saja tida ada adzab, maka mereka sedang diberi istidraj (dilulu). Diberikan
kenikmatan, justru biar semakin jauh dari Allah.
3. Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah
Dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim (Muttafaq 'alaih) diriwayatkan:
ْﻦَﻋ
ﻲِﺑَأ
َةَْﺮﯾَُﺮھ
َﻲ ِ
ﺿَر
ُ ﱠ
�
،ُﮫْﻨَﻋ
ﱠنَأ
َلﻮُﺳَر
ِ ﱠ
�
ﻰﱠﻠَﺻ
ُﷲ
ِﮫْﯿَﻠَﻋ
َﻢﱠﻠَﺳَو
َلﺎَﻗ
: «
َ
ْﺲﯿَﻟ
ُﺪِﯾﺪﱠﺸاﻟ
،ِﺔَﻋَﺮﱡﺼﺎﻟِﺑ
ﺎَﻤﱠﻧِإ
ُﺪِﯾﺪﱠﺸاﻟ
ِيﺬﱠاﻟ
ُﻚِﻠْﻤَﯾ
َﺴْﻔَﻧ
ُﮫ
َﺪْﻨِﻋ
ِﺐَﻀَﻐاﻟ
».
ﻣﺘﻔﻖ
ﻋﻠﯿﮫ
Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Bukanlah yang dinamakan
pemberani itu orang yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani itu adalah orang yang sanggup
menguasai dirinya di waktu marah". (Muttafaq 'alaihi)
Sumber Sifat Syaja'ah
Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian:
Rasa takut kepada Allah
- Lebih mencintai akhirat daripada Dunia
- Tidak takut mati
13. 13
- Tidak ragu-ragu
- Tidak menomorsatukan kekuatan materi
- Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah
- Hasil Pendidikan
B. Penelitian Relevan
Pembelajaran abad 21 menuntut peran guru terutama dalam proses pembelajaran agar peserta didik
memiliki atau mampu menerapkan 4C yaitu (Critical Thingking, Creatif, Collaboratif and Communication) .
Kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik dapat diukur melalui indicator yang disusun oleh guru dan
merupakan penjabaran kompetensi dasar serta diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran, model pembelajaran
yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi model pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan cenderung berpusat pada guru dengan metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga banyak peserta
didik yang tidak memperhatikan , mereka kurang tertarik, dan terkadang hanya mengandalkan jawaban dari
temannya yang pandai, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai secara optimal, nilainya yang
didapat masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 75. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar pendidikan agama Islam adalah model pembelajaran Problem Based Learning, model ini cocok
digunakan untuk mengajarkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan satu jawaban seperti dalam
pelajaran pendidikan Agama Islam dengan standar kompetensi materi Syaja’ah. Model pembelajaran Problem
Based Learning diperoleh beberapa temuan antara lain guru mengelola pembelajaran cukup baik, dapat
meningkatkan aktifitas guru, dan peserta didik selama pembelajaran dari teacher center menjadi student center,
Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam yang
diharapkan.
C. Hipotesis Tindakan
Dari beberapa teori yang sudah dikemukakan diatas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah:
model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam
pada materi Syaja’ah pada peserta didik kelas XI IPS 2 di SMA PGRI 3 Jakarta.
14. 14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) sebab dari penelitian
Tindakan kelas ini adalah karena peneliti berada di sekolah dari tahapan awal sampai akhir penelitian
seperti perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi.
B. Persiapan Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
a) Mempersiapkan fasilitas dan sarana sesuai kebutuhan pembelajaran.
b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika
kooperatif tipe Problem Based Learning diterapkan
c) Membuat scenario pembelajaran dengan menggunakan berbagai pola latihan dari yang paling
mudah ke tingkat yang lebih kompleks berupa RPP yang memuat kegiatan awal sampai akhir
pembelajaran.
d) Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dalam materi
hikmah dan manfaat sifat syaja’ah dengan metode kooperatif tipe Problem Based Learning
diterapkan berupa format penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa.
e) LKS/ LKPD memuat semua kegiatan yang dilakukan siswa.
C. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ( PTK) ini Siswa yang menjadi subjek
dan objek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA PGRI 3 yang berjumlah 33 siswa
terdiri darI 16 laki-laki dan 17perempuan.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA PGRI 3 yang berjumlah 33
siswa terdiri darI 16 laki-laki dan 17perempuan.
E. Teknik dan Pengumpulan Data
Data aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa diambil dari hasil observasi. Untuk data
hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pada setiap akhir pembelajaran pada siklus I dan II.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang paling menentukan untuk menyusun dan mengolah data yang
terkumpul, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Jenis data yang diperoleh yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan penyajian data
dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
1) Secara Kualitatif
a) Persentasi aktiviatas guru = Total skor yang diperoleh x 100 % Jumlah skor maksimal
b) Persentasi aktivitas siswa = Total skor yang diperoleh x 100 % Jumlah skor maksimal
c) Hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan rumus nilai rata-rata
15. 15
= ∑x N
Keterangan: ∑x = jumlah nilai N = jumlah siswa
2) Secara kuantitatif
a) Secara individu Kriteria ketuntasan belajar: Ketuntasan individu: jika siswa mencapai
ketuntasan nilai ≥ 70
b) Secara klasikal Persentasi = Jumlah siswa yang tuntas x 100 Jumlah siswa keseluruhan.
G. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Angket Siswa
Angket digunakan untuk menjaring tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model
pembelajaran kooperatif Tipe Problem Based Learning dalam pembelajaran PAI materi Syaja’ah (
Hikmah dan manfaat sifat Syaja’ah). Angket ini menggunakan Skala Likert, setiap siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban selalu, sering, jarang, tidak pernah. Untuk setiap
pertanyaan diberi skor, Sangat Sering = 4, sering = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1.
b. Observasi
Observasi ditujukan sebagai pedoman untuk melakukan observasi terhadap aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif number head together dalam materi
PAI. Observasi terhadap aktivitas siswa di saat sedang pembelajaran berlangsung, sedangkan observasi
terhadap aktivitas guru difokuskan pada keterlaksanaan penggunaan metode pembelajaran kooperatif
tipe Probelem Based Learning.
H. Prosedur / Langkah-langkah Penelitian
Ada empat bagian pokok PTK yaitu : Planning, Action, Observasion dan Reflection Kegiatan
tersebut dengan siklus kegiatan pemecahan masalah.
I. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
a. Planning (Perencanaan)
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakansiklus I adalah sebagai
berikut:
1) Menusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan
metode Problem Based Learning.
2) Menyiapkan materi yang akan diajarkan tentang Syaja’ah (Berani Membela
Kebenaran).
16. 16
3) Menyiapkan lembar pengamatan keterampilan guru dan aktifitas Peserta Didik dalam
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode
Problem Based Learning.
4) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar Peserta Didikberupa tes.
1) Peneliti berkoordinasi dengan guru untuk melaksanakan proses
2) pembelajaran dengan metode cooperative script dan role playing.
b. Action (Pelaksanaan)
Penelitian siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2019 di ruang kelas XI IPS
2 SMA PGRI 3 Jakarta dengan jumlah objek penelitian sebanyak 33 Peserta Didik. Penelitian
ini berlangsung selama satu kali pertemuan (3 x 45 menit). Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu Peserta Didik untuk memimpin do’a.
2) Guru menyanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta Didik.
3) Guru dan Peserta Didik menyiapkan buku Pendidikan Agama Islam
4) Guru memberitahu materi pelajaran yang akan diabahas pada pertemuan.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6) Guru bertanya apakah Peserta Didik sudah ada yang mengetahuitentang materi yang akan
dibahas atau belum.
7) Guru memberi motivasi dan mengajak Peserta Didik untuk
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran.
8) Peserta Didik mengamati penjelasan singkat guru terkait materi Syaja’ah (Berani Membela
Kebenaran).
9) Guru menjelaskan langkah pembelajaran menggunakan metode Problem Based
Learning.
10) Guru membagi Peserta Didik ke dalam sejumlah kelompok dan menentukan Peserta Didik
yang berperan sebagai pembicara dan pendengar.
11) Guru membagikan wacana/materi kepada setiap Peserta Didik untuk dibaca dan dibuat
ringkasan.
12) Guru mempersilakan peserta didik untuk saling mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan materi ataupun pelaksanaan metode yang belum dipahami.
13) Guru dan Peserta Didik berdiskusi mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut serta
membuat kesimpulan.
14) Guru membagi kembali Peserta Didik menjadi beberapa kelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 Peserta Didik.
17. 17
15) Setiap kelompok menuliskan nilai sikap yang terkandung dalam permainan yang diperankan
oleh kelompok lain.
16) Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok.
17) Guru memberikan motivasi dan kesimpulan materi yang disampaikan.
18) Guru melakukan penilaian dengan meminta Peserta Didik mengerjakan soal latihan yang
telah disediakan.
19) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasilpembelajaran.
20) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
21) Guru bersama-sama dengan peserta didik membaca do’a untukmengakhiri kegiatan
pembelajaran.
c. Observation (Pengamatan)
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun. Dalam
melaksanakan pengamatan, peneliti menggunakan dualembar pengamatan.
Lembar pengamatan pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar pengamatan yang kedua digunakan untuk
mengamati aktivitas Peserta Didik dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut adalah
lembar pengamatan guru dan Peserta Didik:
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati
Hasil
4 3 2 1
A. Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah
satuPeserta Didik untuk memimpin do’a.
2. Guru menyanyakan kabar dan
mengecekkehadiran Peserta Didik.
18. 18
3. Guru dan Peserta Didik menyiapkan buku
Pendidikan
Agama Islam
4. Guru memberitahu materipelajaran yang akan
diabahas pada pertemuan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Guru bertanya apakah Peserta Didik sudah ada
yang mengetahui tentang materi yang akan
dibahasatau belum.
7. Guru memberi motivasidan mengajak Peserta
Didik untuk berpartisipasi aktif selama
prosespembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Mengamati
1. Guru mengamatipenjelasan singkat guru
terkaitmateri hormat dan patuh terhadap
orang tua dan
guru.
2. Guru menjelaskan langkah pembelajaran
menggunakan metode Problem Based Learning
3. Guru membagi Peserta Didik ke dalam sejumlah
kelompok dan menentukan Peserta Didik yang
berperan sebagai pembicara dan pendengar.
4. Guru membagikan wacana/materi kepada
setiap Peserta Didik untuk dibaca dan dibuat
ringkasan.
19. 19
Menanya
1. Guru mempersilakan peserta didik untuk saling
mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan materi ataupun
pelaksanaan
metode yang belumdipahami.
2. Guru dan Peserta Didik berdiskusi mengenai
jawaban dari
pertanyaan tersebut serta membuat kesimpulan.
Mencoba
1. Guru membagi kembali Peserta Didik menjadi
beberapa kelompok yang masing-masing
terdiridari 4
Peserta Didik.
Mengasosiasi
1. Setiap kelompok menuliskan nilai sikap yang
terkandung dalampermainan yang
diperankanoleh kelompok lain.
Mengkomunikasi
1. Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
C. Penutup
1. Guru memberikan motivasi dan kesimpulan
materiyang disampaikan.
2. Guru melakukan penilaian dengan meminta
PesertaDidik
mengerjakan soal latihanyang telah disediakan.
3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
20. 20
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
5. Guru bersama-sama dengan peserta
didikmembaca do’a untuk mengakhiri
kegiatan
pembelajaran.
Total
Kategori
Keterangan
Kriteria Penilaian Kategori Penilaian
4 = Sangat Baik Nilai 61-80 = Sangat Baik
3 = Baik Nilai 41-60 = Baik
2 = Cukup Nilai 21-40 = Cukup
1 = kurang Nilai 1-20 = Kurang
Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Aktifitas Peserta Didik Siklus I
No Aspek yang Diamati
Hasil
4 3 2 1
A. Pendahuluan
1. Peserta Didik menjawab salam dan berdo’a
bersama.
2. Peserta Didik menjawab pertanyaan guru
terkaitdengan kabar dan kehadiran.
3. Peserta Didik menyiapkan buku Pendidikan Agama
Islam
4. Peserta Didik mendengarkan penjelasan
gurumengenai materi yang akan dibahas.
5. Peserta Didik mendengarkan penjelasan
gurumengenai tujuan pembelajaran.
6. Peserta Didik menjawab pertanyaan guru tentang
apakah sudah ada yang mengetahui tentang
materi yang akan dibahas atau belum.
21. 21
7. Peserta Didik mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru.
B. Kegiatan Inti
Mengamati
1. Peserta Didik mengamati penjelasan singkat
guruterkait materi pembelajaran.
2. Peserta Didik mendengarkan penjelasan guru
mengenai langkah pembelajaran
menggunakanmetode Problem Based
Learning
3. Peserta Didik dibagi ke dalam sejumlah kelompok
dan menentukan Peserta Didik yang berperan
sebagaipembicara dan pendengar.
4. Setiap Peserta Didik dibagikan wacana/materi
untuk
dibaca dan dibuat ringkasan.
Menanya
1. Peserta Didik melakukan tanya jawab
mengenaihal-hal yang berkaitan dengan
materi ataupun pelaksanaan metode yang
belum dipahami.
2. Peserta Didik bersama guru berdiskusi
mengenaijawaban daripertanyaan tersebut
serta membuatkesimpulan.
Mencoba
1. Peserta Didik dibagi kembali menjadi
beberapakelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 Peserta Didik.
22. 22
Mengasosiasi
1. Setiap kelompok menuliskan nilai sikap yang
terkandung dalam permainan yang
diperankanoleh kelompok lain.
Mengkomunikasi
1. Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
C. Penutup
1. Peserta Didik memperhatikan motivasi
dankesimpulan materi dari guru.
2. Peserta Didik mengerjakan soal latihan yang
telah disediakan.
3. Peserta Didik merespon umpan balikyang diberikan
oleh guru.
4. Peserta Didik mendengarkan penyampaian
guruterkait rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
5. Peserta Didik membaca do’a bersama
danmenjawab salam.
Total
Kategori
Keterangan
Kriteria Penilaian Kategori Penilaian
4 = Sangat Baik Nilai 61-80 = Sangat Baik
3 = Baik Nilai 41-60 = Baik
2 = Cukup Nilai 21-40 = Cukup
1 = kurang Nilai 1-20 = Kurang
d. Reflection (Refleksi)
Peneliti mengadakan refleksi yang bertujuan untuk menilai keseluruhan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Script. Selain itu refleksi dilakukan
23. 23
oleh peneliti pada siklus I untuk mengetahui kelemahan apa saja yang ada pada kegiatan
pembelajaran. Setelah mengetahui apa saja kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada
pelaksanaan siklus I, peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk merencanakan perbaikan agar pada pelaksanaan
penelitian siklus II tidak terjadi lagi kelemahan-kelemahan yang sama.
A. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
a. Planning (Perencanaan)
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakansiklus I adalah sebagai
berikut:
5) Menusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan
metode Problem Based Learning.
6) Menyiapkan materi yang akan diajarkan tentang Syaja’ah (Berani Membela
Kebenaran).
24. 24
7) Menyiapkan lembar pengamatan keterampilan guru dan aktifitas Peserta Didik dalam
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode
Problem Based Learning.
8) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar Peserta Didikberupa tes.
• Peneliti berkoordinasi dengan guru untuk melaksanakan proses
• pembelajaran dengan metode cooperative script dan role playing.
b. Action (Pelaksanaan)
Penelitian siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2019 di ruang kelas XI IPS
2 SMA PGRI 3 Jakarta dengan jumlah objek penelitian sebanyak 38 Peserta Didik. Penelitian
ini berlangsung selama satu kali pertemuan (3 x 45 menit). Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu Peserta Didik untuk memimpin do’a.
2) Guru menyanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta Didik.
3) Guru dan Peserta Didik menyiapkan buku Pendidikan Agama Islam
4) Guru memberitahu materi pelajaran yang akan diabahas pada pertemuan.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6) Guru bertanya apakah Peserta Didik sudah ada yang mengetahuitentang materi yang akan
dibahas atau belum.
7) Guru memberi motivasi dan mengajak Peserta Didik untuk
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran.
8) Peserta Didik mengamati penjelasan singkat guru terkait materi Syaja’ah (Berani Membela
Kebenaran).
9) Guru menjelaskan langkah pembelajaran menggunakan metode Problem Based
Learning.
10) Guru membagi Peserta Didik ke dalam sejumlah kelompok dan menentukan Peserta Didik yang
berperan sebagai pembicara dan pendengar.
11) Guru membagikan wacana/materi kepada setiap Peserta Didik untuk dibaca dan dibuat
ringkasan.
12) Guru mempersilakan peserta didik untuk saling mengajukan pertanyaanmengenai hal-hal yang
berkaitan dengan materi ataupun pelaksanaan metode yang belum dipahami.
13) Guru dan Peserta Didik berdiskusi mengenai jawaban dari pertanyaan tersebut serta membuat
kesimpulan.
14) Guru membagi kembali Peserta Didik menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri
dari 4 Peserta Didik.
25. 25
15) Setiap kelompok menuliskan nilai sikap yang terkandung dalam permainan yang diperankan
oleh kelompok lain.
16) Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok.
17) Guru memberikan motivasi dan kesimpulan materi yang disampaikan.
18) Guru melakukan penilaian dengan meminta Peserta Didik mengerjakan soal latihan yang
telah disediakan.
19) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasilpembelajaran.
20) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
21) Guru bersama-sama dengan peserta didik membaca do’a untukmengakhiri kegiatan
pembelajaran.
c. Observation (Pengamatan)
Pengamatan dilaksanakan peneliti secara langsung selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun. Dalam
melaksanakan pengamatan, peneliti menggunakan dualembar pengamatan.
Lembar pengamatan pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar pengamatan yang kedua digunakan untuk
mengamati aktivitas Peserta Didik dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut adalah
lembar pengamatan guru dan Peserta Didik:
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati
Hasil
4 3 2 1
A. Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah
satuPeserta Didik untuk memimpin do’a.
2. Guru menyanyakan kabar dan
mengecekkehadiran Peserta Didik.
26. 26
3. Guru dan Peserta Didik menyiapkan buku
Pendidikan
Agama Islam
4. Guru memberitahu materipelajaran yang akan
diabahas pada pertemuan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Guru bertanya apakah Peserta Didik sudah ada
yang mengetahui tentang materi yang akan
dibahasatau belum.
7. Guru memberi motivasidan mengajak Peserta
Didik untuk berpartisipasi aktif selama
prosespembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Mengamati
1. Guru mengamatipenjelasan singkat guru
terkaitmateri hormat dan patuh terhadap
orang tua dan
guru.
2. Guru menjelaskan langkah pembelajaran
menggunakan metode Problem Based Learning
3. Guru membagi Peserta Didik ke dalam sejumlah
kelompok dan menentukan Peserta Didik yang
berperan sebagai pembicara dan pendengar.
4. Guru membagikan wacana/materi kepada
setiap Peserta Didik untuk dibaca dan dibuat
ringkasan.
27. 27
Menanya
1. Guru mempersilakan peserta didik untuk saling
mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan materi ataupun
pelaksanaan
metode yang belumdipahami.
2. Guru dan Peserta Didik berdiskusi mengenai
jawaban dari
pertanyaan tersebut serta membuat kesimpulan.
Mencoba
1. Guru membagi kembali Peserta Didik menjadi
beberapa kelompok yang masing-masing
terdiridari 4
Peserta Didik.
Mengasosiasi
1. Setiap kelompok menuliskan nilai sikap yang
terkandung dalampermainan yang
diperankanoleh kelompok lain.
Mengkomunikasi
1. Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
C. Penutup
1. Guru memberikan motivasi dan kesimpulan
materiyang disampaikan.
2. Guru melakukan penilaian dengan meminta
PesertaDidik
mengerjakan soal latihanyang telah disediakan.
3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
28. 28
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
5. Guru bersama-sama dengan peserta
didikmembaca do’a untuk mengakhiri
kegiatan
pembelajaran.
Total
Kategori
Keterangan
Kriteria Penilaian Kategori Penilaian
4 = Sangat Baik Nilai 61-80 = Sangat Baik
3 = Baik Nilai 41-60 = Baik
2 = Cukup Nilai 21-40 = Cukup
1 = kurang Nilai 1-20 = Kurang
Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Aktifitas Peserta Didik Siklus II
No Aspek yang Diamati
Hasil
4 3 2 1
A. Pendahuluan
1. Peserta Didik menjawab salam dan berdo’a
bersama.
2. Peserta Didik menjawab pertanyaan guru
terkaitdengan kabar dan kehadiran.
3. Peserta Didik menyiapkan buku Pendidikan Agama
Islam
4. Peserta Didik mendengarkan penjelasan
gurumengenai materi yang akan dibahas.
5. Peserta Didik mendengarkan penjelasan
gurumengenai tujuan pembelajaran.
6. Peserta Didik menjawab pertanyaan guru tentang
apakah sudah ada yang mengetahui tentang
materi yang akan dibahas atau belum.
29. 29
7. Peserta Didik mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru.
B. Kegiatan Inti
Mengamati
1. Peserta Didik mengamati penjelasan singkat
guruterkait materi pembelajaran.
2. Peserta Didik mendengarkan penjelasan guru
mengenai langkah pembelajaran
menggunakanmetode Problem Based
Learning
3. Peserta Didik dibagi ke dalam sejumlah kelompok
dan menentukan Peserta Didik yang berperan
sebagaipembicara dan pendengar.
4. Setiap Peserta Didik dibagikan wacana/materi
untuk
dibaca dan dibuat ringkasan.
Menanya
1. Peserta Didik melakukan tanya jawab
mengenaihal-hal yang berkaitan dengan
materi ataupun pelaksanaan metode yang
belum dipahami.
2. Peserta Didik bersama guru berdiskusi
mengenaijawaban daripertanyaan tersebut
serta membuatkesimpulan.
Mencoba
1. Peserta Didik dibagi kembali menjadi
beberapakelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 Peserta Didik.
Mengasosiasi
30. 30
1. Setiap kelompok menuliskan nilai sikap yang
terkandung dalam permainan yang
diperankanoleh kelompok lain.
Mengkomunikasi
1. Perwakilan dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
C. Penutup
1. Peserta Didik memperhatikan motivasi
dankesimpulan materi dari guru.
2. Peserta Didik mengerjakan soal latihan yang
telah disediakan.
3. Peserta Didik merespon umpan balikyang diberikan
oleh guru.
4. Peserta Didik mendengarkan penyampaian
guruterkait rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
5. Peserta Didik membaca do’a bersama
danmenjawab salam.
Total
Kategori
Keterangan
Kriteria Penilaian Kategori Penilaian
4 = Sangat Baik Nilai 61-80 = Sangat Baik
3 = Baik Nilai 41-60 = Baik
2 = Cukup Nilai 21-40 = Cukup
1 = kurang Nilai 1-20 = Kurang
i. Reflection (Refleksi)
Refleksi yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan penelitian siklus II sudah tidak
ditemukan kelemahan dalam proses pembelajaran. Kelemahan- kelemahan yang terjadi di
siklus I dapat diatasi pada siklus II karena hasil belajar Peserta Didik sudah menunjukkan
31. 31
indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% Peserta Didik tuntas belajar.
Peserta Didik yang tidak tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua Peserta Didik dapat
tuntas belajar.
32. 32
DAFTAR PUSTAKA
• Arikunto, Suharsimi, dkk., 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
• Kemendikbud, 2016, Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
Jakarta.
• Kunandar. (2012). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi
guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
• Rusman. (2012). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
• Nata, DR H. Abuddin. Ilmu pendidikan islam. Prenada Media, 2016.Mahfud (2015:8)
• H. Abdul Rahman. Pendidikan Agama Islam (2012:2055)
• https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:uLiYYQYvoncJ:https://akupintar.id/
info-pintar/-/blogs/perbedaan-project-based-learning-dan-problem-based-
learning&cd=12&hl=en&ct=clnk&gl=id
• https://www.sekolahmuonline.com/2018/09/syajaah-keberanian.html
33. 33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Data dan Refleksi Siklus I
Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukannya evaluasi pada siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut. Tabel 4.6 Hasil Belajar siswa Siklus I
a) Hasil Belajar Individu Siklus I
Berdasarkan hasil belajar pada soal evaluasi Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut
Nomor
Nama Siswa Nilai Keterangan
Urt. Induk
1 5886 Aditya Cahya Fadillah 85 Tuntas
2 5887 Amellia Ramadhani Nurhayati 87 Tuntas
3 5888 Andre Salva Ramadhan 70 Belum Tuntas
4 5889 Ashilla Fatima 87 Tuntas
5 5890 Aura Zahira 85 Tuntas
6 5891 Azizah Nur Aini 85 Tuntas
7 5892 Candra Handika Abiati 70 Belum Tuntas
8 5893 Dhira Putri Sopiani 80 Tuntas
9 5894 Dimaz Maulana Hartono 75 Tuntas
10 5895 DIVA KHAIRUNNISA 80 Tuntas
11 5896 Evan Nagata Mahardika 60 Belum Tuntas
12 5897 Fariz Fitrah Ramadhan 65 Belum Tuntas
13 5898 Fatih Mulya Pangestu 65 Belum Tuntas
14 5899 Ghaida Ayu 90 Tuntas
15 5901 Jasmine Izdihar Jalilah 90 Tuntas
16 5902 Jundiah Aqilah Wardani 90 Tuntas
17 5903 Kalista Nasywa Elysia 85 Tuntas
18 5904 Kayla Nasywa Suryawan 80 Tuntas
19 5906 Laila Efendi 85 Tuntas
20 5907 Marsha Devina Putri 80 Tuntas
34. 34
21 5908 Merisa Dea Sahrani 80 Tuntas
22 5909 Muhamad Yusuf Widhianto 60 Belum Tuntas
23 5910 Muhammad Fikri 60 Belum Tuntas
24 5911
Muhammad Haikal
Singarimbun
60 Belum Tuntas
25 5912 Naura Rania Bari 87 Tuntas
26 5913 Nevandra Atha Naufal 60 Belum Tuntas
27 5914 Nurdina Febbyana 85 Tuntas
28 5915 Putri Ayu Larasati 85 Tuntas
29 5916 Refan Radiansyah Ramadhan 70 Tidak Tuntas
30 5917 Regina Syafa Aulia 70 Tidak Tuntas
31 5918 Rhabim Shohibibika 70 Tidak Tuntas
32 5919
Rubby Naia Kartika Putri
Susanto
65 Tidak Tuntas
33 5920 Salsa Fitrilia Ramandhani 87 Tuntas
34 5921 Sena Amri Arifi 67 Tidak Tuntas
35 5922 Siti Zahra Aulia 68 Tidak Tuntas
36 5923 Syawla Taqiyya Ramadhani 68 Tidak Tuntas
37 5924 Zufar Fattah Al Dhaei Siregar 65 Tidak Tuntas
Peresntase (%) Tuntas 54,0540 (20 Orang)
Persentase (%) Belum Tuntas 45,9459 (17 orang)
35. 35
No Nilai Frekuensi
Persentasi Ketuntasan Siklus 1
Tuntas Tidak Tuntas
1 90 3 8,11% -
2 87 4 10,81% -
3 85 7 18,92% -
4 80 5 13,51 -
5 75 1 2,70% -
6 70 5 - 13,51%
7 68 2 - 5,40%
8 67 1 - 2,70%
9 65 4 - 10,81%
10 60 5 - 13,51%
Jumlah Siswa 37 54,0540 (20 Orang) 45,9459 (17 orang)
Berdasarkan tabel 4.6 tentang hasil belajar siswa di atas, nilai tertinggi yang diperoleh siswa
pada siklus I adalah 90 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60. Ketuntasan hasil
belajar siswa Siklus I terdapat 20 siswa yang tuntas dari 37 siswa dengan ketuntasan klasikal
54,0540%. Keberhasilan Ketuntasan klasikal tersebut masih belum memenuhi indikator yang
diharapkan yaitu apabila siswa mendapat nilai ≥ 75 mencapai mencapai 80% dari jumlah
seluruh siswa. Hal ini dikarenakan ada bebrapa soal yang kebanyakan siswa salah
menjawabnya yaitu nomor 2 dan 4. soal nomor 2 dengan ranah kognitif C4 (Analisis) Sebutkan
Manfaat dari dan soal nomor 4 ranah kognitif C4 (Analisis) yakni menyebutkan sumber
keberanian yang dimiliki seseorang. Berdasarkan hal-hal di atas maka perlu diadakan
perencanaan perbaikan-perbaiakan siklus I yang akan dilaksanakan pada siklus II yaitu: Guru
mengarahkan untuk ketempat yang lebih baik dalam mengikuti pembelajaran dan
mengumpulkan tugas bisa lewat WA/Google Classroom dan bagi siswa kesulitan mengirim
karena terkendala jaringan internet bisa mengumpulkan tugas lewat luring. Guru harus
menguasai RPP lagi agar setiap tahapannya dapat terlaksana dengan baik.
36. 36
Refleksi Siklus I
a) Aktivitas Guru Siklus I
Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning pada siklus I pertemuan 1 menunjukkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru mendapatkan skor 24 dengan kriteria baik. Namun,
skor perolehan ini belum mencapai indikator keberhasilan sudah tercapai namun hasil ini
masih jauh dari skor maksimal yang seharusnya di peroleh yaitu 40. Hal ini dikarenakan ada
beberapa aspek yang belum terlaksana dengan maksimal, masih ada aspek yang mendapat skor
4, 3 dan 2. Berikut ini adalah Aspek-aspek yang masih kurang dan perlu perbaikan antara lain:
Pertama pada saat guru menyuruh siswa untuk membuat pertanyaan mengenai gambar/ video
yang diamati. Seharusnya pada langkah ini guru menyuruh siswa untuk membuat pertanyaan
mengenai gambar/ video yang diamati, dan mengaitkan masalah yang ada dilingkungan tempat
tinggalnya atau yang pernah dilihat di internet dan telivisi.
Kedua aspek guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan mengenai gambar yang
diamati mengenai masalah dan solusi yang diberikan mendapat skor 2 saja. Karena guru
kurang jelas saat menyuruh siswa mempresentasikan sehingga siswa masih bingung saat
mempresentasikan gambar yang diamati. Dari aspek-aspek tersebut yang didapat belum
maksimal sehingga harus diperbaiki pada pertemuan berikutnya serta perlu adanya
peningkatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
b) Aktivitas Siswa Siklus I
Berikut dapat dilihat bahwa persentase yang diperoleh siswa pada setiap aspek masih
banyak yang berada pada kategori kurang aktif dan cukup aktif. Memang untuk skor akhir
yang diperoleh siswa adalah ada yang sangat kurang aktif, kurang aktif, cukup aktif, aktif dan
sangat aktif, tetapi masih banyak aspek yang masih perlu perhatian agar para siswa dapat
37. 37
melakukannya sampai pada kategori sangat aktif. Hal tersebut sesuai dengan indikator hasil
penelitian yang menyaratkan bahwa penelitian dinyatakan berhasil apabila ≥ 82% siswa
mencapai kategori sangat aktif.
Nomor
Nama Siswa Nilai Keterangan
Urt. Induk
1 5886 Aditya Cahya Fadillah 95 Tuntas
2 5887 Amellia Ramadhani Nurhayati 90 Tuntas
3 5888 Andre Salva Ramadhan 80 Tuntas
4 5889 Ashilla Fatima 90 Tuntas
5 5890 Aura Zahira 90 Tuntas
6 5891 Azizah Nur Aini 90 Tuntas
7 5892 Candra Handika Abiati 80 Tuntas
8 5893 Dhira Putri Sopiani 90 Tuntas
9 5894 Dimaz Maulana Hartono 85 Tuntas
10 5895 DIVA KHAIRUNNISA 90 Tuntas
11 5896 Evan Nagata Mahardika 80 Tuntas
12 5897 Fariz Fitrah Ramadhan 80 Tuntas
13 5898 Fatih Mulya Pangestu 80 Tuntas
14 5899 Ghaida Ayu 95 Tuntas
15 5901 Jasmine Izdihar Jalilah 92 Tuntas
16 5902 Jundiah Aqilah Wardani 95 Tuntas
17 5903 Kalista Nasywa Elysia 92 Tuntas
18 5904 Kayla Nasywa Suryawan 90 Tuntas
19 5906 Laila Efendi 90 Tuntas
20 5907 Marsha Devina Putri 85 Tuntas
21 5908 Merisa Dea Sahrani 85 Tuntas
22 5909 Muhamad Yusuf Widhianto 70 Belum Tuntas
23 5910 Muhammad Fikri 80 Tuntas
24 5911 Muhammad Haikal Singarimbun 80 Tuntas
25 5912 Naura Rania Bari 87 Tuntas
26 5913 Nevandra Atha Naufal 70 Belum Tuntas
27 5914 Nurdina Febbyana 90 Tuntas
28 5915 Putri Ayu Larasati 90 Tuntas
29 5916 Refan Radiansyah Ramadhan 80 Tuntas
30 5917 Regina Syafa Aulia 80 Tuntas
38. 38
31 5918 Rhabim Shohibibika 80 Tuntas
32 5919 Rubby Naia Kartika Putri Susanto 85 Tuntas
33 5920 Salsa Fitrilia Ramandhani 87 Tuntas
34 5921 Sena Amri Arifi 90 Tuntas
35 5922 Siti Zahra Aulia 90 Tuntas
36 5923 Syawla Taqiyya Ramadhani 80 Tuntas
37 5924 Zufar Fattah Al Dhaei Siregar 80 Tuntas
Peresntase (%) Tuntas 94,59 (35 Orang)
Persentase (%) Belum Tuntas 5,40 (2 Orang)
Hasil belajar siklus II
No Nilai Frekuensi
Persentasi Ketuntasan Siklus 1
Tuntas Tidak Tuntas
1 95 2 5,40% -
2 92 2 5,40% -
3 90 12 32,43% -
4 87 2 5,40% -
5 85 4 10,81% -
6 80 12 32,43%
7 70 2 - 5,40%
Jumlah Siswa 37 94,59% 35 (Orang) 5,40% (2 Orang)
Analisis hasil observasi aktivitas siswa siklus I dan II
Siklus
kategori
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang aktif Sangat Kurang
Aktif
1 13,33% 40,00% 20,00% 26,67% -
2 13,33% 73,33% 13,33% - -
Peningkatan 0% 33,33% - 26,67% -
Penurunan - - 6,67% - -
Dari data tersebut dapat disimpulkan terjadi peningkatan aktivitas siswa ke arah yang lebih baik. Peningkatan
ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu siswa dengan kategori aktif dan sangat aktif
mencapai persentasi 94,59 %.
39. 39
Refleksi Siklus II
1) Aktivitas Guru Siklus II
Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kombinasi Model pembelajaran
Problem Based Learning pada siklus II menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru mendapatkan
skor 40 dengan kriteria Sangat baik. Hal ini menunjukkan semua aspek sudah terlaksana dengan maksimal,
dengan skor 5 pada setiap aspek.
2) Aktivitas Siswa Siklus II
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran guru yang menggunakan Model pembelajaran Problem
Based Learning pada siklus II menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran siswa mendapatkan persentasi
94,59% dengan kriteria Sangat aktif. Hal ini menunjukkan semua aspek sudah terlaksana dengan maksimal,
dengan skor 5 pada setiap aspek.
3) Hasil Belajar Siklus II
Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus II terdapat 35 siswa yang tuntas dari 37 siswa dengan ketuntasan
klasikal 94,59%. Keberhasilan Ketuntasan klasikal tersebut sudah memenuhi indikator yang diharapkan yaitu
apabila siswa mendapat nilai ≥ 75 mencapai 80% dari jumlah seluruh siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka kesimpulan yang diperoleh
antara lain:
1. Aktivitas guru di kelas XI IPS 2 SMA PGRI 3 Jakarta pada materi pelajaran Syaja’ah sebelum diterapkan
pembelajaran model Kooperatif tipe Problem Based Learning telah terlaksana sesuai dengan harapan,
dengan kriteria sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru siklus I memperoleh skor 24
mengalami perubahan pada siklus II menjadi 40.
2. Kondisi aktivitas dan belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA PGRI 3 Jakarta pada materi pelajaran Syaja’ah
setelah diterapkan pembelajaran Kooperatif model tipe Problem Based Learning mengalami peningkatan,
hingga mencapai kriteria sangat aktif. Aktivitas siswa pada siklus I dari 54,05%, meningkat pada siklus II
menjadi 94,59%.
3. Aktivitas dan belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA PGRI 3 Jakarta pada materi pelajaran Syaja’ah melalui
penggunaan model Kooperatif tipe Problem Based Learning mengalami peningkatan, hingga mencapai
kriteria sangat aktif. Hasil belajar siswa pada siklus I ketuntasan klasikalnya 54,05%, meningkat pada
siklus II menjadi 95,59%.