Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi teknik animasi tweening melalui penggunaan e-modul di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan. Penelitian dilakukan melalui tiga siklus pembelajaran yang diimplementasikan secara daring dengan menggunakan e-modul sebagai bahan ajar. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran animasi 2D dan 3
Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Lampung Nomor : 029 TAHUN 2017 tentang Pengangkatan Dan Pergantian Antar Waktu Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Lampung Masa Bakti 2015 - 2020
Nama : Davit Marhendra
Prodi : Desain Komunikasi Visual
Fakultas : Ilmu Komputer
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
http://www.unusida.ac.id
#dkv, #kknunusidaberdaya, #menujusidoarjozonahijau, #sidoarjo, #universitasnahdlatululamasidoarjo, #unusida
Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Lampung Nomor : 029 TAHUN 2017 tentang Pengangkatan Dan Pergantian Antar Waktu Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Lampung Masa Bakti 2015 - 2020
Nama : Davit Marhendra
Prodi : Desain Komunikasi Visual
Fakultas : Ilmu Komputer
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
http://www.unusida.ac.id
#dkv, #kknunusidaberdaya, #menujusidoarjozonahijau, #sidoarjo, #universitasnahdlatululamasidoarjo, #unusida
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)Dandi Ardiansyah Putra
Laporan Praktik Kerja Industri dengan judul Sharing Printer dengan Jaringan LAN ditulis Oleh Dandie Ardiansyah Putra berdasarkan hasil Praktik Kerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Tahun 2013
Kritik dan saran : dandi.persikabo@gmail,com
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Joko Prasetiyo
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif di SMK Negeri 1 Bintan.
Makalah Seminar, Diklat Talent Scouting (Diklat Calon Kepala Sekolah) di P4TK/VEDC Malang Tahun 2010.
المدرسة المهنية نهضة العلماء باليكبابان SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan, SMK Swasta Balikpapan. Sekolah Menengah Kejuruan Balikpapan Kalimantan Timur. Bahasa Indonesia, English Language, Arabic Language / اللغة العربية
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur tentang Contoh penulisan ijazah sma smk kaltim 2018. Informasi lebih lihat juga di Website SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan https://smknubalikpapan.sch.id/petunjuk-pengisian-blangko-ijazah-smk-2018-dan-surat-edaran-diknas-kaltim/
Spesifikasi dan pengisian ijazah smk 2018 Petunjuk Teknis Pengisian Ijazah / JUKNIS isi Ijazah SMK Sekolah Menengah Kejuruan SMK NU Balikpapan 2018 www.smknubalikpapan.sch.id NU School , Islamic School
Profil SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan, English Version. Jurusan : Multimedia, Teknik Pengelasan dan Perbankan Syariah.
Lokasi : Komplek Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Jl. Letjend S. Parman RT. 22 No. 47 Kelurahan Sumber Rejo, Kawasan Gn. Guntur, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan / Kantor SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan.
Website : https://smknubalikpapan.sch.id
Contoh Brosur UKK Perbankan Syariah.
Nama produk "PRO-SYAR'I" singkatan dari Profit-Sharing, merupakan produk dengan sistem MUSYARAKAH.
CONTOH BROSUR PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
Badan Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah (BAN-S/M) telah menetapkan bahwa program Keahlian MUltimedia di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan telah terakreditasi dengan peringkat B.
Official Site : http://www.smknubalikpapan.sch.id
Pesantren : http://www.almuttaqienbalikpapan.com
Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan
مؤسسة المعهد الحديثية المتقين بالكففان
Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien merupakan salah satu pondok pesantren di Kalimantan Timur. Berpusat di Kota Balikpapan yaitu di Kelurahan Sumber Rejo. Saat ini Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien Balikpapan menempati lahan yang menyebar di beberapa lokasi di Kelurahan Sumber Rejo Balikpapan.
Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien mengembangkan sistem pendidikan salaf dan pendidikan modern sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan dunia pendidikan dan tuntutan kebutuhan di era globalisasi. Keduanya dikombinasikan melalui kegiatan belajar mengajar dalam beberapa jenjang pendidikan, diantaranya :
• Raudlatul Athfal Al-Muttaqien, jenjang pendidikan se-tingkat TK
• Madrasah Ibtidaiiyah Al-Muttaqien, jenjang pendidikan se-tingkat Sekolah Dasar
• Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqien, jenjang pendidikan se-tingkat SMP
• SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan yang saat ini memiliki 3 progam keahlian yakni Multimedia, Teknik Pengelasan dan Perbankan Syariah
Selain diatas, jenjang pendidikan keagamaan secara khusus juga diberikan dalam jenjang pendidikan Madrasah Diniyyah (Ula, Wustho, Ulya), pengajian kitab secara khusus kepada pengasuh Pondok Pesantren, serta tahfidzul Qur’an.
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi . Salah satu materi pelajaran Multimedia di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan. Website resmi beralamat di http://www.smknubalikpapan.sch.id
Piagam Penghargaan juara 2 (dua) bidang Lomba Welding LKS (Lomba Keterampilan Siswa) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kota Balikpapan, 26-28 Maret 2015. Nama: Fuad Amin, Jurusan: Teknik Pengelasan, SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan
Program Jurusan : Multimedia (MM)
Mata Pelajaran : Komposisi Foto Digital.
Materi Ajar 1 : Pengenalan Fotografi 3 - Jenis Fotografi Lainnya, Tugas, Lembar Kerja Siswa dan Soal Uraian
SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan. Website : http://www.smknubalikpapan.sch.id Alamat : Jl. Ledjend. S. Parman No. 47 RT. 22 Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Balikpapan Tengah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Program Jurusan : Multimedia (MM)
Mata Pelajaran : Komposisi Foto Digital.
Materi Ajar 1 : Pengenalan Fotografi 3 - Jenis-Jenis Fotografi
SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan. Website : http://www.smknubalikpapan.sch.id Alamat : Jl. Ledjend. S. Parman No. 47 RT. 22 Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Balikpapan Tengah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Program Jurusan : Multimedia (MM) Kelas XI.
Mata Pelajaran : Komposisi Foto Digital.
Materi Ajar 1 : Pengenalan Fotografi 2 - Sejarah Fotografi di Dunia dan Indonesia
SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan. Website : http://www.smknubalikpapan.sch.id Alamat : Jl. Ledjend. S. Parman No. 47 RT. 22 Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Balikpapan Tengah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
PTK Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa SMK NU Balikpapan
1. PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN E-MODUL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEKNIK ANIMASI
TWEENING MATA PELAJARAN ANIMASI 2D & 3D
DI SMK NAHDLATUL ULAMA BALIKPAPAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
NAMA : ABDUR ROHIM
NIM : 20525299113
KELAS : TKI-B
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHAP 2
TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
2. i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah – Nya, sehingga penulisan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal PTK
dengan judul “Penggunaan E-Modul Dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Teknik Animasi Tweening Mata Pelajaran Animasi 2d
& 3d Di Smk Nahdlatul Ulama Balikpapan” ini disusun sebagai pemenuhan salah
satu tugas Pendidikan Profesi Guru Dalam Jaringan (PPG Daljab) Tahap 2 Teknik
Komputer dan Informatika di Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2020.
Penyusunan ini dapat terwujud dengan adanya bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih dan penghargaan yang
tulus kepada:
1. Dr. Aris Nasuha, S.Si., M.T selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama
penyusunan proposal ini.
2. Drs. Muhammad Munir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan terkait dengan pelaksanaan
proposal PTK ini.
3. Rahmat Setiawan, S.Pd.T,. M.Pd sebagai Guru Pamong untuk memberikan
bimbingan, masukan, dan arahan kepada penulis selama penyelesaian proposal
PTK dan pengimplementasiannya.
4. Rekan-rekan seperjuangan PPG Dalam Jabatan Angkatan II kelas B Teknik
Komputer dan Informatika, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2020 serta
seluruh pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini.
Penyusun sangat menyadari kekurangan dari proposal penelitian ini.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga proposal
PTK ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penyusun, dunia pendidikan SMK serta
demi terciptanya pendidikan yang berkualitas di Negara Indonesia. Amiin.
Balikpapan, 11 Oktober 2020
Penulis,
Abdur Rohim, S.Kom
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 3
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 5
A. Penelitian Tindakan Kelas ................................................................................. 5
B. Kajian Teori ....................................................................................................... 9
1. E-Modul ......................................................................................................... 9
2. Keaktifan Belajar ........................................................................................... 16
3. Hasil Belajar ................................................................................................... 17
C. Penelitian Yang Relevan .................................................................................... 20
D. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 21
E. Hipotesis Tindakan ............................................................................................. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 23
A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 23
B. Subjek Penelitian ................................................................................................ 23
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 24
D. Deskripsi Per-Siklus ........................................................................................... 24
E. Data dan Instrumen Penelitian ........................................................................... 27
F. Metode Analisis Data ......................................................................................... 31
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan ......................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN HASIL ....................................................... 34
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 34
4. iii
1. Kegiatan Pra Tindakan ................................................................................... 34
2. Deskripsi Siklus I ........................................................................................... 36
3. Deskripsi Siklus II .......................................................................................... 46
4. Deskripsi Siklus III ........................................................................................ 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 77
A. Simpulan ............................................................................................................ 77
B. Implikasi ............................................................................................................. 77
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 78
D. Saran .................................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 82
5. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Langkah PTK (kajianpustaka.com) ......................................................6
Gambar 2. Riset Aksi Model John Elliot ................................................................9
Gambar 3. Persiapan Sinkron (Tatap Muka Online) ..............................................37
Gambar 4. Persiapan Pembelajaran di Schoology ..................................................37
Gambar 5. Persiapan Sinkron (Tatap Muka Online) ..............................................47
Gambar 6. Persiapan Pembelajaran di Schoology ..................................................48
Gambar 7. Rata-Rata Nilai Kelas ...........................................................................55
Gambar 8. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar .....................................................55
Gambar 9. Persiapan Sinkron (Tatap Muka Online) ..............................................58
Gambar 10. Schoology ...........................................................................................58
Gambar 11. Rata-Rata Nilai Kelas .........................................................................65
Gambar 12. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar ...................................................66
Gambar 13. Peningkatan Keaktifan Siswa Setiap Siklus ......................................69
Gambar 14. Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Pengetahuan Siswa ..................73
Gambar 16. Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Keterampilan Siswa ..................75
Gambar 17. Persentase Hasil Belajar Ketrampilan Siswa ......................................76
6. v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Tindakan ....................................................24
Tabel 2. Indikator Keaktifan Siswa ........................................................................30
Tabel 3. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Ulangan Harian ...................................35
Tabel 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Siklus I .................................................38
Tabel 5. Hasil Keaktifan Siswa Siklus I .................................................................42
Tabel 6. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus I ................................................43
Tabel 7. Hasil Belajar Keterampilan Siswa Siklus I ...............................................44
Tabel 8. Langkah-Langkah Pembelajaran Siklus II ................................................49
Tabel 9. Hasil Keaktifan Siswa Siklus II ................................................................53
Tabel 10. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus II .............................................54
Tabel 11. Hasil Belajar Keterampilan Siswa Siklus II ...........................................56
Tabel 12. Langkah-Langkah Pembelajaran Siklus III ............................................60
Tabel 13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III ............................................63
Tabel 14. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus III ...........................................65
Tabel 15. Hasil Belajar Keterampilan Siswa Siklus III ..........................................67
Tabel 16. Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan Siswa .......................................72
Tabel 17. Peningkatan Hasil Belajar Ketrampilan Siswa .......................................75
7. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang
secara khusus memiliki untuk menyiapkan siswa agar dapat bekerja, baik secara
mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program
keahlian yang diminati, membekali siswa agar mampu memilih karir, ulet dan
gigih dalam berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian yang diminati, dan membekali siswa dengan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Hadirnya Kurikulum 2013 juga bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia. Sehingga siswa didalam sekolah menengah kejuruan
diharapkan dalam menguasai suatu kompetensi tertentu sesuai dengan jurusan
yang diminatinya.
Keberhasilan siswa menyerap materi ajar merupakan salah satu
faktor penting untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Sementara adanya
bahan ajar yang dirancang oleh seorang guru sangatlah menentukan
keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Hal
tersebut berlaku pada semua mata pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran
Animasi 2D dan 3D dengan Kompetensi Dasar Menerapkan Teknik Animasi
Tweening 2D. Oleh karena itu, penguasaan terhadap penguasaan materi teknik
animasi tweening untuk animasi 2D akan sangat mempengaruhi keberhasilan
dalam kompetensi kejuruan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ditemukan berbagai hambatan
dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan, diantaranya adalah proses
belajar mengajar membosankan dan kurang efektif, masih banyak siswa yang
8. 2
kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas yang berpengaruh pada hasil
belajar beberapa siswa khususnya pada pembelajaran Menerapkan Animasi
Tweening 2D. Namun hasil belajar siswa ini juga dipengaruhi oleh bahan ajar
yang kurang menarik minat siswa, untuk itu perlu adanya pengembangan bahan
ajar yang mampu menarik minat dan memudahkan siswa untuk belajar
memahami materi tersebut, sehingga timbul peningkatan hasil belajar dan
perubahan pola siswa dari pasif menjadi siswa yang aktif.
Ada beragam jenis bahan ajar, salah satunya berupa modul. Modul
merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul berisi tentang petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi
pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap
evaluasi.
Upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Animasi 2D dan 3D Kompetensi Dasar Memahami Teknik
Animasi Tweening 2D dilakukan dengan suatu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) melalui implementasi (penggunaan) e-Modul untuk upaya peningkatan
hasil belajar dan keaktifan siswa di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
terdapat masalah-masalah yang dapat diidentifikasi khususnya pada pokok
bahasan teknik animasi tweening di SMK Nahdaltul Ulama Balikpapan, sebagai
berikut :
1. Siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi dasar tentang
teknik animasi tweening.
2. Beberapa siswa kurang aktif (cenderung pasif) mengikuti pembelajaran
Teknik Animasi Tweening.
3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru
membuat siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.
4. Siswa kurang merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru bahkan siswa
enggan bertanya ketika ada materi yang belum dipahami.
9. 3
5. Siswa tidak memiliki modul yang memadai sebagai pegangan untuk
kegiatan pembelajaran Teknik Animasi Tweening.
6. Hasil belajar siswa tentang Teknik Animasi Tweening masih kurang
maksimal didalam mata pelajaran Animasi 2D dan 3D
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasi maka
perlu dilakukan pembatasan agar pembahasan dan fokus penelitian tidak
meluas. Penelitian ini difokuskan pada implementasi (penggunaan) e-modul
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Animasi 2D dan 3D untuk kompetensi dasar Memahami Teknik Animasi
tweening 2D dan Membuat Animasi 2D dengan Teknik Tweening kelas XI –
Multimedia Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021 SMK Nahdlatul
Ulama Balikpapan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah keaktifkan belajar siswa didalam pembelajaran Daring
melalui penggunaan E-Modul sebagai bahan ajar Teknik Animasi
Tweening?
2. Apakah penggunaan E-Modul didalam pembelajaran Daring dapat
meningkatkan hasil belajar siswa tentang Teknik Animasi Tweening
didalam mata pelajaran Animasi 2D dan 3D ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah,
maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa didalam pembelajaran Daring
melalui penggunaan E-Modul sebagai bahan ajar Teknik Animasi
Tweening di Kelas XI Multimedia SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan.
10. 4
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Daring
melalui penggunaan e-Modul tentang Teknik Animasi Tweening dalam
mata pelajaran Animasi 2D dan 3D Kelas XI – Multimedia SMK
Nahdaltul Ulama Balikpapan
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam dunia
pendidikan
b. Dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian
selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada siswa untuk lebih memahami kesulitan belajar yang sering
dialami, sehingga siswa dapat mengantisipasi dengan cara belajar
dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil tindakan
dalam upaya mengoptimalkan proses pembelajaran.
c. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam
mempelajari karakteristik permasalahan yang dihadapi siswa dalam
proses pembelajaran sehingga dapat menentukan solusinya.
11. 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action
Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa
tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari
sebelumnya. Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses
belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa. Menurut Aqib
(2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Menurut
O’Brien (Mulyatiningsih, 2011), penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi
permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan
untuk mengatasinya. Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010),
penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif
yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan
terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktek tersebut.
Dikutip dalam Wikipedia, Penelitian Tindakan Kelas
didefinisikan sebagai penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu
upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan
12. 6
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di
dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
2. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali
dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation
and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas
terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Gambar dan penjelasan langkah-langkah penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Langkah PTK (kajianpustaka.com)
1) Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk
pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media
pembelajaran.
13. 7
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan
dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan
serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3) Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat
pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada
penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang
kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan
observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar
observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang
dibutuhkan.
4) Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan
yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai
bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah
ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh
mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau
mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula
suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.
3. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Mulyatiningsih (2011), terdapat empat model
penelitian tindakan kelas, yaitu:
a. Model Kurt Lewin
Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model Penelitian
Tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau
penelitian tindakan. Konsep model ini terdiri dari empat komponen
(siklus), yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
b. Model Riel
Model PTK ini membagi proses penelitian tindakan menjadi
beberapa tahap, yaitu: studi dan perencanaan, pengambilan tindakan,
pengumpulan dan analisis kejadian, refleksi. Untuk mengatasi
14. 8
masalah diperlukan studi dan perencanaan. Masalah ditentukan
berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari.
Setelah masalah teridentifikasi kemudian direncanakan tindakan
yang sesuai untuk mengatasi permasalahan dan mampu dilakukan
oleh peneliti. Perangkat pendukung tindakan (media, RPP)
disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap berikutnya pelaksanaan
tindakan, kemudian mengumpulkan data/informasi dan
menganalisis. Hasil evaluasi kemudian dianalisis, dievaluasi dan
ditanggapi. Kegiatan dilakukan sampai masalah bisa diatasi.
c. Model Kemmis dan Taggart
Menurut Kemiss dan Taggart (1988) prosedur penelitian terdiri dari
empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu: perencanaan-
tindakan dan observasi-refleksi. Model ini sering diacu oleh para
peneliti. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu
waktu. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan
berikutnya. Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas,
masalah terselesaikan dan hasil belajar maksimum.
d. Model DDAER
Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action
and observation). Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan
bukan diagnosis masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian.
Diagnosis masalah ditulis dalam latar belakang masalah. Kemudian
peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan
untuk menyelesaikan masalah.
e. Model John Elliot
PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan
demikian, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari
beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap
aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi
15. 9
dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara
terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran
yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau
proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya
bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi
beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa
subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik
di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam
beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun
model PTK yang berbeda secara skematis.
Gambar 2. Riset Aksi Model John Elliot
B. Kajian Teori
1. E-Modul
a. Pengertian Modul
Modul merupakan suatu paket program pembelajaran yang
dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan minimal dari
instruktur. Suatu modul adalah konsep dari pada bahan pelajaran
(Vembriarto, 1976: 20). Modul merupakan paket usaha
penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan peserta
16. 10
didik menguasai satu unit kompetensi ke unit kompetensi berikutnya.
Modul disajikan dalam bentuk yang bersifat self – instructional. Modul
belajar disusun berdasarkan materi pembelajaran yang dikemas secara
sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai
kompetensi atau sub kompetensi (tujuan). Penyusunan modul mengacu
pada kompetensi yang terdapat dalam Garis – garis Besar Program
Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) kurikulum atau unit kompetensi yang
dibutuhkan di dunia kerja yang telah dikembangkan dalam format
GBPP.
Menurut B. Suryobroto (1986: 172) modul merupakan sumber
pelajaran yang berisi tujuan yang harus dicapai, petunjuk kegiatan yang
harus dilakukan, materi dan alat – alat yang dibutuhkan serta alat
penilaian untuk mengukur keberhasilan. Modul belajar merupakan
paket belajar yang lengkap yang berisi tujuan belajar baik umum
maupun khusus, metode belajar maupun metode latihan, evaluasi hasil
belajar yang menghendaki peserta didik latihan disertai kunci jawaban
dalam menyelesaikan soal dan petunjuk untuk mencapai modul
berikutnya
b. Tujuan Penulisan Modul
Penulisan modul bertujuan, antara lain:
a) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbal.
b) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik
siswa atau peserta diklat maupun guru/instruktur.
c) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :
d) Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta
diklat;
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
f) Memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai
kemampuan dan minatnya.
17. 11
g) Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
c. Karakteristik Modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan
motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan
karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu:
1) Self instructional
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter
tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain.Untuk memenuhi karakter self
instruction, maka modul harus:
Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat
menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam
unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga
memudahkan dipelajari secara tuntas;
Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung
kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik;
Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan
suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan
peserta didik;
Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);
Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga
peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
18. 12
Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi
yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2) Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran
yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari
konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi
belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar
kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati
dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi
dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3) Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Standalone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang
tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan
menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang
lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung
pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan
ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
4) Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat
keras (hardware).
5) Bersahabat/Akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendlyatau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan
paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
19. 13
merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan
istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user
friendly.
d. Komponen-Komponen Modul
Mustaji (2008:30-32), mengemukakan unsur-unsur modul
secara rinci sebagai berikut :
a) Rumusan tujuan instruksional yang eksplisit dan spesifik
Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang
diharapkan dari siswa setelah mereka mempelajari modul.
b) Petunjuk guru
Memuat penjelasan bagi guru tentang pengajaran agar dapat
terlaksana dengan efisien, serta memberikan penjelasan tentang
macam-macam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar,
waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat dan sumber pelajaran,
serta petunjuk evaluasi.
c) Lembar kegiatan siswa
Lembaran ini berisi materi-materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa serta dicantumkan buku sumber yang harus dipelajari
siswa untuk melengkapi materi.
d) Lembar kerja siswa
Lembar kerja ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
lembar kegiatan yang harus dikerjakan siswa setelah mereka selesai
menguasai materi.
e) Kunci lembar kerja
Siswa dapat mengoreksi sendiri jawabannya dengan menggunakan
kunci lembar kerja stelah mereka berhasil mengerjakan lembar
kerja.
f) Lembar evaluasi
20. 14
Lembar evaluasi ini berupa post test dan rating scale, hasil dari post
test inilah yang dijadikan guru untuk mengukur tercapai tidaknya
tujuan modul oleh siswa.
g) Kunci lembar evaluasi
Test dan rating scale beserta kunci jawaban yang tercantum pada
lembaran evaluasi disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan
tujuan pada modul.
e. Pembelajaran Modul
Prinsip – prinsip pembelajaran modul secara jelas pada
kemandirian peserta didik dalam belajar karena dengan modul peserta
didik akan dapat berinisiatif membuka dan membaca materi agar
mempunyai pemahaman awal sebelum guru memberikan pembelajaran.
Latihan yang terdapat dalam modul akan peserta didik mempunyai
kreatifitas dalam menyelesaikan soal latikan. Dengan kunci jawaban
yang diberikan peserta didik dapat menilai sendiri hasil latihan yang
telah dilakukan dalm belajar sehingga secara mandiri peserta didik dapat
menyelesaikan modul dalam waktu yang sesuai dengan kemampuan
penguasaan yang dimikinya.Selain itu modul yang memuat materi
secara berurutan dapat dipakai sebagai urutan pemikiran dalam
mendalami materi.
Prinsip – prinsip pembelajaran modul menurut James D.
Russel yang dikutip oleh Cece Wijaya (1992: 98 – 99) adalah sebagai
berikut:
a) Modul menggunakan paket instruksional mandiri; artinya dapat
dipelajari secara perorangan atau kelompok yang sebaya melalui
b) pengalaman belajar multi sensoris dengan keterlibahatn siswa
secara maksimal.
c) Modul dalam batas normal sangat sesuai dengan perbedaan
individual, sekalipun tidak mungkin guru dapat meladeni secara
simultan semua kebutuhan tiap siswa.
21. 15
d) Modul disusun atas dasar tujuan instruksinal khusus (TIK),
maka modul sangat realistis, dapat dijangkau oleh setiap siswa
yang mempelajarinya dengan segala karakteristik yang
dimilikinya.
e) Modul mengandung konsep asosiasi, struktur dan urutan
pengetahuan.
f) Modul menggunakan variasi alat dan media yang relevan.
g) Modul memerankan siswa aktif berpartisipasi dalam belajar.
h) Modul selalu mendorong siswa untuk melakukan pemantapan
respon belajar tertentu.
i) Modul menggunakan strategi penilaian tentang penguasaan
pengetahuan secara tuntas.
f. E-Modul
E-module merupakan bentuk modul secara digitalize dan
dikemas dengan lebih interaktif. E-module disebut juga media untuk
belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk
belajar sendiri. e-module dapat diisi materi dalam bentuk pdf, video
serta animasi yang mampu membuat user belajar secara aktif.
Dalam pengertian lain, E-modul adalah modul versi elektronik
dimana akses dan penggunaannya dilakukan melalui alat elektronik
seperti komputer, laptop, tablet atau bahkan smartphone. Text pada e-
modul dapat dibuat menggunakan Microsoft Word. Tapi untuk
menampilkan media yang interaktif, e-modul harus dibuat
menggunakan program e-book khusus seperti Flipbook Maker, ibooks
Author, Calibre, dan lain sebagainya. Kelebihan e-modul dari bahan ajar
cetak adalah bahwa e-modul lengkap dengan media interaktif seperti
video, audio, animasi dan fitur interaktif lain yang dapat dimainkan dan
diputar ulang oleh siswa saat menggunakan e-modul. E-modul dinilai
bersifat innovatif karena dapat menampilkan bahan ajar yang lengkap,
menarik, interaktif, dan mengemban fungsi kognitif yang bagus.
Suasana dan Mahayukti (2013) menemukan bahwa e-modul dapat
22. 16
meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa dan mendapatkan
respon positif dari siswa.
E-modul yang sudah jadi dapat disimpan dalam berbagai extension
file sehingga dapat diputar pada komputer dengan sistem operasi berbeda,
seperti PDF, .exe, .app, .chm dan lain sebagainya.
2. Keaktifan Belajar
Menurut Ruswandi Hermawan, dkk. (2007: 83) menjelaskan
bahwa keaktifan belajar adalah kemampuan siswa untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Siswa yang memiliki
keaktifan tinggi dalam belajar mampu membangun pemahaman atas
persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan
pembelajaran. Keaktifan belajar merupakan fungsi interaksi antara individu
dan situasi disekitarnya yang ditentukan oleh indikator. Interaksi yang terus
menerus menimbulkan pengalamapengalaman dan keinginan untuk
memahami suatu yang baru, yang belum dipahami atau yang belum dialami.
Keaktifan belajar bukan hanya melalui keaktifan siswa yang belajar secara
fisik, namun juga mental. Keaktifan mental merupakan hal yang paling
penting dalam belajar aktif dibandingkan keaktifan fisik.
Menurut (Mohammad Ali, 2007: 83) keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar tidak lain untuk mengkonstruksikan pengetahuannya
sendiri. Siswa aktif membangun pemahaman atas segala persoalan atau
segala sesuatu yag dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa
bukanlah sebatas penerima pengetahuan pasif dari guru melainkan sebagai
individu yang aktif memproses segala informasi yang diperoleh dari
lingkungannya. Dengan demikian, guru seharusnya dapat merekayasa
sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.
Mohammad Uzer Usman (2002: 26 – 27) menyatakan keaktifan
dapat ditingkatkan dan diperbaiki dengan meningkatkan keterlibatan siswa
pada saat belajar. menjelaskan beberapa cara untuk memperbaiki
keterlibatan siswa dalam belajar. Cara untuk memperbaiki keterlibatan
23. 17
siswa dalam belajar diantaranya dengan menyediakan waktu yang lebih
banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar, serta memberikan pengajaran yang
jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Guru harus
dapat mengenali dan membantu siswa yang kurang terlibat serta
menyelidiki penyebabnya dan upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa.
Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan keaktifan siswa dapat
dilihat dari beberapa indikator, yaitu:
a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
b) terlibat dalam pemecahan masalah,
c) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya,
d) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah,
e) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
f) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
g) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
dan
h) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar
merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang
dilakukan dalam waktu tertentu.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir,
24. 18
maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin
dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar
digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta
mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap-sikap,
apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar”. Menurut Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Sedangkan,
Winkel (2009) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”
b. Aspek Hasil Belajar
Menurut Benjamin S. Bloom dkk. (1956), aspek hasil belajar
dapat dikelompokan ke dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan,
mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari
hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang
konkrit sampai dengan hal yang abstrak, yakni:
1) Ranah Kognitif yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Domain / Ranah kognitif ini terdiri atas:
Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tesimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau
metode.
Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
25. 19
Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik.
Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru.
Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan criteria tertentu.
2) Ranah afektif
Ranah afektif adalah internalisasi sikap yang menunjukan kearah
pertumbuhan batiniyah dan terjadi bila peserta didik sadar tentang
nilai yang diterima kemudian mengambil sikap sehingga menjadi
bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah
laku. Hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu:
Penerimaan, yang mencakup tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut.
Partisipasi, yang mencakup kesediaan memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima pendapat
orang lain.
Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati
nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor tampak dalam
bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil
belajar ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif,
afektif. Hal ini bisa dilihat apabila peserta didik telah menunjukan
perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung
26. 20
dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya. Maka wujud nyata dari hasil
belajar psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
dan afektif itu adalah:
Persepsi, mencakup memilah-milah (mendeskriminasikan) hal-hal
yang khas dan menyadari adanya perbedaan khas tersebut.
Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam
keadaan dimana akan tejadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan,
kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.
Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh atau gerakan peniruan.
Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh.
Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar dan
tepat.
Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan
menyesuaikan gerak-gerik dengan persyaratan yang berlaku.
Kreatifitas, mencakup kemampuan malahirkan pola gerak-gerik yang
baru atas dasar prakarsa sendiri.
C. Penelitian Yang Relevan
1. Penggunaan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan
Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas Xi Ips 3 Sma Negeri 2
Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Kesimpulan dalam penelitian
tersebut adalah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016.
2. Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Melalui Model
Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Berbantuan Media Power
Pointpada Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi Dan Bisnis Siswa Smk
Negeri I Banyudono Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian tersebut
relevan dari aspek hipotesis yang diuraikan. Kesimpulan yang diperoleh
27. 21
adalah siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Peningkatan
semangat dan antusias siswa akan mempermudah siswa dalam
memahami materi, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil
belajar siswa secara maksimal.
D. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk lebih aktif
agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Seperti halnya dalam mata
pelajaran diperlukan untuk dapat menguasai materi dan menyelesaikan
latihan dengan baik. Untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik,
diperlukan adanya media pembelajaran yang dapat membantu peningkatan
keaktifan peserta didik. Salah satu media pembelajaran yang relevan untuk
meningkatkan keaktifan peserta didik adalah dengan menggunakan modul
pembelajaran. Modul merupakan satuan unit pelajaran yang tersusun,
terprogram dan tercetak berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan
pelajaran kepada peserta didik dengan layanan dan bimbingan guru sesedikit
mungkin.
Dengan adanya media pembelajaran berupa modul, maka peserta
didik dapat dengan mudah mempelajari materi dan tidak bergantung kepada
guru sehingga tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat terpenuhi.
Terpenuhinya kompetensi tersebut, diharapkan akan mendorong peningkatan
prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran. Dalam hal ini modul yang
telah dibuat nantinya dapat digunakan sebagai media pembelajaran peserta
didik kemudian akan diukur tingkat kemandirian dan prestasi belajar peserta
didik melalui pemanfaatan modul tersebut.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
diuraikan diatas, maka hipotesis tindakan yang akan diajukan sebagai
berikut:
1. Dengan menggunakan E-Modul dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada kelas XI Multimedia Kompetensi Teknik Animasi Tweening.
28. 22
2. Penggunaan E-Modul didalam pembelajaran Daring dapat meningkatkan
hasil belajar siswa tentang Teknik Animasi Tweening didalam mata
pelajaran Animasi 2D dan 3D.
29. 23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Ebbus (dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2008) mengemukakan penelitian
tindakanadalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek
pendidikanoleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
tindakan tersebut. Sedangkan Elliot (dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2008)
melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial
dengankemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas sosial tersebut.
Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan
reflektifdalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey (dalam Rochiati
Wiriaatmadja,2008) mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman
pendidikan sebagaiselalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala
bentuk pengetahuanyang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-
alasan yangmendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke
mana pengetahuan itu akan membawa siswa.
Sedangkan tindakan reflektif guru dalam praktek sehari-harinya,
yangharus banyak melakukan pengambilan kesimpulan, dan untuk
mencapaikesimpulan yang benar itu ia perlu bereksperimen dan melakukan tes.
Logika pertumbuhan menyuruhnya memikirkan saran-saran perbaikan,
mengujinyamelalui pengamatan objek dan peristiwa, mengambil kesimpulan,
mencobanyadalam tindakan, yang membuktikan kehandalan perbaikan itu,
atau menyambut perbaikan, atau menolaknya sama sekali (Dewey dalam
Rochiati Wiriaatmadja, 2008)
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Multimedia (A)
SMK Nahdaltul Ulama Balikpapan Tahun Pelajaran 2020/2021 yang
jumlahnya 22 siswa. Adapun objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah
30. 24
keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Animasi 2D dan 3D
kompetensi dasar teknik tweening untuk animasi 2D.
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan yang
beralamat di Jl. Letjend S. Parman No. 47 RT. 22 Kelurahan Sumber Rejo,
Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Sekolah
ini berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Modern Al-Muttaqien
Balikpapan. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas XI
Multimedia (A) tahun pelajaran 2020/2021.
Pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan jadwal kegiatan
pembelajaran di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan, karena penelitian ini
membutuhkan kelas yang sedang melaksanakan pembelajaran. Adapun
rencana pelasaknaannya sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Tindakan
No Kegiatan
Oktober November
Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penelitian
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Pelaksanaan Siklus II
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Laporan
D. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Merencanakan waktu pelaksanaan pembelajaran
2) Menyusun perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk Kompetensi Dasar teknik Animasi Tweening
31. 25
3) Menyusun e-Modul sebagai bahan ajar yang menarik untuk
Kompetensi Dasar teknik Animasi Tweening
4) Mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk menilai
pengethuan dan keterampilan
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk menilai keaktifan dan
respon siswa ketika mengikuti pelaksanakan pembelajaran
6) Mempersiapkan tempat pelaksanaan pembelajaran
7) Mempersiapkan media, dan alat-alat yang digunakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP Teknik Animasi
Tweening dengan menggunakan slide pesentrasi yang telah
disiapkan, kemudian memberikan waktu kepada siswa agar
membaca dan mempelajari materi di dalam E-Modul Animasi
Tweening yang diberikan dan mengerjakan soal tes yang sudah
tersedia di dalam E-Modul tersebut.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
dan bertanya tentang materi yang sedang dipelajari, apabila ada
siswa yang kesulitan dalam memahami materi di dalam E-
Modul, guru memberi kesempatan kepada siswa yang lebih
paham untuk menjelaskan.
3) Guru memberikan evaluasi pengetahuan dan keterampilan.
c. Tahap observasi
Tahapan ini bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
1) Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
2) Guru mengisi lembar pengamatan
d. Tahap refleksi
Guru melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari
penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa, lembar
percobaan dan pengamatan observer telah dikaji, selanjutnya pada
32. 26
siklus II, guru mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I.
Temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk
memperbaiki RPP dan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Merencanakan waktu pelaksanaan pembelajaran
2) Menyusun perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk Kompetensi Dasar teknik Animasi Tweening
3) Menyusun e-Modul sebagai bahan ajar yang menarik untuk
Kompetensi Dasar teknik Animasi Tweening
4) Mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk menilai
pengethuan dan keterampilan
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk menilai keaktifan dan
respon siswa ketika mengikuti pelaksanakan pembelajaran
6) Mempersiapkan tempat pelaksanaan pembelajaran
7) Mempersiapkan media, dan alat-alat yang digunakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan sama dengan kegiatan pada siklus I.
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP Teknik Animasi
Tweening dengan menggunakan slide pesentrasi yang telah
disiapkan, kemudian memberikan waktu kepada siswa agar
membaca dan mempelajari materi di dalam E-Modul Animasi
Tweening yang diberikan dan mengerjakan soal tes yang sudah
tersedia di dalam E-Modul tersebut.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
dan bertanya tentang materi yang sedang dipelajari, apabila ada
siswa yang kesulitan dalam memahami materi di dalam E-
Modul, guru memberi kesempatan kepada siswa yang lebih
paham untuk menjelaskan.
3) Guru memberikan evaluasi pengetahuan dan keterampilan.
33. 27
c. Tahap observasi
Tahapan ini bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
1) Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
2) Guru mengisi lembar pengamatan
d. Tahap refleksi
Setelah hasil data diuji coba, guru sebagai peneliti melakukan diskusi
dengan teman sejawat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan
hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan. Data-data
yang diperoleh dipilih yang benar-benar diperlukan dan dapat
dijadikan acuan dalam menyusun laporan hasil penelitian. Guru
melakukan perbandingan dengan Siklus I sehingga diketahui adanya
peningkatan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa yang lebih
maksimal. Bila tidak ada peningkatan, maka akan dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
E. Data dan Instrumen Penelitian
1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
a) Silabus
Silabus adalah acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuksetiap bahan kajian mata pelajaran yang mencakup
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, dibuat
berdasarkan materi pokok yang diajarkan (Permendikbud No. 22
Tahun 2016). Silabus yang dikembangkan adalah untuk materi
trigonometri pada kompetensi dasar 3.3 Menerapkan teknik
animasi tweening 2D, dan 4.3 Membuat animasi 2D menggunakan
teknik tweening.
34. 28
b) RPP
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkankegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai
Kompetensi dasar(KD). RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai
kompetensi dasar yang diharapkan.
c) Bahan Ajar (E-Modul)
E-modul adalah modul versi elektronik dimana akses dan
penggunaannya dilakukan melalui alat elektronik seperti
komputer, laptop, tablet atau bahkan smartphone.
d) Media Pembelajaran
Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan
dan alat atau perpaduan antara software dan hardware (Sadiman,
dkk, 1996: 5). Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media
yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan didalam penelitian ini adalah Slide
Presentasi Power Point tentang Teknik Animasi Tweening.
e) LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran yang
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran, berisi petunjuk atau langkah-langkah dalam
menyelesaikan tugas sesuai dengan Kompetensi Dasar dan
indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
2. Instrumen Pengumpul Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Tes
Tes hasil belajar merupakan salah satu tipe instrumen
yangdigunakan untuk mengumpulkan data tentang kemajuan
dan/atau memberi nilai siswa dalam belajar (Muri Yusuf, 2015).
Tes dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada
35. 29
pembelajaran teknik animasi tweening untuk animasi 2D. Teknik
pengumpulan data dengan tes ini dimaksudkan untuk menilai hasil
belajar yang berkaitan dengan ranah kognitif, karena setelah siswa
selesai mengikuti suatu pembelajaran, maka siswa akan di berikan
tes untuk mengetahui hasil yang menunjukan sejauh mana
keberhasilan guru dalam menyampaikan materi.
b) Observasi
Melalui kegiatan observasi ini, dapat memperoleh gambaran hasil
penelitian secara deskriptif, hal-hal apa saja yang terjadi pada saat
penelitian maka akan mempengaruhi hasil dari catatan observasi,
karena observasi yang dilakukan adalah observasi langsung.
Menurut Nana Sudjana (2012, hlm.85) menjelaskan bahwa
“Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap
gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan
langsung diamati oleh pengamat”.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah gambaran atau bukti kongkrit yang
terjadi dari setiap pelaksanaan penelitian. Dengan adanya
dokumentasi, peneliti memiliki gambaran untuk membuat laporan
penelitian dan dapat melihat bukti secara berulang-ulang jika
diperlukan. Dokumen yang dimaksud dapat berupa dukumen
foto, dokumen hasil gambar siswa, dokumen nilai yang
dipergunakan sebagai pemerkuat data yang diperoleh serta
memberikan gambaran konkrit mengenai kegiatan siswa pada
saat pembelajaran.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian.
Instrumen digunakan untuk mengumpulka data penelitian
(Arikunto 2010:192)
a) Lembar Tes
36. 30
Penelitian ini menggunakan tes untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes yang digunakan berupa
tes pilihan ganda (multiple choice) digunakan untuk mengukur
pengetahuan siswa, dilakukan pada akhir setiap siklus. Tes praktik
digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa dilakukan penilaian
pada setiap pertemuan. Tes praktik diberikan panduan berupa
LKPD.
b) Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran
menggunakan E-Modul. Lembar observasi keaktifan digunakan
untuk mengumpukan data mengenai keaktifan siswa selama proses
pembelajaran. Lembar observasi diisi sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Indikator dari
keaktifan siswa dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2. Indikator Keaktifan Siswa
No Indikator Keaktifan
Butir
Kriteria
Skor
Max
1 Memperhatikan penjelasan guru 4 4
2 Mengajukan pertanyaan 4 4
3 Menjawab pertanyaan 4 4
4 Berdiskusi didalam Sinkron/Asinkron 4 4
5 Menyelesaikan masalah 4 4
6 Memperhatikan presentasi teman 4 4
7 Membaca materi pelajaran dan tugas 4 4
c) Aplikasi Perekam Layar
Aplikasi perekam layar dapat digunakan untuk merekam peristiwa
penting di kelas daring atau juga dapat digunakan untuk metode
pengumpulan data yang lain.
37. 31
F. Metode Analisis Data
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif
dan kuantitatif. Data-data tersebut dikumpulkan kemudian diolah dan
dianalisis berdasarkan jenisnya agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan
menyeluruh. Teknik analisis data yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
peningkatan keakfifan dan hasil belajar siswa kelas XI Multimedia pada mata
pelajaran Animasi 2D dan 3D dengan materi pokok Prinsip Animasi Tweening.
Analisis dilakukan baik untuk data observasi maupun hasil tes siswa. Penelitian
tindakan yang dilakukan peneliti meliputi dua data yaitu data kualitatif dan
kuantitatif.
1. Analisis Data Observasi
Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif sederhana yaitu
menggambarkan dengan menggunakan kalimat untuk memperoleh
keterangan yang jelas dan terperinci. Teknik analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara merefleksi hasil observasi terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di kelas.
Analisis data hasil observasi kegiatan siswa dalam penelitian ini adalah
merefleksikan hasil pengamatan berupa keaktifan siswa yang dianalisis
dengan langkah-langkah berikut:
a. Berdasarkan data hasil observasi, nilai keaktifan masing-masing
siswa pada tiap-tiap indikator diolah dengan menjumlahkan skor
yang diperoleh untuk mengetahui nilai total perolehan keaktifan
tiap indikator dan tiap siswa.
b. Setelah diperoleh nilai total keaktifan tiap indikator dari tiap
siswa, selanjutnya membandingkan dengan jumlah skor
maksimal yang diharapkan
c. Menghitung persentase keaktifan siswa dengan rumus :
Persentase = ∑ Skor tiap indikator x 100%
∑ Kategori x ∑ Siswa
2. Analisis Data Hasil Tes
38. 32
Analisis tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar
pengetahuan dan ketrampilan siswa selama mengikuti proses tindakan
dengan menggunakan E-Modul. Analisis terhadap tes hasil belajar siswa
dilakukan dengan analisis kuantitatif yaitu menentukan rata-rata nilai tes.
Rata-rata nilai tes diperoleh dari penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas/
Menghitung nilai rata-rata kelas, dengan rumus: Purwanto dalam Nurlela,
(2011, hlm.41)
X =
∑ 𝑥
∑ 𝑁
Keterangan :
X = nilai rata − rata
∑ 𝑥 = jumlah semua nilai siswa
∑ 𝑁 = jumlah siswa
Dari jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM, selanjutnya dihitung
persentasenya. Untuk melihat peningkatan persentase hasil belajar siswa
pada setiap siklus. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Persentase hasil belajar = ∑ siswa yang tuntas KKM x 100%
∑ siswa
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria
yang telah ditentukan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
adannya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dari setiap siklus selama
kegiatan tindakan diberikan.
1. Peningkatan Keaktifan Siswa
Indikator keberhasilan pada aspek ini apabila keaktifan belajar siswa
dikatakan meningkat apabila dari rata-rata persentase diperoleh minimal
75% pada tiap indikator.
39. 33
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
a. Aspek Pengetahuan (Kognitif)
Indikator keberhasilan hasil belajar ranah kognitif dikatakan
meningkat apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa
memenuhi KKM. KKM ditentukan pada KD Teknik Animasi
Tweening di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan adalah 75.
b. Aspek Ketrampilan (Psikomotorik)
Indikator keberhasilan hasil belajar ranah psikomotorik dikatakan
meningkat apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa
memenuhi KKM. KKM ditentukan pada KD Teknik Animasi
Tweening di SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan adalah 75.
40. 34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN HASIL
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pra Tindakan
Sebelum penelitian dilaksanakan, kegiatan pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya dijadikan sebagai observasi awal untuk mengetahui
permasalahan yang ada di dalam kelas XI Multimedia pada mata pelajaran
Animasi 2D dan 3D. Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktifitas
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas masih rendah. Perlu adanya perhatian untuk
meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa yang rendah akan
berdampak pada pencapaian hasil belajar yang rendah. Peneliti berupaya
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan meminta siswa
terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain peran siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, bahan ajar juga harus disajikan secara menarik
agar lebih menyenangkan dan memancing minat siswa untuk senang
literasi. Selain itu, model pembelajaran selama proses kegiatan adalah
Discovery Learning (berbasis penemuan).
Kegiatan ini dilakukan dengan merumuskan rencana tindakan
yaitu dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan materi dalam pembelajaran
Materi yang akan disampaikan selama penelitian adalah
kompetensi dasar Menerapkan Teknik Tweening didalam
Animasi 2D (Vector) dengan materi pokok Pengertian dan
Prinsip Animasi Tweening. Setelah materi ditentukan
selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan pengimplementasian yang dibutuhkan.
41. 35
b. Mengumpulkan data hasil belajar siswa
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti menggunakan hasil
dari tes ulangan harian untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran Animasi 2D dan 3D. Berikut ini
merupakan hasil ulangan harian siswa dapat dilihat pada Tabel
3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Ulangan Harian
Hasil Penilaian Pengetahuan Nilai
Nilai Rata-Rata 62.50
Nilai Tertinggi 80.00
Nilai Terendah 40.00
Jumlah Siswa Tuntas 3
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 8
Persentase Ketuntasan (%) 25.00
Berdasarkan Tabel di atas, data hasil belajar pada ulangan harian
dari 12 siswa yang diambil menunjukkan nilai rata-rata kelas
yang dicapai adalah 62,50 dengan nilai tertingi 80 dan terendah
40. Jumlah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 3 siswa dan
yang belum memenuhi KKM sebanyak 8 siswa. Sehingga
persentase ketuntasan kelas XI Multimedia baru mencapai
25,00%, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar 12 siswa masih
rendah terlihat pada banyaknya siswa yang belum memenuhi
KKM.
c. Menyusun Instrumen, LPKD, dan soal Evaluasi
Instrumen digunakan oleh peneliti sebagai alat untuk melakukan
pengamatan dalam penelitian tindakan. Peneliti menyusun
lembar observasi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Lembar observasi berupa obervasi keaktifan siswa. LPKD
disusun untuk mengukur kemampuan psikomotorik siswa
terhadap materi yang disampaikan. Selanjutnya soal Evaluasi
42. 36
disusun untuk mengukur pengetahuan siswa. Soal Evaluasi
disajikan didalam Schoology sehingga siswa dapat langsung
mengerjakan dan guru (peneliti) langsung memperoleh hasilnya.
d. Menentukan Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus
terdiri dari satu pertemuan. Jadwal rencana penelitian yang
sudah direncakan adalah sebagai berikut:
Siklus/
Pertemuan
Hari, Tanggal Waktu
I/ 1 Rabu, 21 Oktober 2020 13.30 – 15.00
II / 1 Rabu, 28 Oktober 2020 13.30– 15.00
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan berbagai hal yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran menggunakan E-Modul yang nantinya dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Materi yang akan
diberikan dalam kegiatan pembelajaran adalah Pengertian dan Prinsip
Animasi Tweening.
Adapun persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, Bahan Ajar (E-Modul
PDF), Media Pembelajaran (Slide Power Point), LKPD, dan Evaluasi
Pembelajaran (Kisi-Kisi dan Soal). Persiapan teknis lainnya terkait
pelaksanaan pembelajaran adalah penyiapan pembelajaran Sinkron
dan Asinkron.
1) Persiapan Pembelajaran Sinkron
Pembelajaran Sinkron (tatap muka online) dilakukan
menggunakan Google Meet, sehingga perlu dipersipakan jadwal
dan link Google Meet. Link Google Meet diinformasikan kepada
43. 37
siswa melalui LMS Schoology sebagai platform pembelajaran
Asinkron.
Gambar 3. Persiapan Sinkron (Tatap Muka Online)
2) Persiapan Pembelajaran Asinkron
Pembelajaran Asinkron dilakukan dengan menggunakan
Learning Management System (LMS) Schoology.
Gambar 4. Persiapan Pembelajaran di Schoology
Instrumen pengumpul data yang disiapkan berupa lembar
observasi keaktifan siswa sebagai bahan untuk mengetahui aktivitas
siswa selama proses pembelajaran mulai dari kegiatan berdo’a sampai
akhir kegiatan pembelajaran, LPKD digunakan untuk menilai
44. 38
kegiatan praktik siswa (penilaian keterampilan), dan soal/quiz yang
berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 butir untuk mengetahui
pemahaman (penilaian pengetahuan). LPDP dan Quiz dipersipakan
didalam LMS Schoology.
Selanjutnya untuk pendokumentasikan aktifitas dilayar,
menggunakan fasilitas rekam Google Meet dan aplikasi yang relevan
lainnya. Absensi kehadiran menggunakan fasilitas yang ada didalam
LMS Schoology.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan sebanyak
1 pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah 2x45
menit. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini sesuai
dengan rencana yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.
Tabel 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Siklus I
No. Aspek Yang Dilaksanakan
Pelaksanaan
Catatan
Ya Tdk
A. PENDAHULUAN
1 Guru mengucapkan salam √
2 Guru menanya kabar siswa √
3
Guru memeriksa kehadiran
siswa
√
Beberapa siswa
mengalami
gangguan koneksi
sehingga tidak
seluruhnya muncul
didalam
pembelajaran
Sinkron
45. 39
4
Guru mereview pelaksanaan
pembelajaran sebelumnya
√
5 Guru memberikan apersepsi √
6
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
B. KEGIATAN INTI
1
Stimulus
Guru menyajikan gambar
dan menjelaskan materi
melalui slide power point di
Google Meet
√
2
Problem Statement
Guru memberikan
kesempatan siswa
mengindentifikasi
pertanyaan mengenai materi
yang dipaparkan
√
Siswa antusias
menjawab
pertanyaan setelah
mengamati gambar
dan menyimak
materi yang
dipresentasikan
3
Guru meminta siswa
mendiskusikan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang
muncul
√
4
Guru meminta siswa
mengunduh LKPD yang
telah disiapkan di Schoology
√
5
Data Collection
Guru memberikan dorongan
kepada siswa didalam
√
46. 40
mengumpulkan informasi
yang relevan
6
Data Processing &
Verification
Guru memberikan bantuan
kepada siswa didalam
mengerjakan LKPD
√
7
Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil
pengolahan tugas yang
dikerjakan
√
8
Guru meminta siswa
menjawab soal pengetahuan
(Quiz) di Schoology
√
9
Generalization
Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
√
10
Guru memberikan feedback
terkait apa yang disimpulkan
oleh siswa
√
C. PENUTUP
1
Guru memberikan
penghargaan atas
berjalannya pelaksanaan
pembelajaran
√
2 Guru meminta siswa
mempelajari materi
√
47. 41
berikutnya (menyampaikan
materi selanjutnya)
3
Guru meminta siswa
menutup pelajaran dengan
do’a
√
4
Guru mengucapkan salam
penutup
√
c. Pengamatan Siklus
1) Pengamatan Terhadap Keaktifan
Proses pembelajaran pada siklus I sudah berjalan cukup baik,
meskipun tidak dapat diikuti oleh semua peserta didik di kelas XI
Multimedia karena berbagai factor, sehingga peserta didik yang
terlibat didalam pembelajaran hanya berjumlah 12 siswa dari total
20 siswa di kelas XI Multimedia A
Selama pelaksanaan pembelajaran, diamati keaktifan siswa
selama mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan indicator yang
terdapat didalam lembar observasi. Berdasarkan hasil observasi
terhadap keaktifan siswa pada siklus I, menunjukkan bahwa siswa
sudah menunjukkan respon positif walaupun masih ada sebagian
siswa yang belum terlibat aktif. Tidak semua siswa melakukan
aktivitas belajar sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Hal ini
dapat dilihat dari data yang menunjukkan banyak indikator belum
mencapai indikator keberhasilan.
Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan
bahwa nilai rata-rata keaktifan siswa pada pertemuan pertama
tersebut yaitu 73.81%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan keaktifan siswa pada 4 indikator keaktifan dan
belum terjadi peningkatan keaktifan pada 3 indikator keaktifan
lainnya. Sementara keaktifan dikatakan meningkat apabila dari
rata-rata persentase diperoleh minimal 75% pada tiap indikator.
48. 42
Berikut ini perolehan masing-masing aspek keaktifan tiap
indikator pada pertemuan pertama Siklus I.
Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Indikator Keaktifan
Rata-Rata
Keaktifan
Belajar
1 Memperhatikan penjelasan guru 93.75
2 Mengajukan pertanyaan 41.67
3 Menjawab pertanyaan 60.42
4 Berdiskusi didalam Sinkron/ Asinkron 41.67
5 Menyelesaikan masalah 95.83
6 Memperhatikan presentasi teman 97.92
7 Membaca materi pelajaran dan tugas 85.42
Rata-Rata 73.81
Berdasarkan Tabel 5 atas menunjukkan indikator keaktifan
siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan yang
diharapkan. Hal ini dikarenakan siswa kurang aktif dalam
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, berdiskusi
didalam Google Meet maupun di LMS Schoology. Siswa masih
belum terbiasa menanyakan kesulitan yang dihadapi saat
mengerjakan tugas maupun berdiskusi didalam pembelajaran
Sinkron dan Asinkron.
2) Pengamatan Terhadap Hasil Belajar
Pengamatan terhadap hasil belajar meliputi aspek
pengetahuan (Kognitif) dengan memberikan Quiz melalui LMS
(Online), dan aspek keterampilan (Psikomotorik) dengan
memberikan LPDK melalui LMS.
49. 43
a) Aspek Pengetahuan (Kognitif) Siswa
Proses pembelajaran pada siklus I sudah berjalan cukup baik.
Tes pengetahuan dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu
pada tanggal 21 Oktober 2020 dengan menggunakan soal
pilihan ganda berjumlah 10 butir. Data hasil belajar siswa
siklus I dapat dilihat pada lampiran Daftar Nilai Hasil
Evaluasi Siswa (Pengetahuan). Hasil dari tes pengetahuan
siklus I dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus I
Hasil Penilaian Pengetahuan Nilai
Nilai Rata-Rata 67.50
Nilai Tertinggi 80.00
Nilai Terendah 40.00
Jumlah Siswa Tuntas 5
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 7
Persentase Ketuntasan (%) 41.67
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada Tabel 6 di atas,
menunjukkan bahwa hanya 5 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dari aspek pengetahuan yaitu sudah
mencapai KKM dengan nilai ≥ 75. Sedangkan 7 siswa belum
melum mencapai KKM dengan nilai < 75. Nilai tertinggi
yang diperoleh oleh siswa adalah 80, dan nilai terendah yang
diperoleh oleh siswa adalah 40. Nilai rata-rata nilai yang
diperoleh 12 siswa pada siklus I yaitu 67,50. Data tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata persentase nilai siswa belum
memenuhi indikator keberhasilan, sehingga perlu dilakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
50. 44
b) Aspek Keterampilan (Psikomotorik) Siswa
Penilaian ketrampilan siswa dilakukan ketika siswa
sedang melakukan praktik terkait permasalahan yang
diberikan melalui LKPD yang diunduh di LMS Schoology,
kemudian hasil kerja di upload di kolom yang disediakan di
LMS Schoology. Penilaian ketrampilan menggunakan
lembar observasi yang sudah ditentukan. Proses pelaksanaan
pada siklus I sudah berjalan cukup baik. Data hasil
ketrampilan siswa siklus I dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Hasil Belajar Keterampilan Siswa Siklus I
Hasil Penilaian
Keterampilan
Nilai
Nilai Rata-Rata 87.50
Nilai Tertinggi 100.00
Nilai Terendah 75.00
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 0
Persentase Ketuntasan (%) 100.00
Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa
seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dari aspek
keterampilan atau mencapai KKM dengan nilai ≥ 75. Nilai
tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 100 dan nilai
terendah yang diperoleh oleh siswa adalah 75 sedangkan
rata-rata nilai siswa pada siklus I yaitu 87.50. Persentase
ketuntasan yang dicapai siswa kelas XI Multimedia siklus I
mencapai 100%. Persentase ketuntasan sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang ditentukan, untuk mengetahui
penggunaan menggunaan E-Modul dapat meningkatkan
hasil belajar siswa maka perlu dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
51. 45
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran Animasi 2D
dan 3D siklus I menggunakan E-Modul didalam model pembelajaran
Discovery Learning, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan mengacu RPP berjalan cukup baik namun belum maksimal.
Selama pelaksanaan pembelajaran masih terdapat beberapa
kekurangan sehingga menuntut adanya perbaikan pada siklus
berikutnya.
Beberapa permasalahan yang muncul saat pelaksanaan siklus
I sebagai berikut :
1) Siswa masih belum terbiasa menggunakan kombinasi
pembelajaran Sinkron dan Asinkron (Google Meet dan
Schoology), sehingga ditemukan beberapa siswa masih
bingung pada penggunaan keduanya. Hal itu karena beberapa
siswa terbiasa menggunakan aplikasi lain seperti Zoom Meet.
2) Siswa belum terbiasa menggunakan E-Modul yang
ditempatkan langsung didalam LMS Schoology sehingga
dibutuhkan adaptasi siswa untuk menggunakannya.
3) Siswa sudah interaktif didalam hal menjawab pertanyaan tetapi
masih terdapat beberapa siswa yang pasif. Hal tersebut dilihat
dari kurangnya pengajuan pertanyaan mengenai hal-hal yang
kurang dipahami oleh siswa dan rendahnya tanya jawab antar
siswa (diskusi) meskipun sudah diberikan kesempatan di LMS.
4) Masih terdapat siswa yang belum memahami betul
permasalahan yang diberikan oleh guru, mereka dominan
meminta bantuan kepada guru dalam memecahkan masalah
yang diberikan dan tidak menanyakan kepada teman yang bisa.
Hal ini bisa dikatakan bahwa siswa dalam diskusi antara teman
masih kurang.
5) Hasil belajar siswa dalam pengetahuan belum mencapai KKM
yang ditetapkan, sedangkan hasil belajar ketrampilan sudah
mencapai KKM.
52. 46
6) Penggunaan E-Modul belum dapat diketahui sebagai faktor
utama adanya pengaruh yang signifikan terhadap keaktifan dan
hasil belajar siswa. Sebab ada kemungkinan faktor lain yang
mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar seperti kemahiran
siswa menggunakan teknologi, penggunaan model
pembelajaran, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dapat disimpulkan
bahwa hasil siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian,
sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II, agar kegiatan
pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap perencanaan pembelajaran pada siklus II, tindakan
yang dilakukan hampir sama dengan pembelajaran siklus I yaitu
mempersiapkan berbagai hal yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran menggunakan E-Modul yang nantinya dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Adapun persiapan
yang dilakukan adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari RPP, Bahan Ajar (E-Modul PDF), Media Pembelajaran
(Slide Power Point), LKPD, dan Evaluasi Pembelajaran (Kisi-Kisi dan
Soal). Persiapan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembelajaran
adalah penyiapan pembelajaran Sinkron dan Asinkron.
Kompetensi Dasar yang disampaikan masih sama. Namun,
materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran Siklus 1 adalah
Pengertian dan Prinsip Animasi Tweening. Sedangkan materi yang
akan diberikan pada pembelajaran Siklus II adalah Menentukan
Keyframe dalam pembuatan animasi Tweening.
Persiapan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembelajaran
Siklus II adalah penyiapan pembelajaran Sinkron dan Asinkron.
53. 47
1) Persiapan Pembelajaran Sinkron
Pembelajaran Sinkron (tatap muka online) dilakukan
menggunakan Google Meet, sehingga perlu dipersipakan jadwal
dan link Google Meet. Link Google Meet diinformasikan kepada
siswa melalui LMS Schoology sebagai platform pembelajaran
Asinkron.
Gambar 5. Persiapan Sinkron (Tatap Muka Online)
2) Persiapan Pembelajaran Asinkron
Pembelajaran Asinkron menggunakan LMS Schoology yang
didalamnya sudah dibuatkan kelas (Course) dan siswa sudah
masuk didalamnya.
54. 48
Gambar 6. Persiapan Pembelajaran di Schoology
Instrumen pengumpul data yang disiapkan berupa lembar
observasi keaktifan siswa sebagai bahan untuk mengetahui aktivitas
siswa selama proses pembelajaran mulai dari kegiatan berdo’a sampai
akhir kegiatan pembelajaran, LPKD digunakan untuk menilai
kegiatan praktik siswa (penilaian keterampilan), dan Quiz berupa soal
pilihan ganda sebanyak 10 butir untuk mengetahui pemahaman siswa
(penilaian pengetahuan). LKPD dan Quiz dipersiapkan didalam LMS
Schoology.
Selanjutnya untuk pendokumentasikan aktifitas dilayar,
menggunakan fasilitas rekam Google Meet dan aplikasi yang relevan
lainnya. Absensi kehadiran menggunakan fasilitas yang ada didalam
LMS Schoology.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi yang dilakukan pada
siklus I, beberapa hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan lagi pada
siklus II antara lain:
1) Meminta siswa membiasakan untuk membuka atau
menggunakan Google Meet dan Schoology sebagai penerapan
kombinasi pembelajaran Sinkron dan Asinkron
2) Meminta siswa untuk membiasakan menggunakan E-Modul
dan membuatkan siswa bentuk E-Modul yang berbeda, lebih
menarik serta dapat dibaca secara offline.
55. 49
3) Mendorong siswa dengan motivasi agar banyak bertanya
terkait hal yang kurang dipahami dan berdiskusi antar teman
sejawat
4) Mengarahkan siswa untuk mencari informasi dari sumber-
sumber lain yang relevan dan berdiskusi antara teman terkait
materi pembelajaran dan tugas yang diberikan
5) Mengarahkan siswa agar menggunakan computer dan akses
internet dengan sebaik mungkin agar mendapat memahami
materi yang diberikan, khususnya yang berkaitan dengan teori.
6) Mengarahkan siswa agar betul-betul memanfaatkan E-Modul
sebagai referensi utama pembelajaran dan tugas praktik.
Sementara model pembelajaran tetap sama seperti Siklus I
dengan harapan penggunaan E-Modul dapat diketahui sebagai
factor utama adanya pengaruh yang signifikan terhadap
keaktifan dan hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan
sebanyak 1 pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah
2x45 menit. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini
sesuai dengan rencana yang telah direncanakan. Adapun langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut ini.
Tabel 8. Langkah-Langkah Pembelajaran Siklus II
No. Aspek Yang Dilaksanakan
Pelaksanaan
Catatan
Ya Tdk
A. PENDAHULUAN
1 Guru mengucapkan salam √
2 Guru menanya kabar siswa √
56. 50
3
Guru meminta siswa berdo’a
terlebih dahulu
√
Do’a dipimpin oleh
ketua kelas
4 Guru memeriksa kehadiran siswa √
Kehadiran
berdasarkan siswa
yang online di
Schoology
5
Guru mereview pelaksanaan
pembelajaran sebelumnya
√
7
Guru menyampaikan materi dan
memberikan analogi mengenai
Keyframe
√
8 Guru memberikan apersepsi √
9
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
B. KEGIATAN INTI
1
Stimulus
Guru menyajikan gambar dan
menjelaskan materi melalui slide
power point di Google Meet
√
2
Problem Statement
Guru memberikan kesempatan
siswa mengindentifikasi pertanyaan
mengenai materi yang dipaparkan
√
Siswa antusias
menjawab
pertanyaan setelah
mengamati gambar
dan menyimak
materi yang
dipresentasikan
3
Guru meminta siswa
mendiskusikan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang muncul
√
Siswa bertanya
mengenai hal yang
kurang dipahami
57. 51
4
Guru meminta siswa mengunduh
LKPD yang telah disiapkan di
Schoology
√
Siswa aktif bertanya
mengenai kendala
yang dihadapi
5
Data Collection
Guru meminta siswa untuk
membaca E-Modul yang telah
diperbaharui
√
Siswa membuka Flip
E-Modul
6
Guru memberikan dorongan kepada
siswa didalam mengumpulkan
informasi yang relevan
√
7
Data Processing & Verification
Guru memberikan bantuan kepada
siswa didalam mengerjakan LKPD
√
8
Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil pengolahan
tugas yang dikerjakan
√
9
Guru memaparkan hasil karya
siswa dan memberikan feedback
√
10
Guru meminta siswa menjawab
soal pengetahuan (Quiz) di
Schoology
√
11
Generalization
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
√
C. PENUTUP
58. 52
1
Guru memberikan penghargaan
atas berjalannya pelaksanaan
pembelajaran
√
2
Guru meminta siswa mempelajari
materi berikutnya (menyampaikan
materi selanjutnya)
√
3
Guru meminta siswa menutup
pelajaran dengan do’a
√
4 Guru mengucapkan salam penutup √
c. Pengamatan Siklus II
1) Pengamatan Terhadap Keaktifan
Proses pembelajaran pada siklus II juga sudah berjalan
cukup baik, meskipun tidak dapat diikuti oleh semua peserta didik
di kelas XI Multimedia karena berbagai factor sebagaimana Siklus
I. Peserta didik yang terlibat didalam pembelajaran masih sama
yaitu hanya berjumlah 12 siswa dari total 20 siswa di kelas XI
Multimedia A.
Hasil observasi keaktifan siklus II menunjukkan bahwa
siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan keaktifannya
selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan E-
Modul melalui model pembelajaran yang sama seperti Siklus I.
Siswa terlihat lebih berpartisipasi aktif jika dibandingkan dengan
siklus I. Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata
keaktifan siswa pada pertemuan kedua siklus II yaitu 80.06 %.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
keaktifan siswa pada semua indikator keaktifan.
Perolehan masing-masing aspek keaktifan tiap indikator
pada pertemuan pertama Siklus II dapat dilihat pada Tabel 9
berikut ini.
59. 53
Tabel 9. Hasil Keaktifan Siswa Siklus II
No Indikator Keaktifan
Rata-Rata
Keaktifan
Belajar
1 Memperhatikan penjelasan guru 100.00
2 Mengajukan pertanyaan 47.92
3 Menjawab pertanyaan 68.75
4 Berdiskusi didalam Sinkron/ Asinkron 54.17
5 Menyelesaikan masalah 100.00
6 Memperhatikan presentasi teman 97.92
7 Membaca materi pelajaran dan tugas 93.75
Rata-Rata 80.36
Berdasarkan Tabel 9 diatas, menunjukkan bahwa siswa
sudah mulai berperan aktif dalam pembelajaran yang
menggunakan E-Modul. Indikator keaktifan sudah mencapai
indicator keberhasilan yang diharapkan yaitu 80.36 %. Hal ini
dikarenakan siswa sudah aktif dalam mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, mempelajari bahan ajar (modul) dan
berdiskusi. Siswa sudah terbiasa menanyakan kesulitan yang
dihadapi saat mengerjakan tugas maupun bertanya saat
pembelajaran. Mereka terlihat antusias didalam mengikuti
pembelajaran,menyimak penjelasan melalui slide presentasi dan
mengerjakan tugas (LKPD).
2) Pengamatan Terhadap Hasil Belajar
a) Aspek Pengetahuan (Kognitif) Siswa
Proses pembelajaran pada siklus II sudah berjalan
cukup baik. Tes pengetahuan dilaksanakan pada pertemuan
kedua yaitu pada tanggal 27 Oktober 2020 dengan
menggunakan soal pilihan ganda berjumlah 10 butir yang
disajikan didalam Schoology.
60. 54
Data hasil belajar siswa siklus II dapat dilihat pada
lampiran Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siswa (Pengetahuan)
Siklus II. Hasil dari tes pengetahuan siklus II dapat dilihat pada
table berikut ini ini.
Tabel 10. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus II
Hasil Penilaian Pengetahuan Nilai
Nilai Rata-Rata 75.00
Nilai Tertinggi 90.00
Nilai Terendah 60.00
Jumlah Siswa Tuntas 7
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 5
Persentase Ketuntasan (%) 58.33
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada Tabel 10
di atas, menunjukkan bahwa hanya 7 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dari aspek pengetahuan yaitu sudah
mencapai KKM dengan nilai ≥ 75. Sedangkan 5 siswa belum
mencapai KKM dengan nilai < 75. Nilai tertinggi yang
diperoleh oleh siswa adalah 90, dan nilai terendah yang
diperoleh oleh siswa adalah 60. Nilai rata-rata nilai yang
diperoleh 12 siswa pada siklus I yaitu 75,00. Data tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata persentase nilai siswa sudah
memenuhi indikator keberhasilan.
61. 55
Gambar 7. Rata-Rata Nilai Kelas
Pada Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa rata-rata
nilai siswa mengalami peningkatan selama menggunakan E-
Modul melalui model pembelajaran yang sama antara Siklus I
dan Siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai
siswa pada Siklus I adalah 67.5 %, kemudian pada Siklus II
meningkat menjadi 75.0 %.
Gambar 8. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar
Pada Gambar 8 diatas, peningkatan juga terjadi pada
presentase ketuntasan hasil belajar, yang dapat dilihat pada
ketuntasan hasil belajar Siklus I adalah 41.67 %, kemudian
pada Siklus II meningkat menjadi 58.33 %. Peningkatan yang
terjadi pada siklus II menunjukkan bahwa siswa sudah mulai
aktif dalam memperhatikan, membaca, tanya jawab dan lain
67.5
75
Rata-Rata Nilai Kelas
Siklus I Siklus II
41.67
58.33
Ketuntasan Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
62. 56
sebagainya. Motivasi dan dorongan yang diberikan kepada
peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
pemberian E-Modul yang lebih menarik juga menambah
pemahaman siswa terkait materi yang diberikan.
b) Aspek Keterampilan (Psikomotorik) Siswa
Penilaian keterampilan pada siklus II sudah berjalan
lebih baik. Penilaian keterampilan siswa dilakukan ketika
siswa sedang melakukan praktik terkait permasalahan yang
diberikan melalui LKPD yang diunduh di LMS Schoology,
kemudian hasil kerja di upload di kolom yang disediakan di
LMS Schoology. Penilaian ketrampilan menggunakan lembar
observasi yang sudah ditentukan. Data hasil ketrampilan siswa
siklus II dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Hasil Belajar Keterampilan Siswa Siklus II
Hasil Penilaian
Keterampilan
Nilai
Nilai Rata-Rata 97.92
Nilai Tertinggi 100.00
Nilai Terendah 91.67
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 0
Persentase Ketuntasan (%) 100.00
Berdasarkan Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa
seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dari aspek
keterampilan atau mencapai KKM dengan nilai ≥ 75. Nilai
tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 100 dan nilai
terendah yang diperoleh oleh siswa adalah 91.67 sedangkan
rata-rata nilai siswa pada siklus II yaitu 97.92. Persentase
ketuntasan yang dicapai siswa kelas XI Multimedia siklus I
mencapai 100%. Persentase ketuntasan yang dicapai siswa
63. 57
sudah memenuhi indikator keberhasilan sehingga siklus
dapat dihentikan. Namun, untuk mendapatkan data yang
lebih akurat lagi, pelaksanaan siklus juga dapat dilanjutkan.
d. Refleksi Siklus II
Hasil penelitian keseluruhan menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan siswa yang berpengaruh pula pada hasil belajar
siswa selama menggunakan E-Modul dengan model pembelajaran
yang sama. Berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan
bahwa pada siklus II kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Tindakan yang dilakukan sudah berhasil dengan
hasil peningkatan pada keaktifan dan hasil belajar siswa.
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka
penelitian dilanjutkan pada Siklus III dengan mempertimbangkan
pembiasaan siswa didalam penggunaan E-Modul secara Daring.
Semakin biasa menggunakan E-Modul maka diharapkan semakin
meningkat keaktifan dan hasil belajar siswa.
4. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan Tindakan Siklus III
Pada tahap perencanaan pembelajaran pada siklus III, tindakan
yang dilakukan hampir sama dengan pembelajaran siklus I dan siklus
II yaitu mempersiapkan berbagai hal yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran menggunakan E-Modul yang nantinya dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Adapun persiapan
yang dilakukan adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari RPP, Bahan Ajar (E-Modul PDF), Media Pembelajaran
(Slide Power Point), LKPD, dan Evaluasi Pembelajaran (Kisi-Kisi dan
Soal). Persiapan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembelajaran
adalah penyiapan pembelajaran Sinkron dan Asinkron.
Kompetensi Dasar yang disampaikan masih sama. Namun,
materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran Siklus 1 adalah
64. 58
Pengertian dan Prinsip Animasi Tweening, Siklus II adalah
Menentukan Keyframe dalam pembuatan animasi Tweening.
Sementara untuk Siklus III adalah membuat animasi 2D dengan
menggunakan teknik Tweening.
Persiapan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembelajaran
Siklus III adalah penyiapan pembelajaran Sinkron dan Asinkron.
1) Persiapan Pembelajaran Sinkron
Pembelajaran Sinkron (tatap muka online) dilakukan
menggunakan Google Meet, sehingga perlu dipersipakan jadwal
dan link Google Meet. Link Google Meet diinformasikan kepada
siswa melalui LMS Schoology sebagai platform pembelajaran
Asinkron.
Gambar 9. Persiapan Sinkron (Tatap Muka Online)
2) Persiapan Pembelajaran Asinkron
Pembelajaran Asinkron menggunakan LMS Schoology yang
didalamnya sudah dibuatkan kelas (Course) dan siswa sudah
masuk didalamnya.
Gambar 10. Schoology
65. 59
Instrumen pengumpul data yang disiapkan berupa lembar
observasi keaktifan siswa sebagai bahan untuk mengetahui aktivitas
siswa selama proses pembelajaran mulai dari kegiatan berdo’a sampai
akhir kegiatan pembelajaran, LPKD digunakan untuk menilai
kegiatan praktik siswa (penilaian keterampilan), dan Quiz berupa soal
pilihan ganda sebanyak 5 butir untuk mengetahui pemahaman siswa
(penilaian pengetahuan). LKPD dan Quiz dipersiapkan didalam LMS
Schoology.
Selanjutnya untuk pendokumentasikan aktifitas dilayar,
menggunakan fasilitas rekam Google Meet dan aplikasi yang relevan
lainnya. Absensi kehadiran menggunakan fasilitas yang ada didalam
LMS Schoology.
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi yang dilakukan pada
siklus Siklus II, beberapa hal yang ditingkatkan lagi pada siklus III
antara lain:
Meminta siswa membiasakan untuk membuka atau
menggunakan Google Meet dan Schoology sebagai
penerapan kombinasi pembelajaran Sinkron dan Asinkron
Mendorong siswa dengan motivasi agar banyak bertanya
terkait hal yang kurang dipahami dan berdiskusi antar teman
sejawat
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan
sebanyak 1 pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah
2x45 menit. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini
sesuai dengan rencana yang telah direncanakan. Adapun langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:
66. 60
Tabel 12. Langkah-Langkah Pembelajaran Siklus III
No. Aspek Yang Dilaksanakan
Pelaksanaan
Catatan
Ya Tdk
A. PENDAHULUAN
1 Guru mengucapkan salam √
2 Guru menanya kabar siswa √
3
Guru meminta siswa berdo’a
terlebih dahulu
√
Do’a dipimpin oleh
ketua kelas
4
Guru memeriksa kehadiran
siswa
√
Kehadiran
berdasarkan siswa
yang online di
Schoology
5
Guru mereview pelaksanaan
pembelajaran sebelumnya
√
7
Guru menyampaikan materi
dan memberikan analogi
mengenai Keyframe
√
8 Guru memberikan apersepsi √
9
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
B. KEGIATAN INTI
1
Stimulus
Guru menyajikan gambar
dan menjelaskan materi
melalui slide power point di
Google Meet
√
67. 61
2
Problem Statement
Guru memberikan
kesempatan siswa
mengindentifikasi
pertanyaan mengenai materi
yang dipaparkan
√
Siswa aktif
menjawab
pertanyaan setelah
mengamati gambar
dan menyimak
materi yang
dipresentasikan
3
Guru meminta siswa
mendiskusikan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang
muncul
√
Siswa bertanya
mengenai hal yang
kurang dipahami
4
Guru meminta siswa
mengunduh LKPD yang
telah disiapkan di Schoology
√
Siswa aktif bertanya
mengenai kendala
yang dihadapi
5
Data Collection
Guru meminta siswa untuk
membaca E-Modul yang
telah diperbaharui
√
6
Guru memberikan dorongan
kepada siswa didalam
mengumpulkan informasi
yang relevan
√
7
Data Processing &
Verification
Guru memberikan bantuan
kepada siswa didalam
mengerjakan LKPD
√
8 Guru meminta siswa
mengumpulkan hasil
√ Siswa secara aktif
mengumpulkan
68. 62
pengolahan tugas yang
dikerjakan
tugas yang telah
dikerjakan
9
Guru memaparkan hasil
karya siswa dan
memberikan feedback
√
Siswa aktif
menyimak dan
merespon saat guru
memberikan
feedback terkait
karya yang
dihasilkan
10
Guru meminta siswa
menjawab soal pengetahuan
(Quiz) di Schoology
√
11
Generalization
Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
√
Siswa aktif
menyimpulkan hasil
pembelajaran
C. PENUTUP
1
Guru memberikan
penghargaan atas
berjalannya pelaksanaan
pembelajaran
√
2
Guru meminta siswa
mempelajari materi
berikutnya (menyampaikan
materi selanjutnya)
√
3
Guru meminta siswa
menutup pelajaran dengan
do’a
√
69. 63
4
Guru mengucapkan salam
penutup
√
c. Pengamatan Siklus III
1) Pengamatan Terhadap Keaktifan
Proses pembelajaran pada siklus III juga sudah berjalan
cukup baik, meskipun tidak dapat diikuti oleh semua peserta didik
di kelas XI Multimedia karena berbagai factor sebagaimana Siklus
II. Peserta didik yang terlibat didalam pembelajaran masih sama
yaitu hanya berjumlah 12 siswa dari total 20 siswa di kelas XI
Multimedia A.
Hasil observasi keaktifan siklus II menunjukkan bahwa siswa
sudah menunjukkan peningkatan keaktifan selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan E-Modul melalui
model pembelajaran yang sama seperti Siklus I maupun Siklus II.
Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata keaktifan siswa
pada pertemuan kedua siklus III yaitu 82.44 %. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa pada
semua indikator keaktifan dari siklus sebelumnya.
Perolehan masing-masing aspek keaktifan tiap indikator
pada pertemuan pertama Siklus II dapat dilihat pada Tabel 13
berikut ini.
Tabel 13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III
No Indikator Keaktifan
Rata-Rata
Keaktifan
Belajar
1 Memperhatikan penjelasan guru 100.00
2 Mengajukan pertanyaan 50.00
3 Menjawab pertanyaan 68.75
4 Berdiskusi didalam Sinkron/ Asinkron 62.50
70. 64
5 Menyelesaikan masalah 100.00
6 Memperhatikan presentasi teman 100.00
7 Membaca materi pelajaran dan tugas 95.83
Rata-Rata 82.44
Berdasarkan Tabel atas menunjukkan bahwa siswa
berperan aktif dalam pembelajaran yang menggunakan E-
Modul. Indikator keaktifan sudah mencapai indicator
keberhasilan yang diharapkan yaitu 82.44 %. Hal ini
dikarenakan siswa sudah terbiasa aktif dalam mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, mempelajari bahan ajar
(modul) dan berdiskusi. Siswa sudah terbiasa menanyakan
kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas maupun
bertanya saat pembelajaran. Siswa antusias didalam mengikuti
pembelajaran, menyimak penjelasan melalui slide presentasi,
memecahkan masalah yang diberikan, maupun mengerjakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
2) Pengamatan Terhadap Hasil Belajar
a) Aspek Pengetahuan (Kognitif) Siswa
Proses pembelajaran pada siklus II sudah berjalan cukup
baik. Tes pengetahuan dilaksanakan pada pertemuan kedua yaitu
pada tanggal 13 November 2020 dengan menggunakan soal pilihan
ganda berjumlah 5 butir yang disajikan didalam Schoology.
Data hasil belajar siswa siklus III dapat dilihat pada
lampiran Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siswa (Pengetahuan) Siklus
III. Hasil dari tes pengetahuan siklus III dapat dilihat pada table
berikut ini ini.
71. 65
Tabel 14. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus III
Hasil Penilaian Pengetahuan Nilai
Nilai Rata-Rata
83.33
Nilai Tertinggi
100.00
Nilai Terendah
60.00
Jumlah Siswa Tuntas 9
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 3
Persentase Ketuntasan (%) 75.00
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada Tabel di atas,
menunjukkan bahwa 9 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
dari aspek pengetahuan yaitu sudah mencapai KKM dengan nilai ≥
75. Sedangkan 3 siswa belum mencapai KKM dengan nilai < 75.
Nilai tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 100, dan nilai
terendah yang diperoleh oleh siswa adalah 60. Nilai rata-rata nilai
yang diperoleh 12 siswa pada siklus II yaitu 83,33. Data tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata persentase nilai siswa sudah
memenuhi indikator keberhasilan.
Gambar 11. Rata-Rata Nilai Kelas
Pada Gambar 11 diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai
siswa mengalami peningkatan selama menggunakan E-Modul
melalui model pembelajaran yang sama antara Siklus I, Siklus II
67.5
75
83.33
Rata-Rata Nilai Kelas
Siklus I Siklus II Siklus III
72. 66
dan Siklus III. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa
pada Siklus I adalah 67.5 %, Siklus II adalah 75.00, dan Siklus III
meningkat menjadi 83.33 %.
Gambar 12. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar
Peningkatan juga terjadi pada presentase ketuntasan hasil
belajar, yang dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar Siklus
I adalah 41.67 %, Siklus II meningkat menjadi 58.33 %, dan
Siklus 3 meningkat menjadi 75.00%. Dengan kata lain,
mencapai KKM ketuntasan yaitu 75%. Peningkatan yang
terjadi pada siklus III menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa
aktif dalam memperhatikan, membaca, tanya jawab dan lain
sebagainya. Motivasi dan dorongan yang diberikan kepada
peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
pemberian E-Modul yang lebih menarik juga menambah
pemahaman siswa terkait materi yang diberikan.
b) Aspek Keterampilan (Psikomotorik) Siswa
Penilaian keterampilan pada siklus II sudah berjalan lebih baik.
Penilaian keterampilan siswa dilakukan ketika siswa sedang
melakukan praktik terkait permasalahan yang diberikan
melalui LKPD yang diunduh di LMS Schoology, kemudian
hasil kerja di upload di kolom yang disediakan di LMS
Schoology. Penilaian ketrampilan menggunakan lembar
41.67
58.33
75
Ketuntasan Hasil Belajar
Siklus I Siklus II Siklus III
73. 67
observasi yang sudah ditentukan. Data hasil ketrampilan siswa
siklus III dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15. Hasil Belajar Keterampilan Siswa Siklus III
Hasil Penilaian
Keterampilan
Nilai
Nilai Rata-Rata
98.21
Nilai Tertinggi
100.00
Nilai Terendah
92.86
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 0
Persentase Ketuntasan (%) 100.00
Berdasarkan di atas menunjukkan bahwa seluruh siswa
sudah mencapai ketuntasan belajar dari aspek keterampilan
atau mencapai KKM dengan nilai ≥ 75. Nilai tertinggi yang
diperoleh oleh siswa adalah 100 dan nilai terendah yang
diperoleh oleh siswa adalah 91.67 sedangkan rata-rata nilai
siswa pada siklus II yaitu 97.92. Persentase ketuntasan yang
dicapai siswa kelas XI Multimedia siklus I mencapai 100%.
Persentase ketuntasan yang dicapai siswa sudah memenuhi
indikator keberhasilan sehingga siklus dapat dihentikan.
d. Refleksi Siklus III
Hasil penelitian keseluruhan menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan siswa yang berpengaruh pula pada hasil belajar
siswa selama menggunakan E-Modul dengan model pembelajaran
yang sama. Berdasarkan observasi yang dilakukan menunjukkan
bahwa pada siklus III kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Tindakan yang dilakukan sudah berhasil dengan
hasil peningkatan pada keaktifan dan hasil belajar siswa.