SlideShare a Scribd company logo
MODUL PEMROGRAMAN KOMPUTER




        I MADE AGUS OKA GUNAWAN
                      1108605020




                                         1


     ILMU KOMPUTER-UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I

                          PENYELEKSIAN KONDISI




1.2. STRUKTUR KONDISI “IF….”

Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi
suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai benar,
maka pernyataan yang ada di dalam blok if akan diproses dan dikerjakan. Bentuk
umum struktur kondisi if adalah:

    if(kondisi)

    pernyataan;



Contoh Program 1:

/* Program struktur kondisi if untuk memeriksa suatu kondisi */

#include “stdio.h”

#include “conio.h”

void main()

{

float nilai;

printf(“Masukan nilai yang didapat : “);

scanf(“%f”, &nilai);

if(nilai > 65)

printf(“n ANDA LULUS !!!!n”);

getch();


                                                                              2
}



Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80, maka perintah
mencetak perkataan LULUS !!!! akan dilaksanakan, namun sebaliknya bila kita
memasukan sebuah nilai yang kurang dari 65 maka program akan berhenti dan
tidak dihasilkan apa-apa.



Contoh Program 2 :

/* Program contoh penerapan struktur kondisi if */

#include"stdio.h"

#include"conio.h"

void main()

{ clrscr();

int a,b,c,max;

printf("Entry bil 1 : ");scanf("%i",&a);

printf("Entry bil 2 : ");scanf("%i",&b);

printf("Entry bil 3 : ");scanf("%i",&c);

if((a>b)&&(a>c))

max=a;

if((b>a)&&(b>c))

max=b;

if((c>a)&&(c>b))

max=c;

printf("Bil terbesar : %in",max);

        if(max>0)

printf("Bil tsb adalah bil positifn");

        if(max<0)
                                                                              3
printf("Bil tsb adalah bil negatif");

getch();

}



1.3. STRUKTUR KONDISI “IF......ELSE….”

Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan. Jika kondisi
yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama yang
dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka pernyataan yang
kedua yang dilaksanakan. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut:

    if(kondisi)

    pernyataan-1

    else

    pernyataan-2




Contoh Program 3:

#include “stdio.h”

#include “conio.h”

void main()

{

float nilai;

clrscr();

printf(“Masukan nilai yang didapat : “);

scanf(“%f”, &nilai); /* Masukan akan disimpan dalam variable nilai */

if (nilai > 65)

printf(“n LULUS !!!n”);

else
                                                                              4
printf(“n TIDAK LULUS !!!n”);

getch();

}



Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80 maka akan dicetak
perkataan “LULUS !!!” namun bila kita memasukan nilai yang kurang dari 65
maka akan tercetak perkataan “TIDAK LULUS !!!”. Hal ini berbeda dengan
struktur if dimana program akan berhenti bila kita memasukan nilai kurang dari
65.



1.4. STRUKTUR KONDISI IF DALAM IF

Perintah IF dalam IF sering disebut nested-if. Perintah ini mempunyai bentuk
umum sebagai berikut:

If (kondisi1)

       If (kondisi2)

                Pernyataan1;

       Else

                Pernyataan2;

Else

       Pernyataan3;



Contoh:

Zzzzzzzzzzzzz

Zzzzzzzzzzzz

zzzzzzzzzz



1.5. STRUKTUR KONDISI IF... ELSE IF... ELSE


                                                                            5
Pernyataan If dalam if juga mempunyai bentuk yang majemuk yang sering disebut
if bertingkat. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut:

If (kondisi1)

         Pernyataan1;

Else if (kondisi2)

         Pernyataan2;

Else if (kondisi3)

         Pernyataan3;



…

…

...

else

         pernyataann;

Dalam hal ini jika kondisi 1 benar maka pernyataan1 yang dikerjakan dan apabila
kondisi 1 tidak benar maka kondisi2 yang akan dilihat. Dan seterusnya, jika
kondisi diatasnya tidak benar maka kondisi yang terakhir yang akan dikerjakan.

Contoh program 4:

#include <stdio.h>

main()

{

int nilai;

char huruf;

printf (“Masukkan nilai:”);scanf(“%d”,&nilai);

         if (nilai>=81 && nilai<=100)

                huruf=‟A‟;

         else

                                                                             6
if (nilai>=71 && nilai<=81)

               huruf=‟B‟;

       else

               if (nilai>=61 && nilai<=71)

               huruf=‟C‟;

       else

               if (nilai>=51 && nilai<=61)

               huruf=‟D‟;

       else

               huruf=‟E‟;

printf (“Jadi nilai huruf yang didapat adalah: %cn”,huruf);

}



1.6. PERINTAH SWITCH

       Perintah SWITCH merupakan pernyataan yang dirancang untuk
menangani pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah pilihan alternatif
yang diantaranya untuk menggantikan pernyataan IF bertingkat.

Bentuk umumnya adalah sebagai berikut :

SWITCH (Ekspresi)

       {

               Case konstanta1 :

                      pernyataan1;

                      break;

               Case konstanta2 :

                      pernyataan2;

                      break;

               Case konstanta3 :
                                                                         7
Pernyataan3;

                          break;

                 ...

                 Case Konstantan :

                          Pernyataan ;

                          Break;

                 Default :

                          Pernyataann x ;

                 }



       Ekspresi dapat berupa ungkapan yang bernilai integer atau bertipe
karakter. Setiap konstanta1, konstanta2, konstanta3, konstanta4 sampai dengan
konstantan dapat berupa konstanta integer atau konstanta karakter.

Setiap pernyataan1, pernyataan2, pernyataan3, pernyataan4                sampai
pernytaannxdapat berupa sebuah atau beberapa pernyataan.

       Pengujian pada switch akan dimulai dari konstanta1. apabila nilainya
cocok dengan ekspresi maka pernyataan satu akan dijalankan.

        Perintah break mnyebabkan eksekusi diarahkan ke akhir switch kalau nilai
konstanta satu tidak sama dengan nilai ekspresi dan kemudian baru diteruskan
pengujian dengan konstanta2 dan seterusnya. Jika sampai pada pengujian akhir
tidak ada yang cocok maka default akan dijalankan.

       Jika pernyataan break tidak diikutsertakan pada setiap case maka
walaupun konstantanya cocok denan ekspresi, maka setelah pernyataan pada case
tersebut dikerjakan akan dilanjutkan pada case berikutnya sampai ditemui
pernyataan break pada akhir switch.

Program 5.1. Contoh program case

/*---------------------------------------------*/

/* program : case.cpp                      */

/*--------------------------------------------*/

#include <stdio.h>
                                                                              8
main ( )

{

       int kdhari ;

       printf (“ masukkan kode hari [1-7] : ”) ;

       scanf (“%d” , &kdhari) ;

       switch (kdhari)

               {

                      case 1 :

                                 printf (“ senin ”);

                                 break;

                      case 2 :

                                 printf (“ selasa ”);

                                 break;

                      case 3 :

                                 printf (“ rabu ”);

                                 break;

                      case 4 :

                                 printf (“ kamis ”);

                                 break;

                      case 5 :

                                 printf (“ jum‟at ”);

                                 break;

                      case 6 :

                                 printf (“ sabtu ”);

                                 break;

                      case 7 :
                                                        9
printf (“ minggu ”);

                              break;

                     default :

                              Printf (“ Kode tidak ada “);

                          }

               }



Bila program di atas dijalankan maka hasilnya adalah sebagai berikut :

       Masukkan kode hari [1 – 7 ] : 1

       Senin

Penjelasan :

Dari program di atas, apabila dimasukkan kode hari = 1, maka sesuai kondisi yang
diterapkan di dalam program yaitu case 1, maka pernyataan pertama yang ada
pada case satu yaitu mencetak hari senin. Apabila dimasukkan kode hari = 2,
maka pernyataan kedua yang ada pada case 2 yaitu mencetak hari Selasa yang
akan dikerjakan. Dan seterusnya tergantung dari kode hari yang dimasukkan.




                                         BAB II

                            PENGULANGAN PROSES



2.1. STRUKTUR PERULANGAN “ WHILE”



Perulangan WHILE banyakdigunakanpada program yang terstruktur.
Perulanganinibanyakdigunakanbilajumlahperulangannyabelumdiketahui. Proses


                                                                             10
perulanganakanterusberlanjutselamakondisinyabernilaibenar                (true)
danakanberhentibilakondisinyabernilaisalah.



Contoh Program 1 :

/* Program Perulanganmenggunakan while */

#include “stdio.h”

#include “conio.h”

void main()

{ int x;

x = 1; /* awalvariabel */

while (x <= 10) /* Batas akhirperulangan */

{ printf(“%d BAHASA Cn”, x);

x ++; /* variabel x ditambahdengan 1 */

}

getch();

}



Jika program tersebutdijalankanmakaakanmenghasilkanhasilsebagaiberikut

1 BAHASA C

2 BAHASA C

3 BAHASA C

4 BAHASA C

5 BAHASA C

6 BAHASA C

7 BAHASA C

8 BAHASA C

                                                                            11
9 BAHASA C

10 BAHASA C



Padaperulangan while di atas, proses atauperintahmencetak kata-kata “BAHASA
C” akanterusdilakukanselamavariabel x masihkurangatausamadengan 10. Setiap
kali melakukanperulangan, nilaidarivariabel x akanbertambah 1.



Contoh Program 2 :

/* Program mencetakderetbilangandenganmenggunakan while */

#include"stdio.h"

#include"conio.h"

void main()

{ clrscr();

int i=1,x;

while(i<=5)

{ x=1;

while(x<=i)

{ printf("%i",x);

x=x+1;

}

printf("n");

i=i+1;

}

getch();

}




                                                                        12
Contoh program 3 :

#include <iostream.h>

#include <stdio.h>



void main()

{

       int i = 0;



       while (i != 99) {

       printf ("n MasukkanSebuahBilangan : "); scanf("%d",&i);

       printf ("n Bilangan Anda adalah= %d",i);

       }

}



2.2. STRUKTUR PERULANGAN “DO.....WHILE…”



Padadasarnyastrukturperulangan do....while samasajadenganstruktur while,
hanyasajapada proses perulangandengan while, seleksiberada di while yang
letaknya di atassementarapadaperulangan do....while, seleksi while berada di
bawahbatasperulangan. Jadidenganmenggunakanstruktur do…while sekurang-
kurangnyaakanterjadisatu kali perulangan.



Contoh Program 4 :

#include “stdio.h”

                                                                         13
#include “conio.h”

void main()

{ int x;

x = 1;

do

{ printf(“%d BAHASA Cn”, x);

x ++;

}

while(x <= 10);

getch();

}



2.3. STRUKTUR PERULANGAN “FOR”

Strukturperulangan for biasadigunakanuntukmengulangsuatu proses yang
telahdiketahuijumlahperulangannya. Dari segipenulisannya, strukturperulangan
for
tampaknyalebihefisienkarenasusunannyalebihsimpeldansederhana.Bentukumump
erulangan for adalahsebagaiberikut:



for(inisialisasi; syarat; penambahan)

pernyataan;



Keterangan :

Inisialisasi:pernyataanuntukmenyatakankeadaanawaldarivariabelkontrol.

syarat:ekspresirelasi yang menyatakankondisiuntukkeluardariperulangan.

penambahan:pengaturperubahannilaivariabelkontrol.



                                                                         14
Contoh Program 5 :

/* Program perulanganmenggunakan for */

#include “stdio.h”

#include “conio.h”

void main()

{ int x;

for(x = 1; x<= 10; x++)

{ printf(“%d BAHASA Cn”, x); }

getch();

}



Contoh Program 6 :

/* Mencari total dan rata-rata sejumlahbilanganmenggunakan for */

#include"stdio.h"

#include"conio.h"

void main()

{ clrscr();

floatr,i,x,t=0;

int y;

for(y=1; y<=3; y++)

for(i=0; i<=2; i++)

{ printf("Entry bilangan %i : ",y);scanf("%f",&x);

t=t+x;

y=y+1;

}

printf("n Total : %.2f",t);
                                                                    15
r=t/i;

printf("n Rata rata : %.2f",r);

getch();

}



2.4. PERNYATAAN BREAK

2.5. PERNYATAAN CONTINUE

2.6. NESTED LOOP




                                          BAB III

                                         ARRAY



3.1. ARRAY DIMENSI SATU

Setiapelemen array dapatdiaksesmelaluiindeks.Indeks array secara default dimulai
dari 0.

Deklarasi Array

Bentukumum :

         Tipe_arraynama_array[ukuran];

Contoh :

         Nilai[0] Nilai[1] Nilai[2] Nilai[3] Nilai[4]

         intNilai[5];

         70 80 82 60 75

Contoh Program 1 :
                                                                             16
/*Program untukmenginputnilaimahasiswakedalam array satudimensi*/

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

void main()

{

int index, nilai[10];

clrscr();

/* input nilaimahasiswa */

printf(“Input nilai 10 mahasiswa : “);

for(index=0; index < 10; index++)

{ printf(“Mahasiswa %i : “, index+1);

scanf(“%i”, &nilai[index]);

}

/* tampilkan nilai mahasiswa */

printf(“Nilai mahasiswa yang telah diinput”);

for(index=0; index < 10; index++)

{ printf(“%5.0i”, nilai[index]);

}

getch();

}

CATATAN :

String jugasebenarnyamerupakan array yang bertipekarakter.Jumlahelemen array

menyatakanjumlah string.

Contoh Program 2 :

/*Program u/ menentukan jurusan & jenjang mahasiswa berdasarkan NIM*/

#include <stdio.h>
                                                                           17
#include <conio.h>

#include <string.h>

void main()

{

char jurusan[25], jenjang[10], nim[10], nama[20];

printf(“Masukkan nama Anda : “); gets(nama);

printf(“Masukkan NIM Anda : “); gets(nim);

/***** cari jurusan *****/

switch(nim[2])

{ case „1‟ : strcpy(jurusan, “Teknik Informatika”);

break;

case „2‟ : strcpy(jurusan, “SistemInformasi”);

break;

case „3‟ : strcpy(jurusan, “TeknikIndustri”);

break;

case „4‟ : strcpy(jurusan, “TeknikElektro”);

break;

default :printf(“Andasalahmemasukkan NIM. Cobaperiksalagi !”);

break;

}

/***** carijenjang *****/

if(nim[4] == „5‟)

{ strcpy(jenjang, “Strata-1”);

}

else

{ if(nim[4] == „3‟)
                                                                 18
{ strcpy(jenjang,”Diploma-3”);

}

else

printf(“ANdasalahmemasukkan NIM. Coba periksa lagi !”);

}

/***** tampilkan data mahasiswa *****/

printf(“ << Data MahasiswaUniversitasMercuBuana>>“);

printf(“n Nama : %s”, nama);

printf(“n NIM : %s”, nim);

printf(“n Jurusan : %s”, jurusan);

printf(“n Jenjang : %s”, jenjang);

getch();

}



Contoh Program 3 :

/*Program u/ menentukan RATA-RATA*/

#include <stdio.h>

#define MAKS 5

main()

{

int i;

float total = 0, rata;

floatnilai_tes[MAKS]; /* deklarasi array */

for(i=0; i < MAKS; i++) /* pemasukan data nilai_tes */

{

printf("Nilaiteske-%d : ", i+1);
                                                          19
scanf("%f", &nilai_tes[i]);

/* menghitungjumlahseluruhnilai */

total = total + nilai_tes[i];

}

rata = total / MAKS; /* hitungnilai rata-rata */

/* cetaknilai rata-rata */

printf("nNilai rata-rata = %gn", rata);

}

3.2. ARRAY DIMENSI DUA

Array dua dimensi merupakan array yang terdiri dari m buah baris dan n buah
kolom.

Bentuknya dapat berupa matriks atau tabel.

Deklarasiarray :

        Tipe_arraynama_array[baris][kolom];

Contoh :

        IntX[3][4];

        X[0][0] X[0][1] X[0][2] X[0][3]

        X[1][0] X[1][1] X[1][2] X[1][3]

        X[2][0] X[2][1] X[2][2] X[2][3]

Cara mengaksesarray :

Untukmengakses array, misalnyakitainginmengisielemen array baris 2 kolom 3
dengan 10 makaperintahnyaadalahsbb:

        X[1][2] = 10;

Untuk mengisi dan menampilkan isi elemen array ada dua cara yaitu :

       Row Major Order (secarabaris per baris)
       Column Major Order (secarakolom per kolom)



                                                                        20
Contoh Program 3 :

/* Program penjumlahanmatriksduadimensi */

#include "stdio.h"

#include "conio.h"

void main()

{

int A[3][4], B[3][4], X[3][4], Y[3][4], C[3][4], i, j;

clrscr();

/******* Masukkanmatriks A *******/

for(i=0;i<3;i++)

{ for(j=0;j<4;j++)

{ printf("input data matrik A[%i][%i] : ",i+1,j+1);

fflush(stdin);scanf("%i",&A[i][j]);

}

}

/******** Masukkanmatriks B ********/

for(i=0;i<3;i++)

{ for(j=0;j<4;j++)

{ printf("input data matrik B[%i][%i] : ",i+1,j+1);

fflush(stdin);scanf("%i",&B[i][j]);

}

}

/******** Proses penjumlahanmatriks A dan B ********/

for(i=0;i<3;i++)

{ for(j=0;j<4;j++)

{ X[i][j]=A[i][j]+B[i][j];
                                                         21
}

}

/******** Cetak isi matriks A ********/

printf("n matrik An");

for(i=0;i<3;i++)

{ for(j=0;j<4;j++)

printf("%6i",A[i][j]);

printf("n");

}

printf("n");

/******** Cetakisimatriks B *******/

printf("n matrik Bn");

for(i=0;i<3;i++)

{ for(j=0;j<4;j++)

printf("%6i",B[i][j]);printf("n");

}

printf("n");

/******** Cetakhasilpenjumlahanmatriks A dan B *******/

printf("n matrikpenjumlahan A+Bn");

for(i=0;i<3;i++)

{ for(j=0;j<4;j++)

printf("%6i",X[i][j]);printf("n");

}

printf("nn");

getch();

}
                                                          22
Contoh aplikasi Array untuk menghitung invers suatu matriks dengan ukuran m x
n dengan metode Gauss-Jordan :

Contoh Program 4:

/* MENGHITUNG INVERS MATRIKS DENGAN METODE GAUSS-
JORDAN */

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

void main()

{

float p[20], a[20][20], t;

int m, i, j, k, x;

clrscr();

printf("nMasukkanukuranmatriks : n");

scanf("%d", &m);

printf("nMasukkan nilai elemen matriks yang akan diinvers”);

printf(“nsecara baris per barisn");

/* Membacamatriksasli */

for(i=1; i<=m; i++)

{ printf("n");

for(j=1; j<=m; j++)

{ printf("A(%d,%d)= ",i, j);

scanf("%f", &a[i][j]);

}

}

/* MencetakMatriksasli */

printf("nMatriksasli : ");
                                                                          23
for(i=1; i<=m; i++)

{ printf("n");

for(j=1; j<=m; j++)

printf(" %.f", a[i][j]);

}

/* Proses inversi */

for(i=1; i<=m; i++)

{ p[i] = a[i][j];

a[i][j] = 1;

for(j=1; j<=m; j++)

{ a[i][j] = a[i][j]/p[i];

}

for(k=1; k<=m; k++)

{ if(k != i)

{ t = a[k][i];

a[k][i] = 0;

for(x=1; x<=m; x++)

a[k][x] = a[k][x] - a[i][x] * t;

}

}

}

/* Mencetakmatrikshasilinversi*/

printf("nnMatriksinversi : n");

for(i =1; i <=m; i++)

{ for(j=1; j<=m; j++)

printf(" %.1f", a[i][j]);
                                     24
printf(" n");

}

getch();

}



3.3. ARRAY MULTI-DIMENSI

Array multi-dimensi merupakan array yang mempunyai ukuran lebih dari dua.
Bentuk pendeklarasian array sama saja dengan array dimensi satu maupun array
dimensi dua. Bentuk umumnya yaitu :

        tipe_arraynama_array[ukuran1][ukuran2]…[ukuranN];

Contoh :

float X[2][4][3];

X[0][0][0] X[0][0][1] X[0][0][2] X[1][0][0] X[1][0][1] X[1][0][2]

X[0][1][0] X[0][1][1] X[0][1][2] X[1][1][0] X[1][1][1] X[1][1][2]

X[0][2][0] X[0][2][1] X[0][2][2] X[1][2][0] X[1][2][1] X[1][2][2]

X[0][3][0] X[0][3][1] X[0][3][2] X[1][3][0] X[1][3][1] X[1][3][2]




                                                                         25

More Related Content

What's hot

Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)risal07
 
Ringkasan 32 keyword_dalam_c
Ringkasan 32 keyword_dalam_cRingkasan 32 keyword_dalam_c
Ringkasan 32 keyword_dalam_claila wulandari
 
Pemrograman C++ - Pemilihan keputusan
Pemrograman C++ - Pemilihan keputusanPemrograman C++ - Pemilihan keputusan
Pemrograman C++ - Pemilihan keputusan
KuliahKita
 
5. struktur kontrol alur program lanjutan
5. struktur kontrol alur program lanjutan5. struktur kontrol alur program lanjutan
5. struktur kontrol alur program lanjutan
Anna Fitria
 
2. teknik pemilihan dalam_pemrograman
2. teknik pemilihan dalam_pemrograman2. teknik pemilihan dalam_pemrograman
2. teknik pemilihan dalam_pemrogramanRoziq Bahtiar
 
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Polytechnic State Semarang
 
Tugas Praktikum ke dua
Tugas Praktikum ke duaTugas Praktikum ke dua
Tugas Praktikum ke dua
Pungkas Soebarkah
 
Java (Netbeans) - Looping - Object Oriented Programming
Java (Netbeans) - Looping - Object Oriented ProgrammingJava (Netbeans) - Looping - Object Oriented Programming
Java (Netbeans) - Looping - Object Oriented ProgrammingMelina Krisnawati
 
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3Budi Yono
 
Struktur perulangan dalam c++
Struktur perulangan dalam c++Struktur perulangan dalam c++
Struktur perulangan dalam c++Alvin Setiawan
 
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3Budi Yono
 
Bab II - Pernyataan Kondisi Bercabang
Bab II  -  Pernyataan Kondisi BercabangBab II  -  Pernyataan Kondisi Bercabang
Bab II - Pernyataan Kondisi Bercabang
TeukuMahawira
 
M05a pengambilan keputusan
M05a  pengambilan keputusanM05a  pengambilan keputusan
M05a pengambilan keputusanBilly Alhamra
 
Algoritma pemrograman 10
Algoritma pemrograman 10Algoritma pemrograman 10
Algoritma pemrograman 10
ZainalAbidin909479
 
Algoritma pemrograman 8
Algoritma pemrograman 8Algoritma pemrograman 8
Algoritma pemrograman 8
ZainalAbidin909479
 

What's hot (18)

207 p04
207 p04207 p04
207 p04
 
Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)Bab 5 diagram alur (flowchart)
Bab 5 diagram alur (flowchart)
 
Ringkasan 32 keyword_dalam_c
Ringkasan 32 keyword_dalam_cRingkasan 32 keyword_dalam_c
Ringkasan 32 keyword_dalam_c
 
Pemrograman C++ - Pemilihan keputusan
Pemrograman C++ - Pemilihan keputusanPemrograman C++ - Pemilihan keputusan
Pemrograman C++ - Pemilihan keputusan
 
5. struktur kontrol alur program lanjutan
5. struktur kontrol alur program lanjutan5. struktur kontrol alur program lanjutan
5. struktur kontrol alur program lanjutan
 
2. teknik pemilihan dalam_pemrograman
2. teknik pemilihan dalam_pemrograman2. teknik pemilihan dalam_pemrograman
2. teknik pemilihan dalam_pemrograman
 
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
Jobsheet 4 LOOPING( PENGULANGAN)
 
Materi php
Materi phpMateri php
Materi php
 
Tugas Praktikum ke dua
Tugas Praktikum ke duaTugas Praktikum ke dua
Tugas Praktikum ke dua
 
Java (Netbeans) - Looping - Object Oriented Programming
Java (Netbeans) - Looping - Object Oriented ProgrammingJava (Netbeans) - Looping - Object Oriented Programming
Java (Netbeans) - Looping - Object Oriented Programming
 
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
 
Struktur perulangan dalam c++
Struktur perulangan dalam c++Struktur perulangan dalam c++
Struktur perulangan dalam c++
 
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
 
Bab II - Pernyataan Kondisi Bercabang
Bab II  -  Pernyataan Kondisi BercabangBab II  -  Pernyataan Kondisi Bercabang
Bab II - Pernyataan Kondisi Bercabang
 
M05a pengambilan keputusan
M05a  pengambilan keputusanM05a  pengambilan keputusan
M05a pengambilan keputusan
 
Algoritma pemrograman 10
Algoritma pemrograman 10Algoritma pemrograman 10
Algoritma pemrograman 10
 
Algoritma pemrograman 8
Algoritma pemrograman 8Algoritma pemrograman 8
Algoritma pemrograman 8
 
M05b perulangan
M05b  perulanganM05b  perulangan
M05b perulangan
 

Viewers also liked

The New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital Marketing
The New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital MarketingThe New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital Marketing
The New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital Marketing
David Lecours
 
Emmanuel raymund a
Emmanuel raymund aEmmanuel raymund a
Emmanuel raymund amsi017017
 
What The New Wave of Websites Means for AEC Marketers
What The New Wave of Websites Means for AEC MarketersWhat The New Wave of Websites Means for AEC Marketers
What The New Wave of Websites Means for AEC Marketers
David Lecours
 
YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"
YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"
YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"
Ye Er
 
Pemrograman C++ - Literal dan Konstanta
Pemrograman C++ -  Literal dan KonstantaPemrograman C++ -  Literal dan Konstanta
Pemrograman C++ - Literal dan Konstanta
KuliahKita
 
Pemrograman C++ - Tipe Data
Pemrograman C++ - Tipe DataPemrograman C++ - Tipe Data
Pemrograman C++ - Tipe Data
KuliahKita
 
Game Show: Beyond the A/E/C Website
Game Show: Beyond the A/E/C WebsiteGame Show: Beyond the A/E/C Website
Game Show: Beyond the A/E/C Website
David Lecours
 
Tipe data new
Tipe data newTipe data new
Tipe data new
Tenia Wahyuningrum
 
Tugas Powerpoint
Tugas PowerpointTugas Powerpoint
Tugas Powerpoint
Kholis October's
 
Makalah Pemrograman C++
Makalah Pemrograman C++Makalah Pemrograman C++
Makalah Pemrograman C++
Rachman B. Prasetyo
 
Creative Superhero
Creative SuperheroCreative Superhero
Creative Superhero
David Lecours
 
Blogging
BloggingBlogging
Rebranding Your A/E/C Firm: What, When, How
Rebranding Your A/E/C Firm: What, When, HowRebranding Your A/E/C Firm: What, When, How
Rebranding Your A/E/C Firm: What, When, How
David Lecours
 
Great Designers Lead With Story
Great Designers Lead With StoryGreat Designers Lead With Story
Great Designers Lead With Story
David Lecours
 

Viewers also liked (20)

Barisanda nd eret
Barisanda nd eretBarisanda nd eret
Barisanda nd eret
 
The New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital Marketing
The New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital MarketingThe New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital Marketing
The New Wave of A/E/C Firm Websites and Digital Marketing
 
Emmanuel raymund a
Emmanuel raymund aEmmanuel raymund a
Emmanuel raymund a
 
What The New Wave of Websites Means for AEC Marketers
What The New Wave of Websites Means for AEC MarketersWhat The New Wave of Websites Means for AEC Marketers
What The New Wave of Websites Means for AEC Marketers
 
YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"
YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"
YeSen PPT9 4 Flaws in the Current "the Cause of Tides"
 
Jawa (2)
Jawa (2)Jawa (2)
Jawa (2)
 
Pemrograman C++ - Literal dan Konstanta
Pemrograman C++ -  Literal dan KonstantaPemrograman C++ -  Literal dan Konstanta
Pemrograman C++ - Literal dan Konstanta
 
Pemrograman C++ - Tipe Data
Pemrograman C++ - Tipe DataPemrograman C++ - Tipe Data
Pemrograman C++ - Tipe Data
 
Game Show: Beyond the A/E/C Website
Game Show: Beyond the A/E/C WebsiteGame Show: Beyond the A/E/C Website
Game Show: Beyond the A/E/C Website
 
Tipe data new
Tipe data newTipe data new
Tipe data new
 
Tugas Powerpoint
Tugas PowerpointTugas Powerpoint
Tugas Powerpoint
 
Tipe data dan variabel
Tipe data dan variabelTipe data dan variabel
Tipe data dan variabel
 
Makalah Pemrograman C++
Makalah Pemrograman C++Makalah Pemrograman C++
Makalah Pemrograman C++
 
Creative Superhero
Creative SuperheroCreative Superhero
Creative Superhero
 
Geomorfind kelp.1
Geomorfind kelp.1Geomorfind kelp.1
Geomorfind kelp.1
 
Educational tools
Educational toolsEducational tools
Educational tools
 
Social networks
Social networksSocial networks
Social networks
 
Blogging
BloggingBlogging
Blogging
 
Rebranding Your A/E/C Firm: What, When, How
Rebranding Your A/E/C Firm: What, When, HowRebranding Your A/E/C Firm: What, When, How
Rebranding Your A/E/C Firm: What, When, How
 
Great Designers Lead With Story
Great Designers Lead With StoryGreat Designers Lead With Story
Great Designers Lead With Story
 

Similar to Prokom raw

Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
Syaiful Ahdan
 
FLOW CONTROL.pdf
FLOW CONTROL.pdfFLOW CONTROL.pdf
FLOW CONTROL.pdf
MunawirMunawir15
 
Dasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahDasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliah
Braga Rezpect
 
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Endang Retnoningsih
 
7 Struktur Kontrol.pptx
7 Struktur Kontrol.pptx7 Struktur Kontrol.pptx
7 Struktur Kontrol.pptx
WiwiedWidiyaningsih1
 
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3Budi Yono
 
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Endang Retnoningsih
 
Jeni intro1-bab06-struktur kontrol
Jeni intro1-bab06-struktur kontrolJeni intro1-bab06-struktur kontrol
Jeni intro1-bab06-struktur kontrol
Kristanto Wijaya
 
Modul6 1225443461187631-8
Modul6 1225443461187631-8Modul6 1225443461187631-8
Modul6 1225443461187631-8
aan_junior147
 
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrogramanMenerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Materi kuliah 13 pernyataan dasar part 2
Materi kuliah 13   pernyataan dasar part 2Materi kuliah 13   pernyataan dasar part 2
Materi kuliah 13 pernyataan dasar part 2Budi Yono
 
Pascal - Kontrol.txt - Notepad.pdf
Pascal - Kontrol.txt - Notepad.pdfPascal - Kontrol.txt - Notepad.pdf
Pascal - Kontrol.txt - Notepad.pdf
Jurnal IT
 
Part 36 if then
Part 36 if thenPart 36 if then
Part 36 if then
Syaiful Ahdan
 
MAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docx
MAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docxMAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docx
MAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docx
Dikicandra6
 
Mod 4 pengambilan keputusan
Mod 4 pengambilan keputusanMod 4 pengambilan keputusan
Mod 4 pengambilan keputusan
Radius Kosgoro
 
Buku c
Buku cBuku c
DASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptx
DASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptxDASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptx
DASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptx
AnnaUrnika1
 
Dasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahDasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliah
Braga Rezpect
 

Similar to Prokom raw (20)

Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
FLOW CONTROL.pdf
FLOW CONTROL.pdfFLOW CONTROL.pdf
FLOW CONTROL.pdf
 
Dasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahDasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliah
 
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
 
7 Struktur Kontrol.pptx
7 Struktur Kontrol.pptx7 Struktur Kontrol.pptx
7 Struktur Kontrol.pptx
 
modul6
modul6modul6
modul6
 
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3Materi kuliah 14   pernyataan dasar part 3
Materi kuliah 14 pernyataan dasar part 3
 
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
Pertemuan 5 Perulangan (Looping)
 
Jeni Intro1 Bab06 Struktur Kontrol
Jeni Intro1 Bab06 Struktur KontrolJeni Intro1 Bab06 Struktur Kontrol
Jeni Intro1 Bab06 Struktur Kontrol
 
Jeni intro1-bab06-struktur kontrol
Jeni intro1-bab06-struktur kontrolJeni intro1-bab06-struktur kontrol
Jeni intro1-bab06-struktur kontrol
 
Modul6 1225443461187631-8
Modul6 1225443461187631-8Modul6 1225443461187631-8
Modul6 1225443461187631-8
 
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrogramanMenerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
 
Materi kuliah 13 pernyataan dasar part 2
Materi kuliah 13   pernyataan dasar part 2Materi kuliah 13   pernyataan dasar part 2
Materi kuliah 13 pernyataan dasar part 2
 
Pascal - Kontrol.txt - Notepad.pdf
Pascal - Kontrol.txt - Notepad.pdfPascal - Kontrol.txt - Notepad.pdf
Pascal - Kontrol.txt - Notepad.pdf
 
Part 36 if then
Part 36 if thenPart 36 if then
Part 36 if then
 
MAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docx
MAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docxMAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docx
MAKALAH PERULANGAN BAHASA C ( Diki Candra ).docx
 
Mod 4 pengambilan keputusan
Mod 4 pengambilan keputusanMod 4 pengambilan keputusan
Mod 4 pengambilan keputusan
 
Buku c
Buku cBuku c
Buku c
 
DASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptx
DASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptxDASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptx
DASPRO - KENDALI PERBANGAN.pptx
 
Dasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliahDasar Pemrograman materi kuliah
Dasar Pemrograman materi kuliah
 

Recently uploaded

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 

Prokom raw

  • 1. MODUL PEMROGRAMAN KOMPUTER I MADE AGUS OKA GUNAWAN 1108605020 1 ILMU KOMPUTER-UNIVERSITAS UDAYANA
  • 2. BAB I PENYELEKSIAN KONDISI 1.2. STRUKTUR KONDISI “IF….” Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai benar, maka pernyataan yang ada di dalam blok if akan diproses dan dikerjakan. Bentuk umum struktur kondisi if adalah: if(kondisi) pernyataan; Contoh Program 1: /* Program struktur kondisi if untuk memeriksa suatu kondisi */ #include “stdio.h” #include “conio.h” void main() { float nilai; printf(“Masukan nilai yang didapat : “); scanf(“%f”, &nilai); if(nilai > 65) printf(“n ANDA LULUS !!!!n”); getch(); 2
  • 3. } Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80, maka perintah mencetak perkataan LULUS !!!! akan dilaksanakan, namun sebaliknya bila kita memasukan sebuah nilai yang kurang dari 65 maka program akan berhenti dan tidak dihasilkan apa-apa. Contoh Program 2 : /* Program contoh penerapan struktur kondisi if */ #include"stdio.h" #include"conio.h" void main() { clrscr(); int a,b,c,max; printf("Entry bil 1 : ");scanf("%i",&a); printf("Entry bil 2 : ");scanf("%i",&b); printf("Entry bil 3 : ");scanf("%i",&c); if((a>b)&&(a>c)) max=a; if((b>a)&&(b>c)) max=b; if((c>a)&&(c>b)) max=c; printf("Bil terbesar : %in",max); if(max>0) printf("Bil tsb adalah bil positifn"); if(max<0) 3
  • 4. printf("Bil tsb adalah bil negatif"); getch(); } 1.3. STRUKTUR KONDISI “IF......ELSE….” Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan. Jika kondisi yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama yang dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka pernyataan yang kedua yang dilaksanakan. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut: if(kondisi) pernyataan-1 else pernyataan-2 Contoh Program 3: #include “stdio.h” #include “conio.h” void main() { float nilai; clrscr(); printf(“Masukan nilai yang didapat : “); scanf(“%f”, &nilai); /* Masukan akan disimpan dalam variable nilai */ if (nilai > 65) printf(“n LULUS !!!n”); else 4
  • 5. printf(“n TIDAK LULUS !!!n”); getch(); } Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80 maka akan dicetak perkataan “LULUS !!!” namun bila kita memasukan nilai yang kurang dari 65 maka akan tercetak perkataan “TIDAK LULUS !!!”. Hal ini berbeda dengan struktur if dimana program akan berhenti bila kita memasukan nilai kurang dari 65. 1.4. STRUKTUR KONDISI IF DALAM IF Perintah IF dalam IF sering disebut nested-if. Perintah ini mempunyai bentuk umum sebagai berikut: If (kondisi1) If (kondisi2) Pernyataan1; Else Pernyataan2; Else Pernyataan3; Contoh: Zzzzzzzzzzzzz Zzzzzzzzzzzz zzzzzzzzzz 1.5. STRUKTUR KONDISI IF... ELSE IF... ELSE 5
  • 6. Pernyataan If dalam if juga mempunyai bentuk yang majemuk yang sering disebut if bertingkat. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut: If (kondisi1) Pernyataan1; Else if (kondisi2) Pernyataan2; Else if (kondisi3) Pernyataan3; … … ... else pernyataann; Dalam hal ini jika kondisi 1 benar maka pernyataan1 yang dikerjakan dan apabila kondisi 1 tidak benar maka kondisi2 yang akan dilihat. Dan seterusnya, jika kondisi diatasnya tidak benar maka kondisi yang terakhir yang akan dikerjakan. Contoh program 4: #include <stdio.h> main() { int nilai; char huruf; printf (“Masukkan nilai:”);scanf(“%d”,&nilai); if (nilai>=81 && nilai<=100) huruf=‟A‟; else 6
  • 7. if (nilai>=71 && nilai<=81) huruf=‟B‟; else if (nilai>=61 && nilai<=71) huruf=‟C‟; else if (nilai>=51 && nilai<=61) huruf=‟D‟; else huruf=‟E‟; printf (“Jadi nilai huruf yang didapat adalah: %cn”,huruf); } 1.6. PERINTAH SWITCH Perintah SWITCH merupakan pernyataan yang dirancang untuk menangani pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah pilihan alternatif yang diantaranya untuk menggantikan pernyataan IF bertingkat. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut : SWITCH (Ekspresi) { Case konstanta1 : pernyataan1; break; Case konstanta2 : pernyataan2; break; Case konstanta3 : 7
  • 8. Pernyataan3; break; ... Case Konstantan : Pernyataan ; Break; Default : Pernyataann x ; } Ekspresi dapat berupa ungkapan yang bernilai integer atau bertipe karakter. Setiap konstanta1, konstanta2, konstanta3, konstanta4 sampai dengan konstantan dapat berupa konstanta integer atau konstanta karakter. Setiap pernyataan1, pernyataan2, pernyataan3, pernyataan4 sampai pernytaannxdapat berupa sebuah atau beberapa pernyataan. Pengujian pada switch akan dimulai dari konstanta1. apabila nilainya cocok dengan ekspresi maka pernyataan satu akan dijalankan. Perintah break mnyebabkan eksekusi diarahkan ke akhir switch kalau nilai konstanta satu tidak sama dengan nilai ekspresi dan kemudian baru diteruskan pengujian dengan konstanta2 dan seterusnya. Jika sampai pada pengujian akhir tidak ada yang cocok maka default akan dijalankan. Jika pernyataan break tidak diikutsertakan pada setiap case maka walaupun konstantanya cocok denan ekspresi, maka setelah pernyataan pada case tersebut dikerjakan akan dilanjutkan pada case berikutnya sampai ditemui pernyataan break pada akhir switch. Program 5.1. Contoh program case /*---------------------------------------------*/ /* program : case.cpp */ /*--------------------------------------------*/ #include <stdio.h> 8
  • 9. main ( ) { int kdhari ; printf (“ masukkan kode hari [1-7] : ”) ; scanf (“%d” , &kdhari) ; switch (kdhari) { case 1 : printf (“ senin ”); break; case 2 : printf (“ selasa ”); break; case 3 : printf (“ rabu ”); break; case 4 : printf (“ kamis ”); break; case 5 : printf (“ jum‟at ”); break; case 6 : printf (“ sabtu ”); break; case 7 : 9
  • 10. printf (“ minggu ”); break; default : Printf (“ Kode tidak ada “); } } Bila program di atas dijalankan maka hasilnya adalah sebagai berikut : Masukkan kode hari [1 – 7 ] : 1 Senin Penjelasan : Dari program di atas, apabila dimasukkan kode hari = 1, maka sesuai kondisi yang diterapkan di dalam program yaitu case 1, maka pernyataan pertama yang ada pada case satu yaitu mencetak hari senin. Apabila dimasukkan kode hari = 2, maka pernyataan kedua yang ada pada case 2 yaitu mencetak hari Selasa yang akan dikerjakan. Dan seterusnya tergantung dari kode hari yang dimasukkan. BAB II PENGULANGAN PROSES 2.1. STRUKTUR PERULANGAN “ WHILE” Perulangan WHILE banyakdigunakanpada program yang terstruktur. Perulanganinibanyakdigunakanbilajumlahperulangannyabelumdiketahui. Proses 10
  • 11. perulanganakanterusberlanjutselamakondisinyabernilaibenar (true) danakanberhentibilakondisinyabernilaisalah. Contoh Program 1 : /* Program Perulanganmenggunakan while */ #include “stdio.h” #include “conio.h” void main() { int x; x = 1; /* awalvariabel */ while (x <= 10) /* Batas akhirperulangan */ { printf(“%d BAHASA Cn”, x); x ++; /* variabel x ditambahdengan 1 */ } getch(); } Jika program tersebutdijalankanmakaakanmenghasilkanhasilsebagaiberikut 1 BAHASA C 2 BAHASA C 3 BAHASA C 4 BAHASA C 5 BAHASA C 6 BAHASA C 7 BAHASA C 8 BAHASA C 11
  • 12. 9 BAHASA C 10 BAHASA C Padaperulangan while di atas, proses atauperintahmencetak kata-kata “BAHASA C” akanterusdilakukanselamavariabel x masihkurangatausamadengan 10. Setiap kali melakukanperulangan, nilaidarivariabel x akanbertambah 1. Contoh Program 2 : /* Program mencetakderetbilangandenganmenggunakan while */ #include"stdio.h" #include"conio.h" void main() { clrscr(); int i=1,x; while(i<=5) { x=1; while(x<=i) { printf("%i",x); x=x+1; } printf("n"); i=i+1; } getch(); } 12
  • 13. Contoh program 3 : #include <iostream.h> #include <stdio.h> void main() { int i = 0; while (i != 99) { printf ("n MasukkanSebuahBilangan : "); scanf("%d",&i); printf ("n Bilangan Anda adalah= %d",i); } } 2.2. STRUKTUR PERULANGAN “DO.....WHILE…” Padadasarnyastrukturperulangan do....while samasajadenganstruktur while, hanyasajapada proses perulangandengan while, seleksiberada di while yang letaknya di atassementarapadaperulangan do....while, seleksi while berada di bawahbatasperulangan. Jadidenganmenggunakanstruktur do…while sekurang- kurangnyaakanterjadisatu kali perulangan. Contoh Program 4 : #include “stdio.h” 13
  • 14. #include “conio.h” void main() { int x; x = 1; do { printf(“%d BAHASA Cn”, x); x ++; } while(x <= 10); getch(); } 2.3. STRUKTUR PERULANGAN “FOR” Strukturperulangan for biasadigunakanuntukmengulangsuatu proses yang telahdiketahuijumlahperulangannya. Dari segipenulisannya, strukturperulangan for tampaknyalebihefisienkarenasusunannyalebihsimpeldansederhana.Bentukumump erulangan for adalahsebagaiberikut: for(inisialisasi; syarat; penambahan) pernyataan; Keterangan : Inisialisasi:pernyataanuntukmenyatakankeadaanawaldarivariabelkontrol. syarat:ekspresirelasi yang menyatakankondisiuntukkeluardariperulangan. penambahan:pengaturperubahannilaivariabelkontrol. 14
  • 15. Contoh Program 5 : /* Program perulanganmenggunakan for */ #include “stdio.h” #include “conio.h” void main() { int x; for(x = 1; x<= 10; x++) { printf(“%d BAHASA Cn”, x); } getch(); } Contoh Program 6 : /* Mencari total dan rata-rata sejumlahbilanganmenggunakan for */ #include"stdio.h" #include"conio.h" void main() { clrscr(); floatr,i,x,t=0; int y; for(y=1; y<=3; y++) for(i=0; i<=2; i++) { printf("Entry bilangan %i : ",y);scanf("%f",&x); t=t+x; y=y+1; } printf("n Total : %.2f",t); 15
  • 16. r=t/i; printf("n Rata rata : %.2f",r); getch(); } 2.4. PERNYATAAN BREAK 2.5. PERNYATAAN CONTINUE 2.6. NESTED LOOP BAB III ARRAY 3.1. ARRAY DIMENSI SATU Setiapelemen array dapatdiaksesmelaluiindeks.Indeks array secara default dimulai dari 0. Deklarasi Array Bentukumum : Tipe_arraynama_array[ukuran]; Contoh : Nilai[0] Nilai[1] Nilai[2] Nilai[3] Nilai[4] intNilai[5]; 70 80 82 60 75 Contoh Program 1 : 16
  • 17. /*Program untukmenginputnilaimahasiswakedalam array satudimensi*/ #include <stdio.h> #include <conio.h> void main() { int index, nilai[10]; clrscr(); /* input nilaimahasiswa */ printf(“Input nilai 10 mahasiswa : “); for(index=0; index < 10; index++) { printf(“Mahasiswa %i : “, index+1); scanf(“%i”, &nilai[index]); } /* tampilkan nilai mahasiswa */ printf(“Nilai mahasiswa yang telah diinput”); for(index=0; index < 10; index++) { printf(“%5.0i”, nilai[index]); } getch(); } CATATAN : String jugasebenarnyamerupakan array yang bertipekarakter.Jumlahelemen array menyatakanjumlah string. Contoh Program 2 : /*Program u/ menentukan jurusan & jenjang mahasiswa berdasarkan NIM*/ #include <stdio.h> 17
  • 18. #include <conio.h> #include <string.h> void main() { char jurusan[25], jenjang[10], nim[10], nama[20]; printf(“Masukkan nama Anda : “); gets(nama); printf(“Masukkan NIM Anda : “); gets(nim); /***** cari jurusan *****/ switch(nim[2]) { case „1‟ : strcpy(jurusan, “Teknik Informatika”); break; case „2‟ : strcpy(jurusan, “SistemInformasi”); break; case „3‟ : strcpy(jurusan, “TeknikIndustri”); break; case „4‟ : strcpy(jurusan, “TeknikElektro”); break; default :printf(“Andasalahmemasukkan NIM. Cobaperiksalagi !”); break; } /***** carijenjang *****/ if(nim[4] == „5‟) { strcpy(jenjang, “Strata-1”); } else { if(nim[4] == „3‟) 18
  • 19. { strcpy(jenjang,”Diploma-3”); } else printf(“ANdasalahmemasukkan NIM. Coba periksa lagi !”); } /***** tampilkan data mahasiswa *****/ printf(“ << Data MahasiswaUniversitasMercuBuana>>“); printf(“n Nama : %s”, nama); printf(“n NIM : %s”, nim); printf(“n Jurusan : %s”, jurusan); printf(“n Jenjang : %s”, jenjang); getch(); } Contoh Program 3 : /*Program u/ menentukan RATA-RATA*/ #include <stdio.h> #define MAKS 5 main() { int i; float total = 0, rata; floatnilai_tes[MAKS]; /* deklarasi array */ for(i=0; i < MAKS; i++) /* pemasukan data nilai_tes */ { printf("Nilaiteske-%d : ", i+1); 19
  • 20. scanf("%f", &nilai_tes[i]); /* menghitungjumlahseluruhnilai */ total = total + nilai_tes[i]; } rata = total / MAKS; /* hitungnilai rata-rata */ /* cetaknilai rata-rata */ printf("nNilai rata-rata = %gn", rata); } 3.2. ARRAY DIMENSI DUA Array dua dimensi merupakan array yang terdiri dari m buah baris dan n buah kolom. Bentuknya dapat berupa matriks atau tabel. Deklarasiarray : Tipe_arraynama_array[baris][kolom]; Contoh : IntX[3][4]; X[0][0] X[0][1] X[0][2] X[0][3] X[1][0] X[1][1] X[1][2] X[1][3] X[2][0] X[2][1] X[2][2] X[2][3] Cara mengaksesarray : Untukmengakses array, misalnyakitainginmengisielemen array baris 2 kolom 3 dengan 10 makaperintahnyaadalahsbb: X[1][2] = 10; Untuk mengisi dan menampilkan isi elemen array ada dua cara yaitu :  Row Major Order (secarabaris per baris)  Column Major Order (secarakolom per kolom) 20
  • 21. Contoh Program 3 : /* Program penjumlahanmatriksduadimensi */ #include "stdio.h" #include "conio.h" void main() { int A[3][4], B[3][4], X[3][4], Y[3][4], C[3][4], i, j; clrscr(); /******* Masukkanmatriks A *******/ for(i=0;i<3;i++) { for(j=0;j<4;j++) { printf("input data matrik A[%i][%i] : ",i+1,j+1); fflush(stdin);scanf("%i",&A[i][j]); } } /******** Masukkanmatriks B ********/ for(i=0;i<3;i++) { for(j=0;j<4;j++) { printf("input data matrik B[%i][%i] : ",i+1,j+1); fflush(stdin);scanf("%i",&B[i][j]); } } /******** Proses penjumlahanmatriks A dan B ********/ for(i=0;i<3;i++) { for(j=0;j<4;j++) { X[i][j]=A[i][j]+B[i][j]; 21
  • 22. } } /******** Cetak isi matriks A ********/ printf("n matrik An"); for(i=0;i<3;i++) { for(j=0;j<4;j++) printf("%6i",A[i][j]); printf("n"); } printf("n"); /******** Cetakisimatriks B *******/ printf("n matrik Bn"); for(i=0;i<3;i++) { for(j=0;j<4;j++) printf("%6i",B[i][j]);printf("n"); } printf("n"); /******** Cetakhasilpenjumlahanmatriks A dan B *******/ printf("n matrikpenjumlahan A+Bn"); for(i=0;i<3;i++) { for(j=0;j<4;j++) printf("%6i",X[i][j]);printf("n"); } printf("nn"); getch(); } 22
  • 23. Contoh aplikasi Array untuk menghitung invers suatu matriks dengan ukuran m x n dengan metode Gauss-Jordan : Contoh Program 4: /* MENGHITUNG INVERS MATRIKS DENGAN METODE GAUSS- JORDAN */ #include <stdio.h> #include <conio.h> void main() { float p[20], a[20][20], t; int m, i, j, k, x; clrscr(); printf("nMasukkanukuranmatriks : n"); scanf("%d", &m); printf("nMasukkan nilai elemen matriks yang akan diinvers”); printf(“nsecara baris per barisn"); /* Membacamatriksasli */ for(i=1; i<=m; i++) { printf("n"); for(j=1; j<=m; j++) { printf("A(%d,%d)= ",i, j); scanf("%f", &a[i][j]); } } /* MencetakMatriksasli */ printf("nMatriksasli : "); 23
  • 24. for(i=1; i<=m; i++) { printf("n"); for(j=1; j<=m; j++) printf(" %.f", a[i][j]); } /* Proses inversi */ for(i=1; i<=m; i++) { p[i] = a[i][j]; a[i][j] = 1; for(j=1; j<=m; j++) { a[i][j] = a[i][j]/p[i]; } for(k=1; k<=m; k++) { if(k != i) { t = a[k][i]; a[k][i] = 0; for(x=1; x<=m; x++) a[k][x] = a[k][x] - a[i][x] * t; } } } /* Mencetakmatrikshasilinversi*/ printf("nnMatriksinversi : n"); for(i =1; i <=m; i++) { for(j=1; j<=m; j++) printf(" %.1f", a[i][j]); 24
  • 25. printf(" n"); } getch(); } 3.3. ARRAY MULTI-DIMENSI Array multi-dimensi merupakan array yang mempunyai ukuran lebih dari dua. Bentuk pendeklarasian array sama saja dengan array dimensi satu maupun array dimensi dua. Bentuk umumnya yaitu : tipe_arraynama_array[ukuran1][ukuran2]…[ukuranN]; Contoh : float X[2][4][3]; X[0][0][0] X[0][0][1] X[0][0][2] X[1][0][0] X[1][0][1] X[1][0][2] X[0][1][0] X[0][1][1] X[0][1][2] X[1][1][0] X[1][1][1] X[1][1][2] X[0][2][0] X[0][2][1] X[0][2][2] X[1][2][0] X[1][2][1] X[1][2][2] X[0][3][0] X[0][3][1] X[0][3][2] X[1][3][0] X[1][3][1] X[1][3][2] 25