METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdfIfantca
Pelaksanaan pekerjaan merupakan implementasi tahap perencanaan berupa gambar kerja menjadi sebuah bangunan yang memenuhi syarat kuat, indah, dan fungsional. Agar dapat melaksanakan pekerjaan bangunan dengan baik, diperlukan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman sehingga bila timbul permasalahan di lapangan akan dapat teratasi. Di samping itu diperlukan adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Dalam pekerjaan konstruksi, ketersediaan bahan bangunan dan peralatan kerja merupakan faktor penting. Sebab kedua faktor tersebut mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Selain itu adanya pengawasan juga mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana prestasi kerja yang dilakukan, dan mengecek kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu bila terdapat ketidaksesuaian antara kondisi di lapangan dengan perencanaan, melalui fungsi pengawasan akan dapat diketahui dan segera dicari sebabnya guna pengambilan tindakan koreksi. Koreksi yang dilakukan harus cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknis dan non teknis.
Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan dari pihak Pengawas atau Konsultan Perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan. Shop Drawing, disiapkan oleh Bagian Engineering berpedoman pada desain bangunan dari Konsultan diharapkan gambar design sudah lengkap seluruhnya sehingga pelaksanaan shop drawing tidak terlambat. Pembuatan shop drawing, dewasa ini banyak dilakukan dengan komputer menggunakan software Autocad, sehingga dapat mempercepat waktu pembuatan.
II.1.1. PEMERIKSAAN & PENGUJIAN BAHAN
Semua material baik: Struktur, Arsitektur & MEP melalui mekanisme Pemeriksaan & Pengujian secara internal dan eksternal. Secara internal dilakukan oleh kontraktor dengan memeriksa kesesuaian spesifikasi teknis dan secara eksternal material Dibuatkan form khusus pemeriksaan yang melibatkan MK dan PPTK. Material tertentu seperti besi, baja, beton yang memerlukan Pengujian laboratorium akan di test/diuji pada laboratorium yang bersifat independent di lingkungan lembaga resmi atau Universitas terdekat.
II.1.2. KEBERSIHAN, KERAPIHAN & K3
Akan dibahas pada bab tersendiri dalam BAB Manajemen RK 3Yaitu ALAT, MATERIAL dan TENAGA KERJA yang di datangkan dari sekitar proyek, antara lain:
Material Alam (pasir, batu kali, semen, beton readymix, bata merah, paving blok dll)
Material & Alat Bantu (skrup, lem, baut, alat kerja tukang dll)
Peralatan sedang (excavator, roller, dum truck dll)
Tenaga kerja harian (pembantu tukang, tenaga lansir, security)
B. NON LOKAL
Yaitu ALAT, MATERIAL dan TENAGA KERJA yang di datangkan dari LUA
METODE MOT RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIK.pdfIfantca
Pelaksanaan pekerjaan merupakan implementasi tahap perencanaan berupa gambar kerja menjadi sebuah bangunan yang memenuhi syarat kuat, indah, dan fungsional. Agar dapat melaksanakan pekerjaan bangunan dengan baik, diperlukan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman sehingga bila timbul permasalahan di lapangan akan dapat teratasi. Di samping itu diperlukan adanya koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Dalam pekerjaan konstruksi, ketersediaan bahan bangunan dan peralatan kerja merupakan faktor penting. Sebab kedua faktor tersebut mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Selain itu adanya pengawasan juga mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
Pengawasan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana prestasi kerja yang dilakukan, dan mengecek kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu bila terdapat ketidaksesuaian antara kondisi di lapangan dengan perencanaan, melalui fungsi pengawasan akan dapat diketahui dan segera dicari sebabnya guna pengambilan tindakan koreksi. Koreksi yang dilakukan harus cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknis dan non teknis.
Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan dari pihak Pengawas atau Konsultan Perencana, sebelum dilaksanakan di lapangan. Shop Drawing, disiapkan oleh Bagian Engineering berpedoman pada desain bangunan dari Konsultan diharapkan gambar design sudah lengkap seluruhnya sehingga pelaksanaan shop drawing tidak terlambat. Pembuatan shop drawing, dewasa ini banyak dilakukan dengan komputer menggunakan software Autocad, sehingga dapat mempercepat waktu pembuatan.
II.1.1. PEMERIKSAAN & PENGUJIAN BAHAN
Semua material baik: Struktur, Arsitektur & MEP melalui mekanisme Pemeriksaan & Pengujian secara internal dan eksternal. Secara internal dilakukan oleh kontraktor dengan memeriksa kesesuaian spesifikasi teknis dan secara eksternal material Dibuatkan form khusus pemeriksaan yang melibatkan MK dan PPTK. Material tertentu seperti besi, baja, beton yang memerlukan Pengujian laboratorium akan di test/diuji pada laboratorium yang bersifat independent di lingkungan lembaga resmi atau Universitas terdekat.
II.1.2. KEBERSIHAN, KERAPIHAN & K3
Akan dibahas pada bab tersendiri dalam BAB Manajemen RK 3Yaitu ALAT, MATERIAL dan TENAGA KERJA yang di datangkan dari sekitar proyek, antara lain:
Material Alam (pasir, batu kali, semen, beton readymix, bata merah, paving blok dll)
Material & Alat Bantu (skrup, lem, baut, alat kerja tukang dll)
Peralatan sedang (excavator, roller, dum truck dll)
Tenaga kerja harian (pembantu tukang, tenaga lansir, security)
B. NON LOKAL
Yaitu ALAT, MATERIAL dan TENAGA KERJA yang di datangkan dari LUA
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
ppt sukma new.pptx
1. JUDUL
PEMBANGUNAN JEMBATAN SUNGAI TEMUNIH DAN
SUNGAI KUSAN (Jembatan Alam Roh 17)
Oleh :
Sukma Muhtasar Putra
NPM. 16640156
Penguji 1:
Akhmad Gazali, ST.,MT
NIK. 06.1404.793
Penguji 2
Eka Purnamasari,ST., MT
NIK. 06.1304.654
SEMINAR PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2. Berkembangnya ilmu baik itu teknologi, informasi, dan metode pada bidang pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi
tetaplah dibutuhkan suatu pengalaman dalam pekerjaan lapangan. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Isl
am Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari mewajibkan peserta didik untuk mengikuti mata kuliah praktek kerja, guna u
ntuk menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia lapangan. Praktek kerja dilaksanakan pada proyek konstruksi seperti ge
dung, jalan raya, jembatan, dan bangunan sipil lainnya yang berlangsung selama 30 hari kerja atau selama 1 bulan, dimana p
raktek kerja tersebut diharapkan mampu memberikan ilmu yang bermanfaat bagi para mahasiswa. Sehingga mahasiswa mam
pu memiliki ilmu dalam bidang teori dan pengalaman sebagai daya saing dalam hal karir nantinya Kegiatan praktek kerja kal
i ini dilaksanakan pada sebuah proyek konstruksi jembatan,dengan harapan dapat mengenal metode pelaksanaan konstruksi d
alam proyek dan sistem manajemen proyek dilapangan. Dengan demikian praktek kerja ini bisa menjadi pengalaman atau be
kal mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja yang akan dihadapi dimasa mendatang.
Latar Belakang Kerja Praktek
3. Tujuan Praktek Kerja
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk
melatih kemampuan serta kemandirian dan percaya diri
pada lingkup bidang konstruksi jembatan yang akan
sangat bermanfaat untuk di dunia kerja nantinya dan juga un
tuk memperoleh pengalaman yang nyata sehingga
segala aspek teoritis dapat di praktekakan selama proses pen
didikan formal yang dapat direalisasikan dalam dunia pekerj
aan yang sebenarnya
4. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Jembatan Alam Roh Tujuh Belas ini berlokasi
di Kecamatan Aranio Kab. Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
5. Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Sungai Temunih dan Sungai
Kusan ( Jembatan Alam Roh 17)
Lokasi : (Jembatan Alam Roh Tujuh Belas), Kecamatan
Aranio Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan
Tanggal Kontrak : 22 Mei 2019.
Nilai Kontrak : Rp. 34.577.517.000,00 (tiga puluh empat miliar lima
ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus tujuh belas ribu
rupiah).
Sumber Dana : APBD TINGKAT I-MURNI.
Tahun Anggaran : 2019
Jangka Waktu : 240 ( dua ratus empat puluh ) hari kalender.
Masa Pemeliharaan : 365 (Tiga ratus enam puluh lima) hari kalender.
Penyedia : PT. HASRAT JAYA UTAMA.
Konsultan Pengawas : PT. SEKTA GUBAH SARANA.
Nilai Pengawasan : Rp. 318.780.000,00 (tiga ratus delapan belas juta
tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)
6. Data Teknis Proyek
1. Panjang Jembatan : 30 m
2. Lebar Lantas : 9 m
3. Lebar Trotoar : 0,5 m
4. Tipe Atas : Girder Baja Kompsit Kelas A
5. Tipe Bawah : Abutment tipe Dinding Penuh dan bore pile.
6. Ruas Jalan : Sungai Temunih-Sungai Kusan.
7. Mutu beton
a. Fc’ 30 MPa : Abutment, Pagar, Plat Injak, Lantai jembatan
b. Fc’ 10 Mpa : Lantai Kerja Baja Tulangan
c. BJT d ≤ 12 mm : Baja Tulangan Sirip BJTS 420A
7. No Tahap Mulai Sampai Perubahan
1 Pengumuman Prakualifikasi
23 Januari 2019
15:00
01 Februari 2019
23:59
Tidak Ada
2 Download Dokumen Kualifikasi
23 Januari 2019
15:00
03 Februari 2019
23:59
Tidak Ada
3 Penjelasan Dokumen Prakualifikasi
28 Januari 2019
09:00
28 Januari 2019
11:00
Tidak Ada
4 Kirim Persyaratan Kualifikasi
28 Januari 2019
12:00
04 Februari 2019
23:59
Tidak Ada
5 Evaluasi Dokumen Kualifikasi
06 Februari 2019
08:00
12 Februari 2019
16:00
1 kali
perubahan
6 Pembuktian Kualifikasi
11 Februari 2019
09:00
13 Februari 2019
23:59
2 kali
perubahan
7 Penetapan Hasil Kualifikasi
14 Februari 2019
08:00
15 Februari 2019
10:20
4 kali
perubahan
8 Pengumuman Hasil Prakualifikasi
15 Februari 2019
10:21
15 Februari 2019
12:00
4 kali
perubahan
9 Masa Sanggah Prakualifikasi
15 Februari 2019
12:01
22 Februari 2019
12:01
3 kali
perubahan
10 Download Dokumen Pemilihan
22 Februari 2019
12:02
28 Februari 2019
23:59
2 kali
perubahan
11 Pemberian Penjelasan
27 Februari 2019
09:00
27 Februari 2019
11:00
1 kali
perubahan
12 Upload Dokumen Penawaran
27 Februari 2019
00:00
01 Maret 2019
10:00
2 kali
perubahan
13
Pembukaan dan Evaluasi Penawaran File I:
Administrasi dan Teknis
01 Maret
2019 10:01
08 Maret
2019 10:00
3 kali
perubahan
14 Penetapan Peringkat Teknis
08 Maret
2019 10:01
08 Maret
2019 10:30
3 kali
perubahan
15
Pengumuman Hasil Evaluasi Administrasi
dan Teknis
08 Maret
2019 10:31
08 Maret
2019 11:00
3 kali
perubahan
16
Pembukaan dan Evaluasi Penawaran File II:
Harga
08 Maret
2019 11:01
08 Maret
2019 23:59
3 kali
perubahan
17 Penetapan Pemenang
11 Maret
2019 00:00
11 Maret
2019 11:20
3 kali
perubahan
18 Pengumuman Pemenang
11 Maret
2019 11:21
11 Maret
2019 12:00
3 kali
perubahan
19 Masa Sanggah
11 Maret
2019 12:01
18 Maret
2019 12:01
2 kali
perubahan
20 Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya
19 Maret
2019 08:00
19 Maret
2019 12:00
2 kali
perubahan
21 Pembuatan Berita Acara Hasil Pemilihan
19 Maret
2019 12:01
19 Maret
2019 16:00
2 kali
perubahan
22 Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
20 Maret
2019 08:00
21 Maret
2019 16:00
2 kali
perubahan
23 Penandatanganan Kontrak
20 Maret
2019 08:00
21 Maret
2019 16:00
2 kali
perubahan
8. Metode Pelaksanaan konstruksi
1. Marking dan setting out posisi pile
Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus men
gajukan aproval shop drawing terlebih dahulu untuk
mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan. Proses
aproval shop drawing ini bertujuan untuk memastika
n agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah
posisi titik-titik bore pile yang akan dibor.
9. 2. Pemasangan casing temporary
Pemasangan casing temporary ini bertujuan agar pada saat
pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi
keruntuhan pada permukaan tanah yang akan dibor tersebut.
3. Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mata bor auger kedalaman
titik pile disesuaikan dengan gambar rencana atau shop drawing (kedala
man 10 meter).
10. 4. Cleaning
Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar
lubang bor agar permukaan dasar tanah di bor bersih
dan rata.
5. Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran
Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan
measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring
tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar memastikan
measuring tape sampai ke dasar.
11. 6. Reinforcement Steel Cage
Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek.
Steel cage yang sudah di pabrikasi kemudian di turunkan
ke lubang bor.
7. Setting tremi pipe
Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang, lalu
dilanjutkan dengan setting pipa tremi untuk persiapan pekerjaan
pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di saat
pengecoran beton segar tidak bercampur dengan tanah.
12. 8. Casting / pengecoran
Metode Casting / pengecoran adalah dengan menggunakan
pipa tremi. Ready mix dituang melalui bucket yang
berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi disesuaikan
dengan kedalaman dasar lubang bor. Selama pengecoran
pipa tremi akan dipotong secara bertahap, tetapi tetap di
jaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah
concrete level.
14. Keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi yang selanjutnya disingkat
K3 konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
Pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangan komite keselamatan
konstruksi sesuai dengan Permen PU Nomor 02/PRT/M/2018 tentang
pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
konstruksi bidang pekerjaan umum meliputi:
1. Potensi bahaya tinggi dan/atau
2. Mengalami kecelakaan konstruksi yang dapat menimbulkan hilan
gnya nyawa orang
Menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat penunjang
lainnya seperti :
1. Alat Pelindugn Diri (APD) seperti safety shoes,
safety helmet, kaca mata, rompi,sarung tangan, dan masker.
2. Perlengkapan K3 seperti Pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K), rambu-rambu K3, air minum dan
papan pengumuman.
3. Alat penunjang K3 seperti lampu penerangan dan genset
15. JOB SAFETY ANALYSYS
Pekerjaan Kontraktor Konsultan
Bore Pile PT. Hasrat Jaya Utama PT. Sekta Gubah Sarana
Lokasi pekerjaan : Alam Roh 17, Kecamatan Aranio Kab. Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Alat pelindung diri yang diperlukan :
Helmet,Safety Boot,Sarung Tangan ,Safety Glass,Masker, rompi reflektor
No URUTAN PEKERJAAN POTENSI BAHAYA PENCEGAHAN
1 Transportasi pekerja menuju titik 1.1 Terjatuh, Tersandung, Terpeleset 1.1.1 Pastikan tool box meeting sebelum pekerjaan dimulai
pengeboran/boring 1.1.2 Pastikan semua pekerja mengerti SOP/JSA yang dibahas
pada tool box meeting sebelum bekerja
1.1.3 Pastikan semua pekerja memakai APD yang dibutuhkan
1.1.4 Yakinkan pekerja tidak terburu-buru, jangan memaksakan
diri
2 Membuat kubangan untuk sirkulasi 2.1 Terjatuh, Tersandung, Terpeleset 2.1.1 Pastikan semua pekerja mengerti SOP/JSA yang dibahas
pengeboran / boring 2.2 Tertimpa, terkena alat pembuat kubangan tangan, pada tool box meeting sebelum bekerja
kaki atau anggota tubuh lainnya 2.1.2 Pastikan semua pekerja memakai APD yang dibutuhkan
2.1.3 Yakinkan pekerja tidak terburu-buru, jangan memaksakan
diri
3 Posisikan menara bor dan pasang menara 3.1 Terjatuh, Tersandung, Terpeleset 3.1.1 Pastikan tool box meeting sebelum perjaan dimulai
bor sesuai titik pengeboran 3.2 Terhimpit/terjepit diantara menara bor 3.1.2 Pastikan semua pekerja memakai APD yang dibutuhkan
3.3 Tertimpa menara bor 3.1.3 Pastikan di area kerja tidak ada pekerja lain yang masuk
3.1.4 Pastikan akses pekerja tidak terhalang dang terganggu
3.1.4 Pastikan menara bor diberi penahan yang kuat
4 Pemasangan mesin penggerak bor 4.1 Terjatuh, Tersandung, Terpeleset 4.1.1 Pastikan tool box meeting sebelum perjaan dimulai
4.2 Terhimpit/terjepit diantara menara bor 4.1.2 Pastikan semua pekerja memakai APD yang dibutuhkan
4.3 Terjepit, tergores jari, kaki, tangan dan anggota tubuh 4.1.3 Pastikan tidak ada orang dibawah menara bor dan mesin
yang lain penggerak bor
4.4 Tertimpa menara bor dan mesin penggerak bor 4.1.4 Bekerja diatas 2 meter harus pakai full body harness
5 Pengelasan tiang pancang 5.1 Terjatuh, tersandung, terpeleset, tenggelam 5.1.1 Pastikan tool box meeting sebelum perjaan dimulai
5.2 Terhimpit/terjepit diantara pompa 5.1.2 Pastikan semua pekerja memakai APD yang dibutuhkan
5.4 Terjepit, tergores jari, kaki, tangan dan anggota tubuh 5.1.3 Yakinkan pekerja tidak terburu-buru, jangan memaksakan
5.5 Terkena percikan solar 5.1.4 Pastikan tidak ada orang dibawah menara bor
5.6 Terbakar/kebaran 5.1.5 Pastikan APAR tersedia disektar area pengeboran
6 Pengeboran 6.1 Terjatuh, tersandung, terpeleset, tenggelam 6.1.1 Bersihkan area kerja sebelum dan sesudah bekerja
6.2 Terhimpit/terjepit diantara pompa dari beka potongan besi
6.3 Terjepit, tergores jari, kaki, tangan dan anggota tubuh
6.4 Tertimpa menara bor dan mesin penggerak bor
6.5 Terbakar percikan solar
6.6 Terbakar/kebakaran
16. Rekapitulasi Anggaran Biaya
No Divisi Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Pekerjaan(Rupiah)
1 Umum 254.837.000,00
2 Drainase 96.223.312,51
3 Pekerjaan Tanah dan Geosintetik 1.597.429.718,58
4 Pekerjaan Preventif 0.00
5 Pekerjaan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen 1.275.887.900,27
6 Perkerasan Aspal 894.574.923,62
7 Struktur 27.293.804.495,72
8 Preservasi jembatan 0.00
9 Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-Lain 21.349.607,74
10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin 0.00
(A)Jumlah Harga Pekerjaan (termasuk Biaya Umum dan Keuntungan) 31.434.106.958,45
(B)Pajak Pertambahan Nilai (PPN) =10% x(A) 3.143.410.695,84
(C)Jumlah Total Harga Pekerjaan =(A) + (B) 34.577.517.654,29
(D)DIBULATKAN 34.577.517.000,00
Terbilang : Tiga Puluh Empat Milyar Lima Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Tujuh Belas Ribu Rupiah
18. Permasalahan Cuaca
Cuaca adalah kondisi alam yang tidak dapat di prediksi ketepatannya. Cuaca yang baik atau buruk d
apat terjadi sewaktu-waktu. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di alam terbuka tentunya sangat dipengaruhi ole
h cuaca, misalnya saja pada pekerjaan konstruksi. Saat cuaca cerah pekerjaan akan berjalan dengan lancar, sebali
knya ketika cuaca sedang buruk maka pekerjaan-pekerjaan pun akan terhambat tidak maksimal dan berjalan tidak
sesuai rencana. Namun beruntungnya ketika saya melakukan Praktek Kerja Lapangan selama satu bulan pada pro
yek Pembangunan Jembatan Alam Roh Tujuh Belas tidak ada permasalahan cuaca yang terjadi karena pada saat i
tu bertepatan dengan musim kemarau jadi proyek masih dapat berlangsung tanpa adanya gangguan cuaca yang b
uruk seperti hujan dan hal lain yang dapat menyebabkan proyek tidak bisa dilanjutkan.
19. Permasalahan Teknis Dalam Pelaksanaan
1. Kerusakan Excavator
Dengan bantuan alat berat semua pekerjaan jadi le
bih cepat. Akan tetapi kerusakan alat berat juga ak
an menghambat pekerjaan. Dalam proyek Pengga
ntian Jembatan Alam Roh Tujuh Belas kerusakan
alat terjadi, yaitu sebuah excavator yang mengala
mi kerusakan. Hal tersebut langsung ditangani tek
nisi alat tersebut selama beberapa hari. Akibatnya
pekerjaan pembersihan lahan dan pengerukan tana
h disekitar area proyek jadi terhenti beberapa hari
yang diakibatkan rusaknya excavator.
2. Keterlambatan Datangnya Material
Keterlambatan datangnya material maka terlambat pul
a pengerjaan penghamparan material, keterlambatan d
ikarenakan ban Dump Truck pecah, karena jalan yang
buruk menyebabkan keterlambatan Dump Truck datan
g ke lokasi proyek tepat waktu. Hal seperti ini merupa
kan hal diluar kendali.
20. Kesimpulan
1. Pada proyek Penggantian Jembatan Alam Roh Tujuh Belas sedikit terlambat karena disebabkan beberapa faktor yang dapat
ditoleransi dan masih dapat dikejar pelaksanaanya.
2. Fasilitas dan peralatan proyek yang sangat memadai serta tenaga kerja yang terampil, berpengalaman dan disiplin sangat
menentukan keberhasilan proyek tersebut terutama pada Proyek Pembangunan Jembatan Alam Roh Tujuh Belas, untuk pe
kerja dan pelaksana jembatan sudah melakukan tugasnya dengan baik sesuai dengan kapasitasnya.
3. Bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan proyek Jembatan sudah masuk dalam spesifikasi bahan standart dan dises
uaikan dengan rencana beban yang akan diterima.
4. Untuk permasalahan yang terjadi, teknis maupun non teknis pihak pelaksana jembatan mampu mengatasi suatu permasalah
an yang dialami dengan baik serta mampu memberikan tindakan yang akan diambil untuk kebaikan dan kelancaran dalam
pelaksanaan proyek.
5. Pengawasan selama pengerjaan proyek berjalan dengan baik. Karena setiap pekerjaan kontraktor dan konsultan pengawas
selalu ada dilapangan untuk memantau pekerjaan. Hal ini sangat baik dalam untuk pengendalian mutu, karena pekerjaan se
lalu diawasi, dan mutu dari bahan yang digunakan selalu disesuaikan dengan yang sudah direncanakan.